PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA ANTAR BIDANG DENGAN LATIHAN LOMBA SLALOM MENGGIRING BOLA TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN
SEPAK BOLA PADA SSB JUNIOR PEKANBARU
Mayen yunefri 1, Selamet 2, Ardiah Juita3
Email: Mayzen.yunefri@yahoo.com/085265303163, ardiahjuita@gmai.com,
selametkepelatihan@ymail.com
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
Abstract, Form reseath was conducted to determine whether there is influence between the dribble exercise field with a slalom race on dribbling skills on SSB Junior Pekanbaru. reseath residents are athletes SSB Junior Pekanbaru. Athletes in this reseath is 18 people. Instrument in this research aims to improve the skills of dribbling. Then the data is processed with statistics, normality test with Liliefors test at a significant level α = 0.05. Based on the analysis of the initial test data, then the effects of exercise across the field to dribble dribbling skills on SSB Junior Pekanbaru show the results as follows: a score of 19.54 seconds the fastest and slowest score was 23.5 seconds, with an average of 21.004. And a standard deviation of 1.161. Based on the frequency distribution table Rabel 1 of 9 samples turned out to be as much as 2 people (22.22%) with the interval from 19.54 to 20.44 range. Then 4 people (44.44%) with the interval ranges from 20.45 to 21.35, while one person (11.11%) with the interval ranges from 22.27 to 23.17. Of calculation has been done shows that the practice dribbling between the field and practice dribbling slalom race together showed an increase in the skills of dribbling, this means that the profits after menggring exercises and drills the ball across the field of competition slalom dribble that as the increase dribbling skills.
PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA ANTAR BIDANG DENGAN LATIHAN LOMBA SLALOM MENGGIRING BOLA TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN
SEPAK BOLA PADA SSB JUNIOR PEKANBARU
Mayen yunefri 1, Selamet 2, Ardiah Juita3
Email: Mayzen.yunefri@yahoo.com/085265303163, ardiahjuita@gmai.com,
selametkepelatihan@ymail.com
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
Bentuk reseath ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan menggiring bola antar bidang dengan lomba slalom terhadap keterampilan menggiring bola pada SSB Junior Pekanbaru. penduduk di reseath ini adalah atlet SSB Junior Pekanbaru. Atlet di reseath ini adalah 18 orang. Instrument dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki keterampilan menggiring bola. Kemudian data tersebut diolah dengan statistik, untuk menguji normalitas dengan uji Liliefors pada α tingkat signifikan = 0,05. Berdasarkan analisis terhadap data tes awal, maka pengaruh latihan menggiring bola antar bidang terhadap keterampilan menggiring bola pada SSB Junior Pekanbaru menunjukkan hasil sebagi berikut : skor tercepat 19,54 detik dan skor paling lambat adalah 23,5 detik, dengan rata-rata 21,004. Dan standar deviasi 1,161. Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi rabel 1 dari 9 sampel ternyata sebanyak 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 19,54-20,44. Kemudian 4 orang (44,44%) dengan rentang interval 20,45-21,35, sedangkan 1 orang (11,11%) dengan rentang interval 22,27-23,17. Dari penghitungan yang telah dilakukan terlihat bahwa latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola sama-sama menunjukkan peningkatan terhadap keterampilan menggiring bola, hal ini berarti bahwa keuntungan yang diperoleh setelah latihan menggring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola yaitu sebagai peningkatan keterampilan menggiring bola.
Kata Kunci: Menggiring Bola Antarbidang, Lomba Slalom Menggiring Bola, Keterampilan
PENDAHULUAN
Berbagai bidang ilmu pengetahuan sekarang ini telah berkembang pesat, dan yang sangat terlihat adalah saling adanya keterkaitan antara satu bidang pengetahuan dengan bidang lain. Sehingga satu masalah menjadi semakin kompleks karena dijelaskan dan ditinjau dari berbagai sudut pengetahuan yang saling berkaitan. Hal ini juga terjadi dalam pemecahan masalah prestasi olahraga. Berbagai ilmu pengetahuan yang terkait ditinjau, diteliti dan akhirnya diterapkan untuk bahan penunjang tercapainya prestasi optimal dalam suatu cabang olahraga.
Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat didalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal (Engkos Kosasih, 1985). Olahraga sebagai suatu fenomena sosial budaya telah tumbuh dan berkembang dengan pesatnya dan dapatlah dikatakan bahwa makin maju ilmu pengetahuan dan teknologi, maka olahragapun akan makin dibutuhkan orang untuk memelihara keseimbangan hidupnya.
Lebih lanjut Harsuki (2003) menyatakan bahwa olahraga adalah aktivitas jasmani yang dilembagakan yang peraturannya ditetapkan oleh pelakunya atau secara eksternal dan sebelum melakukan aktivitas tersebut, namun telah diakui bahwa istilah olahraga biasanya digunakan dengan konsep yang lebih luas yang mencakup athletik, games, permainan, senam dan aktivitas-aktivitas perorangan dan beregu, baik yang kompetitif maupun yang non- kompetitif.
Untuk mewujudkan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lembaga-lembaga yang berperan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia khususnya dibidang olahraga, dan lembaga-lembaga tersebut tidak hanya lembaga formal saja namun juga lembaga nonformal, seperti yang dijelaskan pada Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 18 ayat 2 yakni ”Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler”.
Kegiatan pembinaan cabang olahraga telah dilaksanakan di sekolah yang dikenal dengan pendidikan jasmani dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Dari pihak pemerintah sudah melaksanakan usaha pengenalan pendidikan jasmani dari Taman Kanak-kanak hingga tingkat Perguruan Tinggi. Hal ini juga terlihat dengan adanya perkembangan perkumpulan-perkumpulan ataupun lembaga-lembaga olahraga sesuai dengan cabang olahraganya. Salah satu lembaga olahraga tersebut adalah SSB (Sekolah Sepak Bola), suatu lembaga olahraga sepakbola dimana lembaga ini yang akan memberikan pendidikan olahraga khususnya olahraga sepakbola yang diperuntukan mulai dari usia dini.
Sepakbola adalah olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat diseluruh dunia, karenanya olahraga ini sangat populer dan banyak sekali peminatnya. Namun olahraga ini bukanlah jenis olahraga yang mudah untuk dimainkan, terlebih lagi perkembangan permainan sepakbola modern menuntut setiap pemainnya untuk memiliki (Ganesha Putera, 2010):
Skill mumpuni yakni eksekusi teknik sepakbola seperti dribbling, control,
passing, heading, shooting harus sempurna artinya dapat dilakukan dalam kecepatan
tinggi dan sudut ruang yang sempit, kesadaran taktikal yakni kemampuan kognitif yang dapat bereaksi dan beradaptasi terhadap berbagai taktik sepakbola kompleks dan fisik prima yakni gabungan antara kecepatan, kekuatan, daya tahan dan tentunya koordinasi.
Di Indonesia sepakbola dianggap belum dapat memberikan prestasi yang berarti bagi bangsa. Salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan tersebut adalah fasilitas yang kurang mendukung kemajuan olahraga sepakbola di Indonesia. Seperti kurangnya regenerasi pemain muda, penguasaan teknik dan kondisi fisik yang kurang baik. Hal ini seharusnya bisa menjadi masalah atau pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dalam olahraga yang terus populer dari tahun ketahun ini. Dan pemerintah juga harus ikut berperan dalam menciptakan pemain-pemain baru agar sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan sumber daya para pemain asing.
Dalam permainan sepakbola itu sendiri dituntut adanya kerjasama yang baik antara satu pemain dengan pemain yang lainnya, karena sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan sepak bola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, selain itu setiap pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik yang baik dan mental bertanding yang baik pula.
Kondisi fisik yang baik serta penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang cukup besar untuk bermain sepakbola. Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepak bola di tanah air. Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang mendukung untuk pencapaian prestasi.
Untuk itu perlu pembinaan yang baik pada cabang olahraga sepakbola ini sedini mungkin untuk mencapai sasaran agar prestasi puncak dapat diraih sebaik-baiknya. Dalam proses latihan unsur-unsur kondisi fisik menempati posisi terdepan untuk dilatih, yang berlanjut ke latihan teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding dalam pencapaian prestasi. Peranan latihan untuk mengembangkan unsur-unsur permainan sepak bola guna meningkatkan kecakapan bermain sangat menentukan. Latihan kondisi fisik secara teratur dan berkesinambungan dapat memberikan sumbangan yang besar bagi peningkatan kemampuan pengembangan teknik dalam pertandingan.
Kebugaran jasmani merupakan kondisi tubuh seseorang, yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Kondisi fisik meliputi beberapa komponen, komponen-komponen tersebut antara lain kecepatan, kelincahan,
power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi (Harsuki, 2003). Komponen-komponen
Dari penjelasan tersebut, jelas sekali bahwa kesuksesan dalam bermain sepakbola selain kondisi fisik yang baik sebagai modal dasar maka yang terpenting dan yang harus dilatih dalam sepakbola adalah teknik bermain yaitu menendang bola,
menghentikan atau mengontrol bola, teknik membawa bola (dribbling), teknik dasar
gerakan (gerakan tipu) serta taktir permainan berupa tempo, kombinasi, serangan balik, bertahan serta formasi permainan (Kosasih, 1993). Untuk mewujudkan kesuksesan dalam bermain sepakbola itu maka yang sangat diperlukan adalah latihan. Latihan adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.
Teknik dasar permainan sepakbola yang tidak kalah pentingnya adalah dribbling
(menggiring bola), karena jika pemain sepakbola tidak dapat menguasai teknik ini maka pemain tersebut tidak akan bisa bermain dengan baik, karena dengan teknik inilah pemain sepakbola mampu menggiring bola, melewati lawan, melakukan gerak tipu hingga akhirnya mampu mencetak gol. Diantara program-program latihan yang ada ada
dua jenis latihan untuk peningkatan kemampuan dribbling yakni latihan menggiring
bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola. Latihan menggiring bola antar bidang dilakukan dengan adanya lawan yang akan berjaga di setiap bidang yang harus dilewati, sedangkan latihan lomba slalom menggiring bola dilakukan dengan cara melewati rintangan benda mati yang telah dibuat oleh pelatih. Kedua latihan ini
sama-sama bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dribbling dalam permainan
sepakbola.
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dribbling
sangat penting dalam olahraga sepakbola, namun dari pengamatan penulis dan juga informasi dari pelatih, pemain SSB Junior Pekanbaru belum memiliki kemampuan
dribbling yang maksimal, hal ini terlihat saat latihan maupun dalam pertandingan, hal
ini disebabkan penerapan latihan dribbling yang kurang variatif, karenanya perlu
ditingkatkan variasi latihan untuk teknik ini, mengingat pentingnya peranan teknik ini dalam kesuksesan permainan sepakbola itu sendiri, untuk itu perlu adanya program-program latihan yang sesuai untuk peningkatan teknik tersebut. Variasi-variasi yang dapat diterapkan untuk latihan dribbling diantaranya adalah 1) variasi latihan sepakbola kelereng, 2) adu cepat menggiring bola, 3) variasi kerucut ke kerucut, 4) variasi domba dan serigala, 5) semua lawan semua, 6) menggiring bola antarbidang, 7) lomba slalom menggiring bola (Joe Luxbacher, 2010)
Banyak bentuk latihan yang dapat diterapkan dan dikombinasikan untuk
meningkatkan kemampuan dribbling dalam permainan sepakbola, tergantung
bagaimana pelatih menerapkan dan memvariasikan latihan-latihan tersebut menjadi program yang menarik dan efektif untuk ditarapkan pada atletnya. Dari penjelasan-penjelasan tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian untuk membandingkan
latihan manakah yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan dribbling dalam
menggiring bola antar bidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada SSB Junior Pekanbaru”
METODE PENELITIAN
Bentuk rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah pree-test dan post-test, seperti yang akan terlihat pada tabel berikut ini:
Rancangan Penelitian Pree-test Pembagian Kelompok Latihan Perlakuan/Latihan Post-test Tes Kemampuan Menggiring Bola Teknik Matching Pairing X1 (Menggiring Bola Antarbidang) X2 (Lomba Slalom Menggiring Bola) Tes Kemampuan Menggiring Bola 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108) dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota tim sepakbola SSB Junior Pekanbaru yang terdiri dari 18 orang.
2. Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila jumlah populasi kurang dari 30 orang maka semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011), jadi jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan populasi dan teknik penarikan sampel berjumlah 18 orang.
3. Data dan Instrumen
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian ini di gunakan instrument tes menggiring bola (Nurhasan, 2001). Alat yang digunakan: bola, stopwatch, 6 buah rintangan, tiang bendera dan kapur.
Petunjuk pelaksanaan:
a) Pada aba-aba “siap” testi berdiri di belakang garis start dengan bola dalam
penguasaan kakinya.
b)Pada aba-aba “ya” testi mulai menggiring bola kearah kiri melewati rintangan
pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.
c) Bila salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa
menggunakan anggota badan selain kaki di tempat kesalahan terjadi dan selama itu pula stopwatch tetap jalan.
d)Bola digiring oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau paling tidak salan satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:
a) Testi menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja.
c) Testi menggunakan anggota badan lainnya selain kaki untuk menggiring bola. Cara menskor adalah waktu yang ditempuh oleh testi dari mulai aba-aba “ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 8: Lapangan Tes Menggiring Bola (Nurhasan, 2001) 4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, dilakukan dua kali tes yaitu tes
awal (pretest) yakni tes keterampilan menggiring bola dengan menggunakan tes
menggiring bola sebelum sampel malakukan latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring boladan test akhir (posttest) dengan menggunakan tes menggiring bola setelah sampel malakukan latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola.
5. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kedua kelompok akan diolah dengan menggunakan prosedur teknik analisis statistik. Untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Analisis data yang digunakan dalam hal ini adalah analisis data komporatif.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif adalah dengan menggunakan t-test yaitu dengan menguji komparatif data. Untuk menguji beda dua sampel yang independent, uji-t dapat dilakukan dengan prosedur yang akan dijelaskan dengan rumus (Suharsimi Arikunto 2010: 395) sebagai berikut:
t = 𝑑𝑑 ���� �∑ 𝑑𝑑2 − �∑ dn �
2 𝑛𝑛 ( 𝑛𝑛−1 )
Keterangan :
d = selisih preetest dan posttest
n = besar sampel 1
Dan untuk menguji beda dua sampel menggunakan rumus independent sebagai berikut: t =
Untuk mengetahui t-tabel maka rumusnya adalah dk = n – 2 , dk = 𝑛𝑛1 − 1 atau dk = 𝑛𝑛2− 1. Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan menggiring bola
antarbidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada SSB Junior Pekanbaru.
Hα : Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan menggiring bola
antarbidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada SSB Junior Pekanbaru.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Tolak H0 dan terima Hα jika thitung > ttabelpada taraf signifikan α = 0,05
Terima H0 dan tolak Ha jika thitung < ttabelpada taraf signifikan α = 0,05
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Berdasarkan penjelasan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka dalam bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini. Hasil penelitian akan digambarkan sesuai dengan tujuan hipotesis yang diajukan sebelumnya.
1. Kelompok Latihan Menggiring Bola Antar Bidang a. Pre test
Berdasarkan analisis terhadap data tes awal, maka pengaruh latihan
menggiring bola antar bidang terhadap keterampilan menggiring bola Pada
SSB Junior Pekanbaru menunjukkan hasil sebagai berikut: skor tercepat 19,54 detik dan skor paling lambat adalah 23,15 detik dengan rata-rata 21,004 dan standar deviasi 1,161, sebaran data selengkapnya akan dibuatkan tabel distribusi sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pre-Test Menggiring Bola Antar Bidang No Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1 19,54-20,44 2 22,22 2 20,45-21,35 4 44,44 3 21,36-22,26 1 11,11 4 22,27-23,17 2 22,22 Jumlah 9 100 %
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 9 sampel, ternyata sebanyak 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 19,54-20,44, kemudian 4 orang (44,44%) dengan rentangan interval 20,45-21,35, sedangkan 1 orang (11,11%) dengan rentangan interval 21,36-22,26 dan 2 orang (22,22%)
dengan rentangan interval 22,27-23,17, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram di bawah ini:
Gambar 1. Histogram Pre Test Menggiring Bola Antar Bidang a. Post test
Berdasarkan analisis terhadap data tes akhir maka, pengaruh latihan
menggiring bola antar bidang t terhadap keterampilan menggiring bola Pada
SSB Junior Pekanbaru menunjukkan hasil sebagai berikut: skor tercepat 17,40 detik dan paling lambat 21,42 detik dengan rata-rata 19,42 dan standar deviasi 1,219. Untuk lebih jelasnya dapat dibuatkan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Post-Test Menggiring Bola Antar Bidang No Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relative (%) 1 17,40-18,41 2 22,22 2 18,42-19,43 4 44,44 3 19,44-20,45 2 22,22 4 20,46-21,47 1 11,11 Jumlah 9 100 %
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 9 sampel, ternyata sebanyak 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 17,40-18,41, kemudian 4 orang (44,44%) dengan rentangan interval 18,42-19,43, sedangkan 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 19,44-20,45, dan 1 orang (11,11%) dengan rentangan interval 20,46-21,47, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram: 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 19,54-20,44 20,45-21,35 21,36-22,26 22,27-23,17 2 4 1 2
Gambar 2. Histogram Post Test menggiring bola antar bidang 2. Kelompok Latihan Lomba Slalom Menggiring Bola
a. Pre test
Berdasarkan analisis terhadap data tes awal, maka pengaruh latihan
lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola Pada
SSB Junior Pekanbaru menunjukkan hasil sebagai berikut: skor tercepat 20,10 detik dan skor paling lambat adalah 23,46 detik dengan rata-rata 21,268 dan standar deviasi 1,152. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pre-Test Lomba Slalom Menggiring Bola No Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1 20,10-20,94 4 44,44 2 20,95-21,79 2 22,22 3 21,80-22,64 2 22,22 4 20,65-23,49 1 11,11 Jumlah 9 100 %
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 9 sampel, ternyata sebanyak 4 orang (44,44%) dengan rentangan interval 20,10-20,94, kemudian 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 20,95-21,79, selanjutnya 2 orang (22,22%) dengan rentangan interval 21,80-22,64, dan 1 orang (11,11%) dengan rentangan interval 20,65-23,49, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram: 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 17,40-18,41 18,42-19,43 19,44-20,45 20,46-21,47 2 4 2 1
Gambar 3. Histogram Pre Test Lomba Slalom Menggiring Bola b. Post test
Berdasarkan analisis terhadap data tes akhir maka, pengaruh latihan
lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola Pada
SSB Junior Pekanbaru menunjukkan hasil sebagai berikut: skor tercepat 17,87 detik dan paling lambat 20,10 detik dengan rata-rata 18,813 dan standar deviasi 0.769. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Post-Test Lomba Slalom Menggiring Bola No Kelas Interval Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1 17,87-18,43 4 44,44 2 18,44-19,00 1 11,11 3 19,01-19,57 3 33,33 4 19,58-20,14 1 11,11 Jumlah 9 100 %
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 9 sampel, ternyata masing-masing 4 orang (44,44%) dengan rentangan interval 17,87-18,43, kemudian 1 orang (11,11%) pada kelas interval 18,44-19,00, selanjutnya 3 orang (33,33%) pada interval 19,01-19,57, dan 1 orang (11,11%) pada kelas interval 19,58-20,14, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram:
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 20,10-20,94 20,95-21,79 21,80-22,64 20,65-23,49 4 2 2 1
Gambar 4. Histogram Pos Test Lomba Slalom Menggiring Bola B. Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis t-test. Sebelum dilakukan analisis t-tes, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak da uji homogenitas untuk menguji apakah data berasal dari populasi yang homogen atau tidak.
a. Uji Normalitas
Analisis uji normalilas data dilakukan dengan uji lilliefors. Hasil analisis uji normalilas masing-masing variabel di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini, dan perhitungan legkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5. Uji normalitas data dengan uji lilliefors
No Variabel Lo Lt Keterangan
1 Latihan menggiring bola antar
bidang (awal)
0,243
0.271
Normal
2 Latihan lomba slalom menggiring
bola (awal)
0,230 Normal
3 Latihan menggiring bola antar
bidang (akhir)
0,194 Normal
4 Latihan lomba slalom menggiring
bola (akhir)
0,170 Normal
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo lebih kecil dari Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 17,87-18,43 18,44-19,00 19,01-19,57 19,58-20,14 4 1 3 1
b. Uji Homogenitas
Hasil analisis uji homogenitas masing-masing variabel di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini, dan perhitungan legkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 6. Uji Homogenitas
No Variabel Fh Ft Keterangan
1 Latihan menggiring bola antar bidang
dan latihan lomba slalom menggiring bola (awal)
1,02 3,44 Homogen
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Fh lebih kecil dari Ft, maka
dapat disimpulkan bahwa data Homogen. 2. Uji Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima keberadaannya atau tidak maka dilakukan pengujian data yang memakai uji t sampel terikat masing-masing pengujian hipotesis ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Terdapat Pengaruh Latihan Menggiring Bola Antar Bidang Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada SSB Junior Pekanbaru.
Dari analisis yang dilakukan, nilai thitung antara tes awal dan tes akhir
latihan menggiring bola antar bidang terhadap keterampilan menggiring bola
menunjukkan angka sebesar 2,828 dan selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 0,05 derajat kebebasan N – 1 (8) ternyata
menunjukkan angka 1,860, hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung (2,828) >
ttabel (1,860), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
terdapat pengaruh latihan menggiring bola antar bidang terhadap
keterampilan menggiring bola pada pemain sepakbola SSB Junior Pekanbaru
diterima keberadaannya (perhitungan lengkap pengujian hipotesis ini dapat dilihat pada lampiran)
2. Terdapat Pengaruh Latihan Lomba Slalom Menggiring Bola Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada SSB Junior Pekanbaru.
Dari analisis yang dilakukan, nilai thitung antara tes awal dan tes akhir
latihan lomba slalom menggiring bola terhadap peningkatan keterampilan
menggiring bola menunjukkan angka sebesar 2,828. Selanjutnya nilai yang
diperoleh dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan 0,05 dengan
derajat kebebasan N – 1 (8) ternyata nilai yang diperoleh adalah 1,860 hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung (2,828) > ttabel (1,860) dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh latihan
lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola Pada
SSB Junior Pekanbaru. dapat diterima keberadaannya (Perhitungan lengkap pengujian hipotesis ini dapat dilihat pada lampiran).
3. Terdapat Perbedaan Pengaruh Latihan Menggiring Bola Antar Bidang Dan Lomba Slalom Menggiring Bola Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada SSB Junior Pekanbaru.
Dari analisis yang dilakukan diperoleh nilai thitung antara latihan
Menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola sebesar 2,448 selanjutnya nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 0,05 derajat
kebebasan N1+N2 – 2 (16) ternyata menunjukkan angka 1,734, hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung (2,448) > ttabel (1,734), maka hipotesis yang
menyatakan terdapat perbedaaan pengaruh latihan Menggiring bola antar bidang dan latihan Lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola Pada SSB Junior Pekanbaru. (perhitungan lengkap pengujian hipotesis ini dapat dilihat pada lampiran)
C. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kajian teori dan perhitungan statistik serta mengacu pada kesimpulan terhadap analisis yang dilakukan, maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan.
Dari perhitungan yang telah dilakukan terlihat bahwa latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola sama-sama menunjukkan peningkatan terhadap keterampilan menggiring bola. Hal ini berarti bahwa keuntungan yang diperoleh setelah latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola yaitu sebagai peningkatan keterampilan menggiring bola.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa dengan latihan Menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola dapat mempengaruhi keterampilan menggiring bola untuk menunjang keterampilan yang baik dalam permainan sepakbola. Pemberian latihan selama 16 kali pertemuan yang laksanakan program latihan 3 kali setiap minggu untuk menghindari terjadinya kelelahan yang kronik.
Latihan antar bidang ini adalah untuk memperbaiki keterampilan menggiring bola dan mengembangkan keterampilan mentacle bola. Latihan ini dilakukan 10 sampai 15 menit, dengan jumlah pemain dibagi kedalam beberapa grup dengan 4 orang pemain setiap grup. Sedangkan latihan lomba slalom menggiring bola ini adalah untuk meningkatkan kecepatan menggiring bola dan memperbaiki control bola serta meningkatkan kebugaran. Latihan ini dilakukan selama 10 sampai dengan 15 menit dengan pembagian tim menjadi 3 tau lebih kelompok dengan jumlah 3-5 pemain setiap kelompok. Dua bentuk latihan ini dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola, seperti yang sudah dilakukan penelitian.
Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa antara hasil dari latihan menggiring bola antar bidang maupun latihan lomba slalom menggiring bola sama-sama memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola,
akan tetapi jika dilihat dari rat-rata peningkatan keterampilan menggiring bola maka latihan Menggiring bola antar bidang lebih baik dari pada latihan lomba slalom menggiring bola. Sehingga program latihan ini dapat terus dikembagkan dan dilaksanakan agar tujuan dalam latihan dapat tercapai yaitu prestasi yang maksimal bagi atlet itu sendiri terutama cabang olahraga sepakbola.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh latihan menggiring bola antar bidang terhadap keterampilan
menggiring bola Pada SSB Junior Pekanbaru terbukti dengan thitung 2,828 > ttabel
1,680 pada α=0,05.
2. Terdapat pengaruh latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan
menggiring bola Pada SSB Junior Pekanbaru terbukti dengan thitung 2,828 >
1,680 ttabelpada α=0,05.
3. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan menggiring bola
antar bidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola terhadap keterampilan menggiring bola Pada SSB Junior Pekanbaru di mana thitung 2,448
> ttabel 1,734 pada α=0,05. Dimana pengaruh latihan lomba slalom menggiring
bola lebih baik jika dibandingkan dengan latihan menggiring bola antar bidang terhadap keterampilan menggiring bola Pada SSB Junior Pekanbaru.
B. Rekomendasi
Sesuai kesimpulan hasil penelitian, maka dapat direkomendasikan kepada:
1. Untuk menghasilkan hasil keterampilan menggiring bola yang baik maka di
sarankan kepada pelatih maupun atlet untuk malakukan latihan menggiring bola antar bidang dan latihan lomba slalom menggiring bola yang teratur.
2. Di antara kedua hasil latihan yang diperoleh, setelah melakukan latihan
menggiring bola antar bidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola, maka keterampilan menggiring bola memperoleh hasil yang lebih baik, maka disarankan selalu melakukan latihan menggiring bola antar bidang dengan latihan lomba slalom menggiring bola untuk mendapatkan keterampilan menggiring bola yang baik terutama Pada SSB Junior Pekanbaru.
3. Kepada peneliti berikutnya, supaya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan sampel yang lebih besar dan waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
2007. Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun
Engkos Kosasih. 1993. Olahraga Teknik dan Program latihan. PT. Akademika Presindo. Jakarta.
Ganesha Putera. 2010. Kutak-katik Latihan Sepakbola Usia Muda. PT Visi gala 2000.
Jakarta.
Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud.
Dirjen Pendidiker, Robert L., 2007. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja.
Macanan Jaya Cemerlang. Klaten.
Luxbacher, Joe. Sepakbola. Taktik dan Teknik Bermain. PT Rajagrafindo Persada.
Jakarta.
Mohammad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nossef Yossek. 1982. Teori Umum Latihan.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Penerbit Direktorat
Jenderal Olahraga. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka