• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal. Analisis Isu Strategis Sawit Vol. I I, No.25/07/2021 MINYAK GORENG SAWIT DALAM PERUBAHAN KONSUMSI MINYAK GORENG DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Journal. Analisis Isu Strategis Sawit Vol. I I, No.25/07/2021 MINYAK GORENG SAWIT DALAM PERUBAHAN KONSUMSI MINYAK GORENG DI INDONESIA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MINYAK GORENG SAWIT DALAM PERUBAHAN KONSUMSI MINYAK GORENG DI INDONESIA

Oleh PASPI-Monitor

RESUME

Dalam platform Sustainable Development Goals (SDGs), isu pangan menjadi isu yang penting karena termuat dalam SDGs-2 dan juga berkaitan erat dengan SDGs-3. Minyak sawit telah menunjukkan kontribusinya sebagai bagian dari penyediaan bahan pangan (feeding the world).

Tidak hanya itu, produk pangan berbasis sawit salah satunya minyak goreng juga menjadi bagian dietary penting bagi masyarakat Indonesia yang juga turut berkontribusi ketahanan pangan nasional.

Dalam 40 tahun terakhir, industri sawit telah berkontribusi membawa perubahan besar pada industri minyak goreng di Indonesia. Peningkatan produksi minyak sawit yang cepat dan massif sehingga turut merubah pola industri minyak goreng yang awalnya berbasis minyak kelapa (coconut based cooking oil industry) menjadi industri minyak goreng sawit (palm oil based cooking oil). Hal ini berimplikasi pada peningkatan konsumsi minyak goreng per kapita meningkat 4 kali lipat, dimana sebagian besar merupakan minyak goreng sawit.

Palm ’ Journal

Analisis Isu Strategis Sawit Vol. I I, No.25/07/2021

(2)

PENDAHULUAN

Dalam platform Sustainable Development Goals (SDGs) periode tahun 2016-2030, masalah pangan menjadi isu yang penting. Secara spesifik isu pangan termuat dalam SDGs-2 yakni Zero Hunger yakni end hunger, achieve food security, nutrition improvement and sustainable agriculture. Selain itu, isu pangan juga mencakup dalam SDGs-3 (Good Health and Well-being), dimana isu kesehatan juga tidak dapat dipisahkan dengan pangan.

Kecukupan, keseimbangan dan keterjangkauaan nutrisi bagian penting dari kesehatan.

Kontribusi minyak sawit sebagai bagian dari penyediaan bahan pangan (feeding the world) telah diungkapkan (PASPI-Monitor, 2021). Minyak sawit merupakan top-4 sumber minyak nabati dunia. Bahkan pada beberapa/kawasan negara seperti India, Pakistan, Bangladesh, beberapa negara- negara Afrika dan Asia, minyak sawit merupakan sumber utama minyak nabati.

Untuk Indonesia, minyak goreng sangat penting sebagai bahan pangan yakni sebagai sumber energi dan lemak. Minyak goreng merupakan bagian dari ketahanan pangan nasional (Kasryno. 2015). Sejak tahun 1998, minyak goreng juga telah ditetapkan sebagai salah satu dari 9 bahan pokok (sembako) di Indonesia. Sebagai bagian dari sembako, ketersediaan dan keterjangkauan minyak goreng di seluruh daerah menjadi bagian dari tata kelola ketahanan pangan nasional.

Dalam 40 tahun terakhir telah terjadi perubahan besar dalam konsumsi minyak goreng di Indonesia. Selain konsumsinya meningkat, juga terjadi perubahan jenis minyak goreng maupun cara mengkonsumsinya. Perubahan tersebut terjadi seiring dengan perubahan produksi bahan baku minyak goreng di Indonesia.

Tulisan dalam artikel ini mendiskusikan terkait dinamika industri minyak goreng di Indonesia dalam periode 40 tahun terakhir.

Dinamika yang dimaksud berupa perubahan produksi bahan baku minyak goreng dan

perubahan konsumsi minyak goreng di Indonesia. Selain itu juga akan dibahas terkait kontribusi minyak goreng sawit dalam perubahan konsumsi minyak goreng Indonesia.

PERTUMBUHAN KONSUMSI MINYAK GORENG

Sebelum Indonesia menjadi produsen terbesar minyak sawit dunia, Indonesia juga dikenal sebagai negara “Nyiur Melambai”

atau produsen kopra terbesar dunia. Bahkan sampai saat ini Indonesia masih termasuk dalam Top-5 produsen kopra di dunia.

Berdasarkan data Statistik Kelapa Indonesia (Kementerian Pertanian, 2019), produksi minyak kelapa (Coconut Oil/CNO) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam 40 tahun terakhir, produksi CNO meningkat dari 1.6 juta ton tahun 1980, meningkat menjadi sekitar 3 juta ton tahun 2000, dan sedikit mengalami penurunan menjadi sekitar 2.8 juta ton tahun 2020 (Gambar 1).

Pada periode yang sama berdasarkan Statistik Kelapa Sawit (Kementerian Pertanian, 2020), produksi minyak sawit mengalami perkembangan yang revolusioner. Produksi minyak sawit meningkat dari sekitar 0.72 juta ton tahun 1980, meningkat menjadi sekitar 7 juta ton tahun 2000, dan melompat menjadi sekitar 49 juta ton tahun 2020. Produksi minyak sawit sebelum tahun 1990 masih lebih rendah dari produksi minyak kelapa, namun setelah tahun 1990 produksi minyak sawit telah melampaui produksi minyak kelapa.

Selama 40 tahun, produksi minyak sawit Indonesia meningkat 70 kali lipat, sementara produksi minyak kelapa meningkat 1.2 kali. Sehingga produksi minyak nabati Indonesia meningkat lebih dari 21 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 40 tahun terakhir tingkat ketersediaan minyak nabati nasional makin meningkat.

(3)

Gambar 1. Perkembangan Produksi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit di Indonesia Tahun 1980- 2020 (Sumber : Kementerian Pertanian, 2019)

Salah satu produk olahan minyak nabati (minyak sawit dan minyak kelapa) di Indonesia, khususnya di bidang pangan adalah minyak goreng. Seiring dengan peningkatan ketersediaan produksi minyak nabati tersebut, konsumsi per kapita minyak

goreng di Indonesia juga mengalami peningkatan lebih dari 4 kali lipat yakni dari sekitar 5.2 Kg/kapita tahun 1980 menjadi 10.7 Kg/kapita tahun 2000 dan terus meningkat menjadi 19.7 Kg/kapita tahun 2020 (Gambar 2).

Gambar 2. Konsumsi Minyak Goreng (Kg/kapita) di Indonesia Tahun 1980-2020 (Sumber : Kementerian Pertanian, BPS)

Peningkatan konsumsi per kapita minyak goreng dipengaruhi berbagai variabel seperti variabel kebijakan pemerintah (Larson, 1990; Sugyanto, 2001;

Djaenuddin and Gonarsyah, 2002; Ardana dan Sinaga, 2005). Konsumsi minyak goreng pada level rumah tangga dipengaruhi oleh variabel harga, pendapatan dan tingkat urbanisasi (Idroes, 2001; Ardana and Sinaga, 2005; Darmawan et al., 2006; Tety et al., 2009, Gaskell, 2015; Kojima et al., 2016;

Putra et al., 2019).

Untuk periode 1985-2010, konsumsi per kapita minyak goreng sawit di Indonesia

konsumsi minyak goreng sawit adalah variabel produk subsitusi yang mencapai 71 persen. Harga minyak minyak goreng kelapa sebagai (produk substitusi) yang lebih mahal dibandingkan dengan harga minyak goreng sawit, menyebabkan konsumsi minyak goreng sawit per kapita lebih besar pada level pendapatan yang tetap. Pertumbuhan pendapatan berkontribusi sekitar 19 persen pada peningkatan konsumsi minyak goreng sawit. Sementara itu, variabel urbanisasi dan harga minyak sawit berturut-turut berkontribusi sebesar 6 dan 4 persen pada peningkatan konsumsi minyak goreng sawit.

- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020

juta ton

Minyak Sawit Minyak Kelapa

- 5.00 10.00 15.00 20.00

1980 2000 2020

kg/kapita

(4)

PERUBAHAN KOMPOSISI KONSUMSI MINYAK GORENG

Perubahan produksi minyak nabati Indonesia dalam 40 tahun terakhir, juga disertai dengan perubahan komposisi konsumsi minyak goreng. Pada periode sebelum tahun 1990 dimana produksi

minyak kelapa masih lebih besar dari minyak sawit, sebagian besar konsumsi minyak goreng berupa minyak goreng kelapa. Misalnya pada tahun 1980, pangsa minyak goreng kelapa masih terbesar yakni 80 persen dari total konsumsi minyak goreng nasional (Gambar 3).

Gambar 3. Perubahan Pangsa Minyak Goreng Kelapa dan Minyak Goreng Sawit Dalam Konsumsi Minyak Goreng Nasional (Sumber: Kementerian Pertanian, BPS)

Setelah tahun 1990, produksi minyak sawit melaju signifikan melampaui laju produksi minyak kelapa. Seiring dengan peningkatan ketersediaan minyak sawit nasional yang makin melimpah, produksi dan konsumsi minyak goreng juga bergeser dari dominasi minyak goreng kelapa menjadi minyak goreng sawit.

Misalnya pada tahun 2000, sekitar 85 persen dari konsumsi minyak goreng nasional disumbang oleh minyak goreng sawit. Sedangkan pangsa minyak goreng kelapa turun drastis menjadi hanya sekitar 7 persen. Kondisi yang relatif sama juga terjadi hingga tahun 2020, dominasi minyak goreng sawit makin meningkat dalam konsumsi minyak goreng nasional.

Dengan kata lain dalam 40 tahun terakhir, terjadi perubahan yang revolusioner dalam komposisi konsumsi minyak goreng di Indonesia. Perubahan yang dimaksud adalah terjadinya subsitusi massif (subsitusi efek) dari minyak goreng kelapa ke minyak goreng sawit secara fundamental.

Sehingga terjadi perubahan dominasi minyak goreng kelapa menjadi dominasi minyak goreng sawit dalam konsumsi minyak goreng nasional. Hal ini menunjukkan bahwa peran minyak sawit

makin penting dan dominan dalam industri minyak goreng nasional.

Selain terjadinya subsitusi efek, selama 20 tahun terakhir juga terjadi perubahan dalam cara mengkonsumsi minyak goreng sawit. Konsumsi minyak goreng di luar rumah tangga makin penting bahkan lebih besar dibandingkan konsumsi minyak goreng dalam rumah tangga. Rata-rata pangsa konsumsi minyak goreng sawit pada rumah tangga sekitar 44 persen. Sedangkan pangsa konsumsi minyak goreng sawit di luar rumah tangga mencapai 56 persen.

Besarnya pangsa konsumsi minyak goreng sawit di luar rumah tangga tersebut, terkait dengan peningkatan pendapatan dan peningkatan urbanisasi. Kedua hal tersebut mendorong peningkatan konsumsi jasa catering (hotel, restauran, cafe) dan pertumbuhan industri produk pangan olahan yang meningkatkan penggunaan produk pangan berbasis minyak sawit termasuk minyak goreng.

KESIMPULAN

Dalam 40 tahun terakhir, industri sawit telah berkontribusi membawa perubahan besar pada industri minyak goreng di 20%

80%

0%

1980 43% 52%

5%

2000

97%

2%

1%

2020

Minyak Goreng Sawit

Minyak Goreng Kelapa

Minyak Goreng Lainnya

(5)

Indonesia. Perubahan yang dimaksud adalah, Pertama, peningkatan produksi minyak sawit yang cepat dan massif sehingga turut merubah pola industri minyak goreng yang awalnya berbasis minyak kelapa (coconut based cooking oil industry) menjadi industri minyak goreng sawit (palm oil based cooking oil). Kedua, peningkatan konsumsi per kapita minyak goreng nasional meningkat 4 kali lipat.

Peningkatan tersebut akibat konsumsi minyak goreng sawit yang bertumbuh relatif cepat.

Ketiga, Pergeseran konsumsi minyak goreng dari minyak goreng kelapa ke minyak goreng sawit. Sekitar 80 persen konsumsi minyak goreng nasional pada tahun 1980 adalah minyak goreng kelapa, namun konsumsi minyak goreng Indonesia tahun 2020 mengalami perubahan yang didominasi oleh minyak goreng sawit.

Keempat, Meningkatnya konsumsi minyak goreng di luar rumah tangga dan lebih besar dibandingkan dengan konsumsi minyak goreng dalam rumah tangga.

Konsumsi minyak goreng sawit dikonsumsi di rumah tangga hanya sekitar 44 persen, sedangkan 56 persen dikonsumsi di luar rumah tangga. Hal ini menunjukkan terjadinya perkembangan industri hilir yang menggunakan produk pangan berbasis sawit (termasuk minyak goreng sawit).

DAFTAR PUSTAKA

Ardana IK, BM. Sinaga. 2005. Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Eksternal Terhadap Industri Minyak Goreng Indonesia. Jurnal Littri. 11(3):

112 - 122.

Darmawan DHA, IW Rusastra, N Sjafaat.

2006. Kajian Permintaan Minyak Goreng pada Berbagai Golongan Pendapatan Segmen Pasar di Indonesia.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Djaenudin RD, I Gonarsyah. 2002. Analisis Pasar Domestik Minyak Goreng:

Dampak Kebijakan Pemerintah dan

Gaskell JC. 2015. The Role of Markets, Technology and Policy in Generating Palm Oil Demand in Indonesia. World Bank

Idroes A. 2001. Change of Coconut Oil Consumption in Indonesia: A Demand Behaviours Assesment at Household Level in The Last Ten Years. Cocoinfo International. 8(2): 20-22.

Kasryno F. 2015. The Economic Impacts of Palm Oil in Indonesia. The High Carbon Stock Study 2015.

Kementerian Pertanian. 2020. Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020:

Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Kementerian Pertanian 2019. Statistik Perkebunan Indonesia 2018-2020:

Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Kojima Y, Parcell J, Cain J. 2016. A Global Demand Analysis of Vegetable Oils for Food Use and Industrial Use. Bahan Presentasi Konferensi Agricultural and Applied Economic Association pada 31 Juli-2 Agustus 2016 di Boston, Massachusetts.

Larson D. 1990. The Indonesia Vegetable Oils Sector Modeling the Impactof Policy Changes. The World Bank.

[PASPI-Monitor] Palm Oil Agribusiness Startegic Policy Institute. 2021.

Kontribusi Industri Sawit: Feeding The World. Jurnal Monitor. 2(4): 299-304 Putra MAD, KB Susrusa, NWP Artini. 2019.

Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Minyak Goreng Curah di Kota Denpasar. Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 8 (2): 195-204.

Sugiyanto C. 2001. Modeling Demand for Indonesia Cooking oils. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 16(3):235 - 245.

Tety E, S Hutabarat, Asriati, Nofionna. 2009.

The Factor of Influencing on Consumption Cooking Oil in Indonesia.

Economic Journal of Economy Emerging Market. 1(2): 137-140.

(6)

Gambar

Gambar 1.  Perkembangan Produksi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit di Indonesia Tahun 1980- 1980-2020 (Sumber : Kementerian Pertanian, 2019)
Gambar 3.  Perubahan Pangsa Minyak Goreng Kelapa dan Minyak Goreng Sawit Dalam Konsumsi  Minyak Goreng Nasional (Sumber: Kementerian Pertanian, BPS)

Referensi

Dokumen terkait

• Pancasila sila kelima, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum,

Saat dilakukan analisis regresi logistik sederhana, variabel umur kehamilan lolos seleksi untuk dilanjutkan pada analisis regresi logistik ganda dan diperoleh hasil ada

This study used measurements of mRNAs encoding four synaptic vesicle proteins (synaptotagmin I [p65], rab3a, synaptobrevin 1, synaptobrevin 2) and two synaptic plasma membrane

Metode utama telah banyak dipakai dalam topik lainnya. Metode yang dipakai

- Ikatan Hidrogen, ikatan antar molekul yang bersifat sangat polar dan mengandung atom hidrogen. Ikatan hidrogen disebabkan oelh gaya tarik menarik antara atom hidrogen dari

27 Untuk membuat lubang pin, maka pilih permukaan yang ditunjukkan tanda panah, kemudian klik Sketch. 28 Buat sketch

In this research, it has been performed carbon activation of oil palm shells (CAC) prepared by chemical treatment as adsorbents of phenol and methylene blue (MB) in solution either

Berdasarkan Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor : 03.10.SS/ULP/SS -I/IX/2013 tanggal 23 September 2013, maka dengan ini kami umumkan Calon Rekanan yang masuk Daftar Pendek Terpilih