EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY
PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC)
UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
(Stusi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
RISNA ROGAMELIA
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY
PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC)
UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
(Stusi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh Risna Rogamelia S.Pd Unila, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
© Risna Rogamelia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :Pembimbing I,
Dr. Anne Hafina, M.Pd NIP 196007041986012001
Pembimbing II,
Dr. Mubiar Agustin, M.Pd NIP 197708282003121002
Diketahui oleh
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERSEMBAHAN
Allah tidak melihat/ menilai rupamu dan hartamu,
tetapi Allah menilai kepada hati dan karyamu
(Terjemahan hadist Bukhori Muslim)
Kupersembahkan Karya ini Kepada :
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Konseling Model Sequantially Planned Integrative Counseling for Children
(SPICC) untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Tahun
Pelajaran 2012/2013) ini sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari diketemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya, tesis dengan judul “Efektivitas Penggunaan Konseling Model
Sequantially Planned Integrative Counseling for Children (SPICC) untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying (Studi Eksperimen Kuasi
pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Tahun Pelajaran 2012/2013)” ini dapat diselesaikan.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Dalam penulisannya, tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teoritis, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian serta Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.
Penulis berharap, tesis ini dapat menjadi alternatif program konseling untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IV SD, meningkatkan layanan bimbingan konseling dalam menangani korban bullying di Sekolah Dasar, juga sebagai upaya untuk membantu siswa mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya khususnya dalam perilaku asertif agar siswa dapat berkembang secara optimal.
Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat langsung dan tidak langsung pada penelitian ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
Bandung, Januari 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji syukur kepada Allah swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Anne Hafina, M.Pd., selaku Pembimbing I sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingan, dukungan, motivasi untuk menyelesaikan tesis ini. 2. Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., selaku Pembimbing II atas bimbingan dan
motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Dr. Rahayu Ginintasasi, M.Si, yang memberikan arahan dan masukan terhadap isi dan konstruk instrumen.
4. Dr. Nani M. Sugandhi, M.Pd sebagai Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan pada tesis ini.
5. Dr.Nandang Rusmana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Bimbingan dan Konseling juga sebagai Penguji tesis ini,
6. Prof. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd yang selalu memberikan motivasi, mendengarkan aspirasi dan memberikan bantuan kepada mahasiswa yang membutuhkan.
7. Dra. Bilhuda Ratu, M.M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Kotabumi yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah yang dipimpin.
8. Siswa-siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Kotabumi.
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12. Firsty Wildaniah, Heriyanti, Lily Nuzuliah, Khulaimata Zalfa, Andri Setiawan, Repi Lestari, Devia Nurbaeti, Ria Lestari, Agung Kawijoarto, Yusuf Gumelar, Mimin Kusminar, Richmon P. Tambonan, Diwan Jauhari, dan Firman R. Nur Iman selaku rekan rekan seperjuangan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Pascasarjana (S2) Angkatan 2011 Kelas B, atas dukungan, semangat yang ditularkan serta bantuan untuk menyelesaikan tesis ini.
13. Ernie C. Siregar, Wiwin Ariyanti dan Hardiyansyah Masya Tim EDUfa
Counseling, sahabat sekaligus kakak, atas bantuan, dampingan, kerjasama serta dukungan yang tak terhingga untuk menyelesaikan tesis ini.
14. Ibu Cicih Juarsih, S.Pd., Yohana Oktariana, M.Pd., Intan, Isra Miarsih dan Navis atas dukungan, motivasi, bantuan dan doanya yang diberikan pada penulis selama dalam menyelesaikan studi pascasarjana.
15. Ayahanda Arief Rachman Durusi, S.H dan Ibunda Siti Syamsinar, S.Pd atas doa, semangat dan pengorbanan yang sangat besar pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.
16. Adik-adikku, Muhammad Iqbal Elbugis, Fadhil Awang Pone dan Ade Isnaeni atas doa dan dukungannya pada penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini. 17. Didit Ardhianto, S.E beserta keluarga, terima kasih atas kesabaran dan
dukungan yang telah diberikan.
Banyak nama yang belum disebutkan tetapi sangat berjasa bagi penyelesaian tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih atas nama nama yang tidak disebutkan diatas. Semoga segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tesis ini akan diganti berlipat ganda oleh Allah SWT dengan pahala yang berlimpah, Amin.
Bandung, Januari 2014
ABSTRAK
Risna Rogamelia. (2013), Efektivitas Penggunaan Konseling Model
Sequantially Planned Integrative Counseling for Children (SPICC) untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Tahun Pelajaran 2012/2013). Pembimbing I: Dr. Anne Hafina, M.Pd., Pembimbing II: Dr. Mubiar Agustin, M.Pd.
Perilaku asertif ditunjukan dengan memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri, mengenali kekuatan dan keterbatasan diri, menilai yang dipikirkan dan dirasakan serta mengekspresikannya secara jelas, langsung dan tepat. Anak yang kurang memiliki perilaku asertif cenderung memiliki resiko menjadi korban
bullying dan berpotensi mengalami berbagai masalah psikologis dan emosional yang akan menghambat perkembangannya. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IV Sekolah Dasar yang menjadi korban
bullying dengan menggunakan konseling model SPICC. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen kuasi. Teknik pengumpulan data menggunakan angket perilaku asertif. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan uji t-test untuk membandingkan skor rata-rata gain perilaku asertif siswa kelas IV korban bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh sebelum (pretest) dan sesudah mendapat perlakuan (posttest). Hasilnya perilaku asertif siswa berada pada kategori sedang dan menunjukkan perbedaan rata-rata 0,35 poin antara
pretest dan posttest artinya konseling model SPICC efektif untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IV korban bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013.
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Risna Rogamelia. (2013). The Effectiveness of Sequentially Planned Integrative Counseling for Children (SPICC) Model in Improving the Assertive Behavior of Students Who Are Victims of Bullying (A Quasi-Experimental Study among the Fourth Graders of State Primary School (SD) 1 Kelapa Tujuh, School Year 2012/2013). First supervisor: Dr. Anne Hafina, M.Pd., Second Supervisor: Dr. Mubiar Agustin, M.Pd.
Assertive behavior is shown by having self-esteem and self-respect,
knowing one’s own strengths and limitations, assessing what is on the mind and perception, and being able to express the thoughts and feelings clearly, directly, and appropriately. Children with a lack of assertive behavior have the risk to be victims of bullying and have the potentials to face various psychological and emotional problems that will hinder their development. The research aimed to improve the assertive behavior of the fourth graders of a primary school who were victims of bullying with The SPICC counseling model. The method was experimental, using a quasi-design. The technique of data collection employed was questionnaire of assertive behavior. The sample for this research was the fourth graders of State Primary School 1 Kelapa Tujuh, gained using purposive sampling technique. The data were analyzed using t-test to compare the average gain score of the assertive behavior of the fourth graders at State Primary School 1 Kelapa Tujuh who were victims of bullying before (pretest) and after receiving treatment (posttest), and the result is the student’s assertive behavior are on medium categories and there is deferences 0,35 point. That’s mean the SPICC counseling model was effective in improving the assertive behaviors of the fourth graders at State Primary School 1 Kelapa Tujuh who were victims of bullying of the 2012/2013 school year.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERSEMBAHAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
II. KAJIAN TEORITIS KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASSERTIF PADA KORBAN BULLYING A. Konsep Perilaku Asertif ... 9
1. Definisi Perilaku Asertif ... 9
2. Ciri-Ciri Perilaku Asertif ... 10
3. Perilaku Asertif dalam Perkembangan dan Kompetensi Sosial ... 12
B. Bullying ... 16
1. Konsep Dasar Bullying ... 16
2. Faktor yang Menyebabkan Bullying ... 17
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Cara Penggunaan Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan
Perilaku Asertif Korban Bullying ... 31
D. Hipotesis ... 7
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 40
B. Subjek dan Tempat Penelitian ... 41
C. Prosedur Penelitian ... 43
D. Definisi Operasional ... 44
1. Perilaku Asertif Anak Kelas IV Sekolah Dasar Korban Bullying ... 44
2. Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Korban Bullying ... 45
E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 46
1. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 46
2. Pengujian Validasi Instumen Penelitian ... 47
F. Pengembangan Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 53
1. Penyusunan Program Konseling ... 55
2. Pengujian Validasi Program ... 56
G. Prosedur Pengolahan Data ... 57
H. Analisis Data Penelitian ... 61
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 64
1. Gambaran Umum Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 64
2. Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 66
3. Hasil Uji Efektivitas Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 79
b. Uji Efektivitas Penggunaan Konseling Model SPICC terhadap Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 86 c. Uji Efektivitas Penggunaan Konseling Model SPICC terhadap
Aspek Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh... 87 B. Pembahasan
1. Pembahasan Hasil Studi Pendahuluan ... 91 2. Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku
Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 92 3. Efektivitas Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan
Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 94 C. Keterbatasan Penelitian ... 104
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 105 B. Rekomendasi... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 1.1 Profil Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh
Berdasarkan Kategori dan Frekuensi Jumlah Siswa ... 4
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik Menurut ABKIN yang Berkaitan dengan Perilaku Asertif pada Tingkat Sekolah Dasar ... 15
Tabel 3.1 Skor dan Skala Penilaian Instrumen Perilaku Asertif ... 46
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Asertif Anak (Sebelum Uji Coba) ... 46
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Perilaku Asertif Anak ... 49
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Asertif Anak (Sesudah Uji Coba) ... 51
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 52
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 53
Tabel 3.7 Gambaran Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 53
Tabel 3.8 Rancangan Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa ... 54
Tabel 3.9 Hasil Penilaian Ahli Terhadap pada Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif... 56
Tabel 3.10. Kategori Perilaku Asertif ... 60
Tabel 4.1 Gambaran Kondisi Awal Perilaku Asertif Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh ... 64
Tabel 4.2 Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik Menurut ABKIN yang Berkaitan dengan Perilaku Asertif pada Tingkat Sekolah Dasar pada Program ... 68
Tabel 4.3 Gambaran Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh pada Program ... 69
Tabel 4.5 Matrik Pelaksanaan Program Konseling Model SPICC untuk
Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa ... 77 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data NormalizedGain Perilaku Asertif Siswa ... 85 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Varians Data NormalizedGain Perilaku Asertif
Siswa ... 85 Tabel 4.8 Hasil Uji t Independen Data NormalizedGain Perilaku Asertif Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kontrol Secara Keseluruhan ... 86 Tabel 4.9 Hasil Uji t Independen Data NormalizedGain Aspek Perilaku Asertif
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 87 Tabel 4.10 Peningkatan Perilaku Aserrif pada Siswa Kelas IV Korban Bullying
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
Grafik 4.1 Gambaran Kondisi Awal Perilaku Asertif Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Siswa Kelas IV SD Negeri I Kelapa Tujuh .. 65 Grafik 4.2 Peningkatan Rata-Rata Data Normalized Gain Perilaku Asertif
Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 87 Grafik 4.2 Peningkatan Rata-Rata Data Normalized Gain Aspek Perilaku
Asertif Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 88 Grafik 4.3 Peningkatan Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 2.1 Proses Konseling Anak ... 20
Gambar 2.2. Spiral Perubahan Pada Konseling Anak... 22
Gambar 2.3. Model SPICC ... 23
Gambar 3.1 Desain Eksperimen Kuasi ... 41
Gambar 3.2 Proses Pemilihan Subyek Penelitian ... 42
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY
PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC)
UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
(Stusi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
RISNA ROGAMELIA
1101146
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini menyajikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Bullying menjadi fenomena yang terus menjadi perhatian di dunia, semakin besar jumlah kasus yang melibatkan siswa sebagai pelaku dan korban menjadi perhatian utamanya. Terdapat lebih dari 2.000 penelitian yang dipublikasikan tentang bullying dan mengangkat masalah korban dari seluruh dunia (Chen dan Schwartz, 2012:1). 30-40% siswa SD, SMP, dan SMA siswa di Amerika Serikat mengalami bullying di sekolah setiap hari atau mingguan (Sawyer & O'Brennan; Nishina, et al, dalam Moon, et al, 2012: 1).
Dewan Pendidikan Tokyo pada bulan Juli 2012, meminta 2.184 sekolah dasar, menengah dan tinggi di daerah ibukota untuk melaporkan kasus bullying di sekolah masing-masing. Pada tanggal 13 September 2012, Dewan Pendidikan Tokyo mengumumkan total 3.535 kasus bullying dan 7.972 kasus dugaan
bullying. (http://beta.beritasatu.com/asia/80259-survei-kasus-bullying-di-sekolah-tokyo-meningkat.html).
Indonesia menempati peringkat kedua dari 40 negara pada kasus bullying
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berupa kekerasan verbal, psikologis, dan fisik. Pelaku kekerasan pada umumnya adalah teman, kakak kelas, adik kelas, guru, kepala sekolah, dan preman di sekitar sekolah. Sementara itu, 27,9% siswa SMA mengaku ikut melakukan kekerasan, dan 25,4% siswa SMA mengambil sikap diam saat melihat terjadi kekerasan. (Indra, www.kompas.com, Sabtu, 9 April 2011 | 15:51 WIB).
Kecenderungan yang terjadi yaitu anak-anak yang "berbeda" (status sosial ekonomi rendah, memakai kacamata, kelebihan berat badan, memakai pakaian yang berbeda), memiliki resiko menjadi korban bullying (Espelage dan Asiado,
dalam McEachern, et al: 2005), Beane (2008: 74) menambahkan bahwa anak-anak yang kurang dapat menunjukkan perilaku asertif juga memiliki resiko menjadi korban bullying, hal tersebut dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Novalia & Dayakisni, Tri (2013) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku asertif siswa maka semakin rendah kecenderungan menjadi korban bullying,
demikian juga sebaliknya, semakin rendah perilaku asertif maka semakin tinggi
kecenderungan menjadi korban bullying.
Anak yang menjadi korban bullying tersebut berpotensi memiliki berbagai masalah psikologis dan emosional seperti depresi, kecemasan, bunuh diri, putus sekolah, penarikan diri, dan kesulitan belajar (Greenbaum & Stephens; Olweus; Rigby & Slee; Salmon, et al, dalam Moon, et al, 2012: 828). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Dini: 2012) yang menyimpulkan bahwa korban bullying dapat mengalami perasaan rendah diri, dan dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan korban akan mengalami post-traumatic disorder
(PTSD) yang ditandai dengan adanya kecemasan yang berlebihan pada individu dalam menghadapi suatu kejadian yang berkaitan dengan pengalaman traumatisnya.
membantu siswa untuk mencapai perkembangan dirinya dengan optimal, sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah yang bertujuan untuk memandirikan peserta didik agar peserta didik dapat mencapai perkembangan optimalnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 24-25).
Bimbingan konseling memiliki beberapa bidang layanan, yaitu bidang layanan akademik, bidang layanan karir dan bidang layanan bimbingan pribadi sosial. Bidang layanan bimbingan konseling pribadi-sosial merupakan bagian dari bidang layanan bimbingan dan konseling yang difokuskan terhadap proses
bantuan terhadap permasalahan pribadi-sosial individu, agar individu dapat mencapai keberhasilan dalam perkembangan pribadi-sosialnya. Menurut Syaodih (2007:74), individu yang berhasil adalah individu yang dapat menyesuaikan diri, mampu menghadapi tantangan dan ancaman, juga mampu mengatasi hal-hal baru.
Syaodih (2007:72), mengemukakan beberapa alasan mengapa pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat mengoptimalkan perkembangan anak-anak dan remaja, yaitu: 1) pemberian bantuan dalam bimbingan dan konseling didahului oleh upaya-upaya pemahaman kemampuan, karakteristik dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh perserta didik; 2) pemberian layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara individual, kelompok, klasikal dan massal; 3) layanan bimbingan dan konseling diberikan secara profesional oleh
orang-orang yang memiliki profesi di bidang bimbingan dan konseling.
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konseling, dan kemudian dinamakan sebagai Model SPICC (Sequentially Planned Integrative Counseling for Children).
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 28 Mei 2013 di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh mendapatkan hasil dari 60 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh, terdapat 42 siswa yang memiliki perilaku asertif dalam kategori sedang dan 18 siswa yang memiliki perilaku asertif dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan, rata-rata siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh memiliki perilaku asertif dalam kategori sedang. Secara
lebih lanjut, pencapaian skor pada setiap aspek perilaku asertifsiswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh sesuai dengan kategori dan frekuensi jumlah siswa digambarkan dalam tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Profil Aspek Perilaku Asertif Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Berdasarkan Kategori dan Frekuensi Jumlah Siswa
Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan pada studi pendahuluan, masih ditemukan siswa yang sering kali menjadi target ejekan, keisengan, bahkan terdapat siswa yang sering menjadi “pelaku” bullying terhadap teman yang lain dibawah ancaman pelaku sebenarnya. Sehingga bantuan kepada siswa yang memiliki perilaku asertif yang kurang dibandingkan dengan temannya yang lain masih dianggap perlu untuk dilakukan.
Aspek Frekuensi Kategori
1. Memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri
36 Sedang
2. Mengenali kekuatan dan keterbatasan diri
33 Sedang
3. Menilai apa yang dipikirkan dan
dirasakan 38 Tinggi
4. Mengekspresikan secara jelas, langsung dan tepat pikiran juga perasaan
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil judul “Efektifitas Penggunaan Konseling Model Sequentially Planned Integrative Counseling For Children (SPICC) Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Korban Bullying
(Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasasrkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi permasalahan bahwa anak-anak yang "berbeda" (status sosial ekonomi rendah, memakai kacamata, kelebihan berat badan, memakai pakaian yang berbeda), (Espelage dan Asiado, dalam McEachern, et al: 2005), serta anak-anak yang kurang dapat menunjukkan perilaku asertif cenderung memiliki resiko menjadi korban bullying (Beane, 2008: 74).
Masalah psikologis dan emosional seperti depresi, kecemasan, bunuh diri, putus sekolah, penarikan diri, dan kesulitan belajar (Greenbaum & Stephens;
Olweus; Rigby & Slee; Salmon, et al, dalam Moon, et al, 2012: 828), juga post-traumatic disorder (PTSD), (Dini, 2012), berpotensi dialami oleh anak korban
bullying, sehingga diperlukan suatu proses bantuan yang diberikan kepada anak salah satunya dengan melakukan proses konseling kepada anak
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini diperinci dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Seperti apa gambaran perilaku asertif siswa korban bullying di kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013?
2. Seperti apa bentuk program konseling model SPICC terhadap siswa kelas IV korban bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013?
3. Bagaimana efektivitas penggunaan konseling model SPICC terhadap perilaku asertif pada siswa kelas IV korban bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku asertif siswa di kelas IV Sekolah Dasar, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan korban
mendapatkan bullying, mengetahui upaya guru dalam memberikan bimbingan terhadap siswa yang menjadi korban bullying, serta melakukan konseling untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IV Sekolah Dasar yang menjadi korban
bullying. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh :
1. gambaran perilaku asertif siswa korban bullying di kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013;
2. bentuk program konseling model SPICC terhadap siswa kelas IV korban
bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013;
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan dalam pengembangan ilmu bimbingan dan konseling khususnya dalam meningkatkan perilaku asertif siswa dan menangani korban bullying di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
Sedangkan manfaat secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak :
a. Siswa
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri, mengenali kekuatan dan keterbatasan diri, menilai yang dipikirkan dan dirasakan dan mengekspresikannya secara jelas, langsung dan tepat agar terhindar dari perilaku bullying.
b. Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan khususnya dalam menciptakan kultur sekolah yang bebas dari perilaku bullying.
c. Guru Bimbingan dan Konseling
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan penelitian, metode penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, penyusunan kisi-kisi instrumen, uji coba instrumen dan pengumpulan data, prosedur pengolahan data, dan teknik analisis data.
A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen penelitian eksperimen bermaksud meneliti ide (suatu praktek atau prosedur) untuk melihat apakah memiliki pengaruh terhadap hasil atau variabel dependen (Cresweel, 2008: 299). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desaineksperimen kuasi. Desain ini menggunakan subyek yang tidak dipilih secara random (nonrandom assigment). Subyek dibagi menjadi kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen ialah kelompok yang mendapatkan perlakuan intervensi konseling model SPICC (Sequentially Planned Integrative Counseling for Children) dan kelompok kontrol ialah kelompok pembanding atau kelompok yang tidak mendapat perlakuan intervensi konseling model SPICC.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dilihat perubahannya dengan melakukan pengukuran menggunakan instrumen perilaku asertif, pengukuran akan dilakukan dua kali, pretest untuk mengetahui keadaan awal dan
Gambar 3.1
Desain Eksperimen Kuasi
Keterangan :
O1 : Nilai pre-test perilaku asertif kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan konseling menggunakan model SPICC
X : Perlakuan konseling menggunakan model SPICC
O2 : Nilai post-test perilaku asertif kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan konseling perlakuan konseling menggunakan model SPICC
O3 : Nilai pre-test perilaku asertif kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan konseling menggunakan model SPICC
O4 : Nilai post-test perilaku asertif kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan konseling menggunakan model SPICC
B. Subjek dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh, yang beralamatkan Jl. M.T Haryono Gg.Merapi 1 Kelapa Tujuh, Lampung Utara.
2. Subjek Penelitian
Pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik
purpossive sampling (sampel bertujuan) pada populasi dengan menggunakan instrumen perilaku asertif yang menggambarkan tingkat perilaku asertif anak
E O1 X O2
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah populasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh yaitu sebanyak 60 orang. Seluruh siswa diberikan instrumen perilaku asertif, untuk mendapatkan subyek penelitian yaitu anak yang memiliki kategori perilaku asertif rendah dan sedang yang diasumsikan cenderung memiliki potensi menjadi target bullying. Berdasarkan hasil instrumen perilaku asertif, ditemukan 42 siswa yang memiliki perilaku asertif dalam kategori sedang. Namun jumlah subyek penelitian dipilih sebanyak 16 orang anak yang memiliki skor terendah dalam kategori sedang tersebut, 8 orang pada kelompok eksperimen dan 8 orang pada kelompok kontrol.
Jumlah subyek ditetapkan sebanyak 8 orang pada masing-masing kelompok, berdasarkan asumsi bahwa dalam konseling kelompok biasanya terdiri dari 4-8 anak, karena jumlah yang lebih besar membuat masing-masing anggota kelompok sulit untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dalam sesi kelompok (Rose dan Edleson dalam Geldard & Geldard, 2012: 122). Proses pengambilan subyek penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.2
Proses Pemilihan Subyek Penelitian
Berdasarkan proses pemilihan subyek penelitian, dari populasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh sebanyak 60 orang maka didapatkanlah subyek penelitan yang menjadi kelompok eksperimen sebanyak 8 orang dan menjadi kelompok kontrol sebanyak 8 orang.
C. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan pada saat dengan melakukan wawancara dan observasi kepada siswa dan guru sehingga mendapatkan fenomena bullying
yang muncul di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh;
b. Melakukan kajian literatur mengenai perilaku bullying anak, karakteristik, faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara menanganinya serta perilaku asertif anak;
c. Menyusun instrumen perilaku asertif anak
d. Melakukan konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing dan melakukan judgment instrumen kepada ahli;
e. Melakukan uji coba intrumen penelitian kepada anak SD kelas IV;
f. Melakukan analisis kualitas instrumen perilaku asertif anak untuk mengetahui keterbacaan, validitas dan reliabilitas;
g. Mengurus perizinan dengan mengajukan permohonan penelitian ke Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang ditujukan kepada sekolah tempat penelitian sesuai dengan kelengkapan persayaratan yang telah ditetapkan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanan penelitian terdiri dari tiga tahapan sebagai berikut:
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Akhir
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut: a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis dan menginterpretasikan seluruh data hasil penelitian c. Menyimpulkan hasil analisis data
D. Definisi Operasional
1. Perilaku Asertif Anak Kelas IV Sekolah Dasar Korban Bullying
Perilaku asertif adalah kemampuan untuk dapat mengekspresikan diri dengan jelas, secara langsung dan tepat; menilai apa yang dipikirkan dan rasakan; memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri; serta mengenali kekuatan dan keterbatasan diri sendiri(Rees & Graham, 2006: 1). Perilaku asertif tidak sama dengan perilaku agresif, perilaku asertif, tegas tanpa keras atau kasar, namun menyatakan dengan jelas apa yang diharapkan dan mempertahankan hak-hak pribadi (Williams, 2000: 3).
Bullying adalah istilah intimidasi menggambarkan berbagai perilaku yang dapat berdampak pada properti seseorang, tubuh, perasaan, hubungan, reputasi, dan status sosial. Bullying adalah bentuk perilaku terbuka dan agresif yang disengaja, menyakitkan, dan berulang (Beane, 2008: 2).
Beane (2008: 74-75) menyebutkan karakteristik anak yang potensial menjadi korban bullying, yaitu :
1) Cenderung terlihat berbeda, seperti memiliki disabilitas, memiliki telinga yang lebar, hidung yang pesek, kelebihan berat badan, memiliki badan yang lebih kecil dibanding teman-temannya, suku atau agama yang berbeda, bahkan anak yang berbakat;
2) Memiliki penampilan yang kurang baik pada saat olahraga; 3) Kurang memiliki keterampilan sosial;
4) Kurang memperhatikan kebersihan dan penampilan diri; 5) Pasif, pendiam, pemalu dan terlalu sensitif;
7) Kurang memiliki rasa percaya diri dan self esteem; 8) Kurang memiliki rasa humor;
Perilaku Asertif Anak Kelas 4 Sekolah Dasar Korban Bullying yaitu kemampuan anak kelas 4 sekolah dasar yang menjadi korban tindakan menyakitkan seperti pukulan, cubitan, olok-olok, memanggil dengan panggilan yang buruk, gosip, dijauhi dengan sengaja, serta intimidasi yang dilakukan berulang terhadap anak dengan sengaja, untuk dapat memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri dengan menjaga tubuh, berperilaku sesuai dengan keinginan diri sendiri serta memiliki rasa percaya diri, mengenali kekuatan dan keterbatasan dirinya dengan meminta pertolongan pada saat merasa tidak mampu, menilai apa yang dipikirkan dan dirasakan dengan menilai baik dan buruk sesuai kata hati, serta mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara jelas, langsung dan tepat mengutarakan apa yang dirasakan dengan mengungkapkan apa yang ada di pikiran dan perasaan juga menolak ajakan orang lain yang tidak sesuai dengan
kata hati dan cenderung negatif.
2. Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa
Kelas 4 SD Korban Bullying
Konseling Model SPICC untuk meningkatkan perilaku asertif korban
bullying siswa kelas 4 SD adalah model konseling terpadu yang menggunakan sejumlah pendekatan konseling, yaitu konseling berpusat pada klien (Client
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah instrumen perilaku asertif anak. Kisi-kisi instrument penelitian dikembangkan oleh peneliti berdasarkan poin-poin kunci perilaku asertif menurut Rees & Graham (2006: 1). Adapun poin-poin kunci perilaku asertif tersebut adalah memiliki harga diri dan menghormati diri sendiri; serta mengenali kekuatan dan keterbatasan diri sendiri; menilai apa yang dipikirkan dan rasakan; dan kemampuan untuk dapat mengekspresikan diri
dengan jelas, secara langsung dan tepat.
Instrumen penelitian ini berbentuk angket dengan skala likert yang menggunakan tiga pilihan jawaban, yaitu: sesuai, kadang-kadang dan tidak sesuai. Skala penilaian instrumen disesuaikan dengan jenis pernyataan positif dan negatif. Skor dan skala penilaian instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel. 3.1
Skor dan Skala Penilaian Instrumen Perilaku Asertif
Pernyataan Skor
Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Positif 2 1 0
Negatif 0 1 2
Dapat dilihat pada Tabel 3.1, bahwa rentang penilaian pernyataan positif adalah nilai 2 untuk jawaban setuju, nilai 1 untuk jawaban kadang-kadang dan nilai 0 untuk jawaban tidak setuju. Sementara untuk rentang penilaian pernyataan negatif, adalah nilai 0 untuk jawaban setuju, nilai 1 untuk jawaban kadang-kadang dan nilai 2 untuk jawaban tidak setuju.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Asertif Anak (Sebelum Uji Coba)
ASPEK INDIKATOR NO ITEM
1. Memiliki harga diri dan
menghormati
1.1Menjaga diri 1,8,11,14
1.2Berperilaku sesuai dengan
diri sendiri
2.1Memiliki kesadaran akan dirinya 9, 24, 29,35
2.2 Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan
3.1Dapat menilai baik dan buruk
sesuai dengan kata hati 3, 12, 22, 27
4.1Mampu mengutarakan apa yang dirasakan
5, 21, 32, 40
4.2Mampu mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran
15, 23, 30, 36
4.3Mampu menolak ajakan orang lain yang tidak sesuai dengan kata hati dan cenderung negatif
17, 19, 25, 38
2. Pengujian Validasi Instrumen Penelitian
a. Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian
Validitas eksternal instrumen penelitian dilakukan melalui uji keterbacaan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah pernyataan-pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dipahami susunan redaksi dan maknanya serta telah sesuai dan menggambarkan perilaku asertif anak.
b. Uji Validitas Instrumen
Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk memperoleh kualitas instrument yang layak dipakai melalui uji validitas dan reliabilitas. Validitas
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas yang dilakukan terdiri dari dua tahapan, tahap pertama yang dilakukan yaitu pengujian validitas konstruk yang dilakukan oleh pakar (judgment). Judgment instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan dosen yang berkompeten dengan memperhatikan karakteristik perilaku asertif. Kegiatan
judgment berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa variabel, aspek/karakteristik, indikator yang hendak diukur, redaksi setiap item pernyataan, keefektifan susunan kalimat dan koreksi terhadap format yang digunakan. Pakar yang menimbang instrumen ini adalah Anne Hafina, Mubiar Agustin dan Rahayu
Ginintasasi. Hasil dari ketiga ahli yang menimbang instrumen ini yaitu diperlukan sedikit perbaikan pada susunan redaksi atau tatanan kalimat agar penggunaan kata disesuaikan dengan bahasa anak.
Tahap kedua dari uji validitas yang dilakukan yaitu ujicoba instrumen kepada siswa. Uji coba dilakasanakan pada tanggal 28 Mei 2013 terhadap siswa kelas 4 di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh dengan jumlah siswa sebanyak 60 siswa. Setelah mendapatkan data dari lapangan maka dilakukan analisis statistik dengan mengkorelasikan antar sklor item pertanyaan dalam suatu faktor serta mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
a) Menghitung koefisien korelasi (rxy) dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
x : jumlah skor item dari masing-masing item
y : jumlah skor total
N : jumlah responden
x2 : jumlah kuadrat butir
b) Proses pengambilan keputusan
Item pertanyaan yang valid memiliki koefsien korelasi positif dan rxy≥ rtabel, dengan sampel sebanyak 60 siswa rtabel sama dengan 0,234 (Sugiyono, 2011: 188). Kaidah keputusan didasarkan pada kriteria:
a) jika rxy positif dan rxy≥ rtabel, maka item pertanyaan valid; b) jika rxy negatif dan rxy < rtabel, maka item pertanyaan tidak valid.
Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Uji coba intrumen perilaku asertif dilakasanakan pada tanggal 28 Mei 2013 terhadap siswa kelas 4 di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh yang berjumlah 60 anak. Berdasarkan pengolahan data diperoleh perhitungan validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil rekapitulasi uji validitas data perilaku asertif anak dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Perilaku Asertif Anak
Item (rxy) rtabel Keterangan
Item 1 0,247 0,234 Valid
Item 2 0,232 0,234 Tidak Valid
Item 3 0,212 0,234 Tidak Valid
Item 4 0,079 0,234 Tidak Valid
Item 5 0,341 0,234 Valid
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item 11 0,451 0,234 Valid
Item 12 0,501 0,234 Valid
Item 13 0,295 0,234 Valid
Item 14 0,170 0,234 Tidak Valid
Item 15 0,024 0,234 Tidak Valid
Item 16 0,276 0,234 Valid
Item 17 0,132 0,234 Tidak Valid
Item 18 0,098 0,234 Tidak Valid
Item 19 0,284 0,234 Valid
Item 20 0,037 0,234 Tidak Valid
Item 21 0,187 0,234 Tidak Valid
Item 22 0,382 0,234 Valid
Item 23 0,319 0,234 Valid
Item 24 0,201 0,234 Tidak Valid
Item 25 0,215 0,234 Tidak Valid
Item 26 0,438 0,234 Valid
Item 27 0,206 0,234 Tidak Valid
Item 28 0,119 0,234 Tidak Valid
Item 29 0,361 0,234 Valid
Item 30 0,361 0,234 Valid
Item 31 0,043 0,234 Tidak Valid
Item 32 0,335 0,234 Valid
Item 33 0,441 0,234 Valid
Item 34 0,608 0,234 Valid
Item 35 0,212 0,234 Tidak Valid
Item 36 0,264 0,234 Valid
Item 37 -0,091 0,234 Tidak Valid
Item 38 0,032 0,234 Tidak Valid
Item 39 0,149 0,234 Tidak Valid
Berdasarkan perhitungan koefesien korelasi (rxy) diperoleh item-item yang valid sebanyak 20 item dan item yang tidak valid sebanyak 20 item, yaitu item 2, 3,6,7,14,15,17,18,20,21,24,25,27,28,31,35,37,38 dan 39. Pernyataan yang tidak valid tidak dipakai karena pernyataan yang valid dianggap sudah mewakili indikator. Jumlah item yang digunakan dalam instrumen perilaku asertif anak adalah 20 item pernyataan. Penyebaran item tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 mengenai kisi-kisi instrumen penelitian perilaku asertif setelah uji coba sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Asertif Anak (Sesudah Uji Coba)
ASPEK INDIKATOR NO ITEM
keinginan diri sendiri 2,3
1.3Memiliki rasa percaya diri 4,5,6,7
2. Mengenali kekuatan dan keterbatasan diri
2.2Memiliki kesadaran akan dirinya 8,9
2.3 Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan
3.2Dapat menilai baik dan buruk
sesuai dengan kata hati 11,12
3.3 Mampu memberikan pandangan
4.2Mampu mengutarakan apa yang
dirasakan 14,15,16
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah perilaku asertif yang dituangkan dalam bentuk pernyataan. Item pernyataan instrument ini memiliki rentang skor antara 0-2. Pengujian realibilitas instrument ini digunakan rumus alpha.
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal ∑σb2
Tingkat Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
α > 0.9 sangat tinggi
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N of Items
0,771 20
F. Pengembangan Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Kelapa Tujuh
1. Penyusunan Program Konseling
Penyusunan program konseling model SPICC untuk meningkatkan perilaku asertif dimulai dengan melaksanakan studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 Kelapa Tujuh dengan memberikan angket perilaku asertif. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil angket tersebut memberikan gambaran umum terhadap profil perilaku asertif siswa kelas 4 SD Negeri 1 Kelapa Tujuh yang berjumlah 60 orang siswa, selain itu dilakukan juga wawancara tak terstruktur kepada guru BK, wali kelas dan wakil kepala kesiswaan. Selanjutnya hasil penyebaran angket digunakan untuk mengungkap tingkat perilaku asertif anak. Peneliti melakukan pendataan berdasarkan perolehan skor dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang memperoleh skor rendah pada kriteria sedang akan diberikan intervensi konseling model SPICC.
Studi pendahuluan yang dilakukan di SD N 1 Kelapa Tujuh Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 28 Mei 2013 menghasilkan gambaran perilaku asertif siswa seperti yang ditampilkan pada tabel 3.7 berikut :
Tabel 3.7
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa 70% siswa kelas 4 SD Negeri 1 Kelapa Tujuh memiliki tingkat perilaku asertif dalam kategori sedang. Hal tersebut sudah cukup baik, karena tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat perilaku asertif dalam kategori rendah. Namun siswa yang memiliki tingkat perilaku asertif dalam kategori sedang dari teman-teman sebayanya masih berpotensi menjadi target bullying dari teman-teman yang lain.
Tabel 3.8
Rancangan Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa
Aspek Indikator Tujuan Deskripsi
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tepat pikiran
2. Pengujian Validasi Program Penelitian
Uji validitas program yang dilakukan aitu pengujian validitas konstruk yang dilakukan oleh pakar (judgment). Judgment program penelitian dilakukan dengan bantuan dosen yang berkompeten dengan memperhatikan karakteristik perilaku asertif. Ahli yang menimbang program ini adalah Dr.Anne Hafina,M.Pd, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd. Pelaksanaan validasi program dilakukan dengan menggunakan skala penilaian. Peneliti memberikan rancangan program konseling model SPICC untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas 4 SD N 1 Kelapa Tujuh agar mendapatkan masukan dan saran untuk perbaikan program. Hasil penilaian program konseling model SPICC dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Penilaian Ahli Terhadap
Program Konseling Model SPICC untuk Meningkatkan Perilaku Asertif
No. Aspek Skala Penilaian Keterangan
1 2 3 4 5
1. Rasional √
2. Tujuan √ Munculkan dari deskripsi kebutuhan/
berdasarkan needassesment
3. Asumsi √ Cek kembali cara menulis asumsi yang
tepat
4. Pendekatan
Intervensi √ Jelaskan lebih rinci
5. Metode dan Teknik
6. Material √
7. Sasaran intervensi √
8.
Prosedur pelaksanaan
a. Mendapatkan izin sekolah dan orangtua
√
b. Skrining √
c. Jenis
kelompok √
d. Ukuran
kelompok √
e. Jumlah sesi √
f. Panjang sesi √
g. Pengukuran √
h. Tahapan
pelaksanaan √
9.
Evaluasi dan indikator keberhasilan
√
Keterangan skala penilaian 1 = KurangSekali
2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = BaikSekali
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Seleksi Data
Data-data yang diperoleh dari lapangan perlu dilakukan penyeleksian untuk mendapatkan data yang benar-benar memadai berdasarkan kelengkapan jawaban. Kelengkapan jawaban dari responden dapat dilihat dari pengisian identitas yang jelas dan jawaban setiap item pertanyaan yang diberikan oleh responden. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah yang disebarkan.
2. Penentuan kategori dan Skoring Instrumen
Instrumen perilaku asertif terdiri atas 20 item pernyataan, setiap itemnya memiliki skor tertinggi 2 untuk jawaban positif, skor 1 untuk jawaban kadang-kadang dan skor 0 untuk jawaban negatif. Selanjutnya untuk menentukan kategori perilaku asertif, digunakanlah langkah-langkah sebagai berikut sesuai dengan kategorisasi berdasar model distribusi normal (Azwar, 2010: 109) :
a. Mencari rentang minimumnya dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Rentang minimum = skor minimal x jumlah item
Maka hasilnya adalah = 0 x 20
= 0
b. Mencari rentang maksimumnya dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rentang maksimum = skor maksimal x jumlah item
Maka hasilnya adalah = 2 x 20 = 40
c. Setelah mengetahui rentang maksimum dan rentang minimum, maka dapat diketahui luas jarak sebarannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Luas jarak sebaran = Rentang maksimum – Rentang minimum
Maka hasilnya adalah = 40 – 0 = 40
Maka hasilnya adalah = 40/6
= 6,66 dibulatkan menjadi 6
e. Mean teoritis dari instrumen ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus:
∑
Keterangan :
µ : Mean teoritis i max : Skor maksimal item i min : Skor minimal item Σk : Jumlah item
Maka hasilnya adalah :
= 20
f. Pengkategorian perilaku asertif pada anak dibagi menjadi tiga, yaitu kategori rendah, kategori sedang dan kategori tinggi. Untuk mendapatkannya standar deviasi yang telah diketahui dibagi menjadi 3 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X < (µ - 1,0 ) Rendah
(µ - 1,0 ) ≤ X < (µ + 1,0 ) Sedang
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[20 + 1,0 (6)] ≤ X Tinggi
Hasilnya adalah rumusan kategori sebagai berikut :
Tabel.3.10
Kategori Perilaku Asertif
H. Analisis Data Penelitian
Dalam menjawab pertanyaan penelitian Efektivitas Penggunaan Konseling Model SPICC Terhadap Perilaku Asertif Pada Siswa Kelas 4 Korban Bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh dilakukan dengan teknik uji t independent
(independent sample t test) melalui analisis data perilaku asertif anak sebelum dan setelah mengikuti konseling. Teknik uji ini dilakukan dengan cara membandingkan data pretest dan posttest, antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (diberi perlakuan dengan metode lain). Tujuan uji ini adalah untuk diperoleh fakta empirik tentang keefektifan konseling Model SPICC dibandingkan dengan metode lain yang diterima oleh kelompok kontrol. Teknik pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi 18.0.
Langkah-langkah prosedur pengujian efektivitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung data normalized gain (N-Gain) dengan rumus sebagai berikut (Coletta, V.P., Phillips, J.A., & Steinert, J.J., 2007).
INTERVAL KATEGORI
X < 14 Rendah
14 ≤ X < 26 Sedang
postest-pretest g =
skor maksimal - pretest
2. Menguji normalitas data gain kedua kelompok. Pengujian normalitas data dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0.
3. Menguji homogenitas varians data gain kedua kelompok (p>0,05) dengan bantuan SPSS 18.0.
4. Menguji hipotesis menggunakan uji t test untuk melihat efektivitas konseling Model SPICC untuk meningkatkan perilaku asertif anak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
H0 : µ eksperimen = µ kontrol
H1 : µ eksperimen > µ kontrol
Keterangan :
µ eksperimen : Rata-rata perilaku asertif korban bullying kelompok eksperimen µ kontrol : Rata-rata perilaku asertif korban bullying kelompok kontrol
Hipotesis ini memiliki makna sebagai berikut : H0 : µ eksperimen = µ kontrol
Peningkatan rata-rata perilaku asertif anak korban bullying kelompok eksperimen sesudah penggunaan konseling Model SPICC sama dengan kelompok kontrol.
H1 : µ eksperimen > µ kontrol
Peningkatan rata-rata perilaku asertif anak korban bullying kelompok eksperimen
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE
COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima H0 jika – t 1- ½ < t hitung < t 1- ½ , dimana t 1- ½ didapat dari daftar tabel t dengan dk = ( n1 + n2 – 1) dan peluang 1- ½. Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.
Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:
Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab V ini mengkaji tentang kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi untuk pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru BK dan bagi peneliti selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektifitas konseling model SPICC (Sequantially Planned Integrative Counseling for Children) untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IV korban bullying yang dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran profil perilaku asertif siswa kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh memiliki perilaku asertif pada kategori sedang dan tinggi, secara rata-rata kelas IV SD Negeri 1 Kelapa Tujuh memiliki perilaku asertif pada kategori sedang.
2. Program konseling model SPICC (Sequantially Planned Integrative Counseling for Children) sebagai layanan responsif untuk meningkatkan dan mengembangkan perilaku asertif siswa kelas IV korban bullying di SD Negeri 1 Kelapa Tujuh tahun ajaran 2012/2013.
Risna Rogamelia, 2014
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KONSELING MODEL SEQUENTIALLY PLANNED INTEGRATIVE COUNSELING FOR CHILDREN (SPICC) UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF KORBAN BULLYING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka rekomendasi diberikan kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa tingkat perilaku asertif siswa kelas IV SD rata-rata berada pada kategori sedang. Terdapat perbedaan tingkat perkembangan pada aspek perilaku asertif dan hampir semua aspek masih belum mencapai tingkat perkembangan optimal.
Rekomendasi yang diberikan peneliti kepada kepala sekolah berdasarkan pada hasil penelitian sebagai berikut:
a. Kepala sekolah dapat menyediakan fasilitas baik fisik dan non fisik seperti ruang bimbingan dan konseling yang terpisah dengan ruangan yang lain untuk kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien, serta memfasilitasi berbagai kegiatan yang diperlukan bagi guru dan siswa untuk mengembangkan kesadaran mengenai perilaku bullying dan serta bersama-sama mencegah perilaku bullying berkembang di sekolah.
b. Sekolah dapat mengintegrasikan program bimbingan dan konseling dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa di sekolah dan kondisi sekolah sebagai usaha preventif dalam menangani perilaku
bullying di sekolah.
c. Melakukan pembinaan terhadap perencanaan program bimbingan dan konseling dan melakukan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling yang sudah dilaksanakan
2. Bagi Guru BK atau Konselor Sekolah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek dan indikator perilaku asertif siswa memiliki hubungan dengan perilaku bullying maka rekomendasi peneliti untuk guru BK atau konselor sekolah sebagai berikut:
dan sebagai dasar melakukan upaya pencegahan untuk mencegah siswa menjadi korban perilaku bullying.
b. Menggunakan instrumen berupa angket perilaku asertif sebagai alat untuk melakukan need assessment yang dapat menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
c. Mengaplikasikan program konseling model SPICC untuk mengintervensi siswa yang memiliki perilaku asertif rendah dan berpotensi menjadi korban
bullying.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaanya. Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka kepada peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji perilaku asertif, bullying dan konseling model
SPICC direkomendasikan hal-hal berikut ini :
a. Mengkaji perilaku asertif dengan melihat faktor latar belakang intelegensi,
pola asuh orang tua dan kebudayaan.
b. Melakukan intervensi pada masing-masing pendekatan lebih dari satu sesi. c. Menggunakan instrumen pendukung lainnya seperti instrumen kompetensi
sosial.
d. Menggunakan media lain seperti clay, baki pasir, boneka tangan.
e. Menggunakan model dan teknik konseling lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku asertif dan mencegah perilaku bullying.