• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010 - 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010 - 2014."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010

2014

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata I Pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Disusun Oleh:

Ismoyo Adi Nugroho

B 200 120286

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

(2)

2

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010 - 2014

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan oleh :

ISMOYO ADI NUGROHO

B 200 120 286

Telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan

di depan dewan penguji.

Pembimbing Skripsi

(3)

3

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

TAHUN 2010 - 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Yang disusun oleh:

ISMOYO ADI NUGROHO

B 200 120 286

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Hari Sabtu, 23 April 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Triyono, SE., M.Si) 1. Dra. Nursiam. M.H., Ak., CA

(Ketua Dewan Penguji)

(...)

2. Drs. Agus Endro Suwarno. M.Si

(Anggota 1 Dewan Penguji)

(...)

3. Dr. Triyono. SE., M.Si

(Anggota 2 Dewan Penguji)

(4)

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan

saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, April 2016

(5)

5

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE

GOVERNANCE

TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BEI TAHUN 2010

2014

Ismoyo Adi Nugroho Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kota Surakarta Ismoyo30maret@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan komisaris dan kepemilikan saham asing terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Populasi penelitian iniadalah seluruh perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR di bursa efek indonesia (BEI) periode 2010 - 2014. Jumlah sampel sejumlah 16 perusahaan dengan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi liner berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel leverage, komposisi dewan komisaris dan kepemilikan sahamasing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Kata Kunci : ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan komisaris, kepemilikan saham asing, pengungkapan corporate social responsibility

Abstract

The aim of this research is to analyze the influence of company size, leverage, profitability, the composition of the board of commissioners and foreign ownership on the disclosure of corporate social responsibility (CSR). The population of this research is manufacturing companies which disclose CSR in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2010 – 2014 period. The sample is 16 companies with obtained by purposive method sampling. Data analysis used multiple linear regression. The results indicate that variable leverage, the composition of the board of commissioners, and foreign ownership have an influence on the disclosure of corporate social responsibility, while the variable company size and profitability do not influence on the disclosure of corporate social responsibility.

Keywords : company size, leverage, profitability, composition of the board of commissioners, foreign ownership, corporate social responsibility disclosure

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini terdapat isu tentang pertanggungjawaban sosial (corporate social responsibility) yang banyak dibicarakan masyarakat. Intinya perusahaan tidak hanya dituntut mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi harus memperhatikan lingkungan sekitarnya, baik manusia maupun alam. Pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi penting untuk melihat apakah perusahaan sudah melaksanakan fungsi sosialnya.

Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kelangsungan hidup perekonomian dan masyarakat luas dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini. Kemajuan di bidang informasi dan teknologi serta adanya keterbukaan pasar menjadikan perusahaan-perusahaan yang ada harus memperhatikan secara serius dan terbuka mengenai dampak dari tingkah laku perusahaan itu sendiri terhadap lingkungan dan stakeholder.

(6)

6

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tahunan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok yang memegang peranan penting”.

Dasar hukum pertanggung jawaban sosial juga tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, 2007 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang berisi:

”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakasanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tentunya tidak selalu sama, mengingat banyak faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sekalipun mereka berada dalam satu jenis usaha yang sama. Faktor-faktor yang membedakan perusahaan tersebut disebut dengan karakteristik perusahaan, yang diantaranya size (ukuran perusahaan), profitabilitas, basis kepemilikan, tingkat likuiditas, umur perusahaan, tipe industri, dan leverage. Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).

Ukuran perusahaan (size) merupakan variabel yang digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Nursiam dan Gemitasari (2013). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sementara Anggraini (2006) tidak menemukan hubungan antara keduanya. Sampel yang digunakan Anggraini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2000 sampai 2004.

Penelitian yang menghubungkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas juga telah banyak dilakukan diantaranya oleh Rizkia Anggita Sari (2012) yang menemukan hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Berbeda dengan Wijaya (2012) yang melakukan penelitian dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan hasil pengaruh profitabilitas yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) pembahasan mengenai pengungkapan corporate social responsibility juga dipengaruhi oleh leverage. Cahya menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan mendorong perusahaan melakukan pengungkapan sosialnya. Leverage merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Penelitian lain yang menghubungkan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kedua variabel tersebut.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR adalah Good Corporate Governance (GCG). GCG

merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan stakeholders lainnya agar seimbang hak dan kewajibannya. GCG bertujuan untuk mengatur perusahaan agar dapat menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders-nya. Perusahaan harus memperhatikan hal tersebut karena dalam operasionalnya perusahaan tidak hidup sendiri, melainkan bersama lingkungan sekitar (Susanti, 2013).

(7)

7

II. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Milton Friedman dalam Kartini (2013), tanggung jawab sosial adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan, yakni miksimal laba, sementara pada saat yang sama mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu undangan. Sedangkan menurut The Wold Business Council of Sustainable Development 2000 dalam Trisnawati (2012) tanggung jawab sosial sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus menerus dampak tersebut memberi manfaat kepada masyarakat dan lingkungan.

Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR-D)

Terdapat beberapa teori yang melandasi adanya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, diantaranya :

1.Teori Stakeholder

Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah semua pihak baik internal maupun eksternal perusahaan yang memiliki hubungan baik yang bersifat mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Menurut Harffman (2007) perusahaan memiliki tanggung jawab kepada setiap kelompok atau individu yang dapat atau telah terpengaruh oleh kewajiban yang dimiliki perusahaan.

2.Teori Legitimasi

Teori legitimasi secara emplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyebutkan bahwa perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar perusahaan memperoleh penerimaan masyarakat.

Karakteristik Perusahaan

Karakteristik perusahaan adalah faktor faktor yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sekalipun mereka berada dalam satu jenis usaha yang sama, semakin kuat karakteristik perusahaan yang dimiliki suatu perusahaan dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tertentu maka semakin kuat juga pemenuhan tanggung jawab sosialnya (Deegan dan Gordon dalam Oktariani dan Mimba, 2014).

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan. Ukuran perusahaan juga merupakan variabel yang penting dalam praktik CSR dan berperan seperti barometer yang menjelaskan mengapa perusahaan terlibat dalam praktik CSR (Gardiner et al.dan Seifert et al. dalam Saleh, Zulkifli, dan Muhamad, 2010). Semakin besar perusahaan maka semakin besar kepentingan untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Leverage

Leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat

leverage maka kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang tinggi dengan cara mengurangi biaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010), Febrian dan Suaryana (2011), serta Yintayani (2011) menemukan bahwa hutang berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Profitabilitas

(8)

8

Dalam penelitian yang dilakukan Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang signifkan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Corporate Governance

Corporate governance adalah proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.

Komposisi Dewan Komisaris

Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan terhadap aktivitas perusahaan. Komposisi dewan komisaris akan menentukan kebijakan perusahaan termasuk praktek dan pengungkapan CSR. Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengelola CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.

Hasil penelitian Badjuri (2011) dan Nurkhin (2010) menemukan bahwa dewan komisaris berpengaruh signifikan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Kepemilikan Saham Asing

Pihak asing akan lebih tertarik pada perusahaan dengan reputasi baik di bidang sosial karena negara negara asing (Eropa dan Amerika) merupakan negara yang sangat memperhatikan lingkungan yang mencangkup isu-isu sosial (pelanggaran HAM, pendidikan, dan tenaga kerja) serta isu isu lingkungan (efek rumah kaca, pembakaran hutan, dan pencemaran air), (Simerly dan Li serta Fauzi dalam Machmud dan Chaerul D. Djakman (2008). Berarti perusahaan yang memiliki hubungan baik dengan pihak luar akan lebih mendukung dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. III. METODE

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro (2002), penilaian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

[image:8.595.150.452.555.716.2]

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Tabel 1 Tabel Sampel

(9)

9

diperoleh dan diharapkan memperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dengan kriteria tertentu. Sampel yang diperoleh tiap tahunnya sebanyak 16 perusahaan dengan 5 tahun pengamatan maka diperoleh 80 sampel.

Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari pelaporan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan tahunan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur. Data diperoleh melalui situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan corporate social responsibility. Pengungkapan

corporate social responsibility diukur menurut standar Global Reporting Initiative 2013 (GRI 2013). Total item pengungkapan sejumlah 149 item. Perusahaan yang melakukan pengungkapan corporate social responsibility

sesuai indikator GRI akan diberi skor 1, sedangkan perusahaan yang tidak mengungkapkan corporate social responsibility atau mengungkapkan namun tidak sesuai dengan indikator GRI diberi skor 0.

Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Ukuran Perusahaan

Menurut Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dengan mentransformasi jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan kedalam bentuk logaritma natural, jika dibuat rumus menjadi:

SIZE = Ln(Nilai buku total aktiva)

Leverage

Variabel leverage dalam penelitian ini dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total aset dan dinyatakan dengan prosentase (%) (Hanafi dan Halim, 2009). Secara matematis kebijakan utang diformulasikan sebagai berikut:

Profitabilitas

Profitabilitas diperoleh dengan perbandingan antara net operating income (laba bersih) dengan jumlah ekuitas dan dinyatakan dengan persentase (%) (Wachowicz dan Van Horne, 2005). Secara matematis profitabilitas diformulasikan sebagai berikut:

Komposisi Dewan Komisaris

Indikator yang digunakan untuk mengukur proporsi dewan komisaris independen adalah presentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris (Boediono, 2005). Proporsi dewan komisaris independen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kepemilikan Saham Asing

(10)

10

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yang meliputi analisis regresi lenier berganda, uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi (R2). Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. Bentuk persamaan dalam penelitian ini adalah:

CSRD = + 1SIZE+ 2LEV + 3PROF + 4DK + 5SA+ ε ... (1)

Keterangan :

CSRD : Corporate social responsibility Disclosure

: Konstanta

SIZE : Size Perusahaan LEV : Leverage

PROF : Profitabilitas

DK : Komposisi Dewan Komisaris SA : Kepemilikan Saham Asing

ε : Residual

[image:10.595.95.456.141.493.2]

IV. HASIL PENELITIAN Tabel 2

Tabel Regresi Linear Berganda

Berdasar hasil uji statistik regresi linier berganda, dapat disusun persamaan matematik sebagai berikut:

CSR = 68,809 – 0,746SIZE– 0,198LEV – 0,006PROF + 0,124DK + 0,121SA + ɛ ... (2)

Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data penelitian ini terdistribusi dengan normal serta penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

Secara simultan, variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, komposisi dewan komisaris, dan kepemilikan saham asing) berpengaruh sebesar 40,10% (adjusted-R2= 0,401) dalam menentukan

pengungkapan corporate social responsibility. Hasil pengujian juga menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik dengan nilai Fhitung sebesar 11,580 dan nilai signifikan 0,000.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengungkapan corporate social responsibility, yaitu leverage, komposisi dewan komisaris, dan kepemilikan saham asing dengan nilai thitung dan signifikan secara berturut-turut -5,569 (Sig = 0,000), 1,747 (Sig = 0,085),

dan 4,824 (Sig = 0,000). Dengan demikian H2 dan H5 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,05

sedangkan H4 tidak ditolak karena signifikan yang lebih kecil dari 0,1.

Dua variabel independen lainnya, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai thitung dan

signifikan kedua variabel adalah -1,149 (Sig = 0,254) dan 0,703 (Sig = 0,037). Dengan demikian H1 dan H3

(11)

11

V. DISKUSI

Hasil analisis variabel ukuran perusahaan memiliki nilai thitung sebesar -1,149 dengan tingkat sigifikan

0,254 lebih besar dari 0,05, jadi ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nursiam dan Gemitasari (2013), Rizkia Anggita Sari (2012), dan Wijaya (2012) sedangkan Oktariani dan Mimba (2014) mendukung penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori legitimasi yang menyatakan perusahaan akan berusaha menaati peraturan dan norma-norma yang ada dalam masyarakat termasuk UU No. 40 tahun 2007 agar perusahaan diterima di masyarakat.

Hasil analisis variabel leverage memiliki nilai thitung sebesar -5,569 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil

dari 0,05, jadi leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nursiam dan Gemitasari (2013). Hal ini menunjukkan semakin besar leverage yang dimiliki perusahaan maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengungkapan

corporate social responsibility dan sebaliknya jika perusahaan memiliki leverage yang kecil maka semakin besar kemugkinan perusahaan mengungkapan corporate social responsibility.

Hasil analisis variabel profitabilitas memiliki thitung sebesar -0,382 dengan tingkat signifikan 0,703 lebih

besar dari 0,05, jadi profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Penelitian ini mendukung penelitian Nursiam dan Gemitasari (2013), serta Wijaya (2012). Hal ini berarti perusahaan yang memiliki profit yang tinggi belum tentu melakukan aktivitas sosial yang tinggi juga, pada saat perusahaan memiliki laba yang besar, manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi kesuksesan keuangan. Sebaliknya, pada saat profit rendah pihak manajer berharap agar pengguna laporan keuangan membaca aktivitas sosial perusahaan (Trisnawati, 2014).

Hasil analisis variabel komposisi dewan komisaris memiliki thitung sebesar 1,747 dengan tingkat signifikan

0,085 lebih kecil dari 0,1, jadi komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini tidak didukung Oktariani dan Mimba (2014) yang mengatakan bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh. Hasil ini menunjukkan jumlah dewan komisaris independen menentukan pengungkapan corporate social responsibility, karena komisaris independen tidak berhungan dengan direksi, anggota komisaris lain, dan pemegang saham lain.

Hasil analisis variabel kepemilikan saham asing memiliki thitung sebesar 4,824 dan tingkat signifikan 0,000

lebih kecil dari 0,05, jadi kepemilikan saham asing berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Semakin besar proporsi kepemilikan saham asing di perusahaan maka semakin luas pula pengungkapan corporate social responsibility, karena banyaknya pihak asing seperti Eropa dan Amerika yang sangat memperhatikan pengungkapan sosial perusahaan dan sebagian besar perusahaan di Indonesia yang mayoritas sahamnya dipegang pihak asing maka kepemilikan asing sangat mempengaruhi. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oktariani dan Mimba (2014).

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa leverage berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Artinya

tingkat leverage yang tinggi akan membuat perusahaan lebih sedikit mengungkapkan corporate social responsibility. Variabel kedua yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility adalah komposisi dewan komisaris. Berdasar hasil pengujian tersebut berarti hipotesis keempat (H4) diterima. Artinya semakin banyak

dewan komisaris independen yang turut andil dalam pembuatan kebijakan di perusahaan maka semakin luas pengungkapan corporate social responsibility. Variabel lainnya yang berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility adalah kepemilikan saham asing. Berdasarkan hasil perngujian tersebut berarti hipotesis kelima (H5) diterima. Artinya semakin banyak perusahaan sahamnya dimiliki pihak asing baik perseroan atau

perseorangan maka semakin luas pengungkapan corporate social responsibility.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

corporate social responsibility. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa besar

kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate social responsibility. Profitabilitas juga tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility sehingga hipotesis ketiga (H3)

ditolak. Hal ini berarti besar kecilnya laba yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi luas pengungkapan

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F. R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengugkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Paper Presented at the Simposium National Akuntansi 9.

Badjuri, A. (2011). Jurnal Dinamika Akuntansi. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1), 38–54.

Belkaoui, A., & Karpik, P. G. (1989). Determinants of the Corporate Decision to Disclose Sosial Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 2, 36–51.

Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Cahya, B. A. (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Universitas Diponegoro.

Febrian, & Suaryana, I. A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. SNA XIV Aceh.

GRI. (2013). Sustainability Reporting Guidelines. Retrieved August 20, 2015, from www.globalreporting.org Hackston, D., & Milne, M. J. (1996). Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New

Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 9(1), 77–108.

Hanafi, M. M., & Halim, A. (2009). Analisis Laporan Keuangan (Keempat). Jakarta: UPP STIM YKPN.

Harffman, R. C. (2007). Corporate Social Responsibility In The 1920s: An Institutional Perspective. Journal of Manajement History, 3, 55–73.

Hilmi, U., & Ali, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia, 1–22.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metode Penelitian Bisnis. In Untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kartini, D. (2013). Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. (A. S. Mifka, Ed.) (Kedua). Bandung: Refika Aditama.

Machmud, N., & Chaerul D. Djakman. (2008). Pengaruh struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan : Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi 11. Nurkhin, A. (2010). Corporate Governance dan Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap Pengungkapan CSR

Sosial Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2(1), 46–55.

Nursiam, & Gemitasari, R. (2013). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). PROCEEDING

SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013, 978–979.

Oktariani, N. W., & Mimba, N. P. S. H. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Tanggung Jawab Lingkungan pada Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3, 402–418.

Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1 paragraf 9. Indonesia.

Saleh, M., Zulkifli, N., & Muhamad, R. (2010). Corporate Social Responsibility Disclosure and It’s Relation

on Institutional Ownership. Managerial Auditing Journal, 25, 591–613.

Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 1.

Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, (September), 15–16.

Susanti, S. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Cosmetics And Household. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1, 152–167.

Trisnawati, R. (2012). Pengukuran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Audit Indonesia, 16, 103–121.

(13)

13

Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Industri Perbankan di Indonesia. Seminar Nasional Dan Call For Paper, (October), 27–32.

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI Ayat 1, Pub. L. No. 40 (2007). Indonesia.

Wachowicz, M. J., & Van Horne, J. C. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan, Diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrani, dan Taufik Hendrawan (Kedua bela). Jakarta: Salemba Empat.

Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Corpoate Governance (GCG) Terhadap Luar Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Wijaya, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi, 1(1), 26–30.

Gambar

Tabel 1 Tabel Sampel
Tabel 2 Tabel Regresi Linear Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Peserta Didik diharapkan dapat menjelaskan langkah-langkah membuat animasi sederhana menggunakan pemrograman visual versi online dengan mengerjakan evaluasi yang terkait pada

Consensus building stakeholders untuk menyepakati program kolaborasi untuk penguatan budaya mutu. Program peer-mentoring dengan melibatkan community of practices

Kalo ada produk baru dari masjid, speaker buat masjid, jadi yang kita undang orang-orang masjid kayak pengurus-pengurus masjid gitu.. Terus kalo TOA mengadakan

Durasi yang dianjurkan adalah 30-60 menit setiap kali berolahraga.Sebaiknya penderita DM melakukan latihan fisik tidak lebih dari 60 menit, karena dapat menimbulkan

This study discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used

Dalam Renstra (Strategic Plan) ini termuat rumusan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan program dan kegiatan sebagai suatu rangka dari proses kinerja yang

KEENAM : Dengan berlakunya Keputusan Bupati ini maka Keputusan Bupati Bantul Nomor 163 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Pemantau Desa Bebas 4 (Empat) Masalah

Kemampuan ekstrak tanaman dalam menetralisir aktivitas fosfolipase adalah ditentukan dengan mencampur jumlah konstan racun dengan berbagai jumlah ekstrak tumbuhan