• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Kartika Metafisika, 2014

PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS

REPRESENTASI KIMIA PADA POKOK BAHASAN

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan

Oleh :

Kartika Metafisika 1101604

PROGRAM STUDI PENDIIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KONSENTRASI KIMIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii

Kartika Metafisika, 2014

PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS

REPRESENTASI KIMIA PADA POKOK BAHASAN

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Oleh: Kartika Metafisika

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Pasca Sarjana

© Kartika Metafisika 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

iii

Kartika Metafisika, 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. rer. nat. Omay Sumarna, M. Si. NIP. 196404101989031025

Pembimbing II,

Dr. Sri Mulyani, M. Si. NIP. 196111151986012001

Diketahui Oleh

Ketua Prodi IPA Sekolah Pascasarjana UPI

(4)

iv

Kartika Metafisika, 2014

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengembangan Model Buku Teks Pelajaran Berbasis Representasi Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan” adalah kaya saya pribadi dan saya tidak melakukan penjiplakan serta plargiarisme dari karya siapapun. Penulisan tesis ini juga sudah mengikuti kaidah pengutipan sesuai dengan etika keilmuan. Berdasarkan pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila saya melakukan pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam tesis ini serta apabila ada klaim dari pihak lain terhadap keasilan tesis ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan

(5)

Kartika Metafisika, 2014

PENGEMBANGAN MODEL BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS

REPRESENTASI KIMIA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN

DAN HASIL KALI KELARUTAN

Kartika Metafisika

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model buku teks pelajaran kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian yang digunakan adalah Research & Development dengan metode deskriptif dan evaluatif. Penelitian dilakukan dengan menganalisis buku teks pelajaran Kimia SMA Kelas XI yang digunakan di kota Bogor dan membuat model buku teks pelajaran yang baru berdasarkan kekurangan dari deskripsi konsep dan penerapan representasi kimia. Pembuatan model buku teks pelajaran dilakukan melalui analisis indikator dan konsep, perumusan representasi kimia berdasarkan hasil analisis indikator dan konsep, pembuatan outline, serta penyusunan model buku teks pelajaran. Produk model buku teks pelajaran dinilai oleh ahli berdasarkan kriteria kelayakan buku teks pelajaran serta dihimpun tanggapan siswa dan guru mengenai model buku teks yang dihasilkan. Hasil analisis 3 buah buku teks pelajaran yang beredar menunjukkan adanya ketidaktepatan deskripsi konsep dan berpotensi miskonsepsi. Hasil analisis indikator dan konsep didapatkan 10 indikator dan 15 konsep setelah melalui validasi oleh 4 orang ahli. Dari masing-masing konsep yang telah ditentukan, dibuat deskripsi konsep pada representasi level makro, level submikro, dan level simbolik, serta visualisasi tautan antar level representasi kimia. Hasil penilaian ahli menunjukkan bahwa model buku teks pelajaran yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria kelayakan buku teks pelajaran. Khusus untuk keterbacaan buku pada kriteria kelayakan bahasa dengan menggunakan formula Grafik Fry diketahui bahwa teks berada pada tingkat 10, 11, dan 12 sesuai dengan sasaran pembaca yaitu siswa kelas XI sekolah menengah atas. Berdasarkan uji rumpang diketahui bahwa produk memiliki keterbacaan yang tinggi. Hasil tanggapan guru dan siswa menunjukkan bahwa produk model buku teks pelajaran sudah baik.

(6)

Kartika Metafisika, 2014

THE DEVELOPMENT OF TEXTBOOK LEARNING MATERIAL

MODEL BASED ON CHEMICAL REPRESENTATION OF

SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT CONSTANT SUBJECT

Kartika Metafisika

ABSTRACT

This study aims to develop a model of chemistry textbooks learning material on the subject of solubility and solubility product. The research method used is a Research & Development on descriptive and evaluative methods. The study was conducted by analyzing the chemical high school textbooks learning material used in level XI Senior High School in Bogor city and a new textbooks learning material model is made based on the shortcomings of the concept description and application of chemical representation. The making of the textbook model were conducted by analysis of indicators and concepts, formulation chemical representation based on the analysis of indicators and concepts, making an outline , as well as the making of the textbook model. The product is assessed according to criteria of eligibility of textbooks by experts as well as students and teachers gathered responses regarding textbook model produced. The analysis results of 3 textbooks show the potential inaccuracies and misconceptions in concept descriptions. The analysis of indicators and concepts results discovered 10 indicators and 15 concepts after going through expert validation by 4 persons. Of concepts that have been defined, the description on the concept of macro level, submikro level , and the symbolic level of representations, as well as visualization of link between the level of chemical representation was made. The results of expert assesment showed that the textbook model produced have already met the eligibility criteria of textbooks. Special for legibility language criteria of textbook by using the Fry Graph formula note that the text is at level 10 , 11 , and 12 in accordance with the target reader is a class XI student high school. Based on cloze test result is known that the product has a high readability. The results of the teacher and student responses indicate that the product models of textbooks has been done appropriately.

(7)

Kartika Metafisika, 2014

D. Kajian Literatur terkait Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Obyek Penelitan, dan Partisipan ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Alur Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian... 35

E. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

(8)

Kartika Metafisika, 2014

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Buku Teks Pelajaran Kimia kelas XI pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ... 41 B. Pembuatan Model Buku Teks Pelajaran berbasis Representasi

Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan... 76 C. Hasil Evaluasi Model Buku Teks Pelajaran berbasis Representasi

Kimia... 112

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 122 B.Saran ... 124

(9)

Kartika Metafisika, 2014

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Keterbacaan Teks dengan Tes Rumpang. ...39 Tabel 4.1 Pemetaan Deskripsi Konsep berdasarkan Level Representasi

Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan... 43 Tabel 4.2 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Larutan Jenuh pada

buku karangan Kuswati et al.

(2007)... 46 Tabel 4.3 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Larutan Jenuh pada

Utami et al. (2009)... 46 Tabel 4.4 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Larutan Jenuh pada

buku karangan Purba (2006)... 46 Tabel 4.5 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Larutan Jenuh pada

Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 47 Tabel 4.6 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Larutan Lewat Jenuh

pada Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 47 Tabel 4.7 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kelarutan pada Kuku

Karangan Utami et al. (2009)... 48 Tabel 4.8 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kelarutan pada Buku

Karangan Purba (2006)... 49 Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kelarutan pada Buku

Karangan Kuswati et al. (2007)... 49 Tabel 4.10 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Satuan Kelarutan pada

buku karangan Utami et al. (2009)... 51 Tabel 4.11 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Satuan Kelarutan pada

Buku Karangan Purba (2006)... 51 Tabel 4.12 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Satuan Kelarutan pada

Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 51 Tabel 4.13 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kesetimbangan

Kelarutan pada Buku Karangan Utami et al. (2009)... 52 Tabel 4.14 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kesetimbangan

Kelarutan pada Buku Karangan Purba (2006)... 53 Tabel 4.15 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Kesetimbangan

Kelarutan pada Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 54 Tabel 4.16 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Rumusan Tetapan Hasil

Kali Kelarutan pada Buku Karangan Utami et al. (2009)... 56 Tabel 4.17 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Rumusan Tetapan Hasil

Kali Kelarutan pada Buku Karangan Purba (2006)... 56 Tabel 4.18 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Rumusan Tetapan Hasil

(10)

Kartika Metafisika, 2014

Tabel 4.19 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada Buku Karangan Utami et al. (2009)... 59 Tabel 4.20 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Hubungan Kelarutan

dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada Buku karangan Purba (2006)... 60 Tabel 4.21 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Hubungan Kelarutan

dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan pada Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 61 Tabel 4.22 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Ion Senama pada Buku

Karangan Purba (2006)... 63 Tabel 4.23 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Ion Senama pada Buku

Karangan Kuswati et al. (2007)... 63 Tabel 4.24 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Pengaruh Ion Senama

terhadap Kelarutan pada Buku karangan Utami et al. (2009)... 64 Tabel 4.25 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Pengaruh Ion Senama

terhadap Kelarutan pada Buku arangan Purba (2006)... 65 Tabel 4.26 Tabel Hasil Analisis Deskripsi konsep Pengaruh Ion Senama

pada Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 66 Tabel 4.27 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Pengaruh pH terhadap

Kelarutan Buku karangan Utami et al. (2009)... 67 Tabel 4.28 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Pengaruh pH terhadap

Kelarutan Buku Karangan Purba (2006)... 68 Tabel 4.29 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Reaksi Pengendapan

pada Buku Karangan Utami et al. (2009)... 70 Tabel 4.30 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Reaksi Pengendapan

pada Buku karangan Purba (2006)... 71 Tabel 4.31 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Prediksi Pengendapan pada

Buku Karangan Utami et al. (2009)... 73 Tabel 4.32 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Prediksi Pengendapan pada

Buku Karangan Purba (2006)... 74 Tabel 4.33 Tabel Hasil Analisis Deskripsi Konsep Prediksi Pengendapan

pada Buku Karangan Kuswati et al. (2007)... 75 Tabel 4.34 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait

Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan... 77 Tabel 4.35 Tabel Indikator-Konsep sebelum Validasi... 78 Tabel 4.36 Tabel Indikator-Konsep setelah Validasi... 85 Tabel 4.37 Tabel Pengembangan Proses Pencapaian Indikator dari

Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi... 102 Tabel 4.38 Tabel Pengembangan Outline dari Rumusan Proses Pencapaian

(11)

Kartika Metafisika, 2014

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Dua level konseptualisasi kimia yang berhubungan ... Gambar 2.2 Domain simbolik sebagai sumber representasi, sebagai alat untuk menjelaskan konsep kimia dan untuk membantu dalam menghubungkan antar konsep level makro dengan level submikro... Gambar 2.3 Model Representasi Kimia menurut Johnstone (1991) ... Gambar 2.4 Contoh penerapan kriteria ideal representasi kimia dalam

buku teks... Gambar 3.1 Alur Penelitian ... Gambar 3.2 Grafik Tingkat Keterbacaan Fry berdasarkan Tingkat

Pendidikan Formal (Readibility Formulas, 2013)... Gambar 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Kelarutan dari Berbagai Zat... Gambar 4.2 Ilustrasi dalam Menggambarkan Konsep Kesetimbangan

Kelarutan pada Buku Karangan Purba (2006)... Gambar 4.3. Pengaruh ion senama (CO42-) pada larutan Ag2CrO4... Gambar 4.4 Ilustrasi Penambahan AgNO3 ke Dalam Larutan NaCl

Menghasilkan Endapan AgCl... Gambar 4.5 Visualisasi Tautan Level Representasi Kimia pada

konsep Kelarutan. ... Gambar 4.6 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Larutan Belum Jenuh... Gambar 4.7 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Larutan Jenuh... Gambar 4.8 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Larutan Lewat jenuh... Gambar 4.9 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Kesetimbangan Kelarutan... Gambar 4.10 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... Gambar 4.11 Visualisasi Tautan Tiga Level Representasi Kimia pada

Konsep Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan... Gambar 4.12 Visualisasi Tautan Level Representasi Kimia pada Konsep

Pengaruh pH terhadap Kelarutan Basa Sukar Larut... Gambar 4.13 Visualisasi Tautan Level Representasi Kimia pada Konsep

Prediksi Pengendapan... Gambar 4.14 Visualisasi Tautan Level Representasi Kimia untuk

Menunjukkan Perbedaan Kemampuan Melarut antara NaCl dengan CaCO3... Gambar 4.15 Grafik Hasil Tes Rumpang... Gambar 4.16 Hasil Rekapitulasi Tanggapan Siswa...

(12)

Kartika Metafisika, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A : Instrumen Penelitian

A.1. Tabel Representasi Kimia………... A.2. Perumusan Outline Model Buku Teks Pelajaran pada Pokok Bahasan

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan... A.3. Instrumen Validasi Kesesuaian Indikator dengan Kompetensi Dasar

dan Konsep dengan Indikator...

A.4. Instrumen Uji Keterbacaan Tes Rumpang ... A.5. Lembar Penilaian Kelayakan Model Buku Teks Pelajaran

berbasis Representasi Kimia ... A.6. Lembar Angket Tanggapan Guru………... A.7. Lembar Angket Tanggapan Siswa ... A.8. Angket Studi Pendahuluan ...

LAMPIRAN B : Pengolahan Data

B.1. Data Penggunaan Buku Teks Pelajaran Kimia Kelas XI di SMA-SMA Kota Bogor………... B.2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kelayakan Model Buku Teks Pelajaran

Berbasis Representasi Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan... B.3. Hasil Analisis Teks Menggunakan Formula Grafik Fry... B.4. Hasil Uji Tes Rumpang... B.5. Rekapitulasi Tanggapan Siswa mengenai Model Buku Teks Pelajaran

Berbasis Representasi Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan...

LAMPIRAN C : Hasil Penelitian

C.1. Produk Model Buku Teks Pelajaran Berbasis Representasi Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan...

LAMPIRAN D : Surat Izin Penelitian

D.1 Surat Izin Penelitian………..……

(13)
(14)

Kartika Metafisika, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran kimia diberikan di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali diri siswa agar dapat mengembangkan ilmu dan teknologi serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya memahami konsep, prinsip, teori dan hukum dalam kimia, siswa yang telah mempelajari kimia diharapkan dapat menerapkan metode ilmiah serta mengaitkan ilmu kimia yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari.

Tuntutan kurikulum yang perlu untuk dipenuhi terbentur oleh kenyataan bahwa kimia sulit untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan kimia mengandung konsep yang abstrak dan sulit untuk diterima oleh siswa (Sirhan 2007). Kesulitan dalam mengakses konsep yang bersifat abstrak tersebut mudah digantikan dengan konsepsi alternatif berdasarkan konsepsi yang telah dimiliki dan terkadang tidak sesuai dengan konsep yang diterima secara ilmiah (Treagust & Chandrasegaran, 2009; Taber, 2001). Hal ini dapat terjadi karena siswa tidak dapat menghubungkan konsep abstrak kimia dengan fenomena yang dirasakan dan terlihat secara kasat mata. Selain itu menurut Taber (2001), siswa hanya dapat menginterpretasi informasi sesuai dengan skema konsep yang sudah dimiliki dan nantinya akan berperan dalam mengubah apa yang dikatakan buku atau guru menjadi gambaran mental yang bermakna.

(15)

2

Kartika Metafisika, 2014

demikian, biasanya guru beranggapan bahwa siswa dapat dengan mudah berpindah dari satu representasi ke representasi lainnya secara simultan (Treagust et al., 2003). Maka, diperlukan strategi khusus agar siswa dapat memahami

konsep kimia yang dapat diterima sesuai dengan pandangan ilmiah dengan menjembatani tiga level representasi kimia.

Secara umum menjembatani tiga level representasi kimia dapat diaplikasikan pada bahan ajar dan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis untuk mengakomodasi pemahaman siswa. Pemanfaatan gambar, skema atau diagram dalam mentransfer ilmu kimia perlu dilakukan agar individu yang belum memiliki ilmu dan wawasan yang cukup di bidang kimia, dapat memahami fenomena kimia lebih mudah walaupun terkadang moda visual tidak selalu mendukung pemahaman siswa terhadap moda verbal (Cheng & Gilbert, 2009). Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat representasi yang diberikan tidak sesuai dengan representasi internal siswa (Gkitzia et al. 2010).

Dalam penyusunan bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran kimia, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemaparan konsep terkait penerapan representasi kimia. Penerapan representasi kimia dilakukan dengan memberikan penjelasan lebih komprehensif pada level makro (Johnstone, 2007), merepresentasikan secara visual pada level submikro, dan memberikan petunjuk level simbolik mengacu pada level makro dan submikro. Hal ini sesuai dengan penjabaran prinsip penyusunan bahan ajar yaitu mengawali dari yang konkret menuju ke yang abstrak (Depdiknas, 2008). Hubungan ketiga level ini perlu diperlihatkan dan dijembatani dengan jelas melalui representasi verbal dan visual yang sesuai. Hal ini sejalan dengan pemikiran Treagust dan Chandrasegaran (2009) bahwa pemahaman siswa akan lebih mendalam khususnya pada materi reaksi kimia yaitu apabila siswa mampu menghubungkan perubahan yang diperlihatkan secara makroskopis (pada level makro), memperlihatkan penyusunan kembali partikel pada level submikro, dan dapat diekspreksikan menggunakan rumus kimia yang tepat pada representasi level simbolik.

(16)

3

Kartika Metafisika, 2014

yang umum digunakan dalam pembelajaran dan guru menggunakannya dalam menentukan apa dan bagaimana materi pelajaran diajarkan pada siswa (Osterlund et al., 2009). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pendahuluan yang

dikumpulkan peneliti dari guru-guru kimia di 10 SMA kelas XI Kota Bogor bahwa buku teks pelajaran sangat berperan penting sebagai sumber materi pembelajaran, mempengaruhi strategi pembelajaran, hingga ke penyusunan RPP.

Selain faktor yang dikemukakan di atas, tautan representasi kimia dalam buku teks pelajaran dapat digunakan oleh individu maupun institusi yang tidak terfasilitasi oleh sarana penunjang multimedia, meskipun penelitian mengenai tautan representasi kimia saat ini ditekankan pada multimedia (Kozma, 2000). Keterbatasan sarana multimedia ini dialami oleh guru kimia salah satu sekolah di Kota Bogor yang mengandalkan buku teks pelajaran karena kekurangan proyektor untuk menampilkan multimedia dalam pembelajaran.

Chandrasegaran et al. (2007) berpendapat bahwa, saat ini buku teks kurang menekankan perbedaan antara tiga level representasi kimia. Agar buku teks dapat mengakomodasi siswa maupun guru dalam pemahaman konsep kimia, maka pengembangan tiga level representasi kimia perlu tertuang dalam buku teks pelajaran dan perlu disesuaikan dengan moda representasi siswa. Dengan meningkatnya kemampuan mempertautkan tiga level representasi, serta mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan yang telah dipelajari maka pemahaman siswa tekait konsep dapat lebih mendalam (Treagust & Chandrasegaran, 2009).

Visualisasi representasi level submikro dengan pemodelan adalah kunci pertautan level representasi kimia yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep kimia. Dalam penerapan visualisasi level submikro pada buku teks, Ben Zvi dalam Davidowitz et al. (2010) melakukan visualisasi model dan diagram pada level submikro dalam buku teks dan hasil belajar menggunakan buku teks tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam memperlihatkan sifat dinamis dari suatu reaksi.

(17)

4

Kartika Metafisika, 2014

ini terkait dengan fenomena bahwa, meskipun siswa berhasil dalam menyelesaikan permasalahan matematis terkait kimia, tidak berarti siswa memahami konsep dari fenomena terkait materi kesetimbangan kelarutan setelah pembelajaran dilaksanakan (Raviolo, 2001). Dari hasil wawancara dengan beberapa guru kimia kelas XI di SMA-SMA Kota Bogor yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa hanya guru-guru pada dua sekolah dari 10 sekolah yang memulai pembelajaran diawali dengan percobaan dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Guru-guru dominan mengajarkan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan latihan soal berupa hitungan yang merupakan level simbolik serta tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka menunjukkan fenomena pada level submikro dalam pembelajaran pada pokok bahasan tersebut. Apabila pemahaman terbatas pada level simbolik, maka masih diragukan apakah siswa memahami konsep kimia secara utuh (Johnstone, 1991).

Berdasarkan hasil penelitian di tiga sekolah di Bandung, hanya 6,1 % siswa yang mengetahui aspek mikroskopik (level submikro) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sedangkan sebagian besar mengetahui aspek makroskopik (level makro) dan 28% menguasai aspek simbolik (level simbolik) materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan benar (Phitaloka, 2011). Aplikasi strategi pembelajaran yang menjembatani representasi level makro, submikro, dan simbolik untuk pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan terbatas pada kondisi laboratorium, sarana yang ada, serta alokasi waktu (Handayani, 2011) sehingga diperlukan adanya buku teks pelajaran berbasis representasi kimia dalam pembahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Melihat pentingnya menjembatani representasi makro, submikro, serta simbolik pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam buku teks pelajaran, perlu dilakukan penelitian “Pengembangan Model Buku Teks Pelajaran Berbasis

(18)

5

Kartika Metafisika, 2014

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang,

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan buku teks pelajaran berbasis representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disusun beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana ketepatan deskripsi konsep dan penerapan level representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam buku teks pelajaran kimia yang telah beredar di berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor?

2. Bagaimana representasi kimia dalam produk pengembangan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia dengan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan?

3. Bagaimana model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan?

4. Apakah produk pengembangan teks pelajaran dengan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan memenuhi kriteria kelayakan buku teks pelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Secara khusus, penelitian ini dilaksanakan untuk:

1. Memperoleh informasi mengenai ketepatan deskripsi konsep dan penerapan representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam buku teks pelajaran kimia yang beredar dan dominan digunakan di berbagai SMA di Kota Bogor.

(19)

6

Kartika Metafisika, 2014

3. Memperoleh model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

4. Memperoleh informasi mengenai penilaian ahli terhadap model buku teks pelajaran kimia yang dikembangkan berdasarkan kriteria kelayakan buku teks pelajaran berbasis representasi kimia.

5. Memperoleh informasi mengenai tanggapan guru dan siswa mengenai model buku teks pelajaran yang dikembangkan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Produk pengembangan pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang digunakan guru-guru kimia untuk memperdalam pemahaman siswa terkait materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Produk model buku teks pelajaran yang dikembangkan dapat menjadi alternatif sumber belajar bagi siswa yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya terkait pengembangan buku teks berbasis representasi kimia pada materi yang lain.

E. Penjelasan Istilah 1. Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Rosser, dalam Dahar (2011:63)). Menurut Dahar (2011:61) konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus dan merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Nakhleh (1992) menyatakan bahwa konsep merupakan satu set proposisi yang digunakan

dalam membangun definisi dari suatu topik contohnya “atom memiliki inti”.

(20)

7

Kartika Metafisika, 2014

atas, konsep merupakan suatu abstraksi internal yang mewakili suatu atribut yang sama, tersusun atas proposisi untuk membangun definisi dari suatu topik, dan memiliki nama atau simbol arbitrar untuk menyatakan suatu konsep.

2. Representasi kimia

Menurut Gilbert & Treagust (2009) terdapat tiga tipe representasi dalam kimia yaitu tipe fenomenologis, tipe model, dan tipe simbolik yang diasosiasikan dengan level representasi kimia menurut Johnstone (1991) yaitu representasi level makro, level submikro, dan level simbolik .

3. Model Buku Teks Pelajaran

Menurut Oxford Dictionaries online (2013b), model adalah sesuatu yang digunakan sebagai contoh untuk diikuti. Menurut Prastowo (2011: 165) dan Sitepu (2012:61), buku teks pelajaran pada umumnya adalah bahan ajar yang dikarang oleh tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Berdasarkan Permendiknas Nomor 11 Tahun 2005 pasal 1 tentang buku teks pelajaran, buku teks pelajaran sekolah disajikan dengan pendekatan psikologi dan pedagogik.

Dengan demikian, model buku teks pelajaran dapat didefinisikan sebagai contoh yang menjadi acuan pembuatan buku teks pelajaran dengan ciri-ciri: digunakan di sekolah, disusun dengan pendekatan pedagogik, berfokus pada satu objek bahasan tertentu dan mengacu pada kurikulum yang berlaku.

4. Representasi Level Makro

Representasi level makro berada pada level yang teramati karena kimia berawal dari hal yang dapat terobservasi secara visual (Gkitzia et al., 2010).

5. Representasi Level Submikro

(21)

8

Kartika Metafisika, 2014

representasional. Representasi simbolik atau pemodelan digunakan untuk menggambarkan penjelasan pada level submikro (Gilbert & Treagust, 2009).

6. Representasi Level Simbolik

(22)

Kartika Metafisika, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Obyek Penelitian, dan Partisipan. 1. Lokasi penelitian.

Uji keterbacaan tes rumpang model buku teks pelajaran yang dikembangkan, dilakukan di salah satu SMA di Kota Bogor.

2. Obyek Penelitian.

Obyek penelitian ini adalah sampel berupa tiga buah buku teks pelajaran kimia kelas XI yang paling banyak digunakan dari buku teks pelajaran kimia yang digunakan 10 SMA di Kota Bogor serta model buku teks pelajaran kimia dengan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan.

3. Partisipan

Subyek penelitian adalah siswa dalam satu kelas sebagai partisipan untuk uji keterbacaan tes rumpang, empat orang validator untuk memvalidasi indikator-konsep, tiga orang ahli sebagai penilai model buku teks pelajaran yang dikembangkan, guru dan siswa untuk memberikan tanggapan terhadap model buku teks yang dikembangkan

B. Metode Penelitian

(23)

32

Kartika Metafisika, 2014

Dari tiga langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata (2012:167), langkah yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif diikuti dengan metode evaluatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui ketepatan penjelasan konsep dan profil representasi kimia dalam buku teks pelajaran kimia yang digunakan di SMA-SMA di Kota Bogor pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

(24)

33

Pembuatan outline model buku

teks pelajaran kimia

Langkah 4 Pembahasan

revisi Pemilihan 3 buku teks kimia yang paling banyak digunakan

Uji keterbacaan teks pelajaran dengan Grafik Fry

Tanggapan Siswa dan Guru

(25)

34

Kartika Metafisika, 2014

Alur penelitian pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Langkah 1: Pembuatan Model Buku Teks Pelajaran Berbasis Representasi Kimia.

a. Analisis kesesuaian indikator dengan KD dan konsep dengan indikator terhadap pemenuhan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:

1) Penentuan indikator dan konsep berdasarkan KD. 2) Penentuan konsep yang disesuaikan dengan indikator. b. Perumusan Representasi Kimia.

Representasi kimia yang ditentukan mengacu pada konsep. c. Pembuatan outline penyusunan model buku teks pelajaran kimia.

d. Pembuatan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang mengacu pada strategi pembelajaran berbasis representasi kimia menurut Taber (2013).

2. Langkah 2: Analisis Buku Teks Pelajaran Kimia kelas XI.

Proses pelaksanaan sampling dan analisis buku teks pelajaran meliputi: a. Penentuan tiga buku teks pelajaran kimia kelas XI yang paling banyak

digunakan dari seluruh buku teks pelajaran kimia kelas XI yang digunakan oleh 10 SMA di Kota Bogor.

b. Analisis representasi kimia dan ketepatan deskripsi konsep pada sampel berupa buku teks pelajaran kimia kelas XI.

3. Langkah 3: Penilaian Model Buku Teks Pelajaran berbasis Representasi Kimia.

Berikut ini adalah proses pelaksanaan pembuatan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia:

a. Uji keterbacaan menggunakan Grafik Fry.

b. Penilaian kelayakan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia sesuai kriteria kelayakan buku teks pelajaran yang dikembangkan berdasarkan kriteria bahan ajar menurut Depdiknas (2008) dan Sitepu (2012) yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan.

(26)

35

Kartika Metafisika, 2014

d. Pengumpulan tanggapan siswa dan guru terkait model buku teks pelajaran yang dikembangkan.

4. Langkah 4: Analisis dan Kesimpulan.

Hasil validasi, tanggapan guru dan siswa, dan hasil uji keterbacaan dianalisis untuk menjadi pertimbangan revisi akhir model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia. Selanjutnya dilakukan pembahasan terkait proses pengembangan dan evaluasi model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia dan diambil kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Lembar validasi kesesuaian indikator dan konsep dengan KD.

2. Tabel ketepatan deskripsi konsep dan representasi kimia untuk analisis buku teks pelajaran kimia kelas XI pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Tabel representasi kimia untuk pengembangan penyusunan teks. 4. Tabel rumusan Outline.

5. Lembar validasi kriteria pengembangan buku teks pelajaran (kriteria kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan).

6. Lembar analisis keterbacaan berupa lembar analisis Grafik Fry dan lembar tes rumpang.

7. Angket tanggapan guru dan siswa.

E. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian.

Proses pengembangan instrumen penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Lembar validasi kesesuaian indikator dan konsep dengan KD.

(27)

36

Kartika Metafisika, 2014

2. Tabel Analisis Deskripsi Konsep dan Representasi kimia untuk Analisis Buku Teks Pelajaran Kimia Kelas XI pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

Tabel dikembangkan dengan mengklasifikasikan deskripsi konsep dalam buku teks ke dalam kategori representasi level makro, level submikro, dan level simbolik. Selanjutnya konsep-konsep pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dituangkan dalam tiga buku teks pelajaran kimia kelas XI dianalisis ketepatannya.

3. Tabel Representasi Kimia untuk Pengembangan Penyusunan Teks. Tabel dikembangkan untuk identifikasi representasi kimia yang akan dituangkan dalam model buku teks pelajaran untuk mendeskripsikan konsep. Tabel terdiri dari lima kolom yg menunjukkan konsep, deskripsi konsep pada level makro, level submikro, dan level simbolik, serta visualisasi tautan antar level representasi kimia.

4. Tabel Rumusan Outline.

Pada pembuatan outline, terlebih dahulu dirumuskan proses pencapaian indikator. Dalam menentukan proses pencapaian indikator, ditentukan level representasi kimia apa saja yang akan terlibat dalam deskripsi konsep sehingga dalam tabel perumusan proses pencapaian indikator pencapaian kompetensi terdiri dari lima kolom yang menunjukkan indikator pencapaian kompetensi, proses pencapaian indikator, serta representasi level makro, representasi level submikro, dan representasi level simbolik. Berdasarkan rumusan proses pencapaian indikator, dirumuskan outline sebagai kerangka penulisan teks. Tabel perumusan outline terdiri dari lima kolom yang terdiri dari kolom proses pencapaian

indikator, representasi level makro, representasi level submikro, dan representasi level simbolik, dan outline.

5. Lembar Validasi Kriteria Pengembangan Buku Teks Pelajaran (Kriteria Kelayakan Isi, Bahasa, Penyajian, dan Kegrafikaan).

(28)

37

Kartika Metafisika, 2014

tiga kolom dibuat untuk pengolahan data hasil penilaian kelayakan model buku teks pelajaran berisi kolom kriteria kelayakan, kolom prosentase jawaban “Ya”, dan kolom saran dan komentar ahli.

6. Pengembangan Lembar Tes Rumpang.

a. Memilih bagian depan, tengah, dan akhir wacana dengan masing-masing maksimal 250 - 350 kata (Taylor dalam Rosmaini, 2007).

b. Memilih kata yang akan dilesapkan (Bormuth, 1967). 7. Pengembangan Angket Tanggapan Guru dan Siswa.

Pengembangan angket tanggapan Guru dan Siswa diturunkan dari kriteria kelayakan buku teks pelajaran berdasarkan Depdiknas (2008) dengan berbagai reduksi yang mempertimbangkan kapasitas guru dan siswa dalam menilai buku teks pelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Sampling untuk Analisis Buku Teks Pelajaran Kimia.

Dilakukan pengumpulan informasi dalam bentuk angket kepada guru-guru kimia SMA di Kota Bogor untuk mengetahui buku pelajaran kimia kelas XI yang paling banyak digunakan serta informasi lain yang terkait dengan pemanfaatan buku teks pelajaran kimia yang tertuang dalam Lampiran A.8. Dari keseluruhan buku teks yang digunakan di SMA Kota Bogor, diambil tiga buku teks pelajaran kimia kelas XI yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran untuk dianalisis.

2. Validasi Analisis Indikator-Konsep dengan KD.

(29)

38

Kartika Metafisika, 2014

3. Penilaian Kriteria Kelayakan Model Buku Teks Pelajaran Kimia pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Dikembangkan (Kelayakan Isi, Penyajian, Kegrafikaan, dan Bahasa).

Kriteria kelayakan model buku teks pelajaran kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan dinilai oleh tiga orang ahli. Selain penilaian kriteria kelayakan, terdapat kolom saran dan masukan untuk perbaikan model buku teks pelajaran kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan.

4. Analisis Keterbacaan.

Tes Rumpang dilaksanakan dalam satu kelas XI SMA berisi 40 siswa. Hasil uji keterbacaan tes rumpang dikumpulkan dari 40 siswa SMA kelas XI.

5. Angket Tanggapan Siswa dan Guru.

Angket Tanggapan Guru diberikan kepada dua guru kelas XI di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbeda, dan angket tanggapan siswa diberikan kepada siswa-siswi dari dua SMA yang berbeda.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Hasil Penilaian Kelayakan Model Buku Teks Pelajaran

Hasil penilaian model buku teks pelajaran diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hasil penilaian dilakukan dengan menghitung jawaban “Ya” yang diberikan oleh tiga ahli pada masing-masing poin kriteria kelayakan.

b. Merangkum saran dan masukan dari ahli. 2. Hasil Uji Keterbacaan

a. Uji Rumpang

Hasil dari uji rumpang diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(30)

39

Kartika Metafisika, 2014

b. Membagi jumlah kata yang benar dengan jumlah kata yang dilesapkan pada lembar uji rumpang lalu dikalikan dengan 100% berdasarkan rumus berikut:

100%

Dari skor yang didapatkan, dilakukan pengkategorian berdasarkan kategori keterbacaan teks menurut Rankin & Culhane dalam Suryadi (2007):

Tabel 3.1. Kriteria Keterbacaan Teks dengan Tes Rumpang. Prosentase Tingkat keterbacaan

60-100% Tinggi (Kategori Mandiri) 40-60% Sedang (Kategori Instruksional) 0-40% Rendah (Kategori Sulit)

b. Grafik Fry

Langkah pengukuran keterbacaan berdasarkan Grafik Fry adalah sebagai berikut:

1) Memilih tiga bagian wacana (bagian depan, tengah, dan akhir wacana) masing-masing 100 kata dan mencerminkan teks bacaan tanpa gambar, angka, simbol, grafik, tabel, rumus, dan kekosongan halaman.

2) Menghitung jumlah kalimat sampel dari 100 kata.

3) Menghitung suku kata pada kalimat sampel dikalikan dengan 0,6.

(31)

40

Kartika Metafisika, 2014

Gambar 3.2. Grafik Tingkat Keterbacaan Fry berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal (Readibility Formulas, 2013).

Angka 1 sampai 12 dan college merupakan tingkat keterbacaan yang disesuaikan dengan tingkatan pendidikan pembaca pada sekolah formal. Titik temu antara jumlah suku kata dengan jumlah kalimat tidak mutlak sehingga berlaku satu tingkat ke atas maupun satu tingkat ke bawah. Apabila diketahui bahwa tingkat keterbacaan berada pada tingkat 11, maka tingkat keterbacaan wacana sesuai untuk pembaca kelas 10, 11, dan 12.

3. Hasil Tanggapan Siswa

Tabel dengan tiga kolom dibuat untuk pengolahan data tanggapan siswa berisi kolom pertanyaan, kolom jumlah siswa yang menjawab “Ya”, kolom serta saran dan komentar siswa. Data tanggapan siswa diolah dengan menghitung jumlah siswa yang menjawab “Ya” pada masing-masing poin pertanyaan. Tanggapan siswa yang menjawab “Tidak”, dirangkum dalam kolom saran dan komentar siswa.

Rata-rata jumlah suku kata per 100 kata 0,6

(32)

41

(33)

Kartika Metafisika, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Konsep-konsep yang dideskripsikan pada buku karangan Utami dkk. (2009), Purba (2006), dan Kuswati dkk. (2007) banyak berpotensi miskonsepsi dan dideskripsikan dengan tidak tepat. Dibandingkan buku karangan Utami dkk. (2009) dan buku karangan Kuswati dkk. (2007), buku karangan Purba (2006) lebih tepat dalam mendeskripsikan konsep-konsep pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hanya pada konsep kelarutan yang ditunjukkan dengan tepat dan tidak ada yang mendeksripsikan larutan lewat jenuh dan hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dengan tepat pada ketiga buku. Pada konsep kesetimbangan kelarutan, keseluruhan buku tidak menunjukkan ketepatan dalam mendeskripsikan konsep kesetimbangan kelarutan dan hanya tepat dalam mengekspresikan persamaan reaksi kesetimbangannya.

Dari segi representasi kimia, ketiga buku dominan dalam menampilkan deskripsi konsep pada level simbolik, kemudian level makro, dan yang paling sedikit adalah deskripsi pada level submikro. Hanya buku karangan Purba (2006) yang menampilkan tiga level representasi kimia pada konsep kesetimbangan kelarutan dan reaksi pengendapan namun tidak seluruhnya dideskripsikan dengan tepat. Dari segi tautan tiga level representasi kimia secara visual, tidak ada buku yang menunjukkannya karena tidak menampilkan model ion dan atom sebagai representasi level submikro dalam menjelaskan fenomena representasi level makro.

(34)

123

Kartika Metafisika, 2014

digunakan sebagai simbol atau bahasa untuk menjembatani dua level representasi.

3. Karakteristik model buku teks pelajaran pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan adalah:

a. Terdiri dari 10 indikator dan 15 konsep.

b. Disusun dengan menggunakan strategi penerapan representasi kimia yang secara umum menampilkan deskripsi konsep tiap konsep disajikan dengan perlahan yang diawali dari fenomena percobaan laboratorium (level makro) diikuti penjelasan (level submikro) atau perhitungan matematis dan simbol-simbol yang menyertainya (level simbolik).

c. Terdapat kata kunci di setiap sub-pokok bahasan.

d. Soal-soal latihan dan contoh soal yang digunakan menggunakan uraian terbuka.

e. Disusun mengikuti kriteria kelayakan buku teks pelajaran yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan.

4. Uji keterbacaan dilakukan dengan menggunakan Grafik Fry dan tes rumpang. Hasil uji keterbacaan sudah terpenuhi didukung oleh hasil penentuan keterbacaan menggunakan Grafik Fry yang menunjukkan bahwa produk model buku teks pelajaran berada pada level sesuai sasaran pembaca kelas XI SMA yaitu pada jangkauan level 10, 11, dan 12. Hasil tes rumpang menunjukkan bahwa produk model buku teks pelajaran yang dikembangkan masuk ke dalam kategori mandiri atau memiliki keterbacaan tinggi.

5. Hasil penilaian kelayakan buku teks pelajaran oleh tiga orang ahli menunjukkan bahwa secara garis besar model buku teks pelajaran sudah memenuhi kriteria kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Pada kriteria kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikaan terdapat beberapa kriteria yang harus diperbaiki yaitu data yang digunakan harus sesuai dengan data handbook, memperhatikan warna dan perbandingan ukuran dalam

(35)

124

Kartika Metafisika, 2014

daftar isi, dan memperhatikan tampilan tabel. Setelah melalui perbaikan berdasarkan ahli, dilakukan uji rumpang serta menghimpun tanggapan guru serta siswa. Hasil tanggapan guru dan siswa secara umum menunjukkan bahwa model buku teks pelajaran yang dikembangkan sudah baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka terdapat saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan menguji coba produk untuk mengetahui apakah model buku teks pelajaran yang telah dihasilkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembelajaran kimia terutama dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Kekuatan dari model buku teks ini ada pada deskripsi konsep yang mempertautkan tiga level representasi kimia pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan di tiap sub-pokok bahasan. Kekurangan dari model buku teks yang dihasilkan ditunjukkan pada jumlah halaman yang terlalu banyak hingga mencapai 56 halaman. Dengan demikian, bagi peneliti yang akan mengembangkan model buku teks pelajaran berbasis representasi kimia dapat mempertimbangkan ketebalan model buku teks pelajaran dalam proses pengembangannya.

3. Dibutuhkan adanya visualisasi representasi submikro menggunakan multimedia untuk mengakomodasi keterbatasan visualisasi dalam model buku teks pelajaran yang statis dan menunjukkan semua spesi dalam larutan dapat bergerak bebas.

(36)

Kartika Metafisika, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012) Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter . Bandung: Refika Aditama.

Afriyanti, I. R. (2013) Reduksi Miskonsepsi Siswa Melalui Pembelajaran Remedial Menggunakan Strategi Konflik Kognitif pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia,Tidak diterbitkan).

Ainsworth, S. (1999) The Fuction of Multiple Reoresentation. Journal Computers and Education, 3, 131-152.

Ayodele & M. Olagoke (2013) Reading Ease of Basic Science Materials and Students' Learning Outcome in Junior Secondary Schools. Asian Journal of Education and e-Learning, 01, (02), 118-123.

Bormuth, J. R. (1967) Cloze Test Procedure. Los Angeles: University of California.

Brown, T. E., H. E. LeMay, & E. Bruce (2012) Chemistry: The Central Science. New York: Pearson Prentice Hall.

Cambridge Dictionaries Online (n. d.) Representation. Retrieved on 16 June 2013, from http://dictionary.cambridge.org/dictionary/british/representation Chandrasegaran, A. L., D. F. Treagust, & M. Mocerino (2007) The Development

of a Two-tier Multiple Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students' Ability to Describe and Explain Chemical Reaction Using Multiple Level of Representation. The Royal Society of Chemistry, 293-307.

Cheng, M., & J. K. Gilbert. (2009) Towards a Better Utilization of Diagrams in Research into the Use of Representative Levels in Gilbert J. K. & D. F. Treagust (eds.). (2002). Multiple Representation of Chemical Education. Boston: Springer.

Dahar, R. W. (2011) Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Davidowitz, B., G. Chittleborough & E. Murray (2010) Student-generated

(37)

126

Kartika Metafisika, 2014

Depdiknas (2008) Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Firman, H. (2000) Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.

Fraenkel, J. R. & N. E. Wallen (2009) How to Design and Evaluate Research in Education 7th Edition. Boston: Mc Graw-Hill Higher Education.

Gilbert, J. K & David F. Treagust (2009) Macro, Submicro and Symbolic Representations and the Relationship Between Them: Key Models in Chemical Education.In Gilbert, J. K & David F. Treagust (Eds.).Multiple Representations in Chemical Education.Boston: Springer.

Gkitzia, V., K. Salta, & C. Tzougraki (2010) Development and application of suitable criteria for the evaluation of chemical representations in school textbooks .Chemistry Education Research and Practice, 12, 5–14.

Handayani, , M. D. (2011) Implementasi Strategi Pembelajaran Intertekstual ada Pokok Bahasan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, Tidak diterbitkan).

Hoffmann R., & P. Laszlo (1991) Representation in Chemistry. Angewandte Chemie, 30, (1), 1-16.

Johnstone, A. H. (1991) Why is Science Difficult to Learn? Things are Seldom What They Seems. Journal of Computer Assisted Learning, 7, 75-83. Johnstone, A. H. (2000) Teaching of Chemistry - Logical or Psychological?

Chemistry Education: Research and Practice in Europe, 1, (1), 9-15.

Johnstone, A. H. (2007) Science Education: We Know The Answers, Let’s Look

At The Problems. Α Η Φ Ω Η Ω Α

Γ Η Α Η, 5,(A), 1-11.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (n. d.) Buku Teks. Retrieved on June 16, 2013, from http://kbbi.web.id/

(38)

127

Kartika Metafisika, 2014

Kozma, R. (2003) The Material Features of Multiple Representations and Their Cognitive and Social Affordances for Science Understanding. Learning and Instruction, (13), 205–226.

Kuswati, T. M. dkk. (2007) Sains Kimia 2B. Jakarta: Bumi Aksara.

MacMillan Dictionary (n.d.) Model. Retrieved on June 16, 2013, from http://www.macmillandictionary.com/dictionary/british/model

MacMillan Dictionary (n.d.) Text book. Retrieved on June 16, 2013, from http://www.macmillandictionary.com/dictionary/british/text book

McMurry, J. & R. C. Fay (2003) Chemistry (fourth edition). New York : Pearson Prentice Hall.

Nakhleh, M. B. (1992) Why Some Students Don't Learn Chemistry. Journal of Chemical Education, 69, (3). 191-196.

Onder, I & O. Geban (2006) The Effect of Conceptual Change Texts Oriented Instruction on Students' Understanding of The Solubility Equilibrium COncept. H. U. Journal of Education, 30, 166-173.

Osterlund, L., A. Berg, & M. Ekborg. (2009) Redox Models in Chemistry Textbooks for the Upper Secondary School: Friend or Foe?Chem. Educ. Res. Pract., (11), 182-192.

Oxford Dictionary (n.d.) Representation. Retrieved June 16, 2013, from http://oxforddictionaries.com/definition/english/representation

Oxford Dictionary (n.d.) Model. Retrieved June 16, 2013, from http://oxforddictionaries.com/definition/english/model

Oxtoby, D. W., H.P. Gillis, A. Campion (2008) Principles of Modern Chemistry. Stamford: Thomson Brooks/Cole.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 11, Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 22, Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

(39)

128

Kartika Metafisika, 2014

Phitaloka, Y. (2011) Analisis Hasil Belajar Level Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik Siswa SMA pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia,Tidak diterbitkan)

Prastowo, A. (2011) Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Primasari, M. (2013) Analisis Pemahaman Konsep Siswa High dan Low Achievers pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Berdasarkan Proses Pembelajaran di SMA Unggulan Kota Padang (Tesis, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, Tidak diterbitkan).

Purba, M. (2006) Kimia untuk SMA Kelas XI semester 2. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, S., & M. Kita (2010) An Analysis of Indonesian and Japanese Students’ Understanding of Macroscopic and Submicroscopic Levels of Representing Matter and It's Changes. International Journal of Science and Mathematics Education, 8, 667-688.

Raviolo, A. (2001) Assessing Students’ Conceptual Understanding of Solubility Equilibrium. Journal of Chemical Education, 78, (5), 629-631.

Readability Formula (n.d.) The Fry Estimate Graph and Readability Formula for English Texts. Retreived on January 18, 2013, from http://www.readabilityformulas.com/the-fry-estimate-graph.php.

Richardson J. S., R. F. Morgan, & C. E. Fleener (2011) Reading to Learn in the content areas, 8th edition. Stamford: Chengage Learning.

Roe, B. (2012) Secondary School Literacy Instruction, 11th edition. Stamford: Cengage Learning.

Rosmaini (2011) Keterbacaan Buku Teks. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Schnotz, W. & M. Bannert. (2003) Construction and Interference in Learning from Multiple Representation. Learning and Instruction, 13, 141- 156. Sirhan, G. (2007) Learning Difficulties in Chemistry: An Overview.Journal of

Turkish Science Education, 4, (2), 2-20.

(40)

129

Kartika Metafisika, 2014

Sukmadinata, N. S. (2012) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Offset. Concideration from Educational Research. Chemistry Education: Research and Practice in Europe, 2, (2), 123-158.

Taber, K. S. (2009) Learning at the Symbolic Level. In J.K. Gilbert & D. F. Treagust (eds.). Multiple Representation in Chemical Education. Boston: Springer.

Taber, K. S. (2013) Revisiting the Chemistry Triplet: Drawing Upon the Nature of Chemical and the Psychology of Learning to inform Chemistry Education. Chemistry Education Research and Practice, 14, 156-168.

The Freedictionary by Farlex (n.d.) Representation. Retrieved on June 16, 2013, from http://www.thefreedictionary.com/representation

The Freedictionary by Farlex (n.d.) Text book. Retrieved on June 16, 2013, from http://www.thefreedictionary.com/text book

Treagust, D. F., G. Chittleborough, & T. Mamiala (2003) The role of submicroscopic and symbolic Representations in Chemical Education.” International Journal of Science Education, 25, (11), 1353–1368.

Treagust, D. F., & A. L. Chandrasegaran. (2009) The Efficacy of an Alternative Instructional Programme Designed to Enhance Secondary Student's Competence in teh Triplet Relationship. In J. K. Gilbert & D. F. Treagust (Eds.). Multiple Representation in Chemical Education. Boston: Springer. Tsaparlis, G. (2004) Has Educational Research Made Any Difference to Chemistry Teaching?Chemistry Education: Research and Practice, 5, (1), 3-4.

(41)

130

Kartika Metafisika, 2014

Whitten, K. W., R. E. Davis, L. Peck, G. G. Stanley. (2009) General Chemistry. Stamford: Thomson Brooks/Cole.

Widodo, A. (2006) Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik, 3,(2), 18-29

Wu, H. K. (2002) Linking the Microscopic View of Chemistry to Real-Life Experiences Intertextuality in a High School Science Classroom. Wiley Periodical, 868-891.

Wulan, A. R. Taksonomi Bloom-Revisi[Slide Powerpoint]. Manuskrip tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.

Yong, B. C. S. (2010) Can Students Read Secondary Science Textbooks Comfortably? Brunei International Journal of Science and Mathematics Education, 2, (1), 59-67.

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian.
Tabel dengan tiga kolom dibuat untuk pengolahan data tanggapan siswa

Referensi

Dokumen terkait

Kekuasaan kehakiman yang merdeka, dalam tinjauan politik hukum, dengan mengacu pada pasal tersebut di atas dilakukan pada dua lapisan, yaitu, pertama, hakim sebagai aparat

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa setelah dikontrol oleh variabel karakteristik responden, ibu hamil yang melakukan ANC minimal empat kali memiliki peluang 2 kali lebih

Konseling dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Siswa.. MTs Darul Hikmah Tulungagung, dapat diambil kesimpulan

Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari kreativitas dari guru PAI yang berupaya agar tingkat kemampuan peserta didiknya dalam membaca Al-Qur’an meningkat

Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dalam membangun loyalitas pelanggan, faktor hubungan yang

Jika belum memperoleh SKS minimal kategori Minat Dasar di kurikulum lama, maka mahasiswa wajib memenuhinya dengan MK Wajib Bidang Minat (di kurikulum baru)

SUATU KAJIAN TENTANG KESADARAN POLITIK PEMUDA PANTAI UTARA (PANTURA) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Daftar Pustaka

Dengan koefisien determinasi sebesar 46,24%, ternyata terdapat korelasi yang cukup berarti antara stress kerja terhadap kinerja karyawan di Tata Usaha Fakultas Ekonomi