• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Coba Model Kompetensi Spencer Pada Jabatan Customer Service Officer (CSO) Divisi Otojasa PT. "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Coba Model Kompetensi Spencer Pada Jabatan Customer Service Officer (CSO) Divisi Otojasa PT. "X" Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

kompetensi apa saja yang diperlukan pada perusahaan PT.”X” ini melatarbelakangi penelitian yang berjudul “Uji Coba Model Kompetensi Spencer Pada Customer Service Officer (CSO) Divisi OtojasaPT.”X”Bandung” yang mana Hasil Uji Coba Model Kompetensi Dijadikan Model Kompetensi Final Bagi Customer Service Officer (CSO) Divisi Otojasa PT.”X” Bandung.

Penelitian ini menggunakan instrument observasi, kueisoner, wawancara dan analisis olah statistic distribusi frekuensi. Subjek penelitiannya adalah CSO outlet Gatot Soebroto yang berjumlah 34 orang. Hal ini dilakukan guna mendapatkan model kompetensi yang mewakili kebutuhan dan harapan dari perusahaan PT.”X”. Adapun penyusunan item mengacu pada generic model kompetensi Spencer serta dilakukan pula observasi dan wawancara kepada sejumlah responden guna mendapatkan masukan informasi penting lainnya yang dapat digunakan dalam penyusunan kuesioner.

Setelah melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh model kompetensi tentative diperoleh hasil bahwa 11 kompetensi yang mengacu dari Spencer dapat digunakan dan 2 kompetensi tambahan yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pihak perusahaan juga digunakan. Selanjutnya kompetensi tersebut pun dikelompokkan berdasarkan bobot dari tingkat relevansinya yakni Teamwork and cooperation, Communication skill, Self Confidence, Profesional expertise, Achievement orientation, Impact and Influence, Iniative, Customer service orientation, Flexibility, Analytical thinking, Conceptual thinking, Interpersonal understanding, dan Self control. Dari hasil model diatas akan dilihat bobot kompetensi yang kuat dan lemah antara kelompok sukses dan tidak sukses.

(2)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR……….………. i

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR SKEMA………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah.………. 1

1.2Identifikasi Masalah……..………... 18

1.3Maksud dan Tujuan..……….……….. 18

1.4Kegunaan Penelitian……… 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kompetensi……… 20

2.1.2 Hubungan Kompetensi dengan kerja………... 26

2.1.3 Pengkategorian Kompetensi……… 26

2.1.4 Model Kompetensi……….. 28

2.1.5 Struktur Model Kompetensi……….... 29

2.1.6 Indikator Perilaku……… 30

2.1.7 Dimensi Kompetensi……… 30

(3)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.12 Bentuk Dasar Pengukuran Kompetensi……… 40

2.1.1.13 Metode Pengembangan Intervensi Kompetensi……… 42

2.2. Customer Service……….. 43

3.2.1 Definisi Konseptual Variabel………. 77

3.2.2. Definisi Operasional Variabel……….. 77

3.3 Alat Ukur Penelitian………. 79

3.4 Alat Ukur Kompetensi CSO……… 82

3.5 Subjek Penelitian………. 92

(4)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….…………...…………. 117

5.2 Saran……….…………...………….……. 118

DAFTAR PUSTAKA……… 119

(5)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Model Kompetensi………

Tabel 3.3 Pembobotan tingkat relevansi……….……… 92

Tabel 4.1 Model kompetensi Customer Service Offier……….………..………… 96

Tabel 4.2 Gambaran responden………...……….………..………… 98

Tabel 4.3 Perbandingan kompetensi kelompok sukses dan tidak sukses…...…… 99

Tabel 4.4 Kompetensi Teamwork and Cooperation………….………...… 100

Tabel 4.5 Kompetensi Communication skill ………….……….…..………... 102

Tabel 4.6 Kompetensi Self Confidence ………….………..…..………….. 103

Tabel 4.7 Kompetensi Profesional expertise ………….………...…..… 104

Tabel 4.8 Kompetensi Achievement Orientation ………….…….………..… 106

Tabel 4.9 Kompetensi Impact and Influence ………….………...………..… 107

Tabel 4.10 Kompetensi Iniative ……….………..……….……….. 108

Tabel 4.11 Kompetensi Customer service orientation ……….…..…………..….. 109

Tabel 4.12 Kompetensi Flexibility ……….………..….. 111

Tabel 4.13 Kompetensi Analytical thingking ………...………..…..….. 112

Tabel 4.14 Kompetensi Conceptual thingking ……….………....….. 113

Tabel 4.15 Kompetensi Interpersonal understanding …….……….….. 114

(6)
(7)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin banyak terutama di

bidang usaha yang terus berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang

meski kerap kali didera oleh permasalahan ekonomi, secara perlahan tetap

berupaya kembali mengangkat dan memajukan segala bidang usaha dan kegiatan

perusahaan didalamnya. Salah satu usaha yang sangat berkembang di Indonesia

adalah bisnis transportasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk

mobilitas antar kota dan antar provinsi. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat di masa kini, maka berkembanglah dengan pesat berbagai jenis

pelayanan dan jasa transportasi baik itu udara, laut, dan darat. Jasa transportasi

darat, laut dan darat yang disediakan sangat dimanfaatkan masyarakat untuk

menempuh perjalanan agar lebih cepat dan nyaman.

Salah satu jasa transportasi yang paling sering digunakan oleh

masyarakat adalah jalur darat yaitu dengan menggunakan transportasi mobil baik

itu antar kota maupun antar provinsi. Dengan meningkatnya kebutuhan mobilitas

melalui jalur darat maka banyak usaha-usaha yang membuka sebuah jasa

transportasi diantaranya adalah jasa transportasi travel. Travel merupakan sebuah

jasa transportasi yang memberikan pelayanan antar jemput kepada konsumen

(8)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Dictionary). Travel biasanya melayani dengan cara “door to door” dimana

konsumen hanya menunggu dirumah dan akan dijemput kemudian akan diantar

ketujuannya sampai didepan rumah. Dengan hal seperti ini semakin banyak

konsumen yang menggunakan jasa travel karena menjadi praktis dan efisien.

Jakarta merupakan ibukota yang menjadi incaran masyarakat untuk

bekerja dan berpeluang besar untuk usaha. Jasa transportasi travel pun semakin

meningkat dari beberapa kota untuk menuju ibukota. Bedasarkan hasil informasi

PT.Jasa Marga volume lalu lintas pengguna jalan menuju Jakarta yang paling

tinggi terjadi adalah antara Bandung-Jakarta. Jumlah volume lalu lintas Bandung

ke Jakarta sebanyak 2.890.235 kendaraan yang melintas. Selain itu bedasarkan

hasil informasi melalui jasa transportasi Kereta Api hal ini juga menunjukkan hal

yang signifikan bahwa Bandung-Jakarta memiliki jumlah mobilitas yang sangat

tinggi (www.jasamarga.com). Hal ini sangat dilirik oleh para pengguna bisnis

khususnya jasa travel untuk membuka peluang usaha dibidang ini. Peluang ini

semakin meningkat ketika pemerintah membuka akses jalan tol dari Cileunyi,

Purwakarta, dan Padalarang yang disingkat Cipularang untuk menuju Jakarta

sejak 1 Mei 2005 lalu. Dampaknya adalah mobilitas antar Jakarta dan Bandung

semakin mudah. Faktor penghambat waktu dan jarak sudah bisa diatasi.

Kehadiran jalan tol Cipularang yang mampu memangkas waktu tempuh Bandung

–Jakarta dengan pergi dan pulang dalam satu waktu semakin meningkatkan

mobilitas kunjungan antara kedua kota besar tersebut. Arus ini sudah ada sejak

(9)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Cipularang adalah penyelamat dimana jalan ini memotong waktu tempuh lima

puluh persen. Sebelum jalan tol ini diresmikan, perlu waktu kurang lebih tiga

setengah sampai empat jam untuk menjangkau Bandung dari Jakarta maupun

sebaliknya. Sekarang hanya perlu satu setengah sampai dua setengah jam untuk

menjangkaunya.

Peluang ini ditanggapi cepat oleh para pebisnis terutama jasa

transportasi dengan membuka layanan jasa travel point to point atau kerap disebut

shuttle service. Berbeda dengan travel antar jemput yang lebih dulu dikenal orang

door to door” karena memakan waktu yang lebih lama, shuttle service

menerapkan konsep satu titik pemberangkatan ke titik tujuan. Kehadiran travel

point to point telah merubah kebiasaan orang-orang terutama para komuter

dalam memilih moda transportasi untuk perjalanan Bandung - Jakarta pergi dan

pulang. Bila sebelumnya mereka hanya terpaku kepada moda transportasi bis,

kereta api, travel antar jemput “door to door”yang dipelopori salah satu travel

yang telah memiliki nama, dan sebagian kecil lagi menggunakan pesawat terbang,

maka kini banyak yang menjatuhkan pilihannya kepada shuttle service. Peluang

usaha ini sangat besar dan luas sesuai dengan permintaan pasar, hal ini akan terus

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan sarana

transportasi antarkota yang aman, nyaman, cepat, dan ekonomis. Semakin

berkembangnya persaingan bisnis ini membuka peluang lapangan kerja bagi para

mereka yang membutuhkan pekerjaan. Pekerja merupakan sumber daya yang

(10)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha tujuan perusahaan. Pekerja akan berusaha bekerja secara optimal dan

menghasilkan kinerja yang baik agar dapat tetap bekerja guna mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Pengelolaan sumber daya manusia ini akan menjadi

kunci perkembangan perusahaan. Perusahaan yang tercapai tujuan perusahaannya

didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki produktifitas kerja yang

tinggi.

Perusahaan “X” merupakan salah satu perusahaan yang memiliki

usaha dibidang pelayanan dan jasa transportasi sejak tahun 2006. Perusahaan

“X” juga salah satu perusahaan yang cukup besar dan terkenal di kota Bandung

dalam hal pelayanan dan jasa transportasi. Jabatan tertinggi di perusahaan ini

adalah Direktur Utama yang mana pimpinan perusahaan merupakan pemilik dari

perusahaan “X‟. Saat ini jumlah karyawan perusahaan sebanyak 694 orang.

Perkembangan usahanya telah memiliki 5 divisi usaha yang berbeda, yaitu :

Divisi Otojasa bergerak pada usaha Travel, Shuttle, Dokumen, Paket, dan Kargo,

Divisi Property bergerak di bidang perumahan, Divisi Heavy Equipment

menyediakan alat berat dan kendaraan untuk disewakan (rental), Divisi

Resources bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dalam negeri

yang berlimpah terutama pada sektor pertambangan, dan Bank pada perbankan.

Divisi Otojasa merupakan aset utama dari perusahaan “X” dimana menjadi fokus

bisnis dengan kata lain Divisi ini merupakan bagian yang memiliki income

(11)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha beberapa pelayanan jasa diantaranya : Travel, Shuttle, Dokumen, Paket, Kargo,

Bus Pariwisata, dan Tours & Airlines Ticketing

Misi dari perusahaan “X” adalah fokus menyediakan jasa dan kualitas

produk terbaik untuk transportasi angkutan darat yang aman dan efisien,

penyewaan peralatan pembangunan dan jasa kontraktor yang menguntungkan,

yang dijalankan oleh tenaga profesional yang kompeten dan bermotivasi tinggi.

Perusahaan “X” juga memiliki tujuan menjadi perusahaan tingkat dunia yang

menyediakan jasa transportasi dan penyewaan peralatan pembangunan, juga

menjadi kontraktor di bidang konstruksi dan pengolahan lahan, serta membangun

industri terkait, yaitu perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan

perikanan tambak. Sehingga dapat menjadi aset nasional yang memberikan

kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Bangsa dan Negara Indonesia. Selain

itu perusahaan “X” juga memiliki Visi menjadi perusahaan yang dapat “Go

International” yang akan terus berkembang menjadi perusahaan yang tangguh.

Terkait dengan fokus bisnis yang merupakan bagian paling penting dari

perusahaan “X” adalah Divisi Otojasa, maka Divisi Otojasa merupakan fokus

utama dan mendapat perhatian serta penekanan dalam mengimplementasikan

motto tersebut. Oleh karena Divisi ini merupakan divisi yang penting dalam

menghasilkan income untuk menunjang berlangsungnya perusahaan “X”, maka

dalam menjalankan tugasnya Divisi ini termonitor nomor satu diperusahaan agar

target penjualannya terus tercapai dan perusahaan dapat terus berjalan. Menurut

(12)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Departement (HRD), keberhasilan ini tidak terlepas dari seluruh kemampuan para

karyawannya yang merupakan ujung tombak dalam menjalankan tugasnya.

Karyawan yang sangat terkait dalam mencapai tujuan perusahaan salah satunya

adalah Customer Service Officer (CSO). CSO ini merupakan karyawan yang

berada di layer paling depan pada Divisi Otojasa ini. Peran CSO sangat penting

karena CSO disini bertugas langsung untuk melayani konsumen PT.”X”.

Pelayanan yang diberikan kepada para konsumen sangat berpengaruh kepada

image perusahaan. CSO disini harus memberikan pelayanan yang dapat

memuaskan konsumen sehingga menjadi pelanggan setia, yang berdampak besar

kepada income perusahaan. Uraian jabatan CSO di PT.”X” adalah memberikan

informasi tentang produk jasa perusahaan (jam keberangkatan, daerah lokasi

tujuan) kepada konsumen. Melakukan tugas administrasi reservasi tiket dari

menerima reservasi, mencatat nomor duduk dan tanggal serta jam keberangkatan

dan menyerahkan tiket kepada konsumen. CSO juga melakukan transaksi

penjualan (menerima uang, dan memberi kembalian bagi konsumen yang

membayar dengan uang lebih), dan menyimpan uang transaksi dengan aman.

CSO juga melakukan tugas adminsitrasi membuat laporan harian dan melaporkan

kepada atasan kemudian menyetorkan uang tersebut sebagai pertanggung jawaban

tugas harian secara baik dan rapih. Melakukan koordinasi dengan bagian lain

yang terkait dengan keberangkatan travel (checker, tekhnisi dan supir travel) agar

keberangkatan sesuai dengan jadwal. Mencapai target perusahaan baik itu

(13)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen seperti keramahan, ekpsresi

wajah yang menyenangkan serta intonasi, penggunaan bahasa yang sopan dan

dapat mengendalikan emosi saat bekerja sehingga konsumen merasa puas. CSO

juga bertugas memberikan solusi yang tepat kepada kebutuhan konsumen dalam

pemakaian jasa travel.

Berdasarkan uraian tugas diatas dapat dilihat bahwa CSO tidak hanya

melayani konsumen saja tetapi juga berkoordinasi serta melakukan tugas

administrasi yaitu melakukan reservasi dan membuat laporan keuangan. Oleh

karena itu CSO harus memiliki kompetensi yang cukup dalam menjalani

tugasnya. Persaingan yang semakin tajam didunia bisnis transportasi terutama di

kota Bandung ini diharapkan tidak hanya memberikan pelayanan yang

memuaskan (customer satisfaction) tetapi juga pada nilai (customer value),

sehingga organisasi tidak semata-mata mengejar pencapaian produktivitas kerja

yang tinggi tetapi lebih pada kinerja dalam proses pencapaiannya. Kinerja adalah

suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam perusahaan

secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu

dan standar yang telah ditetapkan (Mathias dan Jackson, 2002). Konsekuensinya,

perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

(keahlian, pengetahuan dan kemampuan) sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan

tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam perusahaan yang

(14)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha kompetensi (pengetahuan, keterampilan, perilaku) yang dimiliki karyawan secara

individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi perusahaan dan mampu

mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen. Dengan kata lain

kompetensi yang dimiliki individu dapat mendukung sistem kerja dalam

perusahaan berdasarkan individu maupun tim (Judisseno, Rimsky, 2008:35).

Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan dengan berbasis

kompetensi agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran

perusahaan dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan wawancara terhadap pimpinan di perusahaan “X”,

Perusahaan akan mencapai tujuan jika para karyawannya terutama CSO yang

merupakan divisi terpenting di perusahaan ini menampilkan perilaku kerja sesuai

dengan ketentuan perusahaan (sukses dalam mencapai target perusahaan).

Seorang CSO dikatakan sukses jika saat melayani mampu memberikan informasi

tentang jasa layanan perusahaan kepada konsumen dengan jelas sehingga

konsumen dapat mengetahui produk perusahaan guna memenuhi kebutuhannya.

CSO sukses mampu melayani reservasi tiket calon pelanggan melalui telepon dan

secara langsung di outlet sampai terjadi transaksi penjualan sehingga akan

menaikkan jumlah penjualan tiket. CSO juga mampu melakukan koordinasi

dengan bagian lain yang terkait agar tidak terjadi salah informasi berkaitan

pemberangkatan armada sesuai jadwal keberangkatan sehingga tidak mengalami

keterlambatan. Selain itu CSO sukses mampu menangani komplain konsumen

(15)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha serta kritik yang disampaikan konsumen sehingga konsumen merasa puas.

Terakhir CSO sukses mampu melakukan tugas administrasi yakni membuat

laporan keuangan harian penjualan tiket dengan tidak melakukan selisih uang.

Berdasarkan wawancara terhadap pimpinan di perusahaan “X”, kinerja

yang dimiliki CSO PT.”X” masih saja ada yang dirasakan belum optimal.

Menurut pimpinan, tujuan perusahaan belum optimal selain dari kinerja

pencapaian target penjualan dapat dilihat juga dari kritikan yang masuk dari

konsumen terutama berkaitan dengan sistem pelayanan. Hal ini sangat perlu

diwaspadai karena akan berdampak terhadap menurunnya konsumen yang

menggunakan jasa travel PT.”X” ini dan juga berdampak terhadap income

perusahaan. Pihak perusahaan menyatakan beberapa karyawan yang tidak

memenuhi target dikarenakan proses pelayanan yang kurang cepat dan tanggap

sehingga menghambat proses reservasi. Selain itu terdapat juga keluhan dari

konsumen mengenai pelayanan CSO mengenai volume suara, intonasi suara dan

ekspresi muka yang tidak terkontrol. Hal ini menjadi permasalahan jika terdapat

antrian yang cukup panjang dan terkadang CSO menjadi tidak terkontrol karena

permasalahan pribadi. Permasalahan lain adalah ketika CSO tidak dapat

memberikan solusi yang tepat seperti akibat trouble yang terjadi pada kendaraan

yang terlambat sehingga konsumen tidak memahami keadaan yang terjadi.

Kejadian ini dikarenakan tidak adanya koordinasi CSO dengan bagian lain yang

terkait. Kejadian lain yang pernah terjadi adalah CSO yang mengalami selisih

(16)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha menjadi tidak sesuai. Dalam hal ini CSO bertanggungjawab untuk menggantikan

jumlah uang yang kurang.

Pihak perusahaan membuat penilaian berdasarkan persentase dari 101

orang CSO diseluruh outlet di Bandung, bahwa 53% CSO yang mencapai target

dimana dikategorikan sukses setiap bulannya dan 47% tergolong tidak mencapai

target dikategorikan tidak sukses. Perbandingan yang ada sangatlah kecil dimana

pihak perusahaan merasakan adanya kesenjangan karena masih banyak keluhan

dan kritikan dari para pengguna jasa PT.”X”. Konsekuensi pada CSO yang

mencapai target mereka akan diberi bonus hal ini mendapat reaksi positif karena

dapat meningkatkan pencapaian target perusahaan. Dampak perusahaan pun akan

baik yakni income yang didapat juga akan meningkat. Sedangkan konsekuesi

pada CSO yang belum mencapai target akan diberikan peringatan dan pelatihan

kembali untuk meningkatan kinerja. Dampak perusahaan dengan 47% target

belum tercapai selain dari income perusahaan yang tidak tercapai optimal juga

memberi dampak pada image perusahaan terutama mengenai pelayanan yang

diberikan oleh CSO.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 orang CSO mengenai

pekerjaannya bahwa pelayanan mereka menjadi kurang memuaskan karena dalam

bekerja terkadang merasa bingung dengan pekerjaannya, mereka bingung dengan

job description yang diberikan karena tidak ada sosialisasi mengenai

tugas-tugasnya. Selain itu CSO juga merasa kesulitan pada sistem komputerisasi,

(17)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha memakan waktu yang agak lama sedangkan konsumen lainnya menunggu. Hal ini

seringkali terjadi masalah ketika masuk weekend hari minggu dan libur nasional

dimana jumlah konsumen akan meningkat dibanding dengan hari biasanya. CSO

juga menyatakan bahwa masih sulit untuk mengendalikan emosi saat memiliki

masalah pribadi. Terkadang permasalahan pribadi ini terbawa saat bekerja dan

berdampak pada proses pelayanan seperti ekspresi wajah yang tidak

menyenangkan dan intonasi suara yang cenderung meninggi. Saat CSO

menangani komplain dari konsumen yang tidak menyenangkan, beberapa CSO

masih mudah terpancing emosinya sehingga konsumen merasa dirugikan dari

pelayanan yang diberikan. Selain itu, CSO juga dituntut untuk berkoordinasi

dengan bagian lain seperti checker, tekhnisi dan supir. Koordinasi antar bagian

tersebut terkadang menjadi kendala. Kendala utama yang dihadapi adalah sulitnya

komunikasi dengan bagian terkait dikarenakan informasi yang didapat dan

disampaikan tidak sampai dengan cepat dan tepat. Permasalahan yang terjadi

dalam membuat laporan harian keuangan adalah selisih antara uang yang diterima

dengan jumlah tiket yang terjual. Menurut CSO hal ini dapat terjadi karena salah

penghitungan saat mengembalikan uang kepada konsumen atau saat

menjumlahkan pembelian tiket.

Dari hasil diatas dapat dilihat masih terdapat kesenjangan yang terjadi. Hal

ini menimbulkan pertanyaan apakah proses seleksi yang sudah dilakukan PT.”X”

memenuhi persyaratan jabatan yang dibutuhkan CSO. Berdasarkan hasil survey

(18)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan jabatan, yang mana job

spesifikasi setiap jabatan hampir sama antar jabatan satu dengan jabatan lainnya

(tidak ada karakteristik khusus). Hal ini berdampak pada penerimaan CSO yang

kurang sesuai dengan persyaratan jabatan yang dibutuhkan dimana pihak

perusahaan tidak memiliki standar kompetensi yang dibutuhkan (masih berupa

karakteristik umum). Selain itu dilihat dari pengembangan yang telah dilakukan,

pihak perusahaan juga sudah memberikan bekal berupa pelatihan untuk

meningkatkan servis pelayanan secara berkala. Namun masih saja terdapat

kesenjangan yaitu masih belum optimalnya tugas-tugas yang dilakukan para CSO

dalam bekerja sehingga tujuan perusahaan tidak selalu tercapai. Dalam mengelola

SDM perusahaan tampaknya belum memiliki perencanaan yang sistematis dan

matang terutama dalam sistem rekrutmen sehingga tampilan kerja CSO belum

efektif dan belum sesuai tujuan perusahaan. Visi dan Misi perusahaan juga belum

diterapkan dalam bentuk yang kongkrit, sehingga masih banyak karyawan tidak

memahami visi dan misi perusahaan.

PT.“X” yang bergerak dibidang transportasi bisnis ini akan berkembang

terus menerus sesuai kemajuan dan permintaan pasar. Berkembangnya bisnis

perusahaan ini juga harus diiringi dengan kemajuan para karyawan yang memiliki

keahlian, pengetahuan serta ketrampilan untuk menjalani tugas pekerjaannya

dengan cara dibekali pelatihan dan pengetahuan kepada karyawannya. PT.”X”

sendiri sudah membekali karyawan dengan memberikan pengetahuan dengan

(19)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha masih saja terdapat kesenjangan yang terjadi yakni belum optimalnya kinerja

seluruh karyawan PT.”X” terutama CSO. Dengan melihat paparan diatas peneliti

menarik satu benang bahwa CSO PT.”X” perlu suatu alat yang dapat mengukur

kesesuaian kompetensi CSO agar sesuai dengan job description perusahaan,

sehingga dapat ditentukan intervensi atau program pengembangan yang tepat

untuk meningkatkan kompetensi CSO PT.”X”. Berdasarkan wawancara kepada

Manager Otojasa bahwa pihak perusahaan belum memiliki standar kompetensi

yang baku sebagai acuan untuk karyawannya termasuk CSO. Sejauh ini

kesesuaian antara karyawan dengan posisi jabatan masih berdasarkan tingkat

kebutuhan untuk mengisi jabatan tersebut tanpa mengutamakan kompetensi yang

dimilikinya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa hal yang dapat

dilakukan. Salah satunya dengan menyusun model kompetensi yang tepat dan

melakukan pengukuran kompetensi tersebut. Menurut Spencer (1993) kompetensi

didefinisikan sebagai karakteristik dasar individu yang berhubungan secara

langsung dengan kinerja efektif atau menurut standar kriteria tertentu yang sudah

ditetapkan dalam suatu jabatan. Sedangkan model kompetensi merupakan suatu

istilah yang merujuk pada himpunan lengkap kelompok-kelompok

dimensi-dimensi, dan indikator perilaku (Hay-McBer Spencer & Spencer, 1986 dalam

Prihadi, 2004). Dengan menggunakan pendekatan model kompetensi dapat

dengan sistematis dan konsisten mengidentifikasi jenis ketrampilan, pengetahuan,

(20)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang efektif. selain itu bila masih terdapat kompetensi yang belum memenuhi

persyaratan dapat diupayakan peningkatkan melalui pelatihan dan pengembangan

(Spencer & Spencer 1993; Cooper,2000).

Menurut Spencer & Spencer, jabatan CSO termasuk dalam kategori

helping and human service profesional, yang mana seorang customer service

memiliki 14 macam kompetensi yaitu impact and influence (kemampuan

membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan orang lain agar orang

tersebut mendukung dirinya), developing other (kemampuan untuk mengarahkan

orang lain), interpersonal understanding (kemampuan individu memahami orang

lain), self confidence (keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk

menyelesaikan sebuah tugas), self control (kemampuan untuk menjaga emosi

dalam kendali dan menahan munculnya aksi negatif ketika berhadapan dengan

situasi kerja yang stres), other personal characteristic and competencies

(kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain), profesional expertise

(penguasaan pekerjaan yang dikaitkan dengan pengetahuan), customer service

orientation (kemampuan untuk menolong atau melayani orang lain, menemukan

kebutuhan mereka), teamwork and cooperation (kemampuan bekerja dengan orang

lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari tim), analytical thingking

(kemampuan memahami masalah dengan „memecah‟ masalah tersebut dalam

bagian-bagian yang lebih kecil), conceptual thinking (kemampuan memahami

situasi atau masalah dengan menyusun potongan-potongan masalah tersebut,

(21)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha melakukan sesuatu tanpa diminta), flexibility (kemampuan untuk beradaptasi dan

bekerja secara efektif dalam situasi, individu, ataupun kelompok yang bervariasi)

dan directiveness/assertiveness (kemampuan individu untuk membuat orang lain

menurut).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap CSO sebagai pemegang jabatan,

wawancara terhadap atasan, observasi langsung terhadap tampilan kerja CSO serta

visi dan misi perusahaan dan analisis job description yang mengacu pada model

kompetensi helping and human service profesional menurut Spencer, maka

didapat 11 model kompetensi yang dipersyaratkan perusahaan yaitu Impact and

Influence, Interpersonal understanding, Self Confidence, Self control, Profesional

expertise, Customer service orientation, Teamwork and cooperation, Analytical

thinking, Conceptual thinking, Iniative, Flexibility. Selain itu terdapat kompetensi

tambahan lainnya yang mendukung untuk jabatan CSO yang diperoleh

berdasarkan observasi pekerjaan, wawancara pemegang jabatan dan atasan yakni

Achievement orientation dan Communication skill. Model Kompetensi yang

diperoleh ini akan diujikan kembali kepada CSO PT.”X” untuk mendapatkan

profil tingkat kompetensi yang dibutuhkan dan paling penting untuk menunjang

kinerja CSO.

Model Kompetensi Spencer ini sangat universal dimana dapat digunakan di

semua lapisan untuk mengetahui kompetensi. Beberapa penelitian yang

mendukung model kompetensi Spencer & Spencer adalah di Department of

(22)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Customer Service menghasilkan 13 kompetensi antara lain interpersonal

understanding, impact and influence, conceptual thingking, profesional expertise,

initiative, customer service orientation, self control, other personal characteristic

and competencies, analytical thingking, self confidence, flexiblity,

directiveness/assertiveness, team work and cooperation. Selain itu penelitian di

Labor Relations of the American Society pada tahun 2008 bahwa kompetensi

untuk jabatan Customer Service juga mengacu pada model kompetensi Spencer

memiliki 12 kompetensi customer service orientation, interpersonal understading,

conceptual thingking, profesional expertise, initiative,self control, other personal

characteristic and competencies, analytical thingking, self confidence, flexiblity,

directiveness/assertiveness, team work and cooperation. Persamaan dari kedua

penelitian ini didasari oleh jabatan yang sama yaitu pelayanan. Perbedaan pada

penelitian tersebut adalah pada impact and influence , hal ini disebabkan karena

perbedaan kultur dan budaya meskipun memiliki kesamaan tugas pokok dalam

melayani, namun kekhasan masing-masing negara berbeda.

Penelitian di beberapa negara diatas mengacu pada model kompetensi

Spencer yang mana model kompetensi Spencer cukup akurat untuk mengukur

kompetensi pekerja disuatu perusahaan karena sudah banyak negara yang

menggunakan model tersebut. Namun model yang sudah digunakan di beberapa

negara tersebut jika diterapkan di Indonesia tidak seluruhnya akan menghasilkan

hasil yang sama. Hal ini dikarenakan latar belakang yang berbeda seperti tujuan

(23)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha perbedaan pada tugas-tugas spesifikasi pekerjaan yang berbeda pula sesuai kultur

yang dimiliki. Oleh karena itu peneliti ingin mengujikan coba model kompetensi

yang dimiliki Spencer pada PT.”X” Bandung agar mendapatkan kesesuaian

kompetensi yang dibutuhkan dan yang paling penting untuk CSO P.”X” Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan diangkat dalam

penelitian ini adalah : Apakah model kompetensi helping and human service

profesional menurut Spencer & Spencer dapat diterapkan pada CSO di PT‟X”?

1.3. Maksud Dan Tujuan 1.3.1. Maksud penelitian ini adalah :

 Untuk memperoleh kompetensi-kompetensi apa saja yang dibutuhkan CSO

di PT. X” berdasarkan model kompetensi helping and human service

profesional menurut Spencer.

 Untuk menentukan kompetensi apa saja yng perlu dikembangkan oleh pada

CSO di PT.”X”.

(24)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha  Mendapatkan gambaran mengenai kompetensi-kompetensi dari model

kompetensi helping and human service profesional menurut Spencer dan

kompetesi tambaha lainnya yang dibutuhkan CSO di PT. X”

 Memperoleh gambaran mengenai kompetensi apa saja yang perlu

dikembangkan oleh CSO di PT.”X”.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Memberikan informasi tambahan mengenai kompetensi Customer Service

yang dibutuhkan dalam bidang psikologi industri dan organisasi,

khususnya perusahaan jasa.

 Memberikan masukan mengenai penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan kompetensi Customer Service

1.4.2. Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada perusahaan, khususnya mengenai

kompetensi yang harus dikembangkan oleh pegawai yang memegang

jabatan sebagai Customer Service saat ini.

 Memberikan masukan bagi perusahaan untuk program pengembangan

(25)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas yang telah diungkapkan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Generic model kompetensi kelompok helping and human service

professional dari Spencer, dapat diterapkan dimana memiliki nilai

kesesuaian atau relevansi dengan kebutuhan akan kompetensi yang

diperlukan bagi CSO di PT.”X”.

2. CSO PT.”X” memiliki kompetensi-kompetensi tambahan yang diperlukan

guna menunjang pekerjaan CSO di PT.”X”.

3. Model kompetensi untuk CSO di PT.”X” terdiri dari 13 kompetensi yaitu

Teamwork and cooperation, Communication skill, Self Confidence,

Profesional expertise, Achievement orientation, Impact and Influence,

Iniative, Customer service orientation, Flexibility, Analytical thinking,

(26)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Bagi perusahaan PT.”X” Bandung :

1. Memberikan feedback kepada CSO mengenai kekuatan dan kelemahan

kompetensi yang dimilikinya, melalui konseling yang dapat dilakukan

oleh atasan CSO.

2. Meningkatkan kompetensi-kompetensi CSO terutama 3 kompetensi

terendah yang sangat penting dalam memberikan pelayanan yaitu :

kompetensi self control dengan cara memberikan pelatihan pengelolaan

emosi, interpersonal understanding dengan mengembangkan diri dengan

cara lebih berempati kepada orang lain, dan kompetensi conceptual

thinking dengan cara meningkatkan pengetahuan CSO ketika menghadapi

permasalahan saat melayani.

3. Menggunakan model kompetensi final sebagai acuan pihak perusahaan

untuk melakukan seleksi pada jabatan CSO di PT.”X”.

Bagi CSO PT.”X” Bandung :

1. Model kompetensi yang diperoleh ini akan dijadikan tambahan wawasan

dan pengetahuan guna mendukung dalam melaksanakan pekerjaan

sehari-hari.

2. Mengevaluasi diri sendiri akan kebutuhan kompetensi apa yang

dibutuhkan atau dirasakan kurang dan masih memerlukan pengembangan

(27)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bagi peneliti selanjutnya :

1. Dapat melakukan penelitian model kompetensi pada jabatan Customer

Service pada perusahaan yang berbeda sehingga dapat diperoleh gambaran

yang lebih luas mengenai model kompetensi dalam melayani konsumen.

2. Melakukan penelitian model kompetensi dengan modifikasi dengan kamus

kompetensi selain dari model kompetensi helping and human service

(28)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Boulter, Nick. & Dalziel, Murray. 2001. People and Competencies, The route to

Competitive Advantage. Volume 5. New Delhi : Crest Publishing House.

Corsini, Raymond J., The Dictionary of Psychology, Bruner-Routledge, United States of America, 2002.

Davis, Keith & Newstrom, John W. 1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior, Seventh Edition. Newyork : McGraw-Hill,Inc.

Graziano, Anthony M., Raulin, Micahel L., Research Methods, a Process of Inquiry : Fourth Edition, Allyn an Bacon, United States of America, 2000

Kirkpatrick, Donald L. 1998. Evaluating Training Programs, Second edition. San Fransisco : Berret-Koehler Publisher. Inc

Lucia, A.D. 7 R. Lepsinger. 1999. The Art and Science of Competency Model. San Fransisco : Jossey-Bass/Pfeiffer.

Lucas, Robert., Customer Service : Building Succesful Skill for The Twenty-First Century : Third Edition, The McGraw-Hill Irwin Companies, Inc., Newyork, 2005.

Syaiful F. Prihadi. 2004. Assesment Center. Identifikasi, Pengukuran, Dan Pengembangan Kompetensi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Spencer, Jr., Lyle M & Signe M. Spencer. 1993. Competencce at Work : model for Superior Performance. Canada : Hohn Wiley & Son, Inc.

(29)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Irawati. 2008. Model Kompetensi Manajerial dan Rancangan Program

Pengembangan Kompetensi Manajerial Bagi Pengawas Kecil Jahit di PT ‘MJA’ Bandung. Tesis. Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Referensi

Dokumen terkait

1) Proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan, misalnya ikan dan cacing tanah sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan

Berbeda dengan jaman orde lama, pada jaman orde baru Pancasila dijadikan oleh para penguasa tidak lebih dari sebagai ideologi politik, Lebih tepatnya ideologi

Jacob (2013), dalam penelitiannya mengenai analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode CAMEL untuk menilai tingkat kesehatan perbankan, penelitian ini

Responden yang terhormat, saya mengharapkan kerja samanya untuk mengisi kuesioner ini dengan benar, kuesioner ini hanya digunakan untuk penyelesaian data dan karya ilmiah

Penjelasan dari beberapa tabel diatas terlihat bahwa dampak kerugian masih dialami oleh industri dalam negeri mulai dari volume impor yang terus mengalami peningkatan,

kesimpulan yaitu sistem telah menggunakan standar kompetensi (data pribadi, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat jabatan dan kriteria), sistem lebih akurat

Secara anatomis dan embryologi terdapat hubungan antara rongga perut dengan skrotum, sehingga organ intraabdominal maupun cairan dapat masuk kerongga skrotum

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dengan