• Tidak ada hasil yang ditemukan

Durasi Membaca Al-Qur’an dengan Fungsi Kognitif pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Durasi Membaca Al-Qur’an dengan Fungsi Kognitif pada Lansia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

16 |

an lain tentang kesadaran deteksi dini dengan mengadakan survei melalui email terhadap dokter yang pada pelayanan primer didapatkan kesadaran pentingnya deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir sebesar 81,6%, dengan sisanya mera-sa belum yakin.5

Hasil penelitian ini mendekati kesamaan dengan survei yang dilakukan oleh Mazlan (2018),10 yang melaporkan kesadaran terhadap program deteksi gangguan pendengaran pada bayi baru lahir pada tenaga medis yang bekerja di rumah sakit se-besar 70%, angka kepedulian tertinggi pada profesi dokter spesialis THT, diikuti dokter spesialis anak, dan menurut pendapat perawat di bagian NICU jus-tru pemeriksaan skrining gangguan pendengaran pada abyi baru lahir menimbulkan kecemasan pada orang tua bayi.

Pengetahuan yang baik tentang perkembang-an bicara dperkembang-an bahasa didapatkperkembang-an pada 38 (69,1%) responden. Hal ini dinilai masih rendah sehingga perlu upaya untuk memberikan pengetahuan se-hingga terjadi perbaikan perilaku positif. Tingkat pendidikan tinggi pada 76,3% responden ternyata ti-dak berkorelasi dengan pengetahuan dan kesadar-an deteksi dini. Seharusnya semakin seseorkesadar-ang ber-pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan semakin mudah menerima hal-hal ba-ru dan mudah belajar hal yang baba-ru, tetapi ada ke-cenderungan seseorang tidak menguasai semua bidang, misalnya tenaga kesehatan lebih cepat men-dapatkan pengetahuan sesuai bidangnya.10

Penelitian Mazlan (2018),10 menyebutkan bah-wa responden dokter spesialis THT dengan skor pengetahuan tentang skrining pendengaran terting-gi (74,9%) merupakan dokter yang memiliki dukung-an tertinggi terhadap program skrining di rumah sakit tempat bekerja, sedangkan profesi lain yaitu dokter spesialis anak dan perawat NICU memiliki rata-rata skor pengetahuan di bawahnya. Hal ini me-nunjukkan bahwa pada tenaga medispun pengeta-huan tentang dekteksi dini masih perlu ditingkat-kan, terutama mengenai kapan perlu dilakukan skrining, bagaimana jika hasil skrining “refer”, bagaimana evaluasi selanjutnya, apa pemeriksaan yang dibutuhkan, bagaimana intervensi yang tepat pada diagnosis gangguan pendengaran dan tim medis yang perlu bekerjasama dalam intervensi dini anak dengan gangguan pendengaran.

SIMPULAN

Pendidikan orang tua tidak berpengaruh pada sikap/kesadaran tentang deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kanne JT, Schaefer L, Perkins JA. Potential Pitfalls of Initiating A Newborn Hearing Screening Program. Arch Otolaryngol Head Neck Surg, 1999; 125 (1): 28-32.

2. Olusanya BO, Neonatal Hearing Screening and Intervention in Resource Limited Settings: An Overview. Arch Dis Child, 2012; 97 (7): 654-9. 3. Pimperton H, Kennedy CR. The Impact of Early

Identification of Permanent Childhood Hearing Impairment on Speech and Language Outcomes. Arch Dis Child, 2012; 97 (7); 648-653.

4. Joint Committee on Infant Hearing. Year 2007 Position Statement: Principles and Guidelines for Early Hearing Detection and Interventions Programs. Pediatrics, 2007; 120 (4): 898-921. 5. Moeller MP, White KR, Shisler L. Primary Care

Physicians' Knowledge, Attitudes, and Practices Related to Newborn Hearing Screening. Pediatrics, 2006; 118 (4): 1357-1370.

6. Goedert MH, Moeller MP, White KR. Midwives’ Knowledge, Attitude, and Practice Related to Newborn Hearing Screening. J Midwifery Womens Health, 2011; 56 (2): 147-153.

7. Paludetti G, Ottaviani F, Fetoni AR, Zuppa AA, Tortorolo G. Transient Evoked Otoacustic Emissions (TEOAEs) in Newborns: Normative Data. Int J Pediatr Otorhinolaryngol, 1999; 47 (3): 235-241.

8. Shulman S, Besculides M, Saltzman A, Ireys H, White KR, Forsman I. Evaluation of the Universal Newborn Hearing Screening and Intervention Program. Pediatrics, 2010; 126 (Suppl1): S19–27. 9. Kumar S, Kolethekkat AA, Kurien M. Challenges

in the Detection and Intervention of Childhood Deafness: Experience from A Developing Country. IJBR, 2015; (6) 01: 40-45

10. Mazlan R & Min WS. Knowledge and Attitude of Malaysian Healthcare Professionals toward Newborn Hearing Screening Program. Malaysian J Public Health Med, 2018; Special Volume (1): 62-68

http://journal.umy.ac.id/index.php/mm ©2019 MMJKK. All rights reserved Vol 19 No 1 Hal 17-22 Januari 2019

Durasi Membaca Al-Qur’an dengan Fungsi Kognitif

pada Lansia

The Duration of Reading Al-Qur`an with Cognitive Function in Elderly

Kellyana Irawati

1

*, Ferika Madani

2

1 Mental Health Department, School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2 School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta DATA OF ARTICLE: Received: 24 Feb 2018 Reviewed: 2 Mar 2018 Revised: 27 Jun 2018 Accepted: 9 Jul 2018 *CORRESPONDENCE: kellyana@umy.ac.id DOI: 10.18196/mm.190123 TYPE OF ARTICLE: Research

Abstrak: Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan salah satu penyebab ter-jadinya gangguan pada system syaraf pusat seperti berkurangnya masa otak dan ber-kurangnya aliran darah ke otak yang menyebabkan perubahan jumlah neurotrans-mitter di otak. Berkurangnya fungsi kognitif pada lansia dapat diatasi dengan rutin membaca Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an dapat memberikan ketenangan bagi pembacanya, selain itu Al-Qur’an memiliki tiga trema dengan nama Islam, Kesetia-an, dan Ketaqwaan yang dapat digunakan untuk mengontrol emosi, dan memberi-kan ketenangan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarmemberi-kan hu-bungan durasi membaca Al-Qur`an dengan fungsi kognitif pada lansia di Posyandu Lansia. Penelitian ini menggunakan metode korelasi cross sectional. Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel purposive sampling, dengan jumlah responden 96 lansia. Pengambilan data menggunakan kuesioner mini mental state examination. Analisis data menggunakan spearman rank test dengan nilai signifikansi p<0.005. Test bivariate menunjukan hasil adanya hubungan antara durasi membaca Al-Qur`an dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia dengan p value= 0.001. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara durasi membaca Al-Qur`an dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia.

Kata kunci: Durasi Membaca Al-Qur`an; Lansia; Fungsi Kognitif

Abstract: Decreased cognitive function in the elderly is one of the causes of the occurrence of interference in the central nervous system such as reduced brain mass and reduced blood flow to the brain that can cause changes in the number of neurotransmitters in the brain. Decreased cognitive function in the elderly can be overcome one of them with routine reading Al-Quran. The holy book of the Al-Qur'an besides can give peace to its readers, Al-Qur’an has three trema namely Islam, Faith and Taqwa where can petrified to control emotion and give peace of soul. The purpose of this study to determine the relationship of duration reading Al-Qur’an with cognitive function in elderly in Posyandu Elderly. This research use corelational with cross sectional method. This research used purposive random sampling with 96 elderly as the responden. The data was taken with mini mental state examination questioner. Data analyze used spearman rank test with significant value p<0.005. Bivariat test showed that there is correlation between the duration of reading Al-Qur’an with the decreased of cognitive function in elderly with p value= 0.001. The conclusion of this research is, there is a correlation between duration of reading Al-Qur`an with decreasing of cognitive function in elderly.

(2)

PENDAHULUAN

Usia Harapan Hidup (UHH) di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai angka 74.50 pada tahun 2014 merupakan angka tertinggi dibanding dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Tingginya UHH tersebut berbanding lurus dengan peningkatan jum-lah kelompok lanjut usia (lansia) di Yogyakarta yang mencapai angka 9,8% per tahun.1 Peningkatan

jum-lah angka kelompok lansia berpengaruh terhadap peningkatan jumlah lansia di kabupaten maupun kota. Kabupaten Bantul adalah salah satu kabupa-ten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami peningkatan jumlah lansia tiap tahunnya dengan UHH mencapai 73,44 di tahun 2015.1

Tingginya angka UHH di Kabupaten Bantul mempengaruhi kecukupan jumlah tenaga keseha-tan yang dapat melayani masyarakat. Peningkakeseha-tan UHH tersebut perlu diikuti dengan kelengkapan sa-rana pelayanan kesehatan, efektifitas dan efisiensi mekanisme sistem rujukan sesuai aturan medis, bi-rokrasi yang sederhana dalam memberikan pelayan-an kesehatpelayan-an dpelayan-an perilaku ypelayan-ang ada di dalam ling-kungan pelayanan kesehatan.2 Kabupaten Bantul

memiliki pelayanan kesehatan yang cukup memadai yang tersebar di masing-masing kecamatan, pela-yanan kesehatan tersebut salah satunya adalah Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ber-jumlah 27 unit di 17 kecamatan. Puskesmas mem-punyai beberapa unit kerja, salah satunya adalah Posyandu lansia.

Posyandu lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II termasuk Posyandu yang aktif dan memiliki kegiatan setiap minggunya dan mem-punyai agenda besar tiap bulan yang diikuti hampir seluruh lansia yang berada di wilayah Posyandu tersebut. Salah satu Posyandu lansia yang aktif di kabupaten Bantul adalah Posyandu Menur yang berada di desa Tirtonirmolo di Wilayah Kerja Puskes-mas Kasihan II.

Pemeliharaan kesehatan bagi lansia ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif, baik secara sosial maupun ekonomi. Be-berapa penyakit yang sering menggangu kesehatan kelompok lansia ini antara lain hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteopo-rosis dan sebagainya.3 Demensia merupakan salah

satu penyakit yang disebabkan adanya fungsi kogni-tif yang nantinya dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada sistem saraf pusat yaitu adanya pengurangan masa otak serta berkurangnya aliran darah ke otak yang menyebabkan atrosit berproli-ferasi sehingga neurotransmitter (dopamine dan serotonin) akan berubah dan berujung pada pe-ningkatan aktifitas dari enzim monoaminoxsidase.4

Salah satu penyakit yang sering dirasakan dan

menggangu kesehatan kelompok lansia adalah pe-nurunan fungsi kognitif.3 Faktor-faktor yang

menye-babkan penurunan fungsi kognitif adalah usia dan tingkat pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok lansia lebih rentan terhadap gangguan fungsi kognitif. Gangguan kognitif inilah yang menyebabkan lansia mengalami ketidakmampuan dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Ketidakmam-puan tersebut juga menjadi alasan lansia untuk ter-gantung dengan orang lain.

Membaca dapat menjadi salah satu aktifitas yang mampu mempengaruhi fungsi kognitif sese-orang. Penelitian yang dilakukan oleh Wreksoatmo-djo (2015),5 menyebutkan bahwa lansia yang tidak

pernah membaca baik koran, majalah dan buku ser-ta mengerjakan hobi yang berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya, akan 1,5 kali lebih berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan lansia yang melakukan lebih dari sekali se-minggu. Al-Qur’an dapat dijadikan salah satu media membaca, selain itu Al-Qur’an mampu mempenga-ruhi fungsi kognitif.

Aktivitas spiritual yang berhubungan dengan fungsi kognitif yang dilakukan selama 2 bulan men-dapatkan hasil bahwa jika manusia melakukan akti-fitas yang memaksimalkan daya kerja otak seperti aktifitas spiritual membaca Al-Qur’an, kajian wisata rohani, shalat sunah, shalat wajib dan dzikir berja-maah secara rutin, mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.6 Lansia

berjenis kelamin wanita mengalami peningkatan fungsi kognitif sebesar 31,25% dan lansia laki-laki se-besar 60%. Sehingga aktifitas spiritual seperti mem-baca Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memaksimalkan daya kerja otak.

Penelitian tentang hubungan durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan, namun terdapat beberapa penelitian yang memba-has fungsi kognitif pada lansia. Penelitian tentang efektifitas membaca Al-Qur’an terhadap kemampu-an daya ingat jkemampu-angka pendek pada lkemampu-ansia dengkemampu-an merekam gelombang otaknya memberikan hasil bahwa secara signifikan terdapat perbedaan yang signifikan pada responden kelompok intervensi yang intens mebaca Al-Qur`an dengan kelompok control.7 Penelitian tentang hubungan intensitas

ke-biasaan membaca Al-Qur`an dengan fungsi kognitif pada lansia didapakan hasil bahwa lansia yang selalu intens membaca Al-Quran tidak mengalami ganggu-an fungsi kognitif, sedganggu-angkganggu-an lganggu-ansia yganggu-ang membaca Al-Qur’an dengan intensitas jarang ternyata menga-lami gangguan fungsi kognitif berat.8

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 lansia yang mempunyai kebiasaan membaca Al-Qur’an di Posyandu Lansia Menur Padokan Lor

(3)

| 19

18 |

PENDAHULUAN

Usia Harapan Hidup (UHH) di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencapai angka 74.50 pada tahun 2014 merupakan angka tertinggi dibanding dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Tingginya UHH tersebut berbanding lurus dengan peningkatan jum-lah kelompok lanjut usia (lansia) di Yogyakarta yang mencapai angka 9,8% per tahun.1 Peningkatan

jum-lah angka kelompok lansia berpengaruh terhadap peningkatan jumlah lansia di kabupaten maupun kota. Kabupaten Bantul adalah salah satu kabupa-ten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami peningkatan jumlah lansia tiap tahunnya dengan UHH mencapai 73,44 di tahun 2015.1

Tingginya angka UHH di Kabupaten Bantul mempengaruhi kecukupan jumlah tenaga keseha-tan yang dapat melayani masyarakat. Peningkakeseha-tan UHH tersebut perlu diikuti dengan kelengkapan sa-rana pelayanan kesehatan, efektifitas dan efisiensi mekanisme sistem rujukan sesuai aturan medis, bi-rokrasi yang sederhana dalam memberikan pelayan-an kesehatpelayan-an dpelayan-an perilaku ypelayan-ang ada di dalam ling-kungan pelayanan kesehatan.2 Kabupaten Bantul

memiliki pelayanan kesehatan yang cukup memadai yang tersebar di masing-masing kecamatan, pela-yanan kesehatan tersebut salah satunya adalah Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ber-jumlah 27 unit di 17 kecamatan. Puskesmas mem-punyai beberapa unit kerja, salah satunya adalah Posyandu lansia.

Posyandu lansia yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II termasuk Posyandu yang aktif dan memiliki kegiatan setiap minggunya dan mem-punyai agenda besar tiap bulan yang diikuti hampir seluruh lansia yang berada di wilayah Posyandu tersebut. Salah satu Posyandu lansia yang aktif di kabupaten Bantul adalah Posyandu Menur yang berada di desa Tirtonirmolo di Wilayah Kerja Puskes-mas Kasihan II.

Pemeliharaan kesehatan bagi lansia ditujukan untuk menjaga agar lansia tetap hidup sehat dan produktif, baik secara sosial maupun ekonomi. Be-berapa penyakit yang sering menggangu kesehatan kelompok lansia ini antara lain hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteopo-rosis dan sebagainya.3 Demensia merupakan salah

satu penyakit yang disebabkan adanya fungsi kogni-tif yang nantinya dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada sistem saraf pusat yaitu adanya pengurangan masa otak serta berkurangnya aliran darah ke otak yang menyebabkan atrosit berproli-ferasi sehingga neurotransmitter (dopamine dan serotonin) akan berubah dan berujung pada pe-ningkatan aktifitas dari enzim monoaminoxsidase.4

Salah satu penyakit yang sering dirasakan dan

menggangu kesehatan kelompok lansia adalah pe-nurunan fungsi kognitif.3 Faktor-faktor yang

menye-babkan penurunan fungsi kognitif adalah usia dan tingkat pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok lansia lebih rentan terhadap gangguan fungsi kognitif. Gangguan kognitif inilah yang menyebabkan lansia mengalami ketidakmampuan dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Ketidakmam-puan tersebut juga menjadi alasan lansia untuk ter-gantung dengan orang lain.

Membaca dapat menjadi salah satu aktifitas yang mampu mempengaruhi fungsi kognitif sese-orang. Penelitian yang dilakukan oleh Wreksoatmo-djo (2015),5 menyebutkan bahwa lansia yang tidak

pernah membaca baik koran, majalah dan buku ser-ta mengerjakan hobi yang berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya, akan 1,5 kali lebih berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan lansia yang melakukan lebih dari sekali se-minggu. Al-Qur’an dapat dijadikan salah satu media membaca, selain itu Al-Qur’an mampu mempenga-ruhi fungsi kognitif.

Aktivitas spiritual yang berhubungan dengan fungsi kognitif yang dilakukan selama 2 bulan men-dapatkan hasil bahwa jika manusia melakukan akti-fitas yang memaksimalkan daya kerja otak seperti aktifitas spiritual membaca Al-Qur’an, kajian wisata rohani, shalat sunah, shalat wajib dan dzikir berja-maah secara rutin, mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.6 Lansia

berjenis kelamin wanita mengalami peningkatan fungsi kognitif sebesar 31,25% dan lansia laki-laki se-besar 60%. Sehingga aktifitas spiritual seperti mem-baca Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk memaksimalkan daya kerja otak.

Penelitian tentang hubungan durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan, namun terdapat beberapa penelitian yang memba-has fungsi kognitif pada lansia. Penelitian tentang efektifitas membaca Al-Qur’an terhadap kemampu-an daya ingat jkemampu-angka pendek pada lkemampu-ansia dengkemampu-an merekam gelombang otaknya memberikan hasil bahwa secara signifikan terdapat perbedaan yang signifikan pada responden kelompok intervensi yang intens mebaca Al-Qur`an dengan kelompok control.7 Penelitian tentang hubungan intensitas

ke-biasaan membaca Al-Qur`an dengan fungsi kognitif pada lansia didapakan hasil bahwa lansia yang selalu intens membaca Al-Quran tidak mengalami ganggu-an fungsi kognitif, sedganggu-angkganggu-an lganggu-ansia yganggu-ang membaca Al-Qur’an dengan intensitas jarang ternyata menga-lami gangguan fungsi kognitif berat.8

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 lansia yang mempunyai kebiasaan membaca Al-Qur’an di Posyandu Lansia Menur Padokan Lor

| 19

Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta, 4 orang lansia masih dapat mengingat nama-nama anggota keluarganya, masih dapat berorientasi terhadap waktu dan tempat dan masih mampu berhitung dengan baik. Hal itu dikarenakan 4 orang lansia ter-sebut memiliki kebiasaan sering membaca Al-Qur’an setiap hari setelah shalat shubuh, setelah magrib dan setelah isya’ dengan durasi membaca lebih dari 15 menit.

Kecamatan Tirtonirmolo memiliki 4 desa yaitu Tirtonirmolo, Tamantirto, Bangunjiwo dan Ngesti-harjo. Desa Tirtonirmolo mempunyai jumlah pendu-duk lansia sebanyak 3.848 jiwa yang tersebar di 10 pedukuhan dengan total Posyandu lansia sebanyak 16 unit. Posyandu lansia Menur berada di pedu-kuhan Padokan Lor merupakan Posyandu pertama atau pelopor di desa Tirtonirmolo.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan latar belakan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi membaca Al-Qur,an terhadap fungsi kognitif pada lansia di Posyandu Lansia Menur Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta.

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini menggunakan desain cross

sectional yang bersifat deskriptif kuantitatif,

meto-de kuantitatif ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan isntrumen peneli-tian yang berupa kuesioner terkait kebiasaan mem-baca Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kuesioner terkait durasi membaca Al-Qur’an dan Mini Mental

State Examination (MMSE).

Penelitian ini menggunakan alat ukur instru-men yang terdiri dari data demografi lansia, kue-sioner durasi membaca Al-Qur`an dan MMSE yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif lansia. Kuesioner data demografi responden berisi data diri responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status perkawinan, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit sekarang, ke-giatan sehari-hari dan tinggal bersama keluarga, pasangan (suami/istri) atau sendiri.

Mini mental state examination merupakan

suatu skala yang tersturktur terdiri dari domain kognitif dimana secara keseluruhan mencapai total angka 30 dan dikelompokkan menjadi 6 kategori yaitu: orientasi, registrasi, atensi dan perhitungan, mengingat kembali (recall), bahasa dan konstruksi visual. MMSE dalam penelitian ini digunakan dalam bentuk panduan wawancara.

Kuesioner ketiga yaitu kuesioner kebiasaan

membaca AL-Qur’an yang diadopsi dari Lestari (2012).8 Kuesioner ini digunakan untuk menilai

ka-rakteristik, intensitas dan durasi responden dalam membaca AL-Qur’an. Uji validitas dilakukan terha-dap 30 responden sehingga pengambilan keputus-an dikeputus-anggap valid dengkeputus-an nilai r hitung >r tabel yaitu 0.361 dengan taraf signifikansi 5%. Uji validitas telah dilakukan pada semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner pada penelitian ini. Pertanyaan-pertanya-an di dalam kuesioner kebiasaPertanyaan-pertanya-an membaca Al-Qur’an semuanya telah dinyatakan valid dengan nilai r 0,529-0,900. Instrumen MMSE tidak dilakukan uji validitas karena instrumen ini merupakan instrumen yang sudah baku dan diambil dari jurnal.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan jenis uji Alpha Cronbach yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Hasil uji reliabilitas dengan mengguna-kan uji Alpha Cronbach didapatkan nilai Alpha sebesar 0,724 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Menur Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta pada bulan April-Juli 2017. Subyek yang digunakan adalah lansia yang aktif mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Menur, Pado-kan Lor, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subyek dalam penelitian ini juga harus memenuhi beberapa kriteria inklusi antara lain lansia yang ber-usia lebih dari 60 tahun, beragama Islam, tidak ada gangguan jiwa dan tidak mengalami penyakit neuro-logi maupun cerebrovascular (stroke), bersedia menjadi responden dan kooperatif. Kriteria eksklusi yaitu tidak dapat membaca Al-Qur’an dan jika pada saat akan diambil data mengalami gangguan jiwa dan penyakit serebrovaskular. Pemilihan responden yang dapat membaca Al-Qur’an dilakukan secara manual yaitu dengan peneliti mengikuti kegiatan pengajian dan dengan mendatangi lansia secara langsung untuk menanyakan berapa jumlah lansia dan siapa saja yang dapat membaca Al-Qur’an.

Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diminta untuk mengisikan lembar informed concert dan dilanjutkan untuk mengisi kuesioner data demografi dan durasi membaca Al-Qur’an, kemudian diukur fungsi kognitifnya dengan menggunakan MMSE. Setelah dilakukan pengumpulan data, pengolahan data primer diolah dengan menggunakan program SPSS dari hasil pengisian lembar kuesioner dan pe-meriksaan fungsi kognitif dengan MMSE. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan Spearman rank test

dengan derajat kepercayaan 90% yang digunakan untuk melihat variabel dependen dan variabel

(4)

inde-penden dengan dengan skala kategori (ordinal dan nominal). Kemaknaan dapat dilihat pada perhitung-an statistik dengperhitung-an nilai p < (0,005) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel depen-den depen-dengan variabel independepen-den dan menggunakan uji koefisien kontingensi dengan derajat kepercaya-an 90% ykepercaya-ang digunakkepercaya-an untuk melihat variabel dependen dan independen dengan skala kategori (ordinal dan nominal). Variabel yang diteliti adalah hubungan durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia.

HASIL

Responden dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di lingkungan Posyandu Lansia Menur yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjum-lah 96 lansia. Persebaran responden ini dapat dilihat dari distribusi frekuensi karakteristik responden yang menunjukan usia, jenis kelamin, tingkat pendi-dikan, pekerjaan, penghasilan, kegiatan yang diikuti, status perkawinan. Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini mayoritas berusia 60-74 tahun dengan jumlah 70 orang (72,9%). Jenis kelamin res-ponden mayoritas perempuan dengan jumlah 57 orang (59%). Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas Sekolah Dasar sebanyak 34 orang (35,4%). Mayoritas responden bekerja sebagai pedagang dengan jumlah 13 orang (13,5%).

Lansia pada penelitian ini mayoritas tidak memiliki penghasilan yaitu sebanyak 72 orang (75%). Lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki kegiatan mengikuti kajian Islam sebanyak 78 orang (81,3%). Status perkawinan res-ponden dalam penelitian ini mayoritas menikah sebanyak 64 orang (66,7%).

Tabel 1. menunjukkan distribusi frekuensi ka-rakteristik responden berdasarkan usia, jenis kela-min, tingkat Pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kegiatan, status perkawinan, dan tempat tinggal lansia. Tabel 2. Menunjukan hubungan antara durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia. Hasilnya menunjukkan responden yang mem- baca Al-Qur’an lebih dari 15 menit sebanyak 45 orang (97,8%) tidak mengalami gangguan kognitif (normal), sedangkan pada uji korelasi Spearman di-

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Kegiatan, Status Perkawinan, dan Tempat Tinggal pada Lansia

Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%) Usia 60-74 tahun 70 72,9 75-90 tahun 26 27,1 Jenis Kelamin Laki-laki 39 40,6 Perempuan 57 59,4 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 6 6,3 SD 34 35,4 SMP 33 34,4 SMA/SMK/MA 21 21,9 PT 2 2,1 Pekerjaan Petani 5 5,2 Pedagang 13 13,5 PNS 1 1,0 Wiraswasta 1 1,0 Wirausaha 4 4,2 Tidak Bekerja 72 75,0 Penghasilan Tidak Berpenghasilan 72 75,0 500.01-1000.001 10 10,4 1.000.000-2.000.000 5 5,2 >2.000.000 9 9,4 Kegiatan Kajian Islam 78 81,3

Tidak Melakukan Kegiatan 18 18,8

Status Perkawinan Menikah 64 66,7 Janda/Duda 32 33,3 Tempat Tinggal Sendiri 7 7,3 Pasangan 24 25,0 Keluarga 65 67,7 Total 96 100

dapatkan hasil nilai koefisiensi korelasi ® sebesar – 0,725 yang artinya kedua variabel dependen dan

Tabel 2. Hubungan Durasi Membaca Al Quran dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di Posyandu Durasi MMSE R Nilai P N R S B F (%) F (%) F (%) F (%) 5 menit 0 1 (20,0) 3 (60,0) 1 (20,0) -0,725 0,001 10 menit 0 10 (71,4) 4 (28,6) 0 15 menit 27 (87,1) 4 (12,9) 0 0 >15 menit 45 (97,8) 1 (2,2) 0 0 Total 72 (75,0) 16 (16,7) 7 (7,3) 1 (1,0)

(5)

| 21

20 |

penden dengan dengan skala kategori (ordinal dan nominal). Kemaknaan dapat dilihat pada perhitung-an statistik dengperhitung-an nilai p < (0,005) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel depen-den depen-dengan variabel independepen-den dan menggunakan uji koefisien kontingensi dengan derajat kepercaya-an 90% ykepercaya-ang digunakkepercaya-an untuk melihat variabel dependen dan independen dengan skala kategori (ordinal dan nominal). Variabel yang diteliti adalah hubungan durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia.

HASIL

Responden dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di lingkungan Posyandu Lansia Menur yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjum-lah 96 lansia. Persebaran responden ini dapat dilihat dari distribusi frekuensi karakteristik responden yang menunjukan usia, jenis kelamin, tingkat pendi-dikan, pekerjaan, penghasilan, kegiatan yang diikuti, status perkawinan. Usia responden yang terlibat dalam penelitian ini mayoritas berusia 60-74 tahun dengan jumlah 70 orang (72,9%). Jenis kelamin res-ponden mayoritas perempuan dengan jumlah 57 orang (59%). Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas Sekolah Dasar sebanyak 34 orang (35,4%). Mayoritas responden bekerja sebagai pedagang dengan jumlah 13 orang (13,5%).

Lansia pada penelitian ini mayoritas tidak memiliki penghasilan yaitu sebanyak 72 orang (75%). Lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki kegiatan mengikuti kajian Islam sebanyak 78 orang (81,3%). Status perkawinan res-ponden dalam penelitian ini mayoritas menikah sebanyak 64 orang (66,7%).

Tabel 1. menunjukkan distribusi frekuensi ka-rakteristik responden berdasarkan usia, jenis kela-min, tingkat Pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kegiatan, status perkawinan, dan tempat tinggal lansia. Tabel 2. Menunjukan hubungan antara durasi membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitif pada lansia. Hasilnya menunjukkan responden yang mem- baca Al-Qur’an lebih dari 15 menit sebanyak 45 orang (97,8%) tidak mengalami gangguan kognitif (normal), sedangkan pada uji korelasi Spearman di-

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan, Kegiatan, Status Perkawinan, dan Tempat Tinggal pada Lansia

Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%) Usia 60-74 tahun 70 72,9 75-90 tahun 26 27,1 Jenis Kelamin Laki-laki 39 40,6 Perempuan 57 59,4 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 6 6,3 SD 34 35,4 SMP 33 34,4 SMA/SMK/MA 21 21,9 PT 2 2,1 Pekerjaan Petani 5 5,2 Pedagang 13 13,5 PNS 1 1,0 Wiraswasta 1 1,0 Wirausaha 4 4,2 Tidak Bekerja 72 75,0 Penghasilan Tidak Berpenghasilan 72 75,0 500.01-1000.001 10 10,4 1.000.000-2.000.000 5 5,2 >2.000.000 9 9,4 Kegiatan Kajian Islam 78 81,3

Tidak Melakukan Kegiatan 18 18,8

Status Perkawinan Menikah 64 66,7 Janda/Duda 32 33,3 Tempat Tinggal Sendiri 7 7,3 Pasangan 24 25,0 Keluarga 65 67,7 Total 96 100

dapatkan hasil nilai koefisiensi korelasi ® sebesar – 0,725 yang artinya kedua variabel dependen dan

Tabel 2. Hubungan Durasi Membaca Al Quran dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di Posyandu Durasi MMSE R Nilai P N R S B F (%) F (%) F (%) F (%) 5 menit 0 1 (20,0) 3 (60,0) 1 (20,0) -0,725 0,001 10 menit 0 10 (71,4) 4 (28,6) 0 15 menit 27 (87,1) 4 (12,9) 0 0 >15 menit 45 (97,8) 1 (2,2) 0 0 Total 72 (75,0) 16 (16,7) 7 (7,3) 1 (1,0)

| 21

independen tersebut menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi kuat. Kemudian juga diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) yang me-nunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel dependen dan independen tersebut bermakna.

DISKUSI

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ter-dapat hubungan antara durasi atau lamanya waktu seorang lansia dalam membaca Al-Qur’an dengan fungsi kognitifnya. Membaca merupakan proses se-seorang dalam berpikir yang melibatkan proses mengartikan, menafsirkan arti, menganalisis mak-sud dari kalimat, menerapkan ide-ide sehingga men-dapatkan maksud atau pesan yang ada pada tulisan tersebut.9 Membaca tidak hanya sekedar membaca,

namun ada proses pemahaman di dalamnya. Mem-baca pemahaman adalah memMem-baca yang melibat-kan fungsi secara kognitif (membaca untuk mema-hami), sehingga orang yang membaca tersebut dituntut untuk mampu dalam memahami isi bacaan.10

Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan atensi, registrasi, memori, kalkula-si dan mengingat kembali, bahasa, dan suatu per-timbangan, membaca dan menulis serta kemam-puan visuospasial.11 Fungsi kognitif pada lansia akan

mengalami perubahan seiring dengan perubahan fisik, psikis, status kesehatan, hereditas, tingkat pendidikan, lingkungan, nutrisi dan tingkat spiritu-al.12 Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

fungsi kognitif manusia melibatkan kemampuan atensi, memori, kalkulasi, daya ingat dan bahasa dimana fungsi kognitif dapat berubah seiring peru-bahan tingkat spiritual lansia.

Salah satu aktifitas kognitif yang dapat dinilai adalah aktivitas membaca, terbukti lansia yang tidak pernah membaca buku ternyata 1,5 kali lebih berisi-ko mengalami gangguan berisi-kognitif dibandingkan dengan lansia yang melakukannya lebih dari sekali dalam seminggu.5 Kebiasaan membaca Al-Qur’an

setiap hari dengan durasi 15 menit ternyata efektif dalam menurunkan tingkat demensia pada lansia.13

Dari dua penelitian tersebut dapat disimpulkan jika membaca Al-Qur’an dengan lama waktu minimal 15 menit dapat mempertahankan fungsi kognitif pada manusia terlebih pada lansia yang rentan menga-lami penurunan fungsi kognitif dan penyakit yang berhubungan dengan fungsi kognitif seperti demen-sia dan depresi.

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan pedoman hidup manusia yang di dalamnya terdapat mukjizat Rasulullah Muhammad SAW, diturunkan melalui malaikat Jibril dan disampaikan secara

ber-kesinambungan (mutawatir). Diturunkannya Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tentunya memiliki tujuan dan fungsi, antara lain sebagai petunjuk bagi umat manusia, sebagai sumber utama ajaran Islam, sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia.14 Pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa secara alami Allah SWT. telah membekali manusia dengan Al-Qur’an supaya dapat menerangi kehidupannya dan menjaga kesehatannya terutama kemampuannya secara kognitif.

Selain mempertahankan fungsi kognitif dari penyakit seperti demensia dan depresi, membaca Al-Qur’an dengan waktu minimal 15 menit dapat me-ningkatkan kemampuan daya ingat jangka pendek seseorang. Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah penelitian eksperimen yang mengukur kemampuan

short-term memory, dimana hasilnya menunjukan

bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kemam-puan memori yang didapatkan dari free recalltest di kelompok eksperiman sebelum dan sesudah diberi-kan perlakuan membaca Al-Qur’an selama 15 menit, berbeda dengan kelompok kontrol yang diberikan placebo berupa membaca cerita tentang dunia hewan tidak ada perbedaan yang signifikan sebe-lum dan sesudahnya.7 Penelitian tersebut semakin

memperkuat hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara durasi membaca Al-Qur’an dengan kemampuan kognitif manusia.

Kemampuan kognitif manusia terutama pada lansia dapat dipertahankan juga dengan cara intens membaca Al-Qur’an selain dilihat dari durasi atau lamanya mambaca Al-Qur’an. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa lansia yang mempunyai kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan intensitas selalu, tidak mengalami gangguan fungsi kognitif sebanyak (70,9%), lansia yang mempunyai kebiasaan memba-ca Al-Qur’an dengan intensitas jarang mengalami gangguan kognitif berat (60%).8 Sehingga dapat

disimpulkan bahwa intesitas membaca Al-Qur’an juga mempengaruhi kemampuan kognitif lansia di-samping waktu atau durasi dalam membaca Al-Qur’an.

Adanya hubungan yang signifikan antara dura-si membaca Al-Qur’an dengan fungdura-si kognitif landura-sia juga didukung oleh kebiasaan lansia tersebut dalam mambaca Al-Qur’an. Kebiasaan membaca Al-Qur’an yang dilakukan sehari-hari oleh lansia dapat men-cerminkan sikap positif yang merupakan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, baik dengan membaca Al-Qur’an secara langsung sete-lah shalat fardhu maupun membaca hafalan surat pendek dalam Qur`an. Kebiasaan membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dalam waktu-waktu terbaik antara lain yaitu saat shalat fardhu ataupun sunnah

(6)

yang dilakukan sendiri (munfarid), pada sebagian malam yang akhir, waktu di antara Magrib dan Isya, setelah shalat subuh.15 Jadi kebiasaan lansia

mem-baca Al-Qur’an dengan durasi waktu tertentu dan dilakukan pada waktu-waktu terbaik dapat mem-pertahankan kemampuan kognitif lansia dan men-cerminkan sikap positif lansia tersebut.

SIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara durasi membaca Al-Qur`an dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia.

Implikasi penelitian ini untuk pendidikan keperawatan yaitu sebagai evident base dalam memberikan terapi spiritual (membaca Al-Qur`an) pada lansia. Sedangkan bagi posyandu lansia, pene-litian ini memberikan implikasi sebagai salah satu alternatif kegiatan spiritual dalam upaya pening-katan kesehatan lansia khususnya secara kognitif. Implikasi bagi subyek penelitian (lansia) yaitu seba-gai salah satu contoh aktivitas sederhana yang dapat dilakukan secara rutin sehingga mampu mempertahankan fungsi kognitif dan menghindar-kan dari penyakit cerebrovaskuler pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta. Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil Survey Penduduk Antarsensus 2015. 2016. Diakses dari https://yogyakarta.bps.go.id/Publikasi/view/id/15 8 diakses pada 6 Mei 2016.

2. Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bantul Tahun 2014.

2015. Diakses dari

http://setda.bantulkab.go.id/documents/2015050 6121424-laporan-kinerja-bantul-2014.pdf diakses pada 28 Februari 2017.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut.

2015. Diakses dari

http://www.depkes.go.id/article/view/150527000 10/pelayanan-dan-peningkatan-kesehatan-usia-lanjut.html diakses pada 6 Mei 2016.

4. Pranarka K. Penerapan Geriatrik Kedokteran menuju

Usia Lanjut. 2006. Diakses dari http://www.univmed.org/wpcontent/uploads/20 11/02/KRISPRANAKA.pdf. diakses pada 10 Mei 2016.

5. Wreksoatmojo BR. Aktifitas Kognitif Mempengaruhi Fungsi Kognitif Lansia di Jakarta. CDK-224, 2015; 42 (1): 7-13.

6. Handayani T, Mitsalina MHN, Nurullya RS. Pesantren Lansia sebagai Upaya Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas, 2013; 1 (1): 1-9.

7. Etsem MB, Julianto V. The Effect of Reciting Holly Qur’an toward Short-term Memory Ability Analyzed Trough the Changing Brain Wave. Jurnal Psikologi, 2011; 38 (1): 17-29.

8. Lestari N. Hubungan Intensitas Membaca Al-Qur’an dengan Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor 2012. Skripsi. UIN Syarif Hidayatulloh. 2012.

9. Purnamasari D. Hubungan antara Kebiasaan Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.

10. Dalman. Ketrampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.

11. Sauderajen. Pengaruh Sindroma Metabolik terhadap Gangguan Fungsi Kognitif. Tesis. Universitas Negeri Semarang. 2010.

12. Pieter H, Namora L. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana. 2010.

13. Haeroni. Pengaruh Terapi Membaca Al-Qur`an (Surah Ar-Rahman) terhadap Demensia pada Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. 2014.

14. Kementrian Agama RI. Buku Siswa: Al-Qur’an Hadist Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Agama. 2014.

15. Amana FA. Pengaruh Kebiasaan Membaca Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2015.

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Usia,  Jenis  Kelamin,  Tingkat  Pendidikan,  Pekerjaan,  Penghasilan,  Kegiatan,  Status  Perkawinan,  dan  Tempat  Tinggal pada Lansia

Referensi

Dokumen terkait

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

Fungsi utama membran dalam kontaktor membran serat berongga adalah untuk mencipatakan luas permukaan kontak yang sangat besar di dalam modul sehingga proses

Penelitian ini meliputi pengamatan posisi telur pada daun muda tanaman pakan larva, waktu yang dibutuhkan untuk meletakkan telurnya, jumlah telur yang diletakkan pada daun

Server dan Core System (infrastruktur) kami ditempatkan di Data Center (DC) sesuai standar keamanan Internasional untuk perlindungan data dan opersional system BMT serta

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Dari penelitian terdahulu salah satu bentuk pemanfaatan teknologi komputer untuk mengatasi permasalahan seleksi, yaitu sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat mengatasi

Pada menu berikutnya, cara penginputannya sama dengan menu-menu sebelumnya yang sudah dikerjakan, Pilih menu Perjanjian dan Realisasi Kinerja dan Inputan Data (gambar