• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ulang Kompor Gas Dua Tungku Dengan Menggunakan Metode Design For Assembly (DFA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Ulang Kompor Gas Dua Tungku Dengan Menggunakan Metode Design For Assembly (DFA)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANCANGAN ULANG KOMPOR GAS DUA TUNGKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Fakultas Teknik Industri

Oleh:

FIKI CANDRA SETIYAWAN D 600 140 011

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PERANCANGAN ULANG KOMPOR GAS DUA TUNGKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA)

ABSTRAK

Pada akhir tahun 2016, konsumsi LPG di Indonesia hampir mencapai tujuh juta metrik ton. Hal ini Tentu saja berdampak pada para pelaku usaha yang pada awalnya memproduksi kompor minyak mengalami penurunan omset bahkan ada beberapa pelaku usaha yang gulung tikar. Disisi lain hal ini memberikan dampak positif untuk produsen kompor gas. Kompor gas dua tungku merupakan salah satu jenis kompor gas yang banyak digunakan di pasaaran. Akan tetapi bentuk kompor gas dua tungku yang terlalu besar dapat menyebabkan biaya simpan dan biaya pengiriman menjadi besar. Karena adanya permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian untuk merancang ulang desain kompor gas dua tungku agar mudah untuk didistribusikan atau dibawa oleh konsumen maupun untuk disimpan. Metode yang digunakan adalah metode Design for Assembly (DFA) Boothroyd-Dewhurst. Sebelum dilakukan penelitian ini, efisiensi perakitan dari kompor gas dua tungku sebesar 9% dengan total waktu perakitan selama 601,95 detik. Setelah adanya analisis dengan metode DFA Boothroyd-Dewhurst, efisiensi perakitan dari konsep desain yang diberikan meningkat menjadi 23,5% dengan waktu perakitan 217,2 detik. Ukuran awal kemasan kompor gas dua tungku adalah panjang 720 mm, lebar 390 mm dan tinggi 115 mm. Setelah adanya analisis dengan metode DFA Boothroyd-Dewhurst ukuran kemasan menjadi 500x410x150 mm.

Kata Kunci: Design For Assembly, Boothroyd Dewhurst, Kompor Gas Dua Tungku,

ABSTRACT

At the end of 2016, Liquefied Petroleum Gas (LPG) consumption in Indonesia is nearly seven million metric tons. This, of course, affects the businessmen who produce oil stoves have decreased the turnover, even some businessmen out of the business. On the other hand, this situation has a positive impact on gas stove manufacturers. The gas stove with two furnace is one of the most used gas stoves in the world. However, the form of a gas stove two furnace that is too large can cause storage costs and shipping costs to be large. Due to that problem, then conducted research to redesign the design of gas stove with two furnaces for easy to be distributed, carried by the consumer or to be stored. The method used is Boothroyd-Dewhurst's Design for Assembly (DFA) method. Prior to this study, the assembly efficiency of gas stove with two furnace was 9% with the total assembly time of 601.95 seconds. Following the analysis by DFA Boothroyd-Dewhurst method, the assembly efficiency of the given design concept increased to 23.5% with 217.2 seconds assembly time. The initial size of the two-stove gas two-stove pack is 720 mm x 390 mm x 115 mm. After the analysis with DFA Boothroyd-Dewhurst method, the packaging size becomes 500x410x150 mm.

Keywords: Design For Assembly, Boothroyd Dewhurst, Two-Stove Gas Stove, Redesign

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Keberhasilan program konversi energi dari minyak tanah beralih ke gas merupakan terobosan efektif dari pemerintah. Pada akhir tahun 2016, konsumsi LPG di Indonesia hampir mencapai tujuh juta metrik ton, dan menurut catatan dari Bank Indonesia selama satu dekade terakhir, mampu membuat saving sebesar 197 triliun rupiah. Hal ini membuat produsen kompor gas besaing untuk membuat kompor gas dengan harga yang murah dan berkualitas. Jika dilihat dari berbagai jenis dan tipe kompor gas, kompor gas dua tungku paling banyak terjual di pasaran. Akan tetapi bentuk kompor gas dua tungku yang terlalu besar dapat menyebabkan biaya simpan dan biaya pengiriman menjadi besar. Karena adanya permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk merancang ulang desain kompor gas dua tungku agar mudah untuk didistribusikan atau dibawa oleh konsumen maupun untuk disimpan. Perancangan ulang desain kompor gas ini diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam perakitan dan mampu mengurangi waktu perakitan namun tidak mengurangi dari fungsi serta kegunaan dari kompor gas itu sendiri.

Design For Assembly – Boothroyd/Dewhurst Penelitian ini menggunakan metode Design for Assembly (DFA) Boothroyd/Dewhurst untuk menganalisis konsep desain kompor gas dua tungku. Metode DFA akan menghasilkan rancangan desain yang secara tidak langsung mampu menghemat biaya produksi, biaya pengiriman, biaya simpan dan waktu (Veranika, 2014). DFA merupakan perencanaan untuk menganalisis seluruh komponen maupun produk, dari awal proses sampai produk tersebut siap untuk diproduksi (Yusri, 2008). Terdapat tiga jenis peakitan dalam DFA, (i) perakitan manual, (ii) mesin-mesin perakitan khusus dan (iii) perakitan robot (Purwadi, 2012). Metode Boothroyd-Dewhurst bertujuan untuk menentukan parameter operasional untuk menjawab masalah biaya dan waktu perakitan. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan sistem klasifikasi berdasarkan pengkodeaan manual handling dan manual insertion yang nantinya akan mengetahui nilai efisiensi perakitan. Setiap komponen memiliki

alpha symmetry dan beta symmetry yang berbeda. Gambar 1. Menunjukan nilai

(7)

3

Gambar 1. Nilai alpha symmetry dan beta symmetry

Perakitan secara manual merupakan sebuah proses perakitan secara konvensional yang pada dasarnya terdapat dua jenis proses perakitan, yaitu manual handling dan insertion and fastening (Yusri, 2008).

Assembly Efficiency : Assembly efficiency merupakan rasio antara waktu perakitan ideal terhadap waktu perakitan sebenarnya (Kristyanto, dkk, 1999).

Assembly efficiency bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi perakitan,

dimana terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi, yaitu jumlah total komponen dan kenyamaan dalam membawa, memasukkan dan mengikat kompoonen dari produk tersebut sehingga dapat dihitung dengan persamaan 1 (Yusri, 2008):

E = ... (1) Dimana E adalah Desain Efisiensi (DFA index), NM adalah Jumlah komponen minimum secara teoritis, Ta adalah Waktu perakitan dasar setiap komponen (rata-rata diambil 3 detik) dan TM adalah Jumlah waktu perakitan seluruh komponen.

DFA Worksheet : DFA worksheet digunakan untuk menentukan jumlah

komponen minimal secara teoritis dan waktu perakitan dengan menggunakan bantuan tabel calsification and coding table for manual handling dan tabel calsification and coding table for manual insertion. Tabel 1 berikut merupakan tabel DFA worksheet.

(8)

4

Tabel 1. Tabel DFA Worksheet

2. METODE

Objek pada penelitian ini adalah kompor gas dua tungku dengan tipe NK-777. Berikut merupakan penjelasan tahapan dari kerangka permasalahan yang ditunjukkan oleh Gambar 2.

Persiapan terdapat beberapa langkah dalam persiapan, yaitu mengidentifikasi banyaknya permasalahan yang timbul, menentukan rumusan masalah yang tepat, menentukan tujuan dari penelitian, melakukan pengamatan dan mencari referensi terkait penelitian yang sedang diteliti.

Identifikasi DFA Terdapat dua langkah pada tahapan identifikasi DFA, yaitu mengumpulkan data-data terkait komponen utama penyusun kompor gas dua tungku dan melakukan analisis penanganan/pembawaan (handling) serta penyisipan (insertion).

Penerapan DFA : Penerapan DFA ini adalah proses analisis dengan DFA

worksheet, menghitung nilai assembly efficiency dan merancang ulang produk

dalam bentuk gambar tiga dimensi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Desain Produk Awal

Gambar 2 berikut menunjukkan desain awal dan bill of material dari kompr gas dua tungku yang dijadikan objek penelitian.

(9)

5

Gambar 2. Gambar Gambar Desain Awal Susunan Perakitan Kompor Gas Dua Tungku

3.2 nalisis DFA pada Desain Awal

Berdasarkan identifikasi manual handling dan manual insertion, Tabel 3 merupakan hasil analisis DFA pada desain awal.

Tabel 2. Tabel DFA Worksheet Perakitan Manual Kompor Gas Dua Tungku.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Name of Assembly Par t ID Number Number of t im es the oper at ion is car ried ou t c on se cu ti ve ly T wo di git m an u al h an d li n g c od e M an u al h an d li n g tim e p er p ar t T wo di git m an u al i n se rtion code M an u al i n se rtion time p er p ar t Op er at ion t ime , sec on d (2) x [( 4 ) + ( 6) ] Op er at ion c ost, c en ts 0.4 x ( 7) Figu re f or e stim at ion of theor itical m in imum p ar ts 1 1 83 5.6 00 1.5 7.1 2.84 1 Body Atas 2 1 30 1.95 06 5.5 7.45 2.98 1 Body Kanan 3 5 11 1.8 38 6 39 15.6 0 Sekrup 4 1 30 1.95 00 1.5 3.45 1.38 1 Body Kiri 5 5 11 1.8 38 6 39 15.6 0 Sekrup 6 1 30 1.95 00 1.5 3.45 1.38 0 Body Belakang

(10)

6

7 5 11 1.8 38 6 39 15.6 0 Sekrup

8 1 30 1.95 06 5.5 7.45 2.98 1 Penyangga Body Atas 9 1 20 1.8 00 1.5 3.3 1.32 0 Dudukan Penyangga Body Atas 10 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 0 Sekrup 11 1 20 1.8 00 1.5 3.3 1.32 1 Penyangga Body Samping 12 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 0 Sekrup 13 2 20 1.8 00 1.5 6.6 2.64 0 Bantalan Dudukan Burner 14 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 0 Sekrup 15 2 30 1.95 06 5.5 14.9 5.96 1 Dudukan Burner 16 2 30 1.95 06 5.5 14.9 5.96 1 Subassembly Pemantik 17 2 10 1.5 06 5.5 14 5.6 0 Dudukan Knob 18 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Baut 19 1 30 1.95 06 5.5 7.45 2.98 1 Pipa Gas 20 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Baut 21 1 20 1.8 00 1.5 3.3 1.32 1 U Bracket 22 2 11 1.8 38 6 15.6 6.24 1 Sekrup 23 2 30 1.95 00 1.5 6.9 2.76 1 Knob 24 4 30 1.95 00 1.5 13.8 5.52 0 Plat Segitiga 25 16 11 1.8 38 6 124.8 49.92 1 Sekrup 26 4 10 1.5 06 5.5 28 11.2 1 Dudukan Kompor 27 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Sekrup 28 2 10 1.5 00 1.5 6 2.4 1 Burner 29 2 10 1.5 00 1.5 6 2.4 1 Grid TM 240.78 N M Design Eficiency 601.95 18 0.089708448

Dengan menggunakan persamaan 1 didapatkan total waktu perakitan yang dibutuhkan dalam merakit komponen sebesar 602 detik, biaya perakitan dalam satu siklus sebesar 241 cent dan nilai efisiensi perakitan sebesar 9%.

3.3 Perbaikan Desain Produk.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa komponen yang memungkinkan untuk dilakukan penggabungan maupun eliminasi. Gambar 3 dan tabel 4 menunjukkan konsep desain dan bill of material dari kompr gas dua tungku. Berikut merupakan komponen-komponen yang harus dilakukan proses perbaikan.

(11)

7

Fastener (baut dan sekrup) memungkinkan untuk dihilangkan atau diganti

dengan komponen lainnya karena memiliki skor yang paling besar, sehingga mempengaruhi lamanya waktu perakitan dan besarnya biaya perakitan.

Body samping dan belakang memungkinkan untuk dilakukan perancangan

ulang, karena komponen ini membutuhkan fastener yang cukup banyak untuk mengikat dengan komponen yang lain.

Dudukan kompor ini memungkinkan untuk dilakukan perancangan ulang, karena berada di bawah body kompor dan membutuhkan holding down untuk proses selanjutnya.

Gambar 3 Konsep Desain Kompor Gas Dua Tungku. Tabel 3. Bill of Material Konsep Desain Kompor Gas Dua Tungku

No. Nama Part Jenis Material Ukuran (mm) Jumlah

P L T

1 Body Kanan SUS310 370 360 80 1

2 Body Kiri SUS310 380 360 80 1

3 Hinge SUS310 360 40 42,5 1

4 Bar Kanan SUS310 384 56 80,5 1

5 Bar Kiri SUS310 364 50 15 1

6 Burner Kuningan Dia Ø75 19 2

7 Dudukan Burner SUS430 193 76 71 2

8 Subassembly

Pemantik Unidentified 74 116 80 2

9 Knob Plastik Dia Ø40 18 2

10 U Bracket SUS304/304L 55 15 18 2

11 Pipa Gas Kuningan 460 360 10 1

12 Dudukan Kompor Karet Dia Ø20 35 4

13 Grid SUS310 Dia Ø220 29 2

14 Baut Standar M3 3 7 8

15 Sekrup Standar Ulir

(12)

8 3.4 Analisis DFA pada Konsep Desain

Berdasarkan identifikasi manual handling dan manual insertion, Tabel 5 merupakan hasil analisis DFA pada konsep desain.

Tabel 4. Tabel DFA Worksheet Perakitan Konsep Desain.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Name of Assembly Par t ID Number Number of t im es the oper at ion is car ried ou t c on se cu ti ve ly T wo di git m an u al h an d li n g c od e M an u al h an d li n g tim e p er p ar t T wo di git m an u al i n se rtion code M an u al i n se rtion time p er p ar t Op er at ion t ime , sec on d (2) x [( 4 ) + ( 6) ] Op er at ion c ost, c en ts 0.4 x ( 7) Figu re f or e stim at ion of theor itical m in imum p ar ts

1 1 30 1.95 00 1.5 3.45 1.38 1 Body Atas Kanan 2 1 30 1.95 00 1.5 3.45 1.38 1 Sambungan 3 1 20 1.8 00 1.5 3.3 1.32 1 Bar Kanan 4 2 11 1.8 38 6 15.6 6.24 1 Sekrup

5 1 30 1.95 00 1.5 3.45 1.38 1 Body Atas Kiri 6 1 20 1.8 00 1.5 3.3 1.32 1 Bar Kiri 7 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Sekrup 8 2 30 1.95 06 5.5 14.9 5.96 1 Dudukan Burner 9 2 30 1.95 06 5.5 14.9 5.96 1 Subassembly Pemantik 10 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Baut 11 1 30 1.95 06 5.5 7.45 2.98 1 Pipa Gas 12 4 11 1.8 38 6 31.2 12.48 1 Baut 13 2 20 1.8 00 1.5 6.6 2.64 1 U Bracket 14 2 11 1.8 38 6 15.6 6.24 1 Sekrup 15 2 10 1.5 00 1.5 6 2.4 1 Knob 16 4 10 1.5 06 5.5 28 11.2 1 Dudukan Kompor 17 2 10 1.5 00 1.5 6 2.4 1 Burner 18 2 10 1.5 00 1.5 6 2.4 1 Grid TM 92.64 N M Design Eficiency 231.6 18 0.233160622

(13)

9

Dengan menggunakan persamaan 1 didapatkan total waktu perakitan konsep desain usulan yang dibutuhkan dalam merakit komponen sebesar 231,6 detik, biaya perakitan dalam satu siklus sebesar 92,64 cent dan nilai efisiensi perakitan sebesar 23,4%.

3.5 Perbandingan Desain Awal dengan Konsep Desain Kompor Gas

Hasil dari komparasi setiap atribut, ditampilkan dalam bentuk tabel untuk mengetahui hasil dari desain awal dengan konsep desain perbaikan. Berikut merupakan Tabel 6 tabel komparasi desain awal dengan konsep desain perbaikan.

Tabel 6. Tabel Komparasi Desain Awal dengan Konsep Desain Kompor Gas

No. Indikator Desain

Awal

Konsep Desain 2

1 Jumlah Komponen (pcs) 84 38

2 Total Waktu Perakitan (detik) 601,95 231,6 3 Biaya Perakitan (Cent) 240,78 92,64

4 Efisiensi Perakitan (%) 9 23,4

5 Berat (Kg) 3,4 2,15

3.6 Perbandingan Packaging Desain Awal dengan Konsep Desain.

Kemasan kompor gas awal adalah 750x370x115 mm, setelah dilakukan analisis dan perbaikan konsep desain ukuran kemasan kompor gas menjadi 500x410x125 mm. Gambar 4 berikut merupakan kemasan desain awal dan kemasan konsep desain.

(a) (b)

(14)

10 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa desain awal memiliki jumlah komponen sebanyak 84 pcs, dengan waktu perakitan selama 601,95 detik, biaya perakitan sebesar 240,78 cent dan efisiensi perakitan sebesar 9%. Konsep desain perbaikan memiliki jumlah komponen sebanyak 38 pcs, dengan total waktu perakitan sebesar 231,6 detik, biaya perakitan dalam satu siklus sebesar 92,64 cent dan nilai efisiensi perakitan sebesar 23,4%. Ukuran kemasan setelah perbaikan konsep desain adalah 500x410x125 mm.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah pemilihan materi yang tepat, pengujian kekuatan serta beban maksimum yang mampu direkomendasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Boothroyd, G., Dewhurst, P., and Knight, W. 2002. Product Design for Manufacture and Assembly Second Edition. Marcel Dekker, Inc. New York. Kristyanto, B. (1999) ‘KONTRIBUSI ERGONOMI UNTUK RANCANGAN’,

Teknologi Industri, 3(1), pp. 47–62.

Nursanti, I., Fitriadi, R., dan Setiawan, A. Perancangan Ulang Alat Bantu Pencekam (Ragum) dengan Metode Design for Assembly (DFA) – Boothroyd/Dewhurst. Prosiding Seminar Nasional TEKNOIN 2014. ISBN: 978-602-14272-1-7.

Purwadi, T. (2012) PENERAPAN DESAIN UNTUK PERAKITAN ( DFA ) PADA PERAKITAN COOLBOX SEPEDA MOTOR. Universitas Indonesia.

Veranika, R. M. (2014) ‘APLIKASI DESIGN FOR ASSEMBLY ( DFA ) PADA PERANCANGAN PRODUK VACCINE CARRIER’, 2(2), pp. 165–172. Yusri (2008) ‘Penerapan Design for Assembly ( Dfa ) Untuk Mereduksi Biaya

Gambar

Gambar 1. Nilai alpha symmetry dan beta symmetry
Tabel 1. Tabel DFA Worksheet
Gambar 2. Gambar Gambar Desain Awal Susunan Perakitan Kompor Gas  Dua Tungku
Gambar 3 Konsep Desain Kompor Gas Dua Tungku.  Tabel 3. Bill of Material Konsep Desain Kompor Gas Dua Tungku
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil nilai usability yang sudah didapatkan dari pengujian 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa rekomendasi desain UI dan UX yang sudah dibuat oleh penulis memiliki nilai

Nama Objek : Lampu No. Assembly Chart Desain Usulan 4) Perhitungan efisiensi desain Boothroyd-Dewhurst produk existing .. Proses selanjutnya dalam metode DFA adalah melakukan

Sebuah desain interface merupakan tampilan yang akan memberikan sebuah hasil perpaduan antara input dari desain yang baik dan output mekanisme yang akan memuaskan kebutuhan

Pada tahap ini, dilakukan implementasi sesuai hasil yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya yaitu mockup ke dalam bentuk nyata berupa desain user interface

Penelitian dengan metode QFD didapatkan tigaatribut yang berpengaruh signifikan terhadap biaya perakitan produk yang akan dijadikan sebagai fokus utama dalam perbaikan

Selanjutnya dilakukan perbaikan rancangan produk untuk mereduksi waktu perakitan, jumlah komponen dan biaya perakitan produk dengan mengurangi atau menghilangkan komponen

Oleh sebab itu, sebagai produk awal diperlukan menghitung nilai efisiensi perakitan dari prototipe ini. Sehingga kedepannya dapat dilakukan pengembangan desain guna