• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKSONOMI BLOOM MAKALAH (disusun guna memenuhi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar) oleh : Rina Asih Niasari NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TAKSONOMI BLOOM MAKALAH (disusun guna memenuhi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar) oleh : Rina Asih Niasari NIM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

TAKSONOMI BLOOM MAKALAH

(disusun guna memenuhi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar)

oleh : Rina Asih Niasari NIM 110210302062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER 2013

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Strategi Belajar Mengajar dengan judul “Taksonomi Bloom”.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya pada tujuan tersebut. Taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Orang tua saya yang telah memberikan doa dan bantuan finansial guna menyelesaikan makalah ini.

2. Ibu Nurul Umamah selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.

3. Teman-teman yang sudah memberi motivasi dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Jember, 25 Oktober 2013

Penulis

(3)

3

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.

Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.

Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih terperinci.

Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan di bagi menjadi tiga yaitu: 1) Ranah Kognitif, yang meliputi aspek- aspek kognitif pada diri seseorang seperti cara berfikir, pengetahuan, pemahaman, 2) Ranah Afektif, yang meliputi aspek- aspek perasaan dan emosi seperti bakat, minat, sikap, 3) Ranah Psikomotorik, yang meliputi aspek- aspek psikomotor seperti olahraga, menggambar. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".

Guru sebagai seorang pendidik perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.

(4)

4

Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Perlu adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan pembelajaran karena tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah kepada proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar.

2. Sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan menyusun tes, teknik penilaian dan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah :

1. Apakah yang dimaksud Taksonomi Tujuan Pendidikan?

2. Bagaimanakah tingkatan Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui Taksonomi Tujuan Pendidikan.

2. Untuk mengatahui tingkatan Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini diantaranya adalah : 1. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan khususnya

mengenai Taksonomi Tujuan Pendidikan.

2. Sebagai bahan bacaan dalam rangka menambah pengetahuan tentang Taksonomi Bloom dan revisinya.

(5)

5

BAB 2.PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan

Proses pembelajaran di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih awal diinformasikan kepada siswa. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak tahu mana pelajaran yang penting dan mana yang tidak.

Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor. Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy). Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation);

2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan

3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation),

(6)

6

membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.

2.2 Taksonomi Bloom Dan Hasil Revisinya

2.2.1 Taksonomi Bloom Sebelum Direvisi

Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari hasil penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda- beda.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah,yaitu:

1. Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.

2. Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang.

3. Prinsip Logis

Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.

4. Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai- nilai.tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.

(7)

7

Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkat kesulitan. Sebagai contoh: mengingat fakta lebih mudah daripada memberikan pertimbangan. Tingkatan kesulitan ini juga merefleksi kepada kesulitan dalam proses belajar mengajar. Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula taksonomi Bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan afektif domain.

Pencipta dari kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain karena mereka melihat hanya ada sedikit kegunaanya di sekolah menengah dan Universitas (Bloom 1956). Akhirnya Simpson melengkapi dua domain yang ada dengan psikomotor domain (1966). Namun sebenarnya pemisahan antara ketiga domain ini merupakan pemisahan yang dibuat-buat, karena manusia merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah sehingga egala tindakannya merupakan suatu kebulatan.

Saat ini sudah banyak diketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom (1956) sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D.Engelhart, E.Furst, W.H. Hill dan D.R Krathwol, yang kemudian didukng pula oleh Ralp Wtyler.

Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingktan :

1. kategori tingka laku yang masih verbal 2. perluasan kategori menjadi sederhana

3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (task) dalam pertanyaan- pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.

Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu :

1. Ranah Kognitif (Cognitif Domain) 2. Ranah Afektif ( Afektive domain)

3. Ranah Psikomotor (Psychomotor domain)

(8)

8 Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah. Maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tesebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, isyilah-istilah tersbut memang perlu dihafal dan diningat agar dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya. Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional sebagai berikut:

menyebutkan, menunujukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih dan menyatakan.

b. Pemahaman (comprehension)

Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

(9)

9 c. Apikasi (application)

Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.

d. Analisis (analysis)

Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau kemampuan mengambil keputusan.

Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

1. Pandangan atau pendapat (opinion)

Apabila mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan, atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.

2. Sikap atau Nilai (attitude, value)

Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai responnya yang melibakan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya, dan guru meminta

(10)

10

dia untuk mempertahankan pendapatnya. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or value complex.

Ranah Psikomotor

Perkataan Psikomotor berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau perceptual-motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana, yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. Secara mendasar perlu dibedakan antara dua hal, yaitu keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities).

Contoh : “seberapa terampil para siswa dalam menyiapkan alat-alat”, seberapa terampil siswa menggunakan alat-alat.

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom.

a. Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

b. Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

c. Respon Terpimpin (Guided Response)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai instrumen investasi yang paling populer di Indonesia maupun di negara lain, real estate/property residential dan saham memiliki karakteristik yang

Etika kerja Islam memberikan dampak yang baik terhadap perilaku individu dalam bekerja karena dapat memberi stimulus untuk sikap kerja yang positif.. Sikap kerja

Jadi, tujuan dari Supply Chain Management adalah memaksimalkan nilai proses bisnis dengan pengurangan biaya melalui koordinasi yang tepat guna, distribusi yang efektif, dan

Table 4.1 Blueprint of Objective Test (Multiple Choice and Essay for Pretest and Posttest) Based on Cognitive Level

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Sasaran tertentu itu tidak melenceng yang secara eksplisit disebutkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa dalam membentuk pemerintahan negara Indonesia adalah

Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama

pembelajaran rata-rata 3,25, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa rata-rata 3,00, penilaian dan hasil proses belajar 4,00, penggunaan bahasa 4,00,