• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Makna Dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Melalui Metode Modeling The Way Siswa Kelas XI MAT-IA 6 Sma Negeri 1 Magetan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Makna Dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Melalui Metode Modeling The Way Siswa Kelas XI MAT-IA 6 Sma Negeri 1 Magetan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN MAKNA DALAM

BENTUK TEKS FUNGSIONAL RESMI MATA PELAJARAN BAHASA

INGGRIS MELALUI METODE

MODELING THE WAY

SISWA KELAS XI

MAT-IA 6 SMA NEGERI 1 MAGETAN

Eko Adri Wahyudiono

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Magetan

ABSTRAK :.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 45 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi melalui metode

Modeling the Way pada siswa Kelas XI MAT-IA 6 SMA Negeri 1 Magetan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Peranan Model Pembelajaran Modeling the Way dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : pada siklus I 71,16; siklus II 73,92; dan siklus III 76,05. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 67,57%, siklus II 75,68%, siklus III 91,89%.

Kata Kunci : kemampuan. teks fungsional resmi. Modeling the Way

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan yang dilakukan oleh siswa yang terpenting saat ini salah satunya adalah memperoleh keterampilan untuk dunia kerja modern. Ketika siswa berjuang mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan keterampilan yang ada mereka perlu melatihnya secara efektif dan memperoleh feedback yang berguna. (Silberman, 2007:222).

Guru sebagai salah satu unsur agen pembaharuan diprasyaratkan mampu mengembangkan metode yang beragam untuk mengembangkan kecakapan. Metode yang mendesak dibutuhkan oleh siswa adalah teknik yang memberi siswa kemampuan untuk berlatih, baik melalui pemodelan maupun keterampilan khusus yang diajarkan di kelas.

Terkait dengan hal tersebut perlu disadari pula bahwa belajar memang bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari guru itu sendiri. Itulah keaktifan yang merupakan langkah-langkah belajar yang didesain agar siswa senang, mendukung proses

belajarnya dan menarik minat siswa untuk terlibat. Dengan metode belajar aktif, siswa akan mampu memecahkan masalahnya sendiri dan yang paling penting melakukan tugasnya sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Mata pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan di Sekolah Menengah Atas memiliki banyak tujuan diantaranya adalah peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Tujuan tersebut dijabarkan dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik sehingga peserta didik wajib mencapai ketuntasan dalam mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran pada jenjang Sekolah Menengah Atas yang merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dalam penentuan kenaikan kelas. Oleh karena itu siswa wajib mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yakni 75.

(2)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 75 Berdasarkan hasil observasi lapangan

hasil belajar Bahasa Inggris di Kelas XI MAT-IA 6 pada kompetensi dasar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi saat ini masih jauh dari standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan terutama pada domain psikomotorik atau keterampilan. Sedangkan harapan hasil belajar telah mencapai ketuntasan dalam belajar Bahasa Inggris adalah 75. Namun kenyataan di lapangan berdasarkan dokumen yang ada bahwa pencapaian ketuntasan belajar Bahasa Inggris pada kompetensi dasar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi hanya 61,11% saja. Dengan mean skor yang telah dicapai 60,56. Jika kenyataan ini dibiarkan, maka siswa akan semakin sulit untuk memperbaiki hasil belajarnya bahkan mungkin akan menjadikan siswa semakin tidak suka pada pelajaran Bahasa Inggris. Padahal dalam kehidupannya sehari-hari Bahasa Inggris sangat berguna, apalagi jika siswa berminat melanjutkan studi lebih lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial.

Sebagai upaya memecahkan permasalahan ini kami bawa dalam diskusi bersama 2 orang kolaborator. Berdasarkan pembicaraan kami bertiga, dapat ditarik suatu kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris siswa. Permasalahan itu muncul karena adanya pembelajaran konvensional yang selama ini dilaksanakan, tidak digunakannya berbagai teknik atau metode dalam penyelesaian suatu masalah dalam pelajaran Bahasa Inggris. Kebiasaan yang dilakukan adalah guru memberi contoh penyelesaian kemudian siswa mengerjakan sesuai contoh, sehingga jika suatu saat siswa dihadapkan pada masalah yang agak berbeda, mereka akan mengalami kesulitan, apalagi kalau guru tidak menjelaskan langkah-langkah pengerjaannya.

Atas dasar hal tersebut, maka peneliti menawarkan suatu Metode Modeling the Way

sebagai suatu metode dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi. Model Modeling the Way ini dapat memberikan gambaran secara konkret tentang masalah Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi.

Pembelajaran Modeling the Way ini

dikembangkan oleh Silberman dengan pola mengidentifikasi situasi secara umum, menyajikan permasalahan dan skenario yang akan didemonstrasikan, pembentukan kelompok, pembuatan skenario oleh siswa, Siswa berlatih menerapkan kecakapan yang dimiliki, Feedback (Silberman, 2007:216). Teori tersebut berakar pada teori psikologi kognitif dan hasil-hasil temuan riset yang menunjukkan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik ketika apa yang dipelajarinya dikaitkan dengan apa yang mereka ketahui dan ketika mereka secara aktif belajar sendiri (Trianto, 2007).

Metode Modeling the Way ini dijamin akan mampu meningkatkan minat siswa, sekaligus menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris semakin riil dan sangat dekat dengan kehidupannya. Penerapan metode Modeling the Way pada pembelajaran tentang Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi diharapkan dapat menjadikan siswa merasa bahwa Bahasa Inggris sangat berguna dalam kehidupannya sehari-hari. Disamping itu siswa akan lebih mudah memahami permasalahan tentang komponen dan perangkat teknologi informasi dan komunikasi karena belajar dengan menggunakan teknik yang riil.

Pembelajaran dengan metode

Modeling the Way dimulai dengan sesuatu yang riil sehingga siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna. Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Modeling the Way tidak hanya berhubungan dengan dunia nyata saja, tetapi juga menekankan pada masalah nyata dapat dibayangkan. Jadi penekanannya pada membuat sesuatu masalah menjadi nyata dalam pikiran siswa. Dengan demikian konsep-konsep yang abstrak dapat saja sesuai dan menjadi masalah siswa, selama konsep itu nyata berada pada pikiran siswa.

Pada penerapan metode Modeling the Way pada kompetensi dasar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi ini, penulis sangat optimis mampu meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Inggris siswa sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi pada siswa Kelas XI MAT-IA 6 dalam pembelajaran.

(3)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 76

Pengertian Metode Pembelajaran Modeling the Way

Pembelajaran Modeling the Way salah satu metode terapan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih, melalui demonstrasi, keterampilan khusus yang diberikan di kelas (Silberman, 2007:234).

Penerapan metode Modeling the Way

memiliki langkah-langkah sebagai berikut : 1) Dengan mengikuti aktivitas belajar topik yang diberikan, identifikasikanlah beberapa situasi umum dimana siswa mungkin diminta untuk menggunakan kecakapan yang baru saja didiskusikan; 2) Kelompokkan siswa menjadi sub kelompok sesuai dengan jumlah keperluan peserta untuk mendemonstrasikan skenario yang diberikan; 3) Berilah sub kelompok 10-15 menit untuk membuat skenario khusus yang menggambarkan situasi umum; 4) Sub-sub kelompok akan juga menentukan bagaimana mereka akan mendemonstrasikan kecakapan kepada kelompok. Berilah mereka 5-7 menit untuk berlatih; 5) Setiap sub kelompok akan mendapatkan giliran menyampaikan demonstrasinya untuk kelompok lain. Berilah kesempatan untuk feedback setelah setiap demonstrasi.

Pengertian Kemampuan

Banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang kemampuan diantaranya Spencer and Spencer dalam Uno Hamzah memandang kemampuan adalah kompotensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan atau superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. R.M.Guion mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengidentifikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. Kemampuan adalah kompetensi peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. (BSNP, 2007:11)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang dapat dilihat dari pikiran, sikap dan perilakunya. Adapun yang dimaksud kemampuan pada penelitian ini adalah kenerja

peserta didik dalam belajar untuk memahami dan mempraktikkan materi tentang konstruksi sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi dengan benar.

Hubungan Metode Modeling the Way dengan Kemampuan

Metode ini dipilih karena dengan cara inilah masalah-masalah yang dipelajari sesuai dengan minat siswa dan dekat dengan kehidupannya sehingga diharapkan akan memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar Bahasa Inggris.

Sedangkan Metode Modeling the Way ini dapat mengkonkretkan suatu masalah gambar komponen tangga disamping itu siswa akan lebih mudah untuk mengingatnya dari pada harus menghafalkan cara Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Magetan yang terletak di Jalan Monginsidi No 24, Desa Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Subyek pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas XI MAT-IA 6 SMA Negeri 1 Magetan pada Semester I tahun pelajaran 2017/2018, sejumlah 36 siswa.

Rancangan Penelitian

Perencanaan, Persiapan yang dilakukan sehubungan dengan Penelitian Tindakan Kelas pada kesempatan kali ini meliputi : 1) Penetapan kemampuan awal; 2) Pelaksanaan tes diagnostik; 3) Pembenahan Rencana Pembelajaran; 4) Persiapan peralatan yang diperlukan dalam poroses pembelajaran dalam rangka pelaksanaan penilaian tindakan kelas, yang terkait dengan kegiatan perbaikan; 4) Penyusunan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang akan dicobakan; 5) Perbaikan instrument penelitian yang dilakukan dengan uji validitas permukaan yaitu mendiskusikan instrument tersebut dengan teman, guru di sekolah tempat penelitian; 6) Perbaikan alat evaluasi

Pelaksanaan Tindakan, Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan perlakuan tindakan, yaitu uraian terperinci terhadap tindakan yang akan dilakukan, cara kerja tindakan perbaikan,

(4)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 77 dan alur tindakan yang akan diterapkan yakni

alur penerapan metode model Modeling the Way.

Observasi, Observasi mencakup uraian tentang alur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan hasil dari penerapan kegiatan perbaikan yang dipersiapkan.

Refleksi, Pada refleksi menguraikan tentang analisis terhadap hasil pengamatan yang berkenaan dengan proses dan akibat tindakan perbaikan yang akan dilakukan.

Pengumpulan Data

Data tentang kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi diambil dari penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes tulis dan tes tugas rumah (kelompok). Data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan data aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi. Data tentang respon siswa dan guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan angket. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari catatan dan hasil diskusi peneliti dengan kolaborator.

Analisis Data

Sehubungan dengan teknis analisis data, dalam mengolah data, maka peneliti menggunakan analisis deskripsi. Sebagai upaya dalam menganalisis tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi ajar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi, maka setelah pembelajaran berlangsung dilakukan analisa secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi situasi dan materi dari catatan tentang kemampuan siswa di kelas.dilakukan pada tahap refleksi awal. Dari deskripsi ini terlihat beberapa permasalahan yang muncul terutama aktivitas dan kemampuan Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Ternyata aktivitas siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris tergolong rendah. Hasil belajarnyapun tergolong rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Berdasarkan hasil observasi lapangan hasil belajar Bahasa Inggris di Kelas XI MAT-IA 6 pada standar kompetensi Mengungkapkan

makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esai sederhana report, report, narrative dan analytical exposition, kompetensi dasar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi saat ini masih jauh dari standar ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan. Sedangkan harapan hasil belajar telah mencapai ketuntasan dalam belajar Bahasa Inggris adalah 75. Namun kenyataan di lapangan berdasarkan dokumen yang ada bahwa pencapaian ketuntasan belajar Bahasa Inggris pada standar kompetensi Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi hanya 61,11% saja. Dengan mean skor yang telah dicapai 60,56. Ditengarai munculnya permasalahan ini karena masih diterapkannya pembelajaran secara tradisional dengan iklim pembelajaran yang kurang menyenangkan serta materi ajar kurang kontekstual.

Sebagai upaya memecahkan permasalahan ini saya bawa dalam diskusi bersama 2 orang kolaborator. Berdasarkan pembicaraan kami bertiga, dapat ditarik suatu kemungkinan penyebab rendahnya kemampuan belajar Bahasa Inggris. Permasalahan itu muncul karena adanya pembelajaran konvensional yang selama ini kita laksanakan, tidak digunakannya berbagai teknik atau metode dalam penyelesaian suatu masalah Bahasa Inggris. Kebiasaan yang dilakukan adalah guru memberi contoh penyelesaian kemudian siswa mengerjakan sesuai contoh, sehingga jika suatu saat siswa dihadapkan pada masalah yang agak berbeda, mereka akan mengalami kesulitan, apalagi kalau guru tidak menjelaskan langkah-langkah pengerjaannya.

Atas dasar hal tersebut, maka peneliti menawarkan suatu stategi metode Modeling the Way yang dapat memberikan gambaran secara konkret tentang masalah komponen dan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sehingga secara keseluruhan penelitian dilaksanakan dalam 6 pertemuan. Secara terperinci, seluruh rangkaian pelaksanaan penelitian dengan hasilnya adalah sebagai berikut :

(5)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 78

Perencanaan, 1) Menyusun Silabus Pembelajaran; 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 3) Menyiapkan Soal Tes Tulis; 4) Menyiapkan Lembar Observasi; 5) Membuat Pedoman wawancara, untuk mengetahui respon siswa setelah pembelajaran dan respon guru terhadap proses pembelajaran; 6) Menyusun strategi observasi dan pelaksanaan penelitian.

Pelaksanaan Tindakan, Pertemuan pertama dikumpulkan data berupa kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi. Selain itu diadakan pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta penilaian kinerja yang dilakukan siswa. Pertemuan kedua dikumpulkan data berupa hasil belajar siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi. Selain itu diadakan pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta penilaian kinerja yang dilakukan siswa.

Observasi, Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi.

Dari hasil observasi pada siklus I diperoleh data bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup. Guru pada dua pertemuan pertama telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat, karena sering atau selalu menunjukkan aspek-aspek yang diamati.

Adapun hasil tes Bahasa Inggris dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Hasil Tes Bahasa Inggris Siklus I

Jumlah 2583 T = 69,44% Mean Skor 71,75 25 siswa Nilai Tertinggi 85 TT =30,56% Nilai Terendah 50 11 siswa

Refleksi, Mengacu pada hasil analisis dari observasi pada siklus I penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. 1) Sudah ada kemajuan terhadap keaktifan siswa Hal ini terlihat ada beberapa siswa yang berani mengemukakan pendapat. Ini merupakan kemajuan walaupun belum maksimal. Kemajuan tersebut masih jauh dari target yang ditentukan yaitu 75% atau dalam kategori baik. Dapat dikatakan bahwa

yang dapat dicapai sekarang baru pada tingkatan kategori cukup, sehingga masih perlu adanya upaya-upaya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus berikutnya; 2) Kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi sudah mengalami kemajuan dari 61,11% menjadi 69,44%, dengan mean skor semula 60,56 meningkat menjadi 71,75 namun kemajuan ini masih relatif kecil, mengingat indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75% siswa mencapai ketuntasan dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi. Tetapi sebenarnya dengan kenaikan 8,33% pada prosentase ketuntasan belajar dan 11,19 pada aspek kemampuan itu sudah lumayan, berarti dari 36 siswa peserta penelitian yang mencapai ketuntasan adalah 25 siswa, 3) Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah tepat, karena sering atau selalu memunculkan aspek-aspek yang diamati dan sesuai dengan langkah metode Modeling the Way. Pada pertemuan kedua sebenarnya sudah merupakan refleksi pada pertemuan pertama sehingga terjadi perubahan-perubahan sesuai masukan dari observer.

Siklus II

Perencanaan, Pertemuan ketiga dan keempat pada siklus II materi pembelajaran diawali dengan sedikit mengulang materi pertemuan pada siklus I kemudian dilanjutkan pada materi selanjutnya.

Pelaksanaan Tindakan, Data yang diperoleh pada siklus II ini adalah tingkat aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran, sekaligus untuk mengambil data tentang kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi. Pelaksanaan pada pertemuan ketiga dan keempat sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Observasi, Dari hasil observasi pada siklus II diperoleh data bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kategori cukup. Guru pada dua pertemuan pertama telah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat, karena sering atau selalu menunjukkan aspek-aspek yang diamati.

Data hasil penelitian pada siklus II disajikan dalam tabel 2 berikut ini :

(6)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 79 Jumlah 2735 T = 77,78%

Mean Skor 73,89 28 siswa Nilai Tertinggi 85 TT = 22,22% Nilai Terendah 50 8 siswa

Refleksi, Berdasar hasil analisis dari pengamatan pada siklus pertama penelitian didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Keaktifan siswa sudah mulai ada kemajuan sebagian besar siswa yang berani mengemukakan pendapat. Ini merupakan kemajuan walaupun belum luar biasa. Kemajuan tersebut mendekati target yang ditentukan yaitu 75% siswa aktivitasnya tergolong dalam kategori baik. Dapat dikatakan bahwa yang dapat dicapai sekarang baru pada tingkatan kategori cukup, sehingga masih perlu adanya upaya-upaya peningkatan pada siklus berikutnya; 2) Kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi, sudah mengalami kemajuan dari mean skor yang dicapai pada siklus sebelumnya 71,75 meningkat menjadi 73,89 namun kemajuan ini masih relatif kecil, mengingat indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75. Sedangkan prosentase ketuntasan meningkat menjadi 77,78% dibanding siklus sebelumnya 69,44%. Tetapi sebenarnya dengan kenaikan 8,34% itu sudah lumayan, berarti dari 36 siswa peserta penelitian yang mencapai ketuntasan adalah 28 siswa; 3) Aktivitas guru dan pengelolaan terhadap pembelajaran sudah tepat, karena sering atau selalu memunculkan aspek-aspek yang diamati dan sesuai dengan langkah metode Modeling the Way. Pada pertemuan kedua sebenarnya sudah merupakan refleksi pada pertemuan pertama sehingga terjadi perubahan-perubahan sesuai masukan dari observer.

Siklus III

Perencanaan, Pertemuan kelima dan keenam pada siklus III materi pembelajaran diawali dengan sedikit mengulang materi pada siklus II kemudian dilanjutkan pada materi Mengetahui informasi rinci dan khusus dari short fungsional teks. Pada siklus III pertemuan keenam, siswa melakukan tugas kelompok materi ajar Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi.

Pelaksanaan Tindakan, Data yang diperoleh pada siklus III ini adalah tingkat aktivitas

belajar siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran, sekaligus untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pada pertemuan kelima dan keenam sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Observasi, Dari data observasi sebagai hasil pengamatan pada pertemuan kelima dan keenam, dipaparkan pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Hasil Tes Bahasa Inggris Siklus III

Jumlah 2814 T = 91,67% Mean Skor 76,08 33 siswa Nilai Tertinggi 85 TT = 8,33% Nilai Terendah 60 3 siswa

Refleksi, Berdasar hasil analisis dari pengamatan pada siklus ketiga penelitian didapatkan hasil sebagai berikut. 1) Keaktifan siswa sudah mengalami kemajuan pesat dengan indikator bahwa siswa sudah mampu belajar mandiri, disamping itu siswa sudah berani mengemukakan pendapat. Dari tabel 3 tercatat ada 33 siswa yang termasuk dalam kategori baik atau amat baik dari 36 siswa di Kelas XI MAT-IA 6. Jika dihitung prosentasenya berarti 91,67% siswa termasuk dalam kategori baik sehingga dengan target 75% dapat dikatakan bahwa pada siklus III ini telah berhasil; 2) Kemampuan siswa dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi sudah mengalami kemajuan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rerata kelas, pada siklus II mencapai 73,89 pada siklus III meningkat menjadi 76,08 Peningkatan ini sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75. Adapun prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar dalam Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi pada siklus II 77,78% dan pada siklus III meningkat menjadi 91,67%. Dengan kenaikan 13,89% itu sangat bagus, berarti dari 36 siswa peserta penelitian yang mencapai ketuntasan adalah 33 siswa; 3) Aktivitas guru dan pengelolaan terhadap pembelajaran sudah tepat, karena selalu memunculkan aspek-aspek yang diamati dan sesuai dengan langkah metode Modeling the Way.

Deskripsi Data Penelitian

(7)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 80 ada, disajikan rekapitulasi hasil pengamatan

aktivitas belajar siswa pada setiap siklus berikut ini :

Tabel 4. Rekapitulasi Deskripsi Data Hasil Penelitian Data Statistik Variable Penelitian Siklus I Siklus II Siklus III Rentang Skor 1 – 100 1 – 100 1 – 100 Skor Tertinggi 85 85 85 Skor Terendah 50 50 60 Mean Score 71,75 73,89 76,08

Tabel 5. Rekapitulasi tingkat ketuntasan belajar Bahasa Inggris

Siklus Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)

I 69,44 30,56

II 77,78 22,22

III 91,67 8,33

PEMBAHASAN

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris salah satu diantaranya adalah penggunaan metode

Modeling the Way. Berdasarkan hasil analisis deskriptif secara umum dapat dilihat dari hasil penelitian tentang hasil belajar Bahasa Inggris pada siklus I berada kategori rendah, sehingga dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa berkemampuan rendah dalam hal belajar Bahasa Inggris. Di samping itu siswa sama sekali belum memahami cara belajar Bahasa Inggris yang baik, serta belum memahami kriteria penilaian Bahasa Inggris, yang meliputi: (1) Menyiapkan bahan dan peralatan (2) Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar; (3) Ketepatan Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi (4) Kelengkapan keterangan dan normalisasi, (5) Kerapian dan kebersihan.

Adapun hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa siswa yang termasuk kategori tinggi 77,78%, Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kemampuan cukup, atau dapat diartikan bahwa sebagian besar siswa cukup dapat belajar Bahasa Inggris. Peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa ini dimungkinkan karena metode yang digunakan guru selalu bervariasi sehingga dapat menarik perhatian siswa, serta adanya keseriusan dan

ketekunan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris.

Pada siklus III diperoleh hasil yang menunjukkan kategori kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris dalam kategori tinggi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa mampu belajar Bahasa Inggris dengan baik. Atau dapat diartikan bahwa kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris tinggi. Hanya ada 3 siswa atau sebesar 8,33% yang belum dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris dengan baik. Mungkin hal ini disebabkan siswa tersebut memang berkemampuan rendah.

Tingginya peningkatan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris disebabkan siswa telah memiliki respon yang positif terhadap pelajaran Bahasa Inggris yang ditunjang dengan adanya rincian kegiatan pembelajaran yang menyenangkan disertai penggunaan metode Model Modeling the Way. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Model Modeling the Way dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam belajar Bahasa Inggris tentang Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi pada khususnya dan prestasi belajar Bahasa Inggris pada umumnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan masalah, hipotesis tindakan, serta temuan hasil penelitian tindakan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : ”Kemampuan dalam belajar Bahasa Inggris tentang Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode Model Modeling the Way”.

Deskripsi analisis data yang berkaitan dengan penggunaan metode Model Modeling the Way membuktikan bahwa hasil belajar Bahasa Inggris tentang Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi mengalami peningkatan yang positif, pada siklus awal terbukti kemampuan Mengungkapkan Makna dalam Bentuk Teks Fungsional Resmi berada pada kategori rendah, dan pada siklus terakhir berada pada

(8)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 3 No. 2, Mei – Agustus 2018 | 81 kategori tinggi. Demikian juga tentang tingkat

ketuntasan belajar Bahasa Inggris, pada siklus pertama hanya 25 orang siswa yang dinyatakan tuntas belajar, namun pada akhirnya di siklus terakhir 33 siswa dari jumlah keseluruhan siswa Kelas XI MAT-IA 6 sebanyak 36 siswa mampu memenuhi standar ketuntasan belajar Bahasa Inggris dalam arti sebagian besar siswa dinyatakan tuntas belajar. Dengan demikian telah terbukti bahwa siswa mampu belajar Bahasa Inggris dengan baik, dan hasil kerjanya memenuhi kriteria penilaian Bahasa Inggris.

Saran

Atas dasar simpulan, hasil pengamatan, dan temuan terhadap implementasi tindakan penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini disampaikan beberapa saran terutama ditujukan kepada :

Guru : Hendaknya guru bersedia mencoba

menerapkan metode yang bervariasi khususnya metode Model Modeling the Way dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Jika guru berkenan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris melalui metode Model

Modeling the Way maka disarankan agar berusaha mengembangkan sendiri bentuk penerapannya karena lebih sesuai dengan situasi dan kondisi kelas yang dibinanya.

Kepala Sekolah : Kepala sekolah hendaknya lebih mendorong agar guru yang dipimpinnya melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan berupaya melakukan perubahan-perubahan terhadap metode, pengembangan materi pembelajaran, dan metode yang digunakan.

Peneliti Lanjutan : Perlu menyesuaikan keluasan, kedalaman materi, dan metode dengan tingkat kematangan siswa, dan alokasi

waktu yang tersedia

;

DAFTAR RUJUKAN

BNSP. 2007. Model Penilaian Kelas. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas.

Ghony, Djunaidi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN Malang Press.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Silberman, Nelvin. 1996. Active Learning. Boston : Trustco.

Uno, Hamzah. 2007. Metode Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 4. Rekapitulasi Deskripsi Data Hasil  Penelitian  Data Statistik  Variable  Penelitian  Siklus I  Siklus II  Siklus III  Rentang Skor  1 – 100  1 – 100  1 – 100  Skor Tertinggi  85  85  85  Skor Terendah  50  50  60  Mean Score  71,75  73,89  76,08

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun kurikulum 2013 mendapatkan penolakan dan tantangan, pengajaran tradisional dalam pendidikan matematika sudah selayaknya diubah untuk mewujudkan masyarakat

Dalam mencapai titik puncak keuntungan yang diinginkan, sebagai perusahaan besar AIA Financial sangat menyadari kebutuhan akan sistem informasi dalam proses

Melalui pelaksanaan program PPL, calon guru/mahasiswa dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya di semua bidang terutama pengembangan kompetensi guru (pedagogik, kepribadian,

[r]

Selain itu, metode bermain peran digunakan sebagai metode pembelajaran bahasa Jepang pada peserta didik SMK terutama dalam meningkatkan pelafalan bahasa Jepang, karena

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan kemurahan-Nyalah tesis yang berjudul Kepuasan Siswa, Guru dan Orangtua siswa

STUDI TENTANG PERSEPSI ATLET PUTRI DAN ORANG TUA TERHADAP KETERLIBATAN ATLET PUTRI DALAM CABANG OLAHRAGA GULAT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

maka kami Unit Layanan Pengadaan, Pokja Jasa Konsultan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, mengundang saudara untuk megikuti acara seperti tersebut pada Perihal diatas