• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Oleh Pengawas Sekolah Di SMA Negeri 1 Krucil Kabupaten Probolinggo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Oleh Pengawas Sekolah Di SMA Negeri 1 Krucil Kabupaten Probolinggo"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

9

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI

SMA NEGERI 1 KRUCIL KABUPATEN PROBOLINGGO

DJOKO SURYANTO

Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

Wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo.

ABSTRAK

Peranan pengawas sekolah adalah memberi dukungan, membantu, dan mengikut sertakan. Seorang pengawas sekolah harus menciptakan suasana sedemikian rupasehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkanpotensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Penjelasan tersebut telah menggambarkan bahwa pengawas sekolah memberikan peran penting dalam meningkatkan kualitas guru terutama dalam kompetensipedagogik. Semakin baik pembinaan yang dilakukan pengawas sekolahmaka guru semakin professional sebagai pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik berjalan dengan cukup baik sesuai dengan tugas dan fungsinya, namun optimalisasinya perlu ditingkatkan. Hal ini dapat terlihat dari keberhasilan guru yang mampu menyusun silabus dan merancang RPP sesuai dengan kebijakan kurikulum, guru mampu membuat program semester maupun program tahunan serta mampu mengorganisir perangkat administrasi guru dengan baik, walaupun kunjungan pengawas ke sekolah belum maksimal. Selain itu guru mampu menentukan strategi atau metode pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik. meskipun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam meingkatkan kompetensi pedagogik guru.

Kata Kunci :

pengawas sekolah, kompetensi pedagogik guru

PENDAHULUAN

Kurang

optimalnya

pelaksanaan

pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah

akan berdampak pada layanan belajar yang

diberikan guru kepada peserta didik. Kemampuan

mengajar guru menjadi jaminan tinggi rendahnya

kualitas

layanan

belajar.

Namun

dalam

penerapannya, masih banyak ditemukan kualitas

guru yang rendah, terutama dalam mencangkup

kompetensi

pedagogik.

Dalam

proses

pembelajaran masih dijumpai guru di

sekolah-sekolah

khususnya

SMA

cenderung

tidak

memiliki perencanaan yang matang sehingga

berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas serta dalam melakukan penilaian dalam

pembelajaran. Dalam hal penyusunan perencanaan

pembelajaran belum semua guru dapat menyusun

program perencanaan baik program tahunan,

program bulanan maupun program pembelajaran

lainnya. Begitu pula dengan RPP, belum semua

guru dapat membuat RPP dengan benar (Muh.

Yusuf, dkk, 2015, h. 2, Vol 1 No.1). Selanjutnya

dengan adanya pemenuhan kewajiban mengajar

24 jam membuat guru lelah dan berakibat tidak

optimal dalam melaksanakan pembelajaran. Guru

mengalami kekurangan waktu dan tenaga untuk

belajar mendalami ilmu bidang keahliannya atau

meningkatkan keprofesionalannya. Selain itu

aktivitas pembelajaran di kelas masih kurang

kepedulian guru dalam menetapkan teknik dan

metode pembelajaran serta penggunaan media

pada materi-materi ajar tertentu. Dalam proses

pembelajaran,

banyak

guru

yang

hanya

melaksanakan pembelajaran tanpa melakukan

penilaian dan menganggap bahwa dirinya telah

selesai melaksanakan tugas mengajar.

Apabila keadaan guru seperti ini maka

kualitas pendidikan akan semakin rendah. Siswa

akan semakin banyak yang tidak aktif dalam

proses pembelajaran bahkan sekolah akan

melahirkan lulusan-lusan yang tidak kompeten.

Realitas tersebut telah menunjukan bahwa masih

banyak guru yang kualitasnya masih rendah,

terutama dalam kompetensi pedagogiknya. Oleh

(2)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

10

sebab itu peran pengawas dalam memberikan

pembinaan

pada

guru

sangat

dibutuhkan.

Fenomena ini sangat menarik bagi peneliti untuk

dikaji lebih lanjut dalam penelitian dengan judul

“Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru oleh

Pengawas Sekolah di SMA Negeri 1 Krucil

Kabupaten Probolinggo Semester II Tahun

Pelajaran 2016/2017”.

Pengertian Kompetensi Pedagogik

Sesuai dengan UU NO. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru

profesional

harus

menguasai

kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial dan kompetensi profesional, namun

kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis

kompetensi yang mutlak perlu dikuasai oleh guru.

Dalam PP RI No. 19 Tahun 2005, Pasal 28

Ayat 3 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi pedagogik guru adalah “kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.”

Berdasarkan pengertian yang telah

diurai-kan, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan dan keterampilan

guru dalam mengelola proses pembelajaran

peserta didik. Dalam kompetensi ini guru dituntut

untuk dapat memahami peserta didiknya serta

dapat membuat perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang benar pada peserta didik.

METODE

Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian dan sifat

masalah yang ada, maka fokus penelitian ini

adalah

mendeskripsikan

bagaimana

peran

pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi

pedagogik. Dengan demikian penelitian ini dapat

dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dengan

bentuk metode deskriptif kualitatif. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh

pemahaman dan penafsiran mengenai makna,

kenyataan, dan fakta yang relevan.

Sumber Data

Sesuai fokus dan sifat penelitian maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan dua

sumber data yaitu : 1) Sumber data primer yaitu,

merupakan data langsung yang dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang

menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah kepala sekolah dan guru SMA Negeri 1

Krucil Probolinggo; 2) Sumber data sekunder,

yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.

Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini,

dokumen SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo,

buku, jurnal dan peraturan perundang-undangan

merupakan sumber data sekunder.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMA Negeri 1

Krucil Probolinggo yang beralamat di Jalan

Pesantren No. 07 Probolinggo.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data yang

dibutuh-kan pada penelitian ini, peneliti mengumpuldibutuh-kan

data dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi.

Pengolahan Data

Setelah data-data yang diperlukan telah

diperoleh, peneliti melakukan analisis data dengan

menggunakan langkah-langkah yang dilakukan

secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Reduksi

Data.

2.

Penyajian

Data.

3.

Penari-kan

kesimpulan.

HASIL

Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo

Dalam pembelajaran ataupun kegiatan

belajar mengajar tidak bias lepas dari keberadaan

guru, karena guru merupakan faktor penentu

proses pendidikan yang berkualitas. SMA Negeri

1 Krucil Probolinggo memiliki tenaga pendidik

yang kompeten sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Total jumlah tenaga pendidiknya adalah

10 orang yang rata-rata lulusan S1.

Dengan banyaknya jumlah guru yang ada

di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo, diharapkan

guru dapat membimbing dan memberi teladan

bagi siswa.

Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo

Di dalam penyelenggaraan pendidikan

dibutuhkan tenaga yangberperan dalam

mana-jemen sekolah yaitu tenaga kependidikan.SMA

Negeri 1 Krucil Probolinggo memiliki tenaga

kependidikan yang kompeten dalam bidang

manajemen sekolah. Jumlah tenaga

kependidik-nya yaitu total 2 orang, dengan latar belakang

(3)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

11

pendidikan lulusan SMA, masih merupakan

tenaga honorer.

Keadaan Siswa

Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran

tahun 2016/2017 di SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo yaitu sebanyak 223 siswa. Yang

terdiridari jumlah siswa laki-laki 129 orang dan

siswa perempuan 94 orang.

Fasilitas

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

memiliki sarana prasarana yang cukup memadai

dan menunjang proses pendidikan. Keberadaan

sarana prasarana ini sangat mendukung kegiatan

belajar siswa sehingga siswa merasa nyaman dan

dapat menyerap pelajaran dengan baik. Adapun

kondisi sarana prasarana di SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo semuanya dalam kondisi layak.

Deskripsi Dan Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara dengan

sumber data yang dilengkapi dengan hasil

observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh

hasil penelitian sebagai berikut :

1.

Tugas dan Beban Kerja Pengawas Sekolah

Peneliti selaku pengawas sekolah SMA

Negeri 1 Krucil Probolinggo menjelaskan bahwa

tugas pengawas itu yang terpenting adalah

supervisi akademik dan manajerial. Sedangkan

tinjauan kegiatannya yaitu adalah pemantauan,

pembinaan,

penilaian

dan

pembimbingan

pelatihan profesional.

Selaku kepala sekolah, Bapak Drs. Dwi

Bambang Hendrawan, M.Pd. berpendapat bahwa

secara ekstern pengawasan yang dilaku-kan oleh

pengawas sekolah dari Cabang Dinas Pendidikan

Wilayah Kabupaten dan Kota Probolinggo itu

harusnya sesuai mata pelajaran. Namun hal ini

tidak didukung dengan jumlah ketersedian

pengawas sekolah yang dimiliki Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Timur. Penga-was Sekolah untuk

tingkat Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu,

tugas kepengawasan tidak terlalu menukik kepada

mata pelajaran dan cenderung ke manajemen

sekolah.

Apabila berbicara mengenai tugas maka

akan ada kaitannyadengan beban kerja. Beban

kerja pengawas sekolah adalah 37,5 (tigapuluh

tujuh setengah) jam perminggu di dalamnya

termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan,

penilaian dan pembimbingan di sekolah binaan.

Jumlah sekolah yang harus dibina untuk setiap

pengawas satuan pendidikan paling sedikit 7

dengan

jumlah

guru

yang

harus

dibina

palingsedikit 40 guru mata pelajaran.

Selanjutnya, akan ditampilkan

perban-dingan mengenai tugas dan beban pengawas

sekolah berdasarkan TUPOKSI pengawas sekolah

dengan penerapan di sekolah. Data yang terdapat

pada kolom penerapan diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi.

Topoksi

Tugas Pengawas Sekolah

. Secara umum tugas

pokok Pengawas Sekolah meliputi tugas

penga-wasan akademik dan manajerial yang meliputi: a.

penyusunan program pengawasan; b. pelaksa-naan

pembinaan; c. pemantauan pelaksanaan delapan

Standar Nasional Pendidikan; d. penilaian; e.

pem-bimbingan dan pelatihan profesional Guru; f.

evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan;

dan g. pelaksanaan tugas kepengawasan di

daerahkhusus.

Beban

kerja

:

Dalam

melaksanakan

tugas,Pengawas Sekolah harus mampu mengelola

waktu secara efektifdan efisien dan sesuai beban

kerjasebanyak 37,5 jam per minggu @60 menit.

Beban kerja tersebut didalamnya termasuk

penyusunan program pengawasan, pelaksanaan

program pengawasan, melaksanakan evaluasi

program pengawasan dan pelatihan profesional

guru dan/atau kepala sekolah. Beban kerja selama

37,5 jam per minggu dapat dipenuhi melalui

kegiatan tatap muka dannon tatap muka.

Sasaran Pengawasan

: Untuk tingkat sekolah

menengah atas maka sasaran pengawasannya

yaitu minimal 7 sekolah binaan dengan jumlah

guru sebanyak 40.

Penerapan di Sekolah

Tugas pengawas sekolah sesuai di lapangan

; a.

Pengawas sekolah telah melaksanakan pembuatan

programkepengawasan yang terdiri dari program

pengawasan

tahunan,

program

pengawasan

semester, rencana kepengawasan akademik, dan

rencana kepengawasan mana-jerial. b. Pengawas

sekolah telah melaksanakan kegiatan pembinaan

melalui dialog kajian masalah pendidikan dan

perkembangannya serta implementasinya dalam

upaya meningkatkan kemampuan profesional

guru. c. Pengawas sekolah melakukan kunjungan

ke SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo untuk

melakukan moni-toring dan evaluasi 8 Standar

Nasional Pendidikan. d. Pengawas sekolah

melaksanakan penilaian dengan sasaran menilai

kinerja kepala sekolah, guru dan staff. e.

(4)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

12

Pembimbingan dan pelatihan profesional guru

dilaksanakan

pengawas

sekolah

dengan

memberikan arahan, bimbingan dan pelatihan,

contoh atau saran dalam pelaksanaan pendidikan

di sekolah. f. Pengawas sekolah membuat laporan

perkem-bangan kepengawasan untuk dilaporkan

ke

Cabang

Dinas

Pendidikan

Wilayah

Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi dan

Kemendikbud sebagai hasil evaluasi program

pendidikan. g. Pengawas sekolah melakukan

pengawasan di 5 sekolah.

Beban sesuai di lapangan

: Sesuai dengan

kebijakan, beban kerja sebanyak 37,5 jam

perminggu telah dilaksanakan oleh pengawas

sekolah. Menurut pengawas sekolah, 37,5 jam

perminggu itu bukan by school tetapi sesuai

dengan minimal sasaran sekolah binaan yaitu 7

sekolah. namun untuk perminggunya, pengawas

sekolah dapat melakukan kunjungan

kepenga-wasan terhadap 4 sekolah.

Sasaran pengawasan sesuai di lapangan

: Karena

keterbatasan pengawas sekolah maka pengawas

sekolah harus membina 15 sekolah dengan jumlah

seluruh guru yang dimiliki sekolah tersebut.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa secara garisbesar tugas pengawas sekolah

telah

terlaksana

dengan

baik

berdasarkan

TUPOKSI. Dengan adanya pekerjaan tambahan

diluar tugaskepengawasan, pengawas sekolah

terus

berusaha

untuk

mengatur

waktuagar

tugasnya sebagai pengawas sekolah terutama

dalam melakukanpembinaan bagi guru dapat

tercapai sesuai target dan ketentuan bebankerja.

Strategi Pembinaan Kepengawasan

a.

Supervisi akademik

Setelah terjadi pertemuan beberapa kali

dalam proses KBM, saya dapat membaca

karakteristik anak-anak. Ada yang kalaukita

sedang menjelaskan materi mereka

mendengar-kan namunpura-pura diam itu sudah terbaca

berarti anak itu tidak sukakalau belajar dengan

mendengar, dia lebih senang kalaudengan

mengamati langsung namun ada juga yang

sukadengan cara mendengar belajarnya, jadi

karakteristik anak itubervariatif karakteristik-nya.

Oleh karena itu saya sebagai gurutidak boleh

menggunakan metode ceramah saja.

Sedangkan

menurut

Guru

Bahasa

Indonesia : Karakteristik siswa dapat dilihat dari

kemampuan awal siswa, latar belakang budaya

siswa,

gaya

belajarsiswa,

dan

sebagainya.

Penguasaan guru dalam memahami karakterik

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan

bagian-bagian kepribadian siswa yang perlu diperhatikan

untuk kepentinganrancangan pembelajaran.

Selaku Guru Ekonomi menuturkan bahwa

: Kemampuan guru dalam menguasai perencanaan

dan pelaksaan pembelajaran dapat dilihat dalam

pembuatan RPP. Di dalam RPP guru mampu

menetapkan berbagai pendekatan, metode dan

teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif

dan efektif yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik dan dapat memotivasi mereka untuk

belajar.

Guru ekonomi menambahkan bahwa

setelah terjadi pertemuan beberapa kali dalam

proses KBM, saya dapat membaca karakteristik

anak-anak.

Ada

yang

kalau

kita

sedang

menjelaskan materi mereka mendengarkan namun

pura-pura diam itu sudah terbaca berarti anak itu

tidak suka kalau belajar dengan mendengar, dia

lebih senang kalau dengan mengamati langsung

namun ada juga yang suka dengan cara

mendengar belajarnya, jadi karakteristik anak

itubervariatif karakteristik-nya. Oleh karena itu

saya sebagai gurutidak boleh menggunakan

metode ceramah saja.

Sedangkan

menurut

Guru

Bahasa

Indonesia : Karakteristik siswa dapat dilihat dari

kemampuan awal siswa, latar belakang budaya

siswa,

gaya

belajarsiswa,

dan

sebagainya.

Penguasaan guru dalam memahami karakterik

siswa diharapkan dapat mendeskripsikan

bagian-bagian kepribadian siswa yang perlu diperhatikan

untuk kepentingan rancangan pembelajaran.

Selain

itu

Ibu

Sunarmi,

S.Pd

menambahkan : Sesuai dengan tuntutan KD,

dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terfokus

dengan satu metode saja. Oleh karena itu saat

proses KBM ada beberapa metode pengajaran

yang saya gunakan sesuai kegiatan pembelajaran

biologi. Ini salah satu langkah pengembangakan

proses KBM yang saya lakukan agar siswa tidak

mudah bosan pada saat belajar. Biasanya saya

menerapkan metode diskusi selain itu juga ada

metode

eksperimen

seperti

pengamatan

lingkungan atau turun kelapangan untuk melihat

ekosistem. Model pembelajaran yang saya

terapkan juga berbeda-beda, seperti

Discovery

Learning

atau

Project Based Learning.

(5)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

13

siswa,

guru-guru

SMA

Negeri

1

Krucil

Probolinggo juga menjadi motivator terbesar bagi

siswanya sehingga siswa semaksimal mungkin

dapat mengembangkan potensinya. Kegiatan yang

bisa

dilakukan

adalah

dengan

cara

guru

menggiring siswa untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Selain itu, di

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo juga memiliki

Program Bakat Istimewa, yang dilaksanakan pada

saat seleksi masuk sekolah. Program ini dibuat

sebagai salah satu kegiatan pengembangan

potensi, dimana siswa yang memiliki bakat maka

mereka diberikan kesempatan untuk masuk ke

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo melalui jalur

Bakat Istimewa.

Hal ini senada dengan apa yang dijelaskan

oleh Bapak Miftahul Munir, S.Pd., selaku guru

Bahasa

Indonesia,

menurut

beliau

untuk

mengenali potensi siswa, kita dapat melihatnya

pada proses pembelajaran, akan banyak terlihat

siswa-siswa yang aktif dan pasif. Selain itu bisa

jugadilihat ketika siswa mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler.

Selanjutnya,

guru

Seni

Budaya

menyatakan “Karena saya guru seni dan saya

mengajarnya seni budaya, dalam hal ini saya

paling mudah menemukan potensi anak. Karena

dalam setiap materi seni saya dapat melihatbakat-

bakat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dalam materi seni lukis, maka saya bisa melihat

siswa mana yang pandai melukis, begitu pula pada

materi seni tari atau musik, dalam proses

pembelajarannya saya dapat mengenali potensi

siswa

yang

memiliki

bakat

menari

dan

bernyanyi”.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat

dijelaskan bahwa kegiatan supervisi akademik

yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo sudah dapat berjalan dengan baik.

Hal ini dapat terlihat dari kualitas yang dimiliki

guru-guru SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo yang

mampu mengenali karakteristik siswa sehingga

guru dapat merancang perencanaan pembelajaran

yangdapat mengembangkan potensi peserta didik.

b. Supervisi Manajerial

Supervisi manajerial dilakukan terhadap

kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan

perangkat administrasi guru seperti RPP. Guru

Ekonomi menyatakan bahwa : Setiap semester

guru-guru SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

wajib untuk membuat RPP, paling tidak RPP yang

sebelumnya diperbarui atau di modifikasi. Dalam

proses pembuatannya kami juga sharing bersama

guru-guru MGMP. Pada saat mengajar RPP juga

wajib dibawa namun RPP tersebut tidak dicetak

melainkan berbentuk file yang disimpan di laptop

atau

flashdisk.

Guru Seni Budaya menyatakan bahwa

RPP ini tidak kami cetak dikarenakan untuk

menghemat biaya, namun kami juga diwajibkan

untuk mencetak RPP melainkan untuk diserahkan

ke bagian kurikulum.

Mekanismenya pengorganisasian RPP ini

dimulai ketika guru-guru membuat RPP kemudian

RPP tersebut di cetak dan diserahkan ke bagian

kurikulum, sehingga ketika mengajar guru-guru

hanya membawa RPP tersebut dalam bentuk file

yang disimpan di laptop atau flashdisk. Di bagian

kurikulum RPP tersebut di simpan didalam

rak-rak khusus penyimpanan dokumen, di tata dengan

rapih dan di kategorikan sesuai mata pelajaran.

Hal ini dilakukan agar mempermudah pencarian

pada saat pemeriksaan kelengkapan adminitrasi

guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah.

Menurut ibu Kusmiati,S.Pd. Skenario

manajemen kelas saya sesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran,

siswa

duduk

dalam

barisan

mengarah papan tulis, namun ketika bekerja

secara kelompok maka saya akan mengatur tempat

duduk siswa menjadi beberapa bagian sesuai

dengan kelompok yang telah ditentukan.

Sedangkan ibu Sunarmi berpendapat :Pada

saat proses pembelajaran saya menata posisi

duduksiswa berbentuk letter U sehingga pada saat

saya menjelaskan materi semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas. Selain itu, pada saat

praktik atau kerja kelompok posisi duduk siswa

juga ditata berkelompok dan membentuk letter O.

Keberhasilan guru dalam aspek manajerial

juga tidak luput dari kegiatan supervisi manajerial

yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Hal ini

bisa dilihat dari frekuensi kunjungan pengawas

sekolah yang cukup baik. Kehadiran pengawas

sekolahuntuk melakukan pengawasan atau pun

pembinaan di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

bisa dikatakan cukup baik, karena dalam satu

semester pengawas bisa melakukan kunjungan 2-3

kali bahkan bisa lebih.

Pernyataan tersebut juga di perkuat

dengan hasil wawancara dengan Ibu Kusmiati

S.Pd., beliau mengatakan bahwa : Pengawas itu

sering datang ke sekolah, karena selain untuk

(6)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

14

mengawasi guru juga mengawasi sekolahan, kalau

ada kegiatan monitoring dan evaluasi kita

diberikan pengarahan, selanjutnya kalau awal

tahun ajaran baru pengawas datang untuk

memonitoring keadaan sekolah, melihat kehadiran

guru pada hari pertama masuk sekolah serta

mengecek kelengkapan administrasi guru. Namun

kalau khusus pembinaan guru biasanya hanya 2-3

kali dalam satu semester.

Sedangkan ibu Diah Nopita Sari, S.Pd.

mengatakan

mengenai

kehadiran

pengawas

sekolah, tidak menentu kehadirannya. Dalam satu

semester kemungkinan pengawas sekolah hanya

hadir 2 kali untuk melakukan kunjungan. Dalam

kunjungannya pengawas sekolah melakukan

proses pengawasan dan pembinaan.

Drs. Dwi Bambang Hendrawan, S.Pd.

selaku Kepala Sekolah juga menambahkan

me-ngenai kehadiran pengawas sekolah itu tidak

ditentukan

kehadirannya

karena

kehadiran

pengawas

sekolah

itu

disesuaikan

dengan

kebutuhannya saja. Kira-kira dalam satu semester

pengawas sekolah bisa berkunjung sebanyak 2-3

kali.97

Pernyataan tersebut juga oleh peneliti

selaku Pengawas Sekolah SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo, di perjelas peneliti bahwa:Untuk

kunjungan, kalau ukurannya spm

sekurang-kurangnyasebulan itu 1 kali dengan minimal

kunjungan 3 jam,tetapi kalau terjemahannya 37,5

jam itu salah. Acuannya itubukan

by school

tetapi

by

sekolah itu. Jadi kalau bertany aapakah saya

melakukan kunjungan ke SMAN Krucil itu berapa

kali tidak harus setiap minggu atau setiap bulan

karena harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Kebutuhannya adalah pertama mereka

merasa butuh dengan saya terkait dengan

Kurikulum 2013 misalnya, maka saya akan janjian

dengan teman-teman untuk melakukan verifikasi

itu. Jadisemuanya itu tergantung kebutuhannya,

tapi totally beban kerja saya 37,5 itu adalah bukan

hanya di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo tapi

untuk semua sekolah yang lainnya,contohnya, bisa

saja dengan 37,5 itukan perminggu, nah

37,5perminggu itu saya bisa saja dengan

melakukan pemantauan terhadap 4 sekolah dulu

sementara yang lainnya saya bias melakukan

penilaian dan di sekolah lainnya saya melakukan

pembimbingan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat

diketahui pada kegiatan supervisi manajerial di

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo,kegiatan

pembuatan ataupun pengorganisasian RPP oleh

guru-guruSMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

sudah dilaksanakan atau dikelola dengan baik.

Selain itu mengenai kehadiran pengawas sekolah

dalam

melaksanakan

pengawasan

ataupun

pembinaan telah berjalan cukup baik dan

dilakukan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Program Penunjang Lainnya

Selain melakukan supervisi akademik dan

supervisi

manajerial,ada

beberapa

kegiatan

penunjang lainnya yang dilakukan pengawas

sekolah sebagai program pembinaan, yakni:

Workshop

Selain dapat berdiskusi dengan pengawas

sekolah, dalam kegiatan workshop ini pengawas

sekolah juga dapat memberikan informasi dalam

rangka mengupdate pengetahuan guru serta

banyak memberikan motivasi bagi guru-guru

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo sehingga

dengan adanya workshop, kegiatan pembinaan

yang dilakukan pengawas sekolah di SMA Negeri

1 Krucil Probolinggo dapat berjalan dengan baik.

Seperti yang dikatakanoleh bapak Abdullah,Sag

:Kegiatan

pembinaan

yang

paling

sering

dilakukan

pengawas yaitu

dalam

kegiatan

workshop.

Kegiatan ini ditekankan dalam peruba-han

kurikulum, pengawas sekolah akan menga-rahkan

guru-guru

bagaimana

mengimplemen-tasikan

kurikulum yang baru di sekolah.

Senada dengan itu ,bpk Miftahol Munir

menjelaskan: Kalau pembinaan yang menyang-kut

kompetensi pedagogik biasanya pengawas sekolah

sering melakukan workshop.Sistemnya di sekolah

ini kan ada guru senior atau apabiladalam MGMP

kita saling berdiskusi apa saja hambatan dankeluh

kesah yang kita rasakan, selanjutnya guru senior

akan menyam-paikan ke Wakasek Kurikulum

setelah itu ke kepala sekolah, selanjutnya kepala

sekolah yang akan menghubungi pengawas

sekolah untuk mengundang pengawas sekolah

sebagai narasumber dari workshop tersebut, pada

saat

itulah

pengawas

sekolah

melakukan

pembinaan.

Pernyataan ini pun diperkuat dengan

keterangan kepala sekolahberikut ini:Banyak

upaya yang dilakukan oleh pengawas sekolah

dalam melaksanakan pembinaan. Contohnya saja

pengawas sekolah hadir dalam berbagai kegiatan

workshop. Dalam kegiatan ini pe-ngawas menjadi

(7)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

15

narasumber untuk meng-informasikan mengenai

perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia

pendidikan atau mengupdate kemampuan

guru-guru, banyak kegiatan diskusi juga yang dilakukan

oleh pengawas sekolah. Peneliti selaku pengawas

sekolah sependapat dengan kepala sekolah,

Sebagai kegiatan penunjang, program

workshop adalah kegiatan yang paling sering

diadakan sebagai bentuk pembinaan.Dari kegiatan

workshop

ini banyak hal yang bisa dimanfaatkan

oleh guru, seperti dapat berdiskusi dengan

pengawas sekolah seperti diskusi mengenai

hambatan-hambatan dalam mengajar hingga

berbagi pengalaman dan motivasi.

Pelatihan Guru

Selain

workshop,

kegiatan pembinaan

yang dilakukan olehpengawas sekolah yaitu

berupa pelatihan guru. Pelatihan ini ditunjukan

kepada guru-guru SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo sebagai proses memberikan bantuan

agar guru maupun kepala sekolah dapat

menguasai keterampilan khusus atau membantu

untuk

memperbaiki

kekurangan

dalam

melaksanakan

tugasnya

dalam

proses

pembelajaran. Menurut kepala sekolah: Selain

workshop pengawas sekolah juga melakukan

berbagai

pelatihan.

Contohnya,

pelatihan

pembuatan karya guru yaitu RPP. Mengikuti

perubahan kurikulum yang terjadi, makakepala

sekolah beserta pengawas sekolah bekerjasama

untukmelatih guru-guru dalam pembuatan RPP,

hal ini dilakukan untuk meningkatkan

kemam-puan guru dalam merancang RPPsesuai dengan

standar

kompetensi

dan

kompetensi

dasar

yangtelah ditetapkan, sehingga guru-guru dapat

terarah . Tidak hanya terfokus dengan

pem-buatan RPP melalui pelatihan, guru pun jadi

mampu merancang PROMES maupun PROTA.

Pengawas sekolahbanyak memberikan arahan

dalam pembuatannya.

Ibu Kusniati S.Pd. menjelaskan bahwa

:Sebagai bentuk pembinaan, pengawas sekolah

juga sering melakukan pelatihan. Kegiatan

pelatihan yang diberikan bagiguru-guru bukan

hanya didapatkan dari pengawas sekolah,namun

terkadang guru-guru SMA Negeri 1 Krucil

Probolinggo juga mendapatkan pelatihan dari

Dinas Pendidikan Kabupaten maupun Provinsi.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan guru sering

dilakukan pengawas sekolah sebagai salah satu

bentuk

pembinaan.Pelatihan

ini

dilakukan

pengawas

sekolah

untuk

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan

untuk

meningkatkan

kualitas

kinerjanya.

Kegiatan

pelatihan juga tidak selalu diadakan oleh

pengawas sekolah, biasanya guru-guru juga

mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan.

Kunjungan Kelas

Kunjungan

kelas

merupakan

teknik

pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas

sekolah dan pembina lainnya dalam rangka

mengamati pelaksanaan proses belajar menga-jar,

sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam

rangka pembinaan guru.Kegiatan kunju-ngan

kelas biasanya dilakukan pengawas sekolah

padasaat melakukan kegiatan monitoring dan

evaluasi 8 Standar Nasional Pendidikan.Ibu

Kusmiati, S.Pd. memaparkan bahwa : Saya pernah

mendapat

pembinaan

berupa

kunjungan

kelas.Kebetulan pengawas sekolah basicnya sama

dengan sayai. Pengawas sekolah masuk ke kelas

pada saat proses belajar mengajar sedang

berlangsung dan memantau kegiatan proses

pembelajaran hingga berakhir.Dari kegiatan ini

pengawas sekolah dapat melihat kelebihan dan

kekurangan saya pada saat mengajar sehingga

pengawas sekolah dapat menilai kinerja guru dan

mendapatkan data sebagai bahan pembinaan.

Sedangkan pendapat lain diungkapkan

oleh

bapak

Ahmad

Zayyadi,

,menurutnya

kegiatan kunjungan kelas pernah dilakukan oleh

pengawas sekolah, namun untuk pelajaran bahasa

indonesia terutama pada saat saya mengajar, saya

belum pernah mendapat kunjungan kelas. Bapak

Drs.

Dwi

Bambang

Hendrawan,

M.Pd.

menambahkan bahwa : Ketika pengawas sekolah

datang untuk melakukan monitoring dengan

sasarannya adalah Standar Tenaga Kependidikan

maka pada saat itulah pengawas sekolah

melakukan kunjungan kelas. Pengawas sekolah

mengamat ikegiatan guru dikelas, bukan untuk

mencari-cari kesalahan namun pengawas sekolah

menilai dan memantau sejauh mana kinerja guru

dalam

menjalankan

tugasnya.

Selanjutnya

pengawas sekolah dapat mengetahui kekurangan

dan kelebihan guru dalam proses pembelajaran

sehingga pengawas sekolah mendapatkan data

sebagai bahan untuk dilaksanakannya pembinaan.

Maka dapat diketahui bahwa kegiatan

kunjungan kelas perlu dilakukan agar pengawas

sekolah dapat memantau secara langsung

(8)

ke-Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

16

giatan guru selama proses pembelajaran se-hingga

pengawas sekolah dapat menilai kinerja guru dan

mendapatkan data sebagaibahan acuan untuk

melakukan pembinaan.

Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam program penunjang, kegiatan kunjungan

kelas merupakan salahsatu cara untuk melakukan

pembinaan. Dengan melakukan kunjungan kelas,

pengawas sekolah akan mendapatkan bahan untuk

melakukan

pembinaan

yang

pelaksanaanya

dilakukan melalui

kegiatan

workshop

dan

pelatihan.

Dengan

kegiatan

workshopdan

pelatihan ini diharapkan dapat menjadi sarana

pengembangan dan peningkatan kualitas guru

terutama dalam aspek pedagogik.

Hambatan dalam Pembinaan

Bapak

Miftahol

Munir,

S.Pd.,

mengungkapkan bahwa pada saat kegiatan

pembinaan, hambatan yang saya rasakan itu

adalah dalam mengoperasikan komputer, karena

saya tidak begitu paham tentang teknologi

terutama menyangku penggunaan komputer.

Selain itu hambatan lain juga dirasakan oleh

kepala

sekolah,

menurutnya

ada

beberapa

hambatan yang terjadi pada saat pembinaan.

Seperti kehadiran guru yang tidak 100% hadir

semua karena pada saat pembinaan ada guru yang

sedang mengajar diluar sekolah ini, halini terjadi

dikarenakan adanya kewajiban guru mengajar 24

jam, sedangkan disini beberapa dari mereka ada

yang hanya 15 jam mengajar sehingga mereka

harus mengajar diluar. Selain itu ada juga yang

sedang mengambil cuti ibadah atau melahirkan,

sehingga terkadang informasi yang diberikan tidak

sampai kepada orang-orang yang bersangkutan.

Sebagai pembina, pengawas sekolah di

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo peneliti

menemukan hambatan yang paling nyata adalah

pada saat proses penilaian, dimana orang rata-rata

tidak suka kan ketika dinilai. Bagi peneliti hal ini

tidak

mudah

dilakukan

dimulai

dari

mengkomunikasikannya hingga pelaksanaan-nya.

Mengena instrumennya saya paham dan saya pun

ikut

mengembangkannya

tetapi

pada

saat

pelaksanaannya memang sangat melelah-kan,

butuh waktu yang sangat banyak mulai dari tahap

persiapan,penilaian, pengolahan nilai hingga

pelaporan dan itu semua peneliti lakukan,

sedangkan jumlah sekolah dan guru-guru yang

dibina sangat banyak selain itu peneliti juga

memiliki aktivitas lain di Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan sebagai narasumber dan

pengembang.

Temuan Hasil Penelitian

1.

Supervisi akademik dan supervisi manajerial

menjadi

wujud

peningkatan

kompetensi

pedagogik guru.

Pelaksanaan supervisi akademik dan

supervisi

manajerial

yang

dilakukan

oleh

pengawas sekolah telah terlaksana dengan

baik.Hal initerlihat dari keberhasilan guru yang

mampu menyusun silabus danmerancang RPP

sesuai

dengan

kebijakan

kurikulum,

guru

mampumembuat PROMES dan PROTA serta

mengorganisir perangkat administrasi guru dengan

baik.Selain itu guru mampu menentukan strategi

atau

metode

pembelajaran

yang

dapat

mengembangkan berbagai potensi peserta didik.

2.

Workshop dan pelatihan sebagai sarana

efektif pelaksanaan pembinaan

Kegiatan

workshop

dan

pelatihan

merupakan kegiatan yang palingefektif dilakukan

di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo sebagai

bentuk

pembinaan.

Pengawas

sekolah

memanfaatkan kegiatan workshop sebagai sarana

untuk berdialog dengan guru untuk mendiskusikan

berbagai

masalah

pendidikan

serta

mengembangkan pengetahuannya dalam upaya

meningkatkan

kemampuan

professional

guru.kegiatan workshop ini biasanya dilakukan

paling banyak 1-2 kali dalam satu semester.

Begitu pula dengan pelatihan, pengawas sekolah

memberikan

pelatihan

bagi

guru

untuk

mengembangkan keahlian danpengetahuannya.

3.

Beban kerja menjadi hambatan dalam

pelaksanaan pembinaan.

Banyaknya sekolah yang harus dibina

membuat pengawas sekolahharus pintar dalam

mengatur waktu agar beban kerja 37,5 jam

dalamseminggu dapat tercapai. Selain melakukan

kunjungan ke sekolah untuk melaksanakan

pengawasan dan pembinaan, pengawas sekolah

juga harusmenyusun program pengawasan satuan

pendidikan, melakukan penilaian dan

mengeva-luasi hasil pelaksanaan program pengawasan.

Diluar tugaskepengawa-sannya, pengawas sekolah

juga berkontribusi di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan sebagai pengembang dan narasumber

untuk melakukan workshop nasional. Dilihat dari

gambaran

tugasnya,banyaknya

beban

kerja

pengawas sekolah ini tidak menutup kemungkinan

akan menjadi hambatan dalam terlaksananya

(9)

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume V No. 1, Januari – April 2020 |

17

kegiatan pembinaan, hal ini menyebabkan

pengawas sekolah memiliki keterbatasan waktu

dalam melaksanakan pembinaan. Oleh karena

itu,pengawas sekolah hanya bisa melakukan

pembinaan di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

sebanyak 1-2 kali dalam satu semester.

Senada dengan hal tersebut, guru-guru

SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo juga

merasakan beban kerja menjadi hambatan dalam

pelaksanaan pembinaan. Hal ini dikarenakan

adanya syarat pemenuhan kewajiban mengajar 24

jam, sedangkan beberapa guru di SMA Negeri 1

Krucil Probolinggo hanya memiliki 14 jam

mengajar di SMA Negeri 1 Krucil Probolinggo

oleh karena itu mereka harus mengajar di sekolah

lain

untuk

mencapai

kewajiban

24

jam

mengajar.Hal ini mengakibatkan pada saat

pembinaan tidak 100% guru yang hadir.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan

di bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

bahwa peran pengawas sekolah dalam pembinaan

kompetensi pedagogik guru cukup berjalan

dengan baik sesuaidengan tugas dan fungsinya

yaitu untuk melakukan pemantauan, pembinaan

dan

penilaian,

namun

khususnya

dalam

pelaksanaan pembinaan optimalisasinya perlu

ditingkatkan. Hal ini terlihat dari keberhasilan

guru yang mampu menyusun silabus dan

merancang

RPP

sesuai

dengan

kebijakan

kurikulum,

guru

mampu

membuat

format

PROMES dan PROTA serta mengorganisir

perangkat

administrasi

guru

dengan

baik.

Walaupun rata-rata kunjungan pengawas ke

sekolah belum maksimal. Selain itu guru mampu

menentukan strategi atau metode pembelajaran

yang dapat mengembangkan berbagai potensi

peserta didik. Melalui supervisi akademik dan

supervisi manajerial, pengawas sekolah dapat

meninjau secara langsung dan mengevaluasi

kegiatan

pembelajaran

di

sekolah

serta

memberikan pembinaan untuk peningkatakan

kompetensi pedagogik. Selain itu dengan kegiatan

workshop, pelatihan guru dan kunjungan kelas

menjadi

program

pendukung

terlaksananya

pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah.

Saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan

diatas, maka peneliti menyampaikan beberapa

saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa

yang akan datang, khususnya dalam kegiatan

pembinaan kompetensi pedagogik guru di SMA

Negeri 1 Krucil Probolinggo sebagai berikut : 1)

Pengawas sekolah diharapkan dapat melakukan

penataan waktu yang berkaitan dengan kegiatan

kunjungan ke sekolah agar pengawas sekolah

dapat meningkatkan frekuensi kunjungan ke

sekolah. Sehingga pengawas dapat melaksanakan

kegiatan pembinaan secara berkesinambungan dan

dapat mengoptimalkan pembinaan kompetensi

pedagogik guru; 2) Untuk kepala sekolah dalam

mengoptimalkan

fungsi

pembinaan

guru

diharapkan kepala sekolah tetap mempertahankan

kegiatan pembinaan secara internal agar pengawas

sekolah terbantu dalam menjalankan tugasnya; 3)

Guru diharapkan untuk menyuarakan tentang apa

yang diperlukan dan yang menjadi penghambat

dalam proses pembelajaran. hal ini diharapkan

agar pembinaan dapat disesuaikan dengan

kebutuhan yang dirasakan oleh guru.

DAFTAR RUJUKAN

Abu Bakar, Yunus. dkk.2009.

Profesi Keguruan

.

Learning Assitance

Program

For Islamic

Schools

Pendidikan

Guru

Madrasah

Ibtidaiyah.

Danim,

Sudarwan

dan

Khairil.

Profesi

Kependidikan

. Bandung: Alfabeta. 2012

Engkoswara dan Aan Komariah. 2012.

Adminis-trasi Pendidikan

. Bandung: Alfabeta.

Hakiim,

Lukmanul.

2009.

Perencanaan

Pembelajaran

.

Bandung:

CV

WacanaPrima.

Imron, Ali. 1995.

Pembinaan Guru di Indonesia

.

Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.

Mulyasa, E.2008

Menjadi Guru Profesional

,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Uno,

Hamzah

B.

2012.

Perencanaan

Pembelajaran

. Bumi Aksara.

Yahya. 2011.

Supervisi Pendidikan Metamorfosis

Kepemimpinan

(to

Help

toChange)

.

Referensi

Dokumen terkait

Tiga sampel unit rumah susun dipilih untuk dianalisa lebih lanjut dalam uji cemaran mikroorganisme TPC ( Total Plate Count ) dan total koliform terhadap 5 jenis sampel (air minum

Memberikan hukuman kepada anak yang telah melakukan kesalahan merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan orang tua agar anak jera. Akan tetapi, perlu diingat

S1 Ekonomi Akuntansi III/a 1 Layanan Khusus Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Pengumpul dan Pengolah Data Program dan Anggaran Pembinaan Pendidik dan

Department of Animal Nutrition, Veterinary College and Research Institute, Namakkal, Tamil Nadu Veterinary and Animal Sciences University, Tamil Nadu, India..

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, peraturan Presiden Nomor 141 Tahun 2015 tentang T\.rnjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Desa,

Jawaban yang diberikan oleh guru selaku peserta pada pertanyaan pertama berkisar tidak jauh dari bahwa “teknologi hidroponik adalah teknologi menanam dengan air”, jawaban

“Kalau memang benar pemuda itu adalah Pangeran Indra Bangsawan, berarti anak itu yang aku cari selama ini karena dialah yang dapat membantu Raja Kabir untuk membebaskan negerinya

Dasar teori yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah definisi tentang Pahlawan Nasioanl, teori tentang tahapan perancangan dan pengembangan perangkat