• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT : Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT : Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK

HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Oleh :

Iis Siti Nurjanah

NIM. 1007502

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

IIS SITI NURJANAH NIM. 1007502

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu

Pendidikan

©Iis Siti Nurjanah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

IIS SITI NURJANAH NIM. 1007502

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

NIP. 19600707 198601 2 001

Pembimbing II

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd

NIP. 19791211 200604 2001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK

HALUS ANAK MELALUI MEDIA TANAH LIAT

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Al-Muhajirin Jalan Veteran No. 163 Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh: Iis Siti Nurjanah, NIM. 1007502

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan anak dalam kemampuan motorik khususnya kemampuan motorik halus masih kurang berkembang. Anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar, membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih terlihat belum rapi dan keluar garis. Solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan media tanah liat. Tujuan dari penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tanah liat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A TK Al-Muhajirin Purwakarta. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas, dengan mendeskripsikan temuan-temuan selama penelitian. Subjek penelitian adalah anak kelompok A TK Al-Muhajirin Purwakarta yang berjumlah 17 anak. Hasil penelitian yang diperoleh tentang kemampuan motorik halus anak TK menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari data peningkatan setiap siklus setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media tanah liat. Peningkatan kemampuan tersebut terlihat dari semakin banyaknya anak yang tahap perkembangannya sudah mencapai BSH (Berkembang Sesuai Harapan) sebanyak 39,22% dan 50,52% yang sudah mencapai tahap Berkembang Sangat Baik (BSB). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat direkomendasikan bahwa tanah liat dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK.

(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Asumsi Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Karakteristik Kemampuan Motorik Anak Usia Dini 8 B. Karakteristik Perkembangan Kemampuan Anak Usia Dini ... 11

C. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 17

D. Media Pembelajaran ... 19

E. Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat ... 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

(6)

Dilaksanakan Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat ... 46 2. Implementasi Penggunaan Media Tanah Liat Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A di

TK Al-Muhajirin ... 49 3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah

Melakukan Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat ... 77 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Sebelum

Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat ... 78 2. Implementasi Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat

Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Kelompok A TK Al-Muhajirin Purwakarta ... 80 3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah

Melakukan Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 85 B. Rekomendasi ... 86

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 40

3.2 Pedoman observasi Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Al-Muhajirin ... 41

3.3 Pedoman Observasi Kegiatan Guru dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat di Kelompok A TK Al-Muhajirin ... 42

3.4 Pedoman Observasi Dokumentasi ... 43

3.5 Distribusi Frekuensi ... 44

4.1 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) Berdasarkan Nama Anak ... 47

4.2 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) Berdasarkan Indikator ... 47

4.3 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Tindakan 1 ... 51

4.4 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Tindakan 2 ... 57

4.5 Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan Nama Anak ... 60

4.6 Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan Indikator ... 61

4.7 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Tindakan 1 ... 65

4.8 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Tindakan 2 ... 71

4.9 Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan Nama Anak ... 75

4.10 Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan Indikator ... 76

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Grafik Perkembangan Anak Pada Pra Siklus ... 48

4.2 Hasil Observasi Perkembangan Anak pada Siklus I ... 62

4.3 Hasil Observasi Perkembangan Anak pada Siklus II ... 76

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) ...

2. Rencana Kegiatan Harian (RKH) ...

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...

4. Format Observasi Anak dan Guru ...

5. Hasil Observasi Anak dan Guru ...

6. Catatan Lapangan ...

7. SK Pembimbing ...

8. Buku Bimbingan ...

9. Surat Pengantar Izin Penelitian ...

10. Surat Pernyataan Keterangan Penelitian ...

11. Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ...

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa usia dini merupakan salah satu tahapan yang harus dijalankan

seorang individu dalam kehidupannya. Pada periode ini anak masih membutuhkan

perhatian yang khusus dari orang tuanya. Anak yang berumur 0-6 tahun termasuk

ke dalam anak usia dini. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Jalal yaitu :

Masa anak usia dini merupakan periode kritis dalam perkembangan anak. Hasil kajian neurologi menunjukkan bahwa pada saat lahir otak bayi membawa potensi sekitar 100 milyar yang pada proses berikutnya sel-sel dalam otak tersebut berkembang dengan begitu pesat dengan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron. Supaya mencapai perkembangan optimal sambungan ini harus diperkuat melalui berbagai rangsangan psikososial, karena sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami penyusutan dan musnah (Jalal dalam Wahyudin dan Agustin, 2010:2).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa anak usia dini

merupakan masa yang penting dalam proses perkembangannya sebagai seorang

individu, diperlukan suatu upaya yang tepat agar proses perkembangan tersebut

dapat berjalan dengan baik. Anak usia dini perlu mendapatkan perhatian dan

pendidikan yang tepat sesuai dengan usianya.

Anak usia dini merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (Departemen Pendidikan Nasional, 2004:1).

Teori-teori perkembangan merupakan dasar pendidikan bagi anak usia dini

(12)

2

teori perkembangan anak. Prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini harus menjadi

acuan dan landasan dalam melaksanakan dan mengembangkan pola pendidikan

bagi anak usia dini.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal

1 butir 14 menyatakan;

”Pendidikan anak usia dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya dalam rangka

mengembangkan potensi dan bakat anak sehingga dapat berkembang secara

optimal, sebagaimana dikemukakan Sujiono (2009:7) bahwa :

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak.

Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia

perkembangan manusia. Montessori dalam Hainstock (1999:10-11) mengatakan

bahwa masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara

khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini

anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai

lingkungannya.

Salah satu perkembangan yang dialami oleh anak usia dini adalah

kemampuan motorik. Kemampuan motorik terdiri dari motorik halus dan motorik

kasar. Hal tersebut sangat penting bagi kelangsungan kehidupan anak di kemudian

hari, karena menentukan kemampuan anak dalam beraktivitas dalam

(13)

3

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting

dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat

berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik

meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan ini akan berpengaruh pada

kemampuan sosial emosi, bahasa dan fisik anak. Dalam pembelajaran di Taman

Kanak-Kanak aspek pengembangan yang dikembangkan terdiri dari aspek

pembiasaan, kognitif, berbahasa, seni, fisik dan motorik.

Keterampilan motorik halus pada anak usia dini harus distimulasi melalui

proses latihan yang rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini bisa dibuktikan

karena tidak semua anak pandai menggerakkan tangannya, misalnya ada seorang

anak yang kesulitan ketika ia akan memegang sebuah bola pingpong, bola tersebut

selalu lepas ketika akan diraihnya, tetapi ada anak lainnya dengan begitu mudah

memegangnya, untuk itu diperlukan upaya pengembangan terhadap kemampuan

motorik anak agar anak dapat melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama mengajar di TK

Al-Muhajirin, kemampuan anak dalam kemampuan motorik khususnya

kemampuan motorik halus masih kurang berkembang. Hal ini dikarenakan proses

pembelajaran masih cenderung konvensional yaitu guru hanya menggunakan

buku atau majalah yang sudah disediakan. Anak hanya diberi tugas untuk

mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku atau majalah. Sedangkan penggunaan

media yang lain guru belum optimal dalam menggunakannya dalam

pembelajaran.

Anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus

yang masih rendah terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang

pensil yang belum benar, membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang

belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih

terlihat belum rapi dan keluar garis.

Hal ini disebabkan faktor kematangan anak dan latihan yang belum

diterapkan secara konsisten seperti pembelajaran yang ada dalam program di

sekolah. Menurut pengamatan belum terdapat program pembelajaran untuk

(14)

4

ini sebaiknya segera diantisipasi sehingga kekhawatiran anak mengalami kesulitan

dalam kemampuan motorik halus dapat diminimalisir. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan

menarik bagi anak.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dijadikan perantara

dalam proses interaksi antara penelitian dengan anak dengan tujuan untuk

memperjelas proses yang berupa informasi materi pelajaran yang sedang

dipelajari.

Hamalik (1994:12) menyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah.” Sudono, (2000:44) agar tujuan pembelajaran tercapai dan

terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan, guru dapat

menggunakan media pembelajaran secara tepat.

Dalam proses pembelajaran kedudukan media pembelajaran merupakan

perantara komunikasi antara guru dengan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sadiman (1986:7) bahwa “Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat

dipakai untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan

sehingga terjadi proses pembelajaran.”

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media tanah

liat. Tanah liat mudah dijumpai di kabupaten Purwakarta yang dikenal dengan

kota keramik. Lokasi pusat kerajinan keramik yang berbahan baku tanah liat

berada di kecamatan Plered. Selain alasan mudah didapat, penggunaan tanah liat

dalam penelitian ini adalah dengan adanya anjuran dari Bupati Purwakarta bahwa

di sekolah hendaknya dikembangkan kebudayaan lokal sesuai dengan potensi

daerah Purwakarta. Di samping itu, tanah liat tidak menggunakan pewarna yang

dapat membahayakan anak dalam penggunaannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka upaya meningkatkan kemampuan

motorik halus pada anak usia usia dini merupakan hal yang penting. Hal ini

mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan

(15)

5

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus adalah menggunakan media tanah liat. Dengan

menggunakan media tanah liat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

motorik anak khususnya motorik halus.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui media

Tanah Liat” dengan rincian rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan motorik halus pada anak kelompok A

TK Al-Muhajirin ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media tanah liat

di TK Al-Muhajirin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak ?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A TK

Al-Muhajirin setelah menggunakan media tanah liat ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah ingin mengetahui

peningkatan pemahaman anak dalam mengenai konsep motorik halus. Secara rinci

tujuan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan data tentang kondisi obyektif kemampuan motorik

halus pada anak kelompok A TK Al-Muhajirin.

2. Untuk mendeskripsikan data tentang proses pembelajaran dengan

menggunakan media tanah liat di TK Al-Muhajirin dalam rangka

meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Untuk mendeskripsikan data tentang peningkatan kemampuan motorik halus

setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tanah liat di

TK Al-Muhajirin.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah

(16)

6

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan

tentang penggunaan media Tanah liat bagi Anak Usia Dini, khususnya dalam

upaya meningkatkan kemampuan motorik halus.

2. Bagi sekolah, dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi lembaga khususnya

di TK Al-Muhajirin dalam mengembangkan metode serta media pembelajaran

dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Selanjutnya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

penelitian lebih lanjut dalam melakukan penelitian yang lebih luas dan

mendalam mengenai pembelajaran menggunakan media tanah liat pada Anak

Usia Dini dengan menggunakan metode yang lain

E. Asumsi Penelitian

Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kemampuan motorik halus merupakan salah satu kemampuan yang harus

dikembangkan pada anak sejak usia dini.

2. Kemampuan motorik halus pada anak usia dini dapat dikembangkan secara

optimal melalui pemberian stimulasi yang tepat.

3. Media tanah liat dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus anak usia dini.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam laporan penelitian ini penyusun berusaha untuk memaparkan

hal-hal yang telah tersusun dari data yang ada dan disusun sedemikian rupa sehingga

nantinya akan dengan mudah dipahami. Laporan penelitian yang akan dibuat

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

(17)

7

BAB II Landasan Teoretis

Bab ini membahas kajian-kajian pustaka mengenai konsep

Pendidikan Anak Usia Dini, Kemampuan Motorik Halus Anak

Usia Dini, Konsep Media Pembelajaran, dan konsep tanah liat.

BAB III Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk

melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas. Pada

bab ini terdiri dari sub judul Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain

Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang

pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari

penelitian yang telah dilakukan penulis selama berada di lokasi

Penelitian

BAB V Kesimpulan Dan Rekomendasi

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan penulis dan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Al-Muhajirin yang terletak di Jln.

Veteran No. 163 Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Adapun subyek

yang menjadi fokus penelitian ini adalah anak Kelompok A dengan usia 4-5 tahun

TK Al-Muhajirin tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang.

Alasan dilakukan penelitian di TK Al-Muhajirin dikarenakan penggunaan

media pembelajaran berupa tanah liat belum pernah dilaksanakan. Oleh karena

itu, peneliti bekerja sama dengan guru TK Al-Muhajirin menerapkan penggunaan

media tanah liat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

B. Desain Penelitian

Mc Niff (dalam Uno dkk, 2011:40) memandang penelitian tindakan dalam

setting kelas sebagai bentuk penelitian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif antara

guru sebagai pelaku utama dengan peneliti luar sebagai mitra kerjasama dalam

proses perubahan dan peningkatan suasana kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri

sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya. Secara

visual, tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan

untuk memperbaiki pembelajaran di kelas dengan melaksanakan tindakan tepat

sesuai dengan kebutuhan untuk mencari jawaban permasalahan, yang diangkat

dari kegiatan sehari-hari. Secara skematis model pengembangan penelitian

(19)

35

Iis Siti Nurjanah, 2014

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart (Muslihuddin, 2010:69)

Tahap-tahap di atas membentuk siklus sehingga dapat dilanjutkan pada

siklus berikutnya dengan keempat tahap PTK tersebut secara berdaur ulang,

berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu permasalahan

dianggap teratasi. Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan bergantung pada

apakah masalah yang dihadapi telah terpecahkan, mungkin diperlukan tiga siklus

atau lebih.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam

empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan

tahap refleksi (Iskandar, 2006:22). Secara operasional, keempat tahapan tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/Observasi

Revisi Perencanaan

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

(20)

36

Tahap ini meliputi perencanaan persiapan tindakan dan pelaksanaan.Pada

tahap perencanaan juga dilakukan identifikasi masalah yang terdapat di TK

Al-Muhajirin, terkait keterampilan motorik halus anak, untuk merumuskan

pemecahan masalah tersebut.

Adapun tahap-tahap perencanaan yang dilakukan adalah :

a. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) sesuai dengan tema.

b. Mempersiapkan media atau sumber belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran, dalam hal ini adalah media Tanah liat.

c. Menyiapkan setting kelas dan pedoman lembar observasi yang akan

dipergunakan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan adalah cara melaksanakan semua yang telah

direncanakan. Pelaksanaan meliputi melaksanakan pembelajaran berupa kegiatan

bermain untuk meningkatkan keterampilan motorik halus.

Tindakan dapat dilaksanakan secara terus menerus, mulai dari siklus satu

sampai siklus berikutnya, hingga dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dan hambatan yang

dialami selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Observasi

Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan, dengan

terlebih dahulu merencanakan bagaimana dan alat apa yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data dalam observasi tersebut. yang menjadi observer adalah

rekan guru yang ada di kelompok A TK Al-Muhajirin Purwakarta. Alat yang

digunakan dalam kegiatan ini berupa format observasi. Observer melakukan

observasi terhadap kegiatan pembelajaran berupa kegiatan bermain Tanah liat

yang dilakukan oleh peneliti.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data atau masukan yang

diperoleh pada saat melakukan observasi. Refleksi dilakukan dengan cara

(21)

37

Iis Siti Nurjanah, 2014

pengamatan atas pelaksanaan tindakan tersebut. Tahap ini dilakukan di akhir

setiap siklus.Tujuan dari refleksi adalah memperoleh data yang menunjukkan ada

atau tidaknya keharusan untuk melakukan perbaikan atau mengubah perencanaan

pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, setiap siklus dikatakan berhasil

apabila ada peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan

menggunakan media tanah liat. Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang timbul dengan guru;

2) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan dengan guru;

3) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru sesuai

tema, yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak TK

Al-Muhajirin menggunakan media tanah liat.

b. Pelaksanaan

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan

pencatatan lapangan dan dokumentasi berupa foto kegiatan.

c. Refleksi

Menganalisis dan merefleksi hasil pembelajaran/tindakan pada siklus I.

Data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan didiskusikan kembali

dengan guru, untuk mengetahui kekurangan-kekurangan sehingga bisa

diperbaiki pada tindakan di siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Merancang kembali kegiataan yang akan dilakukan berdasarkan refleksi

terhadap siklus I.

2) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru sesuai tema,

yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak TK

Al-Muhajirin melalui pembelajaran menggunakan media tanah liat.

(22)

38

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan

pencatatan lapangan dengan foto kegiatan.

c. Refleksi

Menganalisis dan merefleksi hasil pembelajaran/tindakan pada siklus II.

Analisis dilakukan setelah pelaksanaan tindakan, untuk memperoleh

gambaran atas pelaksanaan tindakan dan observasi, kemudian dijadikan

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.

Siklus tersebut akan terus berulang sampai peneliti mencapai hasil

pembelajaran yang optimal dengan mengadakan berbagai perbaikan pada setiap

siklus.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu,

penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan upaya kolaboratif antara

guru dengan anaknya yaitu satuan kerja sama dengan perspektif yang berbeda.

Penelitian Tindakan Kelas yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya

memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan

praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah, 1999:14).

Sedangkan pendekatannya digunakan pendekatan kualitatif yakni suatu

penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan analisis perbandingan yang

bertujuan untuk mengadakan generalisasi empirik, menetapkan konsep-konsep,

membuktikan teori dan mengembangkannya serta pengumpulan data dan analisis

datanya berjalan pada waktu yang bersamaan (Nazar, 1999:68).

Penelitian ini bersifat situasional yaitu berkaitan dengan mendiagnosis

masalah dengan konteks tertentu. Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat

self-evaluative yaitu kegiatan modifikasi fraksis yang dilakukan secara kontinyu

dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan yang tujuan akhirnya ialah untuk

peningkatan perbaikan dalam praktik nyatanya

D. Definisi Operasional

(23)

39

Iis Siti Nurjanah, 2014

1. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas

yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini

termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung,

memegang sendok, memegang pensil dengan benar, menggunting,

melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing dan menarik ritsleting.

Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan

bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar

2. Media tanah liat merupakan media pembelajaran yang termasuk ke dalam

media visual. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja,

tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk media ini adalah film

slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang

dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang

dimaksud media tanah liat untuk anak usia TK adalah media yang

berbahan baku berasal dari tanah liat.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan

akan dikembangan instrumen penelitian sederhana yang dapat melengkapi data

dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour

question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis, dan

membuat kesimpulan (Sugiyono, 2010:61).

Kisi-kisi instrumen yang disusun oleh peneliti dikembangkan mengacu

pada dua variabel yaitu aspek kemampuan motorik halus anak dan penerapan

penggunaan media tanah liat. Instrumen yang dibuat mengacu pada tahap

perkembangan belajar motorik halus anak usia dini menurut Fiits dan Postner

(Sumantri 2005: 101) yaitu tahap verbal kognitif, asosiatif dan otomatisasi. Tahap

verbal kognitif terdiri dari aspek kelenturan, tahap asosiatif terdiri dari aspek

(24)

40

mata serta tahap otomatisasi yaitu berupa kemampuan untuk membentuk atau

mencetak bentuk.

Berikut adalah Tabel 3.1 yang merupakan desain kisi-kisi instrumen

penerapan penggunaan tanah liat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus

pada kelompok A di TK Al Muhajirin.

Tabel 3.1

Verbal Kognitif 1) Anak dapat menggerakkan tangan dan jarinya tanpa menggunakan tanak liat

1

Asosiatif 1) Anak dapat meremas tanah liat dengan satu tangan

2) Anak dapt meremas tanah liat dengan dua tangan

3) Anak dapat memilin tanah liat dengan dua tangan berhadapan

4) Anak dapat memilin dengan tangan di atas alas

5) Anak dapat mencetak tanah liat dengan menggunakan alat cetak

6) Anak dapat membentuk tanah liat seperti contoh

2-7

Otomotisasi 1) Anak dapat mencetak tanah liat sesuai keinginan sendiri

2) Anak dapat membentuk tanah liat sesuai dengan keinginan sendiri

1. Memetakan bidang kemampuan sesuai dengan kurikulum

2. Membuat Rencana Mingguan dan Harian 3. Merumuskan tujuan pembelajaran

4. Merancang kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus

5. Menetapkan strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar

6. Memilih media yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran

7. Menetapkan teknik penilaian untuk mengetahui kemampuan anak

1-7

a. Pendahuluan

b. Kegiatan inti

1. Melakukan apersepsi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Mengkomunikasikan tema dan kegiatan

yang akan dilakukan anak-anak

3. Menyiapkan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

1. Memotivasi anak dengan melihatkan benda-benda yang terbuat dari tanah liat seperti celengan, kendi dan lain-lain

(25)

41

Iis Siti Nurjanah, 2014

c. Penutup

2. Membimbing anak untuk melakukan kegiatan kepada anak yang masih terlihat kurang

3. Melakukan Tanya jawab seputar kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

1. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan hasil kepada teman-temannya 2. Memberikan kesempatan pada anak untuk

mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran

F. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010:62).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan mengadakan

pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dalam

observasi ini dicatat dalam suatu catatan observasi. Muslihuddin (2010:60)

menyatakan bahwa “pengamatan adalah kegiatan untuk memotret sejauh mana

efek tindakan telah mencapai sasaran.”

Berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah disusun kemudian digunakan

sebagai bahan untuk melakukan observasi kepada anak. Adapun format observasi

yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Al Muhajirin

Nama Anak : ………

Tgl Observasi : ………

No Pertanyaan

Penilaian

BB MB BSH BSB

1 Anak dapat menggerakkan tangan dan jarinya tanpa menggunakan tanah liat

2 Anak dapat meremas tanah liat dengan satu tangan

(26)

42

No Pertanyaan

Penilaian

BB MB BSH BSB

4 Anak dapat memilin tanah liat dengan dua tangan berhadapan

5 Anak dapat memilin dengan tangan di atas alas

6 Anak dapat mencetak tanah liat dengan menggunakan alat cetak

7 Anak dapat membentuk tanah liat seperti contoh

8 Anak dapat mencetak tanah liat sesuai keinginan sendiri

9 Anak dapat membentuk tanah liat sesuai dengan keinginan sendiri

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan Media Tanah Liat di Kelompok A TK Al-Muhajirin

Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Komentar Ya Tidak

Perencanaan Kegiatan

1. Memetakan bidang kemampuan sesuai dengan kurikulum

2. Membuat Rencana Mingguan dan Harian

3. Merumuskan tujuan pembelajaran 4. Merancang kegiatan untuk

mengembangkan kemampuan motorik halus

5. Menetapkan strategi yang digunakan dalam proses belajar mengajar 6. Memilih media yang sesuai dengan

kegiatan pembelajaran

7. Menetapkan teknik penilaian untuk mengetahui kemampuan anak

3. Menyiapkan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Memotivasi anak dengan melihatkan benda-benda yang terbuat dari tanah liat seperti celengan, kendi dan lain-lain

(27)

43

Iis Siti Nurjanah, 2014

Dimensi Kategori Kegiatan Pengamatan Komentar Ya Tidak

3. Melakukan Tanya jawab seputar kegiatan pembelajaran yang telah

2. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan

pembelajaran

b. Dokumentasi, yang diperoleh dari sekolah berupa catatan-catatan guru kelas,

seperti buku perkembangan siswa, catatan anekdot dan buku raport. Peneliti

mempelajari arsip-arsip sekolah tentang deskripsi perkembangan motorik anak

khususnya kemampuan motorik halus, terutama data-data yang berkenaan

dengan sampel penelitian.

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Dokumentasi

No Jenis Dokumen Keterangan Deskripsi

Ada Tidak Ada

1. Kurikulum

2. Program Tahunan

3. Program Semester

4. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

5. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

6. Buku Laporan Perkembangan Anak

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data

kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan, dan

dokumentasi dianalisis ke dalam bentuk deskiptif. Tahapan analisis data pada

penelitian ini terdiri dari tiga tahap sesuai dengan pendapat Wardhani dan

Wihardit (2008:2.31), yaitu:

(28)

44

Pada tahap ini data diseleksi, difokuskan dan diorganisasikan sesuai dengan

tujuan hipotesis penelitian. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari

setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami. Keseluruhan rangkuman data

yang berupa hasil observasi, wawancara dan lapangan mengenai upaya

meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A melalui

pembelajaran menggunakan media tanah liat dikelompokkan berdasarkan kategori

permasalahan yang diteliti.

2. Mendeskripsikan Data

Data yang sudah terorganisasikan dideskripsikan menjadi bermakna

mendeskripsikan data dapat dilakukan dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel.

Pada penelitian penerapan menggunakan media tanah liat ini data yang telah

direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek

penelitian kemampuan motorik halus anak.

3. Mempersiapkan Kesimpulan

Tahap terakhir ini merupakan penyimpulan dalam bentuk pernyataan atau

formula singkat berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat. Data yang

telah terkumpul dari penerapan pembelajaran menggunakan media tanah liat

diinterpretasikan berdasarkan teori pembelajaran untuk anak usia dini khususnya

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus yang disesuaikan dengan hasil

temuan di lapangan.

Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yang

dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi setiap

butir aspek yang diamati selama dua siklus dihitung menggunakan tabel frekuensi.

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi

No Kategori Interval Tally Frekuensi Persentase

1 Belum Berkembang

2 Mulai Berkembang

3 Berkembang Sesuai Harapan

(29)

45

Iis Siti Nurjanah, 2014

Sumber: Sugiono (2009:30)

Keterangan :

a. Mencari interval

1) Jumlah indikator x nilai tertinggi

9 x 4 = 36

2) Hasil perkalian – jumlah indikator

36 – 9 = 27

3) Hasil pengurangan – jumlah kategori

27 : 6 = 4

Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 4 yang akan ditetapkan pada

kategori Berkembang sangat baik, berkembang sesuai harapan, Mulai

berkembang, dan Belum berkembang adalah sebagai berikut :

Berkembang Sangat Baik = 31 – 36

Berkembang Sesuai Harapan = 27 – 30

Mulai Berkembang = 23 – 26

Belum Berkembang = 19 - 22

b. Mengisi Tally dan Frekuensi

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor anak setelah

melakukan pembelajaran menggunakan media tanah liat.

c. Mencari Persentase

Mencari persentase dengan rumus :

P = F x 100% n

Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini dipaparkan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui penggunaan media

tanah liat serta rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan media tanah liat untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini yang dilaksanakan pada

anak kelompok A di TK Al-Muhajirin Purwakarta dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Muhajirin

sebelum distimulasi menggunakan media tanah liat masih rendah terutama

pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar,

membuat garis yang belum rapi, menjiplak bentuk yang belum rapi,

kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih

terlihat belum rapi dan keluar garis.

2. Penggunaan media tanah liat untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak kelompok A di TK Al-Muhajirin dilaksanakan dalam dua

siklus. Terdapat peningkatan dalam penggunaan media tanah liat dari

siklus I sampai siklus II, dimana peran guru menjadi lebih optimal dalam

penguasaan materi, penyediaan media, pengorganisasian anak, memotivasi

anak dan mengevaluasi anak. Keterlibatan dan antusiasme anak dalam

menggunakan media tanah liat mengalami peningkatan, dimana anak

menjadi lebih senang dan tertarik dalam membuat suatu benda yang

berasal dari tanah liat.

3. Kemampuan motorik halus anak kelompok A di TK Al-Muhajirin setelah

penggunaan media tanah liat mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat

dari hasil pencapaian indikator kemampuan setiap anak yang semakin baik

(31)

86

Iis Siti Nurjanah, 2014

B. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan

meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui penggunaan

media tanah liat adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya dapat menyediakan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran sesuai

kebutuhan dan karakteristik anak usia dini sehingga anak merasa nyaman,

aman dan senang berada dan belajar di lingkungan sekolah.

2. Bagi Guru

Guru TK hendaknya dapat memilih dan menggunakan media

pembelajaran yang tepat, agar anak tidak merasa bosan dan jenuh dengan

media pembelajaran yang monoton serta harus disesuaikan dengan tingkat

perkembangan anak. Kemampuan motorik halus dapat distimulasi dengan

penggunaan media tanah liat, dimana tujuannya agar anak merasa tertarik

dan ikut aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan media yang lain

dalam pembelajaran di taman kanak-kanak untuk mengembangkan

aspek-aspek perkembangan lain seperti aspek-aspek bahasa, kognitif, dan sosial

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zaman,Badru, dkk. (2008). Media dan Sumber Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Universitas Terbuka

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum TK dan RA. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD

Iskandar, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Rancangan Alternatif Penelitian Bagi Guru Sekolah Dasar, Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 1 No 1 Edisi tahun 2006

Jamaris, M. (2006). Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo.

Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuraida, N. (2012). Meningkatkan keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ronaeni, R. (2013). Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak Melalui Pemanfaatan Media Tanah Lempung. Skripsi Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(33)

88

Samsudin. (2007). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media

Saputra dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas

Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, Jakarta: Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:Depdiknas

Sujiono, Y. (2009). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sujiono, Y. dan Sujiono, B. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Aksara Baru

Wahyudin, U. dan Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama

Wardhani, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka..

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart  (Muslihuddin, 2010:69)
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Halus Anak
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesadaran menyekolahkan anak merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan orang tua untuk menyekolahkan anak sampai tingkat yang tinggi. Setiap orang tua memiliki

Tujuan peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan tujuan peneliti mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kasan Kabupaten Sleman dan

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diukur menggunakan metode Pulic yaitu VAIC TM ( Value Added Intellectual Coefficient )

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Natalia Siow (2013) mengenai Kualitas Layanan dan Kepercayaan Pelanggan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki

Ada beberapa jenis media perekam citra radiografi neutron antara lain adalah gabungan antara film sinar-X dengan skrin konvertcr, pial pencitraan (imaging plafe), palt track

Keunggulan laporan standar kualitas interim yaitu perusahaan dapat memantau biaya kualitas sesungguhnya yang telah dikeluarkan, dibandingkan dengan standar biaya kualitas

“Kami tidak hanya jualan produk makanan, tetapi harus juga menjelaskan kandungan protein dan cara pengolahan yang baik kepada masyarakat,” kata Trisna, salah satu mahasiswa yang