• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI WILAYAH Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI WILAYAH Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu Dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI WILAYAH

PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:

SITI KHOIRIYAH J500 090 069

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS MOJOLABAN

SUKOHARJO

Siti Khoiriyah, Yusuf Alam Romadhon, Anika Candrasari

Latar Belakang. Di dalam mencapai aspek perkembangan motorik kasar balita, maka peran seorang ibu penting bagi perkembangan balita, sehingga dengan mengupayakan kualitas hidup ibu untuk menuju pada aspek perkembangan motorik kasar balita yang baik akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi lebih maksimal.

Tujuan. Untuk mengetahui hubungan kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita

Metode. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo 13 November 2012. Besar sampel adalah 43 responden. Variabel penelitian meliputi : kualitas hidup ibu dan aspek perkembangan motorik kasar balita. Data kualitas hidup ibu diperoleh dengan kuisioner WHOQOL-BREF. Data dari aspek perkembangan motorik kasar balita dengan menggunakan Tes Denver. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi square.

Hasil. Proporsi balita dengan aspek perkembangan motorik kasar balita lebih banyak pada kelompok ibu dengan kualitas hidup yang baik dibanding dengan kualitas hidup yang tidak baik (72,1% vs 27,9%) dan dianalisis dengan menggunakan tes chi square, didapatkan nilai X² sebesar 15.216 dan p sebesar< 0,000 (p<0,05). Sehingga Ho ditolak H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

Kesimpulan. penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup ibu dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

Kata kunci. Kualitas hidup ibu, perkembangan motorik kasar  

 

(4)

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN MOTHER’S QUALITY OF LIFE AND DEVELOPMENT OF CHILDREN’S GROSS MOTORIC IN CLINIC

MOJOLABAN, SUKOHARJO

Siti Khoiriyah, Yusuf Alam Romadhon, Anika Candrasari

Background. The role of mother is important for development of children’s gross motoric. Increasment in mother’s quality of life and children’s gross motoric can make the quality of human resource better.

Objective. To determine the relationship mother’s quality of life and development of children’s gross motoric.

Methods. This research used observation method with cross sectional study. This research located in clinic Mojolaban, Sukoharjo on 13th November 2012 with 43 sampels. Data obtained by the mother's quality of life questionnaire WHOQOL-Bref and the data development of children’s gross motoric with Denver test. The statistic used Chi square test.

Results. Children’s with better gross motoric was happen in group of mother with good mother’s quality of life (72,1% vs 27,9% with p = 0.000, p <0.05). H0 rejected H1 accepted, showed that there was a relation between the mother’s quality of life with development of children’s gross motoric in clinic Mojolaban, Sukoharjo.

Conclusion. This research showed that there was a relation between the mother’s quality of life with development of children’s gross motoric in clinic Mojolaban, Sukoharjo.

Keywords. Mother’s Quality of Life, Development of children’s gross motoric  

 

 

 

 

 

 

(5)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang akan datang. Pembangunan manusia massa depan di mulai dengan pembinaan anak masa sekarang. Untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas di masa yang akan datang maka anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai kemampuannya (Tanuwidjaya, 2012). Usia balita merupakan masa emas pertumbuhan anak. Secara pertumbuhan biologis, otak pada usia lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa. Selain itu, otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral maupun kepribadian (Yusuf, 2008). Unicef (2006) menyatakan perkembangan anak usia dini mengacu pada sebuah pendekatan komprehensif antara kebijakan-kebijakan dan program-program anak, serta orang tua dan pengasuhnya. Menurut Soetjiningsih (2012), Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan halus), personal sosial dan adaptif.

Deteksi dini dan intervensi dini sangat membantu agar perkembangan anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak sangat besar artinya (Soetjiningsih, 2012). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2009) menunjukkan cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 50,30%, meningkat bila di bandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar 40,76%. Akan tetapi, cakupan tersebut masih jauh dibawah target Standar Pelayanan Minimal tahun 2005 sebesar 65% apalagi bila dibandingkan dengan target Standart Pelayanan Minimal 2010 sebesar 95%. Secara umum, kualitas hidup merupakan suatu produk yang dihasilkan dari interaksi sejumlah faktor-faktor yang berbeda, seperti sosial, fisik, kesehatan, ekonomi, dan kondisi lingkungan, yang secara kumulatif juga dengan cara-cara yang belum diketahui, berinteraksi untuk mempengaruhi pembangunan manusia dan sosial di tingkat individu dan masyarakat (United Nations Glossary 2009). Sehingga faktor-faktor diatas mempengaruhi kualitas hidup ibu terhadap masa perkembangan terutama perkembangan anak.

(6)

yaitu : gross motor, fine motor, self help, receptive language, expressive language, cognitive, social emotional. Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan di atas, peningkatan kualitas hidup, terutama ibu, sangat diperlukan dalam menunjang tumbuh kembang anak seoptimal mungkin dalam segala aspek, termasuk perkembangan pertumbuhan anak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kulaitas hidup ibu dengan aspek perkembangan motorik kasar balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca terutama mengenai hubungan kulaitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita.

TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS HIDUP

1. Definisi

(7)

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR 1. Definisi

Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh yang dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga (Nursalam,2005).

2. Ciri perkembangan

Menurut Rusmil (2006) tumbuh kembang anak mempunyai ciri-ciri dan prinsip antara lain sebagai berikut:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

e. Perkembangan mempunyai pola tetap

f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut (Sukarmin et al, 2009) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain:

a. Faktor herediter b. Faktor pendukung c. Faktor eksternal 4. Tes Perkembangan

Tes Denver ini membagi perkembangan anak menjadi 4 sektor (Soetjiningsih, 2012), yaitu:

a. Personal Social (kepribadian atau tingkah laku social) b. Fine motor adaptive (Gerakan motorik halus)

c. Language (bahasa)

(8)

KERANGKA TEORI

Keterangan :

: tidak di teliti

: di teliti

( Gambar 1: Kerangka Teori )

HIPOTESIS

Terdapat hubungan antara kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

Kualitas Hidup Ibu 1. Kesehatan Fisik

2. Psikologi

3. Hubungan Sosial

4. Lingkungan

Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan Bahasa

Perkembangan Personal Sosial Kebutuhan Dasar

Balita

Asah, Asih, Asuh

(9)

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan (cross-sectional).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo

pada tanggal 13 November 2012.

Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari ibu yang memiliki balita berusia yang ada di Wilayah Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan secara acak.

a. Kriteria Inklusi

1). Ibu yang mempunyai balita yang tercatat di Posyandu Parangkusumo 2). Bersedia untuk diteliti

3). Kooperatif ketika dilakukan pemeriksaan DDST b. Kriteria Ekslusi

1). Balita yang mengalami retandasi mental 2). Balita cacat fisik

3). Balita yang tidak mempunyai ibu. Estimasi Besar Sample

Besar sampel ditentukan dengan rumus: Z21-α/2.p.q

n = d2 dengan:

p = perkiraan proposal (prevalensi) variable dependen pada populasi (Arief M. 2008)

q = 1-p Z1-α/2 = statistik Z

d = presisi absolut atau margin of eror yang diinginkan (Murti, 2006)

p = 18% (Di dapatkan dari data Dinas Kesehatan Sukoharjo Kabupaten Mojolaban, 2009)

q=1-0,18=0,82

(10)

Dan presisi yang diinginan sebesar 10%, maka besar sampel yang diinginkan:

Z21-α/2.p.q n =

d2

(1,64)2 .(0,18).(0,82)

= = 39 sampel (0,1)2

Jadi, besar sampel sebanyak 43 responden.Untuk menghilangkan pengamatan yang drop out, ditambah 10% sehingga pada penelitian dan besar sampel

sebanyak 43 responden.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen adalah tingkat kualitas hidup ibu.

b. Variabel Dependen adalah aspek perkembangan motorik kasar balita.

Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: A. Kualitas Hidup

a. Kualitas hidup Ibu dalam penelitian ini menggunakan responden kuosioner yang sesuai dengan WHOQOL – BREF.

b. Hasil pengukuran :

1. Baik : jika pada hasil kuisioner kualitas hidup didapatkan skor 60-100. 2. Buruk : jika pada hasil kuisioner kualitas hidup didapatkanskor 0-59 . c. Skala pengukuran :Ordinal.

B. Motorik Kasar balita

a. Perkembangan motorik kasar balita adalah kemampuan untuk mengerjakan atau mengerti instruksi pemeriksaan dalam tes perkembangan yaitu DDST II.

b. Perkembangan motorik ini diukur dalam skala ordinal, kemudian dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Kurang : jika perkembangan motorik kasar balita kurang dari usia yang seharusnya.

2. Lebih : jika perkembangan motorik kasar balita melebihi dari usia yang seharusnya.

3. Normal : jika perkembangan motorik kasar balita sesuai dengan usia yang seharusnya.

c. Skala Pengukuran : Ordinal

Instrumen Penelitian

(11)

1. Kualitas Ibu : dengan menggunakan kuisioner WHOQOL-BREF.

2. Perkembangan Motorik Kasar : istrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat Tes Denver yang meliputi:

a. Alat peraga : Benang wol merah, kismis atau manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil.

b. Lembar formulir DDST (Denver Developmental Screening Test). Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh dari hasil Tes Denver dan hasil pengisian kuesioner WHOQOL-BREF oleh balita dan ibu tersebut.

2. Cara pengumpulan data

Data diperoleh dari balita dan ibu anak yang datang ke posyandu Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama untuk mengumpulkan data dari tes Denver yang meliputi Alat peraga dan formulir DDST.Tahap kedua mengumpulkan data tentang kualitas hidup ibu yang diperoleh dari kuisioner tentang

kualitas hidup dari WHO.

Pengelolahan dan Analisis Data

(12)

Jalannya Penelitian

( Gambar 2. Jalannya Penelitia

A. Pengolahan dan Analisis Data

Sampel

Baik Tidak Baik

Kuosioner WHOQOL-BREF

pada Ibu

Tes Denver II

Aspek Motorik

Kasar Balita

Analis Data dengan menggunakan uji Chi-Square

dibantu dengan software SPSS versi 17.0.  Kriteria

Inklusi Kriteria

Eksklusi

Simple Random Sampling

Tes Denver II

Aspek Motorik

Kasar Balita

Normal Lebih Kurang Normal Lebih Kurang

Populasi Ibu Yang Mempunyai

Balita Di Posyandu

(13)

HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:13.595.154.499.297.397.2]

Penelitian ini mengenai hubungan antara kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita di wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo dilaksanakan pada bulan November 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional dan subjek diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dengan 43 sampel. 1. Deskripsi variabel-variabel hasil penelitian

Tabel 3. Distribusi ibu berdasarkan kelompok usia

Kelompok Usia

(tahun) Frekuensi Persentase (%)

<20 1 2,3 21-30 14 32,6 31-40 23 53,5

>40 5 11,6

Total 43 100

Tabel 4. Distribusi balita berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 19 55,8

Perempuan 24 44,2

[image:13.595.161.501.435.505.2]
(14)
[image:14.595.154.500.166.277.2]

Tabel 5. Distribusi balita berdasarkan kelompok usia

Kelompok

Usia(bulan) Frekuensi Persentase (%)

< 24 18 41,9

25-36 16 37,2 37-48 9 20,9

Total 43 100

Analisis Statistik

Tabel 6. Distribusi ibu berdasarkan kualitas hidup

Kualitas Hidup

Ibu Frekuensi Persentase (%)

Baik 31 72,1

Buruk 12 27,9

[image:14.595.163.513.462.543.2]

Jumlah 43 100

Tabel 7. Distribusi balita berdasarkan perkembangan motorik kasar

Perkembangan

motorik kasar Frekuensi Persentase (%)

Kurang 19 44,2

Normal 24 55,8

(15)
[image:15.595.160.518.150.297.2]

Tabel 8. Hasil uji Chi Square

Perkembangan

Motorik Kasar Total

p

Kurang Normal Jumlah

Kualit as Hidup

Ibu

Baik 8 23 31

15.216 0,000 Buruk 11 1 12

Total 19 24 43

PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul hubungan antara kualitas hidup ibu dengan dengan perkembangan motorik kasar balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo dilaksanakan pada bulan November 2012. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.(Notoadmojo, 2010)

Penelitian ini menggunakan populasi sebagai sampel dari semua balita yang memenuhi kriteria restriksi dan berada di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo. Metode yang digunakan di dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling

(Arief, 2010). Dalam penelitian ini besar sampel yang dipakai yaitu sebesar 43 responden.

Berdasarkan deskripsi penelitian di atas dapat di lihat proporsi balita dengan perkembangan motorik kasar balita yang normal lebih banyak pada kelompok ibu dengan kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan kelompok ibu dengan kualitas hidup tidak baik (72,1% vs 27,9%) dan dianalisis dengan menggunakan tes chi square, didapatkan nilai X² sebesar 15.216 dan p sebesar 0.000 (p<0,05). Nilai p < 0,05 . Dari deskripsi analisis di atas, diperoleh kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hayashida et al., (2006), menyimpulkan bahwa agar anak dapat mencapai nilai yang terbaik dalam kondisi psikologi, fungsi, dan kontrol/tumbuh kembangnya di perlukan juga kualitas hidup ibu yang baik. Salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan serta meningkatkan interaksi antara ibu dan anak.

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas hidup ibu dengan perkembangan motorik kasar balita di Wilayah Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

SARAN

1. Untuk para orang tua khususnya ibu agar lebih memperhatikan anak-anaknya baik dalam Asah, Asih maupun Asuh, sehingga perkembangan motorik kasar pada balita dapat tercapai seoptimal mungkin.

2. Bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti tema yang sama dengan penelitian ini hendaknya memperhatikan metode penelitian dengan menggunakan metode cohort, faktor-faktor perancu penelitian agar lebih akurat dan sebaiknya pada populasi yang lebih luas.

3. Untuk kalangan masyarakat dan pemerintah, penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun pedoman bahwa jika perkembangan motorik kasar balita yang tidak baik salah satunya dipengaruhi oleh kualitas hidup ibunya sehingga perbaikan kualitas hidup ibu perlu menjadi suatu pertimbangan melalui Program – program Pembangunan, seperti Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Program Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak dan Pelindungan Perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010 (Rikesdas).

(http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010.

pdf, 29 Januari 2013).

2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah . 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2009. Informasi data kesehatan dari

http://www.dinkesjatengprov.go.id/(Diakses 17 maret 2012).

3. Diana, Aini (2009). Kualitas Hidup Lansia Penyakit Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan. Skripsi Usu.

(17)

Mothers Taking Care of Infants): Comaprison of Japan and North Korea. Dalam HRQOL Research: Making an Impact in the Real World. Lisbon: International Society for Quality of Life Research 5. Ikatan Dokter Indonesia (2007) Pokok –pokok Pikiran Ikatan Dokter

Anak Indonesia .Jakarta :Penerbit IDAI.

6. Murti, B.2006. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Pengukuran Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan .Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

7. Arief, M. 2009. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP UNS.

8. Notoatmodjo, S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

9. Nugroho, H.S.W.2009. Denver Developmental Screening Test: Petunjuk Praktis. Jakarta :EGC.

10. Nursalam,2005. Konsep Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi. Tesis dan Instrumen Keperawatan. Jakarta :Rineka Cipta.

11. Park J., Turnbull A.P., Turnbull III H.R., 2002. Impacts of Poverty on Quality of Life in Families of Children with Disabilities. Council for Exceptional Children. Vol 68, No. 2, pp. 151-170

12. Rusmil,K. 2006. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Sumber: Bab 2 Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan Intervasi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar Departement Kesehatan RI-Tahun 2006.

13. Samsudin.2005. Pengembangan Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Diklat Fakultas Ilmu Keolahragaaan Universitas Negeri Jakarta.

14. Sekertariat Wakil Presiden Republik Indonesia. 2001. Ulasan: Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. http://tnp2k.go.id/jdownloads/Publikasi/Publikasi%20Ulasan/Ulasan_t np2knov2011.pdf(24 mei 2012).

15. Skevington S,M,. Lotfy M., O’Connell K.A.,2004. TheWorld Hearlth Organization’s WHOQOL-BREF quality of life asseement : Psychometric properties and results of the internasional field trial A Report from the WHOQOL, Group, Quality of Life , 310.

16. Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta :Sagungseto .Pp 86-90.

(18)

Philippine Journal of Development. Vol.33,lss.1/2,pg.101, 28 pgs.Makati City, 2006

18. Sukarmin, dan Riyadi , Sujono . 2009. Asupam Keperawatan Pada Anak Yogyakarta: Graha Illmu.

19. Supraptini, Lubis, A., danIrianto, J. 2003.Cakupan Imunisasi Balita dan Asi Ekslusif di Indonesia, Hasil Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas)2001. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 2 :249-254

20. Suwarba,I.G.N., Widodo, D.P., Handryastuti, R.A.S.2008. Profil Klinik dan Etiologi Pasien Keterlambatan Perkembangan Global di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta .Sari Pediatri, Vol. 10, No. 4 Desember 2008. Pp. 255-61.

21. The Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF.Dibukapada tanggal 09 Mei 2011 pukul 14.00 WIB.

22. Tanuwidjaya, S. 2012. Konsep Umum Tumbuh Kembang dalam Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja .Sagung Seto: Jakarta .pp 1,7-8,13,22.

23. Unicef. 2006. Early Chidhood Development: The Key to A Full and Productive Live. Unicef.http://www.unicef.org?dprk/ecd.pdf(Diakses 14 Maret 2012).

24. Ventegodt, Merrick & Andersen. (2003). Quality of life theory I. the QOL theory: an integrative theory of the global quality of life concept. Di buka pada website http://www.The scientific world.com.dibukapadatanggal 29 Januari 2013.

25. WHOQOL Measuring Quality of Life, Division of Mental Health and prevention of Substance Abuse, World Health Organization, WHO/MSA/MNH/PSF/97.4

Gambar

Tabel 3. Distribusi ibu berdasarkan kelompok usia
Tabel 5. Distribusi balita berdasarkan kelompok usia
Tabel 8. Hasil uji Chi Square

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selain itu adanya keinginan pemerintah daerah Kabupaten Pacitan untuk memberikan alternatif tujuan wisata yang memungkinkan di kembangkan sebagai tujuan wisata yang

lingkungan masyarakatnya, atau dengan kata lain guru menjadi bintang yang memiliki sinar kecemerlangan, berjanji untuk memberikan kemanfaatan bagi orang lain, dan pada

Terkait dengan perkembangan kegiatan, peningkatan dan kemudahan aksesibilitas (jalan antar propinsi, jalan arteri, jalan koletor), peningkatan ketersediaan prasarana,

Hasil kombinasi portofolio kredit yang optimal akan digunakan untuk mengidentifikasi profitabilitas yang diperoleh berdasarkan analisis regresi berganda yang

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak meny&#34;impan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan CR1aa sebagai medium sederhana dalam proses pematangan, fertilisasi dan kultur embrio domba dan mengkaji pengaruh status

(1) Penyusunan kurikulum inti untuk setiap program studi pada program sarjana, program Pascasarjana, dan program diploma berpedoman pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional