v Universitas Kristen Maranatha
序論
忍術 修 士 作成さ 隠蔽 芸術 あ そ 時 神 仏教
支持者 間 矛盾 あ そ 仏教 支持者 脱出 原因 あ そ
後 忍術技術 武術 占 術を組 合わ 忍者 そ 忍術を修行
者 あ そ 敵 動 をスパ 大名 使用さ
忍者 用 を実行 クションを こ 敵 正確
い し し 画 中 忍者 い 間 あ 本論文
画 カ 外伝 ゴエ ン 忍者 誤解 い 説 し
こ 論文 カ 外伝 ゴエ ン 忍者 誤解 分析
題し あ
本論
歴史 忍者 譜代相伝 術を身 付 そ ク
ス 分 一 目 忍 あ 忍 最初 忍術 訓練を受 者
目 中忍 言う者 中忍 あ 忍術 訓練を受 者 使命
関わ 合い い 最高 ベ 忍者 忍 忍 鮮 忍者
言う者 大名 使用さ 忍者 女 忍者 あ そ 名 ノ一
忍者 主 仕 隠密 人を殺 使命 少 い あ 忍者
昼間時 変装 変装中 忍者 敵 情報をあ 完璧 変装 形を
い そう こ 忍者 情報を集 こ 誰
気 い 忍者 真夜中 使命を遂行 忍び装束を着用 忍
び装束を使用 暗い夜 忍者 隠 そ 忍者 夜 時 敵 物を盗
隠密
カ 外伝 ゴエ ン 歴史 中 書 い 忍者
概念 比較し 間 い あ 忍者 知識 世代 世代へ 受 継 し
し カ 外伝 カ 貧しい 忍者 一方 ゴ
エ ン 画 ゴエ ン 織田信長 収集さ 服部半蔵
訓練を受 画 中 誤解 常 殺 忍者 主 仕 あ
見え こ 画 両方 忍者 常 刀 殺し い 実際
主 タスク 敵 スパ あ
結論
本研究 結果 以 結果 見 :
画 忍者 概念 間 い あ そ シス 言う 真似
vii Universitas Kristen Maranatha 化 最初 忍者 主 仕 隠密 敵 動 を探 こ
あ 忍者 概念 科学 発 少し 変化し い 画
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………... i
DAFTAR ISI ……… iii
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ……….……… 1
1. 2 Pembatasan Masalah ………... 5
1. 3 Tujuan Penelitian ……….. 6
1. 4 Metode Penelitian ……….……….... 6
1. 5 Organisasi Penulisan ………. 8
BAB II NINJA 2. 1 Sejarah Ninja ….……….…10
2. 2 Organisasi Ninja ……… 14
2. 3 Ninja Dalam Suatu Misi ……….………16
2. 3. 1 Penampilan Ninja ………..……… 17
2. 3. 2 Keahlian Ninja ………. 21
iv Universitas Kristen Maranatha BAB III MISKONSEPSI NINJA DALAM FILM KAMUI GAIDEN DAN
GOEMON
3.1 Organisasi Ninja ……….………… 30
3.2 Pekerjaan Ninja ……….. 33
3.3 Penampilan Ninja ……… 36
3. 4 Keahlian Ninja ……….… 45
BAB IV KESIMPULAN ……… 59
SINOPSIS ………….…….……….. v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Ilmu bela diri adalah ilmu yang muncul untuk mempertahankan diri dari
serangan musuh. Jepang merupakan salah satu negara yang menciptakan ilmu bela
diri yang akhirnya terbagi dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah ilmu bela diri
untuk dipertandingkan atau turnamen seperti karate, kendo, judo, dan sumo. Kategori
kedua adalah ilmu bela diri yang diperuntukkan untuk mempertahankan diri, yaitu
aikido dan jujitsu. Kategori ketiga adalah seni bela diri yang digunakan untuk
bersembunyi yaitu ninjutsu.
Ninjutsu yang dikenal masyarakat pada zaman Heian (794 -1185) adalah seni
bersembunyi yang diciptakan oleh para pendeta agama Budha agar terhindar dari para
pendukung Shinto yang tidak menginginkan adanya agama lain di Jepang. Ilmu
ninjutsu kemudian digabungkan dengan ilmu astrologi, teknik bertarung dan teknik
memata-matai. Para daimyo, tuan tanah di Jepang yang berkuasa pada saat itu,
memperkerjakan ahli ninjutsu untuk memata-matai, mencuri, serta membunuh,
karena orang yang mempelajari ninjutsu mempunyai keahlian dalam infiltrasi dan
espionasi. Sejak saat itu orang yang mempelajari ninjutsu disebut 忍者 ninja. Kanji
忍 (nin) berarti kesabaran atau ketidak terlihatan dan kanji 者 (sha) berarti orang.
2
Universitas Kristen Maranatha dalam bertindak sehingga ketika beroperasi, orang-orang tidak merasakan
kehadirannya. Di masa sekarang, ninjutsu masih banyak diminati meskipun seni bela
diri ini merupakan produk kebudayaan yang sudah lama ada. Pada masa sekarang
orang yang mempelajarinya tidak lagi disebut sebagai ninja melainkan ninjutsuka.
Pada tahun 1916, dibuat Film “Koga Unôn Ninjutsu Kogaryû” yang merupakan film ninja pertama dan semenjak tahun 1960 banyak film ninja
bermunculan. Namun konsep ninja yang ditampilkan dalam film menjadi bias karena
peranan ninja dalam film dibuat menjadi fantasi. Oleh karena itu, banyak penonton
yang menganggap ninja sebagai tokoh super yang mempunyai ilmu menghilang atau
menjadi pohon ketika diserang. Seorang ninja biasanya tidak beroperasi saat siang
hari. Malam hari merupakan waktu yang tepat untuk beroperasi karena, dapat
menggunakan kegelapan sebagai kamuflase sehingga memperkecil kemungkinan
untuk tertangkap.1
Tidak hanya film Jepang saja yang mengambil unsur ninja sebagai
penggambaran karakter. Film-film Hollywood pun kerap mengadopsi gambaran ninja
untuk sebuah karakter. Misalnya film “Batman Begins” menggunakan prinsip ninja yang mengutamakan kesabaran dan ketidak-terlihatan. Sedangkan Ian Fleming
pengarang film serial “James Bond” mendatangi Masaaki Hatsumi untuk mempelajari cara ninja memata-matai dan mempelajari senjata ninja. Di Jepang, film yang
menggunakan tokoh ninja sebagai peran yaitu, “Azumi I” & “Azumi II”, “Shinobi”, “Goemon”, dan “Kamui Gaiden”. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis
1
menggunakan film “Kamui Gaiden” yang disutradarai oleh Youichi Sai dan film “Goemon” yang disutradarai oleh Kazuaki Kiriya sebagai data.
Film “Kamui Gaiden” menampilkan ninja bernama Kamui. Dalam film tersebut, ia merasa tidak sanggup lagi menjadi anggota dalam organisasi tersebut.
Satu-satunya cara yang dapat melepas status ninja seseorang adalah kematian.
Namun, Kamui memilih untuk melarikan diri dari organisasinya yang menyebabkan
dia diburu oleh ninja lain siang dan malam. Tetapi dengan keahliannya memasang
perangkap, ia dapat mudah menggagalkan niat ninja lain untuk menangkapnya.
Kamui ditampilkan sebagai ninja yang hebat dalam duel, memiliki kecepatan dalam
melompat dan menghindari serangan, serta memiliki kemampuan mengelabui musuh.
Kamui mengelabui musuhnya dengan cara menjadi pohon ketika diserang, dan dia
memiliki kemampuan untuk membuat dirinya menjadi dua ketika duel berlangsung.
Dengan kekuatan itu Kamui menjadi sulit untuk dikalahkan.
Film kedua yang akan penulis analisis adalah film “Goemon”. Film “Goemon” menceritakan tentang seorang ninja yang bernama Ishikawa Goemon. Ia merupakan seorang ninja pencuri yang suka membagikan hasil curiannya kepada
rakyat miskin, dan senang menolong orang yang mengalami kesusahan. Dalam film
“Goemon”, Ishikawa Goemon digambarkan sebagai ninja yang gagah berani namun tak bertuan karena kematian Oda Nobunaga. Dia dengan bebas melakukan apa saja
dan kadang suka seenaknya. Tapi dibalik sifat seenaknya, Goemon pun pintar dalam
menyusup ke dalam istana dan hebat dalam pertarungan jarak dekat berkat
4
Universitas Kristen Maranatha Saizo. Saizo adalah ninja teman seperjuangan Goemon. Ia pun mendapat latihan sama
dengan guru yang sama yaitu Hanzo Hattori. Dengan begitu kemampuan Saizo dan
Goemon pun tidak jauh berbeda. Hanya saja, Saizo memiliki tuan yaitu Ishida
Mitsunari. Mereka berdua sama-sama hebat dalam pertempuran dan mengandalkan
teknik menggunakan pedang untuk membunuh lawannya ketika bertarung. Pertemuan
Goemon dengan Saizo terjadi ketika Goemon dan Saizo diangkat anak oleh Oda
Nobunaga dan dilatih sebagai ninja oleh Hanzo Hatori.
Dari kedua film tersebut terdapat miskonsepsi tentang peranan ninja jika
dibandingkan dengan ninja dalam referensi sejarah. Miskonsepsi yang paling jelas
terlihat adalah dari cara ninja beroperasi. Ninja di kedua film tersebut, lebih
menunjukan pertarungan dengan cara konfrontasi langsung, dan hal tersebut tidak
dilakukan oleh para ninja berdasarkan buku sejarah. Ninja sebaiknya menunggu
malam hari untuk memasuki wilayah musuh dengan tidak terlihat sehingga
menghindari konfrontasi. Masih ada miskonsepsi tentang ninja dari cara beroperasi
yang akan penulis bahas di bab selanjutnya.
Penulis menggunakan film “Kamui Gaiden” dan “Goemon” sebagai data karena dalam kedua film ini dipertunjukan karakter ninja sebagai pembunuh tetapi
masih mempunyai figur seorang ninja. Dengan begitu, penulis dapat mengambil
contoh pembiasan konsep dalam film dibandingkan dalam buku yang membahas
tentang ninja.
lahir pada tanggal 15 Februari 1932 di Tokyo Jepang. Sanpei Shirato merupakan
penulis sekaligus mangaka (komikus) yang sebagian besar karyanya berupa kritik
sosial. Karya Sanpei Shirato banyak yang diadaptasi dari film dan anime lain,
contohnya “Ninja Bugeichō” yang diadaptasi dari “Band of Ninja” karya Nagisa Oshima.
Film “Goemon” diadopsi dari sejarah ninja pencuri dari klan Iga, Ishikawa Goemon. Ishikawa Goemon sering dijuluki sebagai “Robin Hood” versi Jepang karena memiliki kesamaan sebagai pencuri yang membagi-bagikan hasil curiannya
kepada rakyat miskin. Film Goemon merupakan film karya Kazuaki Kiriya dan
disutradarai oleh dia sendiri. Kazuaki Kiriya yang bernama asli Kazuhiro Iwashita
baru menyutradarai dua film. Film pertamanya adalah “Casshern”.
Berdasarkan Film Kamui Gaiden dan Goemon, penulis ingin mencoba
menjelaskan apa yang menjadi miskonsepsi tentang ninja melalui cara beroperasi.
Kategori Cara ninja beroperasi dapat dilihat dari cara berpakaian dan strategi yang
dipakai oleh para ninja pada film dibandingkan dengan yang tertera dalam referensi
sejarah serta organisasi ninja.
1.2
Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis akan membatasi masalah mengenai
6
Universitas Kristen Maranatha dengan ninja berdasarkan sejarah dengan menggunakan metode komparatif dan
pendekatan historis.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meluruskan
gambaran tentang ninja yang dibuat fantasi dalam film dengan menggunakan ninja
yang muncul dalam buku sejarah. Dalam film, ninja digambarkan sebagai tokoh yang
mempunyai kekuatan magis sehingga masyarakat umum menganggap bahwa ninja
adalah fiksi. Dengan memberikan gambaran tentang ninja yang tertera dalam
referensi buku sejarah, pembaca akan mengerti maksud dari miskonsepsi ninja yang
dibuat dalam film. Dalam film tersebut banyak miskonsepsi yang dapat diambil
sebagai contoh kemudian diluruskan dengan menggunakan perbandingan yang tertera
dalam buku sejarah.
1.4
Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode Komparatif
dan pendekatan Historis.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode komparatif diartikan sebagai
metode untuk menentukan kekerabatan bahasa dengan membandingkan bentuk kata
seasal yang bertujuan merekonstruksi bahasa purba. Dalam metode komparatif,
“Goemon”. Kemudian, data yang telah diambil, diproses dengan cara ditonton untuk dibandingkan kedalam referensi sejarah. Data yang telah diproses dibandingkan
dengan referensi sejarah untuk dicari kebenarannya. Dengan kata lain, penulis harus
menafsirkan dahulu data-datanya kemudian membandingkan dengan referensi sejarah
tertulis untuk diambil sebuah kebenaran yang terjadi di masa lalu2.
Penelitian komparatif juga berfungsi untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang
ada3.
Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalah sebuah rekonstruksi masa lalu dengan
memaparkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris. Diakronis berarti
berhubungan dengan waktu karena sejarah melewati proses waktu. Ideografis berarti
sejarah yang menceritakan masa lalu dan mengacu kepada sesuatu yang terjadi pada
waktu itu. Dikatakan unik karena berisi penelitian hal yang unik. Empiris berarti
kejadiannya nyata dan dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang ada4.
Dengan kata lain, pendekatan historis berarti memaparkan sesuatu dengan
bukti sejarah sebagai landasan yang dapat dibuktikan kebenarannya dengan logis.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam bukunya yang berjudul "Kamus Umum
Bahasa Indonesia", sejarah adalah kejadian dan perisiwa yang benar-benar terjadi
8
Universitas Kristen Maranatha pada masa lampau5. Oleh karena itu, sejarah sangat berhubungan dengan waktu.
Hal-hal yang terjadi dalam sejarah dapat dikatakan unik karena dalam kehidupan
sekarang, beberapa kegiatan yang terkandung dalam sejarah sudah tidak dilakukan
lagi. Menurut Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) seorang filsuf romawi dalam
bukunya “Pro Publio Sestio” memaparkan sejarah adalah sebagai berikut:
“History is the witness that testifies to the passing of time; it illuminates
reality, vitalizes memory, provides guidance in daily life, and brings us tidings of
antiquity.”
“Sejarah adalah saksi yang menjabarkan waktu yang telah berlalu: itu mengiluminasikan kenyataan, mempertajam memori, menyediakan panduan dalam kehidupan sehari-hari dan mengajari kita menghargai sisi keantikan6.”
Dengan begitu sejarah dapat menjadi saksi atas suatu peristiwa atau kejadian
pada masa lalu. Dengan bukti sejarah, kejadian pada masa lalu dapat dibayangkan
sehingga memudahkan kita untuk melihat suatu gambaran tentang masa lalu.
Bab I Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan organisasi penulisan.
Bab II terbagi ke dalam tiga sub bab yang akan membahas tentang sejarah
ninja, organisasi ninja, dan ninja dalam tugas.
Bab III merupakan analisis penelitian yang menjelaskan miskonsepsi ninja
dalam film dibandingkan dengan ninja dalam referensi sejarah.
59
Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN
Ninja sering dijadikan sebuah karakter dalam film, tetapi konsep ninja
tersebut mengalami pembiasan. Oleh karena itu penulis mengambil tema miskonsepsi
ninja yang didapat melalui film “Kamui Gaiden” dan “Goemon”. Film tersebut juga
dijadikan sebagai pembatasan masalah. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah
meluruskan konsep ninja pada film sehingga masyarakat luas mengerti maksud dari
miskonsepsi ninja yang dibuat dalam film.
Dari hasil analisis film “Kamui Gaiden” dan “Goemon”, berdasarkan
landasan teori pada bab II, penulis dapat menyimpulkan adanya miskonsepsi pada
karakter ninja sebagai berikut:
1. Terdapat kesalahan konsep dalam organisasi ninja pada film “Kamui
Gaiden” dan “Goemon”. Dalam film “Kamui Gaiden” diceritakan bahwa
Kamui menjadi ninja karena miskin. Pada film “Goemon” diceritakan
bahwa Goemon sebagai pewaris ilmu ninja Hanzo Hattori yang tidak ada
hubungan darah dengan Goemon. Ilmu ninja atau ninjutsu diturunkan
secara turun temurun dari keluarga. Pada jaman dahulu, ninja tidak mau
sembarangan mengajarkan ilmunya kepada orang yang tidak dikenal
2. Adanya kesalahan konsep yang diterapkan pada karakter mengenai
pekerjaan ninja. Dalam kedua film tersebut, ninja digambarkan sebagai
pembunuh meski sebenarnya pekerjaan utama ninja adalah memata-matai
musuh.
3. Adanya miskonsepsi dilihat dari cara bertugas kunoichi pada film “Kamui
Gaiden” yang lebih memfokuskan kunoichi bertugas sebagai pembunuh.
Pada bab II, dijelaskan fungsi kunoichi adalah sebagai ninja yang
mengumpulkan informasi dari pihak musuh dengan berperan sebagai
gadis penggoda.
4. Miskonsepsi dari sudut penampilan ninja dapat dilihat dari penutup muka
pada peran Goemon tidak dipakai sesuai fungsinya. Ketika sedang
mencuri, Goemon memakai penutup muka sementara ketika melarikan
diri, Goemon melepaskan penutup mukanya. Fungsi dari penutup muka
adalah menyembunyikan identitas pribadi agar terhindar dari pencarian
yang dilakukan istana tersebut.
5. Penggunaan shinobi shozoku pada film “Goemon” dikenakan pada saat
siang hari. Sebenarnya, seperti yang telah dijelaskan pada bab II fungsi
dari shinobi shozoku adalah sebagai pakaian yang dapat menyembunyikan
diri ketika malam. Hal ini merupakan satu miskonsepsi karena tidak sesuai
61
Universitas Kristen Maranatha 6. Penyamaran ninja yang dibuka ditengah sebuah misi seperti yang
dilakukan oleh Fudo dalam film “Kamui Gaiden”, Hanzo Hattori dan
Saizo dalam film “Goemon” merupakan miskonsepsi. Seorang ninja tidak
boleh membuka tentang jati dirinya dalam kondisi apapun demi
kerahasiaan identitasnya.
7. Ametori no jutsu merupakan keahlian ninja yang disalah artikan menjadi
kesaktian ninja seperti pada film “Kamui Gaiden”. Ametori no jutsu hanya
sebuah trik yang dilakukan ninja untuk mengelabui para penjaga. Ametori
no jutsu dilakukan tergantung situasi dan kondisi.
8. Kesalahan konsep cara ninja membunuh dapat dilihat dari film “Kamui
Gaiden” dan “Goemon”. Dalam film “Kamui Gaiden” terdapat adegan
Sugaru hendak mencekik Kamui di rumahnya. Pada film “Goemon” tokoh
Goemon membunuh musuhnya dengan menggunakan pisau. Ninja tidak
menggunakan kekerasan untuk membunuh musuhnya berdasarkan buku
“Ninja The Invisible Assassins”. Racun merupakan barang yang tepat
untuk membunuh targetnya. Ketika musuh lengah, ninja meracuni musuh
yang akan dibunuhnya.
9. Dalam film “Goemon” dapat ditemukan adanya miskonsepsi dari tugas
ninja. Tugas ninja bukan untuk melindungi seseorang melainkan
memata-matai musuh. Melindungi seseorang akan membuat ninja berada di posisi
10.Adanya kesalahan konsep mengenai ninja yang mempunyai kekuatan
untuk melawan beribu-ribu pasukan seorang diri. Hal tersebut merupakan
miskonsepsi karena ninja menghindari konfrontasi langsung terhadap para
penjaga istana agar tidak tertangkap.
11.Penggunaan perangkap pada film “Kamui Gaiden” seharusnya tidak ada.
Ninja tidak membuat perangkap pada saat menjalankan tugas demi
menjaga kerahasiaan dirinya.
12.Adanya miskonsepsi terhadap penggunaan kaginawa untuk mengambil
barang atau berayun. Berdasarkan buku buku “Ninja The Invisible
Assassins”, kaginawa adalah alat yang membantu ninja untuk memanjat
dinding yang tidak terlalu tinggi.
13.Terdapat miskonsepsi dari segi penggunaan pion berupa ninja. Dalam film
“Goemon” terdapat bantuan dari ninja lain ketika Goemon hendak
menyerbu markas musuh. Ninja tidak akan membantu ninja lain dalam
sebuah misi kecuali telah menyepakati suatu perjanjian.
Miskonsepsi tersebut terjadi karena film ninja mengalami proses mimesis
yaitu peniruan. Dalam konteks ini, mimesis telah bercampur dengan kreatifitas. Pada
mulanya, ninja merupakan agen rahasia Jepang yang bertugas untuk memata-matai
63
Universitas Kristen Maranatha percampuran budaya. Dengan begitu, muncul sebuah konsep baru ninja dalam film
yang membuat ninja mengalami miskonsepsi16.
Daftar Pustaka
Adams, Andrew. Ninja The Invisible Assassins. Ohara Publication. 2008.
Cummins, Anthony. MA. Shinobi Soldiers an Investigation into The Ninja. US: Wordclay, 2009
C. Tang. Michael. Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik. Indonesia: Gramedia, 2004
Dreaeger, Donn F. Ninjutsu The Art of Invisibility. Tokyo: Charles E Tuttle Company, 1989.
Hatsumi, Masaki. Dr. Ninjutsu History and Tradition. US: Unique Publication, 1981.
Lung, Haha. Dr. The Black Science Ancient and Modern Technique of Ninja Mind Manipulation. Boulder, Colorado: Paladin Press, 2001.
ix
Universitas Kristen Maranatha http://www.kihon.com/articles/ninjutsu_in_007.html
http://www.fuckyeahninjas.com/
http://www.miccostumes.com/blog/wp-content/uploads/walter-spider.jpg
http://ecommerce.shinobikimonos.com.br/iga-bakama-brim
http://www.sengokudaimyo.com/katchu/katchu.ch11.html
http://www.yamasa.org/japan/english/destinations/mie/ueno_ninja.html
http://sambu-kyugu.com/images/h-011.jpg
http://thumbnail.image.rakuten.co.jp/@0_mall/taiko-center/cabinet/isyou/tekkou_1.jpg
http://www.yamatobudogu.com/v/vspfiles/photos/001-KAGETAB-KI-0.jpg
http://3016.jp/ninja/item.cgi?up_item5=otona-zukin
http://www.miccostumes.com/blog/wp-content/uploads/Kaginawa.jpg
http://home.datacomm.ch/blanca/NINJUTSU/Pics/Tekagi%2001.jpg
http://www.gungfu.com/media/products/uniforms/ninja-uniforms/uniforms-ninja-uniforms-a-ashiko-foot-spikes.jpg
http://www.pustakasekolah.com/pengertian-sejarah.html