PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED
READING COMPOSITION (CIRC) TERHADAP
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENEMUKAN IDE POKOK
PARAGRAF OLEH SISWA KELAS XI SMA SEMINARI
MENENGAH PEMATANG SIANTAR
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
BONIFASIUS F.P. PURBA
NIM 2102111006
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading Composition Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Paragraf Siswa Kelas XI SMA Seminari
Menengah Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014” telah diupayakan
secara maksimal, tetapi mungkin masih terdapat kesalahan. Untuk itu, diharapkan
saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca.
Penulis menyadari bahwa selesainya Skripsi ini tidak terlepas atas bantuan
banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih
kepada.
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Medan,
3. Drs. Syamsul Arif, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
4. Drs. Sanggup Barus, M. Pd, selaku Sekretaris Jurusan Bahasa Indonesia,
5. Dr. Wisman Hadi, M. Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia,
6. Dr. Mutsyuhito Solin, M. Pd, selaku Dosen pembimbing skripsi,
7. Drs. Sanggup Barus, M. Pd, selaku Dosen pembimbing akademik,
8. Drs. H. Sigalingging, M. Pd, selaku Dosen pengarah,
9. Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd, selaku Dosen pengarah,
10. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas
Negeri Medan,
11. Romo Alboin Silalahi, Lic.IC, selaku Kepala SMA Seminari Menengah
iii
meluangkan waktu dan tenaganya dalam membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian,
12.Seluruh anggota kelas Reguler A 2010 FBS yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan yang luar biasa,
13.Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Bonifasius F.P. Purba
i ABSTRAK
Bonifasius F.P. Purba, NIM 2102111006, Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Paragraf Siswa Kelas XI SMA Seminari Menengah Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Seminari Menengah dengan jumlah 80 siswa. Dikarenakan subjek penelitian kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah pilihan berganda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya Quasi eksperimen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”.
Dari pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata pre-test = 63,73, standar deviasi = 7,04, digolongkan pada kategori baik = 32,35%, kategori cukup = 58,52 %, kategori kurang = 8,82% dan kategori sangat kurang = 0%. Nilai rata-rata post-test = 79,29, standar deviasi = 8,21 dan dikategorikan pada kategori sangat baik = 38,32%, baik = 50%, cukup = 11,76 % dan kurang =0%. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-pre-test dinyatakan berdistribusi normal. Kemudian, berdasarkan uji homogenitas dinyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogeny. Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka diketahui t0 sebesar 8,32. Selanjutnya t0 tersebut dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df= N-1= 31. Dari df 33 diperoleh taraf signifikansi 5%= 2,03. Dengan demikian thitung > ttabel, yakni 8,32 > 2,03 dengan demikian hipotesis alternative (Ha) diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) berpengaruh positif terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf teks eksposisi pada siswa kelas XI SMA Seminari Menengah Pematangsiantar tahun pembelajaran 2013/2014.
iv
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C.Pembatasan Masalah... 9
D.Rumusan Masalah ... 10
1. Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf ... 8
2. Menemukan Ide Pokok Paragraf ... 17
3. Model Pembelajaran CIRC ... 27
a) Pengertian CIRC ... 29
b) Komponen-komponen Pembelajaran CIRC ... 31
c) Penerapan Model Pembelajaran CIRC ... 32
d) Kelebihan dan Kekurangan CIRC ... 33
B.Kerangka Konseptual ... 34
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37
1. Populasi Penelitian ... 37
2. Sampel Penelitian ... 38
C. Metode Penelitian ... 39
D. Desain Penelitian ... 39
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40
F. Instrumen Penelitian ... 41
G. Organisasi Pengolahan Data ... 43
H. Jalannya Eksperimen ... 45
I. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Analisis Data Penelitian ... 52
1. Kemampuan Siswa Kelas X dalam Menemukan Ide Pokok
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 55
1. Uji Normalitas ... 55
a. Uji Normalitas Pre-test ... 56
b. Uji Normalitas Post-test ... 57
2. Uji Homogenitas ... 59
C. Uji Hipotesis ... 60
D. Rangkuman Hasil Penelitian ... 61
vi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 3.1 POPULASI SISWA KELAS X SMA SEMINARI ... 38
TABEL 3.2 DESAIN EKSPERIMEN ONE GROUP PRE-TEST DAN POST-TEST DESIGN ... 40
TABEL 3.3 KISI-KIS TES MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF ... 42
TABEL 3.4 JALANNYA EKSPERIMEN ONE GROUP PRE-TEST DAN POST-TEST DESIGN ... 45
TABEL 3.5 DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST ... 57
TABEL 3.6 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN HASIL PRE-TEST ... 58
TABEL 3.7 DISTRIBUSI FREKUENSI POST- TEST ... 60
TABEL 3.8 IDENTIFIKASI KECURANGAN HASIL POST-TEST ... 61
TABEL 3.9 UJI NORMALITAS HASIL PRE - TEST ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 SILABUS ... 65
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ... 67
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PENELITIAN ... 72
LAMPIRAN 4 LEMBAR JAWABAN ... 80
LAMPIRAN 5 KUNCI JAWABAN TES ... 81
LAMPIRAN 6 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRE TEST ... 82
LAMPIRAN 7 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POST TEST ... 84
LAMPIRAN 8 NILAI LILIEFORS ... 86
LAMPIRAN 9 NILAI “T” BERBAGAI DF ... 87
LAMPIRAN 10 TABEL HARGA DISTRIBUSI F ... 88
LAMPIRAN 11 TABEL WILAYAH LUAS DIBAWAH KURVA ... 89
LAMPIRAN 12 UJI VALIDITAS... 90
LAMPIRAN 13 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS TES ... 92
LAMPIRAN 14 UJI RELIABILITAS ... 94
LAMPIRAN 15 PERHITUNGAN RELIABILITAS TES ... 96
LAMPIRAN 16 TARAF KESUKARAN TES ... 97
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran Bahasa memiliki peran yang sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran Bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.
Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan satra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik
untukmemahami dan merespon situasi lokal, regional, rasional, dan global. Sesuai
dengan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, ruang
lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersatra meliputi aspek-aspek: mendengarkan,
berbicara, membaca, danmenulis yang diuraikan melalui standar kompetensi yang
harus dicapai peserta didik. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai
peserta didik tingkat SMA adalah “Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel
dan Buku”. Kemampuan untuk menemukan gagasan utama bagi siswa merupakan
kemampuan yang paling dasar agar siswa dapat menangkap apa isi sebuah artikel
3
Kemampuan menemukan gagasan tersebut bagi sebagian besar siswa masih
merupakan kegiatan yang tergolong sulit. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa
sering menghadapi soal-soal yang berkaitan dengan materi membaca artikel.
Metode Cooperative Integrted Reading And Composition (CIRC) menurut
Slavin (1995:5-11) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Siswa
dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat kecepatan membacanya. Dalam
kelompok tersebut mereka saling bertukar informasi mengenai bacaan yang
mereka baca, memprediksi bagaimana ending dari suatu cerita naratif, menuliskan
respon mengenai bacaan, dan sebagainya.
Setiap wacana mempunyai ide pokok, gagasan pokok, atau gagasan utama.
Ide pokok merupakan inti atau kesimpulan dari keseluruhan isi wacana. Dari ide
pokok wacana pembaca dapat menerka keseluruhan isi bacaan tersebut. Dari ide
pokok pula, pembaca dapat mengambil sikap apakah bacaan itu perlu dibaca
secara keseluruhan karena penting atau tidak perlu dilanjutkan karena isinya
sudah diketahui.
Menemukan ide pokok merupakan suatu kewajiban bagi pembaca ketika
mencoba menambah wawasan pengetahuannya melalui bacaan. Jika siswa mampu
menemukan ide pokok dengan baik, maka pemahamannya mengenai bacaan
tersebut akan baik pula.
4
pembaca juga harus menemukan ide pokok yang terdapat di setiap paragraf. Ide
pokok merupakan inti suatu bacaan dan pikiran utama dari suatu pemahaman.
Selain menemukan ide pokok, siswa dituntut untuk menemukan permasalahan
yang terdapat dalam suatu wacana untuk lebih memahami isi suatu wacana yang
kemudian ditulis kembali menjadi sebuah ringkasan dengan menggunakan kalimat
yang runtut. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu
menemukan ide pokok dan membuat ringkasan bacaan dengan kalimat yang
runtut. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Budi ( 2011 : 3) yang menyatakan masih
banyak siswa yang belum mampu menemukan ide pokok dalam paragraf, hal ini
terlihat dari hasil tes menemukan ide pokok dalam paragraf yang dilakukannya
menunjukkan nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebanyak 64,60 dalam
menemukan ide pokok paragraf.
Berdasarkan pengalaman PPL dan wawancara dengan guru bidang studi
bahasa Indonesia di SMA Satria Dharma Sergei diperoleh fakta minimnya
kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok wacana. Hal itu terbukti dengan
siswa belum mampu membedakan gagasan utama dan gagasan penjelas, serta
siswa rata-rata hanya menjawab 60% benar soal wacana yang diberikan. Padahal
di dalam KTSP siswa kelas X telah mampu menemukan ide pokok wacana yang
dibacanya.
Tim Dosen dalam Modul Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi (Erita,
2011 : 2) menyatakan ada beberapa masalah dan hambatan dalam menemukan ide
5
diperoleh, kurangnya minat baca siswa, minimnya pengetahuan baca siswa, dan
minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang efektif.
Menurut Ayuningtyas ( 2011 : 2), rendahnya kemampuan siswa menemukan
ide pokok dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangnya kesiapan siswa
menerima pelajaran, kurangnya fasilitas belajar di sekolah, dan strategi
pembelajaran yang selama ini diterapkan guru tidak tepat sehingga perlu dicari
solusinya dengan mencari alternatif strategi pembelajaran yang lainnya. Selama
ini guru lebih aktif memberikan pelajaran dan siswa hanya cenderung menerima
pembelajaran dari guru. Strategi ini tentu kurang relevan dengan pendekatan
pembelajaran sekarang ini. Maka dari itu harus dicari strategi yang tepat dalam
pembelajaran menemukan ide pokok.
Salah satu cara yang paling mudah untuk dapat mengerti akan suatu
informasi adalah dengan membaca. Dengan membaca kita akan merangsang tiga
aspek kebahasaan yang lain akan berkembang. Dalam proses belajar dan
mengajar kemampuan dan minat baca siswa sangat menentukan prestasinya di
sekolah. Siswa mampu membaca bukan hanya karena kemauan awal dari dalam
dirinya, tetapi juga karena adanya motivasi dan teknik membaca yang diajari oleh
guru. Membaca memang merupakan kegiatan yang mudah dilakukan namun
tanpa pengetahuan dasar dan ketekunan yang memadai maka kegiatan membaca
akan menjadi sangat membosankan, karena membaca bukanlah kegiatan alamiah,
tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang
6
kegiatan si pembaca dalam menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan
tertulis yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan..
Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pelajar merasakan
nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih
sebagai penerimaan pengetahuan dan kebahagiaan. Orang seperti ini akan tampil
tenang dan matang karena memiliki berbagai pengalaman tambahan seperti ia bisa
menikmati dari bukan hanya segi fiksi tapi juga non fiksi dari berbagai buku yang
dibacanya. Ditinjau dari segi anak kemungkinan mereka menemukan kegembiraan
tetapi sangat bergantung pada asuhan dan arahan orang tua dan guru.
Kegagalan yang sering terjadi ketika siswa mengikuti ujian nasional
khusus mata pelajaran bahasa Indonesia seperti yang tertulis dalam Media
Indonesia 06 Juni 2011 adalah budaya membaca di kalangan siswa menjadi
penyebab buruknya nilai bahasa Indonesia dalam ujian nasional. Mata pelajaran
bahasa Indonesia kembali menjadi momok dalam hasil ujian nasional (UN) tahun
ini. Data Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memperlihatkan nilai
akhir bahasa Indonesia hanya mencapai nilai minimum 0.8%. Penyebabnya tidak
lain karena nilai bahasa Indonesia mereka kurang dari 4.00, tidak adanya budaya
membaca siswa dan tidak terbiasanya menghadapi soal berbentuk cerita. Padahal,
tipe soal ini membutuhkan pemahaman, analisis, dan daya serap ( siswa terhadap
teks ). Data tersebut membuktikkan bahwa kemampuan siswa mengidentifikasi
ide pokok teks nonsastra masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan siswa
dalam menemukan ide pokok dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya
7
strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan guru tidak tepat sehingga perlu
dicari solusinya. Selama ini, guru lebih aktif memberikan pelajaran dan siswa
hanya cenderung menerima pembelajaran dari guru. Strategi ini tentu kurang
relevan dengan pendekatan pembelajaran sekarang ini, sehingga ketika siswa
disodorkan dengan wacana yang lain dan diperintahkan guru untuk
menentukanide pokoknya, siswa pun tidak bisa menjawab.
Pengajaran ide pokok di sekolah hanya sebatas membaca buku teks lalu
melihat contoh ide pokok dalam buku teks kemudian berganti dengan pokok
bahasan yang baru. Hal inilah yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam
menjawab soal –soal ujian terkait dengan ide pokok dalam wacana, padahal soal –
soal menentukan ide pokok dalam wacana kerap kali muncul pada ujian nasional.
Selain itu, Erita (2011:2) menyatakan bahwa beberapa masalah dan
hambatan dalam menemukan ide pokok, di antaranya adalah rendahnya tingkat
kecepatan membaca pemahaman yang diperoleh, kurangnya minat baca siswa,
minimnya pengetahuan baca siswa, dan minimnya pengetahuan tentang membaca
yang efektif.
Pembaca yang baik adalah pembaca yang mampu menemukan informasi
dalam bahan bacaan melalui ide pokok bacaan yang dibaca. Ide pokok merupakan
inti suatu bacaan dan pikiran utama dari suatu pemahaman. Selain menemukan
ide pokok, siswa dituntut untuk menemukan permasalahan yang terdapat dalam
suatu wacana untuk lebih memahami isi suatu wacana yang kemudian dituliskan
kembali menjadi sebuah paragraf dengan menggunakan kalimat efektif.
8
dari suatu topik yang dibahas tapi dalam kenyataannya masih banyak siswa yang
belum mampu menemukan ide pokok dan permasalahannya dalam setiap bacaan
secara baik. Tentu ada faktor-faktor yang memengaruhi seperti kurangnya
kesiapan siswa menerima pelajaran, kurangnya fasilitas belajar di sekolah, dan
strategi pembelajaran yang selama ini ditetapkan guru terhadap siswa tidak tepat
sehingga perlu dicari solusinya dengan mencari alternatif strategi pembelajaran
lainnya. Selama ini guru lebih aktif memberikan pelajaran dengan cara yang
konvensiobal dan siswa cenderung bersifar pasif. Strategi ini tentu kurang berguna
dengan perkembangan pengetahuan modern saat ini.
Seharusnya dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif, guru
dapat memilih salah satu model pembelajaran yaitu metode pembelajaran
kooperatif. Menurut Ibrahim, dkk (2006:16), “Salah satu aspek penting
pembelajaran kooperatif yaitu membantu mengembangkan tingkah laku
kooperatif dan menjalin hubungan yang lebih baik diantara siswa, pembelajaran
kooperatif siswa bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis
mereka.”
Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan atas dasar teori bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
karena menerapkan pembeljaran secara berkelompok dan menekankan pentingnya
kerja sama.
Menurut Sharan, (2009: 357), “Dalam pembelajaran kooperatif ini tidak
ada dominasi kelompok oleh siswa tertentu atau memecahkan masalah secara
9
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menawarkan model CIRC
yang merupakan bagian dari model kooperatif yang menurut berbagai penelitian,
metode ini sangat berpengaruh pada semua siswa tingkat kemampuan rendah,
sedang, dan tinggi.
Hal tersebut didukung oleh penelitian modern tahun 1986 yang
mengatakan “pengaruh program CIRC pada pencapaian siswa cukup positif.”
Selanjutnya, penelitian Stevens, dkk tahun 1987 memberikan hasil yang lebih
positif dibandingkan dengan yang pertama (dalam Sharan, 2009: 36). Penelitian
ini dilanjutkan kembali oleh Durrel. Dari hasil penelitiannya, pengaruh dari model
CIRC ini sangat tinggi berkisar 44%-64%. Namun, apakah model CIRC ini berlaku secara umum atau pada sekolah tertentu dalam pembelajaran siswa? Hal
ini membutuhkan penelitan lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menemukan Ide Pokok Paragraf Oleh Kelas XI SMA Seminari Menengah Pematangsiantar Tahun pembelajaran 2013/2014.”
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka sejumlah masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok masih rendah;
10
3. Model yang digunakan guru kurang bervariasi; dan
4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan menarik.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah serta
keterbatasan peneliti untuk meneliti seluruh permasalahan yang ada maka perlu
adanya pembatasan masalah. Oleh karena itu, penelitan akan meneliti apakah ada
pengaruh model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap
kemampuan menemukan ide pokok pada paragraph oleh siswa kelas XI SMA
Seminari Menengah Pematangsiantar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dari identifikasi masalah di
atas, maka dalam penelitian dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat rata-rata kemampuan siswa kelas XI SMA Seminari
Menengah dalam menemukan ide pokok paragraf sebelum menggunakan
model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)?
2. Bagaimana tingkat rata-rata kemampuan siswa kelas XI SMA Seminari
Menengah Pematangsiantardalam menemukan ide pokok paragraf sesudah
menggunakan model Cooperative Integrated Reading Composition
11
3. Apakah ada pengaruh model CIRC dalam meningkatkan kemampuan
siswa kelas XI Seminari Menengah Pematangsiantar dalam menemukan
ide pokok paragraf?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok
paragraf sebelum dengan menggunakan Model CIRC.
2. untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok
paragraf sesudah menggunakan Model CIRC.
3. untuk mengetahui apakah model CIRC berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf.
F. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitan, maka diharapkan hasil penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
aspek model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) dalam
pembelajaran menemukan ide pokok paragraf.
12
A. Bagi Siswa
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
pengalaman belajar menemukan ide pokok paragraf.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa berkreativitas dalam
menemukan ide pokok paragraf dengan model Cooperative
Integrated Reading Composition (CIRC) 2. Bagi Guru
a. Menjadi pemahaman alternatif dalam pembelajaran menemukan ide
pokok paragraf.
b. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
c. Mengatasi permasalahan pembelajaran menemukan ide pokok
paragraf.
3. Bagi Peneliti
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari analisis data penelitian dan pengujian
hipotesis ditemukan bahwa penerapan Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menemukan ide
pokok paragraf siswa Kelas XI SMA Seminari Menengah Pematangsiantar Tahun
Pembelajaran 2013/2014. Sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) lebih baik dan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf dibandingkan dengan menemukan ide pokok
paragraf tanpa menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC).
2. Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan tanpa
menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) terhadap kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk tindak lanjut penelitian ini perlu
1. Kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok paragraf perlu semakin ditingkatkan
dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif. Salah satu model yang
ditawarkan sebagai alternatif adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC).
2. Untuk menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) ini diperlukan pemahaman guru baik dari segi persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi agar harapan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menemukan ide pokok paragraf oleh siswa dapat tercapai.
3. Disarankan agar guru sebagai pendidik mampu memilih model pembelajaran yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Adi, 2009. Model-Pembelajaran-Cooperative. http:adyajuz.blogspot.com/2009/ 03/html.
Akhaidah; dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Amir, Utami Galih, Riyadi. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition Terhadap Kemampuan Membaca Intensif.
Arends, Richard, 2008. Learning to Teach (Terjemahan Soetjipto). Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Utama.
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
---, 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara : Jakarta.
---, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Kosasih, H.R. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : Yrama Widya.
Finoza, Laminuddin. 2007. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan Mulia.
Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mulyana. Bahasa dan Sastra Dalam Kerangka Budaya. ( Yogyakarta: TIARA WACANA. 2008). hlm:62.
Nurul. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CICR (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 13.
Purwanti Titik Yustina. 2011. “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Gagasan Utama Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Compositio”. 3: 8 -12.
Risnawati Zein Linda. 2013. “Pembelajaran Menemukan Ide Pokok Dalam Wacana Eksposisi Dengan Menggunakan Pendekatan Cooperative Integrated Reading And Composition di Kelas X SMA PASUNDAN 1 CIMAHI Tahun Pembelajaran 2011/2012”. V (2): 5 -10.
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung : Nusa Media.
Sudjono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito Bandung.
Tampubolon. 1987. Kemampuan Teknik Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa.
Tarigan, H.G. 1984. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.