• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL TERHADAP KESEIMBANGAN GERAK DAN KERJASAMA SISWA TUNAGRAHITA SEDANG DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF DI SLB B-C NUFTAH HIDAYAH ( Studi Eksperimen Pada Pembelajaran Permainan Tradisional Perepet Jengkol Di SLB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL TERHADAP KESEIMBANGAN GERAK DAN KERJASAMA SISWA TUNAGRAHITA SEDANG DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF DI SLB B-C NUFTAH HIDAYAH ( Studi Eksperimen Pada Pembelajaran Permainan Tradisional Perepet Jengkol Di SLB"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Eksperimen Pada Pembelajaran Permainan Tradisional Perepet Jengkol Di SLB B-C Nuftah Hidayah Kab. Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AGUNG ZULIZAR RIZQI

1000340

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL TERHADAP

KESEIMBANGAN GERAK DAN KERJASAMA SISWA TUNAGRAHITA

SEDANG DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF

(2)
(3)

ABSTRAK

Agung Zulizar Rizqi. NIM : 1000340. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol Terhadap Keseimbangan Gerak dan Kerjasama Siswa Tunagrahita Sedang Dalam Pembelajaran Penjas Adaftif Di SLB B-C Nuftah Hidayah. Pembimbing I : Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS. AIFO, Pembimbing II : Dr. Uhamisastra, MS. AIFO

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, dan mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama pada siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian pretest posttest grup desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita di SLB B-C Nuftah Hidayah dengan jumlah 10 orang siswa. Dengan teknik total sampling ditentukan 5 orang siswa sebagai sample, dengan kriteria siswa tunagrahita sedang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar observer. Hasil penelitian menunjukan hasil tes awal keseimbangan gerak dengan rata-rata 6,84 dan tes akhir keseimbangan gerak dengan rata-rata 7,24, sedangkan tes awal kerjasama dengan rata-rata 67 dan tes akhir kerjasama dengan rata-rata 73,4. Berdasarkan hasil analisis pengolahan data menggunakan uji rata-rata satu pihak didapat thitung tes keseimbangan

gerak dari pembelajaran menggunakan permainan perepet jengkol adalah 4,091 lebih besar dari ttabel 2,776. Sedangkan thitung tes kerjasama dari pembelajaran

menggunakan permainan perepet jengkol adalah 4,071 lebih besar dari ttabel 2,776.

Kesimpulan permainan tradisonal perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama anak tunagrahita sedang dalam pembelajaran penjas adaptif Di SLB B-C Nuftah Hidayah.

(4)

ABSTRACT

Agung Zulizar Rizqi. Number:1000340. Physical Education and Recreation Study Program. Title: The Effect of PerepetJengkol Traditional Game to The Balance of Motion and Cooperation of Mentally Disabled Students in Learning Adaptive Physical Education in B-C Nuftah Hidayah Special School. 1stSupervisor: Prof. Dr. Beltasar Tarigan., MS., AIFO, 2nd Supervisor: Dr. Uhamisastra, MS., AIFO

The purpose of this study was to find out and get clear data and information regarding the influence of perepet jengkol traditional game to the balance of motion and cooperation on mentally disabled students in B-C Nuftah Hidayah special school. The method used in this study was an experiment with a quantitative approach. Research design was the group pretest-posttest design. The population in this study were all mentally disabled students in B-C Nuftah Hidayah special school by the number of 10 students . With a total sampling techniqueit was determined that 5 students were the sample, with the criteria of mentally disabled on medium level. The instrument used to collect datawas in the form of sheets observation. The results showed that the results of initial tests of balance motion with an average of 6.84 and final test with an average of 7.24, while, the initial test of cooperation with an average of 67 and final test with an average of 73.4. Based on the analysis of data processing using the one sided average testit was obtained that thitung balance of motion test of learning by

playing perepet jengkol was 4,091 bigger than ttabel 2,776. On the other hand, thitung of

cooperation test from learning by playing perepet jengkol is 4,071 was bigger than ttabel2,776. The conclusion is prepet jengkol traditional game affects the balance of

motion and cooperation among mentally disabled students who were learning adaptive physical education in B-C Nuftah Hidayah special school.

(5)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN...

3. Permainan Tradisional Perepet Jengkol...

(6)

5. Anak Tunagrahita Sedang……….

6. Keterkaitan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Dengan Keseimbangan Gerak ………... 7. Keterkaitan Permainan Tradisional Perepet Jengkol

Dengan Kerjasama……… C.Kerangka Pemikiran...

1. Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol

Terhadap Keseimbangan Gerak Pada Pembelajaran

Penjas Adaptif...

2. Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol

Terhadap Kerjasama Pada Pembelajaran Penjas

Adaptif...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data...

1. Hasil Pengamatan Keseimbangan Gerak ...

47

47

(7)

2. Hasil Pengamatan Kerjasama...

B. Diskusi Penemuan...

49

51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan ...

B. Saran...

54

54

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

memiliki peran penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek kognitif,

afektif dan aspek psikomotorik. Mengenai hal ini, Lutan (2000:15), mengemukakan

bahwa : ‘Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.

Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencangkup domain psikomotor,

kognitif dan afektif’.

Berkaitan dengan pendidikan jasmani (penjas) adaptif, perlu ditegaskan

bahwa siswa yang memiliki kecacatan mempunyai hak dan pembelajaran pada setiap

jenjang pendidikan, para siswa yang cacat, sesuai dengan kecacatannya, menurut

Arch C. Meck (dalam Tarigan, 2012:13) ‘anak cacat adalah yang penampilan

gerakannya menyimpang dari gerakan normal secara keseluruha’. Sedangkan

menurut The Committe Of National Society For the Study Of Education di AS (dalam

Tarigan, 2012:13) ‘cacat adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seseorang yang

menyimpang dari gerakan yang normal, walaupun telah dikembangkan secara

maksimal. Sedangkan menurut Tarigan (2012:14) mengemukakan bahwa cacat yaitu

‘seseorang anak atau orang dewasa laki-laki maupun perempuan yang memiliki

kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang normal baik dilihat dari segi fisik,

mental, tingkah laku, emosional, dan sosialnya’.

Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani khusus diperuntukan bagi mereka yang mempunyai kelainan fisik

maupun psikis, tujuan pendidikan jasmani adaptif tidak lain yaitu untuk membantu

mereka yang mempunyai klainan fisik maupun psikis mencapai pertumbuhan dan

(9)

mereka melalui program aktivitas pendidikan jasmani bisa dan khusus yang telah

dirancang dengan hati-hati. Adapun jenis-jenis kecacatan seperti gangguan

penglihatan/ kebutaan, gangguan pendengaran, tidak mampu berbicara/ tuna wicara,

dan jenis-jenis kecacatan lanjutan seperti cacat mental dan cacat fisik, salah satunya

anak tunagrahita.

Anak Tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kemampuan

dibawah rata-rata anak pada umumnya disertai hambatan dalam perilaku adaptif dan

terjadi pada perkembangan. Ketunagrahitaan berdampak pada beberapa aspek

diantaranya akademik, perilaku adaptif, sosial, emosi dan fisik. Secara umum anak

tunagrahita menunjukan ketidakmampuan untuk menampilkan keterampilan gerak

yang baik yaitu keseimbangan gerak dan kerjasama. Permasalahan keterampilan

gerak dan sosial anak tunagrahita diantaranya sifat otot yang kurang mampu untuk

melakukan gerakan secara efisien. Ketidak mampuan merencanakan gerakan

menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi dan ketidakmampuan untuk menjaga

keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak, ketidakmampuan dalam

bersosialisasi antar teman cenderung individual. Suprihatin (2010:2) menjelaskan

permasalahan anak tunagrahita sebagai berikut :

Secara umum menunjukan ketidakmampuan untuk menampilkan gerak koordinasi yang efisien, keseimbangan dan kelincahan. Perilaku ini sebagai hasil kurang mampunya syaraf mengidentifikasi sesuatu. 2) sifat otot yang lebih atau kurang menghasilkan ketidakmampuan untuk melalkukan gerakan secara efisien. 3) ketidakmampuan merencanakan gerakan menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi. 4) ketidakmapuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak. 5) ketidak mampuan dalam bersosialisasi cenderung individual.

Pada penelitian ini subyek yang akan diteliti adalah siswa tunagrahita sedang,

Banyak istilah yang digunakan yang mengarah pada kondisi anak tunagrahita sedang.

(10)

mampu latih. Anak tunagrahita sedang dapat dipahami sebagai keterbatasan fungsi

intelektual yang ditandai dengan rentang IQ antara 51-36 menurut Binet, 54-40

menurut Weschler (WISC) dan memiliki kemampuan dibawah anak tunagrahita

ringan. Menurut Moch. Amin (dalam Nizar, 2014:06) bahwa :

Anak tunagrahita sedang yaitu anak yang kemampuan intelektualnya dan adaptasi perilaku dibawah tunagrahita ringan. IQ-nya berkisar antara 30-50. Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional mencapai suatu tingkat tanggung jawab social dan mencapai penyesuaian pekerja dengan bantuan.

Pada saat peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan memperhatikan

pembelajaran penjas adaptif, siswa tunagrahita sedang, mengalami gangguan

keseimbangan gerak siswa hanya mampu mengangkat sebelah kakinya dalam waktu

kurang dari 7 detik, anak juga hanya mampu berjalan sejauh satu meter di balok

titian. Gangguan keseimbangan gerak yang dialami anak menyebabkan anak sering

terjatuhdan menabrak saat berlari dan terlihat saat melakukan permainan siswa tidak

mampu bekerjasama.

Setelah dipaparkan latar belakang permasalahan sebelumnya, dibutuhkan

study untuk mengatasi permasalahan tersebut salahsatunya dengan permainan

tradisional perepet jengkol.

Permainan tradisional menurut Uhamisastra (2010:4) mengemukakan bahwa :

(11)

Dalam permainan perepet jengkol diperlukan keseimbangan gerak yang cukup

baik, menurut Irfan ( dalam ,

http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimbangan-balance/) keseimbangan adalah ‘kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan

tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi’

Selain keseimbangan gerak dalam permainan perepet jengkol diperlukan

kerjasama antar siswa menurut H. Kusnadi ‘kerjasama sebagai dua orang atau lebih

untuk melakukan aktifitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan

kepada suatu target atau tujuan tertentu’ (http://lompoulu.blogspot.

com/2013/06/pengertian-kerjasama.html).

Permainan tradisional perepet jengkol merupakan bentuk pembelajaran yang

dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan

tradisional perepet jengkol bermain menetapkan gerak dasar dalam bentuk permainan

sehingga diharapkan akan meningkatkan aspek keseimbangan gerak dan kerjasama

siswa tunagrahita sedang sehingga akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk menerapkan

permainan tradisional perepet jengkol untuk meningkatkan aspek keseimbangan

gerak dan kerjasama siswa tunagrahita sedang. Maka judul yang di ambil oleh penulis

adalah “Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol Terhadap

Keseimbangan Gerak Dan Kerjasama Siswa Tunagrahita Sedang Pada

Pembelajaran Penjas Adaptif Di SLB B-C Nuftah Hidayah”

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat permasalahan yang dapat di

identifikasi sebagai berikut :

1. Program penjas adaptif di SLB B-C Nuftah Hidayah belum bisa

memeperhatikan perubah kemampuan atau kondisi anak, dan belum bisa

(12)

2. Kurangnya kesempatan bagi anak untuk melakukan permainan tradisional,

yang melibatkan anak dalam alur permainannya.

3. Masih kurangnya keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita

sedang di SLB B-C nuftah hidayah.

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, terdapat

variabel penelitian yang diantaranya adalah:

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini berupa hasil keseimbangan gerak dan

kerjasama dalam permainan tradisional perepet jengkol. Hasil keseimbangan gerak

dan kerjasma dalam penelitian ini ada satu yaitu:

Y1 :Keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita sedang di SLB B-C

Nuftah Hidayah.

2. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini berupa pendekatan pembelajaran, ada satu

variabel bebas, yaitu:

X1 : pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional perepet jengkol.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut, sehingga pada

akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian.

Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang

penulis rumuskan adalah :

a. Apakah permaianan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh

terhadap keseimbangan gerak siswa tunagrahita sedang, pada pembelajaran

(13)

b. Apakah permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap

kerjasama siswa tunagrahita sedang, pada pembelajaran penjas adaptif di SLB

B-C Nuftah Hidayah?

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh

permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama

pada siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.

E.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian

ini diharapkan memberi manfaat seperti berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap ilmu pendidikan luar biasa terutama bahan dan referensi bagi pihak sekolah

dalam meningkatkan keseimbangan gerak dan kerjasama anak berkebutuhan khusus,

khususnya anak tunagrahita sedang dengan menggunakan metode permainan

tradisional perepet jengkol dalam pembelajaran penjas adaptif.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan

untuk memperluas wawasan pada para guru pendidikan jasmani terutama guru

pendidikan jasmani adaptif ataupun lembaga sekolah tentang metode bermain untuk

diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.

(14)

Bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian

bab dalam skripsi, mulai bab pertama hingga bab akhir.

PERNYATAAN.

(15)

BAB IV

BAB V

E. Instrumen Penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

A. Hasil Penelitian.

1. Peningkatan Keseimbangan Gerak.

2. Peningkatan Kerjasama.

3. Permainan Pereepet Jengkol.

4. Respon Siswa Terhadap Permainan Tradisional Perepet Jengkol

Dalam Pembelajaran Penjaas Adaptif.

B. Pembahasan Analisis Data.

1. Penguasaan Keseimbangan Gerak dalam Permainan Tradisional

Perepet Jengkol.

2. Penguasaan Kerjasama dalam Permainan Tradisional Perepet

Jengkol.

3. Respon Siswa Terhadap Permainan Perepet Jengkol.

SIMPULAN DAN SARAN.

A. Simpulan.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat

membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Menurt Arikunto (2006:151) yaitu : ‟metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitian‟.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Sugiyono (2012:107) yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen

adalah, „sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan‟. Sedangkan

Arikunto (2007:207) menjelaskan sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek

selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk

menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang

akan di teliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya pengaruh

permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama

siswa tunagrahita sedang dalam pembelajaran penjas adaptif di SLB B-C Nuftah

(17)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Menurut Sugiyono

(2012:80) populasi adalah :

Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa SLB B-C Nuftah

hidayah.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:118) adalah „bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan teknik sampling jenuh atau total sampling yang

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi dilapangan,

sehingga pengumpulan data akan lebih mudah‟. Sugiyono (2012:118) menyatakan,

bahwa „sampling jenuh atau total sampling adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah. Siswa yang menjadi kelompok eksperimen ini akan diberi

treatment permainan tradisional perepet jengkol.

C. Desain Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah

yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Desain penelitian ini diharapkan bisa

(18)

E1 O1 X1 O2

penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur

yang benar.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest group

design menurut Sugiyono (2012:112). Dalam desain penelitian ini terdiri dari dua

variabel bebas dan satu variabel terikat. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto

(2006:79), menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Gambar 3.1

Pretest-postest group design

Keterangan :

E1 Adalah kelompok eksperimen

X1 Adalah treatment berupa permainan tradisional perepet jengkol

O1 Adalah tes awal atau observasi awal

O2 Adalah tes akhir atau observasi akhir

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian pretest-postest group

desain maka hanya terdiri dari satu kelompok eksperimen. Dalam penelitian yang

menggunakan pretest-postest group desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui

kemapuan awal siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment, setelah diberi

perlakuan selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau

landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

Untuk memberikan kemudahan maka diperlukan adanya langkah-langkah

kerja penelitian. Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis menggambarkan

(19)

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Definisi Operasional

Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu

berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam

penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah

tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh

Populaasi

Sampel

Tes Awal

Perlakuan Pemberian Permainan Perepet Jengkol

Tes Akhir

Analisis Data

Kesimpulan

Tes Kerjasama Tes Keseimbangan

Gerak

Tes Keseimbangan Gerak

(20)

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan

sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S Poerwadarminta dalam

Kamus Bahasa Indonesia, 2008:731).

2. Permainan Tradisional Perepet Jengkol

Permainan tradisional perepet jengkol ini dilakukan berdasarkan prinsip

adanya gerakan untuk menjaga keseimbangan, yang dimainkan berkelompok.

Permainan membuat lingkaran dan saling membelakangi, selain itu salah satu

kaki mereka juga saling terkait erat. Permainan ini dapat melatih

keseimbangan gerak para pemainnya. Salah satu kelebihan perepet jengkol

keriangan yang dirasakan anak saat bermain selain untuk melatih

keseimbangan gerak juga untuk melatih ketangkasan, kepemimpinan,

kerjasama, kreativitas, dan kejujuran. (Uhamisastra, 2010:04).

3. Keseimbangan Gerak

kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh ketika ditempatkan

di berbagai posisi. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan

relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat gravitasi terhadap

bidang tumpu. Kemampuan untuk meyeimbangkan massa tubuh dengan

bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara

efektif dan efisien. (Irfan, dalam, http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimba

ngan- balance/).

4. Kerjasama

Kerjasama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi

kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan

tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. (Davis dalam Dewi,

2006).

(21)

Anak tunagrahita sedang yaitu anak yang kemampuan intelektualnya dan

adaptasi perilaku dibawah tunagrahita ringan. IQ-nya berkisar antara 30-50.

Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional

mencapai suatu tingkat tanggung jawab social dan mencapai penyesuaian

pekerja dengan bantuan. (dalam Nizar 2014, hlm. 08).

E. Instrument Penelitian

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan

alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126) menjelaskan, bahwa

‟Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode‟. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah

Nurhasan (2007:3) bahwa tes adalah „Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa‟.

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada

akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh

hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes

yang pertama dilakukan adalah tes keseimbangan gerak dan kerjasama yang akan

diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan tes : Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan keseimbangan

gerak subjek. Dalam tes ini subjek diberikan perintah untuk melakukan beberapa

gerakan yang melibatkan kekuatan kaki, misalnya mengangkat kaki kanan dan kiri ke

depan secara bergantian dan sebagainya. Subjek pun diberikan perintah untuk

melakukan gerakan sesuai dengan waktu/hitungan yang ditentunkan. Setelah tes

dilakukan kemudian diukur beberapa ketahanan keseimbangan gerak sebanyak 10

gerakan. Satuan ukur yang dipakai adalah persentase. Persentase dalam tes ketahanan

ini menunjukan jumlah waktu yang mampu dilakukan subjek dibandingkan dengan

(22)

dilakukan subjek maka dapat dikatakan keseimbangan geraknya semakin baik.

Adapaun sumber tes keseimbangan gerak yang diberikan pada subjek oleh peneliti

diambil dari skripsi Nizar Fauzi (2014:23) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tes keseimbangan gerak

No Perilaku yang di ukur

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Berdiri mengangkat kaki kanan ke depan

Berdiri mengangkat kaki kiri kedepan

Berdiri mengangkat kaki kanan ke belakang

Berdiri mengangkat kaki kiri ke belakang

Berdiri mengangkat kaki kiri ke samping

Berdiri mengangkat kaki kanan ke samping

Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian

Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke belakang secara

bergantian

Mengangkat kaki kanan ke depan sambil melompat kedepan

(23)

Kriteria penilaian :

0 = tidak mampu melakukan gerakan

1 = anak mampu melakukan gerakan selama 1 – 10 detik 2 = anak mampu melakukan gerakan selama 11 – 20 detik 3 = anak mampu melakukan gerakan selama 21 – 30 detik

Tes kedua dilakukan adalah tes kerjasama adapun tatacara pelaksanaan tes

kerjasama adalah sebagai berikut dengan sumber dari Hidayat (Dosen PLB, P. F.

(n.d.). „IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK AUTIS & LAYANAN

PENDIDIKANNYA’, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tes kerjasama

INSTRUMEN KERJASAMA

NO DESKRIPSI

1 Mampu beradaptasi dengan kelompok yang dibentuk secara acak dan

mendadak

2 Mampu bekerjasama dengan teman sebaya dalam menyelsaikan suatu tugas

3 Mampu bersosialisasi dengan teman sebaya

4 Mampu memahami aturan-aturan dalam kelompok

5 Mampu mengatakan “TIDAK” ketika tidak menyukai keputusan

(24)

6 Mampu mengekpresikan hal yang diinginkannya dalam kelompok

7 Mampu mengendalikan emosi dan bekerjasama dalam kelompok

8 Mampu bekerjasama membahas materi secara berkelompok

9 Memiliki banyak teman sebaya

10 Mengatakan “TOLONG” ketika ingin meminta bantuan

kriteria penilaian :

1. Kontribusi anak sangat rendah

2. Kontribusi anak sedang

3. Kontribusi anak baik

4. Kontribusi anak sangat baik

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah

berupa ekskperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses pembelajaran

permaianan tradisional perepet jengkol dengan melakukan tes akhir.

a. Pelaksanaan tes awal dan tes akhir

Pelaksanaan tes awal pada hari Senin tanggal 9April 2014 pukul 08.00-09.30

WIB, bertempat di lapangan olahraga SLB B-C Nuftah Hidayah, Kabupaten

Bandung. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

permainan tradisional perepet jengkol yaitu keseimbangan gerak dan kerjasama pada

kelompok sampel sebelum diberikan pembelajaran. Sebelum melakukan tes, sampel

(25)

tentang cara melakukan permainan tradisional perepet jengkol dengan benar serta

mengetahui tata cara melakukan tes awal keseimbangan gerak dan kerjasama.

Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan

pukul 08.30 WIB sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran

berlangsung selama enam minggu dengan jumlah pertemuan sebanyak 16 kali

pertemuan. Dalam satu minggu terdapat 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin dan

dan hari rabu.

Setelah pembelajaran dilakukan selama 16 pertemuan, maka dilakukan tes

akhir yang pelaksanaannya diadakan pada tanggal 3 September 2014. Pelaksanaan tes

akhir dilakukan pada jam 08.00-08.30 WIB seperti pada saat melakukan tes awal.

Tujuan tes akhir adalah untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan

perlakuan dalam melakukan permainan tradisional perepet jengkol dalam

pembelajaran penjas.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk

melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari

Sujana (2002:67) sebagai berikut:

:

: Skor rata-rata yang dicari : Jumlah skor yang di dapat : Jumlah responden

2. Simpangan Baku

(26)

S =

Keterangan :

S : Simpangan baku yang dicari

: Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan

: Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas Data

Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lillifors ( LO ).

Langkah-langkah pengujian normalitas dengan pendekatan uji lilifors adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang

paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ).

b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.

1. Nilai Rata-rata ( Mean )

2. Simpangan baku ( S )

S =

c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z

skor yaitu :

Z =

d. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku

(tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi)

dengan ketentuan : jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya

(27)

e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh

sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan nilai L.

i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau

ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

- Terima H0 jika Lo < Lα = Normal

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap

keseimbangan gerak siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.

2. Permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap

kerjasama siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional

perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita

sedang dalam pembeljaran penjas adaptif di SLB B-C Nuftah Hidayah, penulis

mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada para siswa agar lebih giat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani adaptif disekolah serta melaksanakan tugas gerak yang

diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh.

2. Kepada pihak sekolah agar dapat memperbaiki dan menyediakan fasilitas

olahraga yang memadai sebagai wadah untuk siswa menyalurkan keinginan,

bakat dan ekspresi dalam bidang olahraga.

3. Kepada pihak guru agar lebih menggali informasi yang berkaitan dengan

pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.

4. Bagi para guru, sebaiknya dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif

(29)

mengembangkan keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Alimin, Endang. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi

Anak Tunagrahita. Bandung : Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cetakan

ketigabelas. Jakarta: PT. Rinek Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Astati. (2010). Bina Diri Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catu Karya Mandiri.

Delphie, Bandi. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang : Elang Mahesa

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagahita. Bandung: PT Refika

Aditama

Dimiyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fauzi, Nizar. (2014). Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk

Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita sedang. Skripsi FPOK

UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Idianto, M. (2004). Sosiologi Untuk SMA. Jakarta: Erlangga

Lutan, Rusli, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan

(31)

Mendiknas. (2005). Undang-Undang Standar Nasional Pendidikan (NSP). Jakarta :

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003, Fokusmedia.

Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan

Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Rahmat, S.B. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan

Kerjasama. Skripsi FPOK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Sadiman, Arief. (2002). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Sadiman. Arif. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Sukmara. D. (2005). Implementasi Program Life Skill. Bandung: Maghuni Sejahtera

Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT Asdi Mahasatya.

Somantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

(32)

Subroto, Toto dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Suprihatin. T. (2010). Pengaruh Permainan Enerjetik Dalam Meningkatkan

Kemampuan Koordinasi Gerak Mata dan Kaki Siswa Tunagrahita Sedang.

Skripsi PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Tarigan, Beltasar. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. FPOK UPI Bandung.

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Eidos.

Uhamisastra. (2010). Permainan Tradisional. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung :UPI Bandung.

Sumber Internet :

http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimbangan-balance/

http://lompoulu.blogspot.com/2013/06/pengertian-kerjasama.html

Gambar

Tabel 3.1                                       Tes keseimbangan gerak

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, untuk lebih meningkatkan kinerja manajerial kepala sekolah di. SMPN Kabupaten Karawang maka perlu diadakan Pendidikan dan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah penyesuaian perkawinan pada pasangan beda agama cukup baik, hal ini didukung oleh karakteristik-karakteristik penyesuaian

[r]

BENTUK, UKURAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA PEMBUATAN, TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK..

Sidik Ragam Hasil Analisis Hara N Tanah Akhir ANOVA.. SK db JK KT

enyera' an mengguna- an mata uang as ng, dan apabila dilakukan penggantian/pembetulan Faktur Pajak maka kurs yang digunakan adalah kurs pada tanggal pertama kali Faktur Pajak

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, berkat limpah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas

[r]