• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI NET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 DELI TUA TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS MELALUI MODIFIKASI NET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 DELI TUA TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI

NET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 DELI TUA TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH :

Riswanda Putra NIM. 081266110044

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

v

ABSTRAK

RISWANDA PUTRA. 081266110044. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Smash Dalam Permainan Bulutangkis Melalui Modifikasi Net Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014.

(PEMBIMBING : Hady Suyono)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2013

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Deli Tua Kabupaten Deli

Serdang Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus,

dimana setiap siklus berisikan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan modifikasi net yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Subjek

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IX-2 yang berjumlah

36 siswa. Sampel. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas

(Classroom Action Research). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka

dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik

dasar smash dalam permainan bulutangkis sebanyak dua kali pertemuan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar smash dalam permainan

bulutangkis.

Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil

analisisnya : (1) Pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa

kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik smash masih rendah. Dari 36

orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 20 orang

siswa (55,55%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya

yaitu 16 orang siswa (44,45%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata –

rata yang diperoleh hanya mencapai 69,91. (2) Pada siklus II dapat dilihat bahwa

kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah

meningkat. Ternyata 32 orang siswa (88,88%) yang sudah memiliki ketuntasan

belajar, sedangkan selebihnya yaitu 4 orang siswa (11,12%) belum memiliki

ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 77,08. Dan

berdasarkan data diatas, maka disimpulkan melalui modifikasi net dapat

meningkatkan hasil belajar smash dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas

(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah………... 5

C. Pembatasan Masalah……….. 6

3. Hakikat Permainan Bulutangkis………. 13

4. Hakikat Smash Dalam Permainan Bulutangkis……….. 26

5. Hakikat Modifikasi……… 34

B. Kerangka Berfikir………... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……… 41

A. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 41

B. Subjek Penelitian…..……….. 41

C. Variabel Tindakan……… 41

D. Metodologi Penelitian……… 42

E. Desain Penelitian ……… 43

(6)

G. Teknik Analisis Data ………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 51

A. Deskripsi Data Penelitian……….. 51

B. Hasil Penelitian……… 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian………. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 71

A. Kesimpulan………. 71

B. Saran……… 71

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Parameter Penilaian Smash... 34

Tabel 2. Parameter Penilaian Smash... 46

Tabel 3. Daftar Nilai Pre Test, Siklus I dan Siklus II... 51

Tabel 4. Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II... 52

Tabel 5. Hasil Post Test I (Siklus I)... 56

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi

karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa

pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa

pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi

seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya

hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan

hakikatnya. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu

proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Ki Hajar Dewantara

mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran

serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan

menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna

sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu

mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan

mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan

masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola

(9)

2

Jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para

tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber

belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang

bersangkutan. Terlebih dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada pokok

bahasan bulutangkis. Bulutangkis merupakan olahraga yang cukup popular

sehingga didalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani bulutangkis

merupakan sebuah materi yang tidak asing bagi siswa maupun bagi guru.

Permainan bulutangkis adalah salah satu materi pembelajaran pendidikan jasmani

yang diajarkan dilembaga pendidikan maupun non kependidikan.

Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh

masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat

dengan banyaknya masyarakat yang ikut serta dalam setiap kegiatan olahraga

bulutangkis yang diselenggarakan, baik dalam bentuk pertandingan tingkat RT

hingga tingkat dunia, seperti Thomas dan Uber Cup atau Olimpiade. Bulutangkis

dapat dimainkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan dapat dilakukan

di dalam maupun di luar ruangan.

Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,

melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya

kembali. Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang

diperlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok

dikatakan "keluar". Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok

(karena menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan

memperoleh poin. Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah

(10)

3

Pada saat ini, olahraga bulutangkis cukup terkenal dikalangan masyarakat

dan berkembang. Sehingga olahraga bulutangkis dimasukan kedalam kurikulum

pembelajaran pendidikan jasmani baik di SD (kategori bola kecil), SMP, SMA.

Dan dengan adanya bulutangkis didalam kurikulum pendidikan jasmani, maka

guru dituntut lebih paham dalam upaya meningkatkan hasil belajar dari materi

bulutangkis. Apalagi pada materi smash. Yang kita ketahui, smash merupakan

teknik dasar dalam permainan bulutangkis yang cukup sulit dilakukan karena

teknik melakukan smash banyak macamnya. Sehingga diperlukan kreativitas guru

pendidikan jasmani dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Smash biasanya adalah materi yang cukup sulit dilakukan oleh siswa,

karena dalam melakukan smash harus memiliki keterampilan yang didasari

terlebih dahulu seperti latihan fisik, latihan teknik yang terkoordinir, dan

sebagainya. Sehingga dalam pelaksanaan smash dalam pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah sering kali terdapat berbagai kendala dan permasalahan.

Sehingga diperlukan modifikasi didalam pelaksanaan pembelajaran tersebut,

karena dengan memodifikasi akan memudahkan pelaksanaan didalam

pembelajaran.

Tinggi rendahnya hasil belajar smash tergantung pada proses pembelajaran

yang dihadapi oleh siswa juga tergantung pada guru pendidikan jasmani dalam

menguasai materi pembelajaran dan cara penyampaiannya terhadap siswa. Cara

penyampaian materi dengan satu arah akan membingungkan siswa karena siswa

menjadi pasif (bersifat menerima saja) tentang apa yang dipelajarinya, materi

abstrak tidak bermakna sehingga proses pembelajaran yang membosankan. Hal

(11)

4

pelepas kebosanan dan pelarian mencari kegiatan, sehingga proses penguasaan

teknik smash tidak tercapai dengan baik. Permasalahan yang juga ditemukan

adalah mengenai kurangnya modifikasi yang diberikan guru dalam proses belajar

mengajar disekolah.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 2 Deli Tua dengan

guru pendidikan jasmani. Guru mengatakan bahwa, hasil belajar siswa sebagian

juga rendah, namun untuk putri hasil belajar mereka tergolong sangat rendah,

siswa cepat merasa bosan dengan pembelajaran teknik smash dikarenaka siswa

yang hanya ingin bermain saja. Ketika melakukan teknik smash, masih banyak

siswa yang melakukannya seperti teknik lob, drop. Sehingga tidak tercapainya

tujuan pembelajaran dari materi bulutangkis yaitu melakukan teknik smash.

Dalam pelaksanaan teknik smash, siswa juga tidak tertarik dalam pelaksanaan

pembelajaran. Setelah itu dalam pelaksanaan smash masih banyak bola yang

menyangkut di net serta sasaran bola tidak tepat dan cepat. Serta siswa selalu

menyerah dalam pelaksanaan teknik smash dalam permainan bulutangkis karena

kurangnya motivasi mereka. Kemudian kendala lain seperti sarana dan prasarana,

disekolah hanya terdapat net dan shuttlecock serta lapangan, jadi siswa membawa

raket miliki pribadi dan tidak semua siswa memiliki raket.

Permasalahan ini semakin jelas karena hasil belajar siswa yang

menunjukan hasil yang rendah. Permasalahan yang ditemukan peneliti setelah

dilakukan observasi awal dan melihat nilai hasil belajar siswa pada sub

kompetensi penguasaan teknik smash dalam permainan bulutangkis, diperoleh

bahwa dari 36 orang siswa kelas IX2 hanya 9 orang (25%) yang bisa melakukan

(12)

5

melakukan teknik smash dengan baik. Hasil yang diperoleh ini sangat rendah

sehingga peneliti berusaha untuk memperbaiki permasalahan yang ditemukan di

kelas ini. Peneliti menerapkan modifikasi yang akan dilaksanakan pada

pembelajaran smash.

Pada pelaksanaan modifikasi net yang direndahkan mendorong dalam

memecahkan masalah persoalan yang ada didalam permainan bulutangkis

terutama dalam teknik smash. Modifikasi ini diharapkan mampu memecahkan

permasalahan yang selama ini terjadi pada pembelajaran. Peneliti memodifikasi

net dengan memodifikasi aturan permainan bulutangkis, yaitu dengan

merendahkan ukuran net dalam pembelajaran. Dengan merendahkan net,

diprediksi siswa mampu melakukan smash. Ketika siswa mulai mahir, net akan

ditinggikan sampai dengan aturan tinggi net standard. Dan berdasarkan

permasalahan dan persepsi diatas, maka peneliti tertarik dalam melakukan

penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Smash Dalam Permainan Bulutangkis Melalui Modifikasi Net Pada Siswa

Kelas IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut yang menjadi identifikasi masalah diatas,

maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah

faktor gaya mengajar dianggap yang mempengaruhi hasil belajar smash?.

Bagaimanakah modifikasi net dapat meningkatkan hasil belajar smash pada siswa

kelas IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014?. Apakah gaya

(13)

6

Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014?. Apakah hasil belajar smash pada siswa kelas

IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014 meningkat dengan

modifikasi net?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah terkait dalam suatu penelitian dan

untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda maka diadakan pembatasan,

yakni: Meningkatkan Hasil Belajar Smash Dalam Dalam Permainan Bulutangkis

Melalui Modifikasi Net Pada Siswa IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran

2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yakni: Apakah Melalui Modifikasi

Net Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Smash Dalam Permainan Bulutangkis

Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Smash Dalam Dalam Permainan Bulutangkis Melalui

Modifikasi Net Pada Siswa IX SMP Negeri 2 Deli Tua Tahun Ajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi tentang pengaruh Pengaruh modifikasi net terhadap hasil

(14)

7

2. Sebagai bahan masukan bagi guru penjas, dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran.

3. Sebagai penerapan dalam peningkatan terhadap siswa.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti khususnya tentang modifikasi net.

5. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan olahraga khususnya bagi mahasiswa

(15)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil belajar siswa adanya peningkatan proses hasil belajar

smash dalam permainan bulutangkis “melalui modifikasi net yang direndahkan”

pada siklus I, setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal

siswa dalam melakukan teknik smash dalam permainan bulutangkis masih rendah.

Dari 36 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 20

orang siswa (55,55%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan

selebihnya yaitu 16 orang siswa (44,45%) belum memiliki ketuntasan belajar.

Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 69,91.

Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam

melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Ternyata dari 36

orang siswa, terdapat 32 orang siswa yang tuntas (88,88%) yang sudah memiliki

ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 4 orang siswa (11,12%) belum

memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai

77,08.

Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

menggunakan modifikasi net yang direndahkan dapat meningkatkan hasil belajar

smash dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Deli Tua

(16)

66

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut

1. Disarankan kepada seluruh Pendidikan Jasmani untuk mempertimbangkan

penggunaan modifikasi pembelajaran harus disesuaikan dengan materi karena

hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan hasil belajar siswa.

2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan

pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara

langsung kepada guru, dan tidak melakukan gerakan yang efektif ketika proses

pembelajaran berlangsung, maka disarankan kepada guru yang akan

melaksanakan pembelajaran diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara

memotivasi siswa untuk berani berbicara maupun bertanya, dan melakukan

gerakan yang efektif.

3. Kepada seluruh elemen pendidikan untuk dapat mencoba melakukan model

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan modifikasi

(17)

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng (1992).Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Adang Suherman (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Agus Kristianto (2010). Penelitian Tindakan Kelas Olahraga. Universitas Negeri Semarang.

Dimyanti, Mudjiono (2006). Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta.

Giri Verianti, Bangbang Samsudar (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Untuk Siswa SMP-Mts Kelas VII.

Hamalik (1990). Strategi Belajar Mengajar. PT Ciptapustaka Bandung.

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650909199102 1-BAMBANG_ABDULJABAR/Konsep_Pendidikan_Jasmani_.pdf diakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://www.birdievents.com/badminton-tips-trainings/how-to-execute-high-quality-short-serves.html diakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://harry-arudam.blogspot.com/2012/04/permainan-bulu-tangkis-dalam-mata.html diakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 15 November 2012.

http://images.google.comdiakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 15 November 2012.

http://latifah04.wordpress .com/2008/04/03/ptkdiakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://www.scribd.com/doc/7422782/Skripsi-Hubungan-Motivasi-Belajar-

Dengan-Hasil-Belajar-Siswa diakses oleh Riswanda Putra pada tanggal 20 Oktober 2012.

http://lib.unnes.ac.id/150/1/6114.pdf Diakses Oleh Riswanda Putra Pada Tanggal 20 November 2012.

(18)

68

Icuk Sugiarto (2002). Total Badminton. CV Setyaki Eka Anugrah. PBSI Pengda DKI Jakarta.

Nana Sudjana (1999). Belajar dan Pembelajaran. CV Rineka Cipta.

PB PBSI (2006). Peraturan Bulu Tangkis. CV Setyaki Eka Anugrah. PBSI Pengda

Syahri Alhusin (2007). Gemar Bermain Bulutangkis. CV Seti-Aji Surakarta.

Sudjana (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Suharsimi Arikunto (2010). Prosedur Penelitian. Penerbit PT Rineka Cipta

Suryosubroto B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka cipta, Jakarta.

Rusli Lutan (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Rusli Lutan (2000).Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Tim Penyusun (2007). Penulisan Skripsi FIK Unimed. Medan, Fik Unimed.

Tohar, 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Semarang: UPT MKK UNNES. Jurnal Online http://lib.unnes.ac.id/150/1/6114.pdf.

Yoyo Bahagia, Adang Suherman (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Gambar

Tabel 1. Parameter Penilaian Smash............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalam proses rekayasa

Taylor, 1993, Kualitatif Dasar-dasar Penelitian , Usaha Nasional, Surabaya... Bina Rena

Penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PROTEKSI KERJA PERUSAHAAN DAN TINGKAT UPAH TERHADAP RASA AMAN KARYAWAN PT.. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA”

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul

[r]

With respect to the qualitative data, particularly about reasons why students encounter severe grammar problems in the two aspects of consistency of plural and singular forms,

Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru pamong, dengan sumber data yaitu, kepala sekolah, guru dan siswa SMP IT At-Taqwa Miri Sragen, dan dalam memperoleh