PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP
TERHADAP
KEMAMPUANMEMBACA ANAK
USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI
MEDAN T.A 2013/2014
SKRIPSI
OLEH:
RATNA UTARI
1103113042
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK
USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI
MEDAN T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi PG-PAUD
OLEH:
RATNA UTARI
1103113042
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul : “Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi atau sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun
meteril sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
4. Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas
iii
6. Ibu Dra. Hj. Nasriah, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Anak
Usia Dini (PG-PAUD). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
7. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan
berupa ilmu sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd, ibu Nurmaniah, M.Pd, dan bapak Dr.
Sudirman, SE, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan serta saran-saran mulai dari awal hingga selesainya penyusunan
skripsi ini.
9. Kepala sekolah TK Pelangai Medan ibu Sunarti S.Pd yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, ibu Yuni,
S.Pd sebagai guru kelas B1, dan kepada seluruh guru TK Pelangi Medan
yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
10.Ibu Nasriah, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.
11.Bapak dan ibu dosen dan staf pegawai Jurusan Prodi PG.PAUD
Universitas Negeri Medan terutama kak Ika yang telah membantu saya
dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
12.Terkhusus kepada orang tua tercinta bapak dan ibu saya yang dengan
ikhlas dan tanpa kenal lelah terus berjuang segenap tenaga dan pikiran,
yang senantiasa mendoakan , memberikan dukungan, dan kasih sayang
iv
Unimed. Kepada abang-kakak saya yang selalu mendukung saya dalam
doa (bg Nyoto, bg Singgih, kak Yuni dan bg Bil).
13.Teman-teman seperjuangan PG.PAUD ’10, yang mewakili Florensma
Saragih yang selalu setia menamani saya dalam menyelesaikan penelitian.
adik-adik PG.PAUD ’11 ,PG.PAUD ’12 dan PG.PAUD ’13, teman-teman
PPLT 2013 guru TK Pelangi Medan.
14. Tidak lupa teman-teman dekat saya SEINRTRW’S (Selly, Eka, Imelda,
Nathalia, Rika, Tari (saya), Rahel, Wita dan Syarifah) yang selama ini
selalu bersama-sama dalam suka dan duka selama menempuh pendidikan
di unimed dan selalu memberikan dukungan buat saya untuk mencapai
hasil yang terbaik.
15.Dan tak lupa teman-teman yang selalu bersama dari seminar hingga
sidang (Wita, kak Mar dan kak Banun).
16.Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu
telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan
v
Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi
maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia
pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.
Medan, Juli 2014
Penulis
i
ABSTRAK
RATNA UTARI. Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014
Masalah yang kerap kali dijumpai dilapangan adalah : masih kurangnya perhatian guru pada kemampuan membaca anak, anak kurang aktif berbicara (sulit berkomunikasi) dalam pembelajaran, dan tuntutan orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca, menulis dan berhitung. Salah satu cara yang digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca anak yaitu dengan menggunkan metode bercakap-cakap. Dalam pembelajaran metode bercakap-cakap bisa menggunakan media salah satunya yaitu media gambar yang berwarna dan menarik perhatian anak. Selain mengembangkan kemampuan membaca anak, metode bercakap-cakap dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berbahasa dan berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orangtua.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan. Jenis penelitian ini adalah True Eksperimental dengan bentuk Posttest Only Control Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercakap-cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode bercakap-cakap dengan media gambar dan kelas kontrol yang menggunakan metode tanya jawab dengan media gambar seri. Penentuan sampel dilakukan secara acak (random) dengan jumlah sampel tiap kelas sebanyak 10 anak.
Variabel bebas adalah metode bercakap-cakap sedangkan variabel terikat adalah kemampuan membaca. Intrumen pengumpulan data yaitu pedoman observasi. Analisis data mengunakan uji-t. Dan observasi dilakukan pengobservasi dengan pedoman observasi yang telah disediakan. Dengan taraf nyata α = 0,05
vi
BAB II Kerangka Teoritis, Kerangka Konseptual, dan Pengajuan Hipotesis 2.1 Kerangka Teoritis ... 10
2.1.1 Metode Bercakap-cakap ... 10
2.1.1.1 Pengertian Metode Bercakap-cakap ... 10
2.1.1.2 Bentuk-bentuk Metode Bercakap-cakap ... 15
2.1.1.3 Tujuan Metode Bercakap-cakap bagi AUD ... 20
2.1.1.4 Manfaat Metode Bercakap-cakap bagi AUD ... 20
2.1.2 Kemampuan Membaca AUD ... 21
2.1.2.1 Pengertian Membaca pada AUD ... 21
vii
2.1.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca .. 30
2.1.3 Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak ... 32
3.3Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional ... 37
3.3.1. Variabel Penelitian ... 37
3.3.2. Defenisi Operasional ... 37
3.4Desain Penelitian ... 38
3.5Alat Pengumpulan Data ... 38
3.6Tahap Pengumpulan Data ... 42
3.7Tehnik Analisis Data ... 43
3.8Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan. ... 55
5.2 Saran. ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Penelitian pada Kelas Kontrol... 16
Tabel 2.2 Langkah-langkah Penelitian Pada Kelas Eksperimen ... 17
Tabel 2.3 Capaian Perkembangan Bahasa sesuai Permen 58 ... 26
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Metode Bercakap-cakap Guru ... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Membaca Anak ... 40
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 47
Tabel 4.1 Data Nilai Observasi Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4.2 Data Nilai Observasi Kelas Kontrol ... 49
Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 51
Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas ... 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Membaca Anak Kelas Eksperimen dan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana Kegiatan Harian dan Pedoman Observasi
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 3: Data Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 4: Nilai Rata-rata, Simpangan Baku, Data Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 5: Perhitungan Mean, Standar Deviasi Varians dan Varians Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 6: Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 7: Uji Homogenitas
Lampiran 8: Uji Hipotesis
Lampiran 9: Tabel Distribusi Nilai F
Lampiran 10: Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Lampiran 11: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z
Lampiran 12: Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakangPendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi
pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter
budi pekerti luhur pandai dan terampil. Usia Paud adalah usia seorang anak
dimana mereka harus mendapat pondasi pendidikan yang baik dan benar.
Pendidikan bagi anak adalah dimulai sejak anak berusia dini dimana anak otak
anak berkembang 80%. Bagi anak cara yang paling efesien menerima rangsangan
adalah melalui bermain.
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak – Kanak. Undang – undang
tersebut juga menggariskan bahwa PAUD diselenggarakan dengan berbagai
bentuk dan program. Beberapa program PAUD yang saat ini berada di
masyarakat, antara lain taman kanak – kanak (TK), raudhatul athfal (RA), taman
bermain, taman penitipan anak (TPA), taman bacaan anak.
Tujuan diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdapat
dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utama dilaksanakan
PAUD adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
2
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan di masa dewasanya. Sedangkan tujuan penyerta PAUD
adalah membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
disekolah terutama kesiapan anak dalam membaca.
Menurut PERMENDIKNAS No 58 tahun 2009 tentang “standar
Pendidikan Anak Usia Dini terdapat 5 dimensi perkembangan yaitu
perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan
moral (NAM)”. Perkeembangan bahasa merupakan salah satu dari dimensi yang
perlu di kembangkan dimana anak belajar dengan meniru. Perkembangan bahasa
pada anak merupakan langkah awal dimana anak belajar berbicara, berceloteh
maupun membaca.
Kemampuan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang
tertinggi dan menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain. Di dunia modern
saat ini, kemampuan membaca dapat menentukan kualitas seorang manusia.
Banyak membaca dapat menjadikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan luas,
bijaksana, dan memilik nilai-nilai lebih dibandingkan orang yang tidak membaca
sama sekali, sedikit membaca atau hanya membaca bacaan tidak berkualitas. Baca
atau membaca dapat dirtikan sebagai kegiatan menelusuri, memahami, hingga
mengeksplorasi berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian huruf-huruf,
dalam suatu tulisan atau bacaan, bahkan gambar
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
3
membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut sangat erat kaitannya dengan
tiga ketrampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya
kita melalui suatu hubungan yang teratur : mula – mula pada masa kecil kita
belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelah itu kita
belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dilakukan disekolah.
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata..
Walaupun membaca diartikan demikian, tetapi secara khusus membaca
diartikan mengerti tulisan. Untuk menjadikan anak mampu membaca yang
terpenting dilakukan orangtua dan guru adalah memilih media atau sarana yang
dapat membantu mengasah kemampuannya dengan cara yang menyenangkan.
Setiap anak memiliki perkembangan berbahasa yang berbeda – beda
dalam rentang waktu yang sama yang mana anak mampu menerima apa yang
diberikan oleh gurunya. Saat anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
misalnya saja anak memasuki TK pada kelompok B maka anak mulai belajar
pada kesiapannya untuk memasuki tingkat sekolah dasar. Saat itu mereka akan
mulai belajar menulis, belajar berhitung awal maupun membaca dini.
Membaca merupakan sarana utama bagi seorang anak untuk mengasah
keingintahuannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan membaca yang baik
pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan
pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Oleh karena
4
memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (utamanya guru dan orangtua
atau keluarga). Perkembangan kemampuan membaca anak dapat diamati melalui
kemampuan bercerita, bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya,
yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan
bacaan, diceritakan orang lain atau mendengar siaran-siaran media masa baik
lewat radio atau televisi.
Sekarang ini banyak kita jumpai sekolah – sekolah PAUD atau TK yang
berlomba – lomba menjadi yang terbaik dalam hal mengajar, dimana mereka akan
menonjolkan keahliannya agar anak itu mampu dan bisa dalam menerima
pelajaran. Jika dinilai oleh orang – orang bahwa sekolah ini bagus misalnya saja
anak mereka sudah pandai menulis, menyebutkan huruf atau membaca satu kata
maka akan dengan mudahnya mereka memberitahukan kepada orang – orang
bahwa sekolah ini bagus. Jadi sekolah – sekolah lainnya pun tidak mau kalah dan
berlomba – lomba untuk menjadi yang terbaik. Ini lah salah satu masalah yang
ditemukan sekarang ini.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada TK Pelangi
kelompok B anak masih belum mengenal beberapa huruf misalnya salah
menyebutkan antara b dan d , minat anak dalam membaca masih kurang, anak
kurang semangat atau cepat bosan dalam menerima materi dan perbendaharaan
kosa kata anak masih sedikit.
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan hal itu terjadi adalah karena
5
hitung), kurangnya pemahaman orangtua dalam mengetahui perkembangan anak,
kegiatan yang di lakukan guru hanya berfokus pada materi saja, dan metode yang
di ajarkan guru kurang bervariasi sehingga kurang merangsang perkembangan
bahasa anak. Berbagai faktor di atas menjadi hal yang penting untuk di
perhatikan, yang mana kemampuan anak dalam membaca menjadi salah satu hal
yang perlu di siapkan guru untuk membantu anak dalam memasuki sekolah dasar.
Fenomena di atas yang sekarang muncul dalam dunia pendidikan anak
usia dini dan mendukung masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Untuk itu kita
sebagai seorang guru maupun calon guru perlu menyikapinya dengan baik,
bagaimana mengambil sikap kedepannya. Untuk itu perlunya kerjasama yang
dilakukan oleh guru dan orangtua anak yang mana kita perlu menjelaskan pada
mereka untuk mengambil sikap tidak memaksakan kehendak anak, guru juga
berupaya seoptimal mungkin dalam memberikan apa yang terbaik untuk anak
sehingga anak mudah untuk menerimanya.
Penerapan metode bercakap-cakap mempunyai ruang lingkup dan tujuan
yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya penerapan metode
bercakap-cakap pada anak usia dini ini diarahkan untuk mempertajam kepekaan
perasaan anak, melatih daya tangkap serta memberi kesempatan kepada anak
untuk berekspresi secara lisan. Guru dituntut mampu memotivasi anak agar anak
lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau mengekspresikan secara lisan.
Maka dari itu seorang guru harus dapat mengembangkan kecakapan dan
6
bercakap-cakap perlu diterapkan kepada anak di PAUD, sehingga mereka
mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara
verbal. Penggunaan metode bercakap-cakap bukan hanya ditujukan untuk anak
menambah perbendaharaan kosakata dan kemampuan menyimak anak, melainkan
berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mewujudkan bahasa yang reseptif
(mendengarkan dan membaca) dan ekspresif (berbicara dan menulis) dalam suatu
dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Selain penerapan metode dan strategi yang
tepat untuk perkembangan bahasa anak, juga yang sangat menentukan adalah
peranan guru dalam proses kegiatan terhadap anak.
Oleh karena itu usaha awal yang harus di lakukan guru TK dalam
mengembangkan keterampilan berbahasa anak terutama dalam membaca adalah
membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui metode yang sangat tepat
untuk menstimulus perkembangan bahasa anak salah satunya dengan
menggunakan metode bercakap - cakap yang dipilih dengan tujuan anak dapat
tertarik minat bacanya sejak dini. Pada saat bercakap – cakap, anak juga akan
belajar bagaimana bahasa yang di gunakan untuk menyampaikan pesan. Bercakap
– cakap bisa di lakukan antara anak dengan guru atau anak dengan anak lainnya
(teman sebaya). Pada kegiatan pembelajaran kedudukan guru dalam metode
bercakap – cakap adalah sebagai fasilitator, guru mengarahkan anak agar aktif
dalam bercakap – cakap sehingga anak mampu untuk menjawab pertanyaan serta
mengemukan idenya.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti merasa penting untuk
7
untuk masuk pada jenjeng pendidikan yang lebih tinggi. Adapun metode yang
peneliti gunakan yaitu dengan metode bercakap – cakap. Dengan metode bercakap
– cakap anak dapat mengungkapkan perasaan, ide yang disampaikan secara lisan.
Peneliti berkeinginan melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Bercakap – cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 – 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang
timbul sebagai berikut:
1. Tuntutan orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca, menulis,
dan berhitung, namun tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
2. Kurangnya perhatian guru terhadap anak dalam kesiapan membaca.
3. Bahasa anak belum berkembang dengan baik.
4. Anak kurang aktif dalam berbicara ( sulit berkomunikasi) dalam
pembelajaran
5. Kurang di terapkannya metode bercakap – cakap dalam pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Banyaknya masalah teridentifikasi maka peneliti ingin membatasi masalah
supaya penelitian ini lebih terarah, tidak terlalu luas dan mudah untuk dipahami
8
cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 – 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh
metode bercakap – cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 – 6 tahun di
TK Pelangi Medan?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh
metode bercakap – cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 – 6 tahun di
TK Pelangi Medan tahun ajaran 2013/2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Untuk menambah ilmu atau wawasan yang bermanfaat dalam
mempersiapkan anak untuk masuk jenjang pendidikan selanjutnya, Terutama
kesiapan anak dalam membaca.
2. Manfaat praktis
Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan maupun
9
Bagi anak usia dini. Untuk menambah kemampuan anak dalam berbahasa
terutama dalam keterampilan membaca dasar sejak dini.
Bagi guru. Sebagai masukan bagi guru PAUD dalam menerapkan metode
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan :
a. Pembelajaran dengan metode bercakap-cakap mampu memberikan
pengaruh terhadap kemampuan anak dalam membaca. Hal tersebut sesuai
dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh thitung ˃ ttabel yaitu 6,823 ˃ 1,733
pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = (n1+n2-2). Sehingga dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak Ha diterima. Dinyatakan bahwa metode bercakap-cakap
sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun.
b. Selain meningkatkan kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun, metode
bercakap-cakap juga dapat menigkatkan kognitif, dan bahasa anak.
Terlihat pada saat anak menarik garis dengan membaca terlebih dahulu
kata yang terdapat di lembar kerja anak, setelah di ketahui bacaannya anak
kemudian menarik garis tersebut sesuai gambar yang ada. Dalam kegiatan
menarik garis tersebut kemampuan kognitif anak di lihat saat anak
mengenal huruf dan kemampuan bahasa anak terlihat saat ia akan
55
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menggunakan metode
bercakap-cakap untuk meningkatkan kemampuan membaca anak.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai
pembelajaran dengan kemampuan memebaca agar lebih memperhatikan
kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil
yang lebih baik pada peneliti selanjutnya.
3. Bagi sekolah diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama dengan
guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan
kemampuan membaca anak.
4. Bagi orang tua dapat menambah pengetahuan terkait pengenalan metode
56
DAFTAR PUSTAKA
Aizid, Rizem. 2011. Tips Ampuh Menyiapkan Anak Gemar Membaca Sejak Dalam Kandungan Sampai Masa Pengasuhan. Jogjakarta : DIVA Press Aulia. 2012. Revolusi Pembuat Anak Candu Membaca. Jogjakarta : FlashBook
Diane, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembanga) bagian I sampai IV. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Dhieni, Nurbiana dkk. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
___________. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. ( http://gatotardiansahe1c111036.blogspot.com/2011/09/bab-i-pendahuluan.html (di akses sabtu, 15 februari 2014 : 11.00 wib)
___________. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Jamaris, Martini. (2005). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo. (http://sakuragirls26.blogspot.com/22011/09/makalah-mengembangkan-kemampuan-membaca.html// diakses sabtu 15 februari 2014 : 11.00 wib)
Karli, hilda. (2010). Membaca dan menulis untuk anak usia dini melalui aktivitas yang menyenangkan. Jurnal pendidikan penabur - No.15. jakarta 1-23
R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana