• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelusuran mengenai penelitian dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, peneliti menemukan sepuluh penelitian terdahulu yang dijadikan sumber referensi. Kesepuluh penelitian terdahulu ini dikelompokkan berdasarkan permasalahan dan tujuan, konsep dan teori, metodologi penelitian, serta hasil penelitian.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan, beberapa penelitian memfokuskan pada topik Daya Tarik Pesan, meskipun variabel dependennya berbeda (Noviya Ferdina, 2019; Felicia Kusuma & Rezi Erdiansyah, 2017; Chyntia Wulandari, 2018; Yaya Aprilia, 2019); Siti Nurul Syarifah Ani Yuningsih, 2016; Pambudi &

Ardhika Setyo, 2017; Adha & Muhammad Hafizh, 2018). Kemudian beberapa penelitian mefokuskan pada topik Minat Beli, meskipun variabel dependennya berbeda (Asep Taufik Hidayat & Funny Mustikasari Elita & Agus Setiaman, 2012; Lestari Tirta, Mukhroman, Iman and Prasetya, Teguh Iman, 2015) Lalu penelitian terakhir mengfokuskan pada topik Daya Tarik Pesan dan Minat Beli (Ian Fatah Eny Purwandari, 2015).

Lalu, berdasarkan konsep dan teori yang digunakan oleh penelitian- penelitian terdahulu, konsep dan teori yang digunakan oleh mayoritas penelitian ini adalah Daya Tarik Pesan, Elaboration Likelihood Model. Di luar ketiga hal ini, ada juga yang menggunakan teori dan konsep Pengambilan Keputusan (Noviya Ferdina, 2019), Pemanfaatan Media Sosial (Felicia Kusuma & Rezi Erdiansyah, 2017), Word Of Mouth (Chyntia Wulandari, 2018), Brand Equity (Pambudi &

Ardhika Setyo, 2017) dan lain-lain.

Kemudian, berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar simpulan dari penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y Pengaruh Daya Tarik Isi Pesan Instagram terhadap Keputusan Untuk Travelling

(2)

yaitu Noviya Ferdina (2019), penelitian dari Felicia Kusuma & Rezi Erdiansyah (2017) Pengaruh Daya Tarik Pesan terhadap Tingkat Kepercayaan Donatur, yaitu setiap indikator dinyatakan valid. Lalu penelitian dari Chyntia Wulandari (2018) meniliti Pengaruh Daya Tarik Pesan terhadap Keputusan Pembelian yaitu antar variabelnya saling memiliki hubungan variabel yang paling dominan adalah variabel Daya Tarik Pesan Iklan. Lalu, Yaya Aprilia (2019) meyimpulkan Pengaruh Daya Tarik Pesan Newsletter ‘Hr Newsletter’ terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan Iss Indonesia terdapat hubungan positif yang sangat kuat.

Siti Nurul Syarifah Ani Yuningsih (2016) Terdapat hubungan antara Daya Tarik Pesan Iklan Traveloka dengan minat pelanggan antara daya tarik pesan rasional, daya tarik pesan emosional dan daya tarik pesan moral terhadap minat pelanggan.

Selanjutnya ada dari Pambudi & Ardhika Setyo (2017) Ditemukan bahwa Daya Tarik Pesan pada iklan berpengaruh signifikan terhadap Brand Equity. Lalu Adha

& Muhammad Hafizh (2018) menyimpulkan bahwa Daya Tarik Pesan iklan berpengaruh poitif signfikan terhadap Brand Awareness. Kemudian ada Asep Taufik Hidayat & Funny Mustikasari Elita & Agus Setiaman (2012) menyimpulkan dengan minat beli konsumen 0,527 dengan nilai sebesar 4,763, maka tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya dari Tirta Lestari, Mukhroman, Iman and Prasetya, Teguh Iman, (2015) menyimpulkan terdapat pengaruh Social Media Marketing melalui Blackberry Messenger terhadap minat beli konsumen di PT Agung Automall (Agung Toyota). Yang terkahir dari Ian Fatah Eny Purwandari (2015) menyimpulkan Daya Tarik Pesan (X) akan mempengaruhi peningkatan Minat Beli (Y) sebesar 0.527.

Jika dibandingkan dengan kesepuluh penelitian terdahulu ini, perbedaan pada penelitian ini terletak pada penggunaan teori Elaboration Likelihood Model, Daya Tarik Pesan, Instagram, Minat Beli Konsumen.

(3)
(4)

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Konsep & Teori Metodologi Hasil Penelitian

1 Pengaruh Daya Tarik Isi Pesan Instagram

@Lingkarindonesia Terhadap Keputusan Untuk Travelling. (Survei Pada

Mahasiswa/I Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila)

(Noviya Ferdina, 2019)

Teori Komunikasi Persuasif, Daya Tarik Isi Pesan, dan Pengambilan Keputusan

Kuantitatif eksplanatif Variabel X dengan variabel Y sebesar 0,84 Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determina diperoleh hasil adanya pengaruh variabel X terhada variabel Y sebesar 60%.

2 Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan Dan Pemanfaatan Media Sosial Terhadap Tingkat Kepercayaan Donatur (Instagram

@Shelterpakjohan)

(Felicia Kusuma & Rezi Erdiansyah, 2017)

Daya Tarik Pesan Iklan, Pemanfaatan Media Sosial, Kepercayaan, Donatur.

Kuantitatif eksplanatif, Purposive Sampling

Bahwa setiap indikator dinyatakan valid karen nilai Corrected Item-Total Correlation lebih dari tabel 0.265 melalui perhitungan SPSS. (2) ketig variabel dalam penelitian ini terbukti reliabel karen memperlihatkan bahwa nilai Chronbach’s Alpha da ketiga variabel adalah >0.70. (3) hasil R yan

dihasilkan pada penelitian variabel Y1 ini adala sebesar 0,731. Hasil dari koefisien determina

(5)

(R Square) adalah sebesar 0,534. Artinya, varia variabel kepercayaan donatur dapat dijelaskan ole variabel daya tarik pesan iklan dan pemanfaata media sosial sebesar 53,4%. (4)

3 Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan e- commerce Shopee di Televisi dan Promosi Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

(Chyntia Wulandari, 2018)

Daya Tarik Pesan Iklan;

Keputusan Pembelian;

Word Of Mouth

Kuantitatif Eksplanatif, Non-Probability

Sampling

Antar variabel saling memiliki hubungan denga nilai sebesar 83% dan variabel yang paling domina adalah variabel Daya Tarik Pesan Iklan.

4 Pengaruh Daya Tarik Pesan Newsletter ‘Hr Newsletter’ Terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan Iss Indonesia (Survei Pada Head Office Iss Indonesia)

(Yaya Aprilia, 2019)

Daya Tarik Pesan, Newsletter, Tingkat Pengetahuan

Kuantitatif eksplanatif, Purposive Sampling

Uji korelasi, nilai r sebesar 0,876 terdapat hubunga positif yang sangat kuat. Uji regresi, nilai posit sebesar 10,973 jika mengalami kenaikan 1 poin aka mengalami kenaikan sebesar 1,438. Uji t, diperoleh hitung sebesar 16,025 > dari t tabel sebesar 1,990

(6)

5 Hubungan Daya Tarik Pesan Iklan Traveloka dengan Minat Pelanggan

(Siti Nurul Syarifah Ani Yuningsih, 2016)

Minat, Uses and Gratification,

Elaboration Likelihood, Komunikasi Massa, Daya Tarik Pesan,

Kuantitatif Korelasional Terdapat hubungan antara daya tarik pesan ikla Traveloka dengan minat pelanggan antara daya tari pesan rasional, daya tarik pesan emosional dan day tarik pesan moral terhadap minat pelanggan.

6 Pengaruh Daya Tarik Pesan Iklan Terhadap Brand Equity (Studi Pada Iklan Oppo Smartphone Versi Raisa dan Isyana

(Pambudi & Ardhika Setyo, 2017)

Elaboration Likelihood Model, Brand Equity

Kuantitatif Eksplanatif, Purposive Sampling

Ditemukan bahwa daya tarik rasional pada iklan berpengaruh signifikan terhadap brand equity, sedangkan daya tarik emosional tetap berpengaruh namun tidak signifikan. Konsumen akan lebih cenderung memperhatikan informasi yang logis dan rasional dikarenakan smartphone merupakan barang yang masuk dalam kategori high-involvement product, sehingga penerima pesan cenderung lebih berhati-hati dalam menentukan sikap atau

mempersepsi produk tersebut dikarenakan resiko yang mereka ambil dalam proses pembelian cenderung tinggi. Sedangkan daya tarik emosional berfungsi sebagai penarik perhatian yang memicu

(7)

adanya biased effect pada proses awal avaluasi informasi.

7 Pengaruh Unsur Daya Tarik Pesan Iklan Video Pre-roll Youtube JD.ID “ Versi Kena Tipu Popok Palsu” Terhadap Brand Awareness JD.ID

(Adha & Muhammad Hafizh, 2018)

Daya tarik pesan, Promosi, Brand Awareness

Kuantitatif Eksplanatif, Analisis Data Regresi Linear Sederhana.

Bahwa daya tarik iklan berpengaruh poitif signfika terhadap branda wareness. Berdasarkan analisis dat ditemukan hasil bahwa humor merupakan indikat daya tarik iklan yang paling dominan da berpengaruh terhadap brand awareness JD.ID.

8 Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen

(Asep Taufik Hidayat & Funny Mustikasari Elita & Agus Setiaman, 2012)

Product Attributes, Purchasing Intention

Kuantitatif korelasional , Simple Random Sampling

Nilai koefesien korelasi antara desain produk celan jeans Peter Says Denim dengan minat beli konsume 0,527 dengan nilai sebesar 4,763, maka tingk kepercayaan 95%

9 Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa (Survei Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Minat Beli, Teori Perbedaan Individu (Individual Differences

Kuantitatif Eksplanatif Asosiatif, Paradigma Positivistik

Terdapat pengaruh Social Media Marketing melal Blackberry Messenger terhadap minat beli konsume di PT Agung Automall (Agung Toyota) Harapa

(8)

Angkatan 2020)

(Lestari, Tirta and Mukhroman, Iman and Prasetya, Teguh Iman, 2015)

Theory) Raya Pekanbaru 55,3%

10 Hubungan Daya Tarik Pesan Iklan Di Jejaring Sosial Instagram Dengan Minat Membeli

(Ian Fatah, Eny Purwandari, 2015).

Daya Tarik Pesan Iklan, Jejaring Sosial, Minat Membeli

Kuantitatif, Deskriptif Verifikatif,

Convenience Sampling, regresi linear berganda

Dari uji regresi linier sederhana didapat persamaa linier sebagai berikut: Y=1.333 + 0.463X. Maka, jik tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan (X) yan termasuk dalam variabel bebas maka Minat Beli (Y 1,333 sebagai nilai konstan untuk variabel terika Dan setiap penambahan Terpaan Iklan (X) aka mempengaruhi peningkatan Minat Beli (Y) sebes 0.527.

Sumber: Data Peneliti

(9)

2.2 Kerangka Teori

2.2.1. Elaboration Likehood Model

Elaborasi pesan menurut Griffin (2018, h.183) yaitu keadaan sejauh mana seseorang mampu berpikir secara seksama mengenai argumen yang relevan dalam proses komunikasi persuasif. Petty dan Cacioppo dalam Griffin (2018, h. 185) berpendapat bahwa selama seseorang memiliki kepentingan pribadi untuk menerima atau menolak suatu ide, mereka akan terpengaruh oleh pesan yang disampaikan si penyampai pesan tersebut. Tetapi, apabila suatu topik tidak lagi relevan, maka akan ditempatkan di jalur pinggir.

Adapun skala kebutuhan akan kognisi dan terbagi menjadi empat pernyataan yang dapat membedakan bagaimana seseorang memproses komunikasi persuasif, sebagai berikut: Pertama, saya sangat menikmati pekerjaan yang melibatkan berbagai solusi baru untuk masalah. Kedua, saya lebih suka hidup dengan teka - teki yang harus diselesaikan. Ketiga, saya menyukai pekerjaan yang tidak perlu banyak berpikir saat dipelajari.

Pernyataan terakhir, berpikir tidak menyenangkan. Jika seseorang setuju atau menjalankan pernyataan pertama dan kedua maka mereka menyukai dan mengolah ide - ide dan argumen dari komunikasi persuasif yang disampaikan.

(10)

Gambar 2. 1 Model Elaboration Likelihood

Sumber : Griffin, E.A., Ledbetter, A.,& Sparks, G. G. ,2018, h. 184 dalam A Fist Look At Communication Theory

Menurut Griffin (2018, h. 186 - 187), terdapat dua rute pengolahan pesan, yang pertama adalah Central Route (terpusat). Pada jalur sentral (terpusat), pesan akan diproses secara sistematik, rasional, kritis dan cemat oleh penerima pesan. Penerima pesan pada jalur sentral memiliki motivation (motivasi), opportunity (kesempatan) dan ability (kemampuan atau kapabilitas). Selain itu, membutuhkan pertimbangan yang mendalam untuk mengambil keputusan yang cenderung permanen (long endurance).

Berikutnya, yaitu peripheral route (jalur pinggiran). Penerima pesan yang tidak memiliki motivasi, kesempatan dan kemampuan seperti pada jalur sentral, akan lebih memilih sikap atau perilaku secara cepat.

Persepsi audiens atau penerima pesan tentang keahlian, karakter, dan dinamika sumber pesan menjadi syarat terjadinya persuasi jalur peripheral. Jalur ini menggunakan pendekatan pengolahan emosi dan

(11)

mental dari target yang dituju. Sikap pada jalur periferal mudah berubah namun tetap mengikuti pertimbangan secara emosional.

2.2.2. Daya Tarik Pesan

Komunikasi produk atau jasa dari suatu merek kepada target sasarannya yaitu konsumen bergantung penuh pada daya tarik konten yang disampaikan. Pesan dalam daya tarik konten berdasarkan teori Eleboration Likelihood Model terbagi menjadi dua yaitu daya tarik kognitif (jalur sentral) dan daya tarik emosional (jalur periferal) sehingga salah satu atau keduanya merupakan esensi penting dari suatu konten yang diproduksi oleh merek tertentu.

Dalam komunikasi pemasaran, setiap perusahaan menggunakan strategi pesan dalam creative brief sebagai pedoman yang disesuaikan dengan target audiensnya secara kreatif dan persuasif dalam mengemas pesan (Duncan, 2008, h. 278). Hal tersebut dilakukan untuk mengomunikasikan suatu merek yang berfokus pada konsumen atau berdasarkan wawasan dan perilaku konsumen (Duncan, 2008, h. 284).

Dengan demikian, daya tarik konten melalui pesan yang disampaikan perusahaan merupakan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu merek atau kategori produk yang dipasarkan.

Strategi penjualan yang tepat dalam membangun suatu perasaan atau emosional dari konsumen melalui pesan perusahaan adalah dengan menciptakan ekspektasi positif dan personalisasi pengalaman dari merek (Duncan, 2008, h. 288). Strategi penjualan tersebut diciptakan berdasarkan unique selling preposition (USP) yaitu perbedaan produk yang khas dari kompetitor, serta alasan atau bukti dari klaim, manfaat, atau proposisi lain yang diusung suatu merek (Duncan, 2008, h. 287). Dengan demikian, pola yang terbentuk membuat konsumen merasa akan ketinggalan informasi dari perusahaan bila tidak mengikuti pesan-pesan merek dalam keseharian konten yang disampaikan. Berikut adalah tabel dari respon-respon yang

(12)

dapat terjadi atas strategi dan tujuan penjualan suatu merek menurut Tom Duncan.

Tabel 2. 2 Tujuan dan Strategi Pesan Pembentuk Respon Type of

Response Message

Objectives Message Strategies Think

(Cognitive)

Awareness, brand knowledge, understanding, conviction

Information, generic, pre- emptive,

credibility Feel

(Emotional)

Brand image and personality, liking, desire, self identity

Emotion, association, lifestyle Do (Action,

Behavior)

Buy, try, repeat, visit, contact, tell others

Incentive, reminder, interactive Sumber: Tom Duncan (2008)

Think (Cognitive) dari Tom Duncan tersebut dapat dijelaskan bila respon yang diinginkan dari khalayak maka tujuan pesannya adlaah awareness, brand knowledge, understanding, conviction dengan strategi pesannya yaitu Information Generic, Pre-Emptive, Credibility.

Untuk mendapatkan respon dari tataran Feel (Emotional) tujuan pesan biasanya mengarah pada Brand Image And Personality, Liking, Desire, Self Identity sedangkan pesannya adalah menggunakan pesan yang mengarah pada Emotion, Association, Dan Lifestyle.

Yang terakhir bila ingin menginginkan responnya adalah Do (Action, Behavior) maka tujuan pesannya adalah Buy, Try, Repeat, Visit, Contact, Tell Others. Lalu strategi pesannya yang harus dilakukan yaitu yang mengarah ke Incentive, Reminder, dan Interactive.

Adapun respon konsumen atau efek dari pesan yang disampaikan melalui konten suatu merek dalam komunikasi pemasaran dapat melalui tiga jalur berikut (Duncan, 2008, 283) yaitu:

a. Jalur Kognitif untuk menciptakan kesadaran suatu merek atau kesempatan untuk menggunakan atau membeli, mengedukasi tentang

(13)

konsumen, menciptakan atau meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang suatu merek.

b. Jalur Afektif untuk menciptakan atau mengubah citra atau personalitas suatu merek, menciptakan atau mengubah sikap dan rasa suka terhadap suatu merek, mendorong suatu keinginan atau kebutuhan konsumen, menciptakan atau menguatkan asosiasi suatu merek pada tahap emosional.

c. Jalur Perilaku untuk meningkatkan pembelian atau pembelian berulang, menginspirasi konsumen untuk merekomendasikan suatu merek kepada orang lain.

Daya tarik pesan yang tepat merupakan esensi utama dalam menggunakan media sosial. Sean McPheat mengemukakan bahwa pernyataan “Content is king” dalam pemasaran daring adalah hal yang tepat untuk dikatakan. Hal tersebut mengacu pada pentingnya suatu perusahaan memanfaatkan konten untuk menginformasikan, mendidik, dan meningkatkan kredibilitas, serta hubungan dengan konsumen (McPheat, 2011, h. 7).

Pemasaran merupakan salah satu cara untuk mendistribusikan daya tarik pesan sebagai publikasi yang memberitahukan, mengikutsertakan, memberikan edukasi, dan menghubungkan pembacanya (McPheat, 2011, h. 9). Dengan demikian, pemasaran merupakan jembatan penghubung antara perusahaan dan konsumen untuk mengomunikasikan mereknya dalam sebuah proses komunikasi yang dikemas menarik. Hal tersebut menekankan pada daya tarik pesan media sosial dari perusahaan untuk membangun merek yang kuat dan mempertahankan konsumen, serta mendapatkan konsumen baru di lingkup daring.

Daya tarik pesan sebagai strategi penjualan pesan yang kreatif dari perusahaan dalam komunikasi pemasaran memiliki enam dimensi (Duncan, 2008, h. 288-289) sebagai berikut:

(14)

a. Generic, yang menekankan dasar-dasar atau manfaat dari produk yang ditawarkan secara umum atau tidak spesifik terhadap merek.

b. Pre-emptive, yang berfokus pada atribut atau manfaat yang tidak diklaim oleh produk lain dari kategori yang sama.

c. Informational, yang berdasarkan fakta-fakta tentang suatu merek dan atributnya.

d. Credibility, yang meningkatkan keyakinan dan mengurangi persepsi risiko dari konsumen.

e. Emotion, yang menghubungkan merek dengan konsumen, serta berada pada tingkat afektif sehingga menggerakkan konsumen untuk merespon dengan perasaan.

f. Association, yang membuat koneksi psikologis antara merek (atribut atau karakteristik citra) dan konsumennya, serta prospek lainnya.

g. Lifestyle, yang menggunakan situasi-situasi dan simbol-simbol gaya hidup yang sesuai dengan target audiens yaitu konsumen.

h. Incentive, yang menciptakan rasa kedekatan pengahargaan kepada pelanggan yang memberikan respon cepat.

i. Reminder, yang menjaga suatu merek menjadi top-of-mind dengan target tertentu.

j. Interactive, yang menciptakan komunikasi dua arah untuk membuka komunikasi dengan konsumen dan mendapatkan umpan balik.

Namun, peneliti tidak menggunakan dimensi Generic, Pre- Emptive,, Informational, Credibility. Dan peniltii juga tidak memakai dimensi Incenive, Reminder, dan Interactive karena dimensi tersebut tidak dipakai karena objective pesannya sudah membeli sedangkan peneliti meneliti tentang minat beli. Dengan demikian, peneliti hanya menggunakan tiga dimensi untuk variabel daya tarik pesan.

(15)

2.2.3. Karakteristik Instagram Sebagai Komunikasi Pemasaran Media sosial juga adalah alat yang telah tersedia sebagai sarana untuk meningkatkan target penjualan dan bisa juga sebagai sarana untuk mengetahui jangkauan dari semua kegiatan promosi yang dilakukan.

Semua hal yang menguntungkan bisa saja terwujud, asalkan para pelaku usaha toko online bisa memanfaatkan media sosial dengan cara dan aturan yang tepat agar bisa menjalankan perannya sebagai tempat dan alat yang tepat untuk promosi dengan efektif.

Berbagai macam sosial media populer seperti Twitter, Facebook hingga Twitter dan Facebook pun mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Dan salah satu sosial media lainnya yang mempunyai banyak manfaat jika digunakan secara optimal adalah Instagram.

Instagram sebagai media komunikasi. Selain itu Instagram alat komunikasi yang berbasis internet yang menyediakan layanan untuk berbagi cerita, informasi, foto, video, dan pemasaran. Melihat fungsinya yang beragam.

Instagram memungkinkan khalayak untuk memanfaatkan salah satu filter digital di aplikasi tersebut serta berguna untuk mengubah gambar menjadi sesuatu yang berkesan dan unik secara visual. Selain itu, Instagram bisa juga digunakan sebagai alat pemasaran brand dengan dukungan fitur-fitur yang unik. Konten dapat dibuat untuk menyesuaikan posisi brand, pemasaran brand yang sejalan dengan tujuan brand (Blakeman, 2018, p.274).

Miles (2019, p.16) menjabarkan berbagai fitur umum Instagram yang bisa dimanfaatkan bagi para penggunanya, yaitu:

(16)

a) Story Camera

Instagram Story adalah fitur dimana pengguna bisa membuat konten berupa video atau foto yang nantinya akan dimuat dalam bentuk cerita di profil Instagram.

b) IGTV

IGTV dirancang untuk menonton video secara vertical.

Konten IGTV ini dapat dilihat dalam aplikasi Instagram dengan durasi video bisa mencapai 15 detik hingga 10 menit.

c) Caption

Deskripsi gambar adalah bagian yang penting dari sebuah komunikasi visual. Deskripsi gambar digunakan untuk melengkapi visualisasi yang ditampilkan di Instagram sehingga memudahkan khalayak menangkap maksud dan isi gambar.

Miles (2019, p.13) menambahkan bahwa Instagram juga memiliki Instagram Business profile. Instagram Business Profile adalah fitur yang mengubah dari akun standar menjadi profil bisnis dan di dalam nya terdapat banyak fungsi untuk mendukung tujuan bisnis berupa pemasaran.

Untuk melakukan pemasaran, pengguna dapat mengelola akun Instagramnya melalui Instagram Business Profile yang di dalam nya terdapat fitur pendukung seperti:

a) Creating Ads

Fitur Ads adalah fitur yang memungkinkan untuk para pebisnis untuk mengiklankan produk atau jasanya dengan pemilihan konten berupa gambar maupun video. Membuat iklan di Instagram dapat dilakukan melalui pengelola iklan Facebook.

Dengan fitur “Ads” ini para pebisnis dapat memasarkan dan mempromosikan produk/jasanya.

(17)

b) Set Up Shoppable post function

Untuk pengguna akun bisnis Instagram yang telah memenuhi kriteria, fitur ini mempermudah dalam segi penjualan, dimana didalam fitur ini memungkinkan penjual atau pemilik akun bisnis profil mengunggah foto produk atau jasa yang ditawarkan dengan menambahkan tombol shop pada gambar, sehingga cukup mengetuk layar untuk melihat harga produk dan selanjutnya konsumen diarahkan menuju ke item yang ingin dibeli.

c) Managing Branded Content

Beberapa belakangan terakhir, fitur ini adalah salah satu yang memiliki perkembangan terdepan dimana perusahaan dapat mengharuskan influencer untuk mengungkapkan review mengenai produk / jasa perusahaan melalui Instagram storiesnya.

d) Adding a call to action to your Instagram Profile

Fitur Profil bisnis Instagram sudah menambahkan ajakan bertindak sehingga konsumen dapat menghubungi perusahaan dengan mengirim teks, mendapatkan petunjuk arah dan mengirim email ke perusahaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa pengguna aplikasi Instagram di Indonesia berkembang pesat karena adanya keunggulan yang ditawarkan seperti fitur-fitur yang mampu menunjang kegiatan pemasaran bagi para Industri Bisnis.

2.2.4. Minat Beli Konsumen

Menurut Keller (2013, p.344) minat beli adalah tindakan yang berhubungan erat dengan sikap dan pertimbangan. Pada dasaranya, Minat beli berfokus antara kemungkinan untuk melakukan pembelian merek atau

(18)

beralih ke merek lain.

Menurut Cavil & Bauman dalam Rehman et al (2014, p.406) minat beli timbul dari diri seseorang ketika orang tersebut sudah mendapatkan informasi yang dicari mengenai produk yang mereka inginkan. Untuk mengukur sejauh mana minat beli seseorang, Cavil & Bauman menemukan model yang cukup relevan, model tersebut adalah moel AIDA yang merupakan singkatan dari Attention, Intention, Desire dan Action.

Menurut Ferdinand (2014, p.188), terdapat beberapa dimensi yang mempengaruhi minat beli, yaitu:

1. Minat eksploratif adalah sejauh mana khalayak intens dalam mencari informasi suatu produk.

2. Minat preferensial adalah kecenderungan terhadap suatu produk.

Preferensi produk inilah yang diinginkan oleh konsumen sehingga konsumen bersedia mengabaikan yang lainnya.

3. Minat transaksional adalah ketika khalayak sudah memutuskan untuk segera membeli produk yang diminati.

2.3. Hipotesis Teoritis

Berdasarkan teori Eliboration Likelihood Model, konsep tentang daya tarik pesan dan minat beli serta penelitian-penelitian terdahulu maka hipotesis teoritis dalam penelitian ini adalah: “daya tarik pesan berpengaruh terhadap minat beli”.

2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka teoritis merupakan alur penelitian yang digunakan dan dapat menggambarkan hubungan antara variabel X dan variabel Y pada penelitian.

Berikut merupakan kerangka teoritis pada penelitian ini:

(19)

Daya Tarik Pesan (X) a) Emotion

b) Association c) Lifestyle

Sumber: (Duncan, 2008, h. 288- 289)

Minat Beli (Y) a) Minat Eksploratif b) Minat Preferensial c) Minat Transaksional

Sumber: Ferdinand (2014, p.188) Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Olahan Data Penelitian, 2020

Gambar

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2. 1 Model Elaboration Likelihood
Tabel 2. 2 Tujuan dan Strategi Pesan Pembentuk Respon  Type of  Response  Message  Objectives  Message  Strategies  Think  (Cognitive)  Awareness, brand knowledge,  understanding,  conviction  Information, generic,  pre- emptive, credibility  Feel  (Emotio

Referensi

Dokumen terkait

Wesel Dalam Lengkung pada dasarnya ialah seperti wesel biasa, tetapi "sepur lurus" nya (lihat wesel biasa) berbentuk lengkung (disebut sebagai sepur lengkung),

Pemasaran yang dilakukan Simply Homy Guest House Yogyakarta menggunakan strategi pemasaran bauran pemasaran 4P ( Product, Place, Price and Promotion) marketing mix

(C) OPERASI PERKHIDMATAN SOKONGAN : PEJABAT NAIB CANSELOR, PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (HAL EHWAL PELAJAR DAN ALUMNI), PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (JARINGAN

dapat kita lihat bahwa dari ketiga variasi laju aliran massa memiliki tren yang hampir sama, fraksi massa O2 semakin menipis saat mendekati 0 m sumbu y, hal ini

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika Menggunakan Pembelajaran Cooperative Tipe The Power Of

Dengan kata lain, suku Amungme memiliki hubungan yang begitu kuat den- gan tanah dan alam sehingga menghad- irkan konsep lingkungan yang diwarnai makna magis dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan kerangka sasaran mutu peneliti dan kerangka sasaran mutu Kelompok Penelitian yang dapat digunakan sebagai

Larangan berputus asa bagi orang yang berdosa serta tidak berlebihan termasuk bab aula (yang dilarang yang paling berat) dan pemahaman madzhab dari khitah. Kemudian Allah