• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Program Studi S – I PGSD Universitan Pendidikan Indonesia

Oleh

NAMA : EROM NIM : 0904887

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

Oleh

NAMA : EROM NIM : 0904887

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© EROM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK ”

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Matematika di Kelas II SDN 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri – Kabupaten Bogor )

NAMA : EROM NIM : 0904887

(5)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah …..…...….…...………….….….. B. Rumusan Masalah ………...…….…………...

A. Pembelajaran Matematika Realistik ……….………… 1. Konsep Pendekatan Matematika Realistik………... 2. Karakteristik Pendekatan Realistik ……… 3. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik .. 4. Kekuatan Matematika Realistik ………. 5. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Pendekatan

Realistik ……… B. Konsep Penjumlahan ………... C. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar………...….………. BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ………

A. Metode Penelitian …...……… B. Model Penelitian ……...….………. C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ...

(6)

D. Prosedur Penelitian ….……….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….

(7)

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Nilai Matematika Th. 2012 - 2013 ... 2 2 Tabel 4.1 Daftar Nilai Soal Pertama Siklus I 44 3 Tabel 4.2 Daftar Nilai Soal Kedua Siklus I 46 4 Tabel 4.3 Daftar Nilai Soal Pertama Siklus I... 48 5 Tabel 4.4 Nilai Hasil Ketuntasan siklus I... 49 6 Grafik 4.1 Hasil Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I 49 7 Tabel 4.5 Nilai soal Siklus II ... 54 8 Tabel 4.6 Hasil NilaiTes Siklus II ... 57

9 Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II 62

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat pembelajaran matematika di kelas II SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, guru di awal pembelajaran tidak melakukan apersepsi, guru dalam menyampaikan materi masih dominan dengan metode ceramah yang berlangsung hanya satu arah, model yang digunakan masih bersifat konvensional dan Guru menyampaikan pesan pada siswa hanya menekankan pada isi pesan tanpa pendekatan pembelajaran . Sehingga siswa kurang memahami konsep matematika karena pelajaran terlalu abstrak dan kurang menarik serta kurangnya contoh permasalahan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. penilaian hanya terfokus ke sumatif dan hanya mengejar jawaban benar namun mengabaikan proses.

(9)

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012 / 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai penjumlahan bilanghan bulat yang ditargetkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 65 belum memenuhi standar karena sekitar 60% siswa belum memahami konsep matematika, adapun perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

(10)

merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari sekolah dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi pembelajarannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek abtrak yang berdasarkan kebenaran dan konsistensi.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting, tetapi dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika masih jauh dari apa yng diinginkan. Hal tersebut karena metode dan pendekatan pembelajaran yang dipakai kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut tidak maksimal. Kenyataan tersebut masih dijumpai di SD Negeri1 Parungtanjung.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 mewajibkan Sekolah Dasar mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sesuai kebutuhan berdasarkan panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dasar dan menengah yang disusun oleh badan Standar Nasional Pendidikan ( BNSP ).

(11)

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2012 / 2013 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Faktor yang ditimbulkan oleh guru yaitu, dalam kegiatan pembelajaran matematika yang masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktifitas menerangkan, memberikan contoh, dan selanjutnya siswa diberi latihan –latihan mengerjakan soal- soal sesuai dengan contoh.

b. Guru hanya berkonsentrasi mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya bertumpu pada target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan oleh karena banyaknya materi yang harus dicapai.

(12)

Salah satu alternatif solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan Pendekatan Realistik. Dengan pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat menempatkan guru sebagai perancang organisasi pembelajaran sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami dan menggunakan Matematika melalui aktivitas belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan realistik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika untuk peserta didik pada pokok bahasan Penjumlahan Bilangan Bulat melalui pendekatan Realistik, di Kelas II SD Negeri1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kab. Bogor ”. Secara terinci rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SD Negeri 1 Parungtanjung melalui pendekatan realistik ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SDN 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik?

(13)

C. Hipotesins Tindakan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan pendekatan Realistik maka hasil belajar matematika siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat dapat ditingkatkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memecahakan masalah praktis yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan realistik, di SD Negeri 1 Parungtanjung secara rinci tujuan ini diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SD1 Negeri Parungtanjung Kabupaten Bogor melalui pendekatan realistic

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas II SDN 1 Parungtanjung melalui penerapan pendekatan realistik.

(14)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan rasa senang terhadap proses pembelajaran matematika b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

c. Dapat meningkatkan pola pikir matematika siswa kelas 2 sesuai dengan kemampuan masing – masing.

d. Memberikan pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

a. Dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan informasi bagi guru khususnya guru Sekolah Dasar mengenai pembelajaran matematika. b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan

keterampilan pembelajaran matematika

(15)

d. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran realistik, guna meningkatkan profesi dan kualitas guru

3. Bagi Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penentu kebijakan, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan .

b. Dapat digunakan sebagai inpentarisasi bacaan di sekolah.

F. Definisi Operasional.

1. Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) “menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang di tentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Cece Rahmat ( Zainal Abidin,2004:1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah ”penggunaan angka pada hasil tes prosedur penilaian sesuai dengan peraturan

tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”.

Selanjutnya hasil belajar menurut Harahap ( Abidin,2004:2 ) yaitu : a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

b. Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan

c. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa di brikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

(16)

e. Untuk keperluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten

f. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan bahan dalam mengambil sebagian keputusan dalam pengajaran

Hasil belajar dapat menggambarkan kemampuan siswa, sejauh mana siswa telah menguasai suatu kompetensi sehingga seorang guru dapat menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan siswa serta membantu guru untuk menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

2. Hakekat Penjumlahan

Perjumlahan adalah salah satu operasi aritmetika dasar. Perjumlahan merupakan penambahan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah.

Hakikat penjumlahan yang pertama ditanamkan pada siswa / pesrta didik adalah ” bertambah ” dan ini merupakan bahasa sehari – hari yang sering didengar oleh siswa ( peserta didik ) pada jenjang pendidkan dasar. Contohnya dalam penjumlahan misalnya : Di dalam kantong tersedia 5 permen siswa disuruh menambahkan permen baru kedalam kantong sebanyak 4 permen, dengan alat peraga yaitu permen .

Penjumlahan ditulis dengan menggunakan tanda tambah "+" diantara kedua bilangan. Hasil dari penjumlahan dinyatakan dengan tanda sama dengan "="

(17)

2 + 2 = 4 (diucapkan "dua ditambah dua sama dengan empat")

Jadi apabila menjumlahakan sebuah bilangan dengan bilangan lain , artinya kita menambah bilangan ditambah sebanyak bilngan yang ditambahkan.

3. Pengertian Matemtika

Pengertian serta bahasan matematika itu sangat beragam . keanekaragaman defninisi itu sendiri satu sama lain saling melengkapi. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Depdiknas , 2003 : 2 ) menuliskan tentang matemtika yaitu :

 Matemtika merupakan suatu bahan kajian yng memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif , yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima , sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

 Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari dari pernyataan yang ingin kita samapaikan .... uraian ini menunjukan bahwa matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan berdasarkan konsap abstrak , sehingga dibutuhkan simbol untuk dapat mengoperasikan urutan dari stuktur dan hubungan tersebut dan operasi yang telah diterapkan sebelumnya.

(18)

dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda di sebut Wiskendu atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran .

4. Pengertian Pendekatan Realistik

Pendekatan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran dalam matematika berdasarkan pada Realistic Mathematics Education (RME), yang pertama kali dikembangkan di negeri Belanda pada tahun 70-an oleh Freundenthal. Pada RME pembelajaran matematika bisa bermakna bila dikaitkan dengan kenyataan (realita) dalam kehidupan di masyarakat yang di alami siswa. Selain sebagai suatu proses aktivitas, tidak hanya sebagai suatu produk yang dijadikan bahan ajar.

Sementara ini guru memandang matematika hanya sebagai hasil buah pikir manusia pendahulu, kemudian diajarkan kembali kepada manusia lain generasi berikutnya untuk dipelajari dan dimanfaatkan. Guru melaksanakan pengajaran matematika hanya sebagai produk dan bukan matematika sebagai proses.

Freundenthal mengemukakan bahwa pembelajaran matematika seyogyanya dilakukan dengan sistem guided reinvention, kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep atau aturan, yaitu dengan memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mencoba proses matematisasi ( proses of mathematization ), tidak hanya diberitahukan.

(19)

empirik menuju dunia rasio, sedangkan matematisasi vertikal adalah proses transformasi pada dunia rasio dalam pengembangan matematika secara abstrak.

Dalam praktek pembelajaran matematika di kelas, pendekatan realistik sangat memperhatikan aspek-aspek informal, kemudian mencari jembatan untuk mengantarkan pemahaman siswa pada matematika formal.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, “ penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk merperbaiki pekerjaannya, memahi pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan”. ( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 ), penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antar guru dengan observer untuk melihat aktivitas sekaligus melihat peningkatan kemampuan berpikir keratif siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik. Penelitian di harapkan dapat memperbaiki proses belajar yang lebih baik dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif pelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika.

Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan yaitu melalui empat tahap meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Prosedur PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari komponen-komponen yang terdiri dari :

Perencanaan ( Planning ), Rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk 1. memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai

(21)

2. Tindakan (Action), Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan

3. Observasi (Observing), mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( Reflecting ), Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan.

Dalam pelaksanaan penelitian dibuat 2 siklus untuk mempermudah langkah peneliti, mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka, melakukan observasi awal, menemukan masalah kemudian mengidentifikasi masalah, merencanakan langkah awal tindakan dengan menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi, maka diperbaiki lagi pada siklus berikutnya.

B. Model Penelitian

(22)

Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut : Yaitu model ( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 )

( Kemmis & Mc. Taggart 1988 dalam David Hopkins 1993: 48 )

1. Tahap Perencanaan

(23)

Kegiatan awal dimasudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik, maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunann model pendekatan realistik pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksankan penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk – petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan realistik. Pelaksanaan tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.

3. Tahap Pengamatan / Observasi

(24)

– hal atau tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana caranya meningkatkan hasil belajar ( format lembar pengamatan terlampir ).

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan berlangsung yang menyebabakan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai minimal 70 pada penyelesaian soal penjumlahan bilangan bulat. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.

(25)

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui kemampuan siswa dalam pengerjaan soal penjumlahan bilangan bulat, maka pada pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran penyelesaian soal pecahan di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah instruksional yang ada kemudian membuat

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Parungtanjung Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat dilakukannya penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain kualitas SD tersebut secara umum dapat dikatakan memadai, sekolah tersebut juga merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru kelas sehingga sedikitnya peneliti sudah memahami kesukaran yang di hadapi oleh siswa-siswa di sekolah tersebut. Subyek penelitian terdiri 30 siswa, pembelajaran melalui pendekan realistik.

D. Prosedur Penelitian ( Rancangan Penelitian )

(26)

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas meliputi beberapa prosedur terdiri dari :

1. Identifikasi Masalah

Melaksanakan proses pembelajaran matematika yang difokuskan pada pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bualt di kelas II setelah selesai penbelajaran guru dan beberapa siswa melakukan refleksi, ada beberapa permasalahan yang ditemui diantarannya: dalam proses belajar tidak tampak aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, dan terjadi interaksi satu arah maksudnya hanya tertuju pada siswa yang pandai saja.

Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah dapat dilihat pada bab I.

2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan realistik.

b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan realistik

(27)

3. Penyusunan Rencana Tindakan

Menetapkan topik pembelajaran berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan dengan observer, yang menjadi topik pembelajaran yaitu dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan realistik.

a. Menyusun alat evaluasi

LKS diberikan untuk membangkitkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa dalam kerja kelompok dalam memecahakan masalah yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan buyalat. Sedangkan alat evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta mampu mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Menyiapkan buku matematika yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan .

c. Melakukan pembagian kelompok.

4. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian ini adalah sebagai berikut :

a. Siklus I

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

(28)

2. Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus I

3. Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain : Observasi pelaksanaan siklus I, mengkaji hasil belajar siswa, dengan guru dan siswa kelas II.

4. Melakukan refleksi siklus I

5. Hasil Analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I ini menjadi bahan bagi rekomendasi dan revisi rencana tindakan ke siklus II.

b. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

1. Membuat rencana pembelajaran yang direvisi pada Siklus II 2. Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II

3. Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain Observasi pelaksanaan siklus II, mengkaji hasil belajar siswa, 4. Melakukan refleksi siklus II

5. Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu menjaring kemampuan akhir ( Hasil belajar siswa) setelah diterapkan pendekatan realistik dan menganalisis peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa serta menjaring respon guru dan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran alat bantu peraga

(29)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan pendekatan realistik. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam penelitian dibutuhkan 2 data yaitu: 1) data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat 2) data tentang pelaksanaan pendekatan realistik. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar

Menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat. Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik. Dalam tes soal yang diberikan berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

2. Instrumen Non Tes

(30)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pada dasarnya Pengolahan dan analisis data dilakukan pada setiap aktivitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas ( Suryanto, 1996).

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut :

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Teknik kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik Kuantitatif ( Teknik Persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan rumus :

(31)

Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a.Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar yang telah berlangsung.

b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

(32)

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari.

Dengan rumus :

1. Menghitung nialai rata-rata kelas dengan rumus : N 2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 % Jumlah Skor Total Maksimum

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Pada tahap perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran Matematika yang berkaitan dengan indikator pada siklus I yaitu, (1) penjumlahan bilangan bulat, (2) membuat rencana pembelajaran, dibuat dalam bentuk RPP di lengkapi dengan lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Setelah melakukan perbaikan kelemahan-kelemahan yang diperoleh dari siklus I, maka peneliti kembali merancang pelaksanaan pembelajaran dengan topik yang sama seperti pada siklus I dan siklus II yaitu penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik.

(34)

hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan realistik. 3. Hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran matematika

dengan pokok penjumlahan bilangan bulat menggunakan pendekatan realistik dalam Siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hasil ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan realistik sangat cocok diberikan di kelas II SDN 1 Parungtanjung Gunungputri Bogor di Sekolah Dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat melalui pendekatan realistik dapat dilihat dari hasil tes dimana pada pembelajaran siklus I mulai dilaksanakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 70,60 dan pada proses dilaknkan pembelajaran Siklus II meningkat nilai yang didapat adalah 91.33.

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

(35)

2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Saharsimi. (2002) , Penelitian Tindakan Kelas . Bumi Aksara

Dolk, Marten. ( 2006). Realistik Matematics Education. Makalah Kuliah Unun di Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang, tanggal 29 Juli 2006.

Depdiknas, (2003 : 2 ), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD Jakarta

Hadi, Sutarto.(2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Penerbit Tulip

Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud, 1998/1999

Karso, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas Sekolah Dasar , Jakarta : Universitas Terbuka

Kemis, S,Mc,Taggart, R ( 1992 ). The Action Research Plamer. Viktorian Deaken University

Kasbolah, K . ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas

Suryanto. ( 2007), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia( PMRI)”. Majalah PMRI Vol. V No.1 Januari 2007,

Suhendra . (2007) , Strategi Belajar Mengajar Matematika Bandung : UPI Press Turmuzi, ( 2001 ). Pendekatan Realistik dalam pembelajaran Matematika,

Makalah FPMIPA UPI Bandung.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Matematika Th. 2012 - 2013 ......................................
Tabel 1.1  Nilai Matematika  TH: 2012 / 2013

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Bagian Tata.. Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN DIABETES MELLITUS TYPE II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Proses yang terjadi pada DFD level 2 proses update data hampir sama dengan proses input data, yaitu admin menngubah data yang telah di- input sebelumnya,

Ayat ini berisikan pidana pidana terhadap pengemudi berkendaraan angkutan barang yang tidak mengemudikan Kendaraan Bermotor angkutan barang yang tidak menggunakan jaringan

[r]

mengenai tahapan menjahit bouste houder dari awal sampai finishing. 2) Editing video yang merupakan tahap pengeditan setelah shooting dengan. memasukkan semua bahan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Karakteristik Penderita

Namun pada perkembangannya saat ini, tidak hanya berkomunikasi dengan sebuah program yang telah dirancang dapat memberikan hiburan pada seseorang. Akan tetapi dapat digunakan