• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Metode Economic Order Quantity untuk Efisien Biaya Persediaan dalam Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus pada CV “X”).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Metode Economic Order Quantity untuk Efisien Biaya Persediaan dalam Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang (Studi Kasus pada CV “X”)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Inventory is an important factor to be planned and controlled in the best possible. In inventory control and planning,policy is needed so that the good operation can produce the optimal number when ordering supplies, if the amount of inventory that was ordered optimal, efficiency can impact on inventory costs.

The aims of this research are to know the amount of optimal raw material purchasing, amount of safety stock, reorder point and total inventory cost. Research method used in descriptive analytical research method. Research location named CV

“X” determined by the purposive method with deliberation that CV “X” is authorized dealer. Economic Order Quantity Method is used as data analysis method. By applying Economic Order Quantity method optimally determines amount and frequency reservation of tyre and consequently inventory cost earns more efficient.

The results showed that the quantity of economic ordering with EOQ method have greater numbers when compared according to company policy. Similarly, with the frequency of bookings according to the EOQ method is greater compared to company policies. Most large quantity order is 61 pcs and the smallest was 27 pcs tires. Lead time considered remaining for seven days until the coming of goods . A safety stock of the company for the entire set of goods during the month is 800 pcs. Whereas point reordering items are on the lowest point is 15 pcs tires and most high is 57 pcs tires. The total cost of inventories according to the EOQ method: IDR 104.349.461 smaller than corporate policy which is Rp. 131.564.330. So with the method of Economic Order Quantity, total cost of inventory to IDR 27.214.869 can be efficient. System and inventory management control of goods based on EOQ method to be more effective, more convenient, and secured the result will be more efficient compared with without method eoq. Thus, the company does not have to fear the experience shortfall or excess stock buildup in the barn.

Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Persediaan merupakan faktor yang penting untuk direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Dalam mengendalikan dan merencanakan persediaan diperlukan kebijakan operasi yang baik sehingga dapat menghasilkan jumlah yang optimal saat memesan persedaian, apabila jumlah persediaan yang dipesan optimal bisa berdampak pada mengefisienkan biaya persediaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, jumlah persediaan pengaman, waktu pemesanan kembali dan total biaya persediaan. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu CV “X” dengan pertimbangan bahwa CV “X” merupakan agen perdagangan. Metode analisis data dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Penggunaan metode Economic Order

Quantity dapat menentukan kuantitas dan frekuensi pemesanan ban yang optimal

sehingga biaya persediaan dapat lebih ekonomis dan efisien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas pemesanan ekonomis dengan metode EOQ lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan menurut kebijakan perusahaan. Begitu pula dengan frekuensi pemesanan menurut metode EOQ lebih besar dibandingkan dengan kebijakan perusahaan. Kuantitas pemesanan paling besar adalah 61 pcs dan yang paling kecil adalah 27 pcs ban. Waktu tunggu dianggap tetap yaitu selama 7 hari sampai kedatangan barang. Stok pengaman yang ditetapkan perusahaan untuk seluruh barang selama sebulan adalah 800 pcs. Sedangkan titik pemesanan kembali barang berada pada titik yang paling rendah adalah 15 pcs ban dan paling tinggi adalah 57 pcs ban. Total biaya persediaan menurut metode EOQ yaitu Rp.104.349.461 lebih kecil daripada kebijakan perusahaan yaitu Rp.131.564.330. Sehingga dengan adanya metode Economic Order Quantity, total biaya persediaan dapat diefisienkan sebesar Rp.27.214.869. Sistem dan pengendalian pengelolaan persediaan barang dagang berdasarkan metode EOQ menjadi lebih efektif, lebih mudah, dan terjamin hasilnya akan lebih efisien dibandingkan dengan tanpa metode EOQ. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu takut akan mengalami kekurangan ataupun penumpukan stok yang berlebihan di gudang.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT ...viii

ABSTRAK…..………..ix

DAFTAR ISI……….……….……....x

DAFTAR GAMBAR………...xv

DAFTAR TABEL….………..xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……..……… 1

1.2 Identifikasi Masalah………...3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………...4

1.4 Kegunaan Penelitian……….…………..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi………..6

2.1.1 Sistem………...6

2.1.2 Informasi………..6

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Akuntansi……….8

2.1.4.1 Metode Pencatatan Akuntansi ………..10

2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi………..…11

2.2 Persediaan………11

2.2.1 Pengertian Persediaan………11

2.2.2 Jenis Persediaan……….…13

2.2.3 Biaya Persediaan………...…14

2.2.4 Fungsi-fungsi Persediaan………..19

2.2.5 Fungsi Siklus Persediaan………...20

2.2.6 Metode Pencatatan Persediaan………..23

2.2.7 Metode Penilaian Persediaan……….24

2.2.8 Sistem Perhitungan Fisik Persediaan………27

2.3 Pengendalian Internal………. 30

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal………..……30

2.3.2 Unsur Pengendalian Internal……….…32

2.3.2.1 Lingkungan Pengendalian………32

2.3.2.1.1 Faktor Lingkungan Pengendalian……….…33

2.3.2.2 Penaksiran Resiko...39

2.3.2.3 Aktivitas Pengendalian……….40

2.3.2.4 Pemantauan dan Monitoring……….41

2.3.2.5 Informasi dan komunikasi………42

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.3.4 Keterbatasan Pengendalian Internal………44

2.3.5 Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan……….45

2.4 Economic Order Quantity………48

2.4.1 Pengertian EOQ………..49

2.5 Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP) ………55

2.6 Safety Stock……….…57

2.7 Rerangka Pemikiran……….58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………61

3.2 Metode Penelitian………61

3.2.1 Metode pengumpulan data………62

3.2.2 Teknik Analisis Data……….…63

3.2.3 Teknik pengembangan Instrumen……….…………64

3.2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….…………66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan………..…………67

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...67

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan………..69

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan……….69

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha 4.2 Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang Menurut

Kebijakan CV“X” ...73

4.2.1 Perhitungan Biaya Persediaan CV “X”………73

4.2.1.1 Biaya Pemesanan……….73

4.2.1.2 Biaya Penyimpanan……….75

4.2.2 Total Kebutuhan Barang Dagang, Jumlah Pemesanan, dan Frekuensi Pemesanan………79

4.2.3 Safety Stock ………...84

4.2.4 Lead time ………..84

4.2.5 Reorder Point………84

4.3 Analisis Pengendalian Persediaan Barang Dagang Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity) ………...85

4.3.1 Penentuan Total Kebutuhan Barang Dagang, Jumlah Pemesanan, dan Frekuensi Pemesanan Menurut Metode EOQ………...85

4.3.2 Safety Stock , Lead Time, dan Reorder Point………...91

4.4 Analisis Selisih Efisiensi Total Biaya Persediaan Menurut Kebijakan CV “X” dengan Menurut Metode EOQ……….94

4.5 Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang ………..100

4.5.1 Sistem dan Pengendalian Persediaan Barang Dagang Pada CV “X” Saat Ini………..100

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha 4.5.1.2 Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagang Pada

CV “X” Setelah Mengaplikasi Metode EOQ

( Economic Order Quantity) ………..104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……….………108

5.2 Saran………...………109

5.3 Keterbatasan………...………111

DAFTAR PUSTAKA……….112

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Rerangka Pemikiran...60 Gambar 2 Struktur Organisasi CV”X”... 70 Gambar 3 Alur Dokumen Pemesanan Persediaan Barang Dagang Saat Ini...103 Gambar 4 Alur Dokumen Pemesanan Persediaan Barang Dagang Setelah

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Daftar Pertanyaan Wawancara...65

Tabel II Pola Ban CV “X”...68

Tabel III Tabel Komponen dan Biaya Pemesanan...75

Tabel IV Tabel Komponen dan Biaya Penyimpanan...78

Tabel V Tingkat Kebutuhan Barang Dagang...80

Tabel VI Jumlah Pemesanan dan Frekuensi Pemesanan Menurut Kebijakan CV “X”...82

Tabel VII Kebutuhan Selama 1 Tahun, Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan...86

Tabel VIII Jumlah Pemesanan Ekonomis dan Frekuensi Pemesanan Barang...89

Tabel IX Titik Pemesanan Ulang ( Reorder Point)...92

Tabel X Total Biaya Persediaan Menurut Metode EOQ...95

Tabel XI Total Biaya Persediaan Menurut Kebijakan CV “X”...98

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan.Modal yang tertanam dalam persediaan seringkali merupakan harta lancar yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan karena pengefisienan biaya persediaan dapat mengurangi biaya.

(11)

2

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha dagangan yaitu mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki perusahaan.

Pemesanan untuk persediaan barang dagangan yang terlalu besar hanya merupakan pemborosan dalam bentuk biaya dana yang tertanam dalam persediaan. Disamping adanya kemungkinan resiko kerusakan juga mengakibatkan bertambahnya biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan digudang, turunnya kualitas barang dan keusangan. Sebaliknya, pemesanan yang relatif kecil dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk tidak terpenuhinya kebutuhan untuk penjualan atau kebutuhan pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan percaya kembali pada perusahaan.

Permasalahan yang dihadapi dalam mengendalikan persediaan : Apakah suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di gudang atau akan dibeli.Yang perlu diperhatikan juga apakah item yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar/diganti,mungkin saja sudah banyak item yang sudah usang/ sudah ketinggalan mode.Lalu menentukan berapa jumlah yang harus dibeli/ dipesan.

Jadi, penting bagi perusahaan untuk melakukan manajemen persediaan, salah satunya yaitu dengan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode Economic

Order Quantity (EOQ) digunakan untuk menentukan seberapa besar persediaan barang

(12)

3

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha

stock out (kehabisan barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang

mencukupi, biaya pengadaan darurat akan lebih mahal. .Karena itu, EOQ bertujuan untuk membantu perusahaan mengetahui berapakah kuantitas barang dalam sekali pemesanan dan apakah perusahaan perlu memiliki persediaan minimum (safety stock).

Dengan semakin banyaknya perusahaan dagang sekarang ini, menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berorientasi pada kebutuhan konsumen sebagai tujuan paling utama dengan mengendalikan persediaan secara cermat agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan barang. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan CV “X” yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agen perdagangan umum ban kendaraan bermerk Dunlop yang berpusat di Jakarta. Aktivitas utama CV “X” adalah menjual atau mendistributorkan barangnya ke toko-toko retail/eceran dan menjual langsung ke konsumen. Masalah yang ada yaitu ban merupakan investasi perusahaan yang paling penting dalam persediaan, dan persahaan ingin mencapai biaya persediaan minimum juga tercapainya kepuasan konsumen.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil judul “Aplikasi Metode

Economic Order Quantity untuk Efisien Biaya Persediaan Dalam Sistem dan

Pengendalian Persediaan Barang Dagang ( Studi Kasus Pada CV “X”)” 1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penulisan adalah :

(13)

4

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha

2. Bagaimana penerapan sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” berdasarkan perhitungan nilai Economic Order Quantity?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis sehubungan dengan identifikasi masalah di atas adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan metode Economic Order Quantity untuk menentukan kuantitas yang maksimum dengan biaya yang minimum pada sistem dan pengendalian persediaan barang dagang CV “X”.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” berdasarkan perhitungan nilai Economic Order

Quantity.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penulisan, penulis berharap agar hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama:

1. Bagi pihak yang diteliti ( CV “X” )

(14)

5

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi penulis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Economic Order Quantity sebagai metode manajemen persediaan dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang sudah dipahami dengan penerapannya pada CV “X”.

3. Bagi pembaca

(15)

108 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai persediaan dari CV “X” dan hasil perhitungan

yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka ditariklah kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Sistem dan pengendalian persediaan barang dagang pada CV “X” saat ini belum

menggunakan metode EOQ. Sistem yang digunakan untuk pemesanan barang berdasrkan pada barang yang dianggap akan mencapai safety stock atau persediaan di atas safety stock sama dengan nol.

2. CV “X” belum menetapkan titik pemesanan kembali untuk barang dagangannya

dan kuantitas pemesanannya dianggap hampir sama setiap kali pesan yaitu sekitar 24 pcs dengan frekuensi pemesanan hanya 5 kali dalam sebulan. Sedangkan dengan adanya metode EOQ kuantitas pemesanan akan tercapai lebih maksimal yaitu dengan kuantitas tertinggi adalah 61 pcs dan yang terendah adalah 27 pcs. Tetapi frekuensi pemesanan terbukti lebih kebil dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.

3. Dari hasil penelitian yang didapat dari CV “X” dapat dilihat bahwa sistem

(16)

109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha sebesar 20,7 %. Hal ini sesuai dengan tujuan model EOQ adalah untuk menentukan jumlah pemesanan agar biaya persediaan dapat diminimalkan. 4. Sistem dan pengendalian persediaan kususnya dalam prosedur pemesanan saat

ini masih sederhana yaitu dengan mengandalkan posisi stok barang berdasarkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang. Diharapkan dengan menggunakan metode EOQ, maka perusahaan akan lebih efektif dalam mengatur dan mengelola proses pemesanan barang, mendapatkan kuantitas pemesanan yang paling optimal dalam tiap kali pesan tetapi dengan biaya yang paling ekonomis.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan

 CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan dalam jmlah yang besar dan

dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya persediaan.

 CV “X” sebaiknya melakukan pemesanan kembali berdasarkan reorder point

(17)

110

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha  Perlu adanya penelitian pengelolaan metode EOQ dengan kebutuhan tidak

tetap dan dengan waktu analisis kebutuhan selama satu tahun supaya didapatkan angka yang lebih nyata dan akurat.

 Harus terus dilakukan kontrol terhadap stok di gudang karena kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan adanya pengeluaran atau pemasukan barang yang tidak terinput sehingga mempengaruhi saldo stok yang ada di gudang yang nantinya akan mempengaruhi stok opname.

 Penghematan biaya dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pengendalian yang lain agar perusahaan dapat lebih terkoordinasi dan terkendali.

2. Bagi penulis

Penulis sebaiknya lebih memperdalam metode Economic Order Quantity agar lebih mengetahui perbandingan antara teori yang dipelajari dengan penerapannya pada perusahaan. Penulis sebaiknya lebih menambah ilmu mengenai pengendalian persediaan yang baik tidak hanya berdasarkan metode Economic

Order Quantity sehingga penulis dapat lebih memahami persoalan yang terjadi

dalam pengendalian persediaan dan dapat memberikan pendapat juga menerapkannya kelak dalam dunia pekerjaan yang digeluti penulis

3. Bagi pembaca

Bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Economic

(18)

111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha bahan referensi untuk mendukung dan menambah informasi bagi penelitian selanjutnya.

5.3 Keterbatasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut :

1. Data yang diberikan oleh perusahaan terbatas sehingga memungkinkan data yang diolah oleh penulispun terbatas dan tidak mencakup keadaan perusahaan seluruhnya secara lengkap.

2. Penelitian hanya dapat dilakukan pada perusahaan dagang atau distributor saja yang melakukan pemesanan atau pembelian untuk keperluan persediaan, sehingga kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada semua jenis perusahaan.

(19)

112 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 1999. Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 35, 56 dan 48.

Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S., 2003, Auditing and Issurance

Service : An Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentice Hall.

Arthur,. David J. Schott., J.D.Martin., J. William. 2000. Manajemen Persediaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Baridwan, Z. 2003. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Penerbit Ghalia..Jakarta

Bodnar, G.H., dan William, S.H. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Alih bahasa: Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis. Akuntansi Intermediate. Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga,1996.

Hansen, Don R. dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta

Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta Heckert, J.B. 2004. Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia., 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Per September 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 14.1.

Kieso, Donald E., Weygant, Jerry J, Warfield, Terry D., 2001. Intermediate Accounting, Tenth Edition, New York : John Wiley & Sons Inc.

Krismiaji, (2002). “Dasar-dasar Akuntansi”. Penerbit AMP YKPN, Yogyakarta.

(20)

113 Universitas Kristen Maranatha Midjan, La., Susanto, Azhar. 2001. Sistem Informasi Akuntansi : Pendekatan Manual

Penyusunan Metode Dan Prosedur. Edisi Delapan. Bandung : Lingga Jaya.

Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. FE-UGM. Salemba Empat : Jakarta

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, C. Rollin E,Fees, Carl S Warren, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilanbelas, Cetakan Pertama, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 359.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,

Cetakan Ketujuh, Penerbit Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal 78.

Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat. Jakarta.

Tuanakotta, T. 2002. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit FE-UI. Usry, M. 2005. Sistem

Accounting. Cetakan Ketiga. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Usry, Milton F., Lawrence, H. Hammer., 2004. Akuntansi Biaya Perencanaan Dan

Pengendalian, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Jilid Satu, Penerjemah Alfonsus

Sirait dan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal 25.

ISSN: 0853-7283 223

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Zahreni & Pane (2012) menggunakan teori Ajzen & Fisbein (1975) yang menyatakan bahwa intensi berwirausaha merupakan

Permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan multimedia dalam pembelajaran pembuatan pola kemeja pria, yaitu pada saat pembelajaran pola kemeja pria pendidik

Pada penelitian ini diagnosis dilakukan dengan mengaplikasikan metode Naïve Bayes terhadap data tes darah yang dilakukan di Coimbra, Portugal untuk membuat

c) Tim survey tersebut kemudian melakukan survey harga berdasarkan komponen kebutuhan hidup buruh atau pekerja lajang sebagaimana tercantum dalam

disebut APBN dan APBD.Dalam pandangan Lewis (1994), rencana tahunan merupakan rencana pengontrol dengan pengertian bahwa ini adalah tahun dimana tahun demi tahun

Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan antara kecerdasan interpersonal anak yang belajar

Dari hasil analisis keselamatan termohidrolika dapat disimpulkan bahwa iradiasi pelat EBU U-7Mo/Al dan U-6Zr/Al yang dilaksanakan secara bersamaan di dalam stringer

penilaian pembelajaran dari nilai siklus 1 ke siklus 2 yang mengalami peningkatan sebesar 17,07.; 3) penggunaan portofolio mampu meningkatkan tanggung jawab dan