EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA INDIVIDU, BEREGU DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA
DI SMA NEGERI 5 CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh:
DANNY PRAMADYA 0900006
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler
Cabang Olahraga Individu, Beregu Dan
Ekstrakurikuler Non Olahraga Di SMA
Negeri 5 Cirebon
Oleh Danny Pramadya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Danny Pramadya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Danny Pramadya, 2014
ABSTRAK
PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA INDIVIDU
BEREGU DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 5 CIREBON
Danny Pramadya 0900006
Ekstrakurikuler merupakan salah satu program sekolah yang bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada kegiatan positif, berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia disekolah, ekstrakurikuler olahraga salah satunya di SMA Negeri 5 Cirebon. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga. Sampel diambil sebanyak 45 orang siswa, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket perilaku sosial. Penghitungan statistik menggunakan SPSS dengan sub menu Explore menggunakan analisis One Way Anova. Dari hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu termasuk dalam kategori baik, siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga individu termasuk dalam kategori sedang, dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga termasuk dalam kategori rendah. Dari hasil uji hipotesis menggunakan One Way Anova memperoleh nilai signifikansi 0,007 < 0,05 maka Ho ditolak atau terdapat perbedaan perilaku sosial dari ketiga kelompok sampel tersebut.
Kata Kunci : Perilaku sosial, Olahraga individu, beregu, dan non
ABSTRACT
SOCIAL BEHAVIOUR COMPARISON BETWEEN INDIVIDUAL TEAM SPORT EXTRAKULIKULER STUDENTS AND NON SPORT EXTRAKULIKULER STUDENTS OF 5 CIREBON SENIOR HIGH
SCHOOL.
Danny Pramadya
0900006
The purpose of this research is to know the social behaviour comparison between individual sport extrakulikuler students, team, and non sport extrakulikuler students. Samples were taken from 45 students, used purposive sampling techniques. The data were collected by using social behaviour questionnaire. Counting statistics were using SPSS by Explore sub menu, and also One Way Anova statistics. The result of this research had concluded that students of team sport extrakulikuler have 1717 of total score, included within a good category, students of individual sport extrakulikuler have 1686 score included on middle category, and students of non sport extrakulikuler have 1538 score indluded on low category. The result of hypothesis test which using One Way Anova was aquired the significant value 0,007 < 0,05 then Ho is rejected or there was a difference among those three samples.
Danny Pramadya, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. PerumusanMasalah ... 6
C. TujuanPenelitian ... 6
D. ManfaatPenelitian ... 7
E. BatasanPenelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. TinjauanPerilakuSosial ... 8
B. TinjauanEkstrakurikuler ... 17
C. KerangkaPemikiran ... 22
D. Hipotesis ... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 27
A. PopulasidanSampelPenelitian ... 27
B. DesainPenelitian ... 28
C. MetodedanProsedurPenelitian ... 29
D. DefinisiOperasional ... 32
F. TeknikPengolahan Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Deskripsi DataHasilAngketPerilakuSosialSiswa ... 41
B. HasilPengolahandanAnalisisData ... 43
C. Diskusi Temuan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ...
Danny Pramadya, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan individu yang sedang mengalami masa transisi terutama dalam perilaku yang dipengaruhi perkembangan psikologis dan sosial. Umur siswa SMA masuk dalam kategori remaja, hal ini diperjelas oleh Nadisah (dalam Hamdani 2011, hal 5) menyatakan bahwa:”Adolesensi atau remaja berusia adalah individu-individu yang berusia 18 tahun untuk perempuan atau 12 tahun sampai 20 tahun untuk laki-laki. Masa adolesensi merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak untuk menjadi dewasa”.
Masa remaja merupakan waktu yang penuh dengan gejolak. Gejolak dalam dirinya, dimana jati diri sedang diproses. Gejolak dengan sesamanya, dimana identitas diri sedang dibangun. Karenanya perlu pendampingan untuk membantu menemukan kelebihan dan kekurangan diri. Dari situlah titik berangkat menuju kedewasaan diri. Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja terlihat pada perilaku seperti pergaulan. Perlu adanya bimbingan dan arahan khusus dari keluarga khususnya orang tua agar tidak melakukan perilaku yang menyimpang seperti tawuran, genk motor, pergaulan bebas dan perilaku negative lainnya.
Selain keluarga, sekolah merupakan salah satu wahana untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan, melalui proses pendidikan yang menyatu dalam pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk pengembangan kepribadian manusia bertujuan untuk menghasilkan perwujudan peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya
program yang dapat mewadahi minat, potensi, dan bakat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang positif salah satunya melalui program ekstrakurikuler. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:43) menjelaskan mengenai pengertian esktrakulikuler sebagai berikut:
“Kegiatan esktrakulikuler adalah kegiatan d luar jam pelajaran dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik disekolah maupun luar sekolah, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya”
Ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan tambahan untuk siswa yang diselenggarakan di sekolah untuk menambah wawasan siswa sehingga tujuan lembaga atau sekolah dapat tercapai. Mekanisme program ekstrakurikuler yaitu peserta didik memilih berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya dengan tujuan meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler diharapkan wawasan siswa lebih luas dalam hal pengetahuan, kaitan dengan mata pelajaran, bakat dan minat siswa tersalurkan, dan akhirnya siswa akan terbina sebagai manusia seutuhnya, selain itu tujuan utama dari kegiatan ekstrakurikuler ialah menekankan pada pembentukan emosi siswa sehingga diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat menekan angka terjadinya perilaku negatif yang dilakukan oleh para siswa.
Danny Pramadya, 2014
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar:
1. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. berbudi pekerti luhur
c. memiliki pengetahuan dan keterampilan d. sehat rohani dan jasmani
e. berkepribadian yang mantap dan mandiri
f.memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan 2. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan
pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
Program kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah berbeda-beda, hal ini didasarkan pada ketersediaan fasilitas, tujuan kegiatan, serta potensi minat bakat siswa. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 33) sebagai berikut:
1. Krida, meliputi kepramukaan, Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Kursus Kader Da’wah, Palang Merah Remaja, Paskibra
2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan Kemampuan Akademik.
3. Latihan/Lomba, Keterbakatan/Prestasi meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater.
4. Seminar, Lokakarya, dan Pameran/Bazar.
Cirebon sebagai lembaga pendidikan formal menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam menyalurkan bakat, minat dan potensi salah satunya yaitu melalui ekstrakurikuler olahraga. Berbagai macam ekstrakurikuler olahraga yang ada di SMA Negeri 5 Cirebon dalam jenis olahraga permainan seperti voli, sepakbola, futsal, basket, softball, baseball, dan atletik.Selain itu adapula olahraga beladiri seperti karate, dan pencak silat yang semuanya memperoleh prestasi cukup membanggakan bagi sekolah.
Melihat perkembangan dalam setiap kehidupan sekarang ini bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan akan kegiatan yang dinamakan olahraga. Olahraga berperan penting dalam mewujudkan kehidupan manusia yang sehat jasmani dan rohani, disamping itu olahraga biasa dijadikan sebagai alat untuk memupuk perpaduan antara sesama manusia dengan cara silaturahmi. Pada saat ini olahraga sudah menjadi budaya meliputi aspek ekonomi, pendidikan dan sosial yang tidak lagi hanya berfungsi semata-mata sebagai permainan dan pengisi waktu luang.
Menurut Rusli Ibrahim dan Komarudin (2010:133) “Dampak psikologis dari keterlibatan individu pada kegiatan pendidikan jasmani atau dalam cabang olahraga tertentu berpengaruh terhadap aspek kepribadian dan watak individu tersebut”.Dalam sebuah penelitian hasil studi Schurr, Ashley dan Joly (1979) (dalam Husdarta 2010, hal 23) terdapat perbedaan dimensi kepribadian antara atlet olahraga beregu dan olahraga individu, hasil penelitian menunjukan bahwa atlet yang terlibat dan melibatkan diri dalam cabang olahraga beregu memperlihatkan internalisasi tingkat kecemasan rendah, lebih mandiri, lebih terbuka dan lebih objektif, namun kurang sensitif dan imajinatif dari pada atlet cabang olahraga individu.
Danny Pramadya, 2014
sosial adalah tingkah laku yang bersifat umum, perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, berpendapat, dan penilaian terhadap suatu norma yang telah disepakati”.Perilaku sosial sangat berkaitan dengan kehidupan individu, baik masa kanak-kanak remaja, maupun dewasa. Perilaku sosial pada masa kanak-kanak di arahkan oleh orang tuanya yang nantinya apabila anak tumbuh dewasa mampu untuk berinteraksi tidak hanya dilingkungan keluarga tetapi dilingkungan masyarakat juga. Pada masa remaja perilaku sosial sudah tidak sepenuhnya diarahkan orang tua, selebihnya mereka menentukan sendiri bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan luar.
Keragaman dan keunikan perilaku sosial yang dilakukan oleh seseorang, merupakan manifestasi dari pengaruh yang mendasarinya.Artinya keunikan perilaku itu disebabkan oleh faktor yang membentuknya. Sehubungan dengan itu Baron dan Byrne (dalam Yusup 2011, hal 29) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Perilaku karakteristik orang lain: misalnya, jika seseorang biasa tinggal dengan orang-orang penyabar, ada sedikit kemungkinan ia akan terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya, demikian pula sebaliknya. 2. Proses kognitif: ingatan dan fikiran yang mendasari kesadaran sosial
seseorang termasuk keyakinan, ide, dan pertimbangan tentang orang lain berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
3. Faktor lingkungan: lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku sosial seseorang.
Peneliti beranggapan adanya perbedaan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu, individu dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Berdasarkan teori dan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul:
“PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA INDIVIDU,
BEREGU DANEKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 5 CIREBON”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, dengan mengacu kepada masalah khusus yang ingin diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga ?
2. Apakah terdapat perbedaan perilaku sosial pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga ?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan yang harus dicapai, tujuan tersebut harus berkaitan dengan masalah yang dipilih serta analisa masalah yang dibahas.Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Danny Pramadya, 2014
2. Untuk mengetahui perbedaanperilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga.
D. Manfaat Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang, masalah, dan tujuan penelitian maka penulis merumuskan manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Karena pengaruh perkembangan zaman, maka dewasa ini sebagai insan olahraga maka peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dalam memasyarakatkan olahraga dan mengembangkan olahraga khususnya di lingkungan sekolah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi guru mata pelajaran olahraga, atau pembina ekstrakurikuler olahraga dalam upaya pembinaan siswa untuk berolahraga khususnya dalam kegiatanekstrakurikuler.
E. Batasan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini agar ruang lingkupnya terarah pada tujuan, maka penulis membatasi penelitian hanya pada masalah mengenai hal-hal berikut:
1. Penelitian ini difokuskan pada perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Cirebon
2. Penelitian ini difokuskan pada 3 kelompok sampel yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu (futsal, voli, basket), olahraga individu (karate, silat, atletik) dan ekstrakurikuler non olahraga (Pramuka, Paskibra, OSIS). Pengambilan cabang olahraga dan ekstrakurikuler tersebut disesuaikan dengan ketersediaan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 5 Cirebon.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Berdasarkan hal tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Cirebon.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang kita teliti, dalam penentuan sampel dimaksudkan untuk membatasi obyek penelitian. Dalam pengambilan sampel harus representasi dari populasi sehingga penentuannya harus menggunakan cara dan pertimbangan tertentu, agar benar-benar mampu mewakili populasi. Untuk mengambil sampel pada sebuah penelitian diperlukan teknik atau disebut teknik sampling.Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, menurut Sugiyono (2009:218).Purposive Sampling adalah “Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu”.Tujuan atau pertimbangan pengambilan subjek/sampel penelitian tersebut misalnya karena sampel dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mencari data yang sebenarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mempertimbangkan pengambilan sampel ditentukan sebagai berikut:
1. Siswa yang aktif dan mengikuti ekstrakurikuler minimal 1 tahun karena pembentukan sikap seseorang dapat terbentuk dari aktivitas yang sama dan berulang-ulang dalam waktu yang lama (Yusup 2004 dalam Syamsuri 2012:20).
Danny Pramadya, 2014
3. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 45 orang yang berasal dari 3 kelompok sampel yaitu olahraga beregu 15 orang (voli, futsal, basket), individu 15 orang (silat, karate, atletik) dan ekstrakurikuler non olahraga 15 orang (Pramuka, Paskibra, OSIS)
B. Desain Penelitian
Untuk desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain penelitian
Keterangan :
X 1: Ekstrakurikuler olahraga beregu X 2: Ekstrakurikuler olahraga individu X 3: Ekstrakurikuler non olahraga Y: Perilaku sosial
Menurut Arikunto (2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas / Independen ( X )
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (terikat).Pada penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu ekstrakurikuler olahraga beregu (X1), olahraga individu (X2), dan yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga (X3).
X
1Y
X
2Danny Pramadya, 2014
2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Pada penelitian ini variable terikat (Y) adalah perilaku sosial.
C. Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Penelitian ini merupakan penelitian perbandingan (Comparative Study) yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena mencari faktor apa, situasi bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu. Studi ini dimulai dengan mengadakan pengumpulan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala tertentu, kemudian dibandingkan suatu gejala, peristiwa atau faktor-faktor yang mempengaruhi dari dua atau beberapa kelompok sampel.
Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket.Cara penyampaian angket, angket diisi oleh sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga responden diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 2011: 2).
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu siswa SMA Negeri 5 Cirebon.
2. Kemudian menentukan kelompok sampel.
3. Setelah itu melakukan observasi dan uji coba angket.
4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket penelitian.
5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.
Danny Pramadya, 2014
Hasil
Gambar 3.2 Prosedur penelitian
Pengambilan Sampel Penentuan
Populasi
Pengolahan dan Analisis Data Angket Perilaku sosial
Ekstrakurikuler
Olahraga Beregu
Ekstrakurikuler
Non Olahraga
Ekstrakurikuler
D. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perilaku sosial menurut Ma’rat (1981:171) menjelaskan bahwa: “Perilaku sosial adalah tingkah laku yang bersifat umum, perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, berpendapat, dan penilaian terhadap suatu norma yang telah disepakati”.
2. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran, yang dilakukan baik disekolah maupun luar sekolah, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1995:2).
3. Siswa menurut Poerwadinata (1976:955) adalah pelajar (pada sekolah akademi atau sebagainya). Istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar atau menengah.
4. Giriwijoyo (1995:7) menjelaskan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga agar menjadi sesuai dengan persyaratan atau tujuan tertentu yang dikehendakinya
E. Instrument Penelitian
Danny Pramadya, 2014
yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pernyataan-pernyataan.
Menurut Nurhasan (2007:5) pengukuran adalah proses pengumpulan data dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur/instrument yang baku. Instrument dalam penelitian ini menggunakan angket perilaku sosial, angket ini digunakan untuk mengetahui gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu, individu dan yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 5 Cirebon.
1. Kisi-kisi Angket Perilaku Sosial
Danny Pramadya, 2014
Setiap butir pernyataan yang telah dibuat diiringi dengan alternative jawaban.Dalam alternative jawaban setiap butir pernyataan angket diberikan bobot skor dengan menggunakan skala likert. Skala likert menurut Sugiyono (2009:93) menjelaskan bahwa:
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan”.
Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah skala penilaian yang dibuat Likert yang menyajikan uraian jawaban bertingkat yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tiap alternative jawaban mempunyai nilai tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya tertera pada table 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban
Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
1. Uji Coba Angket
Sebelum angket perilaku sosial disebarkan pada sampel sebenarnya, sebelumnya angket di uji coba terlebih dahulu. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2006:166) adalah sebagai berikut:
1.1Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap mmaksud penelitian.
Danny Pramadya, 2014
1.3Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisis angket
1.4Untuk mengetahui apakah butir pernyataan atau pertanyaan yang tertera pada angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan dilapangan. Setelah peneliti mendapat persetujuan dosen pembimbing, maka butir soal yang telah disusun dalam bentuk angket disebarkan kepada responden uji coba, sebelum responden uji coba mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara pengisiannya.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum pada penyebaran angket sebenarnya, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas angket. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (2010:211) bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”.
Untuk kemudahan penelitian, peneliti mengolah data untuk uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.Pada uji validitas dan reliabilitas
2.1Uji Validitas
Validitas menurut Arikunto (2010:211) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrument.Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu dilakukannya uji coba angket.Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada 45 orang siswa yang tidak diikutkan dalam penelitian yang sebenarnya.
terdiri dari 40 butir soal.Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Angket
Butir Soal
Corrected
Item-Total Correlation Keterangan
Butir Soal
Corrected
Item-Total Correlation Keterangan
s1 .007 Tidak Valid s21 .217 Valid
s2 .243 Valid s22 .297 Valid
s3 .592 Valid s23 .609 Valid
s4 .410 Valid s24 .484 Valid
s5 .165 Tidak Valid s25 .134 Tidak Valid
s6 .191 Tidak Valid s26 .301 Valid
s7 .668 Valid s27 .319 Valid
s8 .527 Valid s28 .350 Valid
s9 .449 Valid s29 .512 Valid
s10 .300 Valid s30 .312 Valid
s11 .530 Valid s31 .398 Valid
s12 .641 Valid s32 .453 Valid
s13 .408 Valid s33 .502 Valid
s14 .069 Tidak Valid s34 .515 Valid
s15 .378 Valid s35 .525 Valid
s16 .243 Valid s36 .340 Valid
Danny Pramadya, 2014
s18 -.128 Tidak Valid s38 -.096 Tidak Valid
s19 .406 Valid s39 .361 Valid
s20 .229 Valid s40 .416 Valid
Untuk mengetahui butir soal valid atau tidak valid, dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlationhasil dari analisis Reability Scale.Menurut, Nisfiannor Muhammad (2009: 229), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”.Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlationdiatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya.Ternyata hanya 7 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal 1,5,6,14,18,25 dan 38.Sedangkan sisanya, sebanyak 33 butir soal memiliki nilai
diatas 0,200 atau dinyatakan valid. 2.2Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya konsisten, skor hasil pengukuran suatu instrument yang reliable akan menghasilkan skor yang realtif sama apabila digunakan secara berulang-ulang pada orang yang sama dan waktu yang sama. Dari hasil pengujian validitas diatas, dapat diketahui ada 36 butir yang valid dan 4 butir soal yang tidak valid.Untuk menguji reliabilitas, seluruh butir soal valid dilakukan pengujian reabilitas dengan menggunakan analisis Reliability Scale.Dari pengujian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha> 0,600 maka dinyatakan Reliabel.Dengan nilai Cronbach Alpha= 0,882 >0,600 atau dapat disimpulkan bahwa instrumen angket inimemiliki tingkat reliabilitas yang signifikan.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for window karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya. Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu ;
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran perilaku sosial pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola dan silat analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore
2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.
Danny Pramadya, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpengolahan data dananalisis data yang telahpenelitilakukan, makadalampenelitianinipenelitidapatmenyimpulkanbahwa :
1. Hasildarideskripsi data, nilai total skorangketperilakusosialsiswa yang mengikutiekstrakurikulerolahragaberegutermasukdalamkategoribaik, nilai
total skorangketperilakusosialsiswa yang
mengikutiekstrakurikulerolahragaindividutermasukdalamkategorisedang, dannilai total skorangketperilakusosialsiswa yang mengikutiekstrakurikuler non olahragatermasukdalamkategorirendah. 2. Terdapatperbedaan yang signifikanantarasiswa yang
mengikutiekstrakurikulerolahragaindividu, beregudanekstrakurikuler non olahraga di SMA Negeri 5 Cirebon.
D. Saran-saran
Setelahmengetahuihasilpenelitian yang telahdiperoleh,
selanjutnyapenelitimengajukan saran yang
dapatdigunakansebagaipemahamandanliteraturtambahan:
1. Penelitianinihanyaterbataspadagambaranperilakusosialsiswa yang mengikutiekstrakurikulerolahragaberegu, individu, dan non ekstrakurikulerolahraga di SMA Negeri 5 Cirebon saja. Untukitupenelitimerekomendasikankepadapenelitianberikutnyauntuklebih luasdalammenetukanwilayahpopulasi,
lebihberagamdalammemilihjenisolahragaataujenisekstrakurikulernya. 2. Direkomendasikankepadalembagapendidikankhususnyasekolah agar
lebihmemfasilitasiparasiswadalamkegiatanpositif,
sepertidalamekstrakurikulerkhususnyaekstrakurikulerolahraga. Karenamelaluikegiatanekstrakurikuler,
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asis Syamsuri (2012). Perbandingan Perilaku Sosial antara Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga dengan Siswa yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Sukasari Kab Subang. Skripsi FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Bagus Pranata (2013). Perbandingan Perilaku Sosial pada Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dan EKstrakurikuler PMR. Skripsi FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Chaplin, C.P (1993). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Raja Grafindo
Departemen pendidikan dan kebudayaan (1995). Kegiatan Ekstrakurikuler : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan.
Hamdani, H (2011). Profil Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Sepak Takraw Skripsi FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Husdarta, H.J.S (2010). Psikologi Olahraga Bandung : Alfabeta
Maulana Yusup (2013) Perbandingan Profil Tingkat Kebugaran Jasmani dan Perilaku Sosial Antara Siswa SMP di Daerah Perkotaan dan Pedesaan. Skripsi FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Ma’rat. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nicko Anggoro (2011). Perbandingan Perilaku Sosial dan Berfikir Kritis pada Siswa yang Mengikuti Unit Kegiatan Softball dan Taekwondo di SMA 2 Negeri Bandung. Skripsi FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Danny Pramadya, 2014
Oom Rohmah. (2010) Hubungan Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa. Bandung: Tesis S-2 FPOK UPI
Rusli Ibrahim (2010). Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan. Jakarta : PT Inti Media.
Rusli Ibrahim & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI. Rusli Lutan (2010). Sosiologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI
Singgih Santoso. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, Damayanti, dan Indri Rahayu, (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
Yusuf Syamsu (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Rosda Karya.
SUMBER INTERNET