• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN PADA PERUMAHAN SEDERHANA DI PERKOTAAN (Studi Kasus: Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN PADA PERUMAHAN SEDERHANA DI PERKOTAAN (Studi Kasus: Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

9 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Halu Oleo

IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN PADA PERUMAHAN SEDERHANA DI PERKOTAAN

(Studi Kasus: Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari)

M. Arzal Tahir

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo arzal.tahir@gmail.com

ABSTRAK

Kondisi ketersedian sarana dan prasarana pada suatu lingkungan perumahan sederhana di perkotaan secara umum masih dianggap kurang layak. Perumahan Perumnas Poasia merupakan salah satu perumahan sederhana yang cukup padat yang ada di Kota Kendari namun belum didukung dengan sarana prasarana lingkungan yang baik. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat kondisi ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan perumahan tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi ketersediaan dan persebaran sarana prasarana lingkungan permukiman. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kondisi ketersediaan sarana dan prasarana berdasarkan ketentuan standar perencanaan lingkungan perumahan perkotaan di Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dan komparatif serta pemetaan spasial. Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi ketersediaan dan kondisi eksisting sarana dan prasarana Perumnas Poasia, sedangkan metode deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan kondisi eksisting sarana prasarana perumahan dengan SNI 03-1733-2004 berdasarkan hasil observasi dan pemetaan spasial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kondisi ketersediaan dan persebaran dari setiap sarana prasarana lingkungan yang ada di perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari.

Kata kunci: Permukiman, Perumahan Sederhana, Sarana dan Prasarana, Standar Nasional Indonesia (SNI)

ABSTRACT

The condition of the availability of facilities and infrastructure in a simple residential environment in urban areas is still generally considered to be inadequate. Housing of Perumnas Poasia is one of the simple housing that is quite dense in Kendari City but has not been supported by good environmental infrastructure. For this reason, research is needed to see the condition of the availability of facilities and infrastructure in the housing environment. This study identified the availability and distribution of residential environmental facilities. The purpose of the research is to identify the condition of the availability of facilities and infrastructure based on the provisions of the standard urban planning environment in the Housing of Poasia Housing in Kendari City. The research method used in this study is descriptive qualitative and comparative methods and spatial mapping.

Qualitative descriptive method is used to identify the availability and conditions of existing facilities and infrastructure of Poasia Housing, while the comparative descriptive method is used to compare the existing conditions of housing infrastructure with SNI 03-1733-2004 based on the results of observation and spatial mapping. The results of this study indicate the conditions of availability and distribution of each environmental infrastructure in the housing complex of Poasia Housing in Kendari City.

Keywords: Settlement, Simple Housing, Facilities and Infrastructure, National Indonesian Standard (SNI) PENDAHULUAN

Kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat secara alamiah seiring kompleksitasnya kebutuhan hidup bermasyarakat, seperti kebutuhan untuk bermukim, aktivitas sosial, aktivitas ekonomi, dan aktivitas pelayanan umum menuntut penyediaan sarana dan prasarana guna menjaga kelangsungan hidup masyarakat terutama di daerah perkotaan. Keberadaan lingkungan permukiman dipengaruhi proses urbanisasi yang berakibat pada kebutuhan perumahan di perkotaan dan menyebabkan adanya kantong-kantong permukiman dengan fasilitas infrastruktur apa adanya (Massikki, 2005). Perumahan harus memiliki landasan konseptual yang kuat dan mencakup berbagai langkah dalam dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk: kepemilikan;

keterjangkauan; fasilitas di daerah perumahan seperti angkutan umum (Tufaila, Magribi, & Muljabar, 2014, dalam Adimagistra T. & Pigawati B, 2016).

Perumahan sederhana merupakan jenis perumahan yang biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) dan mempunyai keterbatasan daya beli. Perumahan sederhana ini biasanya memiliki sarana dan prasarana yang masih minim, antara lain disebabkan karena pada jenis perumahan sederhana, pengembang tidak dapat menaikkan harga jual bangunan dan fasilitas pendukung operasional seperti halnya pada perumahan menengah atas dan mewah, dimana harga sarana dan prasarana perumahan ikut dibebankan pada pembeli rumah tersebut (Sastra M & Marlina, 2006). Perumahan Perumnas Poasia adalah salah satu perumahan sederhana yang ada di Kota Kendari yang menjadi salah satu program pembangunan perumahan

(2)

di bangun tahun 1994 di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia sebanyak 500 unit rumah, hingga kini perumahan tersebut telah mengalami perkembangan yang terjadi di beberapa blok yang ada di Perumnas Poasia.

Kondisi ini akibat pertumbuhan penduduk di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia beberapa tahun terakhir ini yang mengalami kemajuan cukup pesat. Berdasarkan data pemerintah setempat, jumlah hunian pada perumahan tersebut saat ini sebanyak 1022 unit hunian.

Penyediaan hunian beserta sarana dan prasarananya perlu mendapat perhatian karena pentingnya tempat tinggal sebagai salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang perumahan dan permukiman sebagai arahan bagi sektor pembangunan perumahan dan permukiman yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Demikian halnya dengan penyediaan sarana dan prasarananya telah diatur di dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Standar terkait penyediaan sarana dan prasarana tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 534/KPTR/M/2001 yaitu Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, dan Pekerjaan Umum (Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2001) yang dilengkapi dengan SNI 03-1733- 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan (Badan Standarisasi Nasional, 2004).

Kualitas lingkungan permukiman akan di tentukan oleh pemenuhan suatu kebutuhan yang secara otomatis diharapkanakan berdampak pada peningkatan taraf kehidupan penghuninya serta kualitas lingkungan permukiman. Kondisi pemenuhan sarana dan prasarana di Perumahan Perumnas Poasia sebagai salah satu perumahan sederhana memiliki sarana dan prasarana yang dirasa masih kurang. Selain itu, yang menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah banyaknya keluhan mengenai kondisi fasilitas yang tersedia. Guna menciptakan lingkungan permukiman yang nyaman, sarana dan prasarana permukiman yang menunjang aktivitas sosial, ekonomi serta aktivitas pelayanan umum lainnya tentunya harus memadai. Hal ini yang kemudian menjadi suatu pertanyaan bagaimana ketersediaan sarana lingkungan di kecamatan poasia khususnya di Perumahan Perumnas Poasia. Sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap ketersediaan dan kebutuhan sarana permukiman yang ada di perumahan Perumnas Poasia dengan merujuk pada Standar Nasional Indonesia yang kemudian menjadi rekomendasi untuk pihak terkait dalam menyediakan dan melengkapi sarana bermukim di Perumnas Poasia.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi ketersediaan sarana dan prasarana permukiman yang ada di Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari TINJAUAN PUSTAKA

A. Permukiman dan Perumahan Sederhana

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat melalui penyediaan perumahan secara merata, perumahan sederhana dihadirkan untuk melayani kebutuhan perumahan bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, sangat rendah dan masyarakat dari sektor informal sehinga diupayakan penyediaan perumahan murah yang layak huni dan terjangkau dengan tetap memenuhi standar persyaratan teknis, kesehatan, keamanan, dan kenyaman. Perumahan adalah suatu bangunan dimana manusia tinggal dan melangsungkan kehidupanya, disamping itu rumah juga merupakan tempat dimana berlangsungnya proses sosialisasi pada seorang individu diperkenalkan norma dan adat kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat. Sebagai wadah kehidupan manusia bukan menyangkut aspek teknis dan fisik saja tetapi juga aspek sosial, ekonomi dan budaya dari penghuninya (Budiharjo, 1998). Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 2011 dalam Pasal 1 menjelaskan bahwa Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Selanjutnya disebutkan bahwa Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

B. Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan dan Permukiman

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) mendefenisikan prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang berbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. Sarana merupakan fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelengaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Prasarana merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

SNI penataan sarana dan prasarana permukiman merupakan kerangka acuan yang berfungsi sebagai perencanaan, perancangan serta kebutuhan sarana dalam ruang. Adapun cakupan sarana dan prasarana dalam SNI ini meliputi sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana pendidikan dan pembelajaran, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan dan niaga, sarana kebudayaan dan rekreasi, serta sarana ruang terbuka lapangan dan olah raga. Sementara untuk jenis prasarana /utilitas mencakup; jaringan jalan, jaringan

(3)

11 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Halu Oleo

drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan persampahan, jaringan listrik, jaringn telepon, serta jaringan transportasi lokal.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa yang terjadi di masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi secara sistematis mengenai fakta-fakta (Nasir, 2003 dalam Azahro, 2013). Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian untuk mengientifikasi ketersediaan sarana dan prasarana permukiman pada perumahan sederhana perkotaan di Perumahan Perumnas Kota Kendari. Penulis mengumpulkan data dengan melakukan observasi lapangan, dokumentasi, serta simak dokumen. Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dimana data disajikan dalam bentuk kata-kata atau penjelasan. Selain itu penulis menggunakan metode komparasi yakni membandingkan kondisi yang ada dengan standar SNI serta analisis spasial sebagai acuan menyajikan data dalam bentuk Peta.

Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah merumuskan masalah (problem statement), menentukan tujuan penelitian, pembatasan substansi dan spasial, pengumpulan data, analisis dan interpretasi hasil, kesimpulan dan rekomendasi serta penulisan laporan. Metode deskriptif ini dianggap sesuai dengan penelitian yang dilakukan dimana penyusun hanya mencoba mengidentifikasi ketersediaan sarana prasarana lingkungan permukiman yang ada di Perumahan Perumnas Poasia Kota Kendari dengan melihat dan menganalisis kondisi ketersediaan dan persebaran sarana prasarana lingkungan permukimannya

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Berdasarkan pembagian wilayah administratif kota Kendari, lokasi Perumahan Perumnas Poasia terletak di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Poasia (Sumber: Kec. Poasia dalam angka 2016)

Lokasi penelitian berada dalam wilayah administratif Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari dengan batas-batas sebagai berikut (lihat Gambar 2):

Utara : Jl.Bunggasai Timur : Jl. Kijang

Selatan : Pesantren Putri Minhajussunnah Poasia Barat : BTN Wirabuana

(4)

Gambar 2. Pembagian Blok Perumnas Poasia (Sumber: Survey Lapangan, 2018) B. Kondisi Jaringan Jalan

Gambar 3. Kondisi Ketersediaan Jaringan Jalan (Sumber: Survei lapangan, 2018)

Kondisi jalan pada lokasi bervariasi, ada jalan yang sudah beraspal dan terdapat pula jalan perkerasan.

Sebagian jalan beraspal sudah rusak (berlubang dan bergelombang) dan sebagian kecilnya jalan masuk dalam lorong yang ada masih dalam kondisi baik serta masih terdapat jalan yang dalam proses perbaikan (lihat Gambar 3).

C. Kondisi Jaringan Drainase

Berikut merupakan eksisting titik-titik aliran drainase yang menerus ke sungai (lihat Gambar 4).

Gambar 4. Kondisi Jaringan Drainase (Sumber: Survei lapangan, 2018)

(5)

13 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Halu Oleo

Masalah yang umum pada sistem drainase yaitu limbah yang tidak mengalir (tergenang) kondisi ini umumnya terdapat pada saluran drainase pada jalan beraspal, jalan perkerasan, dan jalan tanah. Limbah yang tergenang tersebut diakibatkan oleh sampah masyarakat menumpuk pada saluran drainase. Hal ini dapat mengakibatkan meluapnya air di permukaan jalan maupun di halaman rumah pada saat hujan. Tempat pembuangan limbah cair yang menerus ke sungai juga sudah tercemari oleh sampah. Sebagian saluran masih berfungsi dan sebagian lagi sudah tidak berfungsi dengan baik dikarenakan oleh tersumbatnya jalur drainase yang akan mengalirkan limbah cair ke sungai.

D. Jaringan Persampahan

Gambar 5. Kondisi Persampahan (Sumber: Survei lapangan, 2018)

Sistem persampahan pada lokasi masih sangat buruk. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah awal mengakibatkan warga membuang sampah tidak pada tempatnya serta kurangnya kesadaran masyarakat yang terhadap kebersihan lingkungan perumahan. Sebagian warga perumahan menyediakan sendiri tempat sampah yakni tong sampah kecil yang hanya dapat memuat sampah dalam jumlah kecil. Selebihnya sampah-sampah tersebut dibiarkan terhambur di sekitaran tempat sampah tersebut (lihat Gambar 5).

E. Sarana Lingkungan Perumahan

Gambar 6. Kondisi Ketersediaan Sarana Perumahan Permukiman (Sumber: Survei lapangan, 2018)

Peta persebaran sarana yang tersedia pada lingkungan Perumahan Perumnas Poasia (lihat Gambar 6) yakni:

1) Sarana Peribadatan yaitu hanya terdapat masjid sebagai tempat beribadah.

2) Sarana Pendidikan dan Pengajaran seperti Sekolah Dasar (SD), dan terdapat 2 buah Taman Kanak-kanak (TK).

3) Sarana Kesehatan yaitu Puskesmas dan Apotik.

4) Sarana olahraga yaitu terdapat lapangan badminton dan futsal.

(6)

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang ada dan disesuaikan dengan gambar perencanaan di Perumahan Perumnas Poasia maka jenis fasilitas maupun sarana dan prasarana yang tersedia belum mencapai kondisi yang ideal. Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan sarana maupun prasarana belum mencapai standar dari pemenuhan fasilitas yang harus disediakan pada kawasan perumahan sesuai dengan standar SNI.

F. Identifikasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan SNI tentang standar perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan bahwa dalam suatu wilayah pemukiman harus menyediakan beberapa aspek sarana seperti sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana kesehatan, sarana pendidikan dan pembelajaran, sarana perdagangan dan niaga, sarana peribadatan, sarana kebudayaan dan rekreasi, serta sarana ruang terbuka, lapangan dan olah raga. Sementara untuk jenis prasarana /utilitas mencakup; jaringan jalan, jaringan drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan persampahan, jaringan listrik, jaringn telepon, serta jaringan transportasi lokal.

G. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Tabel 1. Sarana pemerintahan dan pelayanan umum.

No Sarana Pemerintahan berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan 1 Kantor pelayanan / administrasi pemerintah

dan kependudukan

Tidak ada 2 Kantor pelayanan utilitas dan jasa Tidak ada 3 Pos pelayanan keamanan dan keselamatan Tidak ada Sumber: Survey Lapangan, 2018

Dalam perencanaan permukiman dalam suatu wilayah mengacu pada peraturan standar yang telah ditetapkan SNI 03-1733-2004 maka salah satu sarana yang harus disediakan adalah sarana administrasi pemerintah dan kependudukan, sarana pelayanan utilitas dan jasa serta pos keamanan dan keselamatan. Namun di lokasi penelitian tidak terdapat jenis sarana administrasi pemerintah dan kependudukan, sarana pelayanan utilitas dan jasa serta pos keamanan termasuk balai pertemuan warga dan parkir umum (lihat Tabel 1.).

H. Sarana Pendidikan dan Pembelajaran

Tabel 2. Sarana pendidikan dan Pembelajaran.

No Sarana Pendidikan dan pembelajaran berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 TK ada

2 SD ada

3 SLTP Tidak ada

4 SMU Tidak ada

5 Taman Baca/PerpustakaanUmum Tidak ada Sumber: Survey Lapangan, 2018

Sarana pendidikan pada lokasi terdapat 2 (dua) sekolah jenjang TK (Taman Kanak-Kanak), dan 1 sekolah jenjang SD sedangkan pada lokasi tersebut tidak terdapat sarana pendidikan seperti SLTP dan SMU atau sederajat (lihat Tabel 2).

I. Sarana Kesehatan

Tabel 3. Sarana Kesehatan No Sarana Kesehatan berdasarkan

SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 Posyandu ada

2 Balai Pengobatan Warga Tida kada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Di perumahan perumnas Poasia, jenis sarana kesehatan yang ada berupa Posyandu namun belum terdapat Balai Pengobatan Warga (lihat Tabel 3).

(7)

15 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Halu Oleo

J. Sarana Peribadatan

Tabel 4. Sarana Peribadatan No Sarana Peribadatan berdasarkan SNI

03-1733-2004

Ketersediaan

1 Masjid ada

2 Saranaibadah agama lain Tidakada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Sarana peribadatan yang tersedia pada lokasi yaitu sarana peribadatan agama islam (masjid) dan tidak terdapat sarana peribadatan agama lain karena mayoritas penduduk pada lokasi penelitian yaitu mayoritas penganut agama Islam (lihat Tabel 4).

K. Sarana Perdagangan

Tabel 5. Sarana Perdagangan No Sarana Perdagangan berdasarkan

SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 Toko/Warung ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Sarana perdagangan yang tersedia pada lokasi yaitu hanya terdapat toko/warung mengacu pada SNI 03-1733- 2004 tentang jumlah penduduk pendukung untuk penempatan sarana perdagangan belum memenuhi syarat untuk pengadaan sarana perdagangan seperti pertokoan maupun pusat pertokoan dan lingkungan (lihat Tabel 5).

L. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

Tabel 6. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi No Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan 1. Balai Warga/Balai Pertemuan Tidak ada Sumber: Hasil Survey, 2018

M. Sarana Ruang Terbuka dan Lapangan Bermain

Tabel 7. Sarana Ruang Terbuka No Sarana Ruang Terbuka berdasarkan

SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1. Taman/Tempat Bermain ada

Sumber: Hasil Survey, 2018 N. Prasarana/Utilitas-Jaringan Jalan

Tabel 8. Prasarana Jaringan Jalan No Prasarana Utilitas /Jaringan Jalan

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Kondisi Jaringan jalan

Trotoar Drainase Bahu jalan

1. Jalan beraspal Tidak ada Ada Ada

2. Jalan perkerasan Tidak ada Buruk Ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Pada bagian jalan beraspal maupun perkerasan tidak terdapat/tidak tersedia trotoar untuk pejalan kaki, terdapat drainase di sepanjang jalan namun pada sebagian jalan beraspal drainase tersebut masih dalam kondisi buruk dan sebagian lagi masih bisa digunakan dengan baik. Begitu pula dengan jalan perkerasan, pada jalan perkerasan sudah terdapat drainase namun drainase tersebut ada yang masih bias digunakan namun kondisinya sudah buruk dan ada pula yang sudah tidak bisa digunakan karena tertutupi oleh sampah dan tanah (lihat Tabel 8).

(8)

O. Prasarana/Utilitas-Jaringan Drainase

Tabel 9. Prasarana Jaringan Drainase No Prasarana Utilitas /Jaringan Drainase

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Prasarana Keterangan

1. Badan penerima air Sumber air dari permukaan tanah/sungai

Ada Sumber: Hasil Survey, 2018

Pada lokasi penelitian terdapat sumber air dari permukaan tanah atau sungai. Sungai tersebut digunakan sebagai pembuangan limbah cair dari masyarakat (lihat Tabel 9).

P. Prasarana/Utilitas-Jaringan Air Bersih

Tabel 10. Prasarana Jaringan Air Bersih No Prasarana Utilitas /Jaringan Jalan

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1. Jaringan air bersih Ada

2. Kran umum Tidak ada

3. Hidran kebakaran Tidak ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Prasarana jaringan air bersih pada lokasi terdapat jaringan air bersih yang bersumber dari pipa PDAM. Tidak terdapat kran umum maupun Hidran sebagai antisipasi kebakaran (lihat Tabel 10).

Q. Prasarana/Utilitas-Jaringan Air Limbah

Tabel 11. Prasarana Jaringan Air Limbah No Prasarana Utilitas /Jaringan Air Limbah

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1. Septi tank Ada

2. Bidan resapan Ada

3. Jaringan Pemipaan air limbah Ada Sumber: Hasil Survey, 2018

R. Prasarana/Utilitas-Jaringan Persampahan

Tabel 12. PrasaranaJaringanpersampahan No Prasarana Utilitas /Jaringan Persampahan

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1. Tong sampah Ada

2. Gerobak sampah Tidak ada

3. Bak sampah (TPS) Tidak ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Jaringan persampahan pada lokasi tidak baik karena tidak disediakannya gerobak sampah sebagai pengangkut sampah dan bak sampah besar (TPS) sebagai penampung sampah sementara. Oleh sebab itu sampah- sampah masyarakat yang sudah terkumpul di buang di ruang terbuka dan tidak ada yang meneruskan ke TPA.

Hal ini terjadi karena kurangnya prasarana persampahan yang disediakan dalam suatu pemukiman (lihat Tabel 12).

S. Prasarana/Utilitas-Jaringan Listrik

Tabel 13. Prasarana Jaringan Listrik No Prasarana Utilitas /Jaringan Listrik

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 Jaringan listrik PLN ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

(9)

17 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Halu Oleo

T. Prasarana/Utilitas-Jaringan Telepon

Tabel 14. Prasarana Jaringan Telepon No Prasarana Utilitas /Jaringan Telepon

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 Jaringan telepon ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

U. Prasarana/Utilitas-Jaringan Transportasi Lokal

Tabel 15. Prasarana Jaringan Transportasi dan perparkiran No Prasarana Utilitas /Jaringan Jalan

berdasarkan SNI 03-1733-2004

Ketersediaan

1 Jaringan Transportasi Lokal ada

2 Jaringan sirkulasi Pedestrian Tidak ada

3 Jaringan parkir Tidak ada

Sumber: Hasil Survey, 2018

Prasarana jaringan sirkulasi pedestrian dan jaringan parkir belum tersedia, sementara padaSNI 03-1733-2004 bahwa pada perencanaan lingkungan permukiman dalam skala besar berpengaruh terhadap peningkatan pergerakan penduduk/warga, sehingga harus diimbangi dengan ketersediaan prasarana dan sarana jaringan transportasi umum lokal, jaringan sirkulasi pedestrian yang mendukung pergerakan dari menuju pusat kegiatan dan lingkungan hunian, serta jaringan parkir yang terintegrasi dalam daya dukung lingkungan yang disesuaikan dengan pusat kegiatan yang ada (lihat Tabel 15).

KESIMPULAN

Berdasarakan hasil pengamatan dan identifikasi yang telah dilakukan pada lokasi studi, maka dapat digambarkan bahwa untuk ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan perumahan yang sudah tersedia adalah sarana pendidikan setingkat TK dan SD, Posyandu, Masjid Warga, Toko/ Warung, Tempat bermain, Jaringan Drainase, Jaringan Air Bersih, dan Jaringan Jalan. Namun secara keseluruhan ketersediaan sarana dan prasarana sebagaimana yang dipersyaratkan ketersediaanya dalam standar perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan belum sepenuhnya terpenuhi. Hal ini dapat dilihat pada sarana pemerintahan dan pelayanan umum dan kesehatan dimana belum tersedia pos keamanan dan balai pertemuan dan serta taman bacaan serta balai pengobatan warga. Demikian halnya yang terkait dengan prasarana jaringan transportasi lokal belum tersedia trotoar atau pedestrian sebagai jalur dari pejalan kaki, jaringan drainase belum optimal, masih terdapat jaringan jalan dalam kondisi masih jalan perkerasan dan jalan tanah, belum tersedia hydran kebakaran, kran umum dan jaringan persampahan yang belum memadai. Sehubungan penelitian ini hanya mencakup identifikasi ketersedian sarana dan prasarana lingkungan perumahan maka untuk tindaklanjutnya dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui keterpenuhan sarana dan prasarana yang di lingkungan perumahan baik secara kuantitas maupun kualitasnya dengan merujuk pada standar dan tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan.

Sehingga demikian hasilnya dapat menjadi bahan masukan bagi pihak perencana maupun pengembang perumahan dalam penyiapan kebutuhan perumahan agar sesuai dengan standar sehingga dapat mendukung tercapainya kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adimagistra, T. dan Pigawati, B. (2016). Evaluasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Di Perumahan Puri Dinar Mas Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, Vol. 4, No. 1, hal: 58–66.

Anonim. (2016). Kecamatan Poasia Dalam Angka. Kota Kendari: Badan Pusat Statistik.

Azahro, Mustovia. (2013). Kajian Kehidupan Masyarakat Kampung Lama Sebagai Potensi Keberlanjutan Lingkungan Permukiman Kelurahan Gabahan Semarang. Jurnal PWK, Vol. 2, No. 3.

Badan Standarisasi Nasional. (2004). Standar Nasional Indonesia Nomor 03-1733- 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jakarta: BSN

Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2001). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, dan Pekerjaan Umum. Jakarta.

Massikki, M. N. (2005). Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana pada Lingkungan Permukiman. Jurnal Mektek, Vol. 7, No. 3.

(10)

Sastra M, S., & Marlina, E. (2006). Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Pemerintah Indonesia. (2011). Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Gambar

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Poasia  (Sumber: Kec. Poasia dalam angka 2016)
Gambar 2. Pembagian Blok Perumnas Poasia  (Sumber: Survey Lapangan, 2018)  B.  Kondisi Jaringan Jalan
Gambar 5. Kondisi Persampahan  (Sumber: Survei lapangan, 2018)
Tabel 4. Sarana Peribadatan  No  Sarana Peribadatan berdasarkan SNI

Referensi

Dokumen terkait

seluruh pesefia dengan ini diumumkan Daftar Pendek Calon Pesefta Seleksi Sederhana yang memenuhi syarat.. Bagi Konsultan yang lulus prakualifikasi akan diundang

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor: }27ll}lPokja 5lPTOl20l2 Tanggal 19 April 2012, maka dengan ini diumumkan Pemenang Pelelangan untuk

[r]

KOORDINATOR WAJIB HADIR PADA RAPAT DGN PANITIA KKN PADA HARI SABTU, 30 DESEMBER 2017 JAM 10.00 DI LPPM UNIGAL.. PERIODE I TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Instrumén nu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta kartu data jeung. sistem tabél atawa sistem

Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arahan yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada output menunjukkan adanya arahan yang sama. Dasar Pengambilan Keputusan

Maka, melihat dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan, bahwa pengertian ekspor adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang - barang dari daerah

[r]