• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Kajian Eufemisme Pada Buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Kajian Eufemisme Pada Buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A.Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah makhluk sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat

untuk berkomunikasi. Bahasa pada umumnya merupakan suatu alat yang sering

digunakan untuk berinteraksi dan sebagai sarana untuk mengekspresikan suatu

hal yang ingin disampaikan antara penutur dan mitra tutur. Bahasa tidak hanya

dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari tetapi bahasa juga diperlukan untuk

menjelaskan segala aktifitas hidup manusia seperti: penelitian, penyuluhan,

pemberitaan, penyampaian pemikiran, dan perasaan, atau bidang-bidang ilmu

pengetahuan seperti: hukum, kedokteran, polotik dan pendidikan. Maka dari

itu, manusia dengan bahasa akan mampu mengkomunikasikan segala hal dalam

aktifitasnya.

Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang digunakan untuk bekerja

sama, berinteraksi, atau mengidentifikasi diri. Beberapa hal menarik yang

dapat disimpulkan dari batasan pengertian itu adalah (a) bahasa merupakan

suatu sistem, (b) sebagai sistem, bahasa bersifat arbitrer, dan (c) sebagai sistem

arbitrer, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain

maupun dengan diri sendiri. Untuk meningkatkan bahasa sebagai lambang

makna dalam bahasa lisan lambang itu diwujudkan dalam bentuk tindak ujar

(2)

bahasa lisan maupun bahasa tulis digunakan manusia untuk berkomunikasi

(Kridalaksana, 1982: 28).

Penerapan bahasa tersebut bisa diaplikasikan dalam banyak hal selain

dalam berkomunikasi, bisa juga dalam karya sastra. Karya sastra yang

dimaksud di sini adalah bentuk penuangan imaginasi seseorang, entah itu

seniman atau orang awam. Bentuk karya sastra tersebut seperti, novel, puisi,

prosa, lirik lagu, naskah drama, dan lain-lain. Tetapi dalam hal ini, peneliti

lebih memfokuskan pada salah satu karya sastra yaitu buku kumpulan celoteh

Sujiwo Tejo.

Penggunaan gaya bahasa pada umumnya digunakan untuk berkomunikasi

dimaksutkan supaya bahasa yang diucapkan menjadi lebih menarik. Seperti

yang terdapat dalam buku Republik Jancukers karya Sujiwo Tedjo. Republik

Jancukers adalah buah perenungan Sujiwo Tejo yang disajikan dalam 85

tulisan pendek dan 14 lagu sehingga totalnya 99 sajian. Republik jancukers

adalah republik khayalan yang dibangun oleh rasa tulus dan kehendak untuk

akrab satu sama lain. Menurutnya, jancuk itu serbaguna seperti pisau. Dengan

niat tak tulus, ia dapat menyakiti. Tapi, dengan kehendak untuk akrab,

kehendak untuk hangat sekaligus cair dalam pergaulan, jancuk laksana pisau

bagi orang sedang memasak. Jancuk dapat mengolah bahan-bahan menjadi

jamuan pengantar perbincangan dan tawa-tiwi di meja.

Buku ini penuh dengan sindiran, sentilan-sentilan dalam guyonan.

Sindiran-sindiran tersebut merefleksikan situasi sosial-politik-budaya kekinian.

(3)

melalui kacamata yang berbeda. Lontaran pikiran-pikirannya terkesan ngawur

dan nyeleneh tapi benar dalam konteks tertentu.

Banyak sekali keindahan yang dituliskan oleh Sujiwo Tejo dalam buku

ini, keindahan yang peneliti temukan dalam buku ini adalah karena pemakaian

bahasa yang tidak baku, serta adanya campur kode antara bahasa Indonesia

dengan bahasa Jawa sehinggan sulitnya untuk memahami sebagian maksud

dari buku ini. Selain itu, mungkin ada guyonan yang sulit diterima bila tidak

tahu fenomena-fenomena sosial yang sedang terjadi saat ini.

Buku tersebut banyak sekali penggunaan gaya bahasa, misalnya

penggunaan majas eufumisme, dan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis akan

mencoba untuk meneliti tentang penggunaan majas eufemisme yang terdapat

dalam buku Republik Jancukers karya Sujiwo Tejo.

Eufemisme merupakan bagian dari majas perbandingan, majas

eufemisme merupakan gaya bahasa yang sifatnya sebagai penghalusan.

Menurut Wibowo (2004: 150), mengatakan bahwa eufemisme merupakan

salah satu jenis majas perbandingan yang mengandung pengibaratan atau

figure of speech. Sebagai bagian dari majas perbandingan, gejala yang mudah

dilihat dalam eufemisme adalah terjadinya pengalihan makna kata dengan

maksud agar kata-kata tersebut lebih halus, lebih hidup, dan lebih konkret

ketimbang ungkapan harafiahnya.

Adapun contoh penggunaan eufemisme dalam berbicara adalah sebagai

berikut:

(4)

Kata tuna netra dalam tuturan di atas biasanya digunakan sebagai

penganti kata buta. Kata tuna netra terkesan lebih sopan bila diucapkan kepada

siapa pun dibandingkan dengan kata buta. Jadi penggunaan bahasa eufemisme

cenderung lebih sopan bila diterapkan dalam situasi apapun, entah itu kepada

teman, orang penting, maupun kepada orang yang lebih tua dibandingkan

dengan penutur.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian pada buku Republik Jancukers karena keindahan gaya

bahasanya. Penelitian tersebut tersusun dalam sebuah analisis berikut dengan

judul “Kajian Eufemisme Pada Buku Republik Jancukers Karya Sujiwo Tejo”.

B.Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian

1. Bagaimana penggunaan bahasa eufemisme dalam buku Republik Jancukers

karya Sujiwo Tejo?

2. Bagaimana fungsi bahasa eufemisme dalam buku Republik Jancukers karya

Sujiwo Tejo?

C.Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan penggunaan bahasa eufemisme dalam buku Republik

Jancukers karya Sujiwo Tejo.

2. Mendiskripsikan fungsi bahasa eufemisme dalam buku Republik Jancukers

(5)

D.Manfaat atau Keunggulan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi orang

yang membacanya. Adapun manfaat yang dapat dicapai antara lain adalah

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis pada penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai

acuan atau rujukan bagi penelitian berikutnya dan menambah khasanah ilmu

pengetahuan kebahasaan dalam bidang pragmatik terutama eufemisme.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

tinjauan pustaka dan dikembangkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya,

Penelitian tentang penggunaan gaya bahasa eufemisme ini dapat digunakan

sebagai bahan perbandingan dengan penalitian-penelitian lain.

Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat digunakan sebagai metode

untuk memahami penggunaan gaya bahasa eufemisme di dalam masyarakat,

serta diharapkan mampu digunakan oleh pendidik bahasa dan sastra

indonesia di sekolah sebagai materi ajar.

E.Daftar Istilah 1. Kajian

Kata kajian dapat berarti (1) pelajaran, (2) penyelidikan. Berawal dari

pengertian tersebut kata kajian mempunyai makna meluas, yaitu: proses,

cara, perbuatan mengkaji, penyelidikan (pelajaran yang mendalam) dan

(6)

(penyelidikan). Kata kajian bisa memiliki kaitan makna dengan kata

„penelitian‟, dalam arti „kegiatan pengumpulan , pengolahan, analisis, dan

penyajian, data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

pemecahan suatu proses atau menguji suatu teori untuk mengembangkan

prinsip umum (Wicaksoono, 2014: 70).

2. Eufemisme

Eufemisme merupakan bagian dari majas perbandingan, majas

eufemisme merupakan bagian dari gaya bahasa yang sifatnya sebagai

penghalusan. Menurut Wibowo (2004: 150), mengatakan bahwa eufemisme

merupakan salah satu jenis majas perbandingan yang mengandung

pengibaratan atau figure of speech.

Eufemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata halus untuk

menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang

menyenangkan (Wahyuni dan Winarsih, 2008: 58). Sebagai bagian dari

majas perbandingan, gejala yang mudah dilihat dalam eufemisme adalah

terjadinya pengalihan makna kata dengan maksud agar kata-kata tersebut

lebih halus, lebih hidup, dan lebih konkret ketimbang ungkapan

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji sykur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis diberi kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini denga n

1 tahun di posisi yang sama dan dibidang usaha yang sama ● Memiliki sales skill dan bersedia bekerja dengan target. ● Penempatan di seluruh DIY

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

Inclusion of a study demonstrating how the amount of a par- ticular organic impurity decreases throughout the manufacturing process from the proposed limit to an acceptable

Desain Didaktis Berbantuan Lesson Analysis sebagai RefleksiDiri Guru dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas XI pada Konsep Jenis-jenis dan Sifat-sifat Koloid. Tesis,

The other group used initial and projection age, volume, the basal area, height, site index, stand density, spacing, top soil, rain fall, slope, elevation and type

Yang menjadi soal adalah dengan naiknya anggaran untuk aparatur maka pada saat bersamaan terjadi penurunan di bidang lain, yang kemungkinan bidang tersebut adalah bidang yang

[r]