• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP

TERHADAP

KEMAMPUAN

MEMBACA ANAK

USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI

MEDAN T.A 2013/2014

SKRIPSI

OLEH:

RATNA UTARI

1103113042

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK

USIA 5-6 TAHUN DI TK PELANGI

MEDAN T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Prodi PG-PAUD

OLEH:

RATNA UTARI

1103113042

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul : “Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi atau sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik moril, waktu maupun

meteril sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

4. Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas

(7)

iii

6. Ibu Dra. Hj. Nasriah, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Anak

Usia Dini (PG-PAUD). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan.

7. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan

berupa ilmu sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd, ibu Nurmaniah, M.Pd, dan bapak Dr.

Sudirman, SE, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan serta saran-saran mulai dari awal hingga selesainya penyusunan

skripsi ini.

9. Kepala sekolah TK Pelangai Medan ibu Sunarti S.Pd yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, ibu Yuni,

S.Pd sebagai guru kelas B1, dan kepada seluruh guru TK Pelangi Medan

yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10.Ibu Nasriah, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

11.Bapak dan ibu dosen dan staf pegawai Jurusan Prodi PG.PAUD

Universitas Negeri Medan terutama kak Ika yang telah membantu saya

dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

12.Terkhusus kepada orang tua tercinta bapak dan ibu saya yang dengan

ikhlas dan tanpa kenal lelah terus berjuang segenap tenaga dan pikiran,

yang senantiasa mendoakan , memberikan dukungan, dan kasih sayang

(8)

iv

Unimed. Kepada abang-kakak saya yang selalu mendukung saya dalam

doa (bg Nyoto, bg Singgih, kak Yuni dan bg Bil).

13.Teman-teman seperjuangan PG.PAUD ’10, yang mewakili Florensma

Saragih yang selalu setia menamani saya dalam menyelesaikan penelitian.

adik-adik PG.PAUD ’11 ,PG.PAUD ’12 dan PG.PAUD ’13, teman-teman

PPLT 2013 guru TK Pelangi Medan.

14. Tidak lupa teman-teman dekat saya SEINRTRW’S (Selly, Eka, Imelda,

Nathalia, Rika, Tari (saya), Rahel, Wita dan Syarifah) yang selama ini

selalu bersama-sama dalam suka dan duka selama menempuh pendidikan

di unimed dan selalu memberikan dukungan buat saya untuk mencapai

hasil yang terbaik.

15.Dan tak lupa teman-teman yang selalu bersama dari seminar hingga

sidang (Wita, kak Mar dan kak Banun).

16.Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu

telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan

(9)

v

Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dari segi isi

maupun dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan

skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia

pendidikan khususnya pada pendidikan anak usia dini.

Medan, Juli 2014

Penulis

(10)

i

ABSTRAK

RATNA UTARI. Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pelangi Medan T.A 2013/2014

Masalah yang kerap kali dijumpai dilapangan adalah : masih kurangnya perhatian guru pada kemampuan membaca anak, anak kurang aktif berbicara (sulit berkomunikasi) dalam pembelajaran, dan tuntutan orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca, menulis dan berhitung. Salah satu cara yang digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan membaca anak yaitu dengan menggunkan metode bercakap-cakap. Dalam pembelajaran metode bercakap-cakap bisa menggunakan media salah satunya yaitu media gambar yang berwarna dan menarik perhatian anak. Selain mengembangkan kemampuan membaca anak, metode bercakap-cakap dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berbahasa dan berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orangtua.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan. Jenis penelitian ini adalah True Eksperimental dengan bentuk Posttest Only Control Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercakap-cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun di TK Pelangi Medan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode bercakap-cakap dengan media gambar dan kelas kontrol yang menggunakan metode tanya jawab dengan media gambar seri. Penentuan sampel dilakukan secara acak (random) dengan jumlah sampel tiap kelas sebanyak 10 anak.

Variabel bebas adalah metode bercakap-cakap sedangkan variabel terikat adalah kemampuan membaca. Intrumen pengumpulan data yaitu pedoman observasi. Analisis data mengunakan uji-t. Dan observasi dilakukan pengobservasi dengan pedoman observasi yang telah disediakan. Dengan taraf nyata α = 0,05

(11)

vi

BAB II Kerangka Teoritis, Kerangka Konseptual, dan Pengajuan Hipotesis 2.1 Kerangka Teoritis ... 10

2.1.1 Metode Bercakap-cakap ... 10

2.1.1.1 Pengertian Metode Bercakap-cakap ... 10

2.1.1.2 Bentuk-bentuk Metode Bercakap-cakap ... 15

2.1.1.3 Tujuan Metode Bercakap-cakap bagi AUD ... 20

2.1.1.4 Manfaat Metode Bercakap-cakap bagi AUD ... 20

2.1.2 Kemampuan Membaca AUD ... 21

2.1.2.1 Pengertian Membaca pada AUD ... 21

(12)

vii

2.1.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca .. 30

2.1.3 Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kemampuan Membaca Anak ... 32

3.3Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional ... 37

3.3.1. Variabel Penelitian ... 37

3.3.2. Defenisi Operasional ... 37

3.4Desain Penelitian ... 38

3.5Alat Pengumpulan Data ... 38

3.6Tahap Pengumpulan Data ... 42

3.7Tehnik Analisis Data ... 43

3.8Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

(13)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan. ... 55

5.2 Saran. ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Penelitian pada Kelas Kontrol... 16

Tabel 2.2 Langkah-langkah Penelitian Pada Kelas Eksperimen ... 17

Tabel 2.3 Capaian Perkembangan Bahasa sesuai Permen 58 ... 26

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Metode Bercakap-cakap Guru ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Membaca Anak ... 40

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 47

Tabel 4.1 Data Nilai Observasi Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4.2 Data Nilai Observasi Kelas Kontrol ... 49

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 51

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas ... 52

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Membaca Anak Kelas Eksperimen dan

(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Kegiatan Harian dan Pedoman Observasi

Lampiran 2: Data Mentah Hasil Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 3: Data Observasi Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 4: Nilai Rata-rata, Simpangan Baku, Data Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 5: Perhitungan Mean, Standar Deviasi Varians dan Varians Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 6: Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 7: Uji Homogenitas

Lampiran 8: Uji Hipotesis

Lampiran 9: Tabel Distribusi Nilai F

Lampiran 10: Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

Lampiran 11: Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

Lampiran 12: Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi

pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter

budi pekerti luhur pandai dan terampil. Usia Paud adalah usia seorang anak

dimana mereka harus mendapat pondasi pendidikan yang baik dan benar.

Pendidikan bagi anak adalah dimulai sejak anak berusia dini dimana anak otak

anak berkembang 80%. Bagi anak cara yang paling efesien menerima rangsangan

adalah melalui bermain.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak – Kanak. Undang – undang

tersebut juga menggariskan bahwa PAUD diselenggarakan dengan berbagai

bentuk dan program. Beberapa program PAUD yang saat ini berada di

masyarakat, antara lain taman kanak – kanak (TK), raudhatul athfal (RA), taman

bermain, taman penitipan anak (TPA), taman bacaan anak.

Tujuan diselenggarakannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdapat

dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utama dilaksanakan

PAUD adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang

(18)

2

memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta

mengarungi kehidupan di masa dewasanya. Sedangkan tujuan penyerta PAUD

adalah membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)

disekolah terutama kesiapan anak dalam membaca.

Menurut PERMENDIKNAS No 58 tahun 2009 tentang “standar

Pendidikan Anak Usia Dini terdapat 5 dimensi perkembangan yaitu

perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama dan

moral (NAM)”. Perkeembangan bahasa merupakan salah satu dari dimensi yang

perlu di kembangkan dimana anak belajar dengan meniru. Perkembangan bahasa

pada anak merupakan langkah awal dimana anak belajar berbicara, berceloteh

maupun membaca.

Kemampuan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang

tertinggi dan menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain. Di dunia modern

saat ini, kemampuan membaca dapat menentukan kualitas seorang manusia.

Banyak membaca dapat menjadikan seseorang memiliki ilmu pengetahuan luas,

bijaksana, dan memilik nilai-nilai lebih dibandingkan orang yang tidak membaca

sama sekali, sedikit membaca atau hanya membaca bacaan tidak berkualitas. Baca

atau membaca dapat dirtikan sebagai kegiatan menelusuri, memahami, hingga

mengeksplorasi berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian huruf-huruf,

dalam suatu tulisan atau bacaan, bahkan gambar

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.

(19)

3

membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut sangat erat kaitannya dengan

tiga ketrampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya

kita melalui suatu hubungan yang teratur : mula – mula pada masa kecil kita

belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelah itu kita

belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum

memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dilakukan disekolah.

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata..

Walaupun membaca diartikan demikian, tetapi secara khusus membaca

diartikan mengerti tulisan. Untuk menjadikan anak mampu membaca yang

terpenting dilakukan orangtua dan guru adalah memilih media atau sarana yang

dapat membantu mengasah kemampuannya dengan cara yang menyenangkan.

Setiap anak memiliki perkembangan berbahasa yang berbeda – beda

dalam rentang waktu yang sama yang mana anak mampu menerima apa yang

diberikan oleh gurunya. Saat anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi

misalnya saja anak memasuki TK pada kelompok B maka anak mulai belajar

pada kesiapannya untuk memasuki tingkat sekolah dasar. Saat itu mereka akan

mulai belajar menulis, belajar berhitung awal maupun membaca dini.

Membaca merupakan sarana utama bagi seorang anak untuk mengasah

keingintahuannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan membaca yang baik

pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan

pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Oleh karena

(20)

4

memperoleh perhatian yang serius bagi pendidik (utamanya guru dan orangtua

atau keluarga). Perkembangan kemampuan membaca anak dapat diamati melalui

kemampuan bercerita, bercakap-cakap, membaca puisi, menyanyi dan sebagainya,

yang kesemuanya ini dapat diperoleh dari berbagai sumber baik melalui bahan

bacaan, diceritakan orang lain atau mendengar siaran-siaran media masa baik

lewat radio atau televisi.

Sekarang ini banyak kita jumpai sekolah – sekolah PAUD atau TK yang

berlomba – lomba menjadi yang terbaik dalam hal mengajar, dimana mereka akan

menonjolkan keahliannya agar anak itu mampu dan bisa dalam menerima

pelajaran. Jika dinilai oleh orang – orang bahwa sekolah ini bagus misalnya saja

anak mereka sudah pandai menulis, menyebutkan huruf atau membaca satu kata

maka akan dengan mudahnya mereka memberitahukan kepada orang – orang

bahwa sekolah ini bagus. Jadi sekolah – sekolah lainnya pun tidak mau kalah dan

berlomba – lomba untuk menjadi yang terbaik. Ini lah salah satu masalah yang

ditemukan sekarang ini.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada TK Pelangi

kelompok B anak masih belum mengenal beberapa huruf misalnya salah

menyebutkan antara b dan d , minat anak dalam membaca masih kurang, anak

kurang semangat atau cepat bosan dalam menerima materi dan perbendaharaan

kosa kata anak masih sedikit.

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan hal itu terjadi adalah karena

(21)

5

hitung), kurangnya pemahaman orangtua dalam mengetahui perkembangan anak,

kegiatan yang di lakukan guru hanya berfokus pada materi saja, dan metode yang

di ajarkan guru kurang bervariasi sehingga kurang merangsang perkembangan

bahasa anak. Berbagai faktor di atas menjadi hal yang penting untuk di

perhatikan, yang mana kemampuan anak dalam membaca menjadi salah satu hal

yang perlu di siapkan guru untuk membantu anak dalam memasuki sekolah dasar.

Fenomena di atas yang sekarang muncul dalam dunia pendidikan anak

usia dini dan mendukung masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Untuk itu kita

sebagai seorang guru maupun calon guru perlu menyikapinya dengan baik,

bagaimana mengambil sikap kedepannya. Untuk itu perlunya kerjasama yang

dilakukan oleh guru dan orangtua anak yang mana kita perlu menjelaskan pada

mereka untuk mengambil sikap tidak memaksakan kehendak anak, guru juga

berupaya seoptimal mungkin dalam memberikan apa yang terbaik untuk anak

sehingga anak mudah untuk menerimanya.

Penerapan metode bercakap-cakap mempunyai ruang lingkup dan tujuan

yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya penerapan metode

bercakap-cakap pada anak usia dini ini diarahkan untuk mempertajam kepekaan

perasaan anak, melatih daya tangkap serta memberi kesempatan kepada anak

untuk berekspresi secara lisan. Guru dituntut mampu memotivasi anak agar anak

lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau mengekspresikan secara lisan.

Maka dari itu seorang guru harus dapat mengembangkan kecakapan dan

(22)

6

bercakap-cakap perlu diterapkan kepada anak di PAUD, sehingga mereka

mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara

verbal. Penggunaan metode bercakap-cakap bukan hanya ditujukan untuk anak

menambah perbendaharaan kosakata dan kemampuan menyimak anak, melainkan

berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam mewujudkan bahasa yang reseptif

(mendengarkan dan membaca) dan ekspresif (berbicara dan menulis) dalam suatu

dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Selain penerapan metode dan strategi yang

tepat untuk perkembangan bahasa anak, juga yang sangat menentukan adalah

peranan guru dalam proses kegiatan terhadap anak.

Oleh karena itu usaha awal yang harus di lakukan guru TK dalam

mengembangkan keterampilan berbahasa anak terutama dalam membaca adalah

membentuk kebiasaan dan kegemaran membaca melalui metode yang sangat tepat

untuk menstimulus perkembangan bahasa anak salah satunya dengan

menggunakan metode bercakap - cakap yang dipilih dengan tujuan anak dapat

tertarik minat bacanya sejak dini. Pada saat bercakap – cakap, anak juga akan

belajar bagaimana bahasa yang di gunakan untuk menyampaikan pesan. Bercakap

– cakap bisa di lakukan antara anak dengan guru atau anak dengan anak lainnya

(teman sebaya). Pada kegiatan pembelajaran kedudukan guru dalam metode

bercakap – cakap adalah sebagai fasilitator, guru mengarahkan anak agar aktif

dalam bercakap – cakap sehingga anak mampu untuk menjawab pertanyaan serta

mengemukan idenya.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti merasa penting untuk

(23)

7

untuk masuk pada jenjeng pendidikan yang lebih tinggi. Adapun metode yang

peneliti gunakan yaitu dengan metode bercakap – cakap. Dengan metode bercakap

– cakap anak dapat mengungkapkan perasaan, ide yang disampaikan secara lisan.

Peneliti berkeinginan melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Bercakap – cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 – 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang

timbul sebagai berikut:

1. Tuntutan orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca, menulis,

dan berhitung, namun tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

2. Kurangnya perhatian guru terhadap anak dalam kesiapan membaca.

3. Bahasa anak belum berkembang dengan baik.

4. Anak kurang aktif dalam berbicara ( sulit berkomunikasi) dalam

pembelajaran

5. Kurang di terapkannya metode bercakap – cakap dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Banyaknya masalah teridentifikasi maka peneliti ingin membatasi masalah

supaya penelitian ini lebih terarah, tidak terlalu luas dan mudah untuk dipahami

(24)

8

cakap terhadap Kemampuan Membaca Anak Usia 5 – 6 tahun di TK Pelangi Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh

metode bercakap – cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 – 6 tahun di

TK Pelangi Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dilakukan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh

metode bercakap – cakap terhadap kemampuan membaca anak usia 5 – 6 tahun di

TK Pelangi Medan tahun ajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Untuk menambah ilmu atau wawasan yang bermanfaat dalam

mempersiapkan anak untuk masuk jenjang pendidikan selanjutnya, Terutama

kesiapan anak dalam membaca.

2. Manfaat praktis

 Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan maupun

(25)

9

 Bagi anak usia dini. Untuk menambah kemampuan anak dalam berbahasa

terutama dalam keterampilan membaca dasar sejak dini.

 Bagi guru. Sebagai masukan bagi guru PAUD dalam menerapkan metode

(26)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan :

a. Pembelajaran dengan metode bercakap-cakap mampu memberikan

pengaruh terhadap kemampuan anak dalam membaca. Hal tersebut sesuai

dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh thitung ˃ ttabel yaitu 6,823 ˃ 1,733

pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = (n1+n2-2). Sehingga dapat dikatakan

bahwa H0 ditolak Ha diterima. Dinyatakan bahwa metode bercakap-cakap

sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun.

b. Selain meningkatkan kemampuan membaca anak usia 5-6 tahun, metode

bercakap-cakap juga dapat menigkatkan kognitif, dan bahasa anak.

Terlihat pada saat anak menarik garis dengan membaca terlebih dahulu

kata yang terdapat di lembar kerja anak, setelah di ketahui bacaannya anak

kemudian menarik garis tersebut sesuai gambar yang ada. Dalam kegiatan

menarik garis tersebut kemampuan kognitif anak di lihat saat anak

mengenal huruf dan kemampuan bahasa anak terlihat saat ia akan

(27)

55

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menggunakan metode

bercakap-cakap untuk meningkatkan kemampuan membaca anak.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran dengan kemampuan memebaca agar lebih memperhatikan

kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil

yang lebih baik pada peneliti selanjutnya.

3. Bagi sekolah diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama dengan

guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan

kemampuan membaca anak.

4. Bagi orang tua dapat menambah pengetahuan terkait pengenalan metode

(28)

56

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. 2011. Tips Ampuh Menyiapkan Anak Gemar Membaca Sejak Dalam Kandungan Sampai Masa Pengasuhan. Jogjakarta : DIVA Press Aulia. 2012. Revolusi Pembuat Anak Candu Membaca. Jogjakarta : FlashBook

Diane, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembanga) bagian I sampai IV. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Dhieni, Nurbiana dkk. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

___________. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. ( http://gatotardiansahe1c111036.blogspot.com/2011/09/bab-i-pendahuluan.html (di akses sabtu, 15 februari 2014 : 11.00 wib)

___________. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Jamaris, Martini. (2005). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo. (http://sakuragirls26.blogspot.com/22011/09/makalah-mengembangkan-kemampuan-membaca.html// diakses sabtu 15 februari 2014 : 11.00 wib)

Karli, hilda. (2010). Membaca dan menulis untuk anak usia dini melalui aktivitas yang menyenangkan. Jurnal pendidikan penabur - No.15. jakarta 1-23

R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Membaca Anak Kelas Eksperimen dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa F hitung (30.500) lebih besar dari pada F tabel (19.330) yang berarti bahwa adanya variasi ekstrak etanol kelopak bunga rosella

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian mengenai penerapan kompetensi dasar regulasi penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) dari aspek

Sampai saat ini Lembaga Pemasyarakatan belum menunjukkan hasil yang optimal dalam membina narapidana, belum ada korelasi yang cukup signifikan antara lamanya sanksi pidana

turt serta.Terdakwa didakwakan sebagai orang yang turut serta melakukan tindak. pidana pemerasan, dimana orang-orang yang turut serta dalam melakukan

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik dengan ini menyetujui saudara :.. Nama

Menurut catatan yang ada di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada , mahasiswa tersebut :.  Terdaftar pertama kali sebagai mahasiswa Fakultas Teknik tahun

Dengan spesifikasi tersebut, ternyata video card ini memiliki kemampuan yang cukup baik, karena dari pengujian yang telah kami lakukan ternyata nilai yang mampu dihasilkan tidak

Waktu fermentasi terbaik 28 hari urin sapi sebagai pupuk organik cair dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit karet pada pengamatan tinggi tanaman, diameter batang,