• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF PENELITIAN DASAR: Karakterisasi dan Reinfeksi Bakteri Endofit yang Diisolasi dari Jaringan Daun Avicennia marina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF PENELITIAN DASAR: Karakterisasi dan Reinfeksi Bakteri Endofit yang Diisolasi dari Jaringan Daun Avicennia marina"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN

PENELITIAN KOMPETITIF

PENELITIAN DASAR

‘Karakterisasi dan Reinfeksi Bakteri Endofit yang Diisolasi dari

Jaringan Daun Avicennia marina’

Wina Dian Savitri, S.Si., M.Agr.

(212034/0729098601)

UNIVERSITAS SURABAYA

OKTOBER 2017

(2)

iii RINGKASAN

Pada penelitian sebelumnya kami berhasil mengisolasi 3 isolat bakteri endofit dari jaringan daun tanaman mangrove Avicennia marina. Ketiga isolat endofit ini telah melalui tahap uji morfologi makroskopis dan mikroskopis serta uji biokimia. Uji biokimia berdasarkan Bergey’s manual of determinative bacteriology mengarahkan pada tiga spesies terduga yaitu Bacillus megaterium, Corynebacterium kutscheri dan Shigella sonnei atau Yersinia pestis. Penelitian kali ini bermaksud untuk membandingkan hasil identifikasi biokimia yang telah dilakukan dengan urutan DNA 16S-nya dengan teknik sekuensing. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa ketiga isolat merupakan Bacillus subtilis dengan strain yang berbeda-beda. Hal ini tidak sesuai dengan uji biokimia yang dilakukan sebelumnya. Uji antimikroba dilakukan untuk melihat ketahanan bakteri terhadap beberapa jenis dan konsentrasi antibiotik. Antibiotik tetrasiklin dengan konsentrasi 30 mikrogram dapat menghambat pertumbuhan ketiga isolat yang ditunjukkan dengan halo/ zona bening di sekitar kertas cakram. Uji interaksi antar isolat menunjukkan bahwa ketiganya tidak saling merugikan, namun belum diketahui apakah saling menguntungkan. Bakteri endofit yang diinfeksikan kembali ke dalam tumbuhan dengan metode suntik tidak berhasil menunjukkan apapun pada inang. Tampaknya ketiga isolat tidak berhasil masuk ke dalam inang dengan metode suntik. Faktor barier fisik dan kimia dari tanaman inang diduga menjadi sebab terjadinya hal ini.

(3)

v DAFTAR ISI Halaman Judul ... i Halaman Pengesahan ... ii Ringkasan ... iii Prakata ... iv Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... vii

Bab I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan Penelitian ... 2

I.3 Manfaat Penelitian... 2

Bab II Tinjauan Pustaka ... 3

II.1 EndofitdanBakteriEndofit ... 3

II.2 Ornitindekarboksilase ... 4

II.3 Sekuensing dan analisis DNA 16S bakteri ... 4

II.4 Ketahanan bakteri terhadap antibiotik ... 4

II.5 Interaksi antar spesies bakteri ... 5

II.6 Reinfeksi bakteri endofit pada tanaman inang ... 6

Bab III Metode Penelitian... 7

III.1 Uji ornitin dekarboksilase………...7

III.2 Isolasi DNA 16S dan sekuensing ………7

III.3 Analisis hasil sekuensing ……….7

III.4 Uji konfirmasi secara biokimiawi……….7

III.5 Uji ketahanan bakteri terhadap antibiotik ... 8

III.6 Uji interaksi antarspesies bakteri endofit... 8

III.7 Uji reinfeksi isolat bakteri pada tanaman inang ... 8

III.8 Luaran Penelitian ... 8

III.9 Road Map Penelitian ... 9

III.10 Posisi Penelitian di antara Peneliti Dunia ... 10

Bab IV Hasil dan Pembahasan ... 11

IV.1 Uji Ornitin dekarboksilase... 11

IV.2 Isolasi isolate bakteri dengan metode boiling lysis dan dengan kit ... 12

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Endofit adalah organisme yang terdapat di dalam tanaman. Endofit dapat berupa fungi, bakteri, alga, dan tanaman lain. Mikroba endofit dapat tersebar di semua organ tanaman, atau dapat pula hanya terdapat di organ-organ tertentu. Interaksi endofit dengan inangnya bisa bermacam-macam, misalnya saprofit, seperti hubungan antara akar tanaman Pinus contorta dengan fungi Phialocephala fortinii (Jumpponen and Trappe, 1998) atau bahkan parasit (Bouarab et al, 1999). Namun ada pula yang mengartikan bahwa endofit adalah organisme yang hidup di dalam inang tanaman yang interaksinya dengan inang adalah komensalisme hingga mutualisme, tetapi tidak parasitisme.

Endofit yang bermanfaat sering diasosiasikan dengan hubungan yang mutualisme dengan tanaman. Artinya ada dampak positif pada tanaman yang diakibatkan oleh keberadaan endofit tersebut. Dalam hal ini manfaat endofit sangat banyak, misalnya kemampuannya untuk menghasilkan hormon tanaman (Khalifa and Almalki, 2015) dan senyawa kimia yang bermanfaat untuk dikembangkan sebagai bahan obat (Prihatiningtias and Sri, 2011) dan potensinya untuk meningkatkan hasil panen tanaman pangan (Rosenblueth and Martínez-Romero, 2006).

Studi kami pada penelitian sebelumnya menemukan bahwa di jaringan daun tanaman mangrove Avicennia marina yang diambil dari Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya mengandung 3 bakteri endofit. Ketiga isolat bakteri ini, setelah diuji morfologi makroskopis & mikroskopis dan uji biokimia, mengarahkan dugaan pada tiga spesies yang berbeda, yaitu Bacillus megaterium, Corynebacterium kustcheri dan Shigella sonnei atau Yersinia pestis. Isolat nomor tiga belum bisa dipastikan apakah merupakan Shigella sonnei ataukah Yersinia pestis karena uji biokimia yang terakhir yaitu uji orinitin dekarboksilase belum dilakukan. Jika hasil uji ini positif, maka akan mengarahkan dugaan pada Shigella sonnei.

Penelitian ini bermaksud untuk memastikan spesies ketiga isolat tersebut baik dengan meneruskan uji biokimia maupun dengan teknik analisis sequencing DNA. Setelah dapat dipastikan spesiesnya, akan dilakukan uji interaksi antar isolat untuk mengetahui apakah jika ketiga spesies tersebut ada bersama-sama, dapat saling menguntungkan atau justru saling merugikan. Selain itu, akan dilakukan pula uji infeksi pada tanaman mangrove Avicennia

(5)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Endofit dan Bakteri Endofit

Endofit berasal dari Bahasa Yunani yaitu Endon yang berarti di antara dan Phyton yang berarti tanaman, sehingga secara harfiah berarti ‘di dalam tanaman’ (Schulz and Boyle, 2006). Penggunaan istilah ini seluas definisinya dan spectrum inang potensial serta penghuninya, misalnya bakteri (Kobayashi and Palumbo, 2000), fungi (Stone et al, 2000), plants (Marler et al, 1999) dan insekta pada tanaman (Feller, 1995), juga alga di dalam alga (Peters, 1991). Setiap organ pada tanaman bisa dikolonisasi oleh endofit.

Luasnya variasi penggunaan istilah endofit, setara juga dengan luasnya sejarah strategi hidupnya dalam bersimbiosis, mulai dari saprofit fakultatif hingga parasit dan mutualisme (Schulz and Boyle, 2006). Istilah endofit dapat digunakan untuk alga endofit yang patogen (Marler et al, 1999), bakteri endofit yang memiliki hubungan mutualisme dengan inangnya (Chanway, 1996; Adhikari et al, 2001; Bai et al, 2002) dan fungi (Carroll 1988; Jumpponen 2001; Sieber 2002; Schulz and Boyle 2005), serta bakteri dan fungi patogen pada fase perkembangan laten (Sinclair and Cerkauskas, 1996), serta untuk mikroorganisme yang berinteraksi secara mutualisme dengan inangnya (Sturz and Nowak, 2000).

Bakteri endofit di dalam suatu tanaman inang tidak terbatas pada satu spesies saja, tetapi meliputi beberapa genus dan spesies. Tidak ada seorang pun yang tahu jika komunitas-komunitas di dalam sebuah tanaman saling berinteraksi dan pernah dispekulasikan bahwa manfaatnya adalah dampak kombinasi dari aktivitas bersama komunitas tersebut (Rosenblueth and Martínez-Romero, 2006).

Kriteria untuk mengenali bakteri endofit telah diketahui (Reinhold-Hurek and Hurek 1998) dan hal ini membutuhkan tidak hanya isolasi dari jaringan yang telah disterilisasi permukaan, tetapi juga bukti mikroskopik untuk memvisualisasikan bakteri di dalam jaringan tanaman. Kriteria selanjutnya tidak harus dipenuhi. Penggunaan istilah endofit putatif telah direkomendasikan untuk bakteri-bakteri yang tidak divalidasi secara mikroskopis. Endofit yang sebenarnya dapat juga dikenali dari kemampuannya untuk menginfeksi kembali kecambah yang telah didisinfeksi. Bakteri endofit telah banyak dipelajari setelah mengkulturkannya di media laboratorium, tetapi sebuah skema yang lebih kompleks sedang berkembang dengan menggunakan metode yang tidak memerlukan bakteri yang dikulturkan dan dengan menganalisis sekuens dari gen bakteri yang diperoleh dari isolasi DNA dari

(6)

9 III.9 Road map penelitian

Gambar berikut adalah road map pada Rencana Induk Penelitian (RIP) Ubaya. Tema penelitian yang akan dikerjakan oleh peneliti adalah Teknologi Bioproses.

(7)

11 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Uji ornitin dekarboksilase

Uji asam amino ornitin dekarboksilase digunakan di sini karena Shigella sonnei mampu mengkonsumsi asam amino ornitin sedangkan Yersinia pestis tidak. Tiga tabung reaksi berisi masing-masing 2,5 mL media cair asam amino ornitin digunakan. Tabung pertama tidak diinokulasi dengan isolat uji (kontrol negatif), sedangkan dua tabung yang lain diinokulasi dengan isolat bakteri uji. Pada jam ke-24 setelah inokulasi, tabung pertama menunjukkan warna ungu yang sama seperti warna asal media (kontrol negatif). Tidak adanya perubahan pada 24 jam pertama disebabkan oleh umur bakteri yang sudah terlalu tua. Umur bakteri yang terlalu tua menyebabkan metabolisme yang berjalan lambat.

Warna media mulai berubah pada jam ke-72. Pada kondisi tersebut media berubah menjadi kekuningan (Gambar 4.1. B). Kuningnya media disebabkan adanya penurunan pH dari alkalin menjadi asam akibat penggunaan glukosa oleh bakteri, sehingga mempengaruhi indikator pH brom cresol purple menjadi kuning. Penurunan pH ini mengaktivasi kinerja enzim ornitin dekarboksilase yang dimiliki oleh isolat bakteri.

Gambar 4.1. Uji ornitin dekarboksilase. A, Tepat setelah inokulasi; B; 48 jam setelah inokulasi; C, 72 jam setelah inokulasi.

Keterangan: K- adalah kontrol negatif, S1 adalah isolat replikasi pertama, sedangkan S2 adalah isolat replikasi kedua.

Gambar 4.1. C menunjukkan perubahan warna dari kuning menjadi ungu kembali. Meskipun pada Gambar 4.1. C S2 perubahan warna tersebut belum nampak di jam ke-72, sehari setelahnya kedua isolat sempurna berwarna ungu kembali. Perubahan warna dari kuning menjadi ungu kembali mengindikasikan bahwa uji ini positif yang menunjukkan bahwa bakteri ini mengkonsumsi asam amino ornitin. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bakteri yang dimaksud adalah Shigella sonnei, karena Yersinia pestis tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan asam amino ornitin.

Gambar

Gambar berikut adalah road map pada Rencana Induk Penelitian (RIP) Ubaya. Tema  penelitian yang akan dikerjakan oleh peneliti adalah Teknologi Bioproses
Gambar 4.1. Uji ornitin dekarboksilase. A, Tepat setelah inokulasi; B; 48 jam setelah  inokulasi; C, 72 jam setelah inokulasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan skor Z sebesar 0,001 dengan nilai p value sebesar 1,000 ( p >  ), sehingga diputuskan tidak ada perbedaan pada tingkat pengetahuan peserta

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas cangkang telur ayam sebagai adsorben dengan variasi waktu kontak yaitu 15, 30, 45 menit dan perbedaan massa

a) Menentukan tujuan, komponen dasar, dan alternatif yang diinginkan. b) Memberikan nilai bobot pada komponen. Nilai bobot yang diberikan berasal dari asumsi seorang

Penjabaran kompleksitasnya adalah Dapenbi merupakan lembaga pelayanan dana pensiun dengan rata-rata pengunjungnya merupakan golongan lanjut usia, Dapenbi merupakan

Tujuan : Karya tulis ilmiah bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh terapi gerak senam aerobic low impact untuk mengurangi kekakuan otot pada pasien halusinasi di

Alternatif desain pencahayaan yang paling optimal tersebut menunjukkan penyebaran cahaya yang cukup merata dan sudah memenuhi standar untuk ruang kelas dengan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam rangka mengetahui tingkat efektifitas penerapan e-SPT terhadap pelaporan SPT

Banyak orang yang belum mengetahui betul konsep apa yang beliau gunakan dalam berdakwah terhadap masyarakat Sumedang yang pada saat itu masih dipengaruhi oleh Hindu.. Apakah