PROGRAM PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI MEDIA ANGKLUNG BAGI GURU SD SE- GUGUS DR. SUTOMO
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni
Oleh
Syifa Nurtari Ulfah
NIM 1201633
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Program Pelatihan Pembelajaran
Tematik Melalui Media Angklung
Bagi Guru SD Se- Gugus Dr.Sutomo
Oleh Syifa Nurtari
S.Pd UPI Bandung, 2014
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Seni
© Syifa Nurtari Ulfah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
SYIFA NURTARI ULFAH
PROGRAM PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI MEDIA ANGKLUNG BAGI GURU SD SE- GUGUS DR. SUTOMO
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd.
NIP. 197303262000031003
Pembimbing II
Dr. Dewi Suryati Budiwati, S.Sen., M.Pd.
NIP. 196204221986092001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Seni
Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah... 6
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat/SignifikanPenelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A.Hipotesis Penelitian ... 8
B. Pelatihan ... 8
C. Pembelajaran Tematik ... 15
D.Angklung... 23
E. Angklung sebagai Media Pembelajaran Tematik ... 26
F. Teknik Bermain Angklung... 27
G. Musikalitas ... 28
H.Kreativitas ... 34
I. Penelitian Terdahulu ... 36
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Lokasi Penelitian ... 42
B. Desain Penelitian ... 43
C. Metode Penelitian ... 47
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 48
E. Validitas dan Reliabilitas ... 50
F. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ... 51
G. Teknik Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54
A. Hasil Penelitian... 54
B. Pembahasan ... 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96
A. Simpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 42
Tabel 3.2 Kuisioner Pelatihan Guru ... 49
Tabel 3.3 Bobot Penilaian Jawaban... 52
Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Menganalisa Jawaban Responden... 53
Tabel 4.1 Kuisioner Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung 65 Tabel 4.2 Bentuk dan Nilai Not... 70
Tabel 4.3 Kuisioner Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung 76 Tabel 4.4 Hasil Pretest Pelatihan... 85
Tabel 4.5 Hasil Posttest Pelatihan ... 86
Tabel 4.6 Kompetensi Afektif ... 88
Tabel 4.7 Kompetensi Psikomotor ... 89
Tabel 4.8 Kompetensi Kognitif ... 90
Tabel 4.9 Presentase Peningkatan Skor Pretest dan Posttest ... 91
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Lokasi Pelatihan ... 59
Gambar 4.2 Penyampaian Materi pada Pelatihan ... 69
Gambar 4.3 Partitur Lagu "Es Lilin" ... 71
Gambar 4.4 Peserta Mencoba Memainkan Angklung ... 72
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 3.1 Desain Penelitian ... 43
Diagram 3.2 Rancangan Penelitian ... 44
Diagram 3.3 Langkah Penelitian ... 45
Diagram 4.1 Konsep Pelatihan ... 55
Diagram 4.2 Syntax Pelatihan ... 57
Diagram 4.3 Sistem Pelatihan ... 63
Diagram 4.4 Alur Pelatihan ... 64
Diagram 4.5 Model Penelitian ... 82
Diagram 4.6 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Aspek Afektif ... 88
Diagram 4.7 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Aspek Psikomotor ... 89
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Model Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung ... 100
Lampiran 2 Partitur Bahan Ajar ... 113
Lampiran 3 Silabus Pembelajaran Tematik ... 114
Lampiran 4 Dokumentasi Data Visual ... 143
Lampiran 5 Kuisioner & Hasil Perhitungan Pelatihan ... 147
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi kebingungan guru akan pengimplementasian kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik. Sebagai respon kondisi yang ada, maka termotivasi untuk melaksanakan pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat guru aplikasikan dan kembangkan saat mengajar. Materi yang diajarkan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan dilakukanya penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang kondisi objektif, membuat rancangan model pembelajaran dan pelatihan, mengimplementasikan model pelatihan serta melihat efektivitas model pembelarajn tematik terpadu melalui media angklung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pretest posttest. Hasil temuan dari pelatihan ini yaitu; 1) Pengetahuan dan keterampilan peserta mengenai pemanfaatan angklung dalam pembelajaran tematik terpadu setelah mengikuti pelatihan meningkat. 2) Sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kreativitas untuk mengaplikasikan model di kelas. 3) Metode yang digunakan dalam proses pelatihan dinilai sudah efektif dan efisien
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research is motivated confusion will teachers implementing the curriculum in 2013 that uses thematic learning. In response there condition, then motivated to carry out thematic learning through media training angklung as an alternative model of learning that can be applied and developed teacher while teaching. The material taught aims to improve the competence of teachers in the aspect of knowledge, attitudes, and skills. The purpose of this study dilakukanya to obtain a description of the objective conditions, making the design model of learning and training, implement the training model and the effectiveness of integrated thematic teaching models through the media angklung. The method used in this study is the experimental method with one group pretest-posttest design. The findings of this training, namely; 1) Knowledge and skills of the participants regarding the utilization of angklung in an integrated thematic learning after training increased. 2) The attitude and behavior of the participants after the training can enhance the creativity to apply the model in the class. 3) The method used in the training process is considered to be effective and efficient.
1
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan peningkatan penguasaan ilmu dan teknologi semakin tinggi
pada masa sekarang. Kebutuhan-kebutuhan akan penguasaan ilmu dan teknologi
selama ini secara konvensional telah terpenuhi lewat pendidikan., khususnya
pendidikan formal yaitu sekolah. Pendidikan formal lebih diarahkan pada
pemenuhan kebutuhan akan penguasaan pengetahuan dan kemampuan dasar yang
diperlukan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan akan wawasan aktual dan
kecakapan praktis terutama yang bersifat segera, masyarakat lebih mengandalkan
pada pelatihan yang dilaksanakan di luar sekolah. Pelatihan memang lebih banyak
dilaksanakan dalam dunnia kerja untuk mengisi kebutuhan fungsional. Misalnya
kini guru-guru diharuskan untuk menggunakan kurikulum baru yaitu Kurikulum
2013, dimana perlu pelatihan terlebih dahulu untuk mengimplementasikan kepada
murid di kelas.
Tahun pelajaran 2013/2014 mulai menggunakan kurikulum yang baru yaitu
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum
KBK dan Kurikulum KTSP. Tema pengembangan Kurikulum 2013 ini adalah
dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap (tahu mengapa), pengetahuan (tahu apa), dan
keterampilan (tahu bagaimana), yang terintegrasi. Banyak kendala yang dihadapi
oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, dimana guru sudah
terbiasa dengan cara lama yaitu berorientasi pada konten penyajian materi.
Sedangkan pada Kurikulum 2013 ini tugas guru adalah untuk mengarahkan siswa
lebih kreatif dan inisiatif. Pada Kurikulum 2013 ini juga terdapat model
pembelajaran tematik terpadu yang membuat guru harus bekerja ekstra untuk
mengimplementasikannya. Guru dituntut harus berwawasan luas, memiliki
2
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru
dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan
ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
Model tematik terpadu mulai dikembangkan di awal tahun 1970-an. Model
tematik terpadu dianggap sebagai model yang efektif karena dapat mewadahi
secara terpadu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Model tematik terpadu ini
sangat disarankan untuk digunakan di sekolah dasar karena premis utama model
pembelajaran tematik terpadu adalah bahwa siswa membutuhkan
kesempatan-kesempatan tambahan agar dapat memanfaatkan bakat dan talentanya,
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi
dan mensintesis. Setiap guru yang menerapkan model pembelajaran ini harus
terlebih dahulu memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas bersama siswa. Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak
didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu
diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang
mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pada tahap awal sebelum penulis mengadakan pelatihan, penulis melakukan
analisis kondisi objektif guna mengidentifikasi kebutuhan pelatihan agar
penyusunan program pelatihan dapat efektif dan efisien bagi peserta. Penulis
menemukan kondisi di lapangan ternyata masih banyak guru yang belum bisa
mengaplikasikan pembelajaran tematik, khususnya pembelajaran tematik melalui
media angklung. Ini semua dikarenakan terlambatnya pemerintah
mensosialisasikan kurikulum 2013 pada para guru. Selain belum bisa
mengaplikasikan pembelajaran tematik masih banyak juga guru yang belum bisa
3
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Faktor penyebabnya karena pelajaran seni budaya di sekolah dasar tidak
memakai guru seni budaya sebagai pengajarnya, melainkan guru kelas. Hal ini
menjadi penyebab mengapa banyak guru yang belum bisa memainkan lagu
menggunakan angklung karena mereka harus mengajarkan berbagai mata
pelajaran dan tidak sempat untuk memperdalam mengenai angklung dan
musikalitas. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, pemerintah pun ternyata
jarang sekali mengadakan pelatihan angklung bagi guru sekolah dasar ini
ditambah banyak guru sekolah dasar yang sudah cukup berumur sehingga agak
kesulitan untuk bermain musik menggunakan angklung.
Berdasarkan banyaknya kendala yang dihadapi guru untuk
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan model pembelajaran tematik
terpadu, maka dilakukanlah sebuah pelatihan untuk para guru sekolah dasar di
Gugus Dr. Sutomo Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Pelatihan mengenai
model pembelajaran tematik terpadu menggunakan model pembelajaran yang
dibuat oleh peneliti.
Pelatihan ini menggunakan seni dimana angklung sebagai medianya karena
menurut Goldberg (2000) seni dapat diterapkan untuk pelajaran sejarah, ilmu
pengetahuan sosial, geografi, ilmu pengetahuan alam, dan matematika. Oleh
karena itu pembelajran seni memiliki kesempatan untuk dipadukan dengan mata
pelajaran lain. Secara tidak langsung saat siswa belajar mata pelajaran seni, materi
mata pelajaran lain bisa tersampaikan pada siswa melalui nyanyian, tarian,
ataupun bermain alat musik. Salah satu alat musik yang bisa digunakan untuk
dijadikan media yaitu angklung.
Angklung yang cukup beragam mulai dari angklung tradisi pentatonis sampai
dengan angklung diatonis sebagai salah satu seni budaya yang dipilih untuk
dijadikan sebagai media ungkap dalam berkreativitas seni. Sehubungan dengan
kompleksnya masalah yang terkait dengan angklung, dikesempatan ini hanya
diterapkan dan di transformasikan melalui pelatihan tematik tentang ruang
lingkup angklung diatonis yaitu pengetahuan secara teori dan praktek untuk
4
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, penulis memilih angklung sebagai media untuk
diterapkan dalam tema pada pembelajaran tematik. Setelah angklung dijadikan
media dalam pembelajaran tematik ini, dipilihlah mata pelajaran yang cocok yang
bisa diterapkan permainan angklung didalamnya. Mata pelajaran yang dipilih
diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Matematika. Melalui media angklung ini murid bisa
berkomunikasi serta memanfaatkan media tersebut sebgai alat transformasi
budaya. Keanekaragaman budaya tersebut juga mengajarkan peserta untuk bisa
saling menghargai, berprilaku, bekerja sama sesuai dengan tema yang telah dipilih
yaitu Indahnya Kebersamaan.
Indahnya Kebersamaan yang diimplementasikan menjadi tema utama dalam
pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung ini. Mata pelajaran yang
dipadu padankan untuk diimplementasikan sesuai dengan penggunaan angklung
sebagai media ungkap yang didalamnya mengkolaborasikan mata pelajaran Seni
Budaya, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika. Dengan maksud dari keempat
mata ajar yang disatukan itu menjadi sebuah model pembelajaran seni tematik
yang bernilai karakter budaya lokal dan mampu menstimulus kreativitas para
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran seni budaya yang berbasis pada
penerapan kurikulum 2013.
Pada langkah ini kegiatan penelitian diawali dengan penyampaian konsep
pelatihan, kemudian dianalisis, diterapkan, direfleksi untuk selanjutnya
diverifikasi terutama dalam pengolahan lagu yang terkait dengan pola ritmis, pola
melodis, unsur-unsur musikal lainnya menjadi penunjang dalam ketercapaian
pelatihan. Selanjutnya kegiatan pelatihan tematik yang dilakukan agar tercapai
indahnya kebersamaan dieksplorasikan dan dielaborasikan empat bidang mata ajar
yaitu Seni Budaya, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika.
Seni Budaya menerapkan tentang aspek musikalitas baik secara tekstual
maupun konstekstual, artinya hal-hal yang berhubungan erat dengan rasa musik,
dibahas pada bidang seni, misalnya lagu, syair, nada, melodi, ritme, ekspresi,
5
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
yang estetis artistik. Bahasa Indonesia yang merupakan media komunikasi dipilih
sebagai bidang yang mampu menginformasikan dan mentransformasikan isi tema
lagu yang berhubungan dengan sastra lagu (rumpaka). Matematika bukan untuk
menyajikan perhitungan jumlah angka, akan tetapi bidang ini mampu
menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan jumlah nada dan nilai not.
PPKN berhubungan dengan nilai etika dan nilai moral, artinya diharapkan dengan
memadukan bidan ini pada pembelajaran tematik, peserta didik mampu untuk
mensikapi karya budaya masyarakat khususnya tentang angklung yang sudah
menjadi sebuah ikon budaya masyarakat sunda khususnya dan Jawa Barat pada
umumnya. Secara operasional peserta didik bisa terampil memainkan angklung
dengan teknik, sikap dan posisi tubuh yang benar.
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka langkah yang ditempuh
untuk mencapai tujuan tersebut dengan melakukan penelitian melalui metode
penelitian eksperimen dengan judul “Pelatihan Pembelajaran Tematik Melalui Media Angklung Bagi Guru SD Se- Gugus Dr.Sutomo Cimahi” dengan harapan
tema hasil penelitian ini bisa berdampak positif bagi pemerhati pendidikan dan
menemukan solusi kearah yang lebih variatif, kreatif, dan produktif sehingga
pembelajaran menjadi lebih variatif, efektif efisien, dan menyenangkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian
yang berjudul Pelatihan Pembelajaran Tematik melalui Media Angklung bagi
Guru SD se-Gugus Dr. Sutomo Cimahi ini adalah dapat ditinjau dari beberapa
aspek yaitu.
Konsep kurikulum 2013 yang harus menjadi pijakan guru mengajar di kelas.
Guru membutuhkan rangsangan awal untuk mengembangkan kurikulum 2013
dimana didalamnya terdapat pembelajaran tematik terpadu. Rangsangan awal
dapat berupa pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui angklung ini.
Seni dapat menjadi salah satu media untuk digunakan dalam berbagai mata
6
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mengkolaborasikan bidang ajar dengan tematik adalah seni budaya, matematika,
bahasa Indonesia, dan PPKN sesuai dengan analisis kondisi awal yang dilakukan
untuk meninjau kebutuhan pembelajaran di sekolah.
Guru-guru belum memliki banyak pengalaman belajar dengan menggunakan
media dan di sekolah belum diterapkan konsep pembelajaran Tematik Terpadu
sehingga guru lebih banyak menguraikan materi tanpa adanya pembelajaran
pengamatan dan praktek langsung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah agar permasalahan tidak terlalu luas dan terfokus maka rumusan
tersebut disusun dalam pertanyaan penelitian berikut.
1. Bagaimana konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media
angklung?
2. Bagaimana implementasi pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui
media angklung?
3. Bagaimana efektivitas dan efisiensi model pembelajaran tematik terpadu
melalui media angklung?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum dari penelitian ini adalah membuat pelatihan bagi guru sekolah
dasar dengan harapan tema hasil penelitian ini bisa berdampak positif bagi
pemerhati pendidikan dan menemukan solusi kearah yang lebih variatif, kreatif,
dan produktif sehingga pembelajaran menjadi lebih variatif, efektif efisien, dan
menyenangkan.
Secara operasional, penelitian adalah bertujuan membuat konsep pelatihan
pembelajaran tematik terpadu melalui angklung lalu mengimplementasikannya
dalam pelatihan untuk melihat efektivitas dan efisiensi model pembelajaran yang
7
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian
Konsep pelatihan model pembelajaran tematik terpadu begi guru,
implementasi model saat pelatihan, efektivitas dan efisiensi model.Manfaat dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada
peneliti, lembaga, dan masyarakat. Pihak tersebut diungkap sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam
menerapkan pembelajaran tematik terpadu menggunakan angklung.
2. Manfaat bagi lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu model
pembelajaran tematik terpadu, sehingga guru di kelas tidak lagi bingung
dalam menerapkan pembelajaran tematik terpadu.
3. Manfaat bagi Pengemban kurikulum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dan bahan masukan
dalam rangka perbaikan penyelenggaraan kurikulum mata pelajaran di sekolah
dasar.
4. Manfaat bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi
42
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
dr.Sutomo Kelurahan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
b. Waktu Penelitian
Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan April 2014 sampai
dengan Mei 2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel: 3.1
Jadwal pelaksanaan penelitian
No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub pokok bahasan
1. Jumat, 30 Mei
2014
Pelatihan Eksperimen Pembelajaran tematik
melalui media angklung
2. Sabtu, 31 Mei
2014
Pelatihan Eksperimen Uji coba pembelajaran
tematik melalui media
angklung
2. Populasi Penelitian
Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 37) populasi dapat didefinisikan sebagai
sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria tertentu, yang ditentukan
peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitan yang
dapat ditentukan oleh peneliti berdasarkan criteria-kriteria yang dibutuhkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kelas empat sekolah
43
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pra eksperimen, maka seluruh populasi dalam penelitian ini termasuk dalam
kelompok eksperimen.
B. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007 hlm. 13) data penelitian pada pendekatan
kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini bermaksud
untuk melihat keeratan hubungan antar variabel dan mengetahui kesesuaian teori
dengan kenyataan di lapangan.
44
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest
Design. Dalam desain ini perlakuan dan pengambilan hasil perlakuan dilakukan
dalam suatu kelompok, namun sebelum perlakuan diberikan, dilakukan suatu
prates. Gambaran mengenai rancangan One Group Pretest-Posttest Design
(Dantes, 2012) sebagai berikut,
Diagram 3.2.
Rancangan Penelitian One Group Pretest-Posttest
Keterangan:
a. Memilih sekelompok subyek untuk sample yaitu guru-guru kelas empat
sekolah dasar se- Kecamatan Cimahi Tengah.
b. Mengadakan pretes bagaimana kompetensi guru dalam mengimplementasikan
pembelajaran tematik melalui media angklung kepada siswa.
c. Memberikan perlakuan yaitu memberikan pelatihan tentang model
pembelajaran tematik melalui media angklung.
d. Mengadakan postes setelah perlakuan yaitu menilai apakah pelatihan
pembelajaran tematik melalui media angklung membantu guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu kepada siswa.
e. Mencari rata-rata skor dan simpangan baku, baik dari pretest maupun posttest
lalu membandingkan keduanya.
f. Menguji perbedaan rata-rata dengan uji-t.
Adapun langkah-langkah penelitian:
PRETEST PROSES
45
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Diagram 3.3. Langkah penelitian
a. Langkah pertama, melakukan kajian teori:
1) Mengidentifikasi dan membatasi masalah
Proses identifikasi berguna untuk mengetahui permasalahan dengan jelas,
sehingga tindakan sesuai dengan kebutuhan masalah yang sedang ditetliti.
2) Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian
Pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang berhubungan
dengan topik penelitian seperti buku-buku, peraturan tertulis, surat kabar,
dokumen serta referensi yang mendukung terhadap objek kajian yang diteliti.
3) Merumuskan hipotesis
Pada penelitian kuantitatif, hipotesis bertujuan untuk menguji teori yang sudah
ada. Teori tersebut kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis untuk diuji
dengan sampel yang ditentukan oleh peneliti. Hipotesis yang diuji dalam
penelitian adalah hipotesis nol yang artinya menyatakan tidak ada hubungan
atau tidak ada pengaruh. Oleh karena itu, hipotesis penelitian akan
menyatakan gagasan sebaliknya, yaitu: ada hubungan atau ada pengaruh. Agar
46
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
populasi maka perlu dikontrol validitas dalam pelaksanaan perlakuannya, baik
validitas internal maupun eksternal.
a) Pengaruh sejarah atau historis, dikontrol dengan mencegah agar tidak
terjadi kejadian-kejadian khusus dan pelaksanaan perlakuan sehingga
pelatihan tidak terlalu lama jangka waktunya yakni hanya satu hari.
b) Alat pengukuran, dikontrol dengan menguji cobakan terlebih dahulu
instrument yang digunakan sehingga didapat instrument pengukuran yang
baik.
c) Perbedaan kemampuan pada kelompok eksperimen, dikontrol dengan
pemilihan sampel diambil dari populasi yang homogen.
d) Pengambilan sampel yang sesuai dengan karakteristik populasi.
e) Mengambil kelompok eksperimen yang homogen.
f) Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua peserta pelatihan.
4) Perencanaan dan Persiapan
Sebelum melaksanaan kegiatan pelatihan, peneliti melakukan studi
pendahuluan yaitu 4W 1H; apa yang harus dilakukan, tentang apa pelatihan
yang akan diberikan, siapa saja peserta dan pelatih, dimana dan kapan akan
dilakukan pelatihan, dan bagaimana pelatihan dilaksanakan. Menentukan
variabel bebas & terikat, memilih desain yang digunakan, menentukan sampel,
menyusun alat, membuat outline prosedur pengumpulan data, dan
merumuskan hipotesis statistic.
b. Langkah kedua, Pelaksanaan, Observasi, dan Penyusunan Data
1) Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan tindakan, guru-guru kelompok eksperimen diberikan
pre test berupa kuisioner. Pre test ini dilakukan agar dapat mengetahui sejauh
mana kemampuan peserta. Setelah kelompok eksperimen diberikan pre test,
tahap selanjutnya dilakukan perlakuan (treatment). Perlakuan berupa
diberikan sebuah pelatihan yang mencakup pengenalan konsep, eksplorasi,
47
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
post test tersebut akan digunakan untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan yaitu pelatihan.
2) Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan eksperimen berjalan. Kegiatan observasi
dilakukan secara langsung menggunakan bantuan lembaran observasi.
Observasi bertujuan untuk melihat segala aktifitas dan dampak yang dialami
peserta sebelum, selama, dan setelah pelatihan.
3) Penyusunan Data
Menentukan taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji
hipotesis, mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis
berdasarkan data yang terkumpul), dan melakukan penafsiran.
c. Langkah ketiga, Evaluasi
Pada kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh dari data-data dan observasi akan
diolah. Kegiatan evaluasi tidak hanya membandingkan hasil pre test dan post test
saja, tetapi juga melihat semua aktifitas pelatihan, seperti: kinerja pelatih dan
partisipasi peserta selama pelatihan. Dari hasil evaluasi dapat ditarik kesimpulan
untuk dijadikan pembelajaran.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Penelitian eksperimental (experimental research) pada umumnya menuntut
kontrol yang ketat pada pengaruh variabel lain di luar variabel perlakuan
(treatment). Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena penelitian
eksperimen pada umumnya dianggap sebagai penelitian yang mampu memberi
informasi paling mantap, baik ditinjau dari validitas internal maupun validitas
eksternalnya. Penelitian eksperimental juga dapat berfungsi untuk menetapkan
kajian hubungan antar variabel. Dalam penelitian eksperimen harus terdapat
perlakuan, sedangkan efek dari perlakuan itu adalah hasil (outcome). Perlakuan di
48
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dinilai pengaruhnya. Dalam pelaksanaannya akan ada satu kelompok yang
diberikan treatment yang sudah diatur tetapi tidak ada kelompok pembandingnya
karena dalam penelitian ini berfokus pada seberapa efektifk model pembelajaran
angklung terpadu terhadap peningkatan kompetensi guru dalam
mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu. Oleh karena itu peneliti
memilih desain pra eksperimental dalam penelitian ini. Menurut Dantes (2012
hlm. 95): “Desain pra eksperimen ditandai dengan tidak adanya kelompok
pembanding dan randomisasi. Perlakuan diberikan kepada kelompok yang telah terbentuk apa adanya”.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang tepat dalam proses penelitian dapat
memudahkan terkumpulnya data-data yang akurat. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Yaitu pengumpulan data teoritis melalui bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan topik penelitian seperti buku-buku, peraturan tertulis,
surat kabar, dokumen serta referensi yang mendukung terhadap objek kajian
yang diteliti.
2. Studi Lapangan
Teknik pengumpulan data yang fungsinya untuk memperolah informasi,
diperoleh dengan cara :
a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap
gejala-gejala yang terjadi pada objek yang akan diteliti. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipatoris, dimana
peneliti hanya mengamati saat pelaksanaan pelatihan tanpa ikut serta
dalam pelaksanaan pelatihan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dan fakta dengan cara tanya
jawab langsung atau meminta penjelasan langsung dari pihak-pihak yang
49
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
adalah dengan teknik wawancara terstruktur. Dimana dalam malakukan
wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
c. Angket atau kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menjabarkan sejumlah daftar pertanyaan tertulis kepada responden
untuk diisi dengan jawaban yang telah tersedia. Dari hasil tersebut
diharapkan dapat diketahui reaksi dan pendapat responden secara
langsung, sehingga dapat memudahkan dalam menganalisis apa yang
menjadi topik dalam penelitian ini.
Adapun kuisioner yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu:
Tabel 3.2.
Kuisioner Pelatihan Guru
No Pertanyaan SB B KB TB STB
1 Pengetahuan guru mengenai angklung
sebagai alat music
2 Pemahaman guru mengenai pemanfaatan
angklung dalam pembelajaran tematik
terpadu
3 Pemahaman guru mengenai angklung
sebagai media pembelajaran
4 Pengetahuan guru mengenai penggunaan
angklung dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia
5 Pengetahuan guru mengenai penggunaan
angklung dalam mata pelajaran
matematika
6 Pengetahuan guru mengenai penggunaan
angklung dalam mata pelajaran seni
50
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
angklung dalam mata pelajaran pkn
8 Pengetahuan guru mengenai musikalitas
E. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 125) kevalidan suatu perangkat tes
adalah taraf sejauh mana perangkat tes itu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sejalan dengan yang disampaikan Sugiyono (2007 hlm. 173) valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak
(construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono
(2007 hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat
menggunakan pendapat dari ahli. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang
dosen ahli yaitu DR. Dewi Suryati Budiwati, M.Pd.
2. Uji reliabilitas instrumen
Menurut Nyoman Dantes (2012 hlm. 118) keajegan sutau perangkat tes adalah
taraf kejaegan, reliabilitas, atau keterandalan suatu perangkat tes, dalam arti
sejauh mana tes itu sama dengan dirinya sendiri. Dengan demikian untuk
mengetahui reliabilitas suatu perangkat tes, alat pembandingnya adalah tes itu
sendiri. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik paralel. Koefisien
reliabilitas yang didapatkan dengan teknik paralel disebut dengan indeks
ekuivalensi. Indeks ekuivalensi ini didaptkan dengan menggunakan dua tes yang
dianggap sama atau paralel terhadap sekumpulan subjek yang sama. Hasil atau
skor yang didapatkan dari dua tes itu kemudian dikorelasikan.
51
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan penelitian harus jelas populasi yang merupakan
keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2007 hlm. 90)
Dari pengetian diatas, terlihat bahwa inti dari populasi merupakan kumpulan
dari unit yang akan diteliti. Secara ideal, kita sebaiknya meneliti seluruh anggota
populasi. Akan tetapi, seringkali populasi penelitian cukup besar sehingga tidak
mungkin untuk diteliti seluruhnya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia.
Dalam keadaan demikian, maka penelitian hanya dapat dilakukan terhadap
sampel. Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi yang akan
diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
Penelitian dengan menggunakan sampel hanya merupakan pendekatan pada
populasinya. Ini berarti bahwa kemungkinan kesalahan dalam menarik
kesimpulan selalu ada. Oleh karena itu, setiap penelitian dengan menggunakan
sampel akan berusaha untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi. Hal ini akan
berkaitan dengan bagaimana teknik pengambilan sampelnya.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Berdasarkan fokus kajian penelitian ini, maka populasi dalam
penelitian ini adalah para guru kelas empat sekolah dasar se- Kecamatan Cimahi
Tengah yaitu sebanyak 20 orang
G. Teknik Analisis Data
Untuk keperluan pengolahan data, maka dalam penelitian ini mengacu pada
52
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
eksperimen) . Angket tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan yang didasarkan
kepada setiap indikator yang diuraikan dalam operasionalisasi variabel dengan
lima pilihan jawaban yang memperlihatkan gradasi nilai dari sangat positif sampai
nilai sangat negatif dan pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skala
likert. Sugiyono mengemukakan bahwa: “Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.” (Sugiyono, 2007
hlm. 107). Berdasarkan skala likert diatas maka peneliti menentukan alternatif
jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.3
Bobot Penilaian Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Jawaban (pertanyaan positif)
Sangat Baik 5
Setelah data dari seluruh pertanyaan yang disebarkan diperoleh kemudian
ditabulasikan, diprosentasikan dan diberi penjelasannya. Untuk memudahkan
proses analisis data dari hasil jawaban responden maka peneliti menggunakan
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4.
Tabel Penolong Untuk menganalisa Jawaban Responden
Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi Skor Jumlah %
Sangat Baik
53
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Kurang Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
96
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Mengkaitkan hasil penelitian pelatihan pembelajaran tematik terpadu
melalui media angklung bagi guru sekolah dasar se- gugus dr.Sutomo melalui
tema dengan rumusan masalah penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Angklung dapat berperan sebagai media pembelajaran dalam
mengembangkan karakter peserta didik. Optimalisasi potensi angklung sebagai
media pendidikan dapat ditingkatkan melalui pelatihan pembelajaran tematik
terpadu terhadap guru, mengingat beberapa keunikan dan keuntungan yang
diperoleh melalui pembelajaran terpadu. Pemanfaatan angklung sebagai media
dalam pembelajaran tematik terpadu dapat juga menjadi wahan pembentukan
manusia Indonesia yang berbudaya serta berkarakter.
Secara spesifik, simpulan yang diperoleh dari temuan penelitian ini adalah:
1. Konsep pelatihan pembelajaran tematik terpadu melalui media angklung
ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam tahap
perencanaan yang perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi kebutuhan,
kondisi, dan permasalahan yang dihadapi peserta dan tujuan apa yang
ingin dicapai dari pelatihan setelah diketahui kebutuhan peserta,kondisi,
dan permasalahan peserta. Dalam proses pelaksanaan yang juga perlu
diperhatikan sesuai perencanaan adalah melakukan pretest, yaitu dengan
memberikan sejumlah pertanyaan melalui kuisioner dan melaksanakan
pelatihan sesuai dengan konsep yang sudah dirancang sebelumnya.
Terakhir tahap evaluasi dilakukan sesuai konsep dan persiapan model
yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui bagaimana
proses dan hasil dari kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dilakukan melalui posttest dan melalui kegiatan pengamatan.
2. Implementasi pelatihan ini harus sesuai dengan konsep pelatihan yang
97
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kompetensi peserta. Kompetensi peserta mengenai pemanfaatan angklung
dalam pembelajaran tematik terpadu setelah mengikuti pelatihan menjadi
bertambah. Sikap dan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat
meningkatkan kreativitas untuk mengaplikasikan model di kelas. Asumsi
ini terbukti dari hasil peningkatan nilai pretest dan posttest sebelum dan
sesudah pelatihan. Model pembelajaran tematik terpadu melalui media
angklung ini menambah nilai edukasi, nilai budaya, nilai estetik, dan nilai
sosial peserta
B.Saran
Akhir dari penelitian adalah merekomendasikan hasil penelitian dengan
tujuan meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran tematik terpadu di dalam
kelas. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut
dengan memperluas cakupan bahasan, misalnya memperbanyak responden
penelitian, serta meneliti pula variabel lain yang belum diteliti. Penelitian juga
bisa dilakukan dengan cakupan wilayah yang lebih luas agar mendapatkan hasil
98
Syifa Nurtari Ulfah, 2014
Program pelatihan pembelajaran tematik melalui media angklung bagi guru sd se - gugus dr. Sutomo
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. C. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Arsyad Azhar. ( 2007). Media pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dantes, Nyoman. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Andi.
Depdiknas. (2006). Metode Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolh dasar. Jakarta: Puskur.
Gintings, Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis manajemen Pendidikan dan
Pelatihan. Bandung: Humaniora.
Jamalus. (1988). Panduan Pengajaran Buku Pengajaran Musik melalui
Pengalaman Musik. Jakarta : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.
Milyartini, R., Yukarya, O., Karwati, U., Hermawan, D., & masunah, J. (2003).
Metodologi Pengajaran Angklung. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Seni Tradisional Universitas pendidikan Indonesia (P4ST UPI).
Rae, Leslie. (2005). The Art of Training and Development: Using people Skills
Mengelola Keterampilan Manusia. Jakarta: Gramedia.
Soeharto. (1992). KAMUS – MUSIK. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supraptinigsih, dkk. (2010). Tematik. Jakarta: Kemendiknas.
Thorne, Kaye. (2005). The Art of Training and Development: Coaching for
Change Peran Pelatih dalam Proses Perubahan Manusia dan Organisasi.
Jakarta: Gramedia.
Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Surabaya: Kencana
Utami, Munandar. (2009). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi mewujudkan