iv
ABSTRAK
KARAKTERISTIK PENDERITA
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
DI
RSUD PROF DR W.Z JOHANNES KUPANG TAHUN 2012
Elsa Belinda Marunduri, 2011, Pembimbing I : Dani, dr.,M.Kes
Pembimbing II: Budi Widyarto, dr., M.H
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus
dengue, yang terdiri dari DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Dengue
Hemorrhagic Fever merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih
menimbulkan masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang terutama
Indonesia. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah kesakitan maupun
kematian akibat DHF.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita
Dengue
Hemorrhagic Fever ditinjau dari berbagai faktor di Rumah Sakit Umum Daerah
Prof DR W.Z Johannes Kupang tahun 2012.
Metodologi yang digunakan adalah observasional deskriptif survei,
menggunakan 525 sample data rekam medik pasien yang menderita DHF di
Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes Kupang tahun 2012.
Hasil penelitian yang didapat dari data rekam medik tahun 2012 pada bagian
rekam medik RSUD Prof DR W.Z Johannes Kupang didapatkan 525 kasus DHF.
DHF terbanyak menyerang pada usia dibawah 15 tahun tahun (79%) dan lebih
banyak pada pasien perempuan (52%) daripada laki-laki (48%). Puncak insidensi
DHF terjadi di bulan Februari (37%), serta lebih banyak menyerang pada status
ekonomi rendah (36%).
Simpulan dari penelitian ini adalah karakteristik penderita DHF bisa
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu usia terbanyak kurang dari 20 tahun, lebih
banyak pada perempuan, dengan puncak insidensi tertinggi pada bulan Februari,
serta dipengaruhi oleh status sosial ekonomi rendah.
v
ABSTRACT
PATIENT CHARACTERISTICS OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER in
PROF DR WZ Johannes Hospital KUPANG IN 2012
Elsa Belinda Marunduri, 2011, Tutor 1
st: Dani, dr.,M.Kes
Tutor 2
nd: Budi Widyarto, dr., M.H
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus,
which consists of DEN-1, DEN-2, DEN-3 and DEN-4. Dengue Hemorrhagic
Fever is one of the infectious diseases that still cause health problems in most of
the developing countries, especially Indonesia. Due to the increase in morbidity
and mortality DHF.
This study aims to investigate the characteristics of patients with Dengue
Haemorrhagic Fever in terms of various factors on General Hospital Prof. Dr.
WZ Johannes Kupang in 2012.
The methodology
used is descriptive observational surveys, using a sample of
525 medical records of patients who suffer from DHF in General Hospital Prof.
Dr. WZ Johannes Kupang in 2012
.
The results obtained from the medical records of 2012 on the medical records
of Hospital Prof. Dr. WZ Johannes Kupang found 525 cases of DHF. DHF most
attack at the age of less than 15 years of years (79%) and more in female patients
(52%) than male (48%). The peak incidence of DHF occurred in February (37%),
and more common in the lower economic groups (36%).
The conclusion of this study is to described that the characteristics of DHF
patients can be influenced by several factors, which are; most DHF most patient
are at age of less than 20 years, more in women, with the highest incidence peaks
in February, and is affected by low socioeconomic circumstances.
Keywords : characteristic, DHF, kupang, NTT
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ... 1
1.2.
Identifikasi Masalah ... 3
1.3.
Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. Maksud Penelitian ... 4
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 4
1.4.
Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1. Manfaat Akademis ... 4
vii
1.5.
Landasan Teori ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ... 6
2.2 Epidemiologi ... 6
2.3 Etiologi ... 9
2.4 Klasifikasi ... 12
2.5 Patogenesis ... 13
2.6 Patofisiologi ... 15
2.7 Gejala klinis ... 18
2.7.1 Demam Dengue (Dengue Fever) ... 18
2.7.2 Dengue Haemorrhagic Fever ... 19
2.8 Kriteria diagnosis ... 20
2.9 Diagnosis Banding ... 21
2.10 Pemeriksaan Penunjang ... 22
2.11 Penatalaksanaan ... 24
2.12 Pencegahan dan Pemberantasan ... 27
2.13 Prognosis ... 28
BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Subjek Penelitian ... 29
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
viii
3.3.1. Desain Penelitian ... 29
3.3.2. Besar Sample Penelitian ... 29
3.3.3. Definisi Operasional ... 30
3.3.4. Sumber Data ... 30
3.4. Prosedur Kerja ... 30
3.5. Aspek Etik Penelitian ... 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 32
4.2 Pembahasan ... 35
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 36
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
RIWAYAT HIDUP ... 41
ix
Gambar 2.2 Nyamuk
Aedes Agypti ...
10
Gambar 2.3 Nyamuk
Aedes Albopictus ...
10
Gambar 2.4 Siklus hidup
Aedes Aegypti ...
11
Gambar 2.5 Telur
Aedes Aegypti ...
11
Gambar 2.6 Patogenesis DHF ... 14
Gambar 2.7 Spektrum DHF ... 16
Gambar 2.8 Tatalaksana kasus tersangka DHF ... 24
Gambar 2.9 Tatalaksana kasus DBD derajat II ... 25
Gambar 2.10 Tatalaksana kasus DSS (derajat III & IV) ... 26
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gejala klinis DF dan DHF ... 19
Tabel 2.2 Perbandingan DHF pada anak, DHF pada dewasa,
Demam Cikungunya ... 21
Tabel 4.1 Gambaran jumlah kasus DHF tahun 2012 ... 32
Tabel 4.2 Perbandingan usia dari jumlah kasus DHF di RSUD
Prof DR W.Z Johannes tahun 2012 ... 32
Tabel 4.3 Perbandingan pasien DHF berdasarkan jenis kelamin dari
di RSUD Prof DR W.Z Johannes tahun 2012 ... 34
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Persentase kasus Dengue di 10 negara
tahun 2006 ... 7
Grafik 2.2 Pola ICH dan Angka Insidensi DHF di NTT
tahun 2009 ... 9
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.2 Persentase penderita DBD per jenis
kelamin pada tahun 2008 ... ... ... 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah atau
Dengue Hemorrhagic Fever
ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui cucukan nyamuk
Aedes aegypti
habitatnya pada daerah pemukiman dan
Aedes albopictus
habitatnya di hutan atau daerah dengan pepohonan rapat. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali di tempat ketinggian lebih
dari 1000 m di atas permukaan air laut, sehingga penyakit DHF masih menjadi
masalah bagi masyarakat, terutama di daerah dataran rendah dengan pemukiman
yang padat (Sulasmi, 2013).
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1954, DHF juga
mengenai Thailand, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, India, Myanmar,
Malaysia, dan beberapa daerah di Samudera Pasifik, China, Laos, dan Kamboja.
Diantara tahun 1956-1990 terdapat 3.071.245 kasus dengan 51.087 laporan
kematian dari 12 negara Asia, Samudera pasifik, Cuba dan Venezuela (WHO,
2014).
Menurut WHO, populasi di dunia diperkirakan berisiko terhadap infeksi
dengue mencapai 2,5-3 miliar (sekitar 40% dari populasi dunia) yang tinggal di
daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika
Tengah, Amerika, dan Karibia. Saat ini juga diperkirakan ada 50 – 100 juta
infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun, setengahnya di rawat di
rumah sakit dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun. Satu-satunya benua
yang tidak mengalami transmisi virus dengue yaitu Eropa dan Antartika (WHO,
2014).
2
(
Case Fatality rate)
0,98%, pada tahun 2008 sempat turun menjadi 137.469 dan
1.187 orang meninggal dan CFR 0,86%, namun meningkat lagi pada tahun 2009
menjadi 158.912 kasus dan CFR 0,76%, pada tahun 2010 Indonesia menempati
urutan tertinggi kasus DHF di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus dengan
kematian 1.358 orang,
tahun 2011 kasus DHF mengalami penurunan yaitu 49.486
kasus dengan kematian 403 orang
(Ditjen PP & PL Kemkes RI, 2011).
Penyakit DHF di Provinsi Jawa Barat merupakan penyakit yang selalu ada
setiap tahun dan selalu berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Jumlah Kasus DHF tahun 2007 adalah 4.418 kasus. Bila dibandingkan dengan
tahun 2006 telah terjadi kenaikan sebesar 1.414 kasus.
Banyak faktor yang menyebabkan semakin tingginya jumlah penderita DHF
antara lain karena kepadatan vektor penular (nyamuk
Aedes aegepty
), mobilitas
penduduk, belum optimalnya program pemberantasan sarang nyamuk baik dilihat
dari sarana maupun prasarana, perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat
Kota Bandung belum optimal (Depkes Bandung, 2008).
Penderita DHF di Provinsi NTT sebagian besar pada anak usia 15 tahun namun
bisa terkena pada orang dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke bebrapa
kabupaten/kota terjangkit sampai tahun 2007 sebanyak 9 kabupaten/kota.
Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian
relatif tinggi. Pada tahun 2004 terdapat 1.210 kasus dan CFR sebesar 2,27%, pada
tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 761 kasus dan CFR 1,38%, pada tahun
2006 terdapat 251 kasus dan CFR 0,79%, pada tahun 2007 mengalami
peningkatan menjadi 836 kasus dan CFR 11,26%, pada tahun 2008 terdapat 769
kasus, pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 494 kasus, pada tahun
2010 terjadi peningkatan menjadi 1.597 kasus, pada tahun 2011 mengalami
penurunan lagi menjadi 424 kasus, dan pada tahun 2012 ditemukan kasus DHF
sebanyak 1.542 kasus yang merupakan kasus tertinggi bahkan dinyatakan KLB
oleh pemkot yakni Kota Kupang (890 kasus). Angka kematian sebanyak 13 orang
dan CFR sebesar 0,8%, dan angka kematian tertinggi di Kota Kupang yaitu
3
Ngada dan Sumba Timur masing-masing 1 orang meninggal. (Dinkes NTT,
2012).
Struktur RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang yang masih sangat tergantung
pada pemerintah (70% anggaran kesehatan NTT untuk RSU Prof. Dr. W. Z.
Johanes Kupang)
.
Perhatian dari pemerintah terhadap keberlangsungan pelayanan
publik di RSU Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang, sebagai bentuk tanggung jawab
Pemerintah terutama Pemda NTT terhadap RSU Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang
yang masih kurang. Ini bisa dilihat dari penyediaan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan di RSU Prof. Dr. W.
Z. Johanes Kupang.
Sosialisasi
Jamkesmas yang belum maksimal, sehingga seringkali masyarakat miskin yang
dilayani di RSU Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang belum memahami apa yang
menjadi hak dan kewajiban mereka, serta standart pelayanan yang harus diterima
(Therik et al., 2009).
Berdasarkan tingginya angka kejadian DHF di NTT dan kota Kupang dan
selalu berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB) maka penulis menganggap
perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita DHF di Rumah Sakit
Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes Kupang Periode Januari 2012 – Desember
2012.
1.2 Identifikasi Masalah
1.
Bagaimana angka kasus DHF di Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR
W.Z Johannes Kupang Periode Januari 2012 – Desember 2012
2.
Bagaimana distribusi penyakit DHF berdasarkan musim di Rumah Sakit
Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes
3.
Bagaimana distribusi penyakit DHF berdasarkan usia di Rumah Sakit
Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes
4.
Bagaimana distribusi penyakit DHF berdasarkan jenis kelamin di Rumah
Sakit Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes
4
1.3
Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Mengetahui karakteristik penderita
Dengue Haemorrhagic Fever
di
kota Kupang periode Januari 2012 dan Desember 2012.
1.3.2
Tujuan penelitian
Menyadarkan masyarakat tentang bahaya dengue.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan mengenai gambaran epidemiologi dan
insidensi
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof DR W.Z Johannes Kupang, dan sebagai bahan evaluasi
rumah sakit dalam penanganan DHF.
1.4.2 Manfaat untuk Peneliti
Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai perkembangan
penyakit
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
.
1.5
Landasan Teori
Berdasarkan tingginya angka kejadian DHF di Indonesia yang merupakan
negara ke dua setelah Thailand yang memiliki kasus DHF terbanyak di tahun
2006, 57% kasus
dengue
di Kawasan Asia Tenggara berasal dari Indonesia.
Provinsi yang melaporkan peningkatan kasus dengue antara lain Aceh, Bali,
Sumsel, Lampung, Kalbar, Jatim, Jabar, Gorontalo, DKI Jakarta, dan NTT.
5
ini berarti setiap hari dilaporkan terdapat sebanyak 380 kasus DHF, dan 1-2
orang meninggal setiap harinya (WHO, 2014).
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit,
disebabkan karena adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat
terhadap sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
tempat di tanah air serta adanya 4 jenis virus dengue
yang bersirkulasi
sepanjang tahun (Depkes, 2010).
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit DHF, antara lain
faktor host, lingkungan dan faktor virusnya sendiri. Faktor host yaitu
37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Jumlah kasus DHF di RSUD Prof DR W.Z Johannes tahun 2012 adalah
525 kasus
Insidensi DHF terjadi pada peralihan musim dan mencapai puncak pada
bulan februari sebanyak
37,33%
Lebih banyak terdapat pada usia dibawah 15 tahun sebanyak
81,72%
Berdasarkan jenis kelamin insidensi pada perempuan
51,62%
> laki-laki
48,38
%
Kasus DHF ini lebih banyak terjadi pada pasien dengan status ekonomi
rendah yaitu
35,81
%
5.2 Saran
Perlunya kerja sama pihak rumah sakit dengan puskesmas di sekitar
RSUD Prof DR W.Z Johannes untuk melakukan sosialisasi program 3M
plus, promosi kesehatan di masyarakat, dan penyuluhan bagi anak sekolah.
KARAKTERISTIK PENDERITA
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
DI RSUD
PROF DR W.Z JOHANNES KUPANG TAHUN 2012
PATIENT CHARACTERISTICS OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER in PROF
DR WZ Johannes Hospital KUPANG IN 2012
Dani
1, Budi Widyarto
2, Elsa Belinda
31
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Maranatha,
2
Bagian Parasit, Fakultas Kedokteran, Universitas
Kristen Maranatha
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164
Indonesia
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus dengue, yang terdiri dari DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Dengue Hemorrhagic Fever merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara yang sedang berkembang terutama Indonesia. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah kesakitan maupun kematian akibat DHF.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita Dengue Hemorrhagic Fever
ditinjau dari berbagai faktor di Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes Kupang tahun 2012.
Metodologi yang digunakan adalah observasional deskriptif survei, menggunakan 525 sample data rekam medik pasien yang menderita DHF di Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR W.Z Johannes Kupang tahun 2012.
Hasil penelitian yang didapat dari data rekam medik tahun 2012 pada bagian rekam medik RSUD Prof DR W.Z Johannes Kupang didapatkan 525 kasus DHF. DHF terbanyak menyerang pada usia dibawah 15 tahun tahun (79%) dan lebih banyak pada pasien perempuan (52%) daripada laki-laki (48%). Puncak insidensi DHF terjadi di bulan Februari (37%), serta lebih banyak menyerang pada status ekonomi rendah (36%).
Simpulan dari penelitian ini adalah karakteristik penderita DHF bisa dipengaruhi beberapa faktor, yaitu usia terbanyak kurang dari 20 tahun, lebih banyak pada perempuan, dengan puncak insidensi tertinggi pada bulan Februari, serta dipengaruhi oleh status sosial ekonomi rendah.
Kata kunci: karakteristik, DHF, Kupang, NTT
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus, which consists of DEN-1, DEN-2, DEN-3 and DEN-4. Dengue Hemorrhagic Fever is one of the infectious diseases that still cause health problems in most of the developing countries, especially Indonesia. Due to the increase in morbidity and mortality DHF.
The methodology used is descriptive observational surveys, using a sample of 525 medical records of patients who suffer from DHF in General Hospital Prof. Dr. WZ Johannes Kupang in 2012.
The results obtained from the medical records of 2012 on the medical records of Hospital Prof. Dr. WZ Johannes Kupang found 525 cases of DHF. DHF most attack at the age of less than 15 years of years (79%) and more in female patients (52%) than male (48%). The peak incidence of DHF occurred in February (37%), and more common in the lower economic groups (36%).
The conclusion of this study is to described that the characteristics of DHF patients can be influenced by several factors, which are; most DHF most patient are at age of less than 20 years, more in women, with the highest incidence peaks in February, and is affected by low socioeconomic circumstances.
Keywords : Characteristic, DHF, Kupang, NTT
PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan tipe DEN 1,DEN 2, DEN 3, DEN 4 yang ditularkan melalui cucukan nyamuk Aedes aegypti yang habitatnya pada daerah pemukiman dan Aedes albopictus yang
habitatnya di hutan atau daerah dengan pepohonan rapat. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali di tempat ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan air laut, sehingga penyakit DHF masih menjadi masalah bagi masyarakat, terutama di daerah dataran rendah dengan pemukiman yang padat1 Penyakit DHF sering salah di diagnosis
dengan penyakit lain seperti flu atau tipus Hal ini karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DHF bisa asimptomatik atau tidak jelas gejalanya2.Dan baru pada 1968
nampak jelas kecenderungan peningkatan jumlah penderita yang tersangka, demikian juga dengan makin meluasnya penyakit tersebut, dimana terlihat bahwa penyakit ini semula hanya ditemukan di beberapa kota besar saja, kemudian menyebar sampai ke pedesaan dengan penduduk padat dalam waktu relatif singkat2
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1954, DHF menyebar ke beberapa kota besar, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, Sri Lanka, Vietnam, India, Myanmar, Malaysia, dan beberapa daerah di Samudera Pasifik, China, Laos, dan Kamboja3. Menurut WHO, populasi di dunia
diperkirakan berisiko terhadap infeksi dengue mencapai 2,5-3 miliar (sekitar 40% dari populasi dunia) yang tinggal di daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika, dan Karibia. Saat ini juga diperkirakan ada 50 – 100 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun3
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan di negara
yang sedang berkembang, khususnya
Indonesia. Hal ini dikarenakan tingginya angka morbiditas dan mortalitas4.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2010 Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DHF di ASEAN yaitu sebanyak 156.086 kasus dengan kematian 1.358 orang,
tahun 2011 kasus DHF mengalami
penurunan yaitu 49.486 kasus dengan kematian 403 orang5
Penyakit DHF di Provinsi Jawa Barat
merupakan penyakit yang selalu ada setiap tahun dan selalu berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Jumlah Kasus DHF tahun 2007 adalah 4.418 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 telah terjadi kenaikan sebesar 1.414 kasus6
ditemukan kasus DHF sebanyak 1.542 kasus yang merupakan kasus tertinggi bahkan dinyatakan KLB oleh pemkot yakni Kota Kupang (890 kasus). Angka kematian sebanyak 13 orang dan CFR sebesar 0,8%, dan angka kematian tertinggi di Kota Kupang yaitu sebanyak 8 orang dan CFR 0,9%, menyusul Kab. Belu 3 orang meninggal, Kab. Ngada dan Sumba Timur masing-masing 1 orang meninggal7
M ETODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pengambilan data secara retrospektif yang diambil dari bagian Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang tahun 2012. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah data rekam medis pasien rawat inap dan terdiagnosis DHF yang diperoleh dari Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah DR. W.Z. Johannes Kupang periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua data (whole sample) yang berjumlah 525 data yang diambil dari data rekam medis pasien rawat inap dan yang terdiagnosis DHF yang diperoleh dari Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah DR. W.Z. Johannes Kupang.
PROSEDUR PENELITIAN
Pengumpulan data sekunder dari rekam medik dilakukan dengan mengambil sejumlah data pasien rawat inap dan yang terdiagnosis DHF menggunakan teknik
whole sampling. Setelah pengambilan data selesai, data tersebut akan disusun dalam bentuk teks dan tabel.
HASIL DAN PEM BAHASAN Jumlah data pasien rawat inap dan terdiagnosis DHF yang terkumpul di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah DR. W.Z. Johannes Kupang periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2012 yaitu sebanyak 525 data. Data yang diolah meliputi persentase distribusi kasus DHF tahun 2012, musim, umur, jenis kelamin, status ekonomi.
Tabel 4.1 Gambaran jumlah kasus DHF sepanjang tahun 2012
Bulan Jum lah
kasus
Persentase (% )
Januari 144 27.43
Februari 196 37.33
Maret 100 19.04
April 35 6.67
Mei 13 2.48
Juni 5 0.95
Juli 0 0
Agustus 2 0.38
September 5 0.95
Oktober 3 0.57
November 8 1.52
Desember 14 2.67
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2012 terlihat bahwa pada bulan Februari didapatkan puncak insidensi dengan jumlah 196 kasus (37,33%), sedangkan pada bulan Juli tidak terdapat adanya pasien DHF, dapat dilihat pada tabel 4.1.
Menurut penelitian dari Pusat Data dan Surveilanse Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI tahun 2010, di Provinsi Nusa Tenggara Timur AI (Angka Insidensi) untuk kasus DHF mulai meningkat saat mulai masuk musim hujan dan mencapai puncak hingga dua bulan sesudah ICH (Index Curah Hujan) puncak.
Menurut Depkes RI (2005), pada saat musim hujan tiba, tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air, akan mulai terisi air. Telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu, pada musim hujan semakin banyak tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk ini. Oleh karena itu, pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti akan meningkat.
Bertambahnya populasi nyamuk ini
merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan penularan
Dari data BMKG di NTT, Iklim di Provinsi NTT bulan kemarau lebih panjang atau lama dibanding bulan hujan atau basah, dimana selama 8 bulan mengalami musim kemarau dan 4 bulan mengalami musim hujan, mulai dari bulan november – februari.
Tabel 4.2 Perbandingan usia dari jumlah kasus DHF di RSUD Prof DR
W .Z Johannes tahun 2012
Umur Pasien
Jumlah Kasus
Presentase (%)
<15 416 81,72%
15-50 102 16,95%
>50 6 1,33%
Berdasarkan data yang diperoleh, usia yang paling banyak terserang virus dengue
adalah usia ≤ 15 tahun sebanyak 416 kasus (81,72%) dan insidensinya menurun pada usia >50 tahun tahun sebanyak 7 kasus (1,33%).
Berdasarkan data kasus DHF yang dikumpulkan Ditjen P2M dan PLP dari tahun 1968-1984, 90% kasus DHF terdiri dari kasus pada anak berusia kurang dari 15 tahun (Widya Hary Cahyati dan Suharyo, 2006).
Menurut IDAI, 2012 anak golongan usia 10 –
15 merupakan golongan umur tersering menderita DBD dibandingkan dengan bayi dan orang dewasa.
Penelitian di RSUP H Adam Malik dari Januari-Desember 2009 didapatkan 92 kasus DHF pada anak, dengan rincian 47 orang (51,1%) adalah laki-laki dan 45 orang (48,9%) adalah perempuan (Zubir dan Fathirah, 2011). Menurut data dari dinas kesehatan, 2010 laki-laki 30.232 kasus dan perempuan sebanyak 28.883 kasus (Depkes RI, 2010).
Tabel 4.3 Perbandingan pasien DHF berdasarkan jenis kelamin di RSUD
Prof DR W .Z Johannes tahun 2012
Berdasarkan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan didapatkan hasil pada perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan kasus pada perempuan sebanyak 271 kasus (51,62%) sedangkan pada laki-laki 254 kasus (48,38%) seperti yang terlihat pada diagram di atas.
Menurut Widya Hary Cahyati dan
Suharyo (2006), tempat potensial untuk
nyamuk Aedes aegypti yaitu benda
tergantung yang ada dalam rumah seperti gorden, kelambu, dan pakaian di kamar yang gelap dan lembab serta tempat penampungan air bersih dan nyamuk Aedes aegypti lebih banyak mencucuk di dalam rumah dari pada di luar rumah9
Keadaan sosial di kota Kupang perempuan lebih sering di rumah dibandingkan laki-laki yang lebih senang bermain atau bekerja di luar rumah, sehingga perempuan di NTT lebih berisiko terkena DHF.
Tabel 4.4 Perbandingan pemabayaran pasien DHF di RSUD Prof DR W .Z
Johannes tahun 2012
Keluarga Pasien Jum lah kasus Persentase (% ) Askes
Negeri 138 26.29
In Health 5 0.95
Jamkesda 56 10.67
Jamkesmas 83 15.81
Pengaman 49 9.33
Karyawan
RS 10 1.91
Umum 169 32.19
Jenis Kelamin Jum lah kasus Persentase (% )
Laki-laki 254 48.38
Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat ekonomi rendah lebih banyak seperti terlihat pada diagram terdapat 188 orang (35,81%) yang menggunakan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin, terdiri dari jamkesmas 15,81%, pengaman 9,33%, jamkesda 10,67%.
Menurut Gubler dan Meltzer, 1999 faktor ekonomi berperan penting dalam insiden dan prevalensi DF dan DHF. Masyarakat dengan ekonomi yang menengah mampu memenuhi kebutuhan dan pencegahan serta pengobatan penyakit. Penggunaan TV sebagai sarana untuk pengetahuan dan promosi kesehatan serta pasokan air yang aman di negara-negara
kaya membantu dalam pelayanan
pencegahan dan kesehatan yang lebih baik serta mengurangi atau menghilangkan angka kematian dari DHF10
Menurut perekonomian daerah di NTT,
kemampuan ekonomi penduduk NTT
terutama di kota Kupang masih lemah ditandai dengan IPM (Index Pembangunan Manusia) di NTT yang masih di bawah Indonesia, ini juga bisa terlihat dari keluarga pasien dari data pasien DHF di RSUD Prof DR W.Z Johannes tahun 2012 lebih banyak menggunakan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin11
Masyarakat miskin sulit mendapatkan air
bersih, sehingga cenderung untuk
menyimpan air hujan di atap, penampungan air di drum, jarang menguras bak penampungan air, kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah menyebabkan risiko yang lebih tinggi untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sehingga berperan dalam penularan penyakit DHF yang tinggi12
SIM PULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
• Jumlah kasus DHF di RSUD Prof DR W.Z Johannes tahun 2012 adalah 525 kasus
• Insidensi DHF terjadi pada peralihan musim dan mencapai puncak pada bulan februari sebanyak 37,33%
• Lebih banyak terdapat pada usia dibawah 15 tahun sebanyak 81,72%
• Berdasarkan jenis kelamin
insidensi pada perempuan 51,62% > laki-laki 48,38% • Kasus DHF ini lebih banyak
terjadi pada pasien dengan status ekonomi rendah yaitu 35,81%
DAFTAR PUSTAKA
1 Sri Sulasmi. 2012. Jurnal Buski, Vol.4, No. 2, Desember 2012, Hal.
59-65. Tersedia :
http://ejournal.litbang.depkes.go.id. (diakses 26 Maret 2014).
2 Kristina, Ismiah, Leny Wulandari.2004.
Kajian masalah kesehatanDemam
Berdarah Dengue. Tersedia :
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes /052004/demamberdarah1.htm. (diakses 16 Desember 2014)
3 WHO. 2014. Dengue hemorrhagic fever
Tersedia :
http://who.int/csr/disease/dengue/en/ (diakses 14 Januari 2014).
4 T.H Rampengan, I. R Laurentz. 1997. Demam Berdarah Dengue. Dalam:
Penyakit Infeksi Tropis Pada Anak. Jakarta:EGC.hal 136-155
5 Ditjen PP & PL Kemkes RI. 2011.
Tersedia :
http://www.pppl.depkes.go.id/ (diakses 16 Januari 2014).
6 Depkes Bandung, 2008. Tersedia : http://www.depkes.go.id/downloads/pr ofil/profil kesehatan kota bandung.pdf (diakses 27 Januari 2014).
7 Dinkes NTT. 2012. Profil Kesehatan Provinsi NTT tahun 2012. Tersedia : http://depkes.go.id/downloads/NTT520o k.pdf (diakses 20 Januari 2014).
8 Depkes. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010. Tersedia : http://www.depkes.go.id (diakses 5 Desember 2014)
9 Widya Hary Cahyati dan Suharyo.
Dinamika Aedes aegypty Sebagai Vektor Penyakit. KEMAS - Volume 2 / No. 1 / Juli - Desember 2006. Semarang. 10 Gubler DJ, Meltzer M. 1999. Impact of
on the Developing World. Advances in Virus Research.
11 BPS dan Bank Indonesia. 2014.
Perekonomian Daerah NTT. Tersedia: http://nttprov.go.id/new/index.php/201 4-03-13-05-53-54/ekonomi-daerah (diakses 19 November 2014).
37
DAFTAR PUSTAKA
Akhsan Zulkoni. 2010.
Parasitologi:
Yogyakarta. Maha medika. P 165-173.
BPS dan Bank Indonesia. 2014.
Perekonomian Daerah NTT
. Tersedia:
http://nttprov.go.id/new/index.php/2014-03-13-05-53-54/ekonomi-daerah
(diakses 19 November 2014).
CDC.
2014.
Mosquito
Life
Cycle
.
Tersedia
:
http://www.cdc.gov/dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html. (diakses 30
Agustus 2014).
CDC.
2014.
Entomology
and
Ecology.
Tersedia
:
http://www.cdc.gov/dengue/entomologyEcology/index.html. (diakses 30
Agustus 2014).
Daniel
D
Price.
2013.
Severe
Dengue
Infection.
Tersedia
:
http://emedicine.medscape.com/article/781961-overview (diakses 8 Juni
2014).
Departement of Health & Human Services. 2013.
Dengue and Dengue
Hemorragic
Fever
.
Tersedia
:
http://www.cdc.gov/dengue/resources/Dengue&DHF%20Information%20fo
r%20Health%20Care%20Practitioners_2009.pdf (diakses 26 Maret 2014).
Depkes
Bandung,
2008.
Tersedia
:
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/profil
kesehatan
kota
bandung.pdf (diakses 27 Januari 2014).
Dinkes NTT. 2012.
Profil Kesehatan Provinsi NTT tahun 2012
. Tersedia :
http://depkes.go.id/downloads/NTT520ok.pdf (diakses 20 Januari 2014).
Ditjen PP & PL Kemkes RI. 2011. Tersedia : http://www.pppl.depkes.go.id/
(diakses 16 Januari 2014).
Gubler DJ, Meltzer M. 1999.
Impact of Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever on
the Developing World.
Advances in Virus Research.
Guyton & Hall.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
. Edisi 11. Jakarta : EGC Medical
38
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia : http://kbbi.web.id (diakses 23 Januari
2014)
Marista Oktaviani Tanjung. 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2,
tahun
2012,
Hal.
1061-1067.
Tersedia
:
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm (diakses 14 Januari 2014).
National Vector Borne Disease Control Programme. 2008.
Guidlines for Clinical
Management of Dengue Fever, Dengue Haemorragic Fever, Dengue Shock
Syndrome
. Tersedia : http://nvbdcp.gov.in/doc/clinical%20guidlines.pdf
.
(diakses 7 Oktober 2014).
Profil daerah NTT. 2012.
Statistik Penduduk menurut Jenis Kelamin
. Terseedia :
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/demografipendudukjkel.php
?ia=53&is=37. (diakses 12 November 2014).
Pusat Data dan Surveilanse Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. 2010.
Demam
Berdarah
Dengue.
Tersedia
:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin-dbd.pdf (diaskes 18 Agustus 2014).
Scott B Halstead.
Observation related to pathogenesis of Dengue Haemorrhagic
Fever
. Yale journal of Biology and medicine. 1970; vol 24: p 350-55
Sri Rejeki H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, Suharyono Waryahadi dan
Thomas Suroso. 2002.
Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah
Dengue pada Anak
. Dalam: Sri Rejeki H. Hadinegoro, Hindra Irawan Safari.
Demam berdarah dengue
:
Naskah Lengkap Pelatihan Bagi Pelatih Dokter
Spesialis Anak & Penyakit Dalam Dalam Tatalaksana Kasus DBD.
Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 80-131
Sri Sulasmi. 2012. Jurnal Buski, Vol. 4, No. 2, Desember 2012, Hal. 59-65.
Tersedia : http://ejournal.litbang.depkes.go.id. (diakses 26 Maret 2014).
Suzanne
Moore
Shepherd.
2014.
Dengue
Fever.
Tersedia
:
http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview (diakses 8 Juli
39
Sumarmo Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Rezeki S Hadinegoro. 2008. Infeksi
virus Dengu
e
. Dalam:
Buku Ajar Infeksi dan pediatri
. Jakarta:Balai Penerbit
IDAI hal 155-180
Upik Kesumawati Hadi. 2012.
Penyakit Tular Vektor : Demam Berdarah Dengue
.
http://www.academia.edu/3265641/penyakit_tular_vektor_demam_berdarah_
dengue. (diakses 30 Agustus 2014).
WHO. 1999
. Guidelines for Treatment of Dengue Fever / Dengue Haemorragic
Fever
in
Small
Hospital.
Tersedia
:
http://www.cdscoman.org/uploads/cdscoman/Dengue_Guidlines.pdf (diakses
1 Oktober 2014)
WHO. 2009.
Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control :
Dengue.
Tersedia
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK143157/pdf/TOC.pdf
(diakses 30 Agustus 2014)
WHO.
2014.
Dengue
hemorrhagic
fever
Tersedia
:
http://who.int/csr/disease/dengue/en
/
(diakses 14 Januari 2014).
Widoyono. 2011.
Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan
Dengue Haemorragic Fever.
Penyakit Tropis. Edisi II. Jakarta. Penerbit
Erlangga. Hal 71-79.
Widya Hary Cahyati dan Suharyo.
Dinamika Aedes aegypty Sebagai Vektor Penyakit.
KEMAS - Volume 2 / No. 1 / Juli - Desember 2006. Semarang.
Widyana. 1998.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian DBD di Kabupaten
Bantul
. Jurnal Epidemiologi Indonesia Vol. 2 Edisi 1.
Wilson Therik, Dion Bata, Leo Mali. 2009.
Membedah Pelayanan RSUD Prof.Dr.
WZ Johannes Kupang. Tersedia :
http://ntt-academia.org/DAP/DAP06-RSUD-Kupang.pdf
(diakses 13 januari 2015)
Yusriani
Yusry.
2013.
Daftar
Epidemiologi.
Tersedia
:
http://www.academia.edu/3650480/MATERI_EPIDEMIOLOGI_BY_YUSRI
40
Zubir, Fathirah Aina BT.
Prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
Pasien Anak di RSUP H Adam Malik Medan dari Januari hingga Desember
2009
. Tersedia : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23236. (diakses