• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALY (TAI) PADA SISWA KELAS Vd SD NEGERI 147 PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALY (TAI) PADA SISWA KELAS Vd SD NEGERI 147 PALEMBANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar….(Nur Indriani)

101

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALY (TAI) PADA SISWA KELAS Vd SD

NEGERI 147 PALEMBANG

Oleh: Nur Indriani

(Dosen Universitas PGRI Palembang)

Email : Andriani_fahrizal@yahoo.com Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas Vd dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Team Assisted Individualy (TAI). Subjek penelitian adalah siswa kelas Vd SD Negeri 147 Palembang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 41 orang, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, tiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan atau dikatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa >65 dan ketuntasan kelas 85%. Pada siklus 1 diperoleh hasil belajar kognitif siswa dengan rata-rata 62,073, sedangkan siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 74,146. Persentase ketuntasan pada siklus I mencapai 65,84% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,80%. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan model TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu disarankan pada guru kelas untuk menerapkan model TAI dalam pembelajaran IPS.

Kata Kunci :Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Model Team Assisted Individualy

EFFORT INCREASING IPS LEARNING RESULTS THROUGH TEAM ASSISTED INDIVIDUALY (TAI) MODEL IN STUDENT CLASS Vd SD

NEGERI 147 PALEMBANG Abstract

The purpose of this study is to determine the improvement of student learning outcomes in the class Vd IPS learning using Team Assisted Individualy (TAI) model. In this study the subject is the students of class Vd SD Negeri 147 Palembang in the even semester of the 2012/2013 academic year which amounted to 41 students, consisting of 19 male students and 22 female students. This research uses classroom action research consisting of 2 cycles, each cycle includes: planning, implementation, observation and reflection. Performance indicators are set to measure success or say complete if the value of student learning outcomes> 65 and mastery class 85%. In the first cycle, the students' cognitive learning achievement with an average of 62,073, while cycle 2 obtained an average score of 74.146. Percentage of completeness in the first cycle reached 65.84% and in the second cycle increased to 87.80%. After conducting classroom action research can be concluded that using Team Assisted Individualy (TAI)

(2)

Wahana Didaktika Vol. 15 No.1 Januari 2017 : 101-110

102

model can improve student learning outcomes. Therefore it is suggested to the classroom teacher to apply Team Assisted Individualy (TAI) model in IPS learning.

Keywords:Learning Outcomes, IPS Learning, Team Assisted Individualy Model

A. PENDAHULUAN

Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampailan siswa, terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental, maka guru dituntut memiliki pemahaman yang kholistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan análisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Negeri 147 Palembang yang dengan guru kelas Vd ibu Hosnah dalam proses belajar mengajar belum terlihat keantusiasan siswa, hal ini dikarenakan kurangnya siswa tertarik pada pembelajaran IPS, dalam proses belajar hanya mengunakan model ceramah sehingga keaktifan siswa tidak terlihat saat proses-proses belajar hal ini berdampak pada hasil belajar IPS. Hal ini juga berpengaruh pada hasil belajar siswa, dari 41 siswa yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki hanya 18 siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM. Dengan nilai KKM pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V yaitu ≥ 65 (kesepakatan guru dan kepala sekolah).jika di persentasikan kentuntasan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 147 Palembang hanya 46,34%, sementara persentasi keberhasilan yang harus dicapai adalah 85%.

(3)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar….(Nur Indriani)

103

Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat terlibat langsung dan dapat saling

bekerjasama sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Cooperative Learning

lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS. Model pembelajaran Cooperative

dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap

tolong-menolong dalam perilaku sosial.Menurut Stahl (dalam Isjoni, 2007:12). Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Cooperative Learning

tipe Team Assisted Individualy (TAI). Team Assisted Individualy yaitu

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual (Slavin, 2005:15).

Sebelumnya, model Cooperative Learning teknik Team Assisted

Individualnya (TAI) ini sudah pernah diteliti oleh Titik Kusnawati pada tahun

2008 dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model

Cooperative Learning Teknik Team Assisted Individualy (TAI) Pada siswa Kelas

IV SD Negeri 15 Muara Sugihan”. Dengan data hasil belajar siswa dengan yaitu, siswa dinyatakan tuntas belajar bila mencapai Nilai ≥ 55 atau suatu kelas dinyatakan tuntas belajar apabila dikelas tersebut mendapat 85% siswa yang mendapat nilai 55 atau lebih. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai rata-rata sebelum diberi tindakan, 50,30 dengan ketuntasan belajar 42,42%, Siklus I rata-rata 62,42 dengan ketuntasan belajar 69,69% dan siklus II rata-rata 80,30

dengan ketuntasan 93,93%. Artinya model pembelajaran teknik Team Assisted

Individualy (TAI).dapat meningkatkan hasil belajar IPS telah berhasil dilakukan.

Selain itu, peneliti memilih teknik ini karena belum pernah diterapkan di tempat peneliti mengadakan penelitian.Model ini memiliki kelebihan yaitu siswa yang

lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, siswa dapat bekerjasama

dalam suatu kelompok, serta siswa dapat bertanggung jawab dalam kelompok.

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian

dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Team

Assisted Individualy (TAI) Pada Siswa Kelas Vd SD Negeri 147 Palembang”.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

(4)

Wahana Didaktika Vol. 15 No.1 Januari 2017 : 101-110

104

meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Vd SD Negeri 147 Palembang”.Sehubungan dengan rumusan penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Vd SD

Negeri 147 Palembang melalui model Team Assisted Individualy (TAI)”.

1. Hasil Belajar

Menurut Gagne (dalam Purwanto, 2008:42) hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-katagori.Menurut Lindgren (dalam Suprijono, 2009 : 6) hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian, sikap. Yang harus diingat hasil belajar perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Rusman (2012:123) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencangkup rana kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita keinginan dan harapan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

2. Model Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualy (TAI)

Menurut Slavin (2005:195) model pembelajaran TAI memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut:

1. Team yaitu para siswa dalam TAI dibagi kedalam tim-tim yang

beranggotakan 4 sampai 5 orang.

2. Tes penerapan yaitu para siswa diberikan pre-tes kepada peserta didik atau

melihat rata-rata nilai harian peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang tertentu.

3. Materi-materi kurikulum yaitu strategi pemecahan masalah ditekankan pada

(5)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar….(Nur Indriani)

105

a. Satu lembar petunjuk, berisi tinjauan konsep-konsep yang diperkenalkan

oleh guru dalam pengajaran kelompok dan dibahas dengan singkat.

b. Beberapa lembar praktek keterampilan masing-masing praktek

keterampilan memperkenalkan sebuah sub keterampilan yang membawa kepada ketuntasan keseluruhan keterampilan.

c. Tes formatif dalam penelitian ini yang dimaksud adalah evaluasi.

4. Belajar kelompok yaitu setelah langkah berikutnya yang mengikuti tes

penempatan adalah guru mengajar pelajaran pertama. Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit individual. Para siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mareka, mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Para siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 orang dalam

tim mereka untuk melakukan pengecekan.

b. Para siswa membaca halaman panduan mereka meminta teman satu tim

atau guru untuk membantu bila diperlukan. Selanjutnya mereka akan melakukan latihan.

c. Setelah itu siswa mengerjakan tugas modul yang dibagikan.

5. Skor tim dan rekognisi tim yaitu guru menghitung jumlah skor tim. Tim-tim

yang memenuhi kriteria sebagai tim super atau tim Sangat Baik menerima sertifikat yang sangat menarik.

6. Kelompok pengajar yaitu setiap hari guru memberikan pengajaran selama

sekitar sepuluh sampai lima belas menit kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa dari tim berbeda yang tingkata pencapaian kurikulumnya sama.

7. Tes fakta yaitu para siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta.

Unit seluruh kelas, yaitu guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu mengajari seluruh kelas dan stategi penyelesaian masalah.

(6)

Wahana Didaktika Vol. 15 No.1 Januari 2017 : 101-110

106

B.METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2008:42) penelitian tindakan kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi dikelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 147 Palembang, yang berlokasi di Jln. Mayor Zubri Bustan Lr. Gotong Royong I.Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Vd SD Negeri 147 Palembang yang berjumlah 41 orang siswa, yang terdiri dari perempuan 22 orang dan laki-laki 19 orang.

Secara prosedur tindakan untuk setiap siklus dapat dinyatakan sebagai berikut:

Bagan 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

C.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini di lakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan di kelas Vd di SD Negeri 147 Palembang, yang berlokasi di Jln. Mayor Zubri Bustan Lr. Gotong Royong I dengan siswa yang berjumlah 41 orang siswa, yang terdiri dari perempuan 22 orang dan laki-laki 19 orang.Dalam hal ini pembelajaran yang akan diberikan untuk

Pelaksanaan Pengamatan Refleksi SIKLUS I Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Refleksi berhasil Perencanaan

(7)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar….(Nur Indriani)

107

meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vd dilakukan dengan menggunakan model

Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualy (TAI) pada mata pelajaran

IPS.

Nilai keberhasilan belajar siswa disesuaikan dengan nilai standar KKM SD Negeri 147 Palembang yaitu 65. Berdasarkan tabel di atas bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I setelah menerapkan model

pembelajaran Team Asissted Individualy (TAI). Pada pra siklus yang nilai yang

diambil dari hasil semester genap jumlah siswa yang tuntas hanya 18 orang siswa, dengan persentase ketuntasan 43,90%. Setelah tindakan siklus I terjadi peningkatan dari 41 orang siswa dengan persentase ketuntasan 65,85%. Walaupun telah terjadi peningkatan, tetapi belum bisa dikatakan berhasil karena indikator keberhasilan penelitian adalah sebesar 85%, sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I ini adalah masih 65,85% sehingga perlu adanya pembelajaran lebih lanjut yang direncanakan dan dilaksanakan pada siklus II.

Pada siklus II pada mata pelajaran IPS terjadi peningkatan setelah

menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualy (TAI), yakni 74,146

dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebayak 36 siswa atau sebesar 87,80% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar sebayak 5 siswa atau sebesar 12,20% dari 41 siswa.

2. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata kelas pada siklus I yakni 21 persentase keaktifan siswa rata-rata siswa dalam kelas 35% (cukup aktif), serta ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa atau sebesar 65,69%. Dari persentase ketuntasan belajar siswa yang dicapai maka pelaksanaan siklus I dapat dikatakan belum berhasil di karenakan masih mendapat kendala di mana indikator yang ditetapkan yakni 85%, namun demikian hasil belajar siswa dapat dikatakan meningkat karena dibandingan dengan persentase ketuntasan pada pra siklus. Selama proses pembelajaran siswa masih kesulitan melakukan diskusi karena siswa belum terbiasa melakukan kerja kelompok begitu juga pada saat mengerjakan LKS siswa hanya mengandalkan teman satu kelompoknya,

(8)

Wahana Didaktika Vol. 15 No.1 Januari 2017 : 101-110

108

sehingga masih ada siswa tidak bisa menerima pendapat kelompoknya. Pada saat kelompok lain memaparkan hasil diskusinya siswa masih malu dalam bertanya. Sehingga pada siklus I masi ada siswa yang kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Pada siklus II siswa yang kurang aktif mengalami penurunan hal ini disebabkan karena siswa belajar pada proses pembelajaran sudah terjadi interaksi anatar siswa dengan siswa di mana interaksi terlihat pada saat mereka melakukan diskusi dan berbagai informasi serta bisa menerima pendapat teman satu kelompoknya. Selain itu juga interaksi antar siswa dengan peneliti sudah terjadi hal ini dapat dilihat saat peneliti bertanya kepada siswa, siswa dengan antusias menjawab pertanyaan peneliti diharapkan dengan keaktifan siswa ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan diharapkan sesuai dengan KKM yaitu 65 dan indikator keberhasilan 85%

Pembahasan hasil belajar didasarkan pada pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung serta analisis, dan hasil refleksi. Rata-rata nilai pada siklus ke II mengalami peningkatan dibandingkan pada pra siklus,siklus I, dan siklus II yaitu 43,90% (kurang aktif), 65,85% (cukup aktif), 87,80% (sangat baik).

Dari tabel di atas diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 87,80%. Hal ini dikarenakan pada siklus II siswa lebih aktif dan terampil, berani mengeluarkan pendapat, tanggung jawab dengan hasil kerja kelompok, sudah aktif menjawab pertanyaan dan sudah aktif bertanya, sehingga

siswa dengan siswa sudah aktif dengan menggunakan model pembalajaran Team

Assisted Individualy (TAI), di mana model ini menekankan pada kombinasi

pembelajaran individual dengan kelompok, peneliti merupakan pembimbing padat saat siswa melakukan diskusi dan pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru sebagai penyemangat.

Di sini pembelajaran Team Assisted Individualy (TAI) dirancang untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Daryanto dan Rahardjo (2012:247), dengan diterapkannya model pembelajaran TAI dapat

(9)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar….(Nur Indriani)

109

terlihat kelebihan dari model Team Assisted Individualy (TAI), yakni siswa yang

pada dapat membantu teman yang lemah dalam proses pembelajaran, siswa diajarkan bekerja sama dalam kelompok, serta adanya tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok bukan hanya ketua kelompoknya saja.

Kelemahan dalam model Team Assisted Individualy (TAI) adanya

ketergantungan siswa pada teman satu kelompok dalam mengerjakan LKS, proses pembelajaran yang kurang baik mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran itu sendiri. Dalam proses ini peneliti dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga pembelajaran semakin baik di karenakan siswa telah terbiasa dengan proses pembelajaran berkelompok.

D.PENUTUP

1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa yang cukup signifikan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada kegiatan pra siklus didapatkan rata-rata hasil belajar sebesar 54,146. Nilai ini masih di bawah dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yakni 65, dengan persentase ketuntasan siswa yang hanya mencapai 46,34%. Kemudian setelah

peneliti menerapkan tindakan menggunakan model Team Assisted Individualy

(TAI) didapatkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa. Dimana pada siklus I didapatkan rata-rata hasil belajar sebesar 62,073 dengan persentase ketuntasan secara klasikal mencapai 65,84%. Hingga memasuki siklus kedua ternyata hasil belajar mengalami peningkatan yang signifikan, dengan rata-rata hasil belajas sebesar 74,146 dan persentase ketuntasan secara klasikal mencapai 87,80%. Dari pengamatan aktivitas siswa, ternyata terdapat peningkatan persentase aktivitas pada setiap siklusnya. Untuk siklus I pertemuan pertama, didapatkan persentase aktivitas siswa sebesar 47% (kurang aktif) dan ketika memasuki siklus I pertemuan kedua persentase aktivitas siswa mencapai angka 70% (cukup aktif). Peningkatan aktivitas siswa berlanjut pada siklus II.Pada siklus II pertemuan pertama

(10)

Wahana Didaktika Vol. 15 No.1 Januari 2017 : 101-110

110

persentase aktivitas siswa sebesar 78% (aktif) dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua dengan angka mencapai 85% (sangat aktif).

Dari data hasil belajar dan keaktifan siswa tersebut dapat dikatakan bahwa

model Team Assisted Individualy (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas Vd pada mata pelajaran IPS di SDN 147 Palembang.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat di sarankan peneliti sebagai berikut :

a. Bagi siswa, agar lebih dapat bekerja sama dalam berkelompok dan lebih aktif

lagi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted

Individualy (TAI).

b. Bagi Guru, agar dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru

dalam pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted Individualy

(TAI) di SD Negeri 147 Palembang.

c. Bagi Peneliti lainnya, diharapkan bisa mengembangkan model-model

pembelajaran Cooperative lainnya agar lebih menarik dan menyenangkan

agar dapat meningkatkanhasil belajar pada mata pelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto dan Rahardjo. 2012. Model pembelajaran Inovatif. Malang: Penertbit

Gava Media

Dimyanti, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Renika Cipta

Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Tindakan

Kelas Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pusat Belajar.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:

Alfabeta.

Slavin, Robet. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Musa Media.

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengankat judul “Efektivitas Model Pembelajran Learning Cycle 5E terhadap

The Philippine Business for Social Progress (PBSP), having been started by socially conscious businessmen in the Philippines, is now in its third decade as a membership foundation

(4) Dalam hal hasil verifikasi tidak lengkap atau tidak sesuai persyaratan, pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian di Unit Kerja Pembina

Cabe jawa atau cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman penghasil rempah dan fito - farmaka yang penting baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan

Sehingga perlu diketahui hubungan antara perubahan sifat material dan temperatur, distribusi temperatur dan distribusi kekuatan sisa beton, distribusi temperatur dan kandungan

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pendapatan petani yaitu dengan mengurangi penerimaan dengan total biaya, R/C digunakan untuk mengtahui setiap musim panen

[r]

Terjadinya penurunan intensitas nyeri pada pasca pembedahan BPH sesudah latihan relaksasi otot progresif didukung juga oleh teori bahwa latihan relaksasi yang dikombinasikan