• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Konseptual Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Konseptual Universitas Kristen Petra"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Konseptual

Pada penelitian yang berjudul proses komunikasi persuasif antara penjual dan calon pembeli online shop LeSimple Haus. Berikut beberapa definisi konseptual sebagai landasan dari penelitian yang dilakukan, diantaranya melakukan komunikasi melalui medium atau yang disebut Computer Mediated Comunication (CMC). DeVito memaparkan istilah Computer-Mediated Communication atau komunikasi yang dimediasi komputer, mengacu pada komuniasi antara orang-orang yang berlangsung melalui media computer (2009).

Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan pentahapan komunikasi persuasif. Effendy (2008) memaparkan pentahapan yang disebut AIDDA. AIDDA merupakan singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (kegiatan). Berdasarkan formula AIDDA, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kini upaya menumbuhkan minat. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sebagaimana diharapkan daripadanya.

Definisi konseptual lainnya adalah online shop yaitu “Online shopping is a form of electronic commerce whereby consumers directly buy goods or services from a seller over the Internet without an intermediary service. An online shop, eshop, e-store, Internet shop, webshop, webstore, online store, or virtual store evokes the physical analogy of buying products or services at a shopping centre.”

atau belanja online adalah suatu bentuk perdagangan elektronik di mana konsumen langsung membeli barang atau jasadari penjual melalui internet tanpa perantara. Sebuah toko online, eshop, toko, toko internet, webshop, webstore, toko online, atau toko virtual membangkitkan anaogi fisik untuk membeli produk atau jasa di pusat perbelanjaan (http://en.wikipedia.org/wiki/Online_shopping, 19 Desember 2011).

(2)

3.2. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang berasal dari pendekatan subjektif di mana riset kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya karena membutuhkan pemahaman yang mendalam dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang umum (Kriyantono, 2006).

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, dimana “deskriptif ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan” (Moleong, 2005, p. 211).

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian studi kasus (Pawito, 2007, p. 140). “Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”…

bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena masa kini dalam konteks kehidupan nyata” (Yin, 1996, p. 1). Pada metode ini juga dapat menambahkan dua sumber bukti, yaitu observasi dan wawancara sistematik (Yin, 1996, p. 12).

Dalam konteks penelitian komunikasi, studi kasus memiliki karakter dinamis di dalam penggunaanya untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai persoalan yang menarik dalam kehidupan sosial (Pawito, 2007, p. 143). Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Peneliti akan mengamati komunikasi yang dilakukan pemilik LeSimple Haus dan calon pembeli untuk mengumpulkan data yang kemudian akan peneliti analisis.

3.4. Sasaran Penelitian

Informan adalah orang di dalam penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. “Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Informan juga

(3)

berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal” (Moleong, 2005, p.132).

“Informan dipilih dengan menggunakan purposive sampling dimana informan ditentukan dengan cara diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitiannya” (Kriyantono, 2007, p. 154).

Kriteria-kriteria tersebut yaitu calon pembeli yang sudah pernah membuka online shop LeSimple Haus dan melakukan komunikasi dengan pemilik LeSimpe Haus, juga pemilik dari LeSimple Haus sendiri. Sedangkan calon pembeli akan didapatkan dengan metode snowball sampling, melalui informasi dari penjual.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2007).

3.5. Unit Analisis

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti tidak perlu membuat kerangka sampling untuk kemudian menentukan seperti dengan cara mengundi siapa yang akan ditetapkan menjadi sampel. Oleh karena itu teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif lebih mendasarkan diri kepada alasan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu (purposeful selection) sesuai dengan tujuan penelitian (Pawito, 2007). Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu. Para informan yang merupakan pemilik online shop dan calon pembeli.

Peneliti ingin mengamati komuniksi persuasif antara pemilik online shop LeSimple Haus dan calon pembeli yang telah melakukan komunikasi terhadap online shop tersebut.

3.6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis sumber data primer dan data sekunder.

3.6.1. Data Primer

“Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Dalam hal ini disebut juga data asli atau data baru” (Hasan, 2002, p. 82). Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil dari wawancara

(4)

dengan narasumber di lapangan, tidak menutup kemungkinan peneliti juga mewawancarai orang-orang di sekitar yang bisa mendukung penelitian ini.

3.6.2. Data Sekunder

“Data sekunder adalah sumber data yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dengan menggunakan studi kepustakaan, seperti buku-buku, jurnal, kamus, majalah, dan media massa lainnya” (Bungin, 2001, p. 128). Peneliti menggunakan buku-buku dan beberapa jurnal, serta sumber dari internet sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian peneliti.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan sebuah cara yang digunakan periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data di lapangan.

Wawancara adalah percakapan antara periset dengan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentrang suatu objek) yang bertujuan untuk mendapatkan informasi (Kriyantono, 2006). Dalam melakukan wawancara, peneliti harus melihat kesediaan dari sumber informan yang akan di wawancarai, hal ini harus dipertimbangkan mengingat kebenaran data yang akan diperoleh peneliti. Dari wawancara diharapkan peneliti mendapatkan informasi-informasi penting lainnya yang diperlukan oleh peneliti.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara pendahuluan dimana biasanya digunakan untuk mengenalkan periset kepada orang yang akan diriset, wawancara semistruktur dimana wawancaranya dilakukan secara bebas, tetapi tetap terarah pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu, dan yang terakhir adalah wawancara mendalam (depth interview) dimana wawancara ini adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam (Kriyantono, 2006).

Peneliti juga menggunakan observasi sebagai teknik pengumpulan data dimana observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa bantuan mediator untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek

(5)

tersebut. Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi non partisipan, dimana pada teknik ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan (Sukandar, 2004).

Peneliti akan mewawancarai langsung para pemilik LSH, menggunakan media Blackberry messenger, e-mail, Facebook, dan telepon. Selain itu, calon pembeli juga akan peneliti wawancara menggunakan media e-mail, Facebook, dan SMS (Short Message Service).

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 2005) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Menurut Kriyantono, data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat, atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi (Kriyantono, 2006). Teknik analisi data kualitatif adalah menganalisis berbagai data yang diperoleh dari lapangan berupa kalimat- kalimat hasil wawancara yang kemudian diklasifikasikan ke dalam katagori- katagori tertentu. Pengklasifikasian atau pengkatagorian ini harus mempertimbangkan keabsahan (valid), dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian, tingkat autensitasnya dan melakukan triangulasi berbagai sumber data.

Setelah diklasifikasikan, periset akan melakukan pemaknaan terhadap data.

“Dalam melakukan pemaknaan ini periset dituntut berteori untuk menjelaskan dan beragumentasi” (Kriyantono, 2006 , p. 193). Periset harus mengklasifikasikan data ke dalam kategori tertentu. “Setelah diklasifikasikan, periset melakukan pekamanaan terhadap data” (Kriyantono, 2006, p. 193).

Analisis data kualitatif dimulai dengan menganalisis data-data yang didapat peneliti dari lapangan, berupa kalimat-kalimat, dokumen-dokumen, catatan, dan dokumentasi. Data-data tersebut dikelompokkan keberbagai kategori atau golongan yang sesuai. Analisis data kualitatif menurut Seiddel (dalam Moleong, 2005, p. 248), prosesnya berjalan sebagai berikut:

1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

(6)

2) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeks

3) Membuat kategori data itu mempunyai makna, mencari, dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

3.9. Triangulasi

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. “Pemeriksaan keabsahan data ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti” (Moleong, 2005, p. 324).

Kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain” (Moleong, 2005, p. 330). Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori. “Triangulasi dengan menggunakan teori ini menunjuk kepada penggunaan teori yang bervariasi dalam menginterpretasikan data yang sama. Data mengenai pengaruh personal dapat dilihat dari perspektif teori yang beragam” (Pawito,2007, p. 100).

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Permasalahan dalam penelitian pada rancang bangun cross section water tube boiler adalah ingin mengetahui pengaruh level ketinggian air di dalam steam drum terhadap

5.2.3 Panitia mengeluarkan surat pemberitahuan Ujian Akhir Semester 5.2.4 Dosen pengampu matakuliah menyerahkan soal ke Panitia 5.2.5 Ketua Panitia memeriksa soal yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi daun dan batang kopi robusta ( Coffea robusta Lind) yang terinfeksi jamur di perkebunan kopi PT.. Ranulading,

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan suatu kegiatan baik di dalam ataupun di luar kelas yang dilakukan oleh pendidik (guru)

Berdasarkan percakapan tersebut dapat disimpulkan, bahwa alih kode tidak hanya terbatas pada pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain seperti dalam masyarakat dwibahasa

Pengaruh Pemberian Agensia Hayati Mikoriza (Acaulospora Tuberculata) Terhadap Intensitas Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L)

Variabel proses komunikasi yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap produktivitas kerja melalui variabel kepuasan kerja adalah variabel persepsi, ketepatan,