( Studi Eksperimen Pada Pembelajaran Permainan Tradisional Perepet Jengkol Di SLB B-C Nuftah Hidayah Kab. Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AGUNG ZULIZAR RIZQI
1000340
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL TERHADAP
KESEIMBANGAN GERAK DAN KERJASAMA SISWA TUNAGRAHITA
SEDANG DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF
ABSTRAK
Agung Zulizar Rizqi. NIM : 1000340. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol Terhadap Keseimbangan Gerak dan Kerjasama Siswa Tunagrahita Sedang Dalam Pembelajaran Penjas Adaftif Di SLB B-C Nuftah Hidayah. Pembimbing I : Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS. AIFO, Pembimbing II : Dr. Uhamisastra, MS. AIFO
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, dan mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama pada siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian pretest posttest grup desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita di SLB B-C Nuftah Hidayah dengan jumlah 10 orang siswa. Dengan teknik total sampling ditentukan 5 orang siswa sebagai sample, dengan kriteria siswa tunagrahita sedang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar observer. Hasil penelitian menunjukan hasil tes awal keseimbangan gerak dengan rata-rata 6,84 dan tes akhir keseimbangan gerak dengan rata-rata 7,24, sedangkan tes awal kerjasama dengan rata-rata 67 dan tes akhir kerjasama dengan rata-rata 73,4. Berdasarkan hasil analisis pengolahan data menggunakan uji rata-rata satu pihak didapat thitung tes keseimbangan
gerak dari pembelajaran menggunakan permainan perepet jengkol adalah 4,091 lebih besar dari ttabel 2,776. Sedangkan thitung tes kerjasama dari pembelajaran
menggunakan permainan perepet jengkol adalah 4,071 lebih besar dari ttabel 2,776.
Kesimpulan permainan tradisonal perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama anak tunagrahita sedang dalam pembelajaran penjas adaptif Di SLB B-C Nuftah Hidayah.
ABSTRACT
Agung Zulizar Rizqi. Number:1000340. Physical Education and Recreation Study Program. Title: The Effect of PerepetJengkol Traditional Game to The Balance of Motion and Cooperation of Mentally Disabled Students in Learning Adaptive Physical Education in B-C Nuftah Hidayah Special School. 1stSupervisor: Prof. Dr. Beltasar Tarigan., MS., AIFO, 2nd Supervisor: Dr. Uhamisastra, MS., AIFO
The purpose of this study was to find out and get clear data and information regarding the influence of perepet jengkol traditional game to the balance of motion and cooperation on mentally disabled students in B-C Nuftah Hidayah special school. The method used in this study was an experiment with a quantitative approach. Research design was the group pretest-posttest design. The population in this study were all mentally disabled students in B-C Nuftah Hidayah special school by the number of 10 students . With a total sampling techniqueit was determined that 5 students were the sample, with the criteria of mentally disabled on medium level. The instrument used to collect datawas in the form of sheets observation. The results showed that the results of initial tests of balance motion with an average of 6.84 and final test with an average of 7.24, while, the initial test of cooperation with an average of 67 and final test with an average of 73.4. Based on the analysis of data processing using the one sided average testit was obtained that thitung balance of motion test of learning by
playing perepet jengkol was 4,091 bigger than ttabel 2,776. On the other hand, thitung of
cooperation test from learning by playing perepet jengkol is 4,071 was bigger than ttabel2,776. The conclusion is prepet jengkol traditional game affects the balance of
motion and cooperation among mentally disabled students who were learning adaptive physical education in B-C Nuftah Hidayah special school.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN...
3. Permainan Tradisional Perepet Jengkol...
5. Anak Tunagrahita Sedang……….
6. Keterkaitan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Dengan Keseimbangan Gerak ………... 7. Keterkaitan Permainan Tradisional Perepet Jengkol
Dengan Kerjasama……… C.Kerangka Pemikiran...
1. Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol
Terhadap Keseimbangan Gerak Pada Pembelajaran
Penjas Adaptif...
2. Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol
Terhadap Kerjasama Pada Pembelajaran Penjas
Adaptif...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data...
1. Hasil Pengamatan Keseimbangan Gerak ...
47
47
2. Hasil Pengamatan Kerjasama...
B. Diskusi Penemuan...
49
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...
A. Kesimpulan ...
B. Saran...
54
54
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
memiliki peran penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek kognitif,
afektif dan aspek psikomotorik. Mengenai hal ini, Lutan (2000:15), mengemukakan
bahwa : ‘Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencangkup domain psikomotor,
kognitif dan afektif’.
Berkaitan dengan pendidikan jasmani (penjas) adaptif, perlu ditegaskan
bahwa siswa yang memiliki kecacatan mempunyai hak dan pembelajaran pada setiap
jenjang pendidikan, para siswa yang cacat, sesuai dengan kecacatannya, menurut
Arch C. Meck (dalam Tarigan, 2012:13) ‘anak cacat adalah yang penampilan
gerakannya menyimpang dari gerakan normal secara keseluruha’. Sedangkan
menurut The Committe Of National Society For the Study Of Education di AS (dalam
Tarigan, 2012:13) ‘cacat adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seseorang yang
menyimpang dari gerakan yang normal, walaupun telah dikembangkan secara
maksimal. Sedangkan menurut Tarigan (2012:14) mengemukakan bahwa cacat yaitu
‘seseorang anak atau orang dewasa laki-laki maupun perempuan yang memiliki
kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang normal baik dilihat dari segi fisik,
mental, tingkah laku, emosional, dan sosialnya’.
Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani khusus diperuntukan bagi mereka yang mempunyai kelainan fisik
maupun psikis, tujuan pendidikan jasmani adaptif tidak lain yaitu untuk membantu
mereka yang mempunyai klainan fisik maupun psikis mencapai pertumbuhan dan
mereka melalui program aktivitas pendidikan jasmani bisa dan khusus yang telah
dirancang dengan hati-hati. Adapun jenis-jenis kecacatan seperti gangguan
penglihatan/ kebutaan, gangguan pendengaran, tidak mampu berbicara/ tuna wicara,
dan jenis-jenis kecacatan lanjutan seperti cacat mental dan cacat fisik, salah satunya
anak tunagrahita.
Anak Tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kemampuan
dibawah rata-rata anak pada umumnya disertai hambatan dalam perilaku adaptif dan
terjadi pada perkembangan. Ketunagrahitaan berdampak pada beberapa aspek
diantaranya akademik, perilaku adaptif, sosial, emosi dan fisik. Secara umum anak
tunagrahita menunjukan ketidakmampuan untuk menampilkan keterampilan gerak
yang baik yaitu keseimbangan gerak dan kerjasama. Permasalahan keterampilan
gerak dan sosial anak tunagrahita diantaranya sifat otot yang kurang mampu untuk
melakukan gerakan secara efisien. Ketidak mampuan merencanakan gerakan
menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi dan ketidakmampuan untuk menjaga
keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak, ketidakmampuan dalam
bersosialisasi antar teman cenderung individual. Suprihatin (2010:2) menjelaskan
permasalahan anak tunagrahita sebagai berikut :
Secara umum menunjukan ketidakmampuan untuk menampilkan gerak koordinasi yang efisien, keseimbangan dan kelincahan. Perilaku ini sebagai hasil kurang mampunya syaraf mengidentifikasi sesuatu. 2) sifat otot yang lebih atau kurang menghasilkan ketidakmampuan untuk melalkukan gerakan secara efisien. 3) ketidakmampuan merencanakan gerakan menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi. 4) ketidakmapuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak. 5) ketidak mampuan dalam bersosialisasi cenderung individual.
Pada penelitian ini subyek yang akan diteliti adalah siswa tunagrahita sedang,
Banyak istilah yang digunakan yang mengarah pada kondisi anak tunagrahita sedang.
mampu latih. Anak tunagrahita sedang dapat dipahami sebagai keterbatasan fungsi
intelektual yang ditandai dengan rentang IQ antara 51-36 menurut Binet, 54-40
menurut Weschler (WISC) dan memiliki kemampuan dibawah anak tunagrahita
ringan. Menurut Moch. Amin (dalam Nizar, 2014:06) bahwa :
Anak tunagrahita sedang yaitu anak yang kemampuan intelektualnya dan adaptasi perilaku dibawah tunagrahita ringan. IQ-nya berkisar antara 30-50. Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional mencapai suatu tingkat tanggung jawab social dan mencapai penyesuaian pekerja dengan bantuan.
Pada saat peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan memperhatikan
pembelajaran penjas adaptif, siswa tunagrahita sedang, mengalami gangguan
keseimbangan gerak siswa hanya mampu mengangkat sebelah kakinya dalam waktu
kurang dari 7 detik, anak juga hanya mampu berjalan sejauh satu meter di balok
titian. Gangguan keseimbangan gerak yang dialami anak menyebabkan anak sering
terjatuhdan menabrak saat berlari dan terlihat saat melakukan permainan siswa tidak
mampu bekerjasama.
Setelah dipaparkan latar belakang permasalahan sebelumnya, dibutuhkan
study untuk mengatasi permasalahan tersebut salahsatunya dengan permainan
tradisional perepet jengkol.
Permainan tradisional menurut Uhamisastra (2010:4) mengemukakan bahwa :
Dalam permainan perepet jengkol diperlukan keseimbangan gerak yang cukup
baik, menurut Irfan ( dalam ,
http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimbangan-balance/) keseimbangan adalah ‘kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh ketika ditempatkan di berbagai posisi’
Selain keseimbangan gerak dalam permainan perepet jengkol diperlukan
kerjasama antar siswa menurut H. Kusnadi ‘kerjasama sebagai dua orang atau lebih
untuk melakukan aktifitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan
kepada suatu target atau tujuan tertentu’ (http://lompoulu.blogspot.
com/2013/06/pengertian-kerjasama.html).
Permainan tradisional perepet jengkol merupakan bentuk pembelajaran yang
dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan
tradisional perepet jengkol bermain menetapkan gerak dasar dalam bentuk permainan
sehingga diharapkan akan meningkatkan aspek keseimbangan gerak dan kerjasama
siswa tunagrahita sedang sehingga akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk menerapkan
permainan tradisional perepet jengkol untuk meningkatkan aspek keseimbangan
gerak dan kerjasama siswa tunagrahita sedang. Maka judul yang di ambil oleh penulis
adalah “Pengaruh Permainan Tradisional Perepet Jengkol Terhadap
Keseimbangan Gerak Dan Kerjasama Siswa Tunagrahita Sedang Pada
Pembelajaran Penjas Adaptif Di SLB B-C Nuftah Hidayah”
B.Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat permasalahan yang dapat di
identifikasi sebagai berikut :
1. Program penjas adaptif di SLB B-C Nuftah Hidayah belum bisa
memeperhatikan perubah kemampuan atau kondisi anak, dan belum bisa
2. Kurangnya kesempatan bagi anak untuk melakukan permainan tradisional,
yang melibatkan anak dalam alur permainannya.
3. Masih kurangnya keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita
sedang di SLB B-C nuftah hidayah.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, terdapat
variabel penelitian yang diantaranya adalah:
1. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa hasil keseimbangan gerak dan
kerjasama dalam permainan tradisional perepet jengkol. Hasil keseimbangan gerak
dan kerjasma dalam penelitian ini ada satu yaitu:
Y1 :Keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita sedang di SLB B-C
Nuftah Hidayah.
2. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini berupa pendekatan pembelajaran, ada satu
variabel bebas, yaitu:
X1 : pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional perepet jengkol.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut, sehingga pada
akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian.
Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang
penulis rumuskan adalah :
a. Apakah permaianan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh
terhadap keseimbangan gerak siswa tunagrahita sedang, pada pembelajaran
b. Apakah permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap
kerjasama siswa tunagrahita sedang, pada pembelajaran penjas adaptif di SLB
B-C Nuftah Hidayah?
D.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ingin mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh
permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama
pada siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.
E.Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian
ini diharapkan memberi manfaat seperti berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap ilmu pendidikan luar biasa terutama bahan dan referensi bagi pihak sekolah
dalam meningkatkan keseimbangan gerak dan kerjasama anak berkebutuhan khusus,
khususnya anak tunagrahita sedang dengan menggunakan metode permainan
tradisional perepet jengkol dalam pembelajaran penjas adaptif.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan
untuk memperluas wawasan pada para guru pendidikan jasmani terutama guru
pendidikan jasmani adaptif ataupun lembaga sekolah tentang metode bermain untuk
diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.
Bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian
bab dalam skripsi, mulai bab pertama hingga bab akhir.
PERNYATAAN.
BAB IV
BAB V
E. Instrumen Penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. Hasil Penelitian.
1. Peningkatan Keseimbangan Gerak.
2. Peningkatan Kerjasama.
3. Permainan Pereepet Jengkol.
4. Respon Siswa Terhadap Permainan Tradisional Perepet Jengkol
Dalam Pembelajaran Penjaas Adaptif.
B. Pembahasan Analisis Data.
1. Penguasaan Keseimbangan Gerak dalam Permainan Tradisional
Perepet Jengkol.
2. Penguasaan Kerjasama dalam Permainan Tradisional Perepet
Jengkol.
3. Respon Siswa Terhadap Permainan Perepet Jengkol.
SIMPULAN DAN SARAN.
A. Simpulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat
membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode
penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Menurt Arikunto (2006:151) yaitu : ‟metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian‟.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2012:107) yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen
adalah, „sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan‟. Sedangkan
Arikunto (2007:207) menjelaskan sebagai berikut:
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk
menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang
akan di teliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya pengaruh
permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama
siswa tunagrahita sedang dalam pembelajaran penjas adaptif di SLB B-C Nuftah
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Menurut Sugiyono
(2012:80) populasi adalah :
Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.
Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa SLB B-C Nuftah
hidayah.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012:118) adalah „bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan teknik sampling jenuh atau total sampling yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang terjadi dilapangan,
sehingga pengumpulan data akan lebih mudah‟. Sugiyono (2012:118) menyatakan,
bahwa „sampling jenuh atau total sampling adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah. Siswa yang menjadi kelompok eksperimen ini akan diberi
treatment permainan tradisional perepet jengkol.
C. Desain Penelitian
Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah
yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Desain penelitian ini diharapkan bisa
E1 O1 X1 O2
penelitian yang akan diambil agar proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur
yang benar.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest group
design menurut Sugiyono (2012:112). Dalam desain penelitian ini terdiri dari dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto
(2006:79), menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:
Gambar 3.1
Pretest-postest group design
Keterangan :
E1 Adalah kelompok eksperimen
X1 Adalah treatment berupa permainan tradisional perepet jengkol
O1 Adalah tes awal atau observasi awal
O2 Adalah tes akhir atau observasi akhir
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian pretest-postest group
desain maka hanya terdiri dari satu kelompok eksperimen. Dalam penelitian yang
menggunakan pretest-postest group desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui
kemapuan awal siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment, setelah diberi
perlakuan selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul selanjutnya
dilakukan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau
landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.
Untuk memberikan kemudahan maka diperlukan adanya langkah-langkah
kerja penelitian. Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis menggambarkan
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penelitian
D. Definisi Operasional
Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu
berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam
penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah
tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1. Pengaruh
Populaasi
Sampel
Tes Awal
Perlakuan Pemberian Permainan Perepet Jengkol
Tes Akhir
Analisis Data
Kesimpulan
Tes Kerjasama Tes Keseimbangan
Gerak
Tes Keseimbangan Gerak
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda, dan
sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan (W.J.S Poerwadarminta dalam
Kamus Bahasa Indonesia, 2008:731).
2. Permainan Tradisional Perepet Jengkol
Permainan tradisional perepet jengkol ini dilakukan berdasarkan prinsip
adanya gerakan untuk menjaga keseimbangan, yang dimainkan berkelompok.
Permainan membuat lingkaran dan saling membelakangi, selain itu salah satu
kaki mereka juga saling terkait erat. Permainan ini dapat melatih
keseimbangan gerak para pemainnya. Salah satu kelebihan perepet jengkol
keriangan yang dirasakan anak saat bermain selain untuk melatih
keseimbangan gerak juga untuk melatih ketangkasan, kepemimpinan,
kerjasama, kreativitas, dan kejujuran. (Uhamisastra, 2010:04).
3. Keseimbangan Gerak
kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh ketika ditempatkan
di berbagai posisi. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan
relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat gravitasi terhadap
bidang tumpu. Kemampuan untuk meyeimbangkan massa tubuh dengan
bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara
efektif dan efisien. (Irfan, dalam, http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimba
ngan- balance/).
4. Kerjasama
Kerjasama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan
tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. (Davis dalam Dewi,
2006).
Anak tunagrahita sedang yaitu anak yang kemampuan intelektualnya dan
adaptasi perilaku dibawah tunagrahita ringan. IQ-nya berkisar antara 30-50.
Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional
mencapai suatu tingkat tanggung jawab social dan mencapai penyesuaian
pekerja dengan bantuan. (dalam Nizar 2014, hlm. 08).
E. Instrument Penelitian
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan
alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002:126) menjelaskan, bahwa
‟Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode‟. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah
Nurhasan (2007:3) bahwa tes adalah „Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa‟.
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada
akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes
yang pertama dilakukan adalah tes keseimbangan gerak dan kerjasama yang akan
diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan tes : Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan keseimbangan
gerak subjek. Dalam tes ini subjek diberikan perintah untuk melakukan beberapa
gerakan yang melibatkan kekuatan kaki, misalnya mengangkat kaki kanan dan kiri ke
depan secara bergantian dan sebagainya. Subjek pun diberikan perintah untuk
melakukan gerakan sesuai dengan waktu/hitungan yang ditentunkan. Setelah tes
dilakukan kemudian diukur beberapa ketahanan keseimbangan gerak sebanyak 10
gerakan. Satuan ukur yang dipakai adalah persentase. Persentase dalam tes ketahanan
ini menunjukan jumlah waktu yang mampu dilakukan subjek dibandingkan dengan
dilakukan subjek maka dapat dikatakan keseimbangan geraknya semakin baik.
Adapaun sumber tes keseimbangan gerak yang diberikan pada subjek oleh peneliti
diambil dari skripsi Nizar Fauzi (2014:23) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tes keseimbangan gerak
No Perilaku yang di ukur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Berdiri mengangkat kaki kanan ke depan
Berdiri mengangkat kaki kiri kedepan
Berdiri mengangkat kaki kanan ke belakang
Berdiri mengangkat kaki kiri ke belakang
Berdiri mengangkat kaki kiri ke samping
Berdiri mengangkat kaki kanan ke samping
Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian
Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke belakang secara
bergantian
Mengangkat kaki kanan ke depan sambil melompat kedepan
Kriteria penilaian :
0 = tidak mampu melakukan gerakan
1 = anak mampu melakukan gerakan selama 1 – 10 detik 2 = anak mampu melakukan gerakan selama 11 – 20 detik 3 = anak mampu melakukan gerakan selama 21 – 30 detik
Tes kedua dilakukan adalah tes kerjasama adapun tatacara pelaksanaan tes
kerjasama adalah sebagai berikut dengan sumber dari Hidayat (Dosen PLB, P. F.
(n.d.). „IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK AUTIS & LAYANAN
PENDIDIKANNYA’, adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tes kerjasama
INSTRUMEN KERJASAMA
NO DESKRIPSI
1 Mampu beradaptasi dengan kelompok yang dibentuk secara acak dan
mendadak
2 Mampu bekerjasama dengan teman sebaya dalam menyelsaikan suatu tugas
3 Mampu bersosialisasi dengan teman sebaya
4 Mampu memahami aturan-aturan dalam kelompok
5 Mampu mengatakan “TIDAK” ketika tidak menyukai keputusan
6 Mampu mengekpresikan hal yang diinginkannya dalam kelompok
7 Mampu mengendalikan emosi dan bekerjasama dalam kelompok
8 Mampu bekerjasama membahas materi secara berkelompok
9 Memiliki banyak teman sebaya
10 Mengatakan “TOLONG” ketika ingin meminta bantuan
kriteria penilaian :
1. Kontribusi anak sangat rendah
2. Kontribusi anak sedang
3. Kontribusi anak baik
4. Kontribusi anak sangat baik
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah
berupa ekskperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses pembelajaran
permaianan tradisional perepet jengkol dengan melakukan tes akhir.
a. Pelaksanaan tes awal dan tes akhir
Pelaksanaan tes awal pada hari Senin tanggal 9April 2014 pukul 08.00-09.30
WIB, bertempat di lapangan olahraga SLB B-C Nuftah Hidayah, Kabupaten
Bandung. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
permainan tradisional perepet jengkol yaitu keseimbangan gerak dan kerjasama pada
kelompok sampel sebelum diberikan pembelajaran. Sebelum melakukan tes, sampel
tentang cara melakukan permainan tradisional perepet jengkol dengan benar serta
mengetahui tata cara melakukan tes awal keseimbangan gerak dan kerjasama.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 08.30 WIB sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran
berlangsung selama enam minggu dengan jumlah pertemuan sebanyak 16 kali
pertemuan. Dalam satu minggu terdapat 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Senin dan
dan hari rabu.
Setelah pembelajaran dilakukan selama 16 pertemuan, maka dilakukan tes
akhir yang pelaksanaannya diadakan pada tanggal 3 September 2014. Pelaksanaan tes
akhir dilakukan pada jam 08.00-08.30 WIB seperti pada saat melakukan tes awal.
Tujuan tes akhir adalah untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan
perlakuan dalam melakukan permainan tradisional perepet jengkol dalam
pembelajaran penjas.
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk
melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:
1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari
Sujana (2002:67) sebagai berikut:
:
: Skor rata-rata yang dicari : Jumlah skor yang di dapat : Jumlah responden
2. Simpangan Baku
S =
Keterangan :
S : Simpangan baku yang dicari
: Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan
: Jumlah sampel dikurangi satu
3. Uji Normalitas Data
Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lillifors ( LO ).
Langkah-langkah pengujian normalitas dengan pendekatan uji lilifors adalah sebagai berikut :
a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang
paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ).
b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.
1. Nilai Rata-rata ( Mean )
2. Simpangan baku ( S )
S =
c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z
skor yaitu :
Z =
d. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal baku
(tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi)
dengan ketentuan : jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya
e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyaknya sampel.
f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh
sampel yang ada dan berilah symbol Lo.
h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan nilai L.
i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau
ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :
- Terima H0 jika Lo < Lα = Normal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap
keseimbangan gerak siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.
2. Permainan tradisional perepet jengkol memberikan pengaruh terhadap
kerjasama siswa tunagrahita sedang di SLB B-C Nuftah Hidayah.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional
perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita
sedang dalam pembeljaran penjas adaptif di SLB B-C Nuftah Hidayah, penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Kepada para siswa agar lebih giat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif disekolah serta melaksanakan tugas gerak yang
diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh.
2. Kepada pihak sekolah agar dapat memperbaiki dan menyediakan fasilitas
olahraga yang memadai sebagai wadah untuk siswa menyalurkan keinginan,
bakat dan ekspresi dalam bidang olahraga.
3. Kepada pihak guru agar lebih menggali informasi yang berkaitan dengan
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.
4. Bagi para guru, sebaiknya dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
mengembangkan keseimbangan gerak dan kerjasama siswa tunagrahita
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Alimin, Endang. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi
Anak Tunagrahita. Bandung : Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cetakan
ketigabelas. Jakarta: PT. Rinek Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Astati. (2010). Bina Diri Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catu Karya Mandiri.
Delphie, Bandi. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang : Elang Mahesa
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Tunagahita. Bandung: PT Refika
Aditama
Dimiyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Fauzi, Nizar. (2014). Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk
Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita sedang. Skripsi FPOK
UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Idianto, M. (2004). Sosiologi Untuk SMA. Jakarta: Erlangga
Lutan, Rusli, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan
Mendiknas. (2005). Undang-Undang Standar Nasional Pendidikan (NSP). Jakarta :
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003, Fokusmedia.
Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Rahmat, S.B. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan
Kerjasama. Skripsi FPOK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Sadiman, Arief. (2002). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Sadiman. Arif. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sukmara. D. (2005). Implementasi Program Life Skill. Bandung: Maghuni Sejahtera
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya.
Somantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Subroto, Toto dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Suprihatin. T. (2010). Pengaruh Permainan Enerjetik Dalam Meningkatkan
Kemampuan Koordinasi Gerak Mata dan Kaki Siswa Tunagrahita Sedang.
Skripsi PLB FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Tarigan, Beltasar. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. FPOK UPI Bandung.
Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Eidos.
Uhamisastra. (2010). Permainan Tradisional. Bandung : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung :UPI Bandung.
Sumber Internet :
http://dhaenkpedro.wordpress.co/keseimbangan-balance/
http://lompoulu.blogspot.com/2013/06/pengertian-kerjasama.html