• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPh Badan

N/A
N/A
Fuji Sampan Sujana

Academic year: 2022

Membagikan "PPh Badan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PPh Badan

Fuji Sampan Sujana

(2)

Badan

sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Perseroan Terbatas

BUMN KOPERASI

Fuji Sampan Sujana

(3)

Subjek Pajak

Badan Dalam Negeri Badan Luar Negeri

badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah.

badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

Fuji Sampan Sujana

(4)

R uan g Lingku p PPh B adan

Fuji Sampan Sujana

(5)

Perhitungan

Fuji Sampan Sujana

(6)

Hal yang perlu diperhatikan

PENCATATAN PEMBUKUAN

Fuji Sampan Sujana

(7)

Fuji Sampan Sujana

(8)

Skema Penerapan Tarif

Badan

Omzet tahunan

≤ 4,8 M

Pencatatan

Pembukuan

Tarif PPh Final (PP

23 Tahun 2018) 0,5% x Peredaran Bruto Tarif Pasal 31 E

ayat 1 UU PPh Tarif Pajak x 50% x PKP

Omzet tahunan

> 4,8 M – 50 M

Pembukuan

Pencatatan Tarif PPh Pasal 17

ayat (1) Tarif pajak x PKP

Tarif PPh Pasal 31E ayat (1) UU PPh

• Tarif Pajak x 50% x bagian PKP yang mendapatkan fasilitas (+)

• Tarif Pajak x bagian PKP yang tidak mendapatkan fasilitas pengurangan pajak

Fuji Sampan Sujana

PPh Terutang

(9)

Wajib Pajak Badan

Tarif PPh Pasal 17

28% (2008) 25% (2010)

22% (2020)

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Dalam Rangka

Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang.

20% (untuk tahun 2022)

(10)

Tarif PPh Final (PP 23 Tahun 2018)

1%

0,5%

Sejak tahun 2013 Tarif pajak x peredaran bruto

Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan Dalam Negeri yang tidak melakukan

pembukuan (hanya melakukan

pencatatan) dan memiliki peredaran bruto sampai dengan

Rp. 4.800.000.000 dalam satu tahun pajak.

Ketentuan PP 23 Tahun 2018 ini ditetapkan bagi Wajib Pajak Badan dengan jangka waktu sebagai berikut:

● Wajib Pajak Badan berbentuk perseroan terbatas dalam jangka waktu 3 tahun.

● Koperasi, Persekutuan Komanditer atau Firma dengan jangka waktu 4 tahun.

Setelah melewati jangka waktu yang telah ditetapkan tersebut, maka Wajib Pajak diharuskan untuk menyelenggarakan sistem pembukuan sebagai dasar perhitungan pajaknya.

Tarif Pajak

Fuji Sampan Sujana

Sejak tahun 2018 Tarif pajak x peredaran bruto

(11)

Berdasarkan PP 23 tahun 2018, wajib pajak yang dikecualikan dari pengenaan tarif PPh Final 1. Wajib Pajak yang memilih untuk dikenai Pajak

Penghasilan tarif Pasal 17 ayat (1a), pasal 17 ayat (2a), atau Pasal 31E Undang-Undang Pajak

Penghasilan.

2. Wajib Pajak berbentuk Bentuk Usaha Tetap (BUT).

3. Wajib Pajak Badan berbentuk persekutuan

komanditer atau firma yang dibentuk oleh beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki keahlian khusus menyerahkan jasa sejenis dengan jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.

4. Wajib Pajak Badan yang memperoleh fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan atau Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010.

(12)

Tarif Pajak

Perhitungan dengan tarif PP 23 hanya diberlakukan bagi perusahaan dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 miliar.

Tidak termasuk :

• Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.

• Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.

• Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri, misalnya usaha jasa konstruksi.

• Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

(13)

Tarif PPh Pasal 31E ayat (1) UU PPh

Tarif ini menjelaskan fasilitas pajak berupa pengurangan tarif hingga 50% atas tarif yang dikenakan pada laba bersih. Fasilitas ini dikhususkan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang melakukan pembukuan dan memiliki peredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000 dalam satu tahun pajak.

Fasilitas pajak berdasarkan Pasal 31 E ayat 1 UU PPh:

● Pengurangan tarif sebesar 50% ​dari tarif umum atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8 M.

● Pengurangan tarif sebesar 50% yang dihitung secara proporsional dari tarif umum atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto pada rentang Rp 4,8 M - 50 M.

(14)

Tarif PPh Badan

Berdasarkan ketentuan Pasal 16 UU PPh, Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebagai dasar perhitungan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang untuk suatu tahun pajak, dihitung dengan cara

mengurangkan penghasilan bruto dengan biaya-biaya yang boleh dikurangkan ​(deductible expense)​ dan kompensasi kerugian fiskal.

Secara umum, PPh Badan dihitung berdasarkan tarif Pasal 17 UU PPh dikalikan dengan penghasilan neto, setelah dikurangi dengan kompensasi kerugian. Namun demikian, terdapat juga tarif lainnya sebagai hasil

pengurangan berupa fasilitas pajak yang diberikan oleh pemerintah dalam kondisi tertentu.

Fuji Sampan Sujana

(15)

Contoh Soal !

PT Sahabat perusahaan dagang elektronik dan memilih untuk melakukan pembukuan dalam usahanya.

Berdasarkan data laporan keuangan yang dimilikinya, pada tahun pajak 2019, PT Sahabt memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 4.000.000.000. PT Sahabat memperoleh penghasilan kena pajak(Laba) dari bisnisnya sebesar Rp 400.000.000. Hitung PPh terutang !

Tarif PPh Pasal 31E Peredaran bruto < 4,8 M Tarif pajak x 50% x PTKP

PPh badan terutang = 25% x 50% x Rp 400.000.000 x Rp 400.000.000 PPh badan terutang 2019 = Rp 50.000.000

12,5%

(16)

PT Mahesa bergerak di otomotif dan memilih untuk melakukan pembukuan dalam usahanya. Berdasarkan data laporan keuangan yang dimilikinya, pada tahun pajak 2020, PT Mahesa memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 48.000.000.000. PT Mahesa memperoleh penghasilan kena pajak dari bisnisnya sebesar Rp 4.600.000.000.

Berdasarkan data tersebut, hitung PPh badan terutang tahun 2020 !

(17)

PT Chandra berdiri pada tahun 2018 perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa travel, perusahaan memilih untuk laporan keuangannya dengan system pencatatan, dimana diperoleh data pada tahun 2019 peredaran bruto Rp. 300.000.000 dan keuntungan Rp. 50.000.000.

hitunglah berapa PPh terutang pada tahun 2019 !

PPH badan terutang tahun 2019 = 0,5% x Rp 300.000.000

= Rp 1.500.000

(18)

Pajak penghasilan badan dikenakan atas penghasilan kena pajak yang diterima oleh Wajib Pajak Badan setelah dilakukan koreksi fiskal.

Fuji Sampan Sujana

(19)

Rekonsiliasi Fiskal

Berdasarkan ketentuan UU PPh, jumlah pajak terutang pada SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak Badan adalah jumlah pajak yang terutang menurut ketentuan UU PPh.

Rekonsiliasi fiskal terjadi karena laporan keuangan perusahaan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang tidak selalu sesuai dengan ketentuan perpajakan.

Umumnya, rekonsiliasi fiskal dilakukan karena terdapat perbedaan perhitungan antara laba komersial (yang disusun berdasarkan ketentuan akuntansi) dengan laba fiskal (yang disusun berdasarkan ketentuan perpajakan).

Fuji Sampan Sujana

(20)

01

Proses Rekonsiliasi Fiskal

Penyebab terjadinya perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal adalah akibat adanya ​Beda Tetap (​Permanent Differences​) dan ​Beda Waktu (​Timing Differences​)​,

(21)

Beda Tetap (Permanent Differences)

seperti bunga bank, dividen, sewa tanah dan

bangunan, serta penghasilan lain sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2 UU PPh

Penghasilan yang telah dikenakan PPh final​

seperti dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, BUMN, BUMD, bunga yang diterima oleh perusahaan reksadana, dan penghasilan lain yang diatur dalam pasal 4 ayat 3 UU PPh.

Penghasilan yang bukan Objek Pajak PPh

yaitu pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan serta pengeluaran yang tidak

berhubungan dengan kegiatan usaha ataupun yang sifat pemakaian penghasilan atau jumlahnya melebihi kewajaran sesuai pasal 9 ayat 1 UU PPh.

Pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan

Beda tetap terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya menurut SAK

dengan peraturan perpajakan yang akan terjadi secara permanen.

Fuji Sampan Sujana

(22)

Beda Waktu ​(Time Differences)

Beda waktu terjadi akibat adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan beban antara SAK dengan ketentuan perpajakan yang disebabkan oleh pergeseran pengakuan pendapatan atau beban dari satu tahun pajak ke tahun pajak lainnya

Berdasarkan ketentuan akuntansi, maka terdapat beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu: garis lurus, saldo menurun, unit aktivitas, dan angka tahun. Sementara pada ketentuan perpajakan, hanya terdapat dua jenis metode penyusutan yang dapat digunakan, yaitu garis lurus dan saldo menurun

Perbedaan metode penyusutan Perbedaan metode penilaian persediaan

Pada umumnya, terdapat dua metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, yaitu metode FIFO dan metode harga rata-rata. Secara keseluruhan, hasil perhitungan biaya dari kedua metode tersebut akan sama bila keseluruhan stok produk telah terjual. Namun bila perusahaan menggunakan metode yang berbeda untuk pencatatan akuntansi dan perpajakannya, maka untuk periode waktu selama seluruh kuantitas produk belum terjual, akan terjadi selisih/ beda waktu.

Fuji Sampan Sujana

(23)

Perbedaan yang terjadi harus dihilangkan untuk tujuan perhitungan pajak badan ​(Company Income Tax (CIT))​. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan koreksi fiskal untuk mengubah angka yang tercatat sesuai dengan ketentuan akuntansi/komersial menjadi angka yang sesuai dengan ketentuan perpajakan/fiskal.

Fuji Sampan Sujana

(24)

Rekonsiliasi Fiskal

Koreksi fiskal yang menyebabkan berkurangnya penghasilan kena pajak, sehingga membuat PPh terutang menjadi lebih

kecil.

Negatif

Positif

-

Laba Fiskal

Koreksi fiskal yang menyebabkan peningkatan pada penghasilan kena pajak, sehingga membuat PPh terutang menjadi lebih besar.

+

Laba Fiskal

Koreksi fiskal positif pada umumnya meliputi dua tindakan, yaitumengurangi biaya atau

menambah pendapatan​.

Koreksi fiskal negatif meliputi dua tindakan, yaitu: mengurangi pendapatan atau

menambah biaya.

Fuji Sampan Sujana

(25)

Pada prinsipnya, biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sebagai pengurang pajak adalah biaya yang berhubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk 3M (mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan) selama tahun pajak tersebut.

Koreksi Positif

Fuji Sampan Sujana

(26)

Biaya yang Dapat

Dikurangkan ​(Deductible Expense)

Biaya dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dalam hal

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,

serta didukung dengan bukti yang memadai (daftar nominatif) sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 6 ayat 1 dan Pasal 9 ayat 1 UU PPh.

Fuji Sampan Sujana

(27)

Koreksi Positif

Fuji Sampan Sujana

(28)

Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan(​Non Deductible Expense)

Koreksi Positif

Fuji Sampan Sujana

(29)

Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan (​Non Deductible Expense)

Koreksi Positif

Fuji Sampan Sujana

(30)

Koreksi Negatif

Fuji Sampan Sujana

(31)

Koreksi Negatif

Fuji Sampan Sujana

(32)

Kredit Pajak

Kredit Pajak merupakan pajak yang telah dibayarkan kepada pihak lain baik melalui pemotongan maupun pemungutan, sehingga dapat diperlakukan sebagai pengurang dari jumlah pajak terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan. Kredit Pajak tidak berlaku untuk penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final. Kredit pajak dapat berupa PPh yang dibayar sendiri maupun PPh yang dipungut atau dibayar di luar negeri oleh wajib pajak dalam negeri.

Artinya, pajak yang telah dilunasi dalam tahun berjalan, baik yang dibayar sendiri oleh wajib pajak maupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang pada akhir tahun pajak

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 164/KMK.03/2002 bahwa Kredit Pajak PPh meliputi beberapa jenis yaitu:

● Kredit Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22

● Kredit Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23

● Kredit Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24

● Kredit Pajak Dibayar di Muka Lainnya.

(33)

Fuji Sampan Sujana

(34)

Fuji Sampan Sujana

(35)

PPh Kurang / Lebih Bayar

PPh 29 PPh 28

Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dibandingkan kredit pajaknya, maka nilai kekurangan pembayaran tersebut dikenal dengan istilah PPh Kurang Bayar (PPh Pasal 29)​.

Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih kecil dibandingkan kredit pajaknya, setelah dilakukan pemeriksaan, maka

kelebihan tersebut dikenal dengan istilah PPh Lebih Bayar (PPh Pasal 28A)​.

Fuji Sampan Sujana

(36)

Angsuran PPh 25

Angsuran PPh 25 adalah pembayaran pajak penghasilan secara angsuran setiap bulan dalam tahun berjalan yang bertujuan untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan. Pada akhir tahun pajak, PPh 25 dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak terhadap PPh terutang.

Fuji Sampan Sujana

(37)

Direktorat Jenderal Pajak Berwenang untuk menetapkan perhitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, sebagai berikut :

Wajib Pajak berhak atas Kompensasi Kerugian;

Wajib Pajak memperoleh Penghasilan Tidak Teratur; Penghasilan Tidak Teratur adalah keuntungan selisih kurs dari utang/piutang dalam mata uang asing dan keuntungan dari pengalihan harta ​(capital gain) sepanjang bukan merupakan penghasilan dari kegiatan usaha pokok, serta penghasilan lainnya yang bersifat insidentil.

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan;

Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;

Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan;

Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

Fuji Sampan Sujana

(38)

Pembayaran dan Pelaporan

Fuji Sampan Sujana

(39)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, terjadi penurunan efektivitas dalam penggunaan aset lancar dalam menghasilkan penjualan sebesar 3,125%, pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan

Peningkatan Kemahiran Menulis Teks Berita Dengan Menggunakan Teknik JIGSAW Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Miftahul’Ulum Tanjungpinang Tahun Pelajaran

Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Kesehatan Ka- bupaten Aceh Barat 2006-2010 merupakan dokumen kebijakan perencanaan sektor kesehatan yang disusun karena

Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi, Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Kombinasinya Terhadap Rata - rata Berat Buah Pertanaman (kg) .. The effect of Cow Manure, NPK

[r]

Dengan rata-rata luas lahan yaitu 1,28ha maka luas lahan yang dimiliki oleh petani responden kebun karet di Desa Menanga Jaya cukup luas, hal ini menuntut para

Selanjutnya informasi selengkapnya mengenai pekerjaan penduduk usia anak yang pindah keluar Provinsi DKI Jakarta berdasarkan pendidikan yang terdaftar dalam

Pada tahap awal produksi gas sangat dipengaruhi oleh proudksi air yang berada di cleats di dalam reservoir yang juga mengontrol aliran fluida ke dalam sumur.Air di dalam