• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Pengambilan data sampel dilakukan di Klinik VCT Rumah Sakit Dr.

Moewardi Surakarta pada tanggal 20 September 2021 sampai 5 November 2021. Variabel bebas dari penelitian ini adalah kadar CD4, viral load, dan NLR yang tercatat pada rekam medis (RM) pasien HIV/AIDS, sedangkan variabel terikatnya adalah Infeksi Oportunistik (IO).

Populasi penelitian ini adalah pasien terinfeksi HIV/AIDS positif di Solo Raya yang mengikuti kontrol secara rutin di Klinik VCT. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data pasien yang diambil meliputi kriteria inklusi yaitu pasien HIV/AIDS rutin menggunakan terapi ARV minimal 6 bulan, usia pasien adalah 18-60 tahun, dan data RM lengkap. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 subjek.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Kepatuhan Terapi ARV Pada Pasien HIV/AIDS di

Klinik VCT RSUD Dr Moewardi Surakarta

Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

Laki-laki 34 56.67

Perempuan 26 43.33

Usia

15-30 tahun 8 13.33

31-45 tahun 25 41.67

46-60 tahun 27 45

Kepatuhan Terapi ARV

>95% 58 96.67

80% - 95% 1 1.67

<80% 1 1.67

Pada Tabel 4.1. diketahui bahwa distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dari 60 subjek, pasien dengan jenis kelamin laki- laki sebanyak 34 orang (56.57%), sedangkan pasien jenis kelamin perempuan

(2)

48

sebanyak 26 orang (43.33%). Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia dari 60 subjek didapatkan pasien dengan usia 15-30 tahun sebanyak 8 orang (13.33%), usia 31-45 tahun sebanyak 25 orang (41.67%), dan usia 46-40 tahun sebanyak 27 orang (45%).

Tabel 4.2. Tabel Silang Kadar CD4, Viral Load, NLR, Jenis Kelamin, Usia, dan Kepatuhan Terapi ARV terhadap Kejadian IO

Kejadian IO

Tidak Ya

n % N %

CD4 <200 21 35 24 40

201-500 13 21.67 0 0

>500 2 3.33 0 0

Viral Load <40 24 40 21 35

>40 12 20 3 5

NLR <6 33 55 18 30

>6 3 5 6 10

Gender Laki-laki 20 33.33 14 23.33

Perempuan 16 26.67 10 16.67

Usia 15-30 tahun 7 11.67 1 1.67

31-45 tahun 15 25 10 16.67

46-60 tahun 14 23.33 13 21.67

Kepatuhan >95% 35 58.33 23 38.33

80% - 95% 0 0 1 1.67

<80% 1 1.67 0 0

Pada Tabel 4.2. menyebutkan kadar CD4 kurang dari 200 yang mengalami kejadian IO sebanyak 24 orang (40%), kadar CD4 lebih dari 200 yang mengalami kejadian IO sebanyak 0 orang. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jumlah viral load <40 yang mengalami kejadian IO adalah sebesar 21 orang (35%), sedangkan jumlah viral load >40 yang mengalami kejadian IO sebesar 3 orang (5%). Distribusi subjek penelitian berdasarkan kadar NLR <6 yang mengalami kejadian IO sebanyak 18 orang (30%), sedangkan kadar NLR >6 yang mengalami kejadian IO sebanyak 6 orang (10%). Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang mengalami kejadian IO sebanyak 14 orang (23.33%) dan perempuan yang mengalami kejadian IO sebanyak 10 orang (16.67%). Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia, golongan usia terbanyak yang mengalami

(3)

49

kejadian IO adalah kelompok usia 46-60 tahun yaitu sebesar 13 orang (21.67%), diikuti oleh kelompok usia 31-45 tahun yaitu sebesar 10 orang (16.67%), dan usia 15-40 tahun sebanyak 1 orang (1.67%). Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat kepatuhan minum obat, pada kelompok dengan kepatuhan >95% memiliki jumlah IO paling banyak dibanding kelompok lainnya yaitu sebesar 23 orang (38.33%), sedangkan kelompok dengan kepatuhan 85-95% hanya 1 orang saja (1.67%) dan kelompok <85% tidak ada yang menderita IO.

B. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Analisis Bivariat

a. Hubungan Variabel Independen dengan Kejadian IO Uji Mann Whitney

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney. Dipilih uji Mann Whitney dikarenakan skala data pada variabel independent adalah numerik, skala data pada variabel dependent adalah kategorik dikotom, serta persebaran data pada penelitian ini tidak merata. Mann Whitney sebagai uji bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen yaitu Infeksi Oportunistik (IO), sedangkan variabel independent yang digunakan antara lain kadar CD4 dan NLR. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien yang telah terdiagnosis HIV/AIDS positif, data RM lengkap di Klinik VCT, pasien rutin menggunakan terapi ARV minimal 6 bulan, dan usia pasien adalah 18-60 tahun.

Pengambilan data dilakukan telah mengalami proses eliminasi kriteria eksklusi. Alat pengolahan data dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 21. Analisis bivariat dengan uji Mann Whitney dengan hasil sebagai berikut:

(4)

50

Tabel 4.3. Sebaran Data Kadar CD4 dan NLR dengan Kejadian IO

IO N % p

CD4 0.000

Tidak 36 60

Ya 24 40

Viral Load

Tidak 36 60 0.039

Ya 12 40

NLR Tidak 36 60 0.126

Ya 24 40

Hasil analisis hubungan antara kadar CD4 dengan kejadian positif IO di Klinik VCT RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang ditunjukkan pada Tabel 4.4. adalah sebesar 40%, sedangkan kasus negative IO sebesar 60%. Dari hasil uji tes signifikansi didapatkan nilai signifikansi/nilai p = 0.000 di mana nilai p atau Asymp.Sig <

0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan hasil penggunaan marker CD4 pada IO positif dan negatif karena ada perbedaan yang signifikan, dapat diartikan bahwa adanya pengaruh penggunaan marker CD4 dengan hasil IO.

Hasil analisis didapatkan bahwa kadar viral load yang menyebabkan 60% pasien HIV tidak mengidap IO. Dari hasil uji tes signifikansi pada marker ini nilai p nya adalah 0.039, artinya nilai p<0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hipotesis diterima.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa dapat dinilai adanya hubungan antara kadar viral load terhadap kejadian IO.

Hasil analisis hubungan antara kadar NLR dengan kejadian positif IO di Klinik VCT RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh hasil 40%. Dari hasil uji tes signifikansi pada marker ini masing- masing nilai p nya adalah 0.126. Nilai p tersebut >0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tidak dapat dinilai adanya pengaruh penggunaan marker viral load dan NLR.

(5)

51

b. Hubungan Variabel Perancu dengan Kejadian IO

Variabel perancu pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, dan kepatuhan minum obat ARV.

Metode yang digunakan adalah uji Chi Square sebagai uji bivariat. Dipilih uji Chi Square dikarenakan skala data pada variabel perancu adalah kategorik, sedangkan skala data pada variabel dependent adalah kategorik. Chi Square bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen yaitu Infeksi Oportunistik (IO) dengan variabel perancu.

Tabel 4.4. Sebaran Data Variabel Perancu dengan Kejadian IO

IO P

Tidak Ya

Jenis Kelamin

Laki-laki 20 (58.8%) 14 (41.2%) 1.00 Perempuan 16 (61.5%) 10 (38.5%) Usia 18-30 tahun 7 (87.5%) 1 (12.5%) 0.195

31-45 tahun 15 (60%) 10 (40%) 46-60 tahun 14 (51.9%) 13 (48.1%) Kepatuhan Tinggi 35 (60.3%) 23 (39.7%) 0.338

Sedang 0 1 (100%)

Rendah 1 (100%) 0

Dari hasil uji tes signifikansi pada ketiga variabel perancu jenis kelamin, usia, dan kepatuhan minum obat ARV ini masing- masing nilai p nya adalah 1, 0.195, dan 0.338. Ketiga nilai p tersebut

>0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tidak dapat dinilai adanya pengaruh variabel perancu terhadap adanya IO pasien HIV/AIDS.

(6)

52 2. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada interaksi antara variabel dependen dengan variabel independent (utama) serta variabel yang dianggap sebagai perancu/confounder (jenis kelamin, usia, dan kepatuhan pengobatan ARV). Selain itu, juga berfungsi untuk menguji apakah variabel counfounder tersebut adalah benar sebagai variabel perancu dalam hubungan antara variabel independent dan dependen.

Analisis multivariat dilakukan dengan cara menghubungkan variabel dependen dengan variabel independent/utama dan variabel perancu serta interaksinya pada waktu yang bersamaan. Model pengujian yang digunakan adalah analisis regresi logistik berganda karena variabel dependennya bersifat dikotom.

Tabel 4.5. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Berganda

Variabel B P OR

CD4 -0.016 0.002 0.984

Viral Load 0.000 0.456 1.000

NLR 0.063 0.642 1.065

Constant 1.177 0.119 3.245

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa variable CD4 memiliki nilai p= 0.002, dikarenakan nilai p<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel CD4 berpengaruh signifikan terhadap kejadian IO. Sementara variabel viral load memiliki nilai p=0.456 dan variabel NLR memiliki nilai p=0.642 sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini viral load dan NLR tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian IO. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai OR sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CD4 memiliki nilai OR 0.984.

(7)

53

Tabel 4.6. Hasil Uji Penghitungan Negelkerke R Square Variabel Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

CD4 0.364 0.492

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui nilai Nagelkerke R Square yang menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0.492 artinya variabel bebas (CD4) memiliki 49.2% pengaruh terhadap variabel terikat (IO), sedangkan 50.8% dipengaruhi oleh variabel bebas lain di luar analisis penelitian.

Persamaan Multivariat:

Y = beta Constanta + n CD4 x beta CD4

= 1.177 + n CD4 x (-0.016)

= 1.177 – (0.016 x n CD4) Keterangan:

Y = variabel dependen (IO) N CD4 = jumlah kadar CD4

Referensi

Dokumen terkait

Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai

Kelemahan reaksi fusi sebagai sumber energi adalah dibutuhkan suhu yang sangat tinggi, dana yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah sumber

membangun komunikasi efektif dan menjalin hubungan dengan masyarakat, karena dalam keseharian kepala sekolah tidak akan terlepas dari interaksi dengan orang lain, baik kepada

Hasil proses robust pada software SSMT 2000 ditampilkan dalam software MT-Editor berupa grafik apparent resistivity dan phase , dimana setiap titik respon

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi melalui lembar pengamatan aktivitas belajar matematika siswa dalam proses pembelajaran yang sudah baik (skor rata-rata

CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknik transmisi pada sistem seluler dengan tidak membagi spektrum frekuensi ke dalam kanal- kanal frekuensi, akan tetapi

Kemudian secara khusus pula ingin mengetahui mengenai Informasi dan motivasi relawan masuk ke MCR- PKBI, jenis pelatihan, tujuan, fasilitator, metode, waktu, sarana

Jumlah traffic di Bandar Domine Eduard Osok Sorong meningkat dari waktu ke waktu, namun keteraturan pergerakan kendaraan operasional di area airside belum memenuhi