• Tidak ada hasil yang ditemukan

MULTIMEDIA BERBASIS HIPERTEKS SEBAGAI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MULTIMEDIA BERBASIS HIPERTEKS SEBAGAI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Marni NIM 1004132

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAM GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh Marni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Marni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing 1

Prof.DR. H. Cece Rakhmat, M.Pd. NIP 195204221976031004

Pembimbing 2

Seni Apriliya, M.Pd. NIP 198204122010122003

Mengetahui

Ketua Program S-1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

MULTIMEDIA BERBASIS HIPERTEKS SEBAGAI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI

Marni

Peserta didik di SD Negeri 1 Neglasari membaca puisi dengan nada datar , tanpa ekspresi, gerak, maupun penghayatan. Salah satu penyebab dari hal tersebut yaitu tidak adanya media pembelajaran membaca puisi di sekolah tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini diarahkan untuk mengembangkan media untuk pembelajaran membaca puisi. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana konsep dan karakteristik, penggunaan, serta produk akhir multimedia hiperteks yang digunakan dalam pembelajaran membaca puisi di SD Negeri 1 Neglasari? Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan konsep dan karakteristik, penggunaan, serta produk akhir dari multimedia berbasis hiperteks dalam pembelajaran membaca puisi di kelas V SD Negeri 1 Neglasari. Multimedia merupakan salah satu sistem komputer yang dapat menampilkan semua jenis media dalam satu tampilan media. Melalui sistem hiperteks semua jenis media tersebut dihubungkan ke dalam satu ide utama secara nontradisional. Peserta didik dapat memilih sendiri konsep mana yang akan lebih dulu dipelajari tanpa aturan urutan materi yang baku. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode Research and Development model 4D. Subjek penelitian merupakan peserta didik kelas V SD Negeri 1 Neglasari dengan jumlah peserta didik 25 orang. Data dikumpulan menggunakan teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, serta angket. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Media dalam uji coba berupa power point sebanyak 86 slide, dengan materi utama penghayatan, vokal, dan penampilan. Hasil uji coba menunjukan peningkatan kemampuan membaca puisi peserta didik sebanyak 11%. Persentase kemampuan peserta didik saat pretest 49,6%, dan saat posttest 60,6%. Produk akhir berupa CD interaktif pembelajaran membaca puisi kelas V Sekolah Dasar.Berdasarkan data-data yang diperoleh maka disimpulkan bahwa multimedia berbasis hiperteks merupakan media yang cukup efektif dan layak dijadikan media dalam pembelajaran membaca puisi di kelas V Sekolah Dasar. Media tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran secara individual maupun konvensional.

(5)

This study discribed how hypertext multimedia became media of poetry reading learning. In 2006 curicculum, 5th grade 1st semester students were asserted to be able to read poetry with correct intonation and pronunciation. In fact, SD Negeri 1 Neglasari students were not able to read poetry with correct intonation and pronunciation. The students read poetry with flat rhythm, expressionless, motionless, and unfeeling. One of causes was that there was no media of poetry reading learning. This study aimed to describe concept and characteristic, use, and the last product of hyperteks multimedia in poetry reading larning of 5th grade students. The study was conducted by using Research And Development (R&D) merhod with 4D model. Hypertext multimedia was made through power point application with 86 slide show. There were three main materials. They were feeling, vocal, and performance. The students were able to choose the material what they wanted. Based on result of test, hypertext multimedia use was able to improve students’ poetry reading skill, 11%. Precentage of pretest were 49,6% while pecentageof posttest were 60,6%. They study produced interactive CD as the last product for learning of poetry reading of 5th grade students. Based on the data, hypertext multimedia use in learning of poetry reading impacted positively in students’ poetry reading skill. Therefore, the media was able to be come one of alternative, medias in solving poetry reading problems at the school.

(6)

halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 10

B. Membaca sebagai Keterampilan Berbahasa ... 11

C. Keterampilan Sastra ... 14

D. Puisi... 15

E. Membaca Puisi ... 19

F. Media Pembelajaran... 23

G. Pembelajaran Berbasis Komputer ... 26

H. Multimedia ... 27

I. Hiperteks ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Metode dan Desain Penelitian ... 33

B. Tahapan Penelitian ... 33

C. Subjek Penelitian ... 39

(7)

A. Studi pendahuluan ... 46

1. Analisis Masalah ... 46

2. Kebutuhan Materi Pembelajaran Membaca Puisi ... 48

3. Analisis Media Pembelajaran Membaca Puisi ... 52

B. Konsep Pengembangan Media Pembelajaran ... 55

1. Dasar Pengembangan Media... 55

2. Konsep dan Karakteristik Multimedia Berbasis Hiperteks sebagai Media Pembelajaran Membaca Puisi ... 59

C. Bentuk Media ... 61

1. Bentuk Media Awal ... 61

2. Validasi Produk ... 73

3. Media Revisi ... 82

4. Bentuk Media dalam Bentuk Akhir ... 128

D. Penggunaan Media dalam Uji Coba ... 128

E. Produk Akhir ... 143

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 145

A. Simpulan ... 145

B. Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

LAMPIRAN ... 149

(8)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan menjadi suatu hal yang penting dan telah menjadi kebutuhan bagi manusia. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini adalah untuk menjadi manusia. Dengan adanya pendidikan manusia dituntun dan diarahkan untuk menjadi manusia yang sebenarnya. Tolok ukur manusia yang sebenarnya ini berasal dari Tuhan YME dan manusia. Tuhan YME mecantumkan tolak ukur tersebut melalui agama, sedangkan manusia sebagai Warga Negara Indonesia khususnya mencantumkan tolok ukur tersebut dalam Pancasila.

Dalam arti luas pendidikan tidak berbatas ruang dan waktu. Artinya pendidikan ini bisa berlangsung sepanjang manusia itu hidup. Pendidikan ini juga tidak hanya terpaku di dalam kelas dan dalam situasi formal. Pendidikan dapat dilakukan di mana saja, baik itu dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Sedangkan dalam arti sempit pendidikan ini terbatas ruang dan waktu. Pendidikan ini hanya berlaku bagi mereka yang telah tercantum sebagai peserta didik dari suatu lembaga pendidikan. Situasi dalam pendidikan dirancang dengan formal melalui sebuah pembelajaran.

Pendidikan tidak akan terlepas dari pembelajaran. Manusia akan menjadi manusia yang sebenarnya dengan sebuah proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan terjadi jika adanya tujuan dari sebuah pembelajaran. Oleh karena itu, pada hakikatnya pendidikan itu adalah belajar. Belajar bagaimana seseorang bisa mendapatkan pengetahuan, belajar untuk memperoleh kemampuan serta bagaimana cara mengoptimalkan kemampuannya, belajar hidup bermasyarakat dengan orang lain, dan belajar untuk hidup mandiri dengan kemampuannya sendiri. Aunurrahman (2012, hlm. 6) menyatakan bahwa “pendidikan bertumpu pada empat pilar, yaitu: (1) learning to know; (2) learning to do; (3) learning to live together, learning to live with others; (4) learning to

(9)

Salah satu cara untuk belajar hidup bermasyarakat adalah melalui komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat. Komunikasi sendiri akan berjalan dengan adanya bahasa. Sebagai warga negara Indonesia maka kita wajib mampu berbahasa Indonesia. Untuk keperluan berkomunikasi inilah pembelajaran Bahasa Indoensia diadakan. Pembelajaran Bahasa Indonesia ini wajib diadakan pada setiap lembaga pendidikan formal, baik SD, SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia menyangkut berbagai aspek, yakni aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ketiga aspek ini harus tersentuh secara berkesinambungan dalam setiap pembelajarannya. Seseorang akan memiliki aspek psikomotor yang baik jika ia mempunyai kognitif yang memadai. Dengan adanya aspek psikomotor dan kognitif ini, maka akan tercipta aspek afektif yang berkualitas. Oleh karenanya, ketiga aspek ini tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Aunurrahman (2012, hlm. 4):

Dalam proses pembelajaran pengembangan potensi-potensi peserta didik harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Pengembangan potensi peserta didik secara tidak seimbang pada gilirannya menjadikan pendidikan lebih cenderung peduli pada pengembangan satu aspek kepribadian tertentu saja, bersifat partikular, dan parsial.

(10)

didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia’. Berdasarkan tujuan tersebut maka secara garis besar pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki dua bidang kajian, yakni bidang bahasa dan sastra.

[image:10.595.121.516.415.562.2]

Terdapat berbagai jenis sastra yang diajarkan di Sekolah Dasar, salah satunya adalah puisi. Pembelajaran puisi di Sekolah Dasar tidak terlepas dari empat aspek kemampuan berbahasa, yakni menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Pembelajaran puisi ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 di kelas V (lima) pada aspek membaca dengan SK dan KD sebagai berikut:

Tabel 1.1.

SK dan KD Materi Puisi dalam Kurikulum KTSP Kelas V

(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD MI, 2007, hlm. 7)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca 3.

Memahamiteksdenganmembacatekspercaka pan, membacacepat 75 kata/menit, dan membacapuisi

3.3

Membacapuisidengan lafal dan intonasi yang tepat

(11)

hlm. 7) bahwa manfaat karya sastra adalah “1) menghibur penikmat; 2) memperkaya pengetahuan penikmat; 3) memperkaya dan memperluas emosi-emosi pembaca; 4) karya sastra mengandung unsur pendidikan dan pengajaran (didaktik).”

Berdasarkan teori Ralph W.Tyler (1975) terdapat empat komponen pokok dalam pembelajaran yakni tujuan, bahan ajar, metode dan evaluasi. Bahan ajar akan lebih mudah disampaikan jika disertai dengan media. Media digunakan sebagai alat perantara untuk menyampaikan pesan dari penyampai pesan kepada penerima pesan. Dalam konteks pembelajaran yang dimaksud dengan pesan yakni materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.

Keberadaan media dalam pembelajaran dirasakan sangat urgen karena media memiliki fungsi-fungsi khusus yang tidak bisa digantikan oleh komponen-komponen pembelajaran lainya. Salah satu fungsi penggunaan media dalam pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kemampuan emosional, kognitif, maupun psikomotor peserta didik. Dengan digunakannya media dalam pembelajaran, maka pembelajaran itu akan dapat mencangkup berbagai aspek dalam diri peserta didik, baik itu dari segi emosional, kognitif, maupun psikomotoriknya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Munadi (2012) mengenai fungsi-fungsi media pembelajaran salah satunya yakni sebagai sumber belajar, fungsi semantik, dan fungsi manipulatif. Karena media memiliki berbagai fungsi yang mencangkup ketiga aspek penting dalam diri peserta didik, maka dapat dipastikan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

(12)

membaca puisi Peri dapat melafalkan puisi sesuai dengan teks puisi yang dibacanya, semua teks dibaca dengan baik tanpa ada teks yang terlewat. Mata serta gerakan mata Peri terfokus pada teks yang dibacanya, namun pada bagian akhir teks kurang fokus. Pada akhir teks Peri melirik teman yang berada di samping depannya. Peri sudah dapat menggunakan intonasi dan penjedaan yang cukup baik. Namun, peri belum bisa menggunakan gerak tubuh sesuai dengan teks yang dibacanya, baik itu gerak mata, kepala, mulut, maupun tangan.

Pembacaan puisi yang dilakukan oleh Rika juga hampir sama dengan yang dilakukan oleh Peri. Fokus mata dan gerakan mata Rika tel terfokus pada teks puisi yang dibacanya. Sama halnya dengan Peri, di akhir teks fokus mata Rika mulai berkurang dengan melirik teman di samping depannya. Pelafalannya pun sudah sesuai dengan teks yang dibaca, tanpa ada teks yang telewat. Intonasi serta penjedaan yang dilakukan oleh Rika lebih baik dibandingkan dengan Peri. Rika terlihat sudah ada kemauan untuk menggunakan gerak kepala, meskipun gerakan kepala itu masih sangat sedikit dan terlihat ragu-ragu. Berdasarkan hal tersebut, maka multimedia berbasis hiperteks yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat tiga materi utama dalam hal membaca puisi yaitu penghayatan, vokal, serta penampilan.

Setelah mewawancarai guru dan peserta didiknya diperoleh data bahwa guru tidak pernah mengajarkan membaca puisi secara khusus. Pembelajaran membaca selalu dipadukan dengan pembelajaran membaca puisi. Guru merasa kesulitan dalam mengajarkan membaca puisi karena guru tersebut tidak pandai dalam membaca puisi. Selain itu tidak ada media khusus yang dapat membantu guru dalam mengajarkan puisi sekaligus menutupi kekurangannya tersebut.

(13)

menjawab kebutuhan peserta didik yang beragam tersebut. Kebanyakan media yang digunakan hanya menyajikan satu jenis tampilan saja, baik itu gambar saja, audio saja, bahkan ada yang menggunakan teks saja.

Dalam dunia teknologi terdapat suatu media yang dapat menggabungkan unsur visual, audio, dan audio- visual dalam satu sajian. Media tersebut dinamakan multimedia. Berdasarkan penelitian Jacobs dan Schade (1992) didapatkan data bahwa penggunaan media tiga dimensi seperti multimedia dapat meningkatkan daya ingat sebanyak 60% (Munir, 2010, hlm. 232). Sedangkan berdasarkan penelitian Mardika (2008) melalui penggunaan multimedia 95% siswa tuntas dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Ingris dengan nilai tergolong sangat baik. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran jelas sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan multimedia guru akan lebih mudah menyampaikan informasi dan pengetahuan. Sedangkan bagi peserta didik, multimedia dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

(14)

mengembangkan kemampuan belajar peserta didik. “Kelengkapan media dalam teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi, kreatifitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang ke arah yang lebih baik” (Munir, 2010, hlm. 234).

Berdasarakan latar belakang tersebut maka penelitian ini diarahkan pada pengembangan multimedia berbasis hiperteks sebagai salah satu media dalam pembelajaran membaca puisi.Dengan penelitian ini diharapakan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran membaca puisi di Sekolah Dasar, khususnya di SD Negeri 1 Neglasari. Dengan adanya media yang telah dikembangkan ini diharapkan kelak tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Kurikulum 2006 kelas V semester satu mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek kemampuan membaca dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Dengan demikian penelitian ini berjudul “ Multimedia Berbasis Hiperteks sebagai Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Puisi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.”

B. Perumusan Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah

a. Kemampuan membaca puisi di Sekolah Dasar masih sangatlah rendah. b. Tidak semua guru SD mempunyai kemampuan membaca puisi yang baik. c. Tidak adanya media yang dapat digunakan secara khusus dalam pengajaran

membaca puisi di Sekolah Dasar. 2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian serta identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “Bagaimanakah pengembangan multimedia berbasis hipertekssebagai media pembelajaran membaca puisi di Sekolah Dasar?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(15)

b. bagaimana penggunaan mutimedia berbasishiperteks dalam pembelajaran membaca puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Neglasari?

c. bagaimana produk akhir multimedia berbasis hiperteksyang digunakan dalam pembelajaran membaca puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Neglasari?

C. Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu:

a. untuk mendeskripsikan konsep dan karakteristik multimedia berbasis hiperteksdalam pembelajaran membaca puisi untuk siswa kelas V SD Negeri 1 Neglasari;

b. untuk mendeskripsikan penggunaan multimedia berbasis hiperteks dalam membaca puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Neglasari;

c. untuk mendeskripsikan produk akhir mutimedia berbasis hiperteksdalam pembelajaran membaca puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Neglasari.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a) Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan kemampuan membaca puisi peserta didik Sekolah Dasar.

b) Mengembangkan kemampuan intelektual terkait pemanfaatan media hiperteks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam aspek membaca puisi.

c) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi peserta didik, produk hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi peserta didik.

(16)

c) Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai refleksi mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada aspek membaca puisi.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat untuk membantu pemahaman mengenai alur penulisan skripsi. Adapun rincian dari struktur organisasi penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB Imerupakan pendahuluan. Berisikan latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.

BAB II merupakan kajian teori. Berisikan teori, pemaparan dan pendapat mengenai pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, membaca sebagai keterampilan berbahasa, keterampilan sastra, puisi, membaca puisi, pembelajaran berbasis komputer, multimedia, hiperteks, serta asumsi penelitian.

BAB III merupakan metode penelitian, yakni memaparkan begaimana metode dan prosedur yang digunakan dalam penelitian. Bab ini berisi metode dan desain penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, serta teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memaparkan bagaimana hasil dari penelitian yang telah dilakukan, serta pembahasan mengenai hasil penelitian tersebut.

BAB V merupakan simpulan dan saran. Bab ini menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Kemudian saran yang diberikan terhadap permasalahan dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Daftar Pustaka. Memuat daftar-daftar rujukan yang dijadikan pedoman atau dasar dalam melaksanakan penelitian ini.

(17)

33

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode penelitian Research and Develop(R&D). Metode penelitian Research and Develop(R&D) dipilih karena metode ini sesuai dengan tujuan penelitian yang

ingin dicapai, yakni menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran membaca puisi berbentuk multimedia berbasishiperteks.Sebagaimana pendapat Sugiyono (2012, hlm. 297) “Research and Develop adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu.”Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah multimedia berbasis hiperteks sebagai media pebelajaran membaca puisi di SD Negeri 1 Neglasari. Pengembangan media ini dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut.

B. Tahapan Penelitian

Model R&D yang dipilih dalam penelitian ini adalah model 4D yang dikembangkan Thiangarajan (1974). Tahapan-tahapan model 4D ini terdiri dari:

1) define (pedefinisian); 2) design (perancangan);

3) develop (pengembangan); dan 4) disseminate (penyebarluasan).

Berikut adalah penjelasan secara rinci dari masing-masing tahapan: 1) Define (pendefinisian)

(18)

a) Analisis masalah

Analisis masalah dilakukan untuk mengetahui masalah apa yang terjadi di tempat penelitian. Analisis masalah dilakukan dengan observasi dan wawancara. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni masalah pembacaan puisi yang dilakukan peserta didik yang tidak menggunakan ekspresi, penghayatan, nada, serta intonasi yang tepat. Salah satu faktor penyebab terjadinya masalah tersebut adalah kurangnya ketersediaan media untuk pembelajaran membaca puisi.

b) Analisis karakteristik peserta didik

Analisis karakteristik peserta didik diambil dari tiga aspek, yakni kemampuan awal peserta didik dalam membaca puisi, latar belakang dan lingkungan peserta didik, serta perbedaan-perbedaan kepribadian peserta didik. Perbedaan-perbedaan tersebut mencangkup minat, bakat, dan sikap peserta didik.

c) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui kurikulum yang digunakan di tempat penelitian. Analisis kurikulum juga dibutuhkan untuk mengetahui Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar dalam kurikulum tersebut. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari kurikulum yang digunakan, peneliti dapat menentukan materi yang sesuai dengan masalah yang ada. Dari hasil analisis diketahui bahwa SD Negeri 1 Neglasari masih menggunakan Kurikulum 2006.

d) Analisis materi

Analisis kurikulum dan materi dilakukan untuk menentukan konsep-konsep yang harus ada dalam media pembelajaran yang dikembangkan. Data bahan analisis materi berasal dari studi dokumentasi buku-buku sumber, wawancara guru dan peserta didik, serta hasil observasi kemampuan awal peserta didik.

e) Analisis tugas

(19)

menunjang dalam pencapaian tugas serta keterampilan utama. Setelah karakteristik peserta didik, kurikulum, materi, serta tugas telah dianalisis, langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran guna mencapai tujuan dari pembelajaran.

2) Design (perancangan)

Tahap design merupakan tahap perancangan media yang akan dikembangkan. Bahan-bahan perancangan berdasarkan hasil analisis pada tahap define. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu:

a) Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi, tugas-tugas dan karakteristik peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia berbasis hiperteks. b) Memilih cara penyajian materi disesuaikan dengan media yang akan

digunakan. Pemilihan penyajian materi ini mencakup pada isi pembelajaran, metode pembelajaran, serta prosedur yang akan digunakan.

c) Merancang dan membuat produk berupa multimedia berbasis hiperteks pada pembelajaran membaca puisi di Sekolah Dasar. Produk ini masih merupakan produk awal.

d) Menyusun rubrik penilaian performace test untuk pretest dan posttest . 3) Develop (pengembangan)

Dua kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: a) Forum Grup Dicussion (FGD)

(20)
[image:20.595.112.512.157.393.2]

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan FGD

NO HARI/TANGGAL

KEGIATAN

TEMPAT

KEGIATAN VALIDATOR

1 Selasa, 6 Mei 2014 Ruang utama UPI Kampus

Tasikmalaya

Drs. Rustono WS., M.Pd

2 Jumat, 9 Mei 2014 Ruang Auditorium

UPI Kampus

Tasikmalaya

Seni Apriliya, M.Pd Resa Respati, M.Pd Dadan Nugraha, M.Pd 3 Rabu, 14 Mei 2014 Ruang Auditorium

UPI Kampus

Tasikmalaya

Seni Apriliya, M.Pd Resa Respati, M.Pd Dadan Nugraha, M.Pd

b) Revisi produk

Setelah validasi produk melalui FGD dilakukan, maka perlu dilakukan revisi produk. Penilaian, saran, serta kritikan dari hasil FGD dijadikan sebagai dasar revisi rancangan produk awal. Adapun revisi yang dilakukan berdasarkan hasil validasi yaitu:

1) mengganti background pada seluruh slide. Background diganti dengan backgroundyang tidak terlalu banyak gambar namun tetap berwarna. Hal

tersebut dilakukan agar peserta didik fokus pada icon yang dituju; 2) menambahkan background musik pada tampilan media;

3) menambahkan petunjuk oral pada setiap tampilan slide;

4) menghapus menu keterangan identitas mata pelajaran pada setiap slide,serta menempatkan setiap icon di sebelah kanan;

5) memperbaiki bahasa yang dianggap terlalu sulit;

6) menambahkan video dan audio dengan menu insert, bukan memakai hyperlink;

(21)

8) menambahkan contoh gerak dengan video;

9) mengganti judul unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik menjadi struktur fisik dan struktur batin;

10)memperkuat power dalam setiap contoh suara;

11)mengubah gambar contoh ekspresi dengan gambar anak-anak; 12)menghapus tulisan “love u“ pada gambar di slide 63;

13)memperbaiki materi rima pada slide 55;

14)menambahkan petunjuk oral pada setiap video;

15)memberikan keterangan pada setiap pilihan video maupun contoh suara; 16)menambahkan variasi pilihan gambar dalam materi pakaian;

17)mengganti tema puisi Indonesiaku menjadi Indonesia Tanah Airku; 18) menambahkan spasi pada kalimat rakyatnyaaman di slide 62;

19)menambahkan tanda/pada puisi Indonesiaku kalimat terakhir pada materi jeda.

c) Uji coba produk

Setelah produk awal direvisi, produk tersebut kemudian diujicobakan pada sasaran subjek. Pada saatuji coba dansetelah kegiatan uji coba, diambil data keefektifan produk. Pengambilan data ini berbentuk wawancara, angket, observasi, serta performance test. Hasil dari data-data tersebut dijadikan sebagai dasar perbaikan produk sebelum menjadi produk akhir.

4) Disseminate (penyebarluasan)

(22)

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Tahap Define

Tahap Design

Tahap Develop

Tahap Disseminate Analisis

masalah

Analisis karakteristik peserta didik

Analisis kurikulum

Analisis materi

Analisis tugas

Pemilihan media Pemilihan

penyajian media Merancang

dan membuat

produk

Revisi produk

Uji coba

Penyebarluasan Validasi

ahli (FGD) Menyusun

(23)

C. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 1 Neglasari. Sekolah Dasar ini dipilih sebagai populasi penelitian disebabkan beberapa alasan sebagai berikut:

1) Di Sekolah Dasar inilah pertama kali masalah dalam penelitian ini ditemukan. 2) SD Negeri 1 Neglasari telah memiliki beberapa perangkat teknologi seperti

laptop dan infocus namun jarang digunakan dalam pembelajaran.

3) Peserta didik di sekolah ini memiliki apresiasi yang tinggi terhadap puisi, hal tersebut terlihat dari produktifitas mereka dalam membuat puisi.

SD Negeri 1 Neglasari masih menggunakan kurikulum 2006 atau kurikulum KTSP. Pembelajaran membaca puisi terdapat dalam kurikulum 2006 di kelas V mata pelajaran bahasa Indonesia aspek membaca. Berdasarkan hal tersebut, maka ditentukan kelas yang dijadikan subjek dari penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 1 Neglasari. Semua peserta didik di sekolah ini membaca puisi dengan nada yang datar, tanpa menggunakan ekspresi dan penghayatan, begitu juga kelas V. Selama di kelas V peserta didik belum pernah mendapatkan pengajaran membaca puisi secara khusus. Bahkan ketersediaan media pembelajaran membaca puisi di sekolah tersebut pun masih sangat kurang.

D. Definisi Operasional

Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam sebuah pembelajaran. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan, yakni media audio, media visual, dan media audio-visual. Ketiga jenis media tersebut dapat ditampilkan dalam satu media, yakni melalui multimedia. Menurut Haffost (dalam Munir, 2010, hlm. 232) multimedia diartikan sebagai

(24)

Hiperteks merupakan suatu sistem dalam teknologi yang dapat menghubungkan suatu teks atau pun file dengan teks maupun file yang lainnya. Hiperteks tersebut sebagaititik pangkal dalam mengubungkan file-file tersebut. Penghubung antar titik pangkal terseut disebut dengan hyperlink. Menurut McKnight (dalam Candiasa, 2004, hlm. 5) ‘Hyperteks adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antar potongan-potongan teks tersebut’.

Karya sastra terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah puisi. Puisi memiliki nilai estetis yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka pembacaan puisipun harus dilakukan dengan nilai estetis pula. Untuk mendapatkan nilai estetis tersebut perlu teknik-teknik tersendiri. Menurut Endraswara (2003, hlm. 209) terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan dalam membaca puisi yakni “penghayatan, pelafalan, dan penampilan.”

E. Instrumen Penelitian

(25)

coba skala kecil. Berikut adalah rincian penurunan variabel-variabel serta instrumen-intstrumen tersebut.

Tabel 3.2.

Penurunan Variabel untuk Instrumen

NO VARIABEL

KONSEP KHUSUS DARI VARIABEL KONSEP PERTANYAAN KETERA-NGAN 1 Media pembelajaran multimedia berbasis hiperteks Keberadaan media pembelajaran Media yang digunakan guru Guru, siswa

Kelayakan media Guru Ketersediaan

media di SD

Guru

Karakteristik media

[image:25.595.113.514.200.688.2]
(26)

Tabel 3.2.

Penurunan Variabel untuk Instrumen (Lanjutan)

NO VARIABEL

KONSEP KHUSUS DARI VARIABEL KONSEP PERTANYAAN KETERA-NGAN Perbandingan minat membaca puisi dengan menulis puisi Siswa Kemampuan membaca puisi setelah penggunaan media Siswa Proses pembelajaran membaca puisi Cara megajarkan membaca puisi Guru Pengalaman belajar

membaca puisi Siswa

[image:26.595.115.514.190.703.2]
(27)
[image:27.595.114.512.167.574.2]

Tabel 3.2.

Penurunan Variabel untuk Instrumen (Lanjutan)

NO VARIABEL

KONSEP KHUSUS DARI

VARIABEL

KONSEP PERTANYAAN

KETERA-NGAN

Pemahaman membaca puisi

Pemahaman terhadap pembelajaran membaca puisi

Siswa

Bahan ajar

Bahan ajar yang digunakan

Guru

Kelengkapan materi dalam bahan ajar

Guru

Puisi yang sering

digunakan Guru

F. Teknik Pengumpulan Data

Data-datayang dibutuhkan dalam penelitian penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi, dan Performance Test.

1) Observasi

(28)

peserta didik, kebutuhan peserta didik, dan pengamatan sikap peserta didik saat uji coba dilakukan. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi nonpartisipantpada tahap define serta observasi participant pada tahap develop.

Pada observasi tahap define,observasi dilakukan dengan mengamati subyek dari kejauhan, tanpa ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan subjek penelitian. Hal-hal yang diamati adalah Hal-hal yang terdapat dalam format observasi, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Observasi dilakukan di dalam kelas, luar kelas, dan tempat-tempat penyimpanan media pembelajaran. Observasi pada tahap develop, observasi dilakukan dengan mengamati subjek penelitian, dengan peneliti sebagai pengajar dalam pembelajaran membaca puisi menggunakan media yang dikembangkan.

2) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kelas V, serta peserta didik kelas V SD Negeri 1 Neglasari. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Pada wawancara jenis ini telah ditentukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada sumber wawancara. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada jenis wawancara ini sumber wawancara bebas menceritakan atau menjelaskan pengetahuan maupun pengalamannya yang sesuai pertanyaan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui saran, komentar, kritikan mengenai media yang dikembangkan dalam penelitian ini.

3) Angket

Angket digunakan sesaat setelah uji coba dilaksanakan. Penggunaan angket dilakukan untuk mengetahui komentar serta pemahaman peserta didik dalam penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan. Data dari hasil angket digunakan untuk memperkuat hasil wawancara yang juga dilaksanakan setelah uji coba.

4) Studi Dokumentasi

(29)

dokumentasi ini diambil dari buku bahan ajar, artikel, gambar, video, rekaman, dan dokumen lain yang sesuai.

5) Perfomance Test

Performance test digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan peserta didik dalam membaca puisi sebelum maupun setelah pembelajaran dengan multimedia berbasis hiperteks yang dikembangkan. Adapun perfomance test serta penilaiandalam pretest dan posttest adalah sama.

G. Analisis Data

Setelah semua data dari berbagai sumber data dikumpulkan, yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut. Tidak semua data yang diambil dianalisis. Sebelum analisis dilakukan pengeditan terlebih dahulu.Pengeditan ini dilakukan untuk mengecek kembali kesalahan-kesalahan yang terjadi saat pengumpulan data. Data-data yang dianggap tidak sesuai dihilangkan. Data yang kurang dilakukan penambahan kembali dengan pengumpulan data ulang, atau pun dengan penyisipan data lain pada data tersebut.

Hasil data dari observasi dan wawancara pada tahap definedan developdiolah ke dalam bentuk transkrip wawancara dan observasi. Transkrip

wawancara, transkrip observasi, dan hasil studi dokumentasi kemudian dengan teknik analisis dekriptif. Hasil dari pemaparan analisis deskriptif pada tahap define tersebut dijadikan sebagai acuan dalam merancang media. Sedangkan hasil

pemaparan analisis deskriptif pada tahap develop dijadikan acuan revisi media. Data-data yang dianalisis tersebut telah menjalani proses pengeditan sebelumnya. Performance Testpada pretest dan posttest saat uji coba diolah menggunakan tabel

(30)
(31)

145 A. Simpulan

1. Konsep dan Karaktersitik Multimedia Berbasis Hiperteks pada Pembelajaran Membaca Puisi

Multimedia berbasis hiperteks yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan suatu media pembelajaran untuk pembelajaran membaca puisi. Media tersebut memuat tiga materi pokok, yakni penghayatan, vokal, dan penampilan. Materi tersebut ditampilkan dalam 86 slide menggunakan sistem hiperteks. Setiap materi dilengkapi dengan penjelasan, serta contoh konkret. Bahasa yang digunakan dibuat sederhana agar dapat dimengerti oleh peserta didik Sekolah Dasar. Tampilan pada slide dibuat berwarna warni dengan disisipkan beberapa animasi. Hal tersebut dilakukan untuk lebih menarik minat belajar peserta didik.

2. Penggunaan Multimedia Berbasis Hiperteks pada Pembelajaran Membaca Puisi

(32)

3. Produk Akhir Multimedia Berbasis Hiperteks pada Pembelajaran Membaca Puisi

Bentuk akhir dari media yang dikembangkan merupakan media Cover Disk (CD) interaktif pembelajaran membaca puisi untuk kelas V Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil data yang didapat dari uji coba, maka media tersebut dapat menjadi salah satu media pembelajaran yang cukup efektif. Media dapat digunakan dalam pembelajaran secara individual maupun secara klasikal.

B. Saran

Multimedia berbasis hiperteks sebagai media pembelajaran membaca puisi memuat banyak materi di dalamnya. Agar peserta didik mampu memahami materi secara mendalam perlu pengulangan serta alokasi waktu pembelajaran yang panjang. Pembelajaran minimal harus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Media yang dikembangkan akan lebih cocok jika digunakan dalam pembelajaran secara individual. Meskipun interaktif, pada pembelajaran konvensioanal penggunaan media ini masih membutuhkan peran guru sebagai fasilitator untuk mengarahkan peserta didik agar melakukan apa yang perintahkan dalam tampilan. Penggunaan media ini akan jauh lebih baik jika didukung dengan ketersediaan sarana serta prasarana, seperti komputer. Guru sebagai pengajar juga harus memahami benar bagaimana penggunaan media ini.

(33)
(34)

Aminuddin. (2002). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI. Jakarta : BSNP.

Candiasa, I.M. (2004). Hyperteks sebagai media pembejaran IPS. Seminar nasional pengembangan media pembelajaran IPS. hlm 1-5 [e-book]. Diakses dari: pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/images/img_info/6/29-493.pdf

Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: ROSDA.

Endraswara, S. (2002). Membaca, menulis, mengajarkan sastra. Yogyakarta: Kota Kembang. Freisya, Niko. (2013). Isinya random. [online] Tersedia:

http://isinyarandom.blogspot.com/2013/12/belajar-mikro-ekspresg.html?=1 Hernawan, A.H., dkk. (2007). Media pembelajaran. Bandung: UPI PRESS

Mardika, I.N., (2008). Pengembangan multimedia dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris di SD. [e-book]. Diakses dari: mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf.

Mulyasa, E., (2013). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: ROSDA. Munadi, Y., (2012). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Munir. (2010). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta. Nurimah. (2012). Galeri gestur tubuh dan mimik wajah dalam membaca puisi. [online] Tersedia:

http://nurimahok.blogspot.com/2012//11/galerigesturtubuhdanmimikwajahsaatmembacapui si

Pradopo, R.D. (2010). Pengkajian puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahman, S., dkk. (2008). Kemahiran mengkases dan mempelajari bahan hyperteks dalam kalangan guru pelatih. Jurnal Pendidikan, 33 hlm. 81-94 [e-book]. Diakses dari: www.ukm.my/jurfpend/journal/...2008/6.doc

Sabakalek, K. (2013). Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SD, SMP, SMA, PT. [online] Tersedia : http://kalius-sabakalek.blogspot.com201303tujuan-pembelajaran-bahasa-indonesia.html

(35)

Negeri Makasar, 1 (24). [ e-book] Diakses dari: http://www. p3g.unm.ac.id%2Findex.php%2Fdownload%2Fcategory%2F20-modul-plpg-r-124-tahun-

2013.html%3Fdownload%3D251%253Amodul- bk&ei=DmzTUtSkFaPeigexhIHIDA&usg=AFQjCNEZ4Re-ddT10rhyVggiAPDGrsUxLg&bvm=bv.59026428,d.aGc

Tarigan, H.G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, H.J. (1995). Teori dan apresiasi puisi. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Tabel 1.1. SK dan KD Materi Puisi dalam Kurikulum KTSP Kelas V
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan FGD
Tabel 3.2.  Penurunan Variabel untuk Instrumen
Tabel 3.2.  Penurunan Variabel untuk Instrumen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini memberikan implikasi kepada pimpinan PTPN VI unit Ophir Sariak agar dalam meningkatkan kinerja karyawannya dapat dilakukan dengan meningkatkan

entitas yang diperiksa” (p aragraf 11). Selanjutnya berdasarkan uji t, diperoleh hasil bahwa kompetensi secara tidak signifikan mempengaruhi Kinerja Inspektorat

Puskesmas Pembantu dengan kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Pembantu 30 Ilir sebesar 3.050 Pasien dengan rata-rata kunjungan 1.017 pasien perbulan dan

Hasil analisis dari kedua cara tersebut menunjukkan terdapat 77 titik lokasi pada drainase utama mengalami limpasan berdasarkan debit rencana dengan periode ulang 25 tahun

The following models: Lew- is, Henderson and Pabis, and modi fi ed Page with the model parameters determined taking into account the effect of wood species and of drying

Meningkatkan Pelayanan Jasa Pada Bank BTN Kantor Cabang Pembantu IAIN” karena ingin mengetahui tentang pengertian teller, tugas dan wewenang terller penulis ingin tahu itu

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah decocta daun dewa ( Gynura pseudochina (L) DC) dapat menurunkan kadar asam

Seperti umumnya masjid-masjid kuna di pulau Jawa Besar Kauman Semarang memiliki ruang utama untuk kegiatan salat berjamaah berbentuk persegi dengan ukuran cukup luas