i
PERENCANAAN IMPLEMENTASI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING/EAP BERBASIS FRAMEWORK ZACHMAN PADA PERGURUAN TINGGI
SWASTA DI TASIKMALAYA
TESIS
DEDDY SUPRIADI 14000258
PPROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMPUTER
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NUSAMANDIRI
JAKARTA 2013
ii
iii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang Penulisan ... 1
1.2. Permasalahan Penelitian... 2
1.2.1. Identifikasi Masalah ... 3
1.2.2. Batasan Masalah... 3
1.2.3. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 4
1.2.3. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 LANDASAN/KERANGKA PEMIKIRAN... . 2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.2. Landasan Teori ... 7
2.2.1. Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture) ... 7
2.2.2. Kerangka Kerja Zachman (Zachman Framework) ... 10
2.2.3. Perencanaan Arsitektur Enterprise ... 13
2.2.4. Pengantar Enterprise Archtecture Planning (EAP) ... 14
2.2.5. EAP Dalam Zachman Framework ... 16
2.2.6. Pemodelan Bisnis ... 20
2.2.7. Katalog Sumber Daya Informasi ... 24
2.2.8. Arsitektur Data ... 26
2.2.9. Arsitektur Aplikasi ... 29
2.2.10. Arsitektur Teknologi ... 31
2.2.11. Rencana Implementasi ... 32
2.3. Kerangka Pemikiran ... 34
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 3.1. Jenis Penelitian ... 36
3.1.1. Perancangan Penelitian ... 36
3.2. Analisa Rantai Nilai PTS di Tasikmalaya ... 36
iv
3.2.1. Identifikasi Entitas Bisnis Pada Setiap Area Fungsi ... 36
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 38
3.3.1. Dekomposisi Fungsi dan Proses ... 39
3.3.2. Peluang Perbaikan Fungsi ... 42
3.4. Arsitektur Data ... 44
3.5. Arsitektur Teknologi ... 50
3.5.1. Prinsip dan Platform Teknologi ... 50
3.5.2. Distribusi Data dan Aplikasi ... 53
3.5.3. Konfigurasi Teknologi Konseptual ... 53
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1. Urutan Implementasi Aplikasi ... 56
4.2. Estimasi Rencana Implementasi ... 72
4.3. Faktor Penentu Sukses (CSF) Implementasi ... 73
4.4. Implementasi Platform Teknologi ... 74
4.5. Sistem Operasi ... 76
4.6. Manajemen Basis Data ... 77
4.7. Aplikasi ... 79
4.8.. Perangkat Keras ... 83
4.9. Komunikasi ... 85
4.10. Komputasi Pemakai ... 87
4.11. Keamanan ... 88
BAB 5 PENUTUP ... 5.1. Kesimpulan ... 93
5.2. Saran ... 93
DAFTAR REFERENSI ... 94
DAFTAR LAMPIRAN ... 96
v ABSTRAKSI
Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang elemen-elemen yang berbeda dalam suatu organisasi/enterprise secara keseluruhan sebagai satu kesatuan yang utuh. Untuk mengembangkan dan mengelola arsitektur enterprise perlu diadopsi atau dikembangkan sendiri framework dan proses/metodologi untuk arsitektur enterprise.
Framework arsitektur enterprise mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut. Proses/metodologi arsitektur enterprise sendiri merupakan suatu pedoman bagaimana cara mengembangkan atau mengelola arsitektur enterprise.
Zachman Framework adalah salah satu framework untuk arsitektur enterprise yang menyediakan cara klasifikasi elemen arsitektural. Pemahaman akan framewok ini akan berguna dalam pengembangan atau pengelolaan arsitektur enterprise dan untuk menentukan metodologi arsitektur enterprise yang mana yang akan dipakai.
Perencanaan Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture Planning/EAP) merupakan salah satu metodologi arsitektur enterprise yang berbasis Zachman Framework. EAP memberikan hasil berupa cetak biru TI, yaitu arsitektur data, aplikasi, dan teknologi sebagai pedoman kebutuhan TI. Berhubung EAP pada dasarnya juga merupakan metodologi untuk perencanaan SI (sistem informasi) maka EAP juga menghasilkan rencana implementasi.
Pemodelan bisnis selaku salah satu tahap EAP merupakan proses membuat model bisnis sebagai suatu bentuk representatif yang mendefinisikan bisnis. Model bisnis berisikan fungsi-fungsi bisnis yang dijalankan enterprise. Model bisnis akan dimanfaatkan sebagai dasar dalam mendefinisikan ketiga arsitektur dan membuat rencana implementasi. Dalam memodelkan bisnis, pengetahuan mengenai bisnis dan informasi yang digunakan dalam melangsungkan bisnis dihimpun.
Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefinisikan jenis data yang utama dalam mendukung fungsi bisnis yang telah didefinisikan dalam model bisnis.
Arsitektur data adalah salah satu dari ketiga arsitektur dalam EAP, dan merupakan arsitektur yang didefinisikan pertama sekali dengan pertimbangan bahwa data (informasi) yang berkualitas adalah produk mendasar dari SI.
Kata kunci: arsitektur enterprise, cetak biru, zachman framework, perencanaan, EAP, arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, keselarasan.
1 Latar Belakang
Informasi adalah sumber daya strategis organisasi yang memiliki peran menentukan bagi keberhasilan bisnis dan pendorong lahirnya inovasi-inovasi baru. Melalui informasi pengetahuan (knowledge) tentang para pesaing dan pelanggan akan dapat dikenali dengan baik, sehingga membantu dalam menentukan arah pengembangan bisnis di masa mendatang.
Secara umum enterprise dapat diartikan sebagai organisasi (profit dan non profit) yang mengandung makna ‘upaya untuk mengatasi tantangan”, sehingga enterprise dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang tengah berkembang dalam berbagai tantangan perubahan. Salah satu strategi yang banyak diterapkan saat ini adalah penerapan Sistem Informasi (SI) dengan Teknologi Informasi (TI) sebagai penunjangnya. Untuk menjamin tercapainya tujuan organisasi dengan dukungan SI, maka pembangunan SI harus selaras strategi bisnis enterprise.
Menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan iklim persaingan global yang demikian ketat, setiap organisasi memerlukan keterpaduan arah agar dapat menerapkan langkah-langkah efektif dan mampu mengelola sumber daya miliknya secara efisien yang diformulasikan kedalam strategi organisasi atau strategi bisnis enterprise.
Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perencanaan SI adalah pendekatan perencanaan arsitektur enterprise (Enterprise Architecture Planning (EAP) yang dikemukakan oleh Spewak (1992). Pendekatan ini berbeda dengan pendekatan perencanaan SI tradisional yang berdasarkan pada dorongan proses (process driven) dan perkembangan teknologi semata (technology driven).
Sementara EAP menggunakan pendekatan berdasarkan dorongan data (data driven) dan bisnis (bussines driven).
EAP merupakan proses pendefinisian arsitektur bagi penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk menerapkan arsitektur- arsitektur (blue print) yang merupakan landasan bagi penerapan SI, sehingga selaras dengan tujuan bisnis enterprise dan memiliki kemampuan dalam menghadapi perubahan, serta tantangan bisnis di masa mendatang.
2
Dikarenakan dengan terdapatnya cetak biru dari enterprise yang sedang saat ini berkembang, dalam hal ini Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayah Tasikmalaya akan bermanfaat secara internal dan eksternal.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Belum terdapat blue print arsitektur enterprise dan rencana implementasinya b. Membuat blue print dan rencana implementasinya merupakan perencanaan SI
secara utuh yang memuat penjelasan tentang posisi SI sedang berjalan, yang akan dibuat, dan bagaimana cara mencapainya di Perguruan Tinggi Swasta di Tasikmalaya.
Batasan Masalah
Pada pelaksanaannya penyusunan tesis ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan yang merupakan fungsi bisnis utama Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Tasikmalaya dan fungsi-fungsi bisnis pendukungnya yaitu fungsi kemahasiswaan, sarana dan keuangan sebagai ruang lingkup penelitian.
b. Metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) dari Spewak (1992) yang digunakan untuk menghasilkan blue print tingkat tinggi arsitektur enterprise beserta rencana implementasinya
c. Kerangka kerja (Framework) untuk arsitektur enterprise adalah kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) yang digunakan sebagai cara pandang dalam pembangunan arsitektur enterprise.
Rumusan Masalah
Pada penyusunan tesis ini dibuatkan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana membangun model bisnis fungsional dari enterprise yang
dilengkapi dengan hasil analisis kondisi sistem aktual dan teknologinya.
b. Bagaimana Membangun arsitektur enterprise yang terdiri dari arsitektur data, aplikasi dan teknologi.
c. Bagaimana menyusun rencana implementasi arsitektur enterprise.
3 Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Urutan Implementasi Aplikasi
Matriks aplikasi ke entitas data sebagai salah satu produk dari arsitektur aplikasi mendeskripsikan penggunaan data oleh aplikasi. Suatu aplikasi dapat menciptakan (C), membaca (R), dan mengubah (U), atau tidak mengakses suatu entitas data sama sekali. Kegunaan matriks ini adalah:
1. Menunjukkan di mana terdapat kondisi berbagi pakai data dalam arsitektur aplikasi
2. Digunakan untuk membuat urutan implementasi aplikasi dengan prinsip
”aplikasi yang menciptakan suatu data seharusnya diimplementasikan terlebih dulu dibandingkan aplikasi yang menggunakan data tersebut”.
Berdasarkan prinsip ”aplikasi yang menciptakan suatu data seharusnya diimplementasikan terlebih dulu dibandingkan aplikasi yang menggunakan data tersebut” dan langkah-langkah optimisasi, urutan implementasi aplikasi yang bersifat data-driven dapat dihasilkan. Langkah-langkah optimisasi matriks tersebut adalah sebagai berikut:
1. Upayakan pergeseran baris matriks (aplikasi) dengan entri yang sedikit ke atas, sebaliknya baris matriks dengan entri yang banyak akan tergeser ke bawah dengan susunan entri C yang menyebar dari kiri ke kanan
2. Upayakan pergeseran kolom matriks (data) dengan entri yang banyak ke kiri, sebaliknya kolom matriks dengan entri yang banyak akan tergeser ke kanan dengan susunan entri C yang menyebar dari atas ke bawah.
Optimisasi yang telah dilakukan akan membentuk matriks seperti ilustrasi pada Gambar 4.9 Matriks ini menyiratkan bahwa aplikasi yang akan menciptakan suatu data telah terlebih dulu diimplementasikan sehingga data yang diciptakannya itu dapat digunakan oleh aplikasi yang akan diimplementasikan selanjutnya.
4
Urutan Pengembangan
DATA
A P L IK A S I
Aplikasi yang menciptakan data Aplikasi yang bersifat data dependent
Gambar 4.1
Hasil optimisasi matriks untuk memperlihatkan urutan aplikasi
Aplikasi yang telah diurutkan sedemikian rupa dikelompokkan menjadi proyek- proyek implementasi. Proyek implementasi terutama berguna jika ada beberapa aplikasi yang saling bergantung dalam kebutuhan data sehingga harus diimplementasikan secara bersamaan. Matriks yang memperlihatkan urutan implementasi aplikasi dan proyek-proyeknya disajikan dalam Tabel 4.1
Data dependency walaupun merupakan faktor yang utama tapi bukanlah satu- satunya faktor penentu urutan aplikasi. Jika dibutuhkan, faktor-faktor lainnya seperti: kebutuhan, manfaat, risiko, dampak organisasi, dan lain-lain dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan faktor-faktor tambahan lainnya hendaknya tidak mengubah urutan implementasi aplikasi lebih dari 20%. Dengan perubahan yang terlalu besar, organisasi harus menanggung beban yang besar.
Berikut ini merupakan deskripsi entitas dan relasi dalam arsitektur data. Dapat dijelaskan dan dapat dimanfaatkan untuk kemudahan pembacaan. Dapat diuraikan sebagai berikut :
5 Tabel 4.1 Entitas dan Relasi
Hal Keterangan
No. Entitas Nomor entitas
Entitas Nama entitas (ditulis secara lengkap) Deskripsi Penjelasan mengenai entitas
Atribut Satu atau beberapa karakteristik dari entitas (tidak semua atribut entitas dituliskan). Karakteristik entitas yang diberi tanda * (asterisk) dapat berlaku sebagai identifier/pengenal entitas.
Turunan Entitas yang merupakan entitas utama yang menurunkan beberapa karakteristik untuk entitas yang bersangkutan.
Kardinalitas Relasi
Keterangan
(1,0) Relasi melibatkan satu entitas, bisa juga tidak (1,1) Relasi melibatkan satu dan tepat satu entitas
(M,0) Relasi melibatkan beberapa entitas, namun tidak harus (M,1) Relasi melibatkan beberapa entitas, minimal satu
6 Tabel 4.2 Deskripsi entitas
No. : 1
Entitas : Panitia PMB
Deskripsi : Pegawai yang ditetapkan untuk melaksanakan penerimaan mahasiswa baru dalam suatu periode yang ditentukan
Atribut : - Periode * - Nip*
- Nama Pegawai
No. : 2
Entitas : Program Studi
Deskripsi : Menjelaskan program studi yang ada di PTS tersebut Atribut : - Nama Program Studi*
- Status Akreditasi
No. : 3
Entitas : Jadwal PMB
Deskripsi : Kegiatan-kegiatan PMB beserta dengan waktu pelaksanaannya
Atribut : - Tanggal*
- Waktu*
- Kegiatan
No. : 4
Entitas : Kalender Akademik
Deskripsi : Kegiatan-kegiatan akademik beserta waktu pelaksanaannya pada suatu periode tertentu.
Atribut : - Periode Akademik*
- Waktu*
- Kegiatan
No. : 5
Entitas : Pemasaran
Deskripsi : Kegiatan mempublikasikan PTS dan penerimaan mahasiswa baru
Atribut : - Kegiatan Pemasaran*
- Biaya Pemasaran*
7
No. : 6
Entitas : Analisis Kebutuhan
Deskripsi : Kebutuhan pasar yang diperoleh dari survei pasar dan analisis tren
Atribut : - Survei Pasar - Analisis Tren
No. : 7
Entitas : Media Massa
Deskripsi : Media-media massa yang akan digunakan untuk mempublikasikan PTS.
Atribut : - Nama Media Massa*
- Jenis Media Massa
No. : 8
Entitas : SMU dan Sederajat
Deskripsi : Lembaga pendidikan formal tingkat atas Atribut : - Nama SMU* dan Sederajat
- Alamat SMU dan Sederajat
No. : 9
Entitas : Peserta PMB
Deskripsi : Siswa SLTA tingkat akhir atau lulusan SLTA Atribut : - No Peserta*
- Nama Peserta - Status Kelulusan
No. : 10
Entitas : Peserta USMS
Deskripsi : Siswa SLTA tingkat akhir yang menjadi peserta PMB yang mengikuti seleksi melalui jalur USMS
Atribut : - No Peserta*
- No USMS Turunan : 9 (Peserta PMB)
No. : 11
Entitas : Peserta Ujian
Deskripsi : Peserta PMB yang mengikuti seleksi melalui jalur ujian Atribut : - No Peserta*
- Gelombang Ujian Turunan : 9 (Peserta PMB)
8
No. : 12
Entitas : Soal Ujian PMB
Deskripsi : Soal yang akan digunakan untuk menyeleksi peserta PMB melalui jalur ujian
Atribut : - Kode Soal*
- Pertanyaan - Jawaban
No. : 13
Entitas : Mahasiswa
Deskripsi : Peserta didik yang terdaftar dan belajar Atribut : - Nim*
- Nama Mahasiswa
No. : 14
Entitas : Registrasi Kuliah Deskripsi : Pengambilan mata kuliah Atribut : - Status Registrasi
- Kelas
No. : 15
Entitas : Mata Kuliah
Deskripsi : Seperangkat rancangan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan dan ketrampilan tertentu.
Atribut : - Kode Mata Kuliah*
- Nama Mata Kuliah - SAP
- Silabus
No. : 16
Entitas : Nilai
Deskripsi : Nilai yang didapatkan mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah tertentu
Atribut : - Pengambilan Ke - Nilai Huruf
9 No. : 17
Entitas : Jadwal Kuliah
Deskripsi : Plot waktu pelaksanaan kuliah Atribut : - Kode Jadwal
- Hari - Waktu
No. : 18
Entitas : Jadwal Ujian
Deskripsi : Waktu dan tempat pelaksanaan ujian Atribut : - Tanggal Ujian
- Waktu Ujian - Ruang Ujian
No. : 19 Entitas : Alumni
Deskripsi : Seorang yang telah menyelesaikan suatu program studi diperguruan tinggi
Atribut : - No Alumni - Nama Alumni - Alamat Alumni - Pekerjaan Alumni No. : 20
Entitas : Absensi Kuliah
Deskripsi : Pencatatan kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan Atribut : - Tanggal Kuliah
No. : 21
Entitas : Absensi Dosen
Deskripsi : Pencatatan kehadiran dosen dalam perkuliahan Atribut : - Tanggal Mengajar
No. : 22 Entitas : Dosen
Deskripsi : Tenaga pelaksana tri dharma perguruan tinggi dengan tugas pokok pengajar
Atribut : - Kode Dosen*
- Nama Dosen
10
No. : 23
Entitas : Dosen Biasa
Deskripsi : Tenaga pengajar yang tergolong sebagai pegawai PTS Atribut : - Kode Dosen*
- Nip Turunan : 22 (Dosen)
No. : 24
Entitas : Dosen Luar Biasa
Deskripsi : Tenaga pengajar yang tidak memiliki ikatan kepegawaian dengan PTS
Atribut : - Kode Dosen*
Turunan : 22 (Dosen)
No. : 25
Entitas : Dosen Tamu
Deskripsi : Tenaga pengajar yang diundang untuk mengajar di institusi selama jangka waktu tertentu
Atribut : - Kode Dosen*
Turunan : 22 (Dosen)
No. : 26
Entitas : Mitra Kerja Sama
Deskripsi : Lembaga atau organisasi yang bersedia menyediakan lokasi untuk pelaksanaan kuliah nonreguler
Atribut : - Kode Mitra - Nama Mitra
No. : 27
Entitas : Anggaran
Deskripsi : Perkiraan pendapatan dan pengeluaran dalam periode satu tahun
Atribut : - Periode*
- MTA*
No. : 28 Entitas : Realisasi
Deskripsi : Transaksi yang berhubungan dengan keluar masuknya uang Atribut : - No. Transaksi*
11
No. : 29
Entitas : Pendapatan
Deskripsi : Uang masuk untuk PTS Atribut : - No. Transaksi*
- Besar Pendapatan Turunan : 28 (Realisasi)
No. : 30
Entitas : Pengeluaran
Deskripsi : Uang keluar dari PTS untuk pembayaran Atribut : - No. Transaksi*
- Besar Pengeluaran Turunan : 28 (Realisasi)
No. : 31 Entitas : Asumsi
Deskripsi : Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan rencana anggaran
Atribut : - Asumsi
No. : 32 Entitas : Pesaing
Deskripsi : Data eksternal yang memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pesaing
Atribut : - Nama Pesaing*
No. : 33 Entitas : Pelamar
Deskripsi : Calon kandidat karyawan Atribut : - Nama Pelamar
- Posisi yang Diinginkan
No. : 34
Entitas : Personil
Deskripsi : Sumber daya manusia yang dipekerjakan di PTS Atribut : - Status Kepegawaian
- Jabatan Struktural - Jabatan Fungsional
12 No. : 35
Entitas : Absensi Personil
Deskripsi : Catatan kehadiran pegawai pada hari kerja Atribut : - Tanggal*
No. : 36 Entitas : Cuti
Deskripsi : Hak untuk tidak bekerja dalam jangka waktu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku
Atribut : - Jenis Cuti
No. : 37 Entitas : Gaji
Deskripsi : Bayaran berkala untuk pegawai tetap yang meliputi gaji dasar, lembur, tunjangan, dan potongan
Atribut : - Periode Gaji - Gaji Bersih
No. : 38
Entitas : Tunjangan Lain
Deskripsi : Tunjangan yang diberikan di luar gaji Atribut : - Periode Tunjangan
- Jenis Tunjangan
No. : 39 Entitas : Honor
Deskripsi : Honor mengajar, honor kepanitian atau honor lainnya yang tidak termasuk gaji
Atribut : - Periode Honor - Jenis Honor
No. : 40
Entitas : Pelatihan
Deskripsi : Pengembangan kompetensi melalui jalur non formal Atribut : - Nama Pelatihan
No. : 41
Entitas : Pendidikan
Deskripsi : Pengembangan kompetensi melalui jalur formal Atribut : - Gelar
No. : 42
13 Entitas : SKI
Deskripsi : Evaluasi kinerja pegawai sebagai dasar pembinaan dan pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada pegawai Atribut : - Periode
- Nilai No. : 43
Entitas : Tenaga Penunjang Akademik
Deskripsi : Pegawai PTS yang tidak melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi melainkan hanya menunjang aktifitas tri dharma tersebut
Atribut : - Nip*
Turunan : 34 (Personil)
No. : 44 Entitas : Logistik
Deskripsi : Segala aspek yang menyangkut atau berkenaan dengan
peralatan atau perlengkapan dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang terdiri atas Barang dan atau jasa untuk emnunjang kegiatan operasional
Atribut : - No Logistik*
No. : 45
Entitas : Pesanan Pengadaan
Deskripsi : Realisasi pengadaan barang dan atau jasa Atribut : - No. Pesanan
- Tanggal Pesanan
No. : 46 Entitas : Faktur
Deskripsi : Daftar harga yang harus dibayar sesuai dengan pengadaan Atribut : - No. Faktur
No. : 47
Entitas : Rencana Kebutuhan
Deskripsi : Daftar kebutuhan pengadaan barang dan atau jasa yang disusun oleh suatu unit organisasi
Atribut : - Kebutuhan - Unit Organisasi
14 No. : 48
Entitas : Vendor
Deskripsi : Penyedia barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan Atribut : - Kode Vendor*
- Nama Vendor
Relasi yang terdapat antara entitas-entitas Tabel 4.3 Relasi Antar Entitas
Nama Relasi Entitas 1 Kardinalitas Entitas 2
berasal dari Peserta PMB (M,1) : (1,1) SMU dan Sederajat ditempatkan Pemasaran (M,0) : (M,0) Media Massa memperhatikan
hasil
Pemasaran (M,1) : (M,0) Analisis Kebutuhan ditargetkan Pemasaran (M,0) : (M,0) SMU
promosi Pemasaran (M,1) : (M,1) Program Studi memperhatikan Jadwal PMB (M,1) : (M,1) Pemasaran melaksanakan Panitia PMB (1,1) : (M,1) Pemasaran menyeleksi Panitia PMB (1,1) : (M,1) Peserta PMB mengacu Jadwal PMB (M,1) : (1,1) Kalender
Akademik mengerjakan Peserta Ujian (M,1) : (M,1) Soal Ujian PMB menjadi Mahasiswa (1,1) : (1,0) Alumni
wali Dosen Biasa (1,1) : (M,0) Mahasiswa
mendaftar Mahasiswa (1,1) : (M,0) Registrasi Kuliah mengambil Registrasi Kuliah (M,0) : (1,1) Mata Kuliah mendapat Registrasi Kuliah (1,1) : (M,1) Nilai
mengasuh Dosen (1,1) : (M,0) Registrasi Kuliah kuliah nonreguler Registrasi Kuliah (M,0) : (1,0) Mitra Kerja Sama kuliah Jadwal Kuliah (1,0) : (M,0) Registrasi Kuliah absensi Registrasi Kuliah (1,1) : (M,0) Absensi Kuliah dicatat Mata Kuliah (1,1) : (M,0) Absensi Dosen
mengisi Dosen (1,1) : (M,0) Absensi Dosen
studi Mahasiswa (M,1) : (1,1) Program Studi bertanggung
jawab
Program Studi (1,1) : (M,1) Mata Kuliah membawahi Program Studi (1,1) : (M,1) Dosen ujian Mata Kuliah (1,1) : (M,0) Jadwal Ujian
15
menguji Dosen (1,1) : (M,0) Jadwal Ujian
monitoring Anggaran (1,1) : (M,1) Realisasi berdasarkan
strategi dan kebijakan
Asumsi (M,1) : (M,0) Pesaing
berdasarkan kesejahteraan
Asumsi (1,0) : (M,0) Personil berdasarkan
kualitas dan kuantitas
Asumsi (1,0) : (M,0) Mahasiswa
memanfaatkan Anggaran (M,1) : (M,1) Asumsi mengikuti Personil (1,1) : (M,0) Pelatihan mendapat Personil (1,1) : (M,1) Gaji dibayarkan Personil (1,1) : (M,1) Honor
memperoleh Personil (1,1) : (M,1) Tunjangan Lain
melamar Pelamar (1,1) : (1,0) Personil
menyediakan Vendor (1,1) : (M,1) Logistik diwujudkan Rencana
Kebutuhan
(M,1) : (M,1) Pesanan Pengadaan diberikan ke Pesanan
Pengadaan
(M,1) : (1,1) Vendor pengadaan Pesanan
Pengadaan
(1,1) : (M,1) Logistik mengeluarkan Vendor (1,1) : (M,1) Faktur menagih
pembayaran
Faktur (1,1) : (M,1) Logistik
16 Tabel 4.4
Matriks Aplikasi ke Data yang telah Dioptimasikan Entitas
Aplikasi
19 C C C C CR C C C C
3 R R CRU CR CRU CR R
1 R R CRU CRU CRU
2 R CRU CRU R R
6 R R R R R CR CRU CR R
4 R R R C C
5 R R CRU R
13 R R R R R RU R CRU R
7 R R R R
8 R R R R R R R CRU
9 R R R R R R R R C C
10 R R R R R R R CRU
11 R R R R R R R R
12 R R R R R R R CRU R
14 R R R R R R R R R
15 RU C
16 R R R R R R CRU R CRU CRU R R R R
17 R R R RU CRU CR CR CR R R R RU
18 R R R R R R R CR C C R R
20 RU RU RU RU RU RU CRU
22 R R CRU CR CR
21 R R R R R RU RU R
23 CRU
24 R R CRU C
25 RU R C CRU
43 27 28 29 30 48 47 45 46 44
33 34 40 41 31 37 38 39 42 35 36
22 23 24 25 11 12 15 32 13 14 16 17 20 21 18 26 19
1 3 4 5 6 7 8 9 10 2
17 Tabel 4.5
Matrik Data ke Fungsi Bisnis
Entitas Fungsi
1.1.1.1 C R R
1.1.1.2 R R
1.1.1.3 U R
1.1.1.4 C R
1.1.2.1 CR
1.1.2.2 R R C CRU
1.1.2.3 R R RU R CR R
1.1.2.4 R R R
1.1.3.1.1 R R R
1.1.3.1.2 R CRU CRU
1.1.3.2.1 CRU R
1.1.3.2.2 R CRU CRU
1.1.3.2.3 R R R
1.1.3.2.4 R R RU
1.1.4 R C C R R
1.2.1 R CR CR CRU R R
1.2.2 CR
1.2.3.1 R
1.2.3.2 R C R
1.2.3.3 R
1.2.4 R CRU R
1.2.5.1 R R R CRU R R R R
1.2.5.2 R R R R R R R R
1.2.5.3 R C C R R R R
1.2.5.4 R R R CRU R R R R
1.2.6.1 R R R CRU R
1.2.6.2 R R R R R R
1.2.7 R R R R
1.2.8 R CRU R R R R
1.2.9 RU R R R
1.2.10 RU R
1.2.11 RU R R
1.2.12 R R R R R R R R R
1.3.1 RU
1.3.2 RU R
1.3.3 R R
1.3.4 R R R R
1.3.5 RU C
2.1.1.1 R R
2.1.1.2 R CR CR R R R R R R R
2.1.1.3 R CRU CRU RU R R R R R R R
2.1.2 R R
2.1.3 R R R R
2.1.4 RU R R R
2.2.1 CR CR CR
2.2.2 R R R
2.2.3 R RU CRU CR CR
2.2.4.1 CR CR R R R RU
2.2.4.2 C C R R R
3.1.1 C R R
3.1.2 RU CR R R R
3.1.3 C C R R
3.1.4 C R C R R R
3.1.5 R C R R R R R R
3.1.6 R R R
3.2.1 CRU RU RU RU RU RU RU
3.2.2 CR C C C C C C C C
3.2.3 R RU RU RU RU RU RU
3.2.4 R R R R R R RU RU
4.1.1 CRU
4.1.2 R R CRU C
4.1.3 R C C
4.2.1 RU
4.2.2 RU R
4.2.3 R
17 20
1 3 6 5 7 8 9 10 12 11 13 14 32 2 15 4 21 18 26 16 19 31 27 28 29 30 37 36 35 38 39 42 33 34 22 23 24 25 43 40 41 48 47 45 46 44
18
Ada tiga skenario yang dapat digunakan jika suatu aplikasi dipercepat implementasinya:
1. Bangun antarmuka sementara ke data yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan aplikasi akan data.
2. Tambahkan kemampuan menciptakan dan mengubah data pada aplikasi tersebut.
3. Pisahkan bagian dari aplikasi yang membutuhkan suatu data tertentu di mana aplikasi lain yang menciptakan data tersebut belum diimplementasikan.
Tabel 4.6
Urutan implementasi aplikasi dan pergantian aplikasi yang ada
Urutan Arsitektur Aplikasi Aplikasi yang Terkait Dampak
Sistem Rekrutmen (19) - -
Sistem Pemasaran (3) - -
Sistem Ujian PMB (1) Sistem PMB (1.1) T
Pendaftaran Online (1.2) T
Sistem USMS (2) - -
Sistem Manajemen Kurikulum (6) - -
Sistem Registrasi (4) Registrasi PMB (1.3) T
Sistem Herregistrasi (5) Herregistrasi Online (2.2) T
Sistem Nilai (13) Nilai (2.6) T
TPB (2.8) Y
Sistem Perwalian (7) - -
Sistem Penjadwalan Kuliah (8) Jadual Kuliah (2.1) T Sistem Administrasi Perkuliahan Reguler
(9)
Perkuliahan (2.3) T
Sistem Penjadwalan dan Administrasi Ujian (10)
Ujian (2.5) T
Sistem Manajemen Pembelajaran (11) - -
Sistem Administrasi Perkuliahan Nonreguler (12)
Registrasi Geladi (2.3) Y Administrasi TA/PA (2.9) Y
Sistem Pelaporan Akademik (14) EPSBED (2.7) Y
Sistem Pendaftaran Wisuda (15) - -
Sistem Anggaran (16) Keuangan (3.4) Y
SPT (3.1) T
Sistem Akuntansi (17) Keuangan-Reg PMB (3.2) T
Keuangan-Reg (3.3) T
Honor (4.1) Y
19
Sistem Pembayaran Personil (18) Penggajian (4.2) T
Beban Tugas (4.3) T
Sistem Administrasi Personil (20) SDM (4.4) Y
Sistem Manajemen Laporan Waktu dan Cuti (22)
SDM (4.4) Y
Sistem Manajemen Pelatihan dan Pendidikan (21)
SDM (4.4) Y
Sistem Manajemen Vendor (23) - -
Sistem Pemesanan (24) - -
Sistem Pengelolaan Logistik (25) Logistik (5.1) Y
Urutan implementasi aplikasi bersama dengan penilaian dampak terhadap aplikasi yang sudah ada (salah satu produk dari arsitektur aplikasi) disajikan dalam Tabel 4.2 Notasi Y pada dampak berarti aplikasi yang sudah ada akan diganti keseluruhan maupun dimodifikasi sebagian sedangkan T berarti aplikasi yang sudah ada tetap dipertahankan untuk digunakan sebagaimana biasanya, ditingkatkan sedikit, atau digabungkan dalam aplikasi konseptual.
Estimasi Rencana Implementasi
Untuk mengimplementasikan arsitektur yang telah didefinisikan, estimasi yang seharusnya dilakukan dalam membuat rencana implementasi mencakup:
a. Estimasi usaha atau sumber daya manusia b. Estimasi biaya dan manfaat
c. Estimasi waktu
Dalam tesis ini, semua estimasi ini tidak dilakukan. Estimasi usaha atau sumber daya manusia dan waktu tidak dilakukan dengan pertimbangan bahwa penulis tidak mengetahui secara pasti bagaimana kompetensi sumber daya manusia TI yang ada. Estimasi biaya dan manfaat mungkin diperlukan jika PTS hendak mengimplementasikan arsitektur yang telah didefinisikan. Di balik itu, sesungguhnya estimasi biaya dan manfaat tidak diperlukan jika PTS memandang implementasi arsitektur bisa saja dilaksanakan jika tidak menambah beban baik beban ke sumber daya manusianya maupun beban berlebih ke anggaran.
Walaupun demikian, penulis mencoba menuliskan elemen-elemen yang terkait
20
dengan biaya dan manfaat sehubungan dengan implementasi arsitektur : a. Biaya
Biaya mencakup segala pengeluaran terkait dengan implementasi arsitektur, yaitu: biaya perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi/jaringan, layanan, dan personil
b. Manfaat
1. Manfaat nyata (tangible)
Manfaat yang dapat dikuantifikasikan secara langsung dalam bentuk satuan uang. Manfaat ini terkait dengan penghematan biaya yang tercapai dengan implementasi arsitektur, yaitu: penghematan biaya pengadaan TI, penghematan biaya perawatan TI, dan sebagainya.
2. Manfaat tidak nyata (intangible)
Manfaat yang tidak bisa dikuantifikasikan secara langsung dalam bentuk satuan uang, berupa: peningkatan pemanfaatan aset TI, informasi yang lebih unggul dalam hal kualitas/kuantitas, peningkatan kepuasan kerja, peningkatan dukungan pembuatan keputusan, peningkatan operasional, peningkatan kepuasan mahasiswa dan pengguna layanan akademik, peningkatan citra institusi.
Faktor Penentu Sukses (CSF) Implementasi
Walaupun rencana implementasi ini sangat terbatas, penulis mencoba merumuskan beberapa faktor penentu sukses implementasi jika sekiranya arsitektur hendak diimplementasikan dan rencana ini dilengkapi lagi. Faktor sukses penentu tersebut antara lain:
a. Penetapan fungsi SI yang baru/reorganisasi unit SI
Fungsi SI yang baru, seperti: manajemen sumber daya informasi, dokumentasi sistem, dan lain-lain perlu ditetapkan dalam Pimpinan untuk implementasi EAP. Perubahan tanggung jawab dan deskripsi kerja mungkin diperlukan dalam implementasi EAP.
b. Keterlibatan dan dukungan manajemen untuk implementasi EAP
21
Persetujuan manajemen akan rencana implementasi dan kemudian dukungan, misalnya dalam bentuk penyediaan anggaran merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar untuk keberhasilan implementasi EAP.
c. Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi terkait dengan TI.
Pimpinan perlu menjamin ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam implementasi EAP, seperti: implementasi data dan aplikasi.
d. Adanya pelatihan
Jika implementasi EAP membutuhkan keterampilan teknis maupun manajerial untuk menerapkan metode/teknik pengembangan aplikasi, penggunaan teknologi, dan lain-lain maka seharusnya diadakan pelatihan yang memadai sehingga menjamin kelancaran proses implementasi.
e. Evaluasi/seleksi/pengadaan/instalasi teknologi baru
Arsitektur teknologi telah mendefinisikan teknologi yang diperlukan untuk mengimplementasikan arsitektur data dan aplikasi. Beberapa prinsip dan platform yang diusulkan mungkin berkaitan dengan teknologi baru.
Teknologi baru ini harus secepatnya diadakan untuk mendukung implementasi EAP.
f. Kepemimpinan/keahlian manajerial dalam implementasi
Implementasi EAP membutuhkan perubahan pandangan akan SI yang bersifat reaktif menjadi terencana. Untuk merubah pandangan ini diperlukan suatu peran kepemimpinan/manajerial untuk menyesuaikan organisasi dengan perubahan tersebut.
Implementasi Platform teknologi
Prinsip platform teknologi akan dibagi dalam beberapa area sebagai berikut:
a. Sistem Operasi
Sistem operasi memungkinkan lingkungan perangkat lunak dan sistem pada tingkatan lebih rendah untuk dijalankan pada peralatan komputasi.
b. Manajemen Data
Manajemen data berhubungan dengan pengumpulan dan penyimpanan
22
informasi. Tujuan manajemen data adalah memastikan bahwa data enterprise disimpan, dirawat, dan diakses sesuai dengan kebijakan enterprise.
Manajemen data menyediakan prosedur, praktik, metode, dan perangkat lunak yang akan digunakan dalam mengelola data.
c. Aplikasi
Aplikasi merupakan program aktual untuk mengelola data enterprise. Semua aplikasi perlu bersesuaian dengan sekumpulan prinsip dan standar untuk mencegah kerusakan data enterprise, memastikan tingkat kemudahan perawatannya, dan mengurangi masalah antarmuka antara sistem-sistem atau unit-unit yang ada.
d. Perangkat Keras
Area ini mencakup segala aspek fisik eksekusi aplikasi kecuali jaringan. Area ini merupakan salah satu komponen kritis enterprise karena memungkinkan enterprise untuk melaksanakan strategi bisnisnya. Platform perangkat keras yang dimanfaatkan pada tingkat enterprise haruslah cukup tangguh untuk memenuhi perubahan kebutuhan, baik yang bersifat bisnis ataupun teknologis dalam enterprise.
e. Komunikasi
Komponen ini mencakup akses dan transportasi informasi dari sistem host ke pemakai. Informasi ini dapat berupa data, suara, atau video. Komponen ini bersifat kritis karena memfasilitasi pemakai dengan kemampuan akses data dan komunikasi satu sama lain.
f. Komputasi Pemakai
Area ini berfokus ke tool yang dimanfaatkan pemakai untuk mengakses informasi dan melaksanakan tugas hariannya. Konsep tool mencakup perangkat keras dan aplikasi berbasis PC. Lingkungan komputasi pemakai terdiri dari perangkat keras PC, perangkat lunak aplikasi, dan kebijakan enterprise terkait dengan pemakaiannya. Kumpulan tool ini harus sesuai standar dan sekaligus cukup fleksibel untuk mengakomodasi nuansa tiap unit organisasi. Jika dibandingkan dengan area lain yang dijelaskan di atas, komputasi pemakai ini merupakan komponen yang berubah lebih cepat.
Dengan alasan ini, prinsip-prinsip sehubungan dengan komputasi pemakai
23 bersifat lebih umum.
g. Keamanan
Area ini menyoroti akses ke aset enterprise. Sehubungan dengan kompleksitas lingkungan komputasi enterprise yang dimanfaatkan, banyak kesempatan atau situasi di mana akses yang tidak diotorisasi dapat terjadi untuk menggunakan data, aplikasi, dan aset lainnya. Keamanan dirancang sedemikian rupa untuk memperkecil risiko tersebut.
Sistem Operasi
Sistem operasi yang dibangun harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
Tabel 4.7
Prinsip prinsip Sistem Operasi No : 1.1
Prinsip : Sistem operasi dapat mendukung jaringan
Deskripsi : Jaringan merupakan infrastruktur untuk memungkinkan komunikasi dalam enterprise dalam rangka berbagi data dan aplikasi. Untuk itu sistem operasi yang dipakai haruslah dapat mendukung jaringan.
No : 1.2
Prinsip : Menerapkan konsep open-system
Deskripsi : Sistem operasi seharusnya bersifat portabel (dapat dijalankan pada beberapa platform), skalabel (dapat dijalankan pada komputer yang), interoperable (dapat dijalankan pada lingkungan yang heterogen), kompatibel (mempertahankan investasi perangkat lunak yang telah ada dan memungkinkan kemajuan teknologi diterapkan pada komponen yang telah ada)
No : 1.3
Prinsip : Sistem operasi mendukung sejumlah besar perangkat lunak dan tool pengembangan komersial
Deskripsi : Sistem operasi yang berfungsi memungkinkan perangkat lunak berjalan pada peralatan komputasi harus mendukung sejumlah besar perangkat lunak dan tool pengembangan aplikasi sehingga memungkinkan enterprise memperoleh manfaat dari aplikasi bisnis
No : 1.4
Prinsip : Biaya dukungan akan dikurangi dengan standardisasi sistem operasi
24
Deskripsi : Terlalu banyak sistem operasi yang digunakan membuat biaya dukungan membengkak akibat penyediaan keahlian yang berbeda-beda sesuai dengan sistem operasi tersebut.
Manajemen Basis Data
Manajemen basis data yang dibangun harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
Tabel 4.8
Prinsip prinsip Manajemen basis data No : 2.1
Prinsip : Metadata akan dikembangkan dan dirawat
Deskripsi : Metadata atau ”data mengenai data” mendeskripsikan isi, kualitas, kondisi, dan karakteristik lain dari data. Pada dasarnya, metadata menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dari setiap segi mengenai data.
Metadata memungkinkan pemakai untuk lebih memahami data.
No : 2.2
Prinsip : Data ditangkap sekali dari sumbernya, kemudian digunakan sesuai kebutuhan.
Deskripsi : Penangkapan atau pemasukan data yang berkali-kali seharusnya tidak dilakukan karena meningkatkan biaya, meningkatkan peluang kesalahan pemasukan, menyusahkan orang yang berperan sebagai sumber data, dan menimbulkan penundaan aktifitas bisnis. TI seharusnya dimanfaatkan untuk mengakses data yang sudah ada daripada untuk mengumpulkan atau memasukkan data kembali, kecuali jika hendak memperbarui data. TI juga seharusnya digunakan untuk transfer data elektronis sehingga unit dengan lokasi terpisah tidak perlu melakukan pemasukan data lagi.
No : 2.3
Prinsip : Data adalah sumber daya enterprise dan tidak dimiliki oleh suatu unit tertentu
Deskripsi : Fakta bahwa suatu unit tertentu menangkap data untuk sistem enterprise tidak berarti bahwa unit tersebut adalah pemilik data.
Unit tersebut mungkin merupakan pengguna utama, atau pelaku perawatan dari data tersebut namun data tetap merupakan sumber daya enterprise sehingga dapat diakses oleh unit lainnya yang memiliki otorisasi.
No : 2.4
25 Prinsip : Data turunan tidak disimpan
Deskripsi : Data yang diciptakan dengan proses komputasi tidak seharusnya disimpan pada level korporat. Jika unit tertentu memerlukan bentuk data untuk penggunaan mereka sendiri, maka data tersebut seharusnya disimpan pada level unit tersebut dan bukan merupakan bagian dari data korporat.
No : 2.5
Prinsip : Data dipisahkan dari aplikasi
Deskripsi : Semua program aplikasi yang memanfaatkan data pada level korporat tidak seharusnya mengandung data yang “hard coded”.
Data seharusnya disimpan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat diakses program setiap saat jika dibutuhkan.
Dengan cara demikian tidak dibutuhkan kompilasi ulang terhadap program.
No : 2.6
Prinsip : Redundansi data dikelola secara aktif
Deskripsi : Segala daya upaya akan dilakukan untuk mencegah informasi yang sama disimpan pada beberapa lokasi dari penyimpanan data enterprise. Untuk itu, pemrogram, administrator basis data, dan perancang sistem harus berupaya menggunakan ulang data yang sudah ada.
No : 2.7
Prinsip : Data harus tepat waktu, mudah diakses, dan dapat dimengerti Deskripsi : Sesuai dengan nilai guna data, data harus mudah diakses dan
dipahami. Di samping itu, data juga tidak seharusnya kadaluarsa atau sulit dipahami karena akan menghasilkan informasi yang keliru. Kekeliruan informasi akan memberikan dampak negatif dalam aktifitas enterprise.
No : 2.8
Prinsip : Akses data bebas dari hal lokasi dan struktur fisik dalam pandangan pemakai
Deskripsi : Pemakai tidak perlu mengetahui di mana data disimpan atau bagaimana mendapatkannya. Aplikasi seharusnya mampu mengakses data di manapun data disimpan tanpa campur tangan dari pemakai. Teknik penyimpanan aktual yang digunakan seharusnya tidak terjangkau dari sudut pandang pemakai.
No : 2.9
Prinsip : Basis data yang digunakan merupakan basis data relasional Deskripsi : Basis data relasional merupakan basis data yang paling populer.
Basis data relasional relatif mudah dipahami dibandingkan yang lain. DBMS untuk basis data relasional (RDBMS) tersedia secara luas.
26
No : 2.10
Prinsip : DBMS yang dipilih seharusnya berbasis pada kebutuhan enterprise
Deskripsi : Banyak pilihan produk DBMS di pasaran TI mulai dari yang gratis (freeware) sampai yang relatif sangat mahal (dengan dukungan penuh dari vendor tentunya). Selain itu, kemampuan DBMS dalam menangani data sangatlah beragam. Pemilihan DBMS haruslah disesuaikan dengan kebutuhan enterprise dengan meninjau faktor-faktor: ukuran workgroup, aksesibilitas, keamanan, kemudahan penggunaan, antisipasi pertumbuhan, kebutuhan bisnis, kinerja, kebutuhan dukungan dan perawatan, biaya, ukuran basis data, portabilitas, stabilitas produk.
No : 2.11
Prinsip : Data harus dijaga kesinambungan pemanfaatannya
Deskripsi : Selaku sumber daya dalam enterprise yag sangat berharga, data harus di-backup dalam periode waktu tertentu sehingga dapat dimanfaatkan dalam aktifitas bisnis secara berkesinambungan, khususnya jika terjadi masalah terhadap data tersebut.
Aplikasi
Aplikasi yang dibangun harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut : Tabel 4.9
Prinsip prinsip aplikasi No : 3.1
Prinsip : Perancangan aplikasi memperhatikan kebutuhan akan kinerja, kebutuhan pemakai, dan biaya
Deskripsi : Aktifitas bisnis sangat beragam, baik kebutuhan informasinya, jangka waktunya, dan sebagainya. Untuk itu, perancangan aplikasi harus memperhatikan karakteristik aktifitas bisnis tersebut, khususnya kinerja yang diperlukan dan kebutuhan apa yang perlu didukung aplikasi. Di samping itu, perlu diperhatikan biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan hasil rancangan terkait dengan manfaat yang diperoleh dengan keberadaan aplikasi.
No : 3.2
Prinsip : Keamanan, jaringan, skalabilitas, dan modularitas merupakan elemen-elemen perancangan yang yang kritis
Deskripsi : Penerapan keamanan yang memadai dan penggunaan jaringan adalah elemen kritis penggunaan TI yang efektif. Skalabilitas dan modularitas adalah elemen kritis praktik pemrograman dalam TI.
27 No : 3.3
Prinsip : Menggunakan proses, bahasa, dan tool yang sama dalam pengembangan aplikasi.
Deskripsi : Pemanfaatan proses, bahasa, dan tool pengembangan aplikasi yang sama akan memaksimalkan produktifitas pengembangan sistem. Pengembang sistem tidak perlu lagi mendapatkan pelatihan dan melakukan proses adopsi.
No : 3.4
Prinsip : Dokumentasi semua aplikasi dibuat dan dikelola
Deskripsi : Aplikasi tanpa dokumentasi sering menjadi tidak berguna dan akan membutuhkan lebih banyak sumber daya TI untuk mengelola dan mendukungnya. Di samping itu, keberadaan dokumentasi juga mendukung penggunaan ulang kode program.
No : 3.5
Prinsip : Diutamakan mengembangkan sendiri daripada membeli
Deskripsi : Ketersediaan sumber daya manusia dan infrastuktur yang memadai memungkinkan enterprise untuk mengutamakan pengadaan aplikasi dengan pengembangan sendiri daripada pembelian. Selain itu, pengembangan sendiri lebih diutamakan juga karena memperhatikan nilai pendidikan yang diemban enterprise.
No : 3.6
Prinsip : Sebelum pengembangan atau pembelian aplikasi baru, keberadaan dukungan dan perawatan yang memadai harus dievaluasi
Deskripsi : Pengadaan aplikasi baik dengan pengembangan sendiri maupun pembelian harus memperhatikan ketersediaan dukungan dan perawatan yang memadai. Dengan demikian, operasional aplikasi lebih terjaga dalam mendukung aktifitas bisnis.
No : 3.7
Prinsip : Semua aplikasi harus memiliki rencana disaster recovery
Deskripsi : Setiap sistem aplikasi yang memanipulasi data enterprise harus memiliki kelengkapan membatalkan perubahan yang dilakukannya. Jika aplikasi memanfaatkan sistem basis data, maka fasilitas rollback dapat dimanfaatkan. Selain itu, kode sumber aplikasi juga harus di-backup sehingga dapat dimanfaatkan kembali jika aplikasi yang sedang dipakai mengalami kerusakan.
No : 3.8
Prinsip : Semua sistem harus memperhitungkan masalah keamanan yang terkait`
28
Deskripsi : Sebagian besar data dalam tingkat enterprise bersifat rahasia.
Semua aplikasi yang mengakses data tersebut harus diperiksa keamanannya. Data yang bersifat rahasia ini dipastikan hanya dapat diakses pemakai yang memiliki otoritas dengan menggunakan aplikasi yang telah melewati serangkaian pengujian.
No : 3.9
Prinsip : Aplikasi seimbang dalam hal efisiensi dan kemudahan perawatan Deskripsi : Aplikasi tidak seharusnya mengandung logika atau algoritma
yang rumit untuk mendapatkan hasil. Dalam beberapa kasus, cara yang lebih sederhana mungkin membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang, namun lebih mudah dirawat.
No : 3.10
Prinsip : Jika memungkinkan, aplikasi dimulai dalam skala kecil dan dapat berkembang
Deskripsi : Pada awalnya, lebih menguntungkan bagi perancang sistem atau pengembang aplikasi untuk membatasi cakupan dan fungsionalitas aplikasi. Ini akan memastikan fungsionalitas utama diuji secara memadai dan memenuhi kebutuhan enterprise.
Sesudah fungsionalitas utama teruji, aplikasi dapat dikembangkan lebih lanjut.
No : 3.11
Prinsip : Semua aplikasi memiliki “look and feel” yang mirip
Deskripsi : Adanya “look and feel” yang mirip untuk semua aplikasi memudahkan pemakai dalam mengoperasikan aplikasi. Selain itu, pelatihan pemakaian aplikasi juga lebih mudah. Semua aplikasi akan berbasis web dan menggunakan suatu web browser yang standar sebagai antarmukanya.
No : 3.12
Prinsip : Rancangan aplikasi harus dapat diuji
Deskripsi : Perancangan atau implementasi sistem aplikasi, walaupun berskala kecil, haruslah dapat diuji. Tidak seharusnya menggunakan aplikasi yang belum teruji dalam enterprise.
No : 3.13
Prinsip : Faktor manusia dipertimbangkan dalam perancangan
Deskripsi : Semua aplikasi seharusnya memperhitungkan pemakai dan pemahaman mereka terhadap sistem. Layar atau form seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dipakai dan juga jelas.
No : 3.14
Prinsip : Aplikasi memiliki kontrol versi
29
Deskripsi : Semua upaya perubahan dan peningkatan terhadap aplikasi seharusnya dilaksanakan dengan kontrol versi. Ini memungkinkan aplikasi memiliki cadangan jika terjadi masalah atau kesalahan seiring dengan perubahan tersebut. Ini juga menjamin kelanjutan antara lingkungan pengujian dan implementasi.
30 No : 3.15
Prinsip : Rancangan aplikasi bersifat modular
Deskripsi : Aplikasi seharusnya menarik manfaat dari konsep modular untuk meningkatkan penggunaan kode program kembali. Ini juga menjamin bahwa adanya perubahan terhadap fungsi pendukung dasar tidak akan membutuhkan kompilasi ulang terhadap keseluruhan sistem dan komponen-komponennya. Selain itu, biaya pengembangan juga dapat ditekan.
Perangkat Keras
Perangkat keras yang dibangun harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
Tabel 4.10
Prinsip prinsip Perangkat Keras No : 4.1
Prinsip : Vendor sama pentingnya dengan produk
Deskripsi : Pemilihan teknologi perangkat keras berbasis semata-mata pada fitur teknologi merupakan praktik yang harus dihindari. Perubahan yang sangat cepat dalam pasaran perangkat keras membuat fitur yang saat ini dianggap canggih secara cepat menjadi standar dan kemudian menjadi usang. Tanpa keberadaan vendor yang andal, enterprise akan dihinggapi dengan produk-produk usang tanpa kesempatan untuk meng-upgrade perangkatnya.
No : 4.2
Prinsip : Penyedia teknologi enterprise dikualifikasi dan dibatasi
Deskripsi : Mengingat sedemikian banyaknya penyedia teknologi di pasaran, penting bagi enterprise untuk menstandardisasi beberapa di antaranya Vendor yang terpilih ini harus mampu memenuhi kebutuhan teknologi enterprise, dan juga harus menunjukkan bahwa mereka memiliki praktik bisnis untuk tetap sebagai mitra teknologi di masa mendatang.
No : 4.3
Prinsip : Perangkat keras enterprise harus andal
Deskripsi : Karena perangkat keras enterprise merupakan kekuatan untuk mengeksekusi aplikasi dalam memanipulasi data enterprise, maka perangkat keras haruslah andal. Ini berarti perangkat keras seharusnya dibangun berdasarkan standar industri dengan MTBF (mean time between failures) yang tinggi. Terkait dengan komponen yang anda, perangkat keras juga harus dikonfigurasi sedemikian hingga tidak terdapat titik kegagalan operasi.
31 No : 4.4
Prinsip : Perangkat keras enterprise harus memiliki tingkat ketersediaan yang tinggi
Deskripsi : Sehubungan dengan sifat lingkungan komputasi saat ini, sistem, data, dan aplikasi harus tersedia 24 jam per hari dan 7 hari perminggu. Ini mewajibkan platform perangkat keras yang dapat beroperasi secara konstan dan dapat diakses pemakai. Untuk menjamin tingkat ketersediaan ini, platform perangkat keras dikonfigurasi dalam cluster atau konfigurasi "high availability"
untuk mendapatkan tingkat layanan yang minimal akan gangguan.
No : 4.5
Prinsip : Perangkat keras enterprise harus memiliki tingkat layanan yang tinggi
Deskripsi : Platform perangkat keras yang merupakan bagian dari lingkungan komputasi "high-availability" harus dapat melayani dengan mudah dan cepat. Perangkat keras demikian dikonstruksi dengan komponen "hot swap", sehingga dapat dipasangkan dengan tingkat gangguan yang minimal.
No : 4.6
Prinsip : Perangkat keras enterprise harus memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi
Deskripsi : Dengan implementasi aplikasi yang baru dan lebih kompleks secara berkelanjutan, kebutuhan akan "kemampuan prosesor",
"kapasitas storage", dan "kapasitas komunikasi" akan meningkat secara signifikan. Untuk memenuhi kebutuhan ini tanpa investasi secara terus-menerus, perangkat keras yang dipilih harus memiliki kemampuan upgrade.
No : 4.7
Prinsip : Perangkat keras enterprise memiliki tingkat pemanfaatan yang tinggi
Deskripsi : Platform perangkat keras yang dipakai dalam tingkat enterprise seharusnya siap sedia diakses dan dimanfaatkan komunitas pemakai. Platform yang mudah dimanfaatkan tidak membutuhkan pelatihan mendalam untuk sebagian besar pemakai.
No : 4.8
Prinsip : Perangkat keras enterprise memiliki tingkat pengelolaan yang tinggi
Deskripsi : Semua platform perangkat keras dapat dikelola. Pengelolaan mencakup akses jauh, pengumpulan kondisi kesalahan untuk dianalisis, pengumpulan data kinerja untuk perencanaan kapasitas, dan kemampuan untuk mengirimkan pesan atau peringatan ke suatu lokasi pusat.
32 No : 4.9
Prinsip : Perangkat keras enterprise seharusnya dapat dipakai kembali Deskripsi : Jika kebutuhan dari aplikasi atau data melewati kemampuan
upgrade perangkat keras yang ada, maka platform tersebut seharusnya direlokasi untuk melaksanakan fungsi lain dalam enterprise ketika platform penggantinya sudah tersedia, Melalui pemakaian ulang, kapasitas dan kinerja dapat dipindahkan ke area lain yang mungkin membutuhkan peningkatan.
Komunikasi
Komunikasi yang dibangun harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
Tabel 4.11
Prinsip prinsip komunikasi No : 5.1
Prinsip : Layanan komersial akan digunakan jika dibutuhkan dan ekonomis.
Deskripsi : Layanan komersial bisa dimanfaatkan dalam mewujudkan komunikasi antarunit organisasi jika memang dibutuhkan dan biayanya masih sepadan dengan manfaatnya. Dengan memanfaatkan layanan komersial, biasanya tingkat dukungan lebih baik sehingga komunikasi tidak terlalu terhambat.
No : 5.2
Prinsip : Kapasitas jaringan akan menyediakan bandwidth untuk pengembangan masa depan dan beragam format data
Deskripsi : Teknologi yang dipakai untuk jaringan sebisa mungkin memiliki bandwidth yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan komunikasi dengan berbagai format data.
No : 5.3
Prinsip : Disediakan lingkungan jaringan dengan sekumpulan protokol standar untuk mendukung layanan jaringan
Deskripsi : Protokol jaringan akan dibatasi dan distandarisasi. Dengan sekian banyak protokol jaringan yang tersedia, tidaklah bermanfaat untuk mendukung semuanya dan sekaligus menjamin keamanan dan integritas jaringan. Terkait dengan ini, seharusnya didaftarkan protokol yang didukung, yang diizinkan untuk dipakai dalam jaringan enterprise. Setiap protokol yang tidak didukung tidak akan melewati titik routing yang terdekat sekalipun.
No : 5.4
Prinsip : Internet, khususnya WWW akan menjadi elemen utama dalam mendapatkan, menghantarkan, dan berbagi data dan aplikasi
33
Deskripsi : Teknologi Internet dan WWW merupakan teknologi yang masih terus mengalami perkembangan dan andal untuk dimanfaatkan dalam mendapatkan, menghantarkan, dan berbagi data dan aplikasi.
No : 5.5
Prinsip : Semua peralatan yang terhubung ke jaringan harus diotorisasi secara terpusat
Deskripsi : Semua peralatan yang terhubung ke jaringan harus diotorisasi secara terpusat oleh unit TI untuk memastikan integritas dan keamanan keseluruhan jaringan. Pemakai tidak diizinkan untuk memasangkan sistem komputer, alat monitor, atau perlengkapan jaringan lainnya (misalnya: hub, firewall, router, switch, dan sebaginya) yang tidak diotorisasi ke jaringan enterprise.
No : 5.6
Prinsip : Komponen jaringan harus menyediakan pengelolaan dari ujung ke ujung
Deskripsi : Semua peralatan infrastruktur jaringan harus memiliki kemampuan untuk dikelola dan diawasi secara jarak jauh dan seharusnya memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan merekam statistik kinerja. Semua fungsi pengelolaan seharusnya dipusatkan.
No : 5.7
Prinsip : Komponen jaringan seharusnya memiliki tingkat pemakaian kembali yang tinggi
Deskripsi : Jika kebutuhan dari aplikasi atau data melewati kemampuan upgrade komponen jaringan yang ada, maka komponen tersebut seharusnya direlokasi untuk melaksanakan fungsi lain dalam enterprise ketika platform penggantinya sudah tersedia. Melalui pemakaian ulang, kapasitas dan kinerja dapat dipindahkan ke area lain yang mungkin membutuhkan peningkatan.
No : 5.8
Prinsip : Komponen jaringan harus skalabel atau cascade-able
Deskripsi : Semua komponen yang dimanfaatkan dalam infrastruktur jaringan enterprise harus modular dan dapat di-upgrade dalam hal
"kapasitas port" atau "bandwidth interkoneksi". Jika komponen tidak skalabel maka setidaknya dapat dihubungkan ke komponen lain untuk mendapatkan kapasitas yang lebih.
No : 5.9
Prinsip : Jaringan tersedia di mana-mana dan terlihat sebagai entitas tunggal Deskripsi : Semua lokasi fisik dalam enterprise akan dihubungkan ke backbone jaringan. Laju dan kapasitas interkoneksi ditentukan berdasarkan lokasi. Dalam pandangan pemakai, jaringan bersifat tidak terputus dan kontinu, sehingga memungkin mereka untuk memanfaatkan sumber daya dari tiap lokasi.