• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. yang berkaitan dengan penelitian berupa buku-buku acuan. Bahan-bahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. yang berkaitan dengan penelitian berupa buku-buku acuan. Bahan-bahan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori digunakan sebagai landasan berpikir yang dapat mengarahkan pelaksanaan penelitian. Landasan teori disusun berdasarkan sumber- sumber yang berkaitan dengan penelitian berupa buku-buku acuan. Bahan-bahan pustaka tersebut di manfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu memecahkan masalah penelitian yang ada, agar arah penelitian menjadi lebih jelas dan permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.

2.1 Konsep Nilai Pendidikan 2.1.1 Nilai

Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 783) merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Nilai adalah prinsip sosial, tujuan-tujuan atau standar yang di pakai atau di terima oleh individu, kelas, masyarakat dan lain-lain. Nilai merupakan potensi diri menjadi nyata, potensi ini misalnya kemampuan untuk menjadi rasional, bermoral, mencari pencerahan dan penerangan akal budi.

Muchson (dalam Rochmadi, 2002:8) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan sesuatu yang kongkrit, yang hanya bisa di pikirkan, di pahami dan di hayati. Nilai berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal lain yang bersifat batiniah. Nilai merupakan kualitas bukan kuantitas. Nilai adalah sesuatu yang bersifat ideal, bukan faktual. Selanjutnya Koyan (2000:12) menambahkan, secara

(2)

umum nilai dapat di bedakan menjadi nilai-nilai ideal dan nilai-nilai actual. Nilai ideal adalah yang menjadi cita-cita setiap orang. Sedangkan nilai actual adalah nilai yang di ekspresikan dalam tingkah laku sehari-hari.

Nilai menurut Marhijanto (1999: 253) adalah harga atau ukuran; sifat-sifat yang berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu dikatakan bernilai bila sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan atau tidak berubah pada objek yang dikenai nilai. Persahabatan sebagai nilai positif/

baik tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung. Sastra dan tata nilai merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial.

Kesatuan nilai dan sastra tak dapat di pisahkan tetapi bisa di kaji secara terurai demi suatu tujuan. Tak pernah ada sastra yang tidak bernilai meskipun nilai itu sendiri bukan sastra. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung banyak nilai seperti nilai estetis, sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran konsep baru. Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupan personal, tetapi juga nilai- nilai kehidupan manusia dalam arti total.

Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang sangat berharga, berguna, indah dan dapat memperkaya batin yang melekat pda suatu objek (misal manusia), sehingga dapat menyadarkan manusia tersebut akan hakekat dan martabatnya. Seseorang

(3)

yang memiliki nilai pasti akan menjaga setiap tingkah atau perbuatan yang akan di lakukanya. Oleh karena itu, dia akan mempertimbangkan setiap perbuatan atau langkah yang akan di lakukan atau di perbuatnya.

2.1.2 Nilai Pendidikan

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 263) di artikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengajaran dan pelatihan ini merupakan dua kata tetapi memiliki kepaduan makna. Bukan pengajaran saja atau hanya pelatihan aksidensial.

Menurut Reisman (dalam Rubiyanto, 2004: 20) pendidikan adalah kegiatan yang harus berwujud lembaga yang mampu counter cyclical (kontra siklus), yaitu sekolah harus lebih banyak mengajukan dan menanamkan nilai dan norma-norma yang tidak banyak di kemukan oleh kebanyakan lembaga sosial yang ada di masyarakat. Sekolah harus bertindak sebagai agen perubahan dan kreatif.

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pengertian yang lebih luas dan representatif, pendidikan ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan- kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan. Selanjutnya pendidikan juga dapat diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang di pergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal, nonformal di samping secara formal seperti di

(4)

sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya. Selain itu pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (Mubbin Syah, 2008: 10).

Pemberian definisi pada pendidikan sebenarnya tidak terlepas dari latar belakang orang yang membahasnya. Darmaningtyas (Naim dan Sauqi, 2008:29- 30) misalnya, seorang kritikus dunia pendidikan, mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Titik tekan dari definisi ini terletak pada „usaha sadar dan sistematis‟. Dengan demikian, tidak semua usaha memberikan bekal pengetahuan kepada anak didik dapat disebut pendidikan jika tidak memenuhi kriteria yang di lakukan secara sadar dan sistematis. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Nilai pendidikan merupakan nilai- nilai yang dapat mempersiapkan peserta didik dalam perannya di masa mendatang melalui bimbingan, pengajaran dan latihan (Ali, 1979:215). Nilai pendidikan dalam sebuah novel berarti suatu ajaran bernilai luhur yang mendukung tujuan pendidikan yang di gambarkan dalam unsur-unsur sebuah cerita fiktif naratif. Banyak sekali nilai pendidikan yang terkandung dalam suatu novel. Banyaknya nilai pendidikan dalam suatu novel tidak semua orang dapat memetiknya dengan sadar. Hal ini di karenakan luasnya jangkauan sastra dan luasnya kajian dunia pendidikan itu sendiri. Dalam novel Maryamah Karpov misalnya, terdapat banyak macam nilai pendidikan yang baik dan dirasa peneliti sangat penting untuk dikaji. Nilai-nilai yang baik merupakan

(5)

syarat yang harus diketahui secara sadar untuk dapat mencapai pendidikan yang baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa nilai pendidikan merupakan segala sesuatu yang mendidik kearah kedewasaan, bersifat baik sehingga berguna bagi kehidupan yang diperoleh melalui proses pendidikan.

Adapun menurut Haryadi (1994:73), nilai pendidikan adalah suatu ajaran yang bernilai luhur menurut aturan pendidikan yang merupakan jembatan ke arah tercapainya tujuan pendidikan.

2.1.3 Jenis Nilai Pendidikan

Salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan penjelasan secara jelas tentang sistem nilai yaitu novel. Nilai itu mengungkapkan perbuatan apa yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang penting untuk di anut dan di jauhi, dan hal apa saja yang perlu di junjung tinggi. Menurut Sukardi (1997:79) nilai-nilai pendidikan dalam novel antara lain nilai pendidikan Ketuhanan (Religius), Moral, Sosial, Budaya dan Estetika.

1. Nilai Pendidikan Ketuhanan (Religius)

Religi merupakan suatu kesadaran secara mendalam dari lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam intergrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan. Menurut Semi (1993), agama merupakan kunci sejarah, kita baru memahami jiwa suatu masyarakat bila kita memahami agamanya. Orang tidak akan mengerti hasil- hasil kebudayaan manusia, kecuali bila paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya karena agama itu lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Nilai religius ini merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta

(6)

bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. Nilai pendidikan religius (ketuhanan), yaitu nilai yang di dasarkan pada ajaran agama terkait kepercayaan atau iman, perintah atau larangan yang harus di perhatikan, ritual-ritual yang harus di kerjakan dan sebagainya. Karena iman merupakan hakikat paling dasar dari keagamaan, maka nilai pendidikan ketuhanan didasarkan pada rukun iman yang memiliki enam dimensi yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada rosul Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qodlo dan qoda.

Menurut Rochmadi (2002:9) nilai religius merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia yang dihayati dengan rasio dan hati nurani.

Dalam hubunganya dengan karya sastra, Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro, 2000:326) mengatakan bahwa kehadiran unsur religius dalam sastra adalah suatu keberadan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Itilah “religius” membawa konotasi pada makna agama.

Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan” Rosyadi (Afriyanti, 2012:20). Religius sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya seperti dalam politik, ekonomi, sosial, budaya dan militer, sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang menuju kepada keridhoan Allah SWT. Agama islam juga berperan untuk

(7)

membantu manusia dalam mengobati jiwanya dan mencegahnya dari gangguan kejiawaan serta membina kondisi kesehatan mental dengan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajarannya, sehingga mampu memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Dalam konteks pendidikan agama Islam, religius mempunyai dua sifat, yaitu bersifat vertical dan horizontal. Vertical berwujud hubungan manusia atau warga sekolah/madrasah/perguruan tinggi dengan Allah (habl min Allah) misalnya shalat, doa, puasa, khataman al-Quran, dan lain-lain. Sedangkan yang horizontal berwujud Penyucian Jiwa Dan Kesehatan Mental, Pendidikan Karakter Islam, hubungan manusia atau warga sekolah/madrasah/perguruan tinggi dengan sesamanya (habl min nas), dan hubungan mereka dengan lingkungan alam sekitarnya.

Nilai nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntutan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilai-nilai religius yang terkandung dalam karya sastra di maksudkan agar penikmat karya sastra tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Religi lebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri.

Kesimpulannya yaitu bahwa nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Nilai pendidikan religius bertujuan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku dan percakapan tokoh dalam novel yang menandakan kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Nilai-nilai religius meliputi Beriman Kepada Tuhan, Bersyukur Kepada Tuhan. Berikut adalah nilai pendidikan Religius:

(8)

a) Melaksanakan Sholat

Ibadah yang mendekatkan diri manusia kepada hambanya dalam Islam ialah sholat. Bentuk peribadatan ini salah satu tugas utama manusia di ciptakan di dunia. Sholat juga merupakan bentuk keimanan kita pada Allah ta‟ala yang di wujudkan dengan perkataan, perbuatan, dan keyakinan hati Sholat merupakan cara menyembah Allah yang telah ada sejak sebelum di utusnya nabi terakhir, Muhammad shallallahu „alayhi wa sallam. Hanya saja, berkat rahmat Allah ta‟ala Rasulullah diberi wahyu untuk memperbaharui syariat sholat yang telah di turunkan pada rasul-rasul sebelumnya

Syariat sholat fardhu pun di sempurnakan saat Allah turunkan wahyu kepada Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra dan Mi‟raj, yang terjadi sekitar delapan belas bulan sebelum peristiwa hijrah. Dalam peristiwa tersebut Rasulullah shallallahu „alayhi wa sallam di perintahkan untuk menegakan sholat lima waktu.

sholat memiliki kedudukan yang agung dalam islam.

b) Sabar menerima cobaan

Sabar adalah salah satu sendi dari keimanan kita sebagai seorang Muslim.

Orang yang tidak memiliki kesabaran menunjukkan dirinya tidak memiliki keimanan.

Ia mempunyai iman, kualitasnya rendah (lemah), bahkan hampir mendekati titik nadi.

Dalam jiwa manusia tersimpan dua kekuatan, yaitu kekuatan untuk maju (progresif) dan kekuatan untuk bertahan (defensif). Hakikat sabar di sini adalah menjadi kekuatan progresif yang di gunakan untuk hal yang bermanfaat, serta kekuatan defensif yang mampu menahan dari hal-hal yang membahayakan.

(9)

Dengan sabar serta ketakwaan penuh kepada Allah SWT, seorang Muslim tidak dapat di goyahkan oleh tipu daya musuh yang hendak menghancurkan kita, sekalipun musuh itu memiliki kekuasaan yang kuat. Dan musuh yang paling nyata bagi kaum beriman adalah setan. Allah SWT telah menjadikan antara sabar dan kemenangan adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan. Karena itu, Allah akan menguji hamba-Nya untuk membuktikan kualitas kesabaran yang dimiliki. Jika saat dilanda bencana, dia justru berpaling ke arah kekufuran, berarti orang seperti ini tidak mempunyai kesabaran yang luas dan kadar keimanannya sangat tipis.

Sungguh merugi dia di dunia dan akhirat.

Namun sebaliknya, jika dia mampu bersabar terhadap cobaan yang diberikan Allah, maka dia termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat, sukses dalam meraih kenikmatan lahiriah dan batiniah serta mendapatkan pahala yang besar. Janji Allah SWT kepada orang-orang yang memiliki sifat sabar adalah keberuntungan dengan surga dan keselamatan dari api neraka. Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka pada hari ini, karena kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang. Semoga di tengah bencana yang bertubi-tubi menghampiri kita, kesabaran itu masih tetap menjadi milik kita.

c) Melaksanakan puasa

Pengertian puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang di lakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu. Puasa dalam Islam juga sering

(10)

disebut shaum yang merupakan salah satu ibadah yang telah di contohkan oleh Rosululloh SAW. Pengertian puasa Ramadhan selain menjaga hawa nafsu, juga wajib di lakukan oleh umat Islam. Jadi firman Allah SWT di atas menjelaskan bahwa melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya, di mana hal tersebut adalah bentuk pertanggung jawaban manusia kepada penciptanya secara langsung serta kegiatan yang menyangkut hablum minallah.

Selain pengertian puasa Ramadhan di atas, ada beberapa hal penting lainnya menyangkut puasa Ramadhan seperti rukun puasa Ramadhan, syarat puasa Ramadhan, dan lain sebagainya. Setelah mengetahui pengertian puasa Ramadhan, berikut ini adalah syarat wajib untuk menjalankan puasa Ramadhan yang baik dan benar, yaitu : mempunyai keyakinan Islam atau beragama Islam, telah melalui masa baligh atau telah mencapai umur dewasa, mempunyai akal, sehat jasmani dan rohani, bukan seorang musafir atau sedang melakukan perjalanan jauh, suci dari haid dan nifas, mampu atau kuat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan

Syarat wajib puasa Ramadhan di atas harus di penuhi untuk menjalankan puasa Ramadhan. Baligh atau telah mencapai umur dewasa memang menjadi salah satu syaratnya, namun untuk anak-anak juga harus di ajari sejak dini untuk mulai berpuasa meskipun hanya setengah hari dan lebih utama untuk mengajari amalan-amalan dalam puasa Ramadhan.

d) Mengagumi Kebesaran Ilahi

Tanda-tanda kebesaran Allah tersebar di langit dan bumi dan dapat dilihat orang-orang yang mau yakin dan percaya. Tafsir Al Misbah episode ke-8 membahas surah ke-45, Al Jasiyah. Dalam surah itu di bahas tanda-tanda

(11)

kebesaran Allah dan cara Allah berbicara melalui alam raya. Surah Al Jasiyah turun di Mekah sehingga membahas seputar Alquran, keesaan Tuhan, kuasa Allah, hari kemudian, dan lain sebagainya. Pada ayat 1-2, Allah berfi rman, "Ha mim tanzilul kitabi minallahil 'azizil hakim." Ini serupa dengan pembuka ayat- ayat yang lalu, berbicara mengenai Al Kitab, tentang sebuah keagungan, dan juga mengenai hikmah.

Langit itu tanda kuasa Allah, dapat dilihat bahwa langit ada wujudnya.

Tidak mungkin sesuatu yang wujud itu tanpa ada yang mewujudkannya. Seperti halnya matahari yang terbenam tiap harinya, tidak terjadi dengan sendirinya.

Semua ada yang mengatur. Kalau Anda tidak sadar tentang itu, Anda tidak akan sadar tentang Tuhan. Di bumi, kita bisa melihat binatang dan tumbuhan yang indah sebagai tanda-tanda. Jadi, bukti-bukti tentang kuasa Tuhan yaitu terdapat di dalam wujudnya, sistem kerjanya, dan keindahannya.

e) Melakukan Pengajian

Pengajian merupakan salah satu bentuk dakwah dengan kata lain bila di lihat dari segi metodenya yang efektif guna menyebarkan agama Islam, maka pengajian merupakan salah satu metode dakwah. Di samping itu pengajian juga merupakan unsur pokok dalam syi‟ar dan pengembangan agama Islam. Ada hakekatnya dakwah atau pengajian adalah mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan di akhirat.

f) Mengucapkan Subhanallah ketika melihat kejadian indah

Dzikir merupakan aktivitas umat muslim untuk menyebut nama Allah SWT. Setiap muslim dianjurkan untuk selalu mengingat Allah dengan cara

(12)

berdzikir. Selain untuk memuja kebesaran Allah SWT, berdzikir juga dapat membuat hati dan pikiran seseorang menjadi lebih tenang. Mengucap dzikir di anjurkan setelah selesai melaksanakan shalat. Akan tetapi, sesungguhnya bacaan dzikir juga dapat ucapkan setiap umat muslim mulai dari sebelum terbitnya matahari hingga sebelum terbenam. Salah satu bacaan dzikir yang sering diucapkan umat muslim yaitu kalimat Subhanallah dan Masya Allah. Biasanya hal ini di ucapkan seseorang ketika melihat dan mengagumi segala keindahan ciptaan Allah SWT.

g) Bersyukur atas kemurahan Tuhan

Syukur merupakan bentuk keridhaan / pengakuan terhadap rahmat Allah dengan penuh kerendahan hati. Berikutnya dalam pengertian yang lain syukur adalah pujian dan pengakuan terhadap nikmat Allah yang di buktikan dengan kerendahan hati dan kecintaan menerimanya di sertai ucapan dan perbuatan yang selaras dengan ucapan tersebut. Syukur nikmat adalah lawan dari kufur nikmat salah satu akhlak mulia yang timbul karena ridho kepada ketentuan Allah (takdir).

h) Mengambil Himah dari sebuah peristiwa

Hikmah berasal dari bahasa arab yang berarti bijak atau kebijaksanaan.

Hikmah bisa juga bermakna hukum atau menghukumi. Secara istilah hikmah adalah nasihat / pelajaran baik yg diambil dari sebuah peristiwa, kejadian, kisah yang terinspirasi dari sumber-sumber tertentu.

i) Melaksanakan kegiatan Mengaji

Mengaji merujuk pada aktivitas membaca Al Qur'an atau membahas kitab- kitab oleh penganut agama Islam. Aktivitas ini dalam agama Islam termasuk ibadah dan orang yang melakukannya akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Secara bahasa mengaji memiliki arti belajar atau mempelajari.

(13)

j) Selalu berikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha atau usaha seorang hamba dalam memperoleh sesuatu yang ingin di capainya. Umumnya, seseorang yang sedang berikhtiar memiliki target dalam pekerjaan yang di lakukan demi meraih keberhasilan dan juga kesuksesan.

Dalam agama Islam, bagi salah seorang hamba Allah SWT yang sedang menghadapi cobaan serta ujian hidup tetap berikhtiar adalah sesuatu yang harus di anjurkan.

Sebab, ditanamkan dalam setiap pikiran pemeluk agama Islam, bahwa Allah tidak akan memberikan suatu cobaan di luar batas kekuatan seseorang itu sendiri. khtiar ini juga merupakan salah satu contoh sikap akhlak baik dan terpuji yang sudah di ajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para umat Islam.

k) Selalu Berdoa memohon kepada Tuhan

Dalam Islam, berdoa merupakan salah satu ibadah yang sangat di anjurkan. Karena hanya Tuhan lah yang Maha Luas, Maha segala-galanya yang berhak memberikan segala sesuatu untuk hamba-hamba-Nya atau ciptaan-Nya.

Sehingga dalam Islam, orang yang tidak mau berdoa berarti ia sombong. Dia merasa bisa melakukan sesuatu tanpa adanya pertolongan dari Sang Maha Kuasa.

Padahal semua yang di lakukan manusia, bisa atau tidak, baik atau buruk, berhasil atau gagal, semuanya karena Allah.

Secara bahasa, kata “doa” itu bermakna seruan, jadi berdoa itu artinya menyeru, menucap, memanggil. Sedangkan secara istilah “doa” adalah suatu permohonan atau permintaan dan ucapan kepada Allah SWT sebagai penguasa alam semesta, seperti contoh: meminta ampunan, pertolongan dari hal-hal yang di takutkan, keselamatan hidup, ucapan rasa bersyukur, minta di berikan rizki yang halal dan ketetapan iman dan Islam, dan lain sebagainya.

(14)

l) Amanah

Amanah adalah salah satu sifat dari Nabi Muhammad SAW selain Shiddiq, Fathonah dan Tabligh. Arti dari amanah ini sendiri adalah terpercaya.

Oleh KBBI, kata amanah ini disamakan dengan kata setia dan di artikan sebagai sifat yang bisa di percaya, sesuatu hal yang bisa untuk di titipkan atau dipercayakan pada orang lain dan sebagainya. Nabi Muhammad adalah sosok yang di kenal sebagai pribadi yang amanah. Oleh sebab itu mustahil bagi beliau khianat. Sifat amanah ini yang menyebabkan Nabi Muhammad di juluki dengan Al-Amin yang artinya adalah terpercaya. Julukan ini melekat pada Rasulullah jauh hari sebelum ia menjadi nabi. Sifat amanah Rasulullah ini wajib untuk kita teladani. Sifat amanah memberi banyak hikmah pada kita, antara lain sebagi berikut: kita bisa dipercaya oleh orang lain, mendapatkan simpati dan di senangi banyak pihak, melatih diri untuk disiplin dan bertanggung jawab.

m) Mengikuti dan melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan

Pengertian Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam.

Ramadan di rayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib di jalankan. Bulan Ramadan biasanya berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal dan menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadits.

Kata Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Bangsa Babilonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab menggunakan penghitungan tahun berdasarkan bulan dan matahari sekaligus. Bulan kesembilan,

(15)

yaitu bulan Ramadan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat.

Namun, setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata- rata sebelas hari lebih pendek dari kalender berbasis Matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami 'panas'nya Ramadan secara kiasan. Kiasan ini merujuk pada hari-hari dimana orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Di harapkan dengan ibadah- ibadah Ramadan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan orang yang berpuasa tak lagi berdosa. Bulan Ramadan di awali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.

2. Nilai Pendidikan Moral

Moral berasal dari mores yang artinya kesusilaan. Pengertian moral secara umum mengacu pada pengertian ajaran tentang baik dan buruk yang di terima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,akhlak, budi pekerti, susila. Menurut Syadali (Fitrah, 2013:245) menyatakan Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia, dengan penekanan yang baik dan yang buruknya. Ajaran moral adalah ajaran yang berkaitan dengan perbuatan dan kelakuan yang pada hakikatnya merupakan pencerminan akhlak atau budi pekerti.

Pendidikan moral mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan, dan perilkau yang baik, jujur, dan penyayang. Tujuan utama pendidikan moral adalah menghasilkan individu yang otonom, yang memahami nilai-nilai moral dan memiliki komitmen untuk bertindak konsisten dengan nilai-nilai tersebut.

Moral merupakan sesuatu yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang di saratkan lewat cerita. Moral dapat di pandang sebagai tema dalam bentuk yang

(16)

sederhana, tetapi tidak semua tema merupakan moral. Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran dan pandangan itu yang ingin di sampaikan kepada membaca. Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang di terima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; Akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 2010:320).

Guntur (Ayuni, 2013:23) menyatakan bahwa moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, perilaku susila sesuai dengan norma yang berlaku. Hakikat moral adalah aturan yang disepakati secara umum mengenai perbuatan serta semua hal yang dianggap baik dan buruk termasuk dalam hubungan dengan manusia dan Tuhan. Namun, moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itu lah yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca. Moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal.

Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu.

Selanjutnya pendidikan moral berusaha untuk mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai-nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat (Zuriah, 2008:19). Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang di terima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila. Nilai dalam pendidikan moral harus di miliki oleh setiap insan supaya dapat menjadi pribadi yang utuh dan bermartabat sehingga berbeda dengan makhluk lainnya dalam semesta ini. Nilai pendidikan moral di dasarkan pada

(17)

semua perilaku baik pada manusia yang sesuai dengan norma agama, norma hukum dan norma masyarakat. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.

Menurut Rochmadi (2002:3) moral adalah ajaran baik buruk tentang perbuatan (akhlak). Akhlak (sebagai padanan kata moral) adalah perangkai, watak, atau tabiat yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertntu secara mudah dan ringan, tanpa dipikirkn atau di rencanakan sebelumnya. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika yang merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus di hindari, dan apa yang harus di kerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang di anggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Dapat disimpulan bahwa nilai pendidikan moral menunjukan peraturan- peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok.

Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat.

Nilai pendidikan moral dapat mengubah perbuatan, perilaku, sikap serta kewajiban moral dalam masyarakat yang baik, seperti budi perkerti, akhlak, dan etika (Widagdo, 2001 : 30). Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai individu itu berada. Sikap disiplin tidak hanya di lakukan dalam

(18)

hal beribadah saja, tetapi dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan akan menghasilkan kebaikan. Seperti halnya jika dalam agama, seorang hamba jika menjalankan shalat tepat waktu akan mendapat pahala lebih banyak, demikian juga jika disiplin di jalankan pada pekerjaan lainnya dan tanpa memandang siapa yang berperan dalam melakukan perbuatan disiplin tersebut. Seperti pada kutipan berikut mengandung nilai moral yang sangat penting.

Tujuan pendidikan moral adalah untuk meningkatkan kapasitas, berpikir secara moral, mengambil keputusan secara moral, dapat meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan dan mempertinggi kualitas budi pekerti pada peserta didik.

Pendidikan moral sangat di perlukan agar peserta didik menyadari pentingnya nilai-nilai moral. Hal tersebut di sebabkan karena nilai-nilai moral dapat di jadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku baik individu atau dalam masyarakat. Tujuan utama pendidikan moral adalah menghasilkan individu yang otonom, yang memahami nilai-nilai moral dan memiliki komitmen untuk bertindak konsisten dengan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai moral meliputi:

a) Patuh pada orang tua

Pengertian hormat kepada orangtua adalah menghargai kedua orangtua dengan senantiasa berbuat baik kepada mereka, takzim, khidmat dan senantiasa memuliakan mereka. Sementara Imam an-Nawawi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan hormat kepada orangtua adalah berbakti kepada mereka (birrul walidain) dengan cara berbuat dan berikap baik terhadap mereka, melakukan hal- hal yang tidak bertentangan dengan syariat yang sekiranya akan menyenangkan dan menggembirakan mereka.

(19)

Allah SWT berfirman agar seorang anak wajib berbuat baik kepada orangtuanya dengan memelihara mereka sampai usia lanjut dan jangan membantah mereka walau dengan kata „ah‟ sekalipun melainkan harus senantiasa berkata yang baik. Dalam islam, hormat dan berbakti kepada orangtua adalah bagian dari jihad di jalan Allah SWT sehingga mendapatkan keutamaan pahala.

Berbakti kepada orangtua juga adalah pelebur dosa, kunci syurga, menjadi sumber berkah hidup, ditinggikan derajatnya di dunia dan syurga dan lain sebagainya.

b) Pekerja keras

Kerja keras adalah bekerja dengan sungguh – sungguh, sekuat daya dan tenaga penuh semangat,pantang menyerah untuk mencapai hasil terbaik,dan terlalu fokus pada pekerjaan hingga tak punnya waktu untuk melakukan yang lain yang tidak berguna,hal ini lebih condong menggunakan otot dari pada menggunakan pikiran sangat beda. Kerja keras adalah kegiatan yang di kerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang di lakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapainya. Mereka sangat bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

c) Pantang menyerah

Pantang menyerah terdiri dari dua kata yaitu pantang dan menyerah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantang berarti hal (perbuatan) yang terlarang menurut adat atau kepercayaan, sedangkan menyerah adalah

(20)

berserah;pasrah;kita tidak mampu berbuat apa-apa selain dari-kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Secara terminologi (menurut istilah), pantang menyerah adalah tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu, selalu bersikap optimis, mudah bangkit dari keterpurukan. Sikap pantang menyerah merupakan cerminan bangsa Indonesia. Para pahlawan Indonesia memiliki sikap pantang menyerah dalam membela negara. Contohnya, Ir. Soekarno, beliau tidak takut menyuarakan kebenaran demi merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah meskipun banyak rintangan yang harus di hadapi beliau tetap saja mencoba dan mencoba sampai akhirnya Indonesia berhasil merdeka. Kita sebagai penerus bangsa patut meneladani sikap pantang menyerah yang diwariskan para leluhur demi mempertahankan kesatuan dan keutuhan negara Indonesia.

d) Rela berkorban demi orang lain

Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya keikhlasan dalam memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, meskipun akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan atau kerugian pada diri sendiri. Rela berkorban juga dapat didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang di lakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi.

Menurut istilah, rela berkorban berarti bersedia dengan ikhlas melakukan apapun untuk membahagiakan atau memenuhi kebutuhan orang lain dan tidak mengharapkan imbalan apapun di dunia sekalipun menimbulkan kerugian atau penderitaan bagi dirinya. Sikap rela berkorban juga di tunjukan oleh para pahlawan kita yang dengan ikhlas bertaruh nyawa demi kemerdekaan Indonesia.

Mereka tidak takut mati asal negara bebas dari penjajahan, mendahulukan kepentingan umum (negara) dari kepentingan pribadi. Orang-orang seperti inilah

(21)

yang memiliki jiwa yang besar. Untuk mencapai suatu kemajuan, keserasian, dan keseimbangan dalam hidup bermasyarakat, di perlukan adanya kesediaan untuk memberikan sesuatu yang kita miliki demi kepentingan umum.

e) Optimis

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandagan) baik dalam menghadap segala hal atau persoalan. Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Sifat optimis termasuk perilaku terpuji (akhlak karimah) yang harus di miliki seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad Saw memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis.

f) Baik hati

Suatu sikap di mana seseorang begitu ringan dan gampang dalam melakukan hal-hal yang baik yang menyenangkan dan bermanfaat bagi orang lain.

Percaya diri adalah suatu sikap positif di mana seseorang anak yakin terhadap dirinya bahwa dia punya nilai lebih bakat dan kemampuan.

g) Tekun

Tekun adalah seseorang yang berusaha sabar dengan apa yang di lakukannya tanpa rasa pamrih, selalu berdo'a dan terus mencoba. Contohnya seseorang tekun dalam meraih kesuksesan. Tekun adalah : mengarahkan dalam kegiatan dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Tekun ini juga menjadi

(22)

salah satu bentuk contoh sikap maupun perilaku terpuji dari seseorang. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, jika seseorang yang tekun maka hidupnya juga nanti akan berubah menjadi lebih baik dan maju.

h) Menghargai orang lain

Menghormati orang lain adalah sikap menghargai yang di berikan atau di tujukan seseorang kepada orang lain yg dianggap berjasa memberikan suatu jasa berupa bimbingan, nasihat, dsb.

i) Pemberani

Manusia pemberani bukanlah seseorang yang tak pernah merasa takut, tetapi seseorang yang takut pada hal-hal yang seharusnya, pada waktu yang tepat, dengan cara yang benar. Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.

j) Jujur

Jujur jika di artikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan atau kebenaran. Dalam praktek dan penerapanya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketetapan pengakuan atau apa yang di bicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Kejujuran adalah suatu sifat yang akan menghasilkan sebuah sikap. Sikap ini akan di lihat dan di nilai oleh semua orang.

Sifat jujur tidak nya untuk orang lain, akan tetapi jujur untuk diri sendiri merupakan awal dari upaya berperilaku jujur pada orang lain. Dengan berperilaku jujur, kita akan terhindar dari berbagai pengaruh negatif yang timbul akibat kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.

(23)

k) Menepati janji

Janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap ketentuan yang harus ditepati atau dipenuhi. Menepati janji berarti melaksanakan janji yang pernah diucapkan kepada orang lain.jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan kenyataan Menepati janji dalam islam adalah bagian dari kejujuran dan disebut sebagai shidq al-wa‟ad. Menepati janji ini sendiri adalah perilaku yang menjauhkan seseorang dari sifat munafik, sebab menurut salah satu hadis Rasulullah SAW bahwa ciri-ciri mereka yang munafiq adalah ketika berbicara dusta, ketika berjanji ia ingkar dan ketika di beri amanat (kepercayaan) ia khianat.

l) Tekun

Tekun adalah keras hari dalam bekerja, atau bisa juga di artikan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Ketekunan adalah kemampuan seseorang untuk tetap bertahan di tengah tekanan dan kesulitan yang dailami. Semakin jauh kita melangkah kedepan maka semakin banyak pula rintangan dan halangan kita untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Sifat tekun ini diwujudkan dalam semangat yang berkesinambungan dan tidak kendur walau banya rintangan yang menghadang. Kepintaran, kecerdasan, keterampilan dan kemampuan diri di peroleh melalui tempaan dari hidup. Lakukan segala hal dengan tekun, maka hasil yang di capai akan luar biasa.

m) Pantang menyerah

Pantang menyerah adalah sikap tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu. Sikap yang seperti ini sangat di perlukan bagi setiap orang. Untuk memiliki sikap yang pantang menyerah, kamu juga harus membuka pikiranmu

(24)

sendiri dan tetap semangat. Jangan sampai kamu di kalahkan oleh rasa putus asa.

Pantang menyerah adalah saat kita terpuruk atau terjatuh dalam suatu kondisi kita tidak hanya diam di tempat melainkan bangkit dan teru maju untuk mencapai tujuan tertentu. Pantang menyerah adalah sikap tidak mudah putus asa dalam melakukan sesuatu. Sikap yang seperti ini perlu kamu memiliki. Apalagi di zaman sekarang, persaingan menuju kesuksesan menuntutmu untuk terus berjuang.

Pastinya, semua itu di perlukan semangat yang tinggi. Sebab, ketika kamu menyerah pada saat kesuksesan menanti kerja kerasmu, peluang untuk sukses pun akan hilang begitu saja.

n) Teliti

Teliti adalah cermat dan berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal, memperhatikan dengan detail pada apa yang ia kerjakan. Teliti berarti cermat dan seksama dalam menjalankan sesuatu. Orang yang teliti di tunjukan dengan cermat, penuh minat dan berhati-hati dalam menjalankan sesuatu agar tidak terjadi kesalahan. Lawan dari sifat teliti dan tekun adalah ceroboh atau teledor. Orang yang bersifat teliti selalu sabar dan tidak asal cepat dalam mengerjakan sesuatu.

Termasuk dalam berbicara.

o) Kreatif

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang di peroleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal baru. Selain itu, kreativitas adalah hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru, karena kreativitas bisa mewujudkan ide-ide cemerlang kita.

(25)

3. Nilai Pendidikan Sosial

Kata “sosial” berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/

kepentingan umum. Sebagai makhluk sosial manusia selalu hidup bersama dalam arti manusia hidup dalam interaksi dan interdependensasi sesamanya. Manusia saling membutuhkan sesamanya baik jasmaniah (segi-segi ekonomis) maupun rokhaniah (sosial, cinta) Syam (1986:127). Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat di ambil dari perilaku soial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu inividu dengan individu lainnya.

Selanjutnya Aristoteles, sang filsuf Yunani (Elsa, 2011:11) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial. Sosial berarti sikap dan tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara menyelesikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar, yang di idam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai social itu dapat tercipta dalammasyarakat, maka perlu di ciptakan norma sosial dengan sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.

(26)

Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat di ambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Nilai sosial yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian maupun berupa kritik. seperti yang terdapat dalam kutipan berikut.

Tujuan dari pendidikan sosial adalah untuk membentuk manusia yang memiliki kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial serta bersikap toleran sehingga keharmonisan akan terjadi di antara sesama manusia, dapat berjalan dengan selaras dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan pendidikan demikian ini diarahkan pada pembentukan manusia yang mempunyai sifat sosial dalam perilakunya. Pendidikan sosial bertujuan untuk membentuk individu yang menyadari dan menginsyafi serta melaksanakan tugas dan kewajibannya dari berbagai golongan dalam masyarakat di manapun ia berada dan mewujudkannya dengan berperilaku sosial yang baik, etis dan sesuai dengan nilai- nilai ajaran Islam.

Nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan sangat berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan yang lain. Nilai pendidikan sosial lebih mengarah kepada bagaimana pola perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai pendidikan sosial terkait masalah dasar yang sangat penting dalam hubungan antara satu dengan lainnya.Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa

(27)

melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Pelanggaran yang di lakukan oleh anak didik akan di kenakan sanksi sesuai dengan jenis dan berat ringannya pelanggaran. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar disekolah.

Menurut Kansil (dalam Rochmadi, 2002:12) norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup tersebut berkenaan dengan bisikan kalbu atau suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setia orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatanya. Norma kesusilaan besifat universal, artinya berlaku dimanapun dan kapanpun dalam kehidupan umat manusia.

Norma kesusilaan juga disebut sebagai norma moral. Karena norma kesusilaan juga menetapkan baik dan buruk suatu perbuatan manusia dan turut memelihara ketertiban manusia dalam masyarakat. Hal ini sebagaimana di katakan oleh Wignyodiputro (dalam Rochmadi, 2002:13) bahwa perbedaan antara susila dan moral hanya pada perbedaan tingkatan, susila bersumber pada moral, manusia adalaha makhluk bermoral, berperasaan yaitu perasaan susila.

a) Bersimpati terhadap orang lain

Simpati menggambarkan perasan belas kasih dan sayang atas kejadian yang menimpa seseorang, sedangkan empati dapat menempatkan diri pada posisi orang tersebut dan berbagi secara langsung kesedihan mereka tersebut. Orang yang bersimpati bisa diartikan sebagai orang yang berbagi keprihatinan dan

(28)

belasungkawa namun mereka secara terbuka mengakui bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan langsung bagaimana perasaan mereka tentang kejadian tersebut. Perasaan simpati merupakan hal yang penting karena dapat membuat anda menjadi seseoarng yang penuh kasih yang dapat menawarkan kenyamanan dan dukungan yang relevan pada mereka yang membutuhkan.

b) Toleransi

Toleransi atau Toleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin “tolerare”

yang berarti "sabar dan menahan diri". Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorang-an) baik itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan. Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti: Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;, Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta, Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing.

c) Mampu bekerjsama/kooperatif

Manusia adalah makhluk sosial, itu artinya manusia tidak bisa hidup sendiri namun harus hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Hal itu

(29)

dikarenakan manusia setiap saat memerlukan bantuan dari orang lain dalam menjalani kehidupannya. Salah satu contoh apabila ingin menggapai suatu tujuan tertentu manusia akan saling kerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya tersebut. Kerja sama dapat di lakukan dengan orang yang berada di lingkungan yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh orang-orang yang berada di lingkungan sekolah, lingkungan perusahaan, dan lingkungan masyarakat mereka saling bekerja sama. Kerja sama tentunya dapat terbentuk karena adanya suatu kepentingan yang sama salah satunya kepentingan untuk mencapai tujuan tertentu.

d) Solidaritas persahabatan

Bahwa solidaritas sosial adalah keadaan saling percaya antar anggota kelompok atau komunitas. Jika orang saling percaya mereka akan menjadi satu atau menjadi sahabat, menjadi saling menghormati, menjadi saling bertanggung jawab untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan antar sesama.

Kepercayaan bisa menjadi begitu penting dalam sebuah hubungan persahabatan.

Dan hal ini bukan sesuatu yang bisa datang dengan instan, melainkan berproses dari berbagai banyak hal hingga akhirnya kepercayaan itu bisa muncul sendiri.

e) Peduli terhadap orang lain

Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Ketika ia melihat suatu keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan kondisi masyarakat maka dirinya akan tergerak melakukan sesuatu.

(30)

Apa yang di lakukan ini di harapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya. Sikap peduli adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang di hadapi orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam menyaksikan derita orang.

f) Gotong royong

Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang di kerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah dan ringan.

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang di lakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agaer kegiatan yang di kerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah dan ringan. Contoh kegiatan yang dapat di lakukan secara bergotong royong antara lain pembangunan fasilitas umum dan membersihkan lingkungan sekitar. Sikap gotong royong itu seharusnya dimiliki seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Karena dengan adanya kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan kegiatan dengan cara bergotong royong.

Dengan demikian segala sesuatu yang akan di kerjakan dapat lebih mudah dan cepat dis elesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut akan semakin lancar dan maju. Bukan itu saja, tetapi dengan adanya kesadaran setiap elemen dan lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahmi akan semakin erat.

g) Kegigihan

Makna kegigihan di KBBI adalah: keteguhan memegang pendapat (atau mempertahankan pendirian dsb).

(31)

4. Nilai Pendidikan Budaya

Budaya adalah pikiran atau akal budi, sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat (KBBI, 2002:169-179). Nilai budaya yaitu konsep-konsep yang hidup di alam pikiran sebagian besar masyarakat mengenai apa yang dianggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup. Nilai pendidikan budaya di maksudkan bahwa melalui karya sastra, budaya suatu kelompok masyarakat tertentu atau suatu bangsa dapat di ketahui dan dikenali, sehingga anak didik dapat memperoleh pengetahuan budaya suatu bangsa atau generasi pendahulunya.

Nilai-nilai budaya merupakan sesuatu yang di anggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya. Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar di ganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. (Rosyadi, dalam Amalia, 2010).

Uzey (2009) berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia di peroleh karena manusia memaknai ruang dan waktu.

Makna itu akan bersifat inter subyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun dihayati secara bersama, di terima, dan di setujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang di gambarkan. Sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari

(32)

konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Menurut Koentjaraningrat (1987:85), nilai budaya terdiri dari konsepsi- konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang di ingini dan tidak di ingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

Nilai pendidikan budaya adalah tingkat yang paling tinggi dan yang paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai., berharga dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakatnya.

Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat umum mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan biasanya sulit di terangkan secara rasional dan nyata. Namun, justru karena sifatnya yang umum, luas, dan tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa para individu yang menjadi warga dari kebudayaan

(33)

bersangkutan. Kebiasaan dalam daerah tertentu juga memengaruhi tata cara dalam kehidupan sehari- hari, terlihat seperti kutipan di bawah ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum dan abstrak yang di anggap amat bernilai dan di jadikan pedoman dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik-buruk, benar-salah. Setiap individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai-nilai atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai-nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut. Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan di jadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkah laku. Secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Nilai pendidikan budaya meliputi :

a) Menghargai keberagaman

Sikap menghargai terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, adat, suku, budaya maupun agama.

b) Ritual Tarik Perahu

Yaitu dengan melakukan mengunyah sirih dan gambir bersama dengan para tetua orang-orang yang bersarung waktu tamborin dan tabja mulai dibunyikan, perempuan tua serta orang yang bersarung menaburkan bunga dan beras di sepanjang jalur kayu-kayu bulat. Kemudian ada seseorang yang memberikan aba-aba agar puluhan lelaki kekar menjejakan kaki tegas ke bumu, lalu menarik napas dan membuangnya sambil menyentak perahu.

(34)

c) Selamatan bayi

Selamatan adalah upacara sedekah makanan dan doa yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan ketenteraman untuk keluarga yang menyelenggarakan.

Selamatan atau slametan merupakan tradisi masyarakat Jawa yang masih di laksanakan secara turun-temurun. Slametan sendiri adalah upacara atau proses yang bersifat spiritual dan bertujuan untuk mencari keselamatan (slamet). Oleh mayoritas masyarakat Jawa yang masih menganut tradisi leluhur, selamatan di ikuti juga guna mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Selain itu, selamatan juga kerap dilakukan sebagai sarana bersedekah dan untuk menolak bala.

5. Nilai Pendidikan Estetika

Estetis berarti keindahan atau segala sesuatu yang indah (KBBI, 2002:

308). Nilai estetis muncul sebagai salah satu tujuan dari diciptakannya sebuah karya sastra karena pada hakikatnya sastra adalah sebuah objek estetis yang mampu membangkitkan pengalaman estetis pembacanya (Wellek & Warren, 1956: 321). Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni di dasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat di kelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dan sebagainya.

Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, yang dalam bahasa Yunani Kuno berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara indrawi.

Menurut plato, keindahan adalah realitas yang sebenarnya dan tidak pernah berubah-ubah. Bagi Plato , keindahan itu merupakan pancaran akal ilahi. Bila yang hakikat ilahi itu menyatakan dirinya atau memancarkan sinarnya pada, atau

(35)

dalam realitas penuh, maka itulah keindahan. Menurut Kant, keindahan itu merupakan sifat obyek bukan terletak pada subyek. Estetika adalah nilai-nilai indah dan jeleknya sesuatu. Perasaan estetis disebut pula sebagai perasaan keindahan. Perasaan keindahan ini biasa terungkap dalam seni, namun ada pula yang mengendap dalam diri menjadi cinta tanpa pamrih. Jadi estetika adalah nilai keindahan suatu hal. Sedangkan pendidikan estetika adalah mengajarkan hal-hal yang berupa keindahan dari suatu hal.

Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, yang dalam bahasa Yunani Kuno berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara indrawi.

Menurut plato, keindahan adalah realitas yang sebenarnya dan tidak pernah berubah-ubah. Bagi Plato , keindahan itu merupakan pancaran akal ilahi. Bila yang hakikat ilahi itu menyatakan dirinya atau memancarkan sinarnya pada, atau dalam realitas penuh, maka itulah keindahan. Menurut Kant, keindahan itu merupakan sifat obyek bukan terletak pada subyek. Estetika adalah nilai-nilai indah dan jeleknya sesuatu. Perasaan estetis disebut pula sebagai perasaan keindahan. Perasaan keindahan ini biasa terungkap dalam seni, namun ada pula yang mengendap dalam diri menjadi cinta tanpa pamrih. Jadi estetika adalah nilai keindahan suatu hal. Sedangkan pendidikan estetika adalah mengajarkan hal-hal yang berupa keindahan dari suatu hal. Nilai estetika meliputi:

a) Pelajaran menikmati seni

Menikmati karya seni kini bukan lagi milik pecinta seni. Siapapun, kapan pun publik dapat menikmati seni di manapun mereka berada. Tembok besar untuk menikmati seni yang disebut galeri, kini tidak lagi menjadi penghambat seseorang untuk menikmati karya seni. Bahkan kini seni yang dapat menghampiri publik itu sendiri.

(36)

b) Gaya bahasa retoris

Gaya bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan satu atau beberapa kata dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Gaya bahasa retoris yang terdapat dalam novel salah satunya adalah hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal.

c) Gaya bahasa kiasan

Gaya bahasa kiasan merupakan penggunaan satu atau beberapa kata yang menyimpang jauh dari makna asalnya. Gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel salah satunya yaitu alusi adalah semacam acuan yang berusaha menyugestikan kesamaan antara orang, tempat atau peristiwa. Biasanya, alusi ini adalah suatu referensi yang eksplisit atau implisit kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh atau tempat dalam kehidupan nyata, mitologi, atau dalam karya-karya satra yang terkenal.

d) Puisi

Pengertian puisi merupakan suatu karya sastra yang berasal dari ungkapan atau curahan hati penyair. Karya sastra ini dibuat berdasarkan ungkapan perasaan penyair. Dengan bahasa yang indah dimana di dalamnya mengandung makna, irama, rima, matra dan bait. Berikut akan di jelaskan beberapa pengertian puisi menurut beberapa ahli serta berbagai seluk beluk di dalam puisi. Puisi yaitu suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

(37)

2.2 Strategi Literer Pengarang dalam Menyampaikan Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata

Karya sastra dapat dipandang sebagai bentuk wujud keinginan pengarang untuk menyampaikan sesuatu. Sesuatu ini mungkin berupa pandangan tentang suatu hal, gagasan, moral, atau amanat. Dalam pengertian ini karya sastra pun dapat dipandang sebagai sarana komunikasi. Namun, dibandingkan dengan sarana komunikasi yang lain, tertulis ataupun lisan, karya sastra yang merupakan salah satu wujud karya seni yang notabene mengemban tujuan estetik, tentunya mempunyai kekhususan sendiri dalam hal menyampaikan pesan-pesan nilai pendidikan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam novel dapat dibedakan ke dalam dua cara. Pertama, penyampaian niali pendidikan secara langsung, sedang kedua penyampaian nilai pendidikan secara tidak langsung. Namun, sebenarnya, pemilihan itu hanya demi praktisnya saja sebab mungkin saja pesan yang agak langsung. Dalam sebuah novel sendiri mungkin sekali ditemukan adanya pesan yang benar-benar tersembunyi sehingga tidak banyak orang yang dapat merasakannya, namun mungkin pula ada yang agak langsung atau seperti ditonjolkan. Keadaan ini sebenarnya mirip dengan teknik penyampaian karakter tokoh yang dapat dilakukan secara langsung, telling, dan tidak langsung, showing, atau keduanya sekaligus. (Nurgiyantoro, 2013: 460).

2.2.1 Penyampaian Langsung

Penyampaian nilai pendidikan yang bersifat langsung, boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau penjelasan, expository. Tehnik penyampaian langsung merupakan teknik

(38)

penyampaian yang berwujud nasihat secara langsung dari penulis atau pengarang kepada pembaca dalam bentuk narasi. Jika dalam teknik uraian pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh cerita yang bersifat “memberi tahu”

atau memudahkan pembaca untuk memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampaian pesan nilai pendidikan. Artinya, nilai pendidikan yang ingin disampaikan atau diajarkan kepada pembaca itu dilakukan secara langsung dan eksplisit. Pengarang, dalam hal ini, tampak bersifat menggurui pembaca, secara langsung memberikan nasihat dan petuahnya.

Menurut Burhan (2010: 335-336) penyampaian secara langsung ini apabila dilihat dari segi kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan kepada pembaca, teknik penyampaian ini bersifat komunikatif. Komunikatif dalam hal ini adalah dengan teknik ini maka pembaca akan mengetahui secara langsung dan mudah dimengerti apa yang terdapat di dalam novel. Oleh sebab itu, dengan teknik penyampaian langsung ini pembaca lebih mudah memahami nilai pendidikan di dalam novel.

Karya sastra adalah karya estetis yang mempunyai fungsi untuk menghibur, memberi kenikmatan emosial dan intelektual. Untuk mampu berperan seperti itu, karya sastra haruslah memiliki kepaduan yang utuh di antara semua unsurnya. Nilai pendidikan yang bersifat langsung biasanya terasa dipaksakan dan kurang koherensif dengan unsur-unsur yang lain. Nilai pendidikan langsung dapat juga terlibat atau dilibatkan dengan cerita, tokoh-tokoh cerita dan pengaluran cerita. Artinya, yang kita hadapi memang cerita, namun isi ceritanya sendiri sangat terasa tendensius (memihak), dan pembaca dengan mudah dapat memahami pesan itu.

(39)

Teknik penyampaian langsung yaitu pengarang secara langsung melukiskan kecerdasan emosi tokoh dalam ceritanya atau tokoh utama mengungkapkan secara langsung emosi yang dialaminya. Teknik penyampaian langsung dalam Novel Maryamah Karpov tercermin dalam deskripsi pengarang tentang seorang tokoh maupun ungkapan tokoh utama terhadap emosi yang dialaminya secara langsung.

Teknik penyampaian langsung digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek emosi tokoh dalam Novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata, yaitu kemampuan mengenali emosi pribadi, kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain.

1. Uraian Pengarang

Uraian Pengarang (penulis skenario/ sutradara), salah satu bentuk penyampaian ide pikiran oleh pengarang (penulis skenario/ sutradara) yang dapat ditemukan pada lakon tokoh. Dalam menyampaikan nilai pendidikan, pengarang melalui uraiannya menyampaikan pesan yang ditujukannya kepada pembaca melalui perilaku tokoh dalam menghadapi masalah. Nilai pendidikan disampaikan pengarang secara langsung melalui uraian.

2. Melalui Tokoh

Dalam menyampaikan nilai pendidikan secara langsung, pengarang juga menyampaikannya melalui tindakan tokoh dan watak tokoh. Watak tokoh tersebut sering tercermin lewat dialog-dialognya. Teknik penyampaian nilai pendidikan secara langsung melalui jalan pikiran tokoh digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek kecerdasan emosi tokoh dalam novel, yaitu kemampuan mengenali emosi pribadi, kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain..

(40)

2.2.2 Penyampaian Tidak Langsung

Teknik penyampaian tidak langsung yaitu pengarang tidak secara langsung menuliskan aspek kecerdasan emosi tokoh. Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang diutarakan secara tersirat dalam teks sastra sehingga pembaca perlu menemukan sendiri pesan yang dimaksud. Teknik penyampaian tidak langsung dibagi dalam lima cara, yaitu melukiskan keadaan tempat atau lingkungan pelaku, melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam ingatannya, dengan demikian memberi penerangan tentang diri pelaku, melukiskan perbuatan dan reaksi pelaku utama terhadap sekitarnya, melukiskan reaksi pelaku lain terhadap pelaku utama, dan menyajikan percakapan pelaku-pelaku lain terhadap pelaku utama.

Teknik penyampaian secara tidak langsung ini biasanya ditampilkan pada cerita melalui peristiwa dan konflik. Teknik penyampaian nilai pendidikan melalui peristiwa dan konflik dapat dilihat dari tingkah laku tokoh dalam menghadapi peristiwa yang ada di dalam cerita (Burhan, 2010: 339). Pengarang di dalam cerita akan memunculkan berbagai peristiwa dan konflik yang harus dihadapi oleh para tokoh. Dari hal tersebut, pembaca nantinya akan bisa tahu tentang nilai pendidikan yang terkandung.

Jika dibandingkan dengan bentuk sebelumnya, bentuk penyampaian nilai pendidikan di sini bersifat tidak langsung. Pesan itu hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara berkaitan dengan unsur-unsur cerita yang lain. Pengarang ingin menawarkan dan menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya secara serta- merta dan vulgar karena ia sadar telah memilih jalur cerita.

Dilihat dari kebutuhan pengarang yang ingin menyampaikan nilai pendidikan dan pandangannya itu, cara ini mungkin kurang komunikatif. Artinya

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi metoda ini dalam penentuan kadmium dilakukan pada sampel air Batang Air Dingin Lubuk Minturun dan Muara, Padang dengan menggunakan kondisi optimum pengukuran yang

Harus mengumpulkan sedikitnya 2 salinan dari rencana Fit Out segala pekerjaan yang telah diajukan (contoh: Arsitektural, Struktural, Perlindungan Api, Elektrikal,

Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan pernikahan usia muda di tahun 2015 dengan perbandingan tahun 2011, tingginya pernikahan usia muda sebagian besar

Pensinyalan Out of band Dalam pensinyalan ini, sinyal suara tidak menggunakan sepenuhnya bandwidth 4kHz dan yang tidak terpakai akan digunakan untuk mengontrol

Menurut (Muawanah & Poernawati, 2015:407) “Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau

e) Terminal cabang tanah, merupakan penghantar listrik berbentuk melingkar mengelilingi dinding gedung sebelah dalam, (ditanam dibawah lantai) menghubung antara distribusi induk

Keberadaan ternak sapi sangat menunjang kegiatan budidaya jambu mete karena memberikan beberapa keuntungan seperti tambahan pendapatan (dari proses produksi), sumber tenaga