• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KOMITMEN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI DAN KOMITMEN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI DAN KOMITMEN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN

DI RUANG INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR Komang Menik Sri Krisnawati1, I Putu Ganda Wijaya 2, Ketut Suarjana 3

1Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli

3Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menie2008@gmail.com

Abstract

In order to realize the application of patient safety in hospitals is influenced role of HR service providers. HR has the largest population of nearly 40% compared to other workers and have a period of direct contact with patients is a nurse. This study aims to determine the relationship between nurse motivation and commitment to work with the application of patient safety. This research is observational study with cross sectional approach.

The sample consisted of 112 nurse selected by total sampling. Based on the Chi-Square Tests, correlation nurse motivation and nurse commitment to work with implementation of patient safety obtained p value of 0.000 means there is a relationship between nurse motivation and nurse commitment to work with implementation of patient safety. Motivation and commitment to work and nurse characteristics (age, education, marital status, employment status, length of employment) is jointly associated with the implementation of patient safety.

Factors working commitment of the most dominant influence on the application of patient safety compared with the motivational factors of nurses and nurse characteristics, so the need for efforts to increase the commitment of nurses through socialization associated with understanding the vision and mission of the hospital as well as the achievement of the performance indicators of good nurses by increasing the quality of nursing through education formal or informal ongoing basis, increased motivation of nurses, especially in terms of adjustment of incentives, leadership and commitment to create a situation conducive work.

Key Word: commitment, implementation of patient safety, motivation

PENDAHULUAN

Keselamatan pasien rumah sakit telah menjadi salah satu isu global. Kasus KTD sebagai dampak dari kesalahan dalam proses asuhan pasien sudah banyak terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara maju. Pada tahun 2000 Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang berjudul “To Err is Human, Building a Safer Health System”. Laporan ini menguraikan dua penelitian besar di Utah dan Coloroado serta New York kasus KTD dilaporkan mencapai 3,7% dengan angka kematian 13,6%. Kedua penelitian tersebut lebih dari separuh kasus KTD berasal dari kesalahan medis yang sebenarnya masih dapat dicegah. Bila diekploitasi ke seluruh Amerika, angka kematian akibat kesalahan medis mencapai 44.000 sampai 98.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menyimpulkan bahwa kematian karena kesalahan medis termasuk urutan ke delapan penyebab kematian di Amerika.

Keselamatan pasien di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain motivai kerja dan komitmen kerja. Motivasi kerja adalah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi setiap pegawai yang menyebabkan timbulnya sikap antusias dan persistensi dalam melaksanakan tugas (Winardi, 2011). Motivasi dapat juga diartikan bahwa teknik motivasi

(2)

harus dapat memastikan bahwa lingkungan dimana mereka bekerja dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya (Wibowo, 2012). Menurut Riyadi dan Kusnanto (2006) dalam penelitiannya tentang motivasi kerja menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi kerja dengan karakteristik perawat seperti pendidikan dan jenis kelamin perawat. Penelitian Hasnita dan Sanusi (2005) di RS Dr. Achmad Bukit Tinggi menunjukkan bahwa bahwa motivasi kerja berhubungan dengan karakteristik dan iklim organisasi dan terjadi peningkatan sebesar 15,1%. Menurut Stoner Faktor lain yang dapat meningkatkan motivasi kerja perawat adalah pemberian imbalan langsung (insentif, tunjangan) dan imbalan tidak langsung (pelatihan, dan promosi jabatan).

Faktor lain yang berhubungan dengan sikap perawat dalam penerapan keselamatan pasien adalah komitmen kerja. Beberapa pendapat berkaitan dengan komitmen kerja adalah identifikasi kekuatan yang terkait dengan nilai-nilai dan tujuan untuk memelihara keanggotaannya dalam rumah sakit (Robbins, 2006). Komitmen kerja dapat juga diartikan bahwa tingkat kepercayaan, keterikatan individu terhadap tujuan dan mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan tugas dan bekerja di suatu rumah sakit (Robert, Mathis, & Jackson, 2001). Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan komitmen kerja adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Nursyahfitri (2011) bahwa pengaruh komitmen kerja karyawan pada Divisi Produksi PT Marumitsu Indonesia berpengaruh terhadap kinerja perawat. Menurut penelitian yang dilaksanakan oleh Wijaya (2012) menunjukkan bahwa komitmen kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar sebagai salah satu rumah sakit pusat rujukan di Bali dan Nusa Tenggara Timur, yang telah lulus standar Joint Commission International (JCI) sebagai rumah sakit telah menerapkan standar keselamatan pasien. Akan tetapi, berdasarkan laporan keselamatan pasien RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012 masih didapatkan data Kondisi Potensial Cedera (KPC) sebanyak 158 kasus, KNC sebanyak 936 kasus, Kejadian Tidak Cedera (KTC) sebanyak 60 kasus, KTD sebanyak 224 kasus, dan Sentinel Event sebanyak 2 kasus (RSUP Sanglah Denpasar, 2014). Prosentase peningkatan tertinggi terjadi di ruangan ICU dengan prosentase peningkatan kasus KPRS sebanyak 140%

yang awalnya pada bulan januari dilaporkan sebanyak 5 kasus (RSUP Sanglah Denpasar, 2014).

Faktor sumber daya manusia adalah faktor yang signifikan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Manajemen rumah sakit perlu mengembangkan perawat untuk melaksanakan Askep secara efektif, akurat, dan konsisten. Bagi Perawat komitmen kerja

(3)

adalah identifikasi kekuatan yang terkait dengan nilai-nilai dan tujuan untuk memelihara keanggotaan dalam rumah sakit (Robbins, 2006). Komitmen kerja juga didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan, keterikatan individu terhadap tujuan dan mempunyai keinginan untuk tetap berada dalam rumah sakit (Robert, Mathis, & Jackson, 2001). Dengan komitmen kerja yang tinggi, perawat menjadi lebih giat bekerja dan mempunyai motivasi kuat untuk berprestasi. Motivasi merupakan inisiatif penggerak atau pendorong perilaku manusia akibat adanya interaksi stimulus instrinsik dan ekstrinsik yang mendorong seseorang untuk berprilaku optimal guna mencapai suatu tujuan seperti beragam keinginan, harapan, kebutuhan, dan kesukaannya. Stimulus instrinsik meliputi kondisi internal, kejiwaan dan mental sedangkan stimulus ekstrinsik dapat berupa hadiah atau insentif (Azwar, 1996;

Samsudin, 2006).

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Hubungan Motivasi Kerja dan Komitmen Kerja dengan Penerapan Keselamatan Pasien di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dan komitmen kerja perawat dengan penerapan keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan studi Cross-sectional.

Penelitian ini menjelaskan hubungan dari motivasi dan komitmen kerja perawat dalam penerapan keselamatan pasien.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas di Ruang Perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar yang berjumlah sebanyak 112 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Instalasi Perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2015.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu penerapan keselamatan pasien sebagai variabel dependen, motivasi dan komitmen kerja perawat sebagai variabel independen.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengumpulkan data

(4)

karakteristik, motivasi, komitmen kerja, dan penerapan keselamatan pasien responden.

Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Cara pengumpulan data setelah mendapatkan ijin dari program studi MIKM Universitas Udayana, Komite etik FK Unud, Rumah sakit Sanglah, selanjutnya mengumpulkan sampel dan melakukan penyebaran kuesioner pada saat responden melakukan dinas sesuai shift kerja.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, calon responden diminta untuk melakukan penandatanganan surat persetujuan menjadi responden. Setelah data terkumpul, peneliti memasukan data ke dalam master tabel kemudian dilakukan analisis data.

Pengolahan Data dan Analisis data

Peneliti melakukan entry data, coding, editing dan cleaning terhadap data yang telah dikumpulkan kemudian melakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Uji statistik bivariat yang digunakan adalah chi square karena variabel yang diteliti menggunakan skala nominal.

Uji statistik multivariat yang dipergunakan adalah regresi logistik.

HASIL PENELITIAN

Hasil Pengamatan terhadap Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status kepegawaian, dan masa kerja yang telah diteliti didistribusikan sebagai berikut:

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Variabel

Sosiodemografi Jumlah (Responden) Persentase (%) Umur

20-30 Tahun 27 24,1

31-40 Tahun 69 61,6

41-50 Tahun 16 14,3

Jenis kelamin

Laki-laki 33 29,5

Perempuan 79 70,5

Tingkat pendidikan

DIII Keperawatan 79 70,5

DIVKeperawatan 5 4,5

S1 Ners 28 25,0

Status perkawinan

Kawin 95 84,8

Tidak Kawin 17 15,2

(5)

Variabel

Sosiodemografi Jumlah (Responden) Persentase (%) Status

kepegawaian

PNS 99 88,4

Honorer 13 11,6

Masa kerja

< 5 Tahun 21 18,8

5-10 Tahun 51 45,5

>10 Tahun 40 35,7

Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden atau subjek penelitian berusia 31-40 tahun yakni sebanyak 69 responden (61,6%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 responden (70,5%), memiliki tingkat pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 79 responden (70,5%), sudah kawin 95 responden (84,8%), berstatus PNS sebanyak 99 responden (88,4%), dan memiliki masa kerja 5-10 tahun sebanyak 51 responden (45,5%).

Hasil Pengamatan terhadap Motivasi Kerja Responden

Motivasi kerja dibagi menjadi 2 kategori yakni baik dan kurang. Distribusi motivasi kerja responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Distribusi Motivasi Kerja Responen

Motivasi Jumlah (Responden) Persentase (%)

Baik 91 81,2

Kurang 21 18,8

Total 112 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi kerja yang baik sebanyak 91 responden (81,2%), sedangkan sebanyak 21 responden (18,8%) memiliki motivasi kurang.

Hasil Pengamatan terhadap Komitmen Kerja Responden

Komitmen kerja dibagi menjadi 2 kategori yakni baik dan kurang. Distribusi komitmen kerja responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Distribusi Komitmen Kerja Responen

Komitmen Jumlah (Responden) Persentase (%)

Baik 86 76,8

Kurang 26 23,2

Total 112 100

(6)

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki komitmen kerja yang baik sebanyak 86 responden (76,8%), sedangkan 26 responden (23,2%) memiliki komitmen kerja yang kurang.

Hasil Pengamatan terhadap Penerapan Keselamatan Pasien

Penerapan keselamatan pasien dibagi menjadi 2 kategori yakni baik dan kurang.

Distribusi penerapan keselamatan pasien dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Distribusi Penerapan Keselamatan Pasien Penerapan Keselamatan

Pasien Jumlah (Responden) Persentase (%)

Baik 91 81,2

Kurang 21 18,8

Total 112 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi kerja yang baik sebanyak 91 responden (81,2%), sedangkan sebanyak 21 responden (18,8%) memiliki motivasi kurang.

Hubungan Motivasi dan Komitmen Kerja Perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien

Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa p value antara motivasi dan komitmen kerja dengan penerapan keselamatan pasien sebesar 0,000 (p value = 0,000 < 0,05) atau H0 ditolak.

Hal tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan antara motivasi dan komitmen kerja dengan penerapan keselamatan pasien.

Berdasarkan nilai Adjusted OR variabel yang paling dominan berpengaruh yaitu komitmen perawat (Adjs.OR: 21,62), selanjutnya motivasi perawat (Adjs. OR: 5,35) kemudian status kepegawaian (Adjs. OR: 3,51) dan status perkawinan (Adjs.OR: 2,66). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ketujuh prediktor (umur, pendidikan, status perkawinan, status kepegawaian, masa kerja, motivasi dan komitmen perawat) berpengaruh 68,7%

terhadap penerapan keselamatan pasien, sisanya (31,3%) dipengaruhi oleh faktor atau prediktor lainnya.

PEMBAHASAN

Hubungan Motivasi Kerja Perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

(7)

tindakan yang seharusnya diambil (TKPRS RSUP Sanglah Denpasar, 2011). Oleh karena itu, pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus mampu memastikan bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan mengedepankan keselamatan. Kesadaran perawat dalam melakukan tugasnya tentu dipengaruhi oleh motivasinya dalam bekerja.

Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja guna mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan atas perbuatannya (Azwar, 1996). Sejalan dengan Mc Clelland mengemukakan bahwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja adalah berfokus pada tiga kebutuhan dasar yaitu: a) kebutuhan akan prestasi (achievement) dorongan untuk mengungguli atau berprestasi, b) kebutuhan akan afiliasi atau ikatan hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan karib, c) kebutuhan akan kekuasaan (power) kebutuhan yang mendorong seseorang untuk menguasai atau mendominasi orang lain (Sigit, 2003). Motivasi kerja yang baik akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan tanggung jawab kerjanya. Sama halnya seorang perawatan yang memiliki motivasi kerja yang baik akan mampu melakukan tugasnya dalam menerapkan asuhan keperawatan yang tepat serta dapat mengutamakan keselamatan pasien.

Menurut Ariyani (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa mengelola dan mempertahankan motivasi kerja perawat pelaksana merupakan hal penting dalam organisasi rumah sakit. Jika motivasi kerja diabaikan maka akan mempengaruhi sikap kerja perawat termasuk dalam mendukung penerapan keselamatan pasien. Hasil penelitian Ridwan (2013) yang berjudul “Pengaruh Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Perawat” menyebutkan bahwa hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan motivasi kerjanya yang rendah. Hasil penelitian Maryani (2013) yang berjudul

“Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Bandung” menyatakan bahwa motivasi dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perawat. Hal ini ditunjukkan dengan pvalue <

0,05.

Berdasarkan data yang diperoleh serta penelitian lain yang mendukung maka disimpulkan bahwa motivasi kerja seorang perawat akan berdampak pada kinerja serta tanggung jawab

(8)

dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional sehingga keselamatan pasien dapat menjadi proritas utama.

Hubungan Komitmen Kerja Perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien

Komitmen kerja didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan, keterikatan individu terhadap tujuan dan mempunyai keinginan untuk tetap berada dalam rumah sakit (Robert, Mathis, &

Jackson, 2001). Beberapa penelitian tentang komitmen kerja dilaksanakan oleh Nursyahfitri (2010). Dia mengkaji “Pengaruh Komitmen Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada Divisi Produksi PT. Marumitsu Indonesia”. Ternyata komitmen berpengaruh terhadap kinerja karyawan (t=3,037 dan p=0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika seorang karyawan mempunyai komitmen kerja yang baik maka akan memiliki kinerja yang baik pula. Begitu juga seorang perawat yang mempunyai komitmen kerja yang baik maka akan memiliki kinerja yang baik dalam menerapkan asuhan keperawatan. Seorang perawat yang memiliki komitmen dalam bekerja akan mempunyai kinerja yang baik maka penerapan keselamatan pasien juga dapat tercapai.

Bagi Perawat Komitmen kerja adalah identifikasi kekuatan yang terkait dengan nilai- nilai dan tujuan untuk memelihara keanggotaan dalam rumah sakit (Robbins, 2006).

Komitmen perawat terhadap rumah sakit ditunjukkan dengan prestasi yang lebih baik dengan terlibat aktif melaksanakan asuhan keperawatan (Wijaya, 2012). Komitmen kerja perawat dapat meningkatkan kinerja mereka yang meliputi aspek motivasi, kejelasan tugas dan kemampuan kerja. Komitmen kerja juga dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap rumah sakit, karena ingin tetap bertahan menjadi anggota rumah sakit (Wijaya, 2012). Pada ruang lingkup ruamh sakit seorang perawat akan bekerja dalam sebuah tim. Hal tersebut akan menuntut para perawat untuk memiliki komitmen dalam melakukan tugasnya. Adanya suatu komitmen kerja dalam sebuah tim akan memberikan dampak positif pada hasil kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rois (2010) tentang “Pengaruh Komitmen Anggota dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Nasional”. Menemukan pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota dengan kinerja Tim Kormonev Nasional dengan nilai Uji t 2,300 dan Uji F 0,637. Komitmen merupakan kekuatan perawat secara menyeluruh terhadap tugas dan kondisi lingkungan rumah sakit.

Seorang perawat harus memiliki komitmen dalam bekerja sehingga akan mempengaruhi kinerjanya dalam memberikan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diaplikasikan dengan tepat akan menghindari kesalahan dalam penanganan sehingga penerapan keselamatan pasien dapat tercapai.

(9)

SIMPULAN

Sebagian besar perawat mempunyai motivasi yang baik dalam menerapkan keselamatan pasien ketika melaksanakan tindakan keperawatan. Terdapat hubungan antara motivasi perawat dengan penerapan keselamatan pasien di Ruang perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar Perawat dengan motivasi yang kurang berpotensi 8 kali penerapan keselamatan pasien juga kurang.

Sebagian besar perawat mempunyai komitmen kerja yang baik dalam menerapkan keselamatan pasien ketika melaksanakan tindakan keperawatan Terdapat hubungan antara komitmen kerja dengan penerapan keselamatan pasien di Ruang perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar. Perawat dengan komitmen kerja yang kurang berpotensi 25 kali penerapan keselamatan pasien juga kurang.

Faktor komitmen kerja paling dominan berpengaruh terhadap penerapan keselamatan pasien dibandingkan dengan faktor motivasi perawat dan karakteristik perawat.

SARAN

Perlu adanya upaya dalam meningkatkan komitmen perawat melalui sosialisasi terkait dengan pemahaman visi misi Rumah Sakit serta pencapaian indikator kinerja perawat yang baik berupa peningkatan kualitas perawat baik melalui pendidikan formal maupun informal secara berkesinambungan.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan oleh karena itu perlu disempurnakan sehingga bagi peneliti selanjutnya agar mereplikasi penelitian ini di tatanan yang berbeda, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif yang berkontribusi terhadap kemampuan perawat dalam menerapkan prinsip keselamatan pasien. Selain itu, pelu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat prediktor atau variabel lain yang berpengaruh terhadap penerapan keselamatan pasien dalam tindakan keperawatan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih penulis sampiakan kepada Kepala Ruang Perawatan Intensif RSUP Sanglah Denpasar beserta semua rekan yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani. (2009). Analisis Pengetahuan Dan Motivasi Perawat Yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Perawatan Intensif Rsud Dr Moewardi Surakarta Tahun 2008. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

(10)

Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi kesehatan edisi ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hasnita, E & Sanusi, R. (2005). Ciri-Ciri, Iklim Organisasi, dan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RS Dr Achmad Moechtar Bukittinggi. Yogyakarta: UGM,Yogyakarta.

Institute of Medicine. (2000). To Err is human : building a safer health system. Washington DC : National Academic Press.

Nursyahfitri. (2010). Pengaruh Budaya Kerja dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Karyawan Divisi Produksi PT. Marumitsu Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Riyadi, S. & Kusnanto, H. (2006). Motivasi dan Perilaku. Semarang: Dahara Prize.

Robbins, P. S. (2006). Perilaku Organisasi Edisi Indonesia. Jakarta: PT Indeks. Kelompok Gramedia.

Robert, L., Mathis, & Jackson, J. H. (2001). Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa Jimmy.

Sadeli. Jakarta: Salemba Empat.

Rois. (2010). Pengaruh Komitmen Anggota dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi nasional.

Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia.

Sigit, S. (2003). Perilaku Organisasional, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi,Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

TKP-RS RSUP Sanglah Denpasar. (2011). Buku Saku Pedoman Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). Denpasar: RSUP Sanglah.

Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja (Edisi Ke 3) . Jakarta: Rajawali Pers

Wijaya, G. (2012). Penerapan Manajemen Kinerja Klinik Berbasis Tri Hita Karana pada Komitmen Kerja, Kepuasan Kerja Locus of Control terhadap Peningkatan Kinerja Perawat dan Bidan di RSU Bangli. Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana. Universitas Udayana Denpasar.

Winardi. (2011). Motivasi Pemotivasian. Jakarta : PT. Raja Grafindopersada.

Referensi

Dokumen terkait

Biasanya juga digunakan untuk menentukan strategi dari pendekatan visual yang akan digunakan, bagaimana pengaturan layout, penulisan text, yang kemudian digunakan

Maka jawaban yang ingin penulis cari dalam penelitian ini adalah apakah deposito perbankan Islam di kedua negara tersebut sangat rentan (elastis) atau tidak terhadap

Dasar hukum terdapat dalam surat ar-Rum ayat 21, Dan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pasal 19, menyebutkan, salah satunya jika antara suami istri terus

Selanjutnya mengenai persepsi pengunjung pada dimensi shopping process menunjukkan bahwa www.tokobagus.com dapat digunakan untuk efisiensi dalam melakukan pembelian,

Pemilik Antaradinhijabs juga mengamalkan 4 sifat Rasulullah, yaitu: Shiddiq (Benar), Amanah (Jujur), Fathanah (Cerdas), dan Tabligh (Perbuatan Baik). Itulah prinsip yang

Gejala lain yang sering muncul dari penyakit busuk/hawar daun pada tanaman talas adalah pengembangan, eksudasi dan adanya tetesan yang mengalir berwarna merah

Sementara itu, dalam mengantisipasi permasalahan kedua, sebagian dari ummat Islam cenderung untuk melakukan pendekatan ijtihadi, dalam arti bahwa ketika ditemukan

Nilai a dan b merupakan jenis atau mode proyek yang sedang berjalan, EstSizeNewProject merupakan estimasi ukuran dari proyek baru dan Effort Adjustment Factor (EAF) berdasarkan