vi
Universitas Kristen Marantaha
ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Vitamin B1, B6, dan B12 Terhadap Onset Terjadinya Kelelahan Otot Pada MencitSwiss Webster Jantan
Arvin Leonard Sumadi, Jap, 2012, Pembimbing I : Jo Suherman, dr., M.S., AIF. Pembimbing II :Winny Suwindere, drg., M.S. Kelelahan otot seringkali menjadi keluhan kesehatan seseorang sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis suplemen yang diyakini dapat mengatasi kelelahan otot, salah satunya adalah vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin B1, B6, dan B12 secara per oral terhadap onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan.
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif eksperimental sungguhan, dengan desain pre test dan post test. Tiga puluh ekor mencit jantan dewasa galur Swiss Webster akan diberikan kombinasi vitamin B1(33,22 mg), vitamin B6 (66,44 mg), dan vitamin B12 (300 mcg), secara oral selama 14 hari. Data yang diamati adalah onset terjadinya kelelahan otot. Analisis statistik dengan uji “t” yang berpasangan dengan α= 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan onset terjadinya kelelahan otot sebelum pemberian vitamin B1, B6, dan B12 berkisar antara 21,40 – 130,27 detik dengan rata-rata 42,83 detik dan onset terjadinya kelelahan otot sesudah pemberian vitamin B1, B6, dan B12 berkisar antara 29,85 – 147,48 detik dengan rata-rata 67,09 detik. Hal ini menunjukkan terjadi pemanjangan pada onset terjadinya kelelahan otot setelah diberikan kombinasi vitamin B1, B6, dan B12.
Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dapat memperpanjang onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan.
vii
Universitas Kristen Marantaha
ABSTRACT
THE EFFECT OF VITAMINS B1, B6, AND B12 ON THE ONSET OF MUSCLE FATIGUE IN MALE Swiss Webster Mice
Arvin Leonard Sumadi, Jap, 2012, 1st tutor : Jo Suherman, dr., M.S., AIF. 2nd tutor : Winny Suwindere, drg., M.S. Muscle fatigue is often to be someone's health complaints, so it can lower its quality of life. Today many different types of supplements are found which are believed to overcome muscle fatigue, one of which is vitamin neurotrophic consisting of vitamin B1, B6, and B12. The objective of this research is to determine the effect of vitamin B1, B6, and B12 in per oral on the onset of muscle fatigue in male Swiss Webster mice.
This research based on the prospective study of a real laboratory experimental research, with the pre test and post test design. Thirty male Swiss Webster mice will be given a combination of vitamin B1 (33,22 mg), vitamin B6 (66,44 mg), and vitamin B12 (300 mcg), orally for 14 days. Observed data is the onset of muscle fatigue. Data was analyzed using paired samples “t” test with α = 0,05.
The results showed the onset of muscle fatigue before giving vitamin B1, B6, and B12 is about 21,40 to 130,27 seconds with an average of 42,83 seconds and the onset of muscle fatigue after giving vitamin B1, B6, and B12 is about 29,85 to 147,48 seconds with an average of 67,09 seconds. This shows an improvement on the onset of muscle fatigue after being given a combination of vitamins B1, B6, and B12.
The conclusion from this research is the effect of vitamins B1, B6, and B12 can improve the onset of muscle fatigue in male Swiss Webster mice.
viii
Universitas Kristen Marantaha
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 2
1.3.1. Maksud Penelitian ... 2
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Manfaat Karya Tulis ... 2
1.5. Kerangka Pemikiran... 3
1.6. Hipotesis Penelitian ... 4
1.7. Metodologi Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Anatomi dan Histologi Otot Rangka... 5
2.2. Fisiologi Mekanisme Kontraksi ... 6
2.3. Mekanisme Pergeseran Filamen ... 7
2.4. Metabolisme Otot : Produksi ATP di Dalam Serabut Otot ... 8
2.4.1. Kreatin Fosfat ... 8
ix
Universitas Kristen Marantaha
2.4.3. Respirasi Sel Aerob ... 9
2.5. Kelelahan Otot ... 10
2.6. Vitamin Neurotropik ... 12
2.6.1. Vitamin B1 (Tiamin) ... 12
2.6.1.1. Definisi Vitamin B1 (Tiamin) ... 12
2.6.1.2. Metabolisme Vitamin B1 (Tiamin) ... 12
2.6.1.3. Fungsi Vitamin B1 (Tiamin) ... 13
2.6.1.4. Kebutuhan Sehari Vitamin B1 (Tiamin) ... 13
2.6.1.5. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B1 (Tiamin) ... 14
2.6.1.6. Sumber Vitamin B1 (Tiamin) ... 14
2.6.1.7. Defisiensi Vitamin B1 (Tiamin)... 14
2.6.2. Vitamin B6 (Piridoksin) ... 15
2.6.2.1. Definisi Vitamin B6 (Piridoksin) ... 15
2.6.2.2. Metabolisme Vitamin B6 (Piridoksin) ... 15
2.6.2.3. Fungsi Vitamin B6 (Piridoksin) ... 16
2.6.2.4. Kebutuhan Sehari Vitamin B6 (Piridoksin) ... 17
2.6.2.5. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B6 (Piridoksin) ... 17
2.6.2.6. Sumber Vitamin B6 (Piridoksin) ... 17
2.6.2.7. Defisiensi Vitamin B6 (Piridoksin) ... 18
2.6.3. Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 18
2.6.3.1. Definisi Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 18
2.6.3.2. Metabolisme Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 19
2.6.3.3. Fungsi Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 20
2.6.3.4. Kebutuhan Sehari Vitamin B12 (Sianokobalamin)... 21
2.6.3.5. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B12 (Sianokobalamin)22 2.6.3.6. Sumber Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 22
2.6.3.7. Defisiensi Vitamin B12 (Sianokobalamin) ... 23
2.7. Pengaruh Vitamin B1, B6 dan B12 Aktivitas Terhadap Otot ... 23
2.7.1. Pengaruh Vitamin B1 Terhadap Aktivitas Otot ... 23
2.7.2. Pengaruh Vitamin B6 Terhadap Aktivitas Otot ... 24
x
Universitas Kristen Marantaha
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 25
3.1.1. Alat Penelitian ... 25
3.1.2. Bahan Penelitian ... 25
3.2. Persiapan Bahan Penelitian ... 25
3.3. Subjek Penelitian ... 26
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
3.5. Metode Penelitian ... 26
3.5.1. Desain Penelitian ... 26
3.5.2. Variabel Penelitian ... 26
3.5.2.1. Definisi Konsepsional Variabel ... 26
3.5.2.2. Definisi Operasional Variabel ... 26
3.5.3. Besar Sampel Penelitian ... 27
3.5.4. Prosedur Kerja ... 27
3.5.5. Cara Pemeriksaan ... 27
3.5.6. Metode Analisis ... 28
3.5.6.1. Analisis Data ... 28
3.5.6.2. Hipotesis Statistik ... 28
3.5.6.3. Kriteria Uji ... 28
3.5.6.4. Aspek Etik Penelitian ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1. Hasil Penelitian ... 30
4.2. Pembahasan... 31
4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 32
4.3.1. Hipotesis Penelitian ... 32
4.3.2. Hipotesis Statistik ... 32
4.3.3. Kriteria Uji ... 32
4.3.4. Hal-hal yang Mendukung ... 33
xi
Universitas Kristen Marantaha
4.3.6. Simpulan Hipotesis ... 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 34
5.1. Simpulan ... 34
5.2. Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
LAMPIRAN ... 37
xii
Universitas Kristen Marantaha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Vitamin B1 ... 14 Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Vitamin B6 ... 17 Tabel 2.3 Angka Kecukupan Gizi Vitamin B12 ... 22 Tabel 4.1 Onset terjadinya kelelahan otot sebelum dan sesudah pemberian
xiii
Universitas Kristen Marantaha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Otot Lurik ... 5
Gambar 2.2 Histologi Otot Lurik ... 5
Gambar 2.3 Susunan Filamen Tebal Dan Tipis dan Protein Utama Pendukungnya ... 7
Gambar 2.4 Tiamin ... 12
Gambar 2.5 Tiamin Pirofosfat ... 12
Gambar 2.6 Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin ... 15
xiv
Universitas Kristen Marantaha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Vitamin B1, B6, dan B12... 37
LAMPIRAN 2 Cara Pembuatan Vitamin ... 38
LAMPIRAN 3 Data Kasar Penelitian ... 39
LAMPIRAN 4 Analisa Data ... 40
37
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 1
Perhitungan Dosis Vitamin Dosis untuk manusia : Vitamin B1 = 100 mg Vitamin B6 = 200 mg
Vitamin B12 = 1000 mcg = 1 mg (Farmakope Indonesia, 1995)
Jumlah vitamin B1 + vitamin B6 + vitamin B12 = 100 mg + 200 mg + 1 mg = 301 mg
Untuk mencit 20 gram = 301 mg x 0,0026 = 0,7826 mg Untuk mencit 25 gram =
x 0,7826 = 0,97825 ≈ 1 mg/ 0,5 ml
Pembuatan dengan 50 ml akuades =
x 1 = 100 mg Vitamin B1 =
x 100 = 33,22 mg @ 1 tab = 25 mg dibutuhkan 2 tablet vitamin B1
Vitamin B6 =
x 200 = 66,44 mg @ 1 tab = 25 mg dibutuhkan 3 tablet vitamin B6
Vitamin B12 =
38
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 2
Cara Pembuatan Larutan Vitamin
1. 2 tablet vitamin B1 25 mg, 3 tablet vitamin B6 25 mg, dan 6 tablet vitamin B12 50 mcg digerus hingga homogen menggunakan stamper dan mortir. 2. Tambahkan akuades sampai 50 ml, aduk hingga serbuk vitamin B1, B6, dan
39
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 3
Data Kasar Penelitian
No Waktu Sebelum Waktu Sesudah No Waktu Sebelum Waktu Sesudah
1 22.99 30.15 16 23.17 42.73
2 1.31.05 1.41.45 17 2.10.27 2.27.48
3 22.08 38.33 18 37.39 34.51
4 23.40 29.85 19 1.29.56 1.23.37
5 35.83 36.84 20 21.40 56.98
6 28.87 36.07 21 32.32 1.03.73
7 58.91 1.01.05 22 42.43 1.13.56
8 59.00 55.08 23 37.73 58.44
9 27.57 1.00.97 24 30.00 1.48.83
10 1.09.44 1.49.99 25 28.97 45.84
11 32.39 1.02.08 26 33.05 41.00
12 33.12 50.95 27 22.54 1.23.97
13 57.20 2.13.04 28 27.06 2.02.79
14 46.78 1.02.96 29 33.17 1.24.30
40
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 4
Analisa Data
Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS dengan metode uji “t” yang berpasangan
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 post_test 67.09 30.00 32.23 5.89
pre_test 42.83 30.00 24.85 4.54
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 post_test & pre_test 30.00 .59 .01
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 post_test -
41
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 5
Foto Alat dan Bahan Percobaan
Alat Suntik Sonde
Stamper dan Mortir Stopwatch
Vitamin B1 @ 25 mg Vitamin B6 @ 25mg Vitamin B12 @ 50 mcg
Cara Pemberian Vitamin
42
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN 6
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu fungsi otot adalah untuk melakukan pergerakan anggota tubuh. Walaupun di zaman ini kebanyakan bisa dikerjakan secara otomatis, manusia tetap harus bergerak untuk melakukan aktivitasnya. Penggunaan energi yang berlangsung secara terus menerus tanpa istirahat dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan.
Kelelahan sendiri dapat dibedakan menjadi kelelahan otot dan kelelahan saraf. Kelelahan otot adalah sebuah kondisi ketika otot kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah kontraksi yang kuat dan lama (Guyton & Hall, 2008). Kelelahan otot ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya manusia berusia lanjut, tetapi juga pada manusia dewasa atau remaja, bahkan anak-anak pun bisa mengalami kelelahan otot.
Kelelahan seringkali menjadi alasan seseorang datang pada tenaga kesehatan
karena seseorang yang sering mengalami kelelahan ternyata memiliki kualitas hidup yang buruk. Penelitian menunjukkan prevalensi kelelahan antara 400 sampai 2.500 manusia dewasa per 100.000 populasi dan lebih sering terjadi pada wanita (Kamaldeep, et al., 2011).
Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis suplemen, salah satunya adalah suplemen untuk memperpanjang onset timbulnya kelelahan yang dikenal sebagai vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 (William, 2004).
Vitamin B1, B6, dan B12 dapat bermanfaat dalam mencegah timbulnya gejala
2
Universitas Kristen Maranatha respirasi sel anaerob yang menghasilkan sedikit energi (Manore, 2000; Lukaski, 2004).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah pemberian vitamin B1, B6, dan B12 memperpanjang onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis ini mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yang dijelaskan sebagai berikut :
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui suplemen vitamin yang dapat memperpanjang onset terjadinya kelelahan otot.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin B1, B6, dan B12 terhadap onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan.
1.4 Manfaat Karya Tulis
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1. Manfaat akademis penelitian adalah diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh vitamin terhadap onset terjadinya kelelahan otot terutama vitamin B1, B6, dan B12 pada mencit Swiss Webster jantan.
3
Universitas Kristen Maranatha digunakan sebagai suplemen yang bisa dikonsumsi sebelum melakukan aktivitas fisik.
1.5 Kerangka Pemikiran
Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensiasi dan mengandung protein kontraktil. Struktur biologis protein ini membangkitkan tenaga yang diperlukan untuk kontraksi sel, yang menghasilkan gerakan di organ tertentu dan tubuh secara keseluruhan. Terdapat tiga jenis otot yang dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi dan fungsional, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Ketiga jenis otot tersebut memiliki struktur yang disesuaikan dengan peran fisiologisnya (Junqueira & Carneiro, 2007).
Kelelahan otot adalah hasil dari perubahan pada serat otot. Sebelum terjadi kelelahan otot, seseorang akan merasakan perasaan lelah dan memiliki keinginan untuk menghentikan kegiatan, respon ini disebut kelelahan saraf. Kelelahan saraf merupakan mekanisme pelindung untuk menghentikan seseorang dari aktivitas sebelum otot-otot menjadi rusak (Tortora & Derrickson, 2009).
Mekanisme yang menyebabkan kelelahan otot masih belum jelas, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan otot. Salah satunya adalah pelepasan ion kalsium yang tidak adekuat pada retikulum sarkoplsama yang mengakibatkan penurunan konsentrasi Ca2+. Penurunan konsentrasi kreatin fosfat pada serabut otot juga berhubungan dengan kelelahan (Tortora & Derrickson, 2009).
Faktor lain yang mempengaruhi kelelahan otot adalah asupan oksigen yang tidak mencukupi, deplesi cadangan glikogen dan nutrisi lainnya, penumpukan asam laktat, serta kegagalan potensial aksi di neuron motorik untuk melepaskan asetilkolin yang adekuat (Tortora & Derrickson, 2009).
4
Universitas Kristen Maranatha masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus krebs untuk pembentukan energi (Achmad Djaeni, 2008).
Kekurangan bahan bakar berupa glukosa dapat diatasi dengan pemberian vitamin B6 yang berperan dalam bentuk piridoksal fosfat (PLP) sebagai koenzim terutama dalam dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein. Sebagai koenzim untuk fosforilasi, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot sehingga bisa dipecah menjadi glukosa yang dapat berfungsi sebagai sumber energi pada saat melakukan aktivitas (Achmad Djaeni, 2008). Asupan oksigen yang tidak mencukupi dapat diatasi dengan diberikan vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan sel darah merah (Achmad Djaeni, 2008). Sel darah merah ini akan digunakan untuk mengikat oksigen yang akan diberikan ke seluruh otot, sehingga tidak terjadi respirasi sel anaerob yang hanya menghasilkan sedikit energi saja (Tortora & Derrickson, 2009).
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah :
Pemberian vitamin B1, B6, dan B12 memperpanjang onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium sungguhan, bersifat komparatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan desain pre test dan post test. Penelitian menggunakan hewan coba mencit Swiss Webster jantan umur 8 minggu dengan berat badan rata-rata 25 gram.
Penelitian ini menilai efek pemberian kombinasi vitamin B1, B6, dan B12 terhadap onset terjadinya kelelahan otot pada hewan coba mencit Swiss Webster jantan.
34
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dapat memperpanjang onset terjadinya kelelahan otot pada mencit Swiss Webster jantan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengukur kadar hemoglobin dalam darah mencit.
2. Perlu pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dalam dosis yang berbeda. 3. Perlu dilakukan penelitian hubungan pemberian vitamin B1, B6, dan B12
terhadap aktivitas otot secara aerob.
4. Pemberian vitamin B1, B6, dan B12 dalam jangka waktu lebih lama agar efeknya lebih maksimal.
5. Perlu diberikan makanan dengan gizi yang cukup agar energi untuk berlari lebih maksimal.
35
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid 1. Jakarta: Dian Rakyat. h. 135-138, 146-149, 158-162
Bender D. A., Mayes P. A. 2009. Mikronutrien: Vitamin & Mineral. Dalam: Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC
Chang S. T., Hsu H. C., Huang H . C., Wang C. H., Du H. Y., Chen L. C., et al .2012. Preparation of non-precious metal catalysts for PEMFC cathode from pyrolyzed vitamin B12. International Journal of Hydrogen Energy, 18(37): 13755–13762.
Departemen Kesehatan Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan Departemen Kesehatan RI Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC Medical Publisher. h. 76-77, 84
Haas E. M., Levin B. 2006. Staying Healthy with Nutrition, rev: The Complete Guide to Diet and Nutritional Medicine. Berkeley, California: Celestial Arts Hedi Dewoto. 2009. Vitamin dan Mineral. Dalam: Farmakologi danTerapi. Edisi
5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 769-793.
Hedi Dewoto, S. Wardhini. 2009. Antianemia Defisiensi dan Eritropoietin. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h. 794-803.
Hopkins P.M. 2006. Skeletal muscle physiology. British Journal of Anaesthesia, 1(6).
Jendzjowsky N. G., DeLorey D. S. 2011. A prospective evaluation of noninterval- and interval-based exercise training progressions in rodents. Appl Physiol Nutr Metab, 36(5) : 723-9
Junqueira L.C., Carnerio J. 2007. Histologi Dasar :Teks dan Atlas. Terjemahan Jan Tambayong. Jakarta: EGC. h.182.
Kamaldeep S. B., Sokratis D., Deborah A., James N., Simon W., Peter D. W. 2011. Chronic fatigue syndrome in an ethnically diverse population: the influence of psychosocial adversity and physical inactivity. BioMed Central Medicine, 9(26). 1186/17417015-9-26.
King M. W. 2012. Introduction to Vitamins and Minerals. http://themedicalbiochemsitrypage.org/ vitamins.php#b1. Jun 13th, 2012. Lukaski H.C. 2004. Vitamin and Mineral Status: Effects on Physical Performance.
Nutrition, 7/8 (20): 632–644.
36
Universitas Kristen Maranatha Martini F. H., Nath J. L., Bartholomew E. F. 2011. Fundamentals of Anatomy &
Physiology. 9th ed. San Fransisco : Benjamin Cummings. p 295, 319 Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Medika Sherwood L. 2007. Human Physiology: From Cells to Systems. 6thed. USA:
Cengage Learning. p. 275
Tortora G. J., Derrickson B. H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology vol 1.12th ed. Hoboken : John Wiley & Sons,(Asia) Pte Ltd. p. 318-320.
Waardenberg A.J., Reverter A., Wells C.A., Dalrymple B.P. 2008. Using a 3D virtual muscle model to link gene expression changes during myogenesis to protein spatial location in muscle. BioMed Central Systems Biology, 2: 88. William M.H. 2004. Dietary Supplements and Sports Performance: Introduction