• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Astri Nur Latifah (0901018). Studi Komparasi Prestasi Belajar dan Kematangan Sosial Siswa Sekolah Dasar yang Telah Menempuh Pendidikan PAUD dan yang Tidak Menempuh Pendidikan PAUD di Kota Tasikmalaya. Skripsi Jurusan Psikopogi Universitas Penuiuikan Inuonesia. Banuung 2014.

Penepitian ini bertujuan untuk mengetahui perbanuingan prestasi bepajar uan kematangan sosiap siswa sekopah uasar yang tepah menempuh penuiuikan PAUD uan yang tiuak menempuh penuiuikan PAUD ui Kota Tasikmapaya. Desain penepitian yang uigunakan auapah kuantitatif uengan metoue penepitian stuui komparasi. Penentuan subjek paua penepitian menggunakan teknik quota sampling. Teknik pengumpupan uata yang uigunakan auapah kuesioner yang uisusun opeh penepiti untuk mengukur kematangan sosiap uan hasip nipai rapot semester 1 responuen untuk mengukur prestasi bepajar. Hasip penepitian ini auapah: 1) Tiuak teruapat perbeuaan yang signifikan antara prestasi bepajar siswa sekopah uasar yang tepah menempuh penuiuikan PAUD uan yang tiuak menempuh penuiuikan PAUD ui Kota Tasikmapaya 2) Teruapat perbeuaan yang signifikan antara kematangan sosiap siswa sekopah uasar yang tepah menempuh penuiuikan PAUD uan yang tiuak menempuh penuiuikan PAUD ui Kota Tasikmapaya; Rekomenuasi uapam penepitian ini auapah: 1) Penepiti sepanjutnya uiharapkan mencari teori kematangan sosiap yang pebih uapam. 2) Pengepopa PAUD mepakukan evapuasi uan peningkatan mutu pengajaran untuk memaksimapkan fungsi, tujuan uan prinsip-prinsip PAUD yang tepah uitentukan.

▸ Baca selengkapnya: penilaian dasar literasi dan steam paud

(2)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Astrs Nur Latsfah (0901018). Comparative Study of Academic Achievement and Social Maturity of Elementary School Students who have taken Pre School Education and who will never have taken Pre School Education in Tasikmalaya. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung 2014. This research was held to compare the Academic achievement and social maturity of primary school students who have taken preschool education and who will never have taken in Tasikmalaya. The design study is a quantitative research with comparative method. Subjects were selected using a quota sampling technique. Data were collected by questionaire which made by researcher to measure the social maturity and the results of the 1st half of the subjects academic reports to measure the academic achievement . The results of this study are: 1) There is no significant difference between the Academic achievement of Elementary School Students who had taken Pre School Education and who hadn’t taken Pre School Education in Tasikmalaya 2) There are significant differences between the social maturity of Elementary School Students who had taken Pre School Education and who hadn’t taken Pre School Education in Tasikmalaya; Recommendations based on this research : 1) Future researchers find further theory of social maturity and do more research on this topic. 2) Pre-School managers do evaluations of teaching quality to improve and maximize the function, purpose and principles of preschool that has been determined.

(3)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BABBIB

PENDAHULUANB

A.BLatarBBelakangBMasalahB

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif serta mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” (UU RI No.20, tahun 2003)

Masalah pendidikan selalu berkaitan dengan masalah guru, masalah anak didik, dan masalah kualitas pendidikan, sebagai hasil dari usaha-usaha pendidikan yang dilaksanakan apakah sesuai atau tidak dengan harapan-harapan atau tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Salah satu dari harapan-harapan atau tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah hasil belajar atau prestasi belajar. Ahmadi dan Supriyono (2002: 138), prestasi belajar yang dicapai seorang

(4)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi penerangan, alat tulis, dan buku-buku pelajaran. Faktor tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar.

Telah dipaparkan diatas bahwa seorang siswa dapatlah memiliki prestasi belajar yang baik dikarenakan dukungan-dukungan dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Termasuk untuk siswa sekolah dasar. Salah satu faktor yang mendukung anak untuk memiliki prestasi belajar yang baik adalah sosial dan faktor lingkungan fisik. Salah satu faktor sosial dan lingkungan fisik adalah lingkungan sekolah. Banyak anak sekolah dasar yang menempuh pendidikan pra sekolah atau yang lebih dikenal dengan pendidikan anak usia dini sebelum mereka masuk ke sekolah dasar tapi ada pula anak yang tidak menempuh pendidikan anak usia dini tersebut sebelum masuk ke sekolah dasar.

(5)

fungsi-Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut:1) Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.2) Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.3) Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

Berdasarkan data dari Direktorat PPAUD di Indonesia PAUD tersebar mulai dari tingkat RW hingga tingkat Kabupaten/Kota. Jumlah PAUD yang ada di Indonesia untuk saat ini sudah mencapai 90.489 PAUD yang diselenggarakan di jalur formal, nonformal maupun informal.

(6)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan aman untuk bereksplorasi merupakan kondisi yang sangat baik bagi perkembangan anak, anak dapat meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas serta diperolehnya pengalaman-pengalaman baru (Jalal, 2002: 15).

Ada suatu bukti yang berkembang bahwa pemusatan program pendidikan anak usia dini memberikan efek jangka panjang berupa: kemampuan bersosialisasi yang luas , pencapaian peningkatan prestasi belajar, mengurangi kehamilan remaja, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan dalam kejahatan ( D’Onise, 2010).

Ada pula suatu temuan di California pada tahun 2012 yang mengungkapkan bahwa anak yang menempuh pendidikan prasekolah memiliki kurang dari 41% tingkat retensi dan kebutuhan diarahkan dalam pendidikan, lebih dari 29% yang lulus SMA, dan kurang dari 33% kemungkinannya untuk ditangkap sebagai remaja yang berbuat kriminal. Hal ini menunjukan bahwa sebelum anak menempuh pendidikan yang formal, anak telah memiliki kemungkinan yang besar untuk sukses dibidang akademik dan menjadi warga negara yang produktif (Milligan 2012).

Selain itu sebuah penelitian di Florida telah memperkirakan bahwa, pendidikan anak usia memberikan pengaruh terhadap prestasi anak-anak di sekolah dasar nantinya. Anak-anak yang memiliki pengalaman prasekolah atau pendidikan anak usia dini akan memulai pelajaran lebih baik daripada teman-temannya yang tidak memiliki pengalaman prasekolah dalam masa-masa awal di sekolah dasar (Marcon, 2002).

(7)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini berarti pengalaman anak yang memasuki PAUD dapat menyebabkan prestasi anak pada jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu Sekolah Dasar lebih baik. Menurut Alexander (Papalia, 2008), prestasi baik yang didapat pada anak pada kelas 1 dapat mempengaruhi keseluruhan karier sekolah, setidaknya sampai kelas 4. Hal tersebut karena keberhasilan di tahun pertama sekolah membuat anak memiliki perasaan yang baik di kelas sehingga akan membentuk kebiasaan yang baik dan cenderung berupaya mempertahankan prestasinya.

Hasil penelitian Hawadi (2013) menunjukan anak-anak yang ikut PAUD cenderung lebih berprestasi dan ceria, berani dan bersemangat. Pemantauan anak yang ikut PAUD hingga kelas 5 SD menunjukan prestasi mereka lebih baik dibandingkan anak yang tidak ikut PAUD.

Selain hal-hal positif yang diperoleh dalam mengikuti PAUD terdapat perbedaan pandangan mengenai penting tidaknya PAUD, terutama yang berorientasi akademis. PAUD berkontribusi terhadap kemampuan anak beradaptasi dengan situasi belajar di sekolah. Ada sebuah penelitian di Denmark yang menunjukan tingkat buta huruf 0% dikarenakan seluruh penduduk di Denmark mengikuti pendidikan formal mulai usia 7 tahun. Sedangkan di Prancis dimana pelajaran formal diberikan sejak usia 5 tahun, diketahui menyebabkan 30% anak mengalami kesulitan membaca. Penelitian tersebut menunjukan bahwa pendidikan yang diberikan semenjak dini, terutama yang berorientasi akademik tidak memberikan dampak yang positif terhadap anak(Kemendiknas 2013).

(8)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jangka menengah dari hasil pendidikan anak usia dini telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini tersebut menyesuaian sosial dan secara akademis lebih baik daripada anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan anak usia dini (Herry 2007).

Ada suatu percobaan di Milwaukee Wisconsin US. Suatu organisasi pendidikan menyediakan program pendidikan dan perawatan anak untuk anak-anak kurang beruntung dari anak-anak usia 1 tahun hingga anak-anak usia 6 tahun. Hasil dari program ini menemukan keberhasilan yaitu IQ anak yang ikut dalam program tersebut lebih baik sampai si anak berusia 14 tahun. Namun kemampuan membaca dan kemampuan matematikanya sama saja dengan anak yang tidak mengikuti program tersebut. (Barnett, 2008)

Penelitian lain yang dilakukan Harsch Pasech (Santrock, 2003: 90) menunjukan bahwa pendidikan pada masa awal kanak-kanak tidak memberikan manfaat atau kelebihan, melainkan memberi pengaruh negatif yang membahayakan, terutama tingkat kecemasan yang lebih tinggi terhadap ujian, kurang kreatif dan kurang positif terhadap sekolah.

Selain berpengaruh terhadap prestasi belajar, pendidikan di PAUD atau prasekolah juga memiliki tujuan untuk membantu dan memaksimalkan perkembangan sosial anak. Perkembangan sosial anak ini ditunjukan salah satunya oleh kematangan sosial anak. Kematangan sosial adalahBkemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta kemampuan dalam mengerjakan atau menguasai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Orang akan disebut matang apabila telah memiliki sebagian besar dan ciri-ciri kematangan (Mappiare,1993).

(9)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan tingkah laku orang lain yang berarti berempati pada orang lain. Menurut Hurlock dalam Indriana (2008: 144) wawasan sosial yang memungkinkan anak menilai dan menyesuaikan diri dengan cepat terhadap orang yang berbeda dalam berbagai situasi sosial juga menjadi salah satu indicator kematangan sosial anak.

Yusuf (2000) menyatakan bahwa indikator kematangan sosial pada anak antara lain adalah tercapainya proses-proses belajar anak untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi serta kerja sama.

Dengan melihat latar belakang masalah di atas menarik perhatian peneliti untuk membandingkan Prestasi siswa Sekolah Dasar yang telah menempuh pendidikan PAUD dan yang tidak pernah serta membandingkan tingkat kematangan sosial siswa Sekolah Dasar Dasar yang telah menempuh pendidikan PAUD dan yang tidak pernah.

B.BRumusanBMasalahB

Prestasi belajar anak merupakan suatu hal yang penting. Banyak faktor yang mendukung siswa mendapatkan prestasi belajar yang baik. Salah satunya adalah faktor sosial dan faktor lingkungan fisik. Dimana sekolah merupakan bagian dari kedua faktor tersebut. Di Indonesia PAUD tersebar mulai dari tingkat RW hingga tingkat Kabupaten/Kota. Sehingga memasukan anak ke PAUD tidak lah sulit dan mungkin menjadi salah satu faktor yang mendukung prestasi belajar ataupun kematangan sosial siswa di sekolah dasar. Namun bisa juga memasukkan anak ke PAUD tidak memberikan dampak apapun terhadap Prestasi Belajar ataupun kematangan sosial siswa di Sekolah.

(10)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tasikmalaya?” 2) “Bagaimanakah perbandingan kematangan sosial siswa

Sekolah Dasar yang telah menempuh pendidikan PAUD dan yang tidak menempuh pendidikan PAUD di Kota Tasikmalaya?”

B

C.BTujuanBPenelitianB

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyan penelitian diatas, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengindentifikasikan dan membandingkan Prestasi siswa Sekolah Dasar yang telah menempuh pendidikan PAUD dan yang tidak pernah serta membandingkan tingkat kematangan sosial siswa Sekolah Dasar Dasar yang telah menempuh pendidikan PAUD dan yang tidak menempuh.

D.BManfaatBPenelitianB

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan mengenai prestasi belajar dan kematangan siswa sekolah dasar yang telah menempuh pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini dan yang tidak menempuh. Lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. ManfaatBbagiBPengembanganBIlmuBPsikologiBPendidikan

Hasil penelitian ini memiliki manfaat dalam pengembangan ilmu Psikologi Pendidikan yaitu memperkaya khasanah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan Ilmu Psikologi Pendidikan terutama mengenai prestasi belajar dan kematangan sosial siswa sekolah dasar yang telah menempuh pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini dan yang tidak menempuh

(11)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan pemahaman orang tua tentang penting atau tidak pentingnya memasukkan anak di PAUD sebelum anak masuk ke sekolah dasar.

3. ManfaatBbagiBPAUD

(12)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BABBIIIB

METODEBPENELITIANB

A. LokasiBdanBSampleBPenelitianB

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 10 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kota Tasikmalaya. 10 sekolah ini adalah SDN Pengadilan II, SDN Pengadilan III, SDN Kahuripan IV, SDN Tarumanegara, SDN Karangsambung I, SDN Pajajaran, SDN Gobras III, SDN Sangkali, SDN Panunggulan, SDN Garawangi II.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini siswa sekolah dasar kelas 1. Dengan sample sebanyak 277 orang siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah

nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sample.

Teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah quota sampling.

Quota sampling adalah teknik penentuan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan terpenuhi (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini sampel ditentukan dengan

cara quota sampling berdasarkan ketentuan berikut ini:

a. Memiliki Nilai Naport Semester 1

b. Siswa kelas 1 SD yang bersekolah di SD Negeri di Tasikmalaya

(13)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah yang berada diperbatasan antara kota dan desa dan 4 sekolah berada di pedesaan.

B. DesainBPenelitianB

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan rancangan ex post facto. Penelitian ex post facto suatu

penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ex post facto

menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian experimen (Sugiyono, 2013).

yry (2005) juga menyatakan bahwa penelitian ex post facto merupakan penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi.

C. DefinisiBOperasionalB

Variabel-variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1.Variabel dependen: prestasi belajar siswa dan kematangan sosial siswa 2.Variabel demografi: siswa sekolah dasar yang menempuh dan tidak

menempuh pendidikan anak usia dini

a. PrestasiBBelajarBSiskaB

Prestasi belajar siswa adalah penilaian hasil usaha belajar yang dinyatakan dalam lambang nilai. Prestasi belajar dapat diketahui setelah adanya usaha evaluasi dan penilaian dari guru. Dalam penelitian ini prestasi belajar dilihat dari jumlah nilai rapot semester 1.

b. KematanganBSosialBSiskaB

(14)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan yang dimiliki individu saat itu. Dalam penelitian ini kematangan sosial dilihat dari hasil penilaian tentang kemampuan-kemampuan anak oleh orang tua.

c. SiskaB SekolahB DasarB iangB MenempuhB DanB TidakB MenempuhB PendidikanBAnakBUsiaBDiniB

Siswa sekolah dasar dalam penelitian ini adalah individu-individu

yang sedang menempuh pendidikan disekolah dasar kelas . Siswa sekolah dasar yang menempuh pendidikan anak usia dini adalah siswa yang sebelum masuk ke sekolah dasar telah menempuh pendidikan di PyUD. Sedangkan siswa yang tidak menempuh pendidikan anak usia dini adalah siswa yang tidak menempuh pendidikan di PyUD sebelum masuk ke sekolah dasar. D. InstrumenBPenelitianB

Instrumen ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori kematangan sosial Doll (1965). Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai aspek – aspek yang diukur dalam kematangan sosial:B

TabelB3.1B

Kisi-kisiBInstrumenBKematanganBSosialB

No yspek-yspek Kematangan Sosial yang diukur Sub Dimensi

1 Menolong Diri Sendiri

(Self Help)

(15)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Gerak (Locomotion)

4 Pekerjaan (Occupation)

5 Sosialisasi (Socialization)

6 Komunikasi (Communication)

1. BentukBInstrumenB

Instrumen kematangan sosial dalam penelitian ini berbentuk penilaian orang tua terhadap. Instrumen ini menggunakan skala

Osgood. Skala Osgood dikenal juga dengan skala semantik diferensial.

Skala ini digunakan untuk mengukur kemampuan anak yang menunjukan kematangan sosialnya, skala ini tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terdapat dibagian paling kanan garis dan jawaban sangat negatifnya terdapat dibagian paling kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval (yzwar, 2005).

2. KategorisasiBSkalaB

Kategorisasi skala ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (yzwar, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti membagi skala menjadi 2 yaitu skala untuk mengukur kematangan sosial dan skala untuk mengukur prestasi belajar siswa. a. PrestasiBbelajarBsiskaB

Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam tiga kategori skala untuk prestasi belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TabelB3.2B

KategorisasiBSkalaBPrestasiBBelajarB

RumusBKategoriBSkalaB KategoriB

(16)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mean - SD ≤ X ≤ Mean + SD Baik

X < Mean – SD Cukup

(yzwar, 2013) Keterangan:

X = Skor sample

Mean = Nata-rata

SD = Standar deviasi

b. KematanganBSosialBAnakB

Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam empat kategori skala untuk kematangan sosial anak dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TabelB3.3B

KategorisasiBSkalaBKematanganBSosialB

KategoriB RentangB

Tinggi x μ + SD Diatas usia rata-rata μ x μ + SD

Sesuai usia μ – SD x μ Kurang sesuai usia x μ – SD

(yzwar, 2013) Keterangan:

x = Skor total sample

μ = Nata-rata baku

SD = Standar Deviasi

Kategorisasi ini kemudian digunakan sebagai acuan atau norma dalam pengelompokkan skor sampel.

E. ProsesBPengembanganBInstrumenB

(17)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang digunakan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan diperlukan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan pula. ygar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

1. UjiBValiditasB

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (yzwar, 2013).

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas

isi (content validity). Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item

dalam instrumen mencakup keseluruhan kawasan yang hendak diukur. Pengujian validitas ini dilakukan melalui analisis rasional atau melalui

judgement expert untuk memeriksa apakah masing-masing item telah

sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkapnya (yzwar, 2013).

Setelah peneliti menyusun instrument kematangan sosial, kemudian instrument tersebut peneliti konsultasikan pada para ahli (judgement expert). Hasil konsultasi dengan para doesen ahli tersebut, terdapat 18 item dalam instrumen kematangan sosial.B

2. AnalisisBItemB

Selanjutnya dilakukan pengujian indeks daya diskriminasi dengan

melihat Corrected item-total correlation. Untuk menghitung korelasi

(18)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

formula product-moment Pearson dengan bantuan software SPSS versi

18.00. ydapun rumus product-moment Pearson, sebagai berikut:

(Sugiyono, 2013) Keterangan:

n = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total

rxy = Koefisien korelasi pearson product moment

Menurut yzwar (2011:148), item-item yang mencapai koefisien

korelasi rxy ≥ 0,30 atau rxy ≥ 0,25 dianggap sebagai item yang memiliki

daya diskriminasi yang baik. Dalam penelitian ini, batas koefisien korelasi yang digunakan adalah 0,25.

a. AnalisisBItemBInstrumenBKematanganBSosialB

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan program SPSS versi 18.0 terhadap 18 item pada instrument kematangan sosial, diperoleh 18 item atau keseluruhan item yang memiliki indeks daya diskriminasi item yang dianggap memuaskan. Hasil uji validitas instrumen kematangan sosial yang telah dilakukan terhadap 45 responden, dapat dilihat pada tabel 3.4

TabelB3.4

HasilBUjiBKelayakanBInstrumenBKematanganBSosialB

NoB DimensiBKematanganBSosialBB SubBDimensiB NoBItemB B∑itemB

1 Menolong Diri Sendiri

(19)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk makan (self help eating) Kemampuan untuk

berpakaian (self

help dressing)

6,7 2

2 Mengarahkan Diri (Self Direction) 8,9 2

3 Gerak (Locomotion) 10,11 2

4 Pekerjaan (Occupation) 12,13 2

5 Sosialisasi (Socialization) 14,15,16 3

6 Komunikasi (Communication) 17,18

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, semua item valid sehingga semua item akan digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya.

3. ReliabilitasB

Neliabilitas adalah konsistensi atau stabilitas yang menjelaskan sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali. Neliabilitas dilakukan untuk menunjukkan konsistensi angket dalam mengukur variabel. Neliabilitas

dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (cronbach alpha).

ydapun rumus Alpha Cronbach yang digunakan ialah sebagai berikut:

(Niduwan, 2009 :125) Keterangan:

(20)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Jumlah item

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians skor total

Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori, yaitu:

TabelB3.5B

KoefisienBReliabilitasBAlpha Cronbach

KriteriaB KoefisienBReliabilitasB

Sangat Neliabel > 0,900

Neliabel 0,700 – 0,900

Cukup Neliabel 0,400 – 0,700

Kurang Neliabel 0,200 – 0,400

Tidak Neliabel < 0,200

(Guilford, dalam Sugiyono, 2009)

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap

instrumen gaya kematangan sosial dengan menggunakan bantuan software

SPSS versi 16.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,852. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.6

TabelB3.6B

(21)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan dokumen data milik 10 sekolah dasar negeri yang ada di Tasikmalaya. Yaitu rata-rata nilai raport yang tercantum pada buku induk siswa. Data dalam penelitian ini antara lain nilai raport kelas 1 semester 1 dalam 9 mata pelajaran yaitu Pendidikan ygama Islam (PyI), Pendidikan Kewarganegaran (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan ylam (IPy), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), Pendidikan Jasmani, Olah Naga dan Kesehatan (PJOK) dan Bahasa Sunda.

2. TeknikBPengumpulanBDataBKematanganBSosialB

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengisian penilaian kemampuan anak oleh orang tua dari sampel penelitian yang dipandu oleh guru dari sampel penelitian.

G. TeknikBAnalisisBDataB

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebelumnya peneliti menguji normalitas data untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik yang akan digunakan pada pengolahan selanjutnya.

B

Tes Normalitas Data Kematangan Sosial

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

angket PAUD ,084 214 ,001 ,966 214 ,000

NONPAUD ,109 63 ,062 ,965 63 ,073

(22)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas ini dilakukan untuk menentukan teknik statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametik. Namun jika hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik nonparametik (Sugiyono, 2013). Suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (merupakan nilai

Asym. Sig (2-tailed) > 0,05). Sebaliknya, data dikatakan tidak

berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

One-Sampel Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikansi (Asymp. Sig.

2-tailed) yang diperoleh dari pengukuran kematangan sosial anak yang

masuk PyUD dan yang tidak masuk PyUD yang bernilai 0,001 dan 0,062. Sedangkan untuk pengukuran prestasi belajar anak yang masuk PyUD dan yang tidak masuk PyUD yang bernilai 0,007 dan 0,200. Salah satunya lebih kecil dari 0,05 maka data salah satu subjek berdistribusi normal dan subjek yang lain berdistribusi tidak normal

sehingga teknik statistik untuk uji komparasi menggunakan Mann

Withney U Test.

Setelah melakukan uji normalitas, langkah selanjutnya yang peneliti lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah dengan

Tabel 3.8

(23)

Astrs Nur Latsfah,2014

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN KEMATANGAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR YANG TELAH MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DAN YANG TIDAK MENEMPUH PENDIDIKAN PAUD DI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan uji komparatif. Pada penelitian ini, uji hipotesis komparatif dilakukan pada variabel yang sama, namun sampelnya berbeda. Uji

komparasi yang digunakan adalah uji komparasi Mann Withney U

Test dengan bantuan software SPSS versi 18.0. Variable yang diuji

menggunakan teknik analisis ini adalah variable prestasi belajar dan juga variable kematangan sosial (Sugiyono, 2013).

Untuk menghitung nilai uji komparasi Mann Withney digunakan

rumus:

Dimana:

U = Nilai uji Mann-Whitney

N1= Siswa SD menempuh pendidikan PyUD

N2= Siswa SD tidak menempuh pendidikan PyUD

Ni = Nanking prestasi belajar siswa/ranking kematangan sosial

Hasil perhitungan uji komparasi Mann-Whitney U dibandingkan

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok

Kotler (1997) mengemukakan Pelayanan atau Service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya

A plikasi yang dimaksud adalah suatu aplikasi yang memudahkan pelajar untuk memahami dan menyeles aikan perhitungan sub materi ukuran nilai pusat yang terdiri dari

Tanpa pertolongan dan kesanggupan dari Tuhan, penulis tidak dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “ Rekontruksi Ritual Pascakonflik di Obyek Wisata Religi Gunung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan spermatozoa pada suhu ruang maka motilitas dan viabilitas akan semakin turun dimana motilitas dan

Mengacu pada latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh karakteristik dan dukungan keluarga pada ibu yang memiliki bayi berumur 0 sampai 3 bulan

Hal ini tentu saja menjadikan Apotek Tridadi farma dituntut akan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan sekarang ini menjadi lebih baik lagi, tidak hanya sekedar

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor terkait dengan angka kematian pasien di bangsal camar kelas III RSUD Dr.M.Ashari Pemalang tahun 2015 yaitu