• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR DV EKSPLORASI DESAIN MOTIF BARU BATIK MAJAPAHIT DENGAN METODE DESAIN PARTISIPATIF. Oleh : Ratna Sari Fajarwati NRP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR DV EKSPLORASI DESAIN MOTIF BARU BATIK MAJAPAHIT DENGAN METODE DESAIN PARTISIPATIF. Oleh : Ratna Sari Fajarwati NRP."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

i

(2)

ii TUGAS AKHIR – DV 184801

EKSPLORASI DESAIN MOTIF BARU BATIK MAJAPAHIT DENGAN METODE DESAIN PARTISIPATIF

Oleh :

Ratna Sari Fajarwati NRP. 08311440000078

Dosen Pembimbing :

Senja Aprela Agustin, ST., M.Ds NIP. 19830410 200604 2 001

Bidang Studi Desain Komunikasi Visual Departemen Desain Produk

Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2019

(3)

iii

Halaman ini sengaja dikosongkan

(4)

iv FINAL PROJECT – DV 184801

EXPLORATION OF NEW BATIK

MAJAPAHIT MOTIVES WITH PARTICIPATORY DESIGN METHODS

By :

Ratna Sari Fajarwati NRP. 08311440000078

Supervisor :

Senja Aprela Agustin, ST., M.Ds NIP. 19830410 200604 2 001

Visual Communication Design Field of Study Department of Product Design

Faculty of Architechture, Design and Planning Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2019

(5)

v

Halaman ini sengaja dikosongkan

(6)

vi

(7)

vii

Halaman ini sengaja dikosongkan

(8)

viii

(9)

ix

Halaman ini sengaja dikosongkan

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan mata kuliah DKV Konseptual yang berjudul “Eksplorasi Desain Motif Baru Batik Majapahit dengan Metode Desain Partisipatif”.

Kelancaran dan keberhasilan penulis tak lepas dari dukungan serta bantuan banyak pihak yang membantu selama proses pengerjaan mata kuliah ini. Penulis secara khusus mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas berkah dan rahmat yang telah diberikan.

2. Kedua orang tua saya Bapak Supratno dan Ibu Sulastri serta kakak saya Khoirunnisa Ayu Pradani atas semua doa dan dukungannya.

3. Ibu Senja Aprella Agustin, S.T., M.Ds atas bimbingannya.

4. Ibu Heni Yunina selaku pemilik usaha batik Majapahit NEGI, Ibu Erna selaku pemilik usaha batik tulis Erna Surodinawan, Ibu Sri Mujiatim selaku pemilik usaha batik tulis Cempaka, dan Ibu Mamiek selaku pemilik usaha batik tulis Putri Gunung, Pak Marji selaku budayawan serta Staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto, dan Bu Dar selaku kolektor batik.

5. Teman-teman saya Mayang, Brenda, Vivi, Nabila, Yessy, Nita, Sonya dan Dhika yang selalu menghibur dan mendukung, Mbak Piranti, Mona, Nadhia dan teman seper-TA an yang membantu dan memberi masukan. Serta semua teman-teman astronot 2014 yang telah membantu.

6. Seluruh dosen dan karyawan Despro ITS.

Demikian laporan Tugas Akhir ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca. Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik

dan saran yang dapat menyempurnakan isi laporan ini.

Surabaya, 31 Januari 2019

Penulis

(11)

xi

Halaman ini sengaja dikosongkan

(12)

xii

EKSPLORASI DESAIN MOTIF BARU BATIK MAJAPAHIT DENGAN METODE DESAIN PARTISIPATIF

RATNA SARI FAJARWATI NRP. 08311440000078

Program Studi Desain Komunikasi Visual, Departemen Desain Produk industri Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : [email protected]

2019

ABSTRAK

Batik Majapahit telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, Mojokerto adalah daerah yang pernah menjadi ibukota Majapahit. Pengrajin batik Majapahit dalam skala industri kecil maupun menengah saat ini melakukan pengembangan motif sebagai upaya keikutsertaan mereka dalam pasar komoditas. Perlu adanya suatu upaya solutif untuk terus mengembangkan jenis-jenis motif batik yang baru. Penelitian ini mengeksplorasi desain motif baru batik yang diadaptasi dari potensi daerah Mojokerto dan elemen- elemen yang ada dalam Kerajaan Majapahit. Menggunakan metode penelitian desain partisipatif, observasi, dan depth interview untuk mendapatkan data primer serta studi literatur dan studi eksisting untuk mendapatkan data sekunder.

Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini melalui pendekatan partisipatif kepada para calon pengguna. Tujuan dari metode desain partisipatif sendiri adalah peningkatan keragaman desain motif batik Majapahit yang mudah dan akan dikembangkan oleh pengrajin. Target audiens dari perancangan ini diutamakan untuk kalangan dewasa muda. Proses desain ini akan menghasilkan eksplorasi motif baru dalam bentuk buku tentang eksplorasi desain motif baru batik Majapahit serta media pendukung perancangan.

Kata kunci : batik Majapahit, desain partisipatif, pengembangan motif.

(13)

xiii

Halaman ini sengaja dikosongkan

(14)

xiv

EXPLORATION OF BATIK MAJAPAHIT NEW MOTIVES WITH PARTICIPATORY DESIGN METHODS

RATNA SARI FAJARWATI NRP. 08311440000078

Visual Communication Design, Departement Of Product Design Industry Faculty of Architechture Design and Planning

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : [email protected]

2019

ABSTRACT

Batik Majapahit had reputedly been around since the era of Majapahit Kingdom.

Batik Majapahit is a kind of cultural craft which was developed with the triumph of Majapahit Kingdom. The establishment of batik motives has been done by batik craftsmen within small or medium scale industries as an effort of their participation in commodity market. It needs a solution to continue developing new and more innovative batik patterns with the exploration of Majapahit's batik. This research discusses about the exploration of the new batik patterns that were adapted from the potential region of Mojokerto and the existed elements within Majapahit Kingdom. Several methods were used in this research participatory method, observation and deep interview to obtain primary data, and also literature study and existing study in order to obtain secondary data.

One of the methods applied in this research was participatory approach to user candidates. This method itself aimed to improve the variety of batik Majapahit which would be developed by the craftsmen. The main target for this design is young adults. A book about the exploration of new batik Majapahit patterns and the supporting media will be produced through this design.

Keywords: batik Majapahit, motives development, participatory design.

(15)

xv

Halaman ini sengaja dikosongkan

(16)

xiv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Ruang Lingkup ... 8

1.5 Batasan Masalah ... 8

1.6 Tujuan ... 9

1.7 Manfaat Perancangan ... 10

1.8 Sistematika Penulisan... 10

BAB II ... 13

TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Landasan Teori ... 13

2.2 Tinjauan Tentang Batik ... 13

2.2.1 Teknik Pembuatan Batik ... 14

2.2.2 Struktur Dasar Pola Batik ... 17

2.3 Komponen Batik... 19

2.4 Proses Pembuatan Batik ... 20

2.5 Sejarah Batik Majapahit ... 24

2.6 Jenis Batik Majapahit ... 25

2.7 Jenis Komposisi ... 27

2.8 Kajian Tentang Buku ... 28

2.8.1 Definisi Buku ... 28

2.8.2 Struktur Buku ... 28

2.8.3 Layout ... 32

2.8.4 Elemen Visual ... 35

(17)

xv

2.9 Kajian Tentang Eksplorasi ... 35

2.10 Studi Desain Partisipatif ... 36

2.11 Studi Eksisting ... 39

2.11.1 Studi Komparator ... 39

2.11.2 Studi Kompetitor ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

3.1 Definisi Judul ... 53

3.2.1 Tujuan Penelitian ... 53

3.2.2 Tahap Pengumpulan Data ... 53

3.2.3 Bagan Penelitian ... 54

3.3 Teknik Sampling ... 55

3.3.1 Target Audiens ... 55

3.4 Protokol Riset ... 59

3.4.1 Jenis Data Penelitian ... 60

3.4.2 Protokol Desain Partisipatif ... 60

3.4.3 Sumber Data Penelitian... 60

BAB IV ... 64

HASIL DAN ANALISA DATA ... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Depth Interview ... 65

4.1.2 Observasi... 76

4.1.3 Analisis Batik Majapahit ... 84

4.1.4 Riset Desain Partisipatif ... 97

4.1.5 Post Test ... 106

KONSEP DESAIN ... 109

5.1 Gambaran Umum Perancangan ... 109

5.2 Konsep Desain ... 109

5.2.2 Luaran Perancangan... 111

5.3 Kriteria Desain ... 112

5.3.1 Desain Ragam Corak Batik ... 112

5.3.2 Ornamen Batik ... 114

5.4 Desain Buku Visual ... 122

5.4.1 Penjilidan dan Finishing Buku ... 130

(18)

xvi

5.4.2 Kemasan Buku ... 130

5.4.3 Perkiraan Biaya Produksi ... 131

5.4.4 Distribusi buku ... 133

5.5 Proses Desain ... 135

5.5.1 Pembuatan Motif ... 135

BAB V ... 155

KESIMPULAN DAN SARAN ... 155

6.1 Kesimpulan ... 155

6.2 Saran ... 156

LAMPIRAN 1 ... 159

LAMPIRAN 2 ... 167

BIOGRAFI PENULIS ... 168

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Motif Batik Majapahit...3

Gambar 1.2 Motif batik Surya Majapahit...4

Gambar 1.3 Batik dalam pagelaran Surabaya Fashion Parade...4

Gambar 1.4 Grafik Jumlah Peserta Pelatihan Membatik...6

Gambar 2.1 Batik tulis…………...14

Gambar 2.2 Batik cap...15

Gambar 2.3 Batik colet…………...16

Gambar 2.4 Batik printing…………...16

Gambar 2.5 Komponen utama………...17

Gambar 2.6 Komponen pengisi...18

Gambar 2.7 Komponen isen-isen………...18

Gambar 2.8 Jenis garis pada batik………...19

Gambar 2.9 Teknik merengga…...20

Gambar 2.10 Ngemplong………...21

Gambar 2.11 Nyotek atau memola...21

Gambar 2.12 Mbathik………...22

Gambar 2.13 Nembok………...22

Gambar 2.14 Medel………...22

Gambar 2.15 Ngerok dan mbirah…...23

Gambar 2.16 Mbironi……...23

Gambar 2.17 Menyoga...24

Gambar 2.18 Nglorod...24

Gambar 2.19 Batik tulis Majapahit...25

Gambar 2.20 Batik cap Majapahit………...26

Gambar 2.21 Batik jumput Majapahit………...26

Gambar 2.22 Cover buku………...29

Gambar 2.23 Bentuk manuscript grid………...33

Gambar 2.24 Bentuk column grid………...33

(20)

xviii

Gambar 2.25 Bentuk modular grid………...34

Gambar 2.26 Bentuk hierarchical grid………...34

Gambar 2.27 Color+Patterns 50 Playful Exercises for Exploring Pattern………...36

Gambar 2.28 proses desain partisipatif………...38

Gambar 2.29 proses desain partisipatif………...39

Gambar 2.30 proses desain matriks morfologi………...40

Gambar 2.31 matriks morfologi………...41

Gambar 2.32 Patterns : Inside The Design Library, The New Amazing Book By Phaidon………41

Gambar 2.33 Batik Sejauh Mata Memandang………...42

Gambar 2.34 Batik Sejauh Mata Memandang………...43

Gambar 2.35 Batik Sukkhacitta………...44

Gambar 2.36 Batik Sukkhacitta………...45

Gambar 2.37 Produk Kana Goods……….………...45

Gambar 2.38 Produk Kana Goods……….………...46

Gambar 2.39 Produk oemah etnik……….………...46

Gambar 2.40 Produk oemah etnik……….………...47

Gambar 2.41 Produk oemah etnik……….………...48

Gambar 2.42 Batik komar……….………...49

Gambar 2.43 Batik komar kontemporer……….………...50

Gambar 2.44 Cover Buku Keeksotisan Batik Jawa Timur ………...50

Gambar 3.1 Bagan penelitian……….………...53

Gambar 3.2 Bagan penelitian……….………...58

Gambar 4.1 Depth Interview dengan Drs. Imam Makhmudi, MM selaku Kepala Seksi Industri Disperindag Kabupaten Mojokerto………..………….…….63

Gambar 4.2 Depth Interview dengan pemilik batik Negi………...….66

Gambar 4.3 Depth Interview dengan pemilik batik Cempaka……….68

Gambar 4.4 Depth Interview dengan pemilik batik Surodinawan………..…….70

Gambar 4.5 Depth Interview dengan pemilik batik Putri Gunung………...…….72

(21)

xix

Gambar 5.1 Diagram keyword………..……109

Gambar 5.2 Palet warna pada desain motif batik Majapahit……….………….……. 111

Gambar 5.3 Tabel potensi daerah Mojokerto ………...………. 112

Gambar 5.4 Stilasi candi Wringin Lawang ………...………..…...……. 113

Gambar 5.5 Stilasi candi Bajang Ratu ………...………. 114

Gambar 5.6 Stilasi buah Maja ………...………...………..……. 115

Gambar 5.7 Stilasi Surya Majapahit ………...………. 116

Gambar 5.8 Stilasi Mayang Rontek. ………...………....………. 117

Gambar 5.9 Stilasi bunga teratai ………...………..……. 118

Gambar 5.10 Stilasi seni bantengan ………..………...……..……..……. 119

Gambar 5.11 Konten buku ………..………..…………..…. 120

Gambar 5.12 Tabel konten buku ……….……...………..…. 123

Gambar 5.13 Bentuk column grid ………...……...………..…. 124

Gambar 5.14 Moodboard fotografi ………...……...…..………..…. 125

Gambar 5.15 Fotografi tabletop…. ………...……...…..………….………..…. 125

Gambar 5.16 Fotografi stillife...…. ………...……...…..………..…. 126

Gambar 5.17 Fotografi human interest...…. ………...……...….…………..…. 126

Gambar 5.18 Tone warna buku...…. ………...……...………..…. 128

Gambar 5.19 Kemasan buku...…. ………...……...…..…..………..…. 129

Gambar 5.20 Sosial media instagram ………...……...…..……….133

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman suku dan adat memiliki berbagai macam hasil budaya. Salah satu hasil budaya Indonesia adalah kain bercorak dengan teknik batik. Batik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Batik sendiri berasal dari kata “amba” yang berarti menulis dan “nitik” yang artinya titik. Batik sendiri merupakan kain yang dibuat dengan menutup kain dengan lilin malam, dan diberikan pewarnaan. Batik telah diciptakan leluhur Indonesia, khususnya di pulau Jawa.

Gambaran tertua tentang batik adalah bentuk ukiran dan hiasan kain dalam relief dan arca, bahkan bukti keberadaan batik sudah diketemukan dengan jelas di zaman Majapahit.

Kain batik tersebar di berbagai daerah di Pulau Jawa, mulai dari ujung barat hingga ke timur bahkan keluar Jawa. Semula keberadaan batik masih dipandang sebelah mata karena terkesan sangat tradisional dan kuno. Awalnya kain ini tidak begitu diminati sebagai produk mode di jaman modern. Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan budaya sendiri, mulai muncul semenjak adanya pengakuan UNESCO tahun 2009 lalu, sejak itu kain batik semakin populer dan kian marak digunakan masyarakat dari segala lapisan sebagai bahan pakaian resmi maupun busana sehari-hari. Pengakuan ini juga membuat industri batik yang sudah lama lesu di berbagai daerah seperti sedang menemukan momentum yang tepat untuk kembali mengembangkan potensi batik yang dimiliki setiap daerah. Banyaknya produk batik yang bermunculan lantas membuat desainer mode berusaha menciptakan ide-ide unik bercorak batik untuk koleksi mereka.

Bermacam eksplorasi batik telah dilakukan desainer mode dan kain, mulai dari eksplorasi secara tradisional maupun digital. Sedangkan daerah yang masih dalam tahap menggali potensi batik berusaha mengembangkan batik yang berciri khas daerah

(23)

2

mereka dan berusaha memunculkan kreasi baru dalam produk batik. Salah satu batik yang berusaha dikembangkan dan digali kekayaannya adalah batik Majapahit di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Mojokerto merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang terletak 50 km arah barat daya dari Surabaya.

Mojokerto merupakan daerah yang istimewa dalam sejarah Indonesia karena daerah ini dulunya merupakan ibukota dari Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu Kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia. Dengan pusat kekuasaaan Kerajaan majapahit berada di Jawa Timur (Trowulan, Mojokerto) tidak heran jika setiap kota di Jawa Timur mengenal batik. Menurut Pak Marji, budayawan batik di Mojokerto, kain batik Mojokerto bisa disebut juga batik Majapahit karena telah ada sejak jaman Kerajaan Majapahit, karena batik khas Mojokerto ini memiliki keunikan yaitu memiliki motif yang digali dari tradisi kebudayaan kerajaan Majapahit, mengadaptasi elemen- elemen yang ada dalam Kerajaan Majapahit1.

Batik Majapahit mempunyai akar sejarah yang panjang yang terkait erat dengan sejarah peradaban Majapahit. Sentuhan corak warna hingga motif yang digunakan menceritakan nuansa yang masih kental nilai sejarah kebudayaan orang Jawa, mulai dari bahan dan cara pembuatannya pun mengidentitaskan keaslian orang Jawa hingga sekarang. Batik Majapahit sempat dipamerkan di Australia pada tahun 2007 dan mulai berkembang dengan sederet nama motif yang unik seperti Surya Majapahit, bunga Teratai, buah Maja, Mrico Bolong, Sisik Gringsing, dan Pring Sedapur. Misalnya, gambar Surya Majapahit (lambang kerajaan Majapahit bergambar matahari), tempat duduk sembilan dewa pada saat bersemedi, tempat duduk dewa-dewi saat turun ke bumi, dan gambar buah mojo sendiri sebagai asal kata kerajaan Majapahit.

1Wawancara dengan pak Marji selaku budayawan batik Majapahit

(24)

3

Gambar1.1 Motif Batik Majapahit Sumber : Fajarwati, 2018

Keberadaan batik Majapahit kini mulai tersingkir keberadaannya, seperti yang ditulis Yusak Anshori (2011:195) seiring dengan keruntuhan kerajaan Majapahit maka banyak dari pembatik keraton Majapahit yang meninggalkan wilayah Mojokerto yang merupakan petilasan Majapahit dan menyebar hidup di pusat-pusat perdagangan di kawasan pesisir utara dan Jawa Tengah. Sehingga berdampak pada penerus warisan budaya Indonesia sendiri, serta kondisi masyarakat yang selalu berubah dan kurangnya minat masyarakat terhadap produk batik. Meskipun mempunyai sejarah panjang, namun sampai sekarang batik Majapahit belum dikenal secara luas. Batik Majapahit tidak begitu populer dikalangan masyarakat umum dibandingkan dengan batik klasik yang bersumber pada perkembangan Kerajaan Mataram (Surakarta dan Jogjakarta). Hal ini dikarenakan belum adanya penelitian dan pengembangan yang memadai tentang Batik Majapahit. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Majapahit lebih banyak dipusatkan pada peninggalan-peninggalan monumental : candi, makam, tempat pemandian, dan hunian. Padahal dari survei dan penggalian arkeologis juga menemukan sisa-sisa kegiatan kerajinan berwujud arca, gerabah, terakota, dan patung-patung kecil yang jika ditelisik lebih jauh mengarahkan pada keberadaan tradisi batik Majapahit2.

Saat ini batik Majapahit mulai bergeliat lagi dan semakin banyak pengrajin batik yang mulai melestarikannya. Setiap daerah memiliki batik dengan ciri khas masing-masing, termasuk batik tulis hasil kerajinan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

2Dikutip dari : Wijaya, Niken 2012 “Kajian Batik Majapahit Era Sekarang di Wilayah Mojokerto dengan Pendekatan Etnografi”

(25)

4

(UMKM) di Kabupaten Mojokerto. Kain batik tulis dengan motif lambang Kerajaan Majapahit ini contohnya, diandalkan bisa bersaing di pasar nasional hingga internasional. Menurut berita Radar Mojokerto baru-baru ini, Kamboja kepincut dengan batik khas asal Mojokerto itu karena dinilai berbeda dengan batik-batik pada umumnya3. Batik ini bercorak buah mojo dan Surya Majapahit, sebagai ciri khas Kerajaan Majapahit, dari mulai pola, pewarnaan, desain, konsep hingga filosofi kekhasan yang diangkat dari kearifan lokal.

Gambar 1.2 Motif batik Surya Majapahit

Sumber : radarmojokerto/read/2017/10/02/16928/batik-surya-majapahit-go-internasional-kamboja- pun-kepincut

Kini eksplorasi motif batik mulai berkembang di Indonesia seperti dalam acara Surabaya Fashion Parade “Vismaya Navatika” yang digelar di Convention Hall Tunjungan Plaza pada 10 Mei 2016 lalu, melalui karya yang bertema Tanjung Bumi, desainer muda berprestasi asal Surabaya Natalia Soetjipto berhasil memadukan dua unsur timur sekaligus. Pertama batik khas Tanjung Bumi Bangkalan yang merupakan representasi Jawa Timur, dengan pola cutting dan aksesoris khas Tiongkok yang merupakan bagian penting dari Asia Timur. Selain mengeksplorasi keanekaragaman batik, ajang fashion ini juga bertujuan untuk menggali potensi desainer-desainer muda di Jawa Timur. Para designer ditantang untuk menciptakan sebuah karya baru dari beragamnya Batik Jawa Timur hingga menjadi motif yang modern dan berkelas.

3Sumber :https://www.jawapos.com/radarmojokerto/read/2017/10/02/16928/batik-surya-majapahit-go-internasional-kamboja-pun- kepincut

(26)

5

Gambar 1.3 Batik dalam pagelaran Surabaya Fashion Parade

Sumber : https://infobatik.id/eksplorasi-batik-jatim-dalam-vismaya-navamika/

Maka dari itu untuk bisa bersaing di pasar, para pengrajin perlu terus berinovasi baik dari sisi desain maupun kualitas batik manual ini. Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Yoko Priyono, sementara perlu diberikan pelatihan bagi warga yang memiliki bakat mengerjakan batik tulis. Sampai saat ini jumlah peserta yang berminat untuk pelatihan membatik semakin meningkat pertahun, walaupun demikian selain terkendala kualitas hasil kerajinan, pemasaran juga masih butuh pengembangan yang lebih luas, agar para pengrajin selalu berinovasi supaya menghasilkan kerajinan batik tulis yang berkualitas tinggi 4.

Tantangan bagi pengrajin saat ini yaitu bagaimana pengrajin dapat memasarkan batik untuk kalangan muda, karena karena saat ini batik Majapahit hanya digunakan sebagai seragam identitas pemerintahan dan pegawai negeri di Kota maupun Kabupaten Mojokerto. Pengembangan motif juga bertujuan untuk mengingatkan bahwa Mojokerto mempunyai berbagai macam potensi dan sejarah yang masih ada dan tetap harus dilestarikan. Jika hal tersebut dikelola dengan baik akan menjadi investasi modal budaya, karena mengingat batik Majapahit berada dalam pusaran warisan budaya yang begitu kaya. Usaha dari pemerintah saat ini yaitu mengadakan pelatihan membatik bagi masyarakat, hingga saat ini semakin tahun semakin meningkat, berdasarkan data yang dihasilkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto terdapat peningkatan yang siginifikan terkait peserta pelatihan batik di Kecamatan Trowulan, Dawar Blandong, Pacet dan Jatirejo.

4Sumber : https://batik majapahit,berinovasi biar bisa terus bersaing_merdeka.com Upload: 27 April 2017 05:00

(27)

6

Gambar 1.4 Grafik Jumlah Peserta Pelatihan Membatik Sumber : Disperindag Kabupaten Mojokerto, 2018

Berdasarkan data tersebut peningkatan jumlah peserta terbanyak pada tahun 2018, oleh karena itu sebagai salah satu daerah penghasil batik yang sedang berkembang, kabupaten Mojokerto sangat memerlukan adanya suatu inovasi terhadap motif batik Majapahit dan juga pelestarian terhadap motif khas Majapahit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengeksplorasi motif secara berkala agar motif khas Majapahit yang ditampilkan kian beragam dan dapat meningkatkan minat konsumen terhadap motif batik Majapahitan. Untuk itu, pengembangan motif batik Majapahit nantinya akan dirancang oleh penulis melalui pendekatan desain partisipatif.

Metode pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan ini meliputi pendekatan partisipatif kepada para calon pengguna. Pendekatan partisipatif, yaitu usaha mitra yang meliputi pemilik usaha, pendesain motif, pembatik, tukang warna, dan karyawan terkait lainnya dilibatkan ikut berpartisipasi secara aktif terhadap semua kegiatan riset sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dengan demikian, mereka akan benar-benar mampu mandiri memahami kebutuhan yang terkait dengan pekerjaan dan mampu memecahkan masalahnya sendiri. Tujuan dari metode desain partisipatif sendiri adalah peningkatan keragaman dan kualitas desain motif batik Majapahit yang mudah dan akan dikembangkan oleh pengrajin.

0 10 20 30 40

2013 2014 2018

Jumlah Peserta Pelatihan Membatik

Trowulan Dawar Blandong Pacet Jatirejo

(28)

7

Tahapan pengembangan desain motif batik yaitu pertama melakukan analisis terhadap motif batik Majapahit yang potensial berdasarkan produk yang telah dibuat.

Kedua penyusunan konsep desain produk batik, misalnya untuk target dewasa muda dengan pemilihan warna tertentu, dan juga memproduksi batik disesuaikan dengan fungsinya, seperti sebagai jarit, baju, dan sebagainya. Konsep atau tujuan penerapan motif pada kain sesuai dengan perkembangan fashion zaman sekarang Pada umumnya kegunaan kain batik Majapahit sebagian besar dipakai untuk pakaian wanita (gaun) dan pakaian pria (kemeja). Pengembangan desain motif batik yang disesuaikan dengan konsep produk dengan mengambil sumber ide dari berbagai potensi dari daerah Mojokerto yang dapat dijadikan motif batik.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang sebelumnya, maka terdapat beberapa fenomena yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Batik Majapahit ini masih dalam proses membentuk identitas diri.

2. Batik Majapahit tidak begitu populer dikalangan masyarakat umum dibandingkan dengan batik klasik yang bersumber pada perkembangan Kerajaan Mataram (Surakarta dan Jogjakarta).

3. Belum adanya penelitian dan pengembangan yang memadai tentang eksplorasi motif batik Majapahit.

4. Pengerajin batik Majapahit tidak memiliki latar belakang desain sehingga tidak melakukan eksperimen lebih dalam mendesain motif.

5. Dalam pengembangan batik belum ada kolaborasi antara pengerajin batik Majapahit dengan desainer.

6. Perlu adanya suatu inovasi dengan pendekatan partisipatif agar para pengrajin menghasilkan kerajinan batik tulis yang beragam.

(29)

8 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah yang diangkat dalam perancangan ini adalah “Bagaimana merancang eksplorasi desain motif baru batik Majapahit dengan metode desain partisipatif?”

1.4 Ruang Lingkup

Berikut adalah beberapa lingkup yang akan dilakukan untuk memperkuat latar belakang dalam pembuatan eksplorasi motif batik Majapahit :

1. Eksplorasi desain motif batik Majapahit khas Mojokerto.

2. Observasi tentang motif batik Majapahit khas Mojokerto 3. Observasi terhadap berbagai potensi daerah Mojokerto.

4. Riset Desain Partisipatif kepada calon pengguna terkait konsep eksplorasi motif batik.

5. Depth Interview kepada pengrajin batik Majapahit khas Mojokerto.

6. Depth Interview kepada budayawan batik Majapahit.

7. Depth Interview ke Disperindag Kabupaten Mojokerto, terkait perkembangan industri batik di Kabupaten Mojokerto serta permasalahan dan kebutuhan yang dibutuhkan pihak pemerintah dalam upaya pengembangan industri batik yang dapat diselesaikan dalam ranah kerja desainer komunikasi visual.

1.5 Batasan Masalah

Berikut adalah beberapa batasan masalah yang akan dilakukan dalam penelitian : 1. Pada perancangan ini penulis hanya akan menyelesaikan masalah

yang berhubungan dengan bidang desain yang dikaji menurut teori dan ilmu Desain Komunikasi Visual yaitu dalam bidang eksplorasi dan menciptakan motif batik Majapahit.

(30)

9

2. Konten yang dibahas dalam perancangan ini berkaitan dengan hasil eksplorasi motif batik Majapahit yang baru dengan metode desain partisipatif..

3. Studi penelitian perancangan ini dibataskan pada lingkup Mojokerto.

4. Media akhir yang akan digunakan pada perancangan ini adalah aplikasi eksplorasi motif batik dalam bentuk buku visual.

5. Peneliti membuat formula motif dalam bentuk cetak, dirangkum dalam sebuah buku visual dan hanya dieksekusi beberapa motif dalam bentuk cetak untuk keperluan pameran dan penilaian.

1.6 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan desain motif batik Majapahit yang digali dari potensi daerah Mojokerto dan elemen kebudayaan Kerajaan Majapahit.

2. Memperkuat karakter motif dan ciri khas motif batik Majapahit.

3. Membantu pengerajin batik Majapahit dalam mendesain motif batik baru dengan metode desain partisipatif.

4. Membuat formula motif batik khas Majapahit yang dihasilkan dari pendekatan desain partisipatif, serta dapat dikembangkan oleh para pengrajin batik serta UKM Batik yang ada di Mojokerto

5. Membuktikan eksplorasi motif batik Majapahit dapat bersaing dalam pasar nasional maupun internasional.

6. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengembangan keterampilan UMKM dalam desain motif batik Majapahit yang baru.

7. Menginspirasi dan menstimulasi para pengrajin batik untuk menciptakan motif dengan mengeksplorasi potensi yang menjadi ciri khas batik Majapahit.

(31)

10 1.7 Manfaat Perancangan

A. Manfaat Teoritis

Eksplorasi desain motif baru batik Majapahit ini sebagai media referensi dan dokumentasi dalam menggali motif untuk para pengrajin dan pengusaha batik di Mojokerto. Dengan adanya perancangan ini juga dapat memperkaya keilmuan Desain Komunikasi Visual dalam merancang desain motif batik Majapahit yang baru.

B. Manfaat Praktisi

Eksplorasi desain motif baru batik Majapahit ini dapat menjadi referensi bagi pengrajin batik, mahasiswa desain, fashion designer , kolektor batik dan masyarakat luas yang ingin mencari inspirasi dalam mengeksplorasi motif batik. Serta pada perancangan ini dapat membantu pemerintah dalam memperkenalkan potensi daerah terkait tentang desain motif baru batik Majapahit sebagai bahan penelitian.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I, Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang uraian latar belakang masalah terhadap suatu inovasi agar para pengrajin menghasilkan kerajinan batik tulis beragam dan berkualitas tinggi dengan pengembangan eksplorasi motif batik Majapahit. Melalui metode desain partisipatif ini bertujuan untuk mengajak para calon pengguna ikut serta dalam membuat suatu sistem desain yang nanti akan dapat menambah keragaman motif batik Majapahit dan dapat dikembangkan oleh para pengrajin kedepannya.

BAB II, Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang studi literatur serta landasan teori tentang Batik Majapahit, serta studi terkait dengan eksplorasi desain motif batik Majapahit sebagai landasan penelitian dan studi tentang

(32)

11

metode desain partisipatif untuk memperdalam penulis dalam melakukan penelitian.

BAB III, Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu melakukan proses desain, eksplorasi motif batik, menentukan kriteria desain dan pengembangan. Metode penelitian data melalui metode desain partisipatif, observasi, depth interview, studi literatur, studi eksisting, studi komparator dan studi kompetitor.

BAB IV, Analisa Hasil Penelitian.

Menjabarkan hasil metode penelitian observasi, depth interview, dan desain partisipatif yang sudah dilakukan. Dari penelitian yang sudah dilakukan akan didapatkan sejarah batik Majapahit, proses pembuatan, dan ragam motif batik Majapahit yang sudah dibuat beserta makna dalam setiap motifnya. Menjelaskan hasil metode desain partisipatif yang menghasilkan beberapa motif batik Majapahit yang baru.

BAB V, Konsep dan Implementasi Desain.

Menentukan konsep desain yang akan digunakan berdasarkan hasil dari penelitian. Dimulai dari desain partisipatif untuk mendapatkan data dan konsep desain motif, serta kriteria desain dari hasil metode tersebut. Membahas tentang gagasan ide dan rancangan yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada mulai dari pembuatan alternatif desain hingga hasil akhir. Berisikan implementasi desain yang berisi pengaplikasian konsep desain akhir yang terpilih pada tugas akhir media buku visual mengenai batik Majapahit dengan konsep Playful Exploring Batik Majapahit Motives.

BAB VI, Kesimpulan dan Saran.

Berisikan kesimpulan dari perancangan eksplorasi desain motif baru batik Majapahit beserta saran yang diberikan oleh peneliti untuk pembuatan perancangan yang sejenis untuk kedepannya.

(33)

12

Halaman ini sengaja dikosongkan

(34)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada penelitian ini, penulis akan mengkaji tentang landasan teori yang berhubungan dengan studi “Eksplorasi Desain Motif Baru Batik Majapahit dengan Metode Desain Partisipatif”. Landasan teori ini akan digunakan sebagai bahan acuan dalam proses mengeksplorasi motif batik Majapahit dan juga sebagai pengisi konten pada perancangan buku visual ini.

2.2 Tinjauan Tentang Batik

Batik merupakan kebudayaan khas bangsa Indonesia yang sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit. Sejarah batik secara historis berasal dari jaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang atau tanaman, namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman, beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber, dan sebagainya5.

Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenus batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri. Misalnya batik Pekalongan, Jogjakarta, Solo ataupun daerah-daerah lain di Indonesia memiliki corak atau motif sesuai dengan kekhasan daerahnya.

Dalam perkembangannya, kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk

5Sumber : https://spensabayalibrary.files.wordpress.com/2016/05/Makalah Kebudayaan Batik Indonesia.pdf

(35)

14

mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang dulunya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

2.2.1 Teknik Pembuatan Batik

Berdasarkan proses atau teknik dalam pembuatan batik dapat digolongkan menjadi 4 macam teknik, yaitu :

1. Batik Tulis

Batik tulis merupakan batik yang teknik pengerjaannya menggunakan sebuah alat dari tembaga yang disebut canting, berfungsi untuk menampung cairan malam/lilin sehingga dapat digunakan untuk melukis ragam hias diatas kain. Dalam proses pengerjaannya, terdapat 2 jenis batik tulis, yaitu batik tulis halus dan juga batik tulis kasar. Batik tulis memiliki karakter yang mewah, luwes, dan memiliki nilai estetika yang tinggi karena setiap goresan yang diaplikasikan akan menghasilkan goresan yang berbeda antara satu dengan lainnya karena murni digambar dengan tangan oleh para pembatik, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Oleh karena itulah harga batik tulis relatif mahal karena kualitasnya yang lebih bagus dan unik. Setiap potongan gambar yang diulang (repeat) pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya.

Gambar 2.1 Batik tulis Sumber : Fajarwati,2018

(36)

15 2. Batik Cap

Batik cap adalah kain yang dihias dengan motif batik dengan menggunakan alat yang disebut canting cap terbuat dari tembaga dimana dibagian alasnya terdapat desain suatu motif. Canting cap fungsinya mirip dengan stempel besar yang dibubuhkan malam atau lilin yang kemudian dicap diatas kain, dari jenis produksi batik cap ini pembatik dapat menghemat tenaga karena tidak perlu menggambar pola atau desain diatas kain secara manual.

Kemunculan batik cap didorong oleh banyaknya permintaan akan batik namun proses dari batik tulis yang lama sehingga munculah metode pembuatan batik dengan menggunakan cap. Harga jual batik cap lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, namun karena jumlahnya yang banyak dan memiliki banyak kesamaan antara satu dengan lainnya sehingga kurang unik, tidak istimewa, dan kurang eksklusif.

Gambar 2.2 Batik Cap

Sumber : https://infobatik.id/teknik-pembuatan-batik-cap-tegal/

3. Batik Colet

Batik tulis warna yang motif batiknya dibuat dengan teknik colet.

Teknik colet disebut juga dengan teknik lukis, dengan cara mewarnai pola batik dengan kuas. Teknik colet membutuhkan cita rasa seniman yang tinggi, kreatifitas dan skill maupun pengkombinasian warna dari pelukis batik ini. Semakin kecil, rumit dan detil gambar yang di hasilkan, semakin tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik colet ini.

(37)

16

Gambar 2.3 Batik Colet Sumber : Fajarwati, 2018

4. Batik Printing

Batik yang dibuat dengan proses printing atau cetak sablon sama sekali tidak menggunakan lilin atau malam untuk membentuk desain motifnya. Dalam proses produksi langsung digunakan pewarna kimia berupa cat pigment. Hasil printing memiliki ciri yang khas, yaitu permukaan di depan dan belakang tidak sama kecerahan dan ketebalan catnya. Karena pada proses printing hanya satu permukaan kain saja yang dikenakan cat. Sebagus apa pun proses pencetakan dan proses finishingnya, namun secara kasat mata akan terlihat perbedaan sisi depan dan belakang. Batik printing mampu menggunakan beberapa warna. Ciri lain dari batik printing, garis-garis motifnya sering nampak lebih akurat serta bisa menggunakan guratan-guratan yang tipis.

Gambar 2.4 Batik Printing

Sumber : https://infobatik.id/teknik-pembuatan-batik-printing-borobudur/

(38)

17 2.2.2 Struktur Dasar Pola Batik

Struktur atau dasar pola batik terdiri dari beberapa unsur pola atau motif batik yang tersusun berdasarkan motif batik yang sudah baku. Struktur dasar batik tersebut terdiri dari :

1. Komponen Utama

Komponen utama dalam batik berupa ornamen-ornamen gambar bentuk tertentu yang merupakan unsur pokok. Ornamen ini sering kali dijadikan nama dalam motif batik.

Gambar 2.5 komponen utama

Sumber : http://parasakti7970.blogspot.com/2012/06/menggambar-pola-batik.html

2. Komponen Pengisi

Komponen pengisi merupakan gambar-gambar yang dibuat untuk mengisi bidang diantara motif utama atau komponen utama.

(39)

18

Bentuknya lebih kecil dan tidak turut membentuk arti atau jiwa dari pola batik tersebut. Motif pengisi ini juga disebut ornamen selingan.

Gambar 2.6 komponen pengisi

Sumber : http://parasakti7970.blogspot.com/2012/06/menggambar-pola-batik.html

3. Komponen Isen-Isen

Isen-isen berfungsi untuk memperindah pola batik secara keseluruhan. Komponen itu bisa diletakkan untuk menghiasi bidang- bidang kosong antara motif-motif besar. Isen-isen umumnya merupakan titik, garis lurus, garis lengkung, lingkaran-lingkaran kecil dan lain-lain. Isen-isen ini disertakan pada nama motif batik.

Gambar 2.7 komponen isen-isen

Sumber : http://parasakti7970.blogspot.com/2012/06/menggambar-pola-batik.html

(40)

19 2.3 Komponen Batik

Ragam hias batik Indonesia juga dipengaruhi dengan adanya persinggungan antara kebudayaan asing yang bersentuhan dengan kebudayaan lokal Indonesia sehingga turut mempengaruhi perkembangan batik di Indonesia. Batik memiliki 3 komponen utama, yaitu warna, garis, dan gaya gambar. Ketiga komponen inilah yang membentuk batik menjadi tampilan kain yang indah dan menarik.

1. Warna

Warna dapat memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai dengan kondisi sosial pengamatnya. Masyarakat penganut warna memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda terhadap warna.

2. Garis

Garis adalah suatu hasil goresan di atas permukaan benda atau bidang gambar. Garis – garis inilah yang membentuk corak dan motif batik sehingga menjadi gambar yang indah sesuai dengan apa yang diharapkan dan menjadi panduan dalam penggambaran dalam membatik.

Gambar 2.8 Jenis garis pada batik

Sumber : https://wisnujadmika.wordpress.com/tag/membuat-desain-batik/

3. Gaya gambar Stilasi

Gaya gambar dalam batik pada umumnya menggunakan gaya gambar stilasi dengan teknik merengga. Stilasi adalah menyederhanakan bentuk obyek

(41)

20

asli dengan penggayaan yang bersifat dekoratif namun ciri khas bentuk aslinya masih terlihat dengan jelas. Sedangkan merengga adalah memberikan gambar pada permukaan gambar suatau obyek seperi tumbuhan, hewan, atau bentukan geometri lainnya, dan pada umumnya teknik merengga digunakan untuk menciptakan motif-motif pada tekstil termasuk batik. Tujuan dari merengga adalah untuk menciptakan dekorasi pada suatu bidang obyek agar obyek tersebut terlihat lebih indah dan menarik serta meningkatkan mutunya.

Gambar 2.9 : Teknik merengga

Sumber : http://education-design.blogspot.co.id/2008/12/designing- batikmotif.html

2.4 Proses Pembuatan Batik

Dari dulu hingga sekarang proses pembuatan batik tidak mengalami banyak perubahan. Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar konsisten sebagimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik yang ada saat ini sudah semakin berkembang pesat tapi pada dasarnya proses pembuatan batik masih tetap sama.

Proses membatik meliputi beberapa tahapan, yaitu:

 Ngemplong, merupakan tahapan paling awal atau pendahuluan. Diawali dengan mencuci kain mori yang bertujuan untuk menghilangkan kanji yang masih

(42)

21

melekat pada kain mori. Kemudian dilajutkan dengan pengeloyoran, yaitu proses memasukkan kain mori kedalam minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada didalam abu merang supaya kain mori menjadi lemas sehingga daya serap terhadap zat warna menjadi lebih tinggi. Setelah melalui proses tersebut, kain mori dijemur kemudian dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

Gambar 2.10 Ngemplong

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Nyorek atau memola, adalah proses menjiplak atau membuat pola diatas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat.

Gambar 2.11 Nyorek atau memola

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Mbathik, proses penorehan malam / lilin pada kain mor, dimulai dengan nglowong (menggambar garis-garis diluar pola) dan isen-isen.

(43)

22

Gambar 2.12 Mbathik

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Nembok, adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar.

Gambar 2.13 Nembok

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Medel, adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

Gambar 2.14 Nembok

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

(44)

23

 Ngerok dan Mbirah, pada proses ini malam/lilin pada kain dikerok secara hati- hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih setelah itu kain diangin-anginkan.

Gambar 2.15 Ngerok dan mbirah

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Mbironi, adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam/lilin. Selain itu ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu.

Gambar 2.16 Mbironi

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Menyoga, berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna coklat. Adapun caranya dengan mencelupkan kain kedalam campuran warna coklat tersebut.

(45)

24

Gambar 2.17 Menyoga

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

 Nglorod, merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatansehelai kain batik tulis maupunbatik cap yang menggunakan perintang warna (malam/lilin). Pada tahap ini pembatik melepaskan seluruh malam/lilin dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya kedalam air mendidih, setelah diangkat kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering.

Gambar 2.18 Nglorod

Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/03/proses-lengkap-dan-cara-pembuatan-batik.html

2.5 Sejarah Batik Majapahit

Batik pada jaman Majapahit adalah batik yang telah menjadi kebudayaan di Kerajaan Majapahit, perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulungagung yang riwayat pembatikannya berasal dari daerah ini, dapat diambil dari peninggalan masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada waktu itu daerah Tulungagung dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, pada saat berkembangnya Kerajaan Majapahit, daerah itu dikuasai oleh seorang yang bernama Adipati Kalang, yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit. Majapahit kemudian menyerang Bonorowo, yang

(46)

25

mengakibatkan Adipati Kalang tewas. Para prajurit dan keluarga Kerajaan Majapahit yang datang dan menetap di Bonorowo, kemudian membawa kesenian batik6.

Ciri khas dari batik Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Jogjakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahit namun perkembangan batik mulai menyebar pesat di daerah Jawa Tengah, Surakarta, dan Jogjakarta. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulungagung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Jogjakarta.

2.6 Jenis Batik Majapahit

Berdasarkan proses pembuatannya, batik Majapahit dibedakan menjadi 3 jenis : 1. Batik Tulis

Proses pembuatannya murni menggunakan gambaran tangan pengrajin batik dengan alat yang bernama canting. Proses pembuatan batik tulis kurang lebih selama satu bulan.

Gambar 2.19 Batik Tulis Majapahit

Sumber : https://infobatik.id/teknik-pembuatan-batik-cap-mojokerto/

2. Batik Cap

Proses pembuatan Batik Majapahit mulai dikembangkan dengan menggunakan proses teknik batik cap, proses pembuatan menggunakan metode cap yang diaplikasikan pada media kain putih dengan bantuan sebuah logam tembaga yang bagian alasnya terukir motif batik. Karena proses pembuatannya

6 7 Sumber : https://spensabayalibrary.files.wordpress.com/2016/05/Makalah Kebudayaan Batik Indonesia.pdf

(47)

26

tidak membutuhkan waktu yang lama seperti pembuatan batik dengan teknik batik tulis yang membutuhkan waktu sampai satu bulan.

Gambar 2.20 Batik Cap Majapahit

Sumber : https://infobatik.id/teknik-pembuatan-batik-cap-mojokerto/

3. Batik Jumput

Seperti lazimnya teknik membuat batik tulis, para pengrajin batik memoleskan lilin keatas permukaan kain mori sesuai sketsa. Sentuhan berbeda diberikan dengan menambahkan teknik jumput, yaitu dengan cara kain mori diikat dengan tali plastik atau karet gelang dengan diisi biji buah juwet di beberapa titik. Setelah pewarnaan dilakukan, maka akan tampak gradasi warna disela-sela motif tersebut.

Gambar 2.21 Batik Jumput Majapahit

Sumber : https://infobatik.id/teknik-pembuatan-batik-jumput-mojokerto/

(48)

27 2.7 Jenis Komposisi

Komposisi adalah susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Gambar bentuk yang baik harus memperhatikan komposisi sehingga gambar yang dibuat dapat menghasilkan kesan yang seimbang, menyatu , berirama dan selaras.

A. Keseimbangan

Keseimbangan adalah penggambaran objek benda yang memberikan adanya kesan keseimbangan antara bagian-bagiannya, artinya tidak terkesan berat disalah satu sisi dan ringan di sisi yang lainnya.

B. Kesatuan

Kesatuan adalah suatu penggambaran objek yang memberikan kesan adanya kesatuan unsur-unsur yang terpadu. Kesatuan artinya keterpaduan dari bagian-bagian gambar, tidak terkesan terbelah atau terpisah. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya seni.

C. Irama

Irama adalah suatu penggambaran objek yang memberikan kesan pergerakan dengan alur yang teratur. Gambar yang terkesan ritmisnya akan terasa enak dipandang mata, lain dengan gambar yang acak-acakan dan tidak jelas pengaturan objeknya.

D. Keselarasan

Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna, pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini untuk menciptakan perpaduan yang selaras.

(49)

28 E. Proporsi

Merupakan perbandingan antara bentuk elemen besar dan kecil. Proporsi menyangkut suatu hubungan bagian dengan bagian yang lain atau bagian dengan keseluruhan, atau antara satu obyek dan obyek yang lainnya. Proporsi juga bertalian erat dengan hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu komposisi, hubungan ini dapat berbentuk suatu besaran, kuantitas atau tingkatan. Membedakan proporsi pada sebuah komposisi dapat membentuk pada berbagai macam keseimbangan atau simetri, serta dapat menentukan bobot visual dan kedalaman benda.

2.8 Kajian Tentang Buku 2.8.1 Definisi Buku

Buku adalah sekumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu berisikan tentang informasi berupa tulisan dan atau gambar serta dibagian ujungnya tertera keterangan tentang halaman. Berdasarkan KBBI definisi buku adalah beberapa helai kertas terjilid berisi tulisan untuk dibaca atau yang kosong untuk ditulis. Sedangkan arti kata visual menurut KBBI adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan atau mata. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa arti kata buku visual adalah sekumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu berisikan informasi berupa tulisan dan atau gambar yang dapat dilihat oleh indra pengelihatan mata.

2.8.2 Struktur Buku

Buku tersusun atas bagian-bagian yang membangun buku menjadi sebuah struktur bahan cetakan yang layak untuk dibaca dan dikonsumsi oleh khalayak umum ataupun target pembaca yang lebih spesifik. Untuk menjadi sebuah buku dengan satu kesatuan buku yang utuh maka sebuah buku yang layak hendaknya disusun atas dasar struktur yang baik dan rapi.

 Cover (Sampul)

Sampul sangat penting untuk menarik minat pembeli.

Terkadang timbul minat membeli buku dengan melihat halaman sampulnya. Kalau kita amati buku-buku yang beredar di toko-toko

(50)

29

buku sekarang, maka tampilan sampulnya sangat bervariasi dan menarik. Hal itu semuanya bertujuan untuk menarik daya minat pembeli agar membeli buku tersebut.

Selanjutnya kalau kita perhatikan cover (sampul) buku, maka umumnya cover buku terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.

Gambar 2.22 cover buku

Sumber : http://ardi-herdiana.blogspot.com/2014/08/cara-jilid-hard-cover.html

Sampul Depan

Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku.

Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul umum, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul.

Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku.

(51)

30

Punggung Buku

Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya.

Sampul Belakang

Sampul belakang buku berisi synopsis, logo dan nama penerbit dan barcode. Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah synopsis.

Sinopsis berasal dari bahasa Yunani sin + oftalmos. Sin secara harfiah berarti bersama-sama, sekilas, selayang pandang dan oftalmos berarti mata atau penglihatan. Jadi synopsis berarti sekali (sekilas) melihat (membaca) buku teks, orang langsung tahu isi secara keseluruhan.

1. Preliminaries (Pendahulu)

Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan, kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar istilah (jika ada). Berikut ini penjelasan singkat tentang bagian-bagian dari preliminaries :

 Halaman judul

 Halaman judul memuat judul, nama penulis dan logo penerbit.

 Halaman copyright

 Halaman persembahan/dedikasi

 Kata Pengantar

Kata pengantar biasanya disusun oleh penulis sendiri. Didalam kata pengantar, penulis menyajikan tujuan penulisan buku, pokok pikiran buku, dan method yang digunakan. Kata pengantar merupakan kunci bagi pembaca untuk memahami ruang lingkup dan ciri karya penulis.

(52)

31

 Prakata (jika ada)

Kebanyakan buku memiliki prakata. Tujuan prakata adalah untuk memperkenalkan buku dan pengarang oleh orang lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan buku tersebut.

 Daftar Isi

Semua buku memiliki daftar isi. Tujuan daftar isi adalah menunjukkan sekilas apa yang ada di dalam buku. Di dalam daftar isi, pengarang menyajikan semua bab, sub-bab.

 Daftar Tabel (jika ada)

 Daftar Gambar (jika ada)

 Daftar Singkatan (jika ada)

2. Text Matter (Isi)

Bagian isi (text matter) berisi

 Pendahuluan (Introduction)

 Judul bab, subbab, dan subsubbab

Bab menurut leksikografik didefinisikan sebagai pembagian utama buku.

Tujuan Pembelajaran, khusus buku teks untuk sekolah dan perguruan tinggi.

 Penomoran bab, subbab, dan subsubbab.

3. Postliminaries (Penyudah)

 Bagian penyudah berisi daftar isi, daftar istilah dan index.

 Daftar pustaka

Daftar isi merupakan daftar buku yang dirujuk oleh penulis.

Daftar Istilah (glosarium)

Index

(53)

32 2.8.3 Layout

Elemen-elemen yang tergolong sebagai invisible elements merupakan pondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya.

Elemen yang berfungsi sangat penting, apalagi bila layout menggunakan elemen teks yang banyak atau yang memiliki halaman yang banyak. Dalam kondisi seperti itu invisible elements akan bermanfaat sebagai salah satu pembentuk unity dari keseluruhan layout. Bagian invisible elements adalah sebagai berikut7 :

a) Margin

Menentukan sebuah jarak antar pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. Dikarenakan hal seperti itu kurang menguntungkan dan yang lebih parahnya lagi elemen layout terpotong pada saat percetakkan.

b) Grid

Merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout . untuk membuat layout sebuah karya desain yang mempunyai banyak halaman seperti company profile, katalog, majalah, newsletter atau surat kabar.

 Manuscript Grid

Manuscript grid merupakan bentuk grid yang paling sederhana dan hanya terdiri dari satu bagian utama yang mendominasi pada satu halaman.

Biasanya grid bentuk ini digunakan untuk memuat deskripsi/ penjelasan yang panjang, layaknya sebuah manuskrip. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat manuscript grid adalah dengan menambahkan elemen visual agar pembaca tidak merasa bosan dalam membaca. Pemilihan ukuran text dan margin juga perlu diperhatikan agar manuscript grid dapat tervisualisasikan dengan baik.

7 Sumber : Rustan, Surianto, 2009, Layout Dasar & Penerapannya, Hal 64

(54)

33

Gambar 2.23 bentuk manuscript grid Sumber: http://www.vanseodesign.com

 Column Grid

Kelebihan dari penggunaan column grid adalah informasi-informasi yang berbeda dan diletakkan pada satu halaman, dapat dibedakan berdasarkan peletakan kolom jika menggunakan grid ini. Dimulai dari single column, double column, hingga multi column, penulis dapat memodifikasi dengan menyesuaikan margin dan lebar dari masing– masing kolom.

Gambar 2.24 bentuk column grid Sumber: http://www.vanseodesign.com

 Modular Grid

Jika dalam suatu halaman memiliki jumlah informasi yang bermacam–

macam namun memiliki narasi yang pendek, modular grid adalah bentuk penataan yang terbaik. Modular grid adalah bentuk yang lebih rumit daripada

(55)

34

column grid, karena tidak hanya terbagi berdasarkan kolom, melainkan juga dibagi menjadi beberapa baris.

Gambar 2.25 bentuk modular grid Sumber: http://www.vanseodesign.com

 Hierarchical Grid

Sebagian informasi dan gambar yang ada, terkadang tidak dapat menggunakan grid biasa. Hal ini disebabkan karena adanya unsur peletakan intuitif yang membuat informasi – informasi ini harus diletakkan di tempat khusus. Model hierarchical grid ini biasanya digunakan pada desain web, dimana pada desain web lebih mengedepankan intuisi keterbacaan utama pada saat mata pertama kali membuka web tersebut.

Gambar 2.26 bentuk hierarchical grid Sumber: http://www.vanseodesign.com

(56)

35 2.8.4 Elemen Visual

Semua yang termasuk dalam suatu kelompok elemen visual adalah elemen bukan teks yang terlihat dalam suatu layout. Bagian dari elemen visual adalah sebagai berikut 8:

a. Foto

Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi kesan sebagai „dapat dipercaya‟. Menurut sebuah penelitian Poynter Institute, sebuah sekolah jurnalisme di Amerika: seseorang akan lebih tertarik pada foto berwarna disbanding hitam-putih. Foto berwarna dapat menarik perhatian 20%

lebih besar daripada foto hitam-putih.

b. Artworks

Artworks merupakan segala jenis karya seni, bukan termasuk fotografi baik itu ilustrasi, kartun, dan sketsa. Untuk menyajikan sebuah informasi yang lebih akurat, terkadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi sebuah pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan bila memakai teknik fotografi.

c. Informational Graphics

Fakta-fakta dan data-data statistik hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (Chart) table diagram, bagan, peta, dan lain sebaginya.

2.9 Kajian Tentang Eksplorasi

Eksplorasi dari kata bahasa inggris “Exploration” yang memiliki arti penjelajahan atau pencarian. Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam Encarta Dictionaries, eksplorasi adalah pengamatan atau penyelidikan terhadap suatu data atau subjek.

Eksplorasi yang ilmiah akan memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan. Seperti halnya pada buku tentang eksplorasi motif yaitu buku

Color+Patterns 50 Playful Exercises for Exploring Pattern Design”

8 Sumber : Rustan, Surianto, 2009, Layout Dasar & Penerapannya, Hal 53

(57)

36

Dalam buku ini terdapat sebanyak 50 motif hasil dari eksplorasi yang dilakukan oleh penulis. Diilustrasikan sepenuhnya dengan berbagai macam pola, menunjukkan bagaimana jika eksplorasi masuk kedalam kehidupan Selain berbagi banyak karya indah, buku ini memberikan informasi kepada pembaca tentang berbagai jenis pola dan terminologi, menjelajahi pola yang ditemukan, berbagi proses menciptakan pola, serta menunjukkan cara untuk mengintegrasikan pola ke dalam aspek kehidupan nyata dengan memasukkan sebanyak 50 latihan pembuatan motif.

Tidak seperti buku-buku lain yang hanya menunjukkan contoh seni pattern, buku ini mencakup banyak ide dan kegiatan yang dapat pembaca mulai untuk mendapatkan inspirasi dan menciptakan karya seni pembaca sendiri.

Gambar 2.27 Color+Patterns 50 Playful Exercises for Exploring Pattern Design Sumber : www.amazon.com

2.10 Studi Desain Partisipatif

Desain partisipatif adalah pendekatan yang melibatkan para pengguna dan pemangku kepentingan yang aktif di seluruh tahap penelitian dan proses desain, termasuk kegiatan desain komunikatif9. Desain partisipatif membutuhkan konten dari para calon pengguna untuk penyelesaian riset, para perancang partisipatif menciptakan sistem yang bersifat terbuka. Desain Partisipatif bertujuan untuk

9Dikutip dari : Martin, Bella “Universal Methods of Design”

Referensi

Dokumen terkait

(2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah,

Biržiška stabteli prie to, kad būtent lietuvių literatūros isto - rija (kuria užsiima tiek patys lietuviai, tiek vokiečių, lenkų, rusų autoriai, t. lietuvių literatūros

Berdasarkan uji analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tidak sama diketahui bahwa tidak ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran dengan

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Fitriani (2001) bahwa variabel size berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan sosial perusahaan.Selain itu

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permaasalahan yaitu : 1) Bagaimana bentuk ranah-ranah metafora yang ada dalam puisi-puisi Georg Trakl?,

SMKN 2 Yogyakarta di harapan mampu menciptakan lulusan yang mempunyai kesiapan kerja yang bagus dan sesuai dengan permintaan dari dunia kerja ataupun dunia industri,

Berdasarkan hasil uji coba pengolahan data citra Satelit NOAA 18/19 dan METOP A/B dari beberapa data sampling dengan membandingkan dua buah metode yakni metode pengolahan secara

Selain itu, setek cabang tidak merusak rumpun bambu induknya, dan pembentukan rumpun lebih cepat (Rao dkk., 1992). Pada setek cabang tanaman bambu hitam perlu