• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Olimpiade Kebumian Tingkat Nasional Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Soal Olimpiade Kebumian Tingkat Nasional Tahun 2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SOAL TES TEORI

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015

CALON PESERTA

INTERNATIONAL EARTH SCIENCE OLYMPIAD (IESO) 2016

Waktu : 150 menit

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

TAHUN 2015

KEBUMIAN

Hak Cipta

(2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

PETUNJUK:

1. Isilah Nama dan Nomor Peserta pada lembar jawaban yang telah disediakan.

2. Tes terdiri dari 40 soal pilihan ganda dan 8 soal esai

3. Waktu mengerjakan tes total 2 jam 30 menit (150 menit) tanpa istirahat

4. Untuk pilihan ganda : untuk setiap soal jawaban benar bernilai 1,5 (satu setengah), jawaban salah bernilai

-0,5 (minus setengah), jawaban kosong bernilai 0 (nol)

5. Nilai untuk esai: untuk setiap soal berkisar 0 – 5

6. Gunakan ballpoint/pulpen untuk menulis jawaban pada lembar jawaban yang telah disediakan.

(3)

KEPULAUAN DREMOLEM DI SEBELAH BARAT SUMATERA

Pernah naik dremolem? Apa itu? Kalau komidi putar pasti sudah tahu. Kakek nenek kita dahulu menyebutkan kata dari Bahasa Belanda draaimolen dengan dremolem. Draaimolem adalah carrousel atau dalam Bahasa Indonesia kita kenal sebagai komidi putar. Kalau kita naik komidi putar bagaimana rasanya? Selain berputar tentu saja kuda-kudaan yang kita naiki akan bergerak naik turun. Percaya tidak kalau pulau-pulau di sebelah barat Sumatera ternyata seperti dremolem?

Pulau Simelue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai adalah pulau-pulau yang terbentuk dari sebuah prisma akresi di zona subduksi sebagai akibat adanya penunjaman kerak Samudera Hindia-Australia di bawah kerak Eurasia. Apa itu prisma akresi? Prisma akresi adalah bubungan kerak di atas zona subduksi yang terbentuk saat kerak terdorong oleh kerak lain yang bergerak melesak ke bawah.

Gambar 1. Peta tektonik Pulau Sumatera (Natawidjaja, 2007).

Karena posisinya tepat berada di daerah subduksi ini, maka pulau-pulau tersebut terletak pada daerah yang secara tektonik sangat aktif. Apabila tekanan yang dihasilkan pada bidang kontak dari pertemuan kedua lempeng ini sudah tidak bisa ditahan, maka rekatan pada bidang kontak tersebut akan pecah dan lempeng akan terhentak ke atas. Energi yang dilepaskan akan menyebabkan goncangan yang kita kenal sebagai gempa bumi. Lentingan lempeng ini akan membuat pulau-pulau di sebelah barat terangkat, sebaliknya yang di bagian timur turun akibat adanya deformasi elastik. Selain itu, permukaan bumi di dasar lautan juga ikut terangkat sehingga sejumlah besar volume air ikut terdorong ke atas dan

(4)

Gambar 2. Siklus gempa bumi pada zona subduksi lempeng yang juga menghasilkan tsunami (poster LIPI- Caltech).

Salah satu gempa besar yang terjadi di daerah ini adalah Gempa Bumi Sumatera 2005 atau Gempa bumi

Nias-Simelue. Gempa ini terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04

35 U 97° 00 58 T, 30 km di bawah permukaan Samudera Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatera atau, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue. Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMKG di Indonesia mencatat 8,2).

Ribuan orang menjadi korban baik meninggal ataupun luka. Menurut USGS (United States Geological Survey),

gempa ini adalah gempa terbesar kedelapan di dunia sejak 1900. Kita ketahui bahwa tiga bulan sebelumnya, yaitu pada tanggal 26 Desember 2004, juga terjadi gempa lain yang sangat besar, gempa Aceh 2004. Gempa ini mengangkat bagian barat Pulau Nias sampai 3 m. Wilayah selatan Pulau Simelue juga terangkat 2 s.d. 1,5 m. Sebaliknya di beberapa wilayah di sisi timur seperti di Pulau Tuanku atau Pulau

(5)

Gambar 3. A. Pulau Bale yang turun 1 m. Terlihat air pasang menggenangi pulau tersebut. B. Pelabuhan Sirombu di Nias yang daratannya naik 3 m (Natawidjaja, 2007).

Walaupun gempa Nias-Simelue ini cukup besar, tetapi tidak terjadi tsunami besar seperti yang terjadi akibat gempa Aceh sebelumnya. Mengapa? Yang jelas adalah bahwa volume air yang terangkat tidak terlalu banyak. Terdapat berbagai alasan untuk itu. Zona subduksi yang bergeser pada gempa ini diperkirakan hanya 400 km, dibandingkan dengan gempa Aceh yang 1200km. Pengangkatan tektonik di bawah samudera yang terjadi pada gempa Aceh adalah sekitar 5,4 m, sedangkan pada gempa Nias- Simelue ini hanya 2.9 m. Selain itu pengangkatan maksimum pada gempa Aceh terjadi pada bagian laut dalam, sedangkan pengangkatan di Nias-Simelue terfokus di daratan. Hal tersebut juga membuat pada saat tsunami datang, daratan sudah terangkat sehingga gelombang tsunami yang menghempas jadi tidak terlalu tinggi.

Memahami sistem Bumi-Bulan-Matahari dalam merupakan langkah ilmiah penting yang dapat dikaitkan dengan gempa dan pasang-surut air laut, terutama dalam rangka menganalisis gaya tarik yang dialami Bumi dan pengaruhnya pada stabilitas hidrosfer. Gambaran tipe pasang surut di wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa kondisi pasang surut di Pulau Nias adalah tipe pasang surut adalah Campuran Condong ke Harian Ganda (Pariwono, J. 1982).

Dari segi meteorologi pulau Nias dan pulau kecil lainnya di selatan Pulau Sumatra termasuk dalam wilayah dengan pola curah hujan jenis ekuatorial yang tidak memiliki musim kemarau. Disamping itu wilayah dengan pola curah hujan ekuatorial juga memiliki dua puncak musim penghujan yaitu pada bulan Maret- April dan Oktober-November, sedangkan untuk wilayah Indonesia lainnya memiliki pola monsunal dan Lokal seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.

Pola monsunal memiliki musim kemarau yang berlangsung dari bulan Juli – Oktober dan musim penghujan dari bulan November – Mei tahun berikutnya. Untuk Pola lokal, dengan wilayah tutupan yang relatif kecil memiliki dua subpola, yaitu yang tidak memiliki musim penghujan dan yang memiliki musim penghujan. BMKG mendefinisikan musim penghujan mulai ketika curah hujan yang turun dalam 1 dekade (10 harian) minimal sejumlah 50 mm dan harus terjadi dalam 3 dekade berurutan. Atau dengan kata lain dalam sebulan jumlah curah hujan yang turun harus lebih besar sama dengan 150 mm. Dengan demikian untuk sup tipe ini, walaupun hujan turun sepanjang tahun, tapi tidak memiliki musim penghujan seperti di Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Subtipe lokal yang memiliki musim penghujan, musim penghujan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu Mei – Agustus, seperti yang terjadi di Pulau Talabu, Maluku Utara, Kabupaten sorong Selatan dan Kabupaten Fakfak bagian utara dan wilayah

(6)

Gambar 4. Tipe pasang surut di Indonesia dan sekitarnya (Pariwono, J. 1982).

(7)

Pola curah hujan Ekuatorial sangat dipengaruhi oleh garis ekuator yang dilewati oleh Matahari 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September. Sedangkan tipe monsunal sangat dipengaruhi oleh mosun Indonesia Australia, yang mengalami musim penghujan pada saat musim panas Belahan Bumi Selatan (BBS). Tipe lokal sangat dipengaruhi kondisi topografi lokal, arus laut disekitarnya dan sirkulasi Walker.

Soal:

1. Prisma akresi merupakan bentukan akibat aktivitas tektonik. Batuan yang banyak dijumpai pada lokasi semacam itu adalah batuan yang merupakan campuran batuan yang berasal dari lingkungan pembentukan yang berbeda dan tercampur melalui suatu mekanisme tertentu baik secara tektonik maupun melalui proses sedimentasi. Batuan semacam itu dikenal sebagai batuan… (shown by X). The name of that sedimentary structure is….

a. rip up clast b. flute cast c. load cast d. flame structure

e. slump X

3. Pada tsunami yang terbentuk akibat gempa tersebut di atas, apabila kedalaman laut sebesar 5.000

meter maka kecepatan penjalaran gelombang tsunami yang terjadi adalah… a. 250,8 m/s

b. 221,5 m/s c. 222 m/s d. 198,5 m/s

e. 188,7 m/s

4. Gelombang laut yang diakibatkan oleh gempa tersebut diperkirakan akan mencapai Sri Langka yang berjarak 1.850 km arah barat laut Pulau Nias….

(8)

5. Bila diketahui Log E = 11,4 + 1,5M M: magnitude gempa

Besarnya gempa terukur adalah 8,7SR, maka energi yang dilepaskan dari gempa tersebut adalah… a. 2,616.1020 erg

b. 3,456. 1020 erg

c. 2,818. 1020 erg

d. 2,678. 1020 erg

e. 1.818. 1020 erg

6. Salah satu metoda yang digunakan untuk mengukur perubahan muka bumi adalah dengan menggunakan metoda mikroatol untuk mengukur terumbu karang yang terangkat dan tenggelam akibat aktivitas tektonik. Terumbu yang terangkat ke permukaan akan mati sedangkan terumbu yang masih berada di dalam air masih hidup dan berkembang.

Pada gambaran grafis di bagian bawah terdapat mikro atoll yang sudah muncul ke permukaan. Apabila diperhatikan, sudah terjadi pengangkatan sebanyak:

a. 3 kali b. 4 kali c. 6 kali d. 2 kali e. 5 kali

7. Diitemukan mikroatol pada sebuah pulau di sekitar Nias seperti gambar di bawah. Dari mikroatol tersebut diperoleh data dari pengukuran ketinggian mikroatol sebagai berikut: titik A setinggi 75 cm, titik B setinggi 15 cm, titik C setinggi 58 cm dan titik D setinggi 32 cm. Dari data tersebut maka proses tektonik yang terjadi adalah…

(9)

8. Tsunami tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya sebelum datang tsunami, fenomena-fenomena tertentu akan berlangsung sebagai pertanda. Rentang waktu dari tanda-tanda tersebut menuju datangnya gelombang tsunami berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Beberapa hal yang menandakan akan terjadinya tsunami adalah sebagai berikut, kecuali…

a. Gempa bumi yang dirasakan di sekitar pantai

b. Muka air pantai surut secara drastis dan tiba-tiba, sehingga biasanya ikan-ikan di sekitar pantai akan terjebak di daratan

c. Terjadinya likuifaksi

d. Suara dentuman keras mungkin terjadi diikuti oleh suara menderu seperti pesawat terbang e. Muncul cahaya berwarna kemerahan di sepanjang horizon atau disebut juga dengan aurora.

Pancaran cahaya yang hanya berlangsung sesaat ini timbul karena perubahan perilaku elektromagnetik bumi akibat getaran gempa

9. Gambar di samping merupakan rekaman endapan tsunami yang diperoleh dalam

parit uji di sekitar pantai di Nias. Dari gambar tersebut ditemukan bahwa telah E terjadi beberapa kali tsunami, yaitu pada lapisan yang ditunjukkan oleh lapisan A,

B, C, D, dan E. Apabila lapisan A terjadi pada tahun 1365 dan lapisan E terjadi pada

tahun 1996. Diasumsikan terbentuknya endapan terjadi pada periode yang sama, D maka endapan lain terjadi pada….

a. B sekitar 1520, C sekitar 1675, D sekitar 1830

(10)

a. 225-275 tahun akibat adanya subduksi tersebut akan terdapat kondisi perairan laut yang sempit tetapi sangat dalam yang dinamakan…

13. Dengan kejadian pengangkatan daratan pulau tersebut akan terjadi perubahan garis pantai, maka akan terjadi…

a. Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Turun sebesar 0,50-1,00 meter b. Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Naik sebesar 0,50-1,00 meter

c. Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Naik –T urun sebesar 0,50-1,00 meter d. Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Tetap

e. Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Berubah-ubah

14. Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran tinggi rendahnya muka air laut rata-rata atau Mean sea Level (MSL) adalah :

15. Berdasarkan informasi di atas maka faktor yang menyebabkan suatu daerah terkena gelombang tsunami adalah…

(11)

16. Kondisi perairan P. Bale secara geografis terletak di pantai barat Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Oleh karena itu maka pada saat angin berhembus dari arah tenggara dengan nilai fetch yang besar menyebabkan kondisi gelombang dengan tinggi gelombang (H) relatif besar sekitar 1,5 meter. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi tsunami maka tinggi gelombang bertambah 2 meter. Pilih pernyataan yang paling benar…

a. Tinggi gelombang di P. Bale maksimal 1,5 m + 2 m,

b. Tinggi gelombang di P. Bale lebih kecil sama dengan 1,5 m + 2 m c. Tinggi gelombang di P. Bale lebih besar 1,5 m + 2 m,

d. Tinggi gelombang di P. Bale lebih kecil 1,5 m + 2 m e. Tinggi gelombang di P. Bale sama dengan 1,5 m + 2 m

17. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi tsunami maka tinggi gelombang bertambah 2 meter. Pilih pernyataan yang paling benar…

a. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode gelombang panjang

b. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode gelombang pendek

c. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode gelombang sedang

d. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode gelombang tetap

e. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang sedang , tetapi periode gelombang pendek

18. Di Pulau Nias pasang surutnya adalah..

a. Dalam Satu hari terdapat satu kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan surutnya sama

b. Dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi pasang berbeda, tetapi surutnya sama

c. Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan surut hamper sama

d. Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan tinggi surut berbeda

e. Dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi beda

19. Kedudukan muka air akibat kejadian pasang surut laut antara lain MSL (Mean Sea Level); sedangkan yang dimaksud dengan HHWl adalah…

a. Kedudukan muka air pada kondisi Air Tinggi (High Water Level) b. Kedudukan muka air pada kondisi Air Tertinggi (Highest Water Level) c. Kedudukan muka air Tinggi Air Tertinggi (High Highest level)

d. Kedudukan muka air Tertinggi tinggi (Highest High Water Level)

(12)

20. Kita mengenal tentang arus laut, dimana arus laut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena suhu air laut, karena angin dan sebagainya. Arus yang disebabkan oleh angin di katulistiwa adalah…

21. Dengan memperhatikan Gambar 5, maka kita dapat menentukan bahwa kota Banda Aceh akan memiliki pola curah hujan …

22. Dari Gambar 5 diketahui pula bahwa Pulau Nias tidak mengenal musim kemarau sehingga dapat dikatakan, jika terjadi kerusakan hutan dan lingkungan, maka bahaya meteohidrologis akan terus mengancam Nias sepanjang tahun. Namun demikian dari pola curah hujan dapat diperkirakan puncak bencana meteohidrologis akan terjadi pada…

a. Maret – April b. Juni – Juli

c. September – Oktober

d. November – Desember

e. Januari – Februari

23. Sirkulasi Walker yang dimaksud dalam narasi di atas, adalah …

a. Sirkulasi Zonal b. Sirkulasi Meridional c. Sirkulasi Monsunal d. Sirkulasi Lokal e. Sirkulasi Harian

24. Pola hujan monsunal sangat dipengaruhi oleh angin monsoon. Suatu wilayah dinyatakan sebagai wilayah monsoon apabila memenuhi 3 persyaratan (Ramage, 1971) yaitu: a). Perubahan arah

25. Salah satu alat meteorologi yang biasanya di tempatkan dalam sangkar meteorologi adalah yang disebut Atmometer atau Piche. Alat ini digunakan untuk mengukur parameter cuaca ……..

(13)

d. Temperatur

e. Jenis presipitasi/emdapan

26. Jika diketahui luas total wilayah Pulau Nias adalah 5625 km2 dan jumlah curah hujan pada bulan

terkering 210 mm, berapa liter air curah hujan yang jatuh dalam satu hari (asumsi hujan terdistribusi secara merata dan sebulan 30 hari) di atas wilayah Teluk Dalam dan sekitarnya yang memiliki luas ≈ 1 % dari wilayah Nias?

Pay attention to the south coastline of North Sumatera Province as shown by coastline sketch as in the picture below. Use the coastline sketch to answer questions number 27 and 28.

27. It is well known that coastline affect the direction of sea breeze. Considering geographical position of Sumatera island which is slant against horizontal line, determine the direction of the sea breeze at afternoon at the point A and C

a. East

29. Angin laut dan angin darat akan terbentuk apabila ada perbedaan temperatur yang cukup besar antara keduanya. Angin laut mulai bertiup ketika temperatur daratan lebih panas 100 – 180 dari laut sehingga

pada siang hari akan terbentuk ………..di atas daratan dimana peristiwa konveksi akan terjadi

sehingga terbentuk awan cumulus. (Pilih yang paling benar)

a. Shallow cold front b. Inversi

(14)

d. a, b benar e. a, c benar

30. Di suatu lokasi dekat Gunung Sitoli memiliki posisi 1⁰15’ N dan 97⁰36’ E, pada tanggal berapa sajakah di tahun 2015 ini seseorang akan tampak tidak memiliki bayangan pada jam 12 siang di lokasi tersebut?

31. Dalam bulan Maret setiap tahunnya, posisi matahari dilihat dari Bumi berada di rasi Pisces. Pada bulan apakah rasi Pisces akan terlihat di meridian tepat pada saat tengah malam?

a. Juni b. Juli c. Agustus d. September e. Oktober

32. Fenomena apakah yang dirasakan oleh manusia sehubungan dengan variasi konfigurasi Bumi, Bulan dan Matahari?

33. Pada tanggal 28 Maret 2005, berapakah deklinasi matahari? a. 01:24.3

b. 00:24.3 c. +00:24.3 d. +01:24.3 e. +02:24.3

34. Tinjaulah bulan yang menurut almanak pada tanggal tersebut terbit pada jam 21:31 WIB Apakah fase bulan saat itu?

35. Pada waktu gempa terjadi, jam berapakah waktu sideris lokal setempat? a. Pukul 09:09

(15)

e. Pukul 13:09

Perhatikanlah carta langit utara (grid ekuatorial) yang diamati dari lokasi pusat gempa sebagai berikut. Dalam carta ini ditunjukkan ekliptika.

36. Salah satu rasi yang merupakan zodiak adalah: a. Ursa Majoris

b. Gemini c. Orion

d. Canis Majoris e. Lynx

37. Obyek langit yang merupakan bintang sirkumpolair berdasarkan carta bintang yang ditunjukkan di atas untuk lokasi Nias adalah

a. Polaris b. Betelgeuse c. Pollux d. Castor e. Sirius

38. Dari carta ini berapakah Asensio Rekta bulan? a. 11j:39m

b. 12j:39m

c. 13j:39m

(16)

e. 15j:39m

39. Merujuk pada peristiwa gempa ini, bilamana terjadinya bulan baru? a. 6 Maret

b. 7 Maret c. 8 Maret d. 9 Maret e. 10 Maret

40. Bulan Maret setiap tahunnya merupakan bulan yang penting dalam Astronomi karena pada bulan ini Matahari berada di Vernal Equinox. Pada saat itu

(17)

Esai

1. Terdapat data seri kejadian tsunami yang berlangsung dari tahun 1000 sampai tahun 2014.

NO TAHUN

a. Berapa persen peluang terjadinya tsunami dalam kurun waktu tersebut b. Berapa persentase gempa besar namun tidak diikuti oleh kejadian tsunami

c. Terdapat periodisasi gempa 100-200 tahunan yang diikuti dengan terjadinya tsunami, tahun berapa sajakah itu?

(18)

3. Gambarkan tipe pasang surut di P. Nias.

4. Diketahui bahwa gempa mengangkat bagian barat Pulau Nias sampai 3 m. Jika elevasi P. Nias bagian barat sebelum terjadi gempa bumi misalkan sekitar 3 meter di atas permukaan laut. Kondisi gelombang normal (tidak terjadi tsunami) dengan tinggi gelombang relatif besar adalah sekitar 1,5 meter. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi tsunami maka tinggi gelombang bertambah 3 meter.

a. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut sebelum terjadi gempa dan tsunami.

b. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut dan gambarkan tinggi air genangan di perairan depan P. Nias sebelum terjadi Tsunami c. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut

dan gambarkan tinggi air genangan di perairan depan P. Nias saat terjadi Tsunami

5. Puncak tertinggi di Kabupaten Nias Selatan menunjukkan ketinggian lokasi 550 m dari permukaan laut dan tekanan udara terbaca 947,25 hPa. Berapakah tekanan udara di pantai Teluk Dalam, jika densitas udara adalah 1,2 kg/m3 dan tidak berubah terhadap ketinggian serta percepatan gravitasi

10 m/detik2.

6. Salah satu bencana meteorologi yang terkenal di Indonesia adalah angin puting beliung yang dapat merobohkan pepohonan dan rumah sehingga dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa. Jika diketahui energi kinetik suatu benda dengan masa m yang bergerak dengan kecepatan v adalah 0,5 m . v2 , hitunglah energy kinetik angin (ρ = 1,2 kg/m3) dengan kecepatan

10 m/detik yang mendorong sebuah rumah dengan penampang melintang seluas 50 m2.

7. Dari lokasi episentrum gempa, seorang pengamat membekali diri dengan sebuah refraktor dengan diameter lensa obyektif 40 mm, nisbah fokal 10,5 dan eyepiece dengan panjang fokus 12 mm dan medan pandang semu 45.

a. Hitunglah pembesaran refraktor tersebut b. Hitung pula medan pandangnya

c. Jika bulan memiliki diameter 3474,8 km dan saat pengamatan berjarak 376.898 km dari Bumi, apakah seluruh piringan bulan akan tampak dengan menggunakan refraktor ini? Uraikan penjelasannya.

(19)

Rotasi Bumi

Ke Bulan

Percepatan sentrifugal

Percepatan gravitasi Bulan

Percepatan pasang

Jika diketahui m massa Bulan yang gaya gravitasinya berpengaruh pada permukaan Bumi, R adalah jari- jari Bumi dan rL adalah jarak Bumi ke Bulan, maka dari gambar di atas,

a. Rumuskanlah percepatan pasang (aT) di titik A dan titik B dengan asumsi gaya sentrifugal sama di

seluruh permukaan Bumi.

b. Jika saat gempat Nias diketahui jarak bumi-bulan = 376.898 km , maka hitunglah percepatan pasang laut di lokasi pusat gempa

c. Dalam waktu 1 jam dengan berapakah kenaikan pasang air laut? Asumsikanlah bahwa permukaan air laut tidak memiliki kecepatan awal vertikal.

Besaran-besaran penting G=6,673841011 m3/det2 kg

RBumi=6378,14 km

Gambar

Gambar 1. Peta tektonik Pulau Sumatera (Natawidjaja, 2007).
Gambar 2. Siklus gempa bumi pada zona subduksi lempeng yang juga menghasilkan tsunami (poster LIPI- Caltech)
Gambar 3. A. Pulau Bale yang turun 1 m. Terlihat air pasang menggenangi pulau tersebut
Gambar 4. Tipe pasang surut di Indonesia dan sekitarnya (Pariwono, J. 1982).

Referensi

Dokumen terkait

Alto kum ulus-a lto stra tus-stra to kum ulus c.. Stra to kum ulus

[r]

Kembali pada pembentukan “Icing”, untuk awan kumulunimbus di atas  lautan  dibutuhkan  waktu  sekitar  setengah  jam  bagi  butir  awan  untuk  bertumbuh  dari 

• Faktor yang mempengaruhi adalah perubahan temperatur regional, curah hujan, dan adaptasi oleh petani. • Umumnya, peningkatan suhu akan mempengaruhi kondisi pertanian di

bulan Desember, curah hujan maksimum rata- rata bulanan sebesar 80 mm, sedangkan pada puncak hujan kedua bulan April 60 mm. Pada saat musim kemarau curah hujan

Dari rata-rata curah hujan di atas, Kabupaten OKU Selatan mengalami musim. kemarau pada bulan Juli hingga Oktober, dan musim hujan pada

Estimasi debit puncak metode Cook menggunakan variabel penutup lahan, infiltrasi tanah, kemiringan lereng, curah hujan dan kerapatan aliran sedangkan metode Manning

Pada umumnya pola nilai dugaan curah hujan pada musim kemarau (April-Oktober) lebih mendekati pola data aktualnya daripada pada musim hujan (Oktober-April). Pendugaan ini