1 PENGARUH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) TERHADAP RELEVANSI NILAI INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013
Agustina Prativi Nugraheni
Jurusan Akuntansi Universitas Tidar Magelang Email: [email protected]
Abstract
This paperis a replication of Ismail dan Kamarudin (2013) paper.This study using price model and than adding return model for examine the value relevance. This paper use Slovin method and simple random sampling to determine the research sample. T-test and F-test is used to analyze the effect of IFRS on value relevance of accounting information. Dummy variable of implementation IFRS and chow test used to analyze the significanceof IFRS on value relevance. The result show that IFRS has not been able to improve the value relevance, but only increases the value relevance for earning per share information
Keyword: Value Relevance, Accounting Information, IFRS Abstrak
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ismail dan Kamarudin (2013). Pengujian relevansi nilai dalam penelitian ini menggunakan model harga dan pengujian tambahan dengan menggunakan model return. Penelitian ini menggunakan metode Slovin dansimple random sampling untuk memperoleh sample penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F untuk melihat pengaruh penerapan IFRS terhadap relevansi nilai informasi akuntansi. Analisis signifikansi pengaruh penerapan IFRS dari interaksi terhadap variabel dummy penerapan IFRS dan menggunakan uji chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan IFRS belum dapat meningkatkan relevansi nilai secara keseluruhan, namun hanya meningkatkan relevansi nilai untuk informasi laba per lembar saham Kata kunci: Relevansi Nilai, Informasi Akuntansi, IFRS
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Standar akuntansi internasional dibentuk dalam rangka menciptakan laporan keuangan yang dapat digunakan dan dapat diperbandingkan antar negara. International Accounting Standard Board (IASB) mengembangkan standar akuntansi yang berkualitas tinggi dan dapat diterapkan secara global. Standar akuntansi tersebut adalah
International Financial Reporting Standards (IFRS)
Indonesia memiliki organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sebelum menerapkan standar akuntansi IFRS, di Indonesia mengacu pada standar akuntansi Amerika atau sering disebut Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang disusun oleh FASB. Setelah sekian tahun menggunakan
2 standar akuntansi GAAP, Indonesia mulai
mengadobsi standar akuntansi berbasis IFRS Penyajian informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Informasi akuntansi yang berkualitas harus memenuhi beberapa kriteria yaitu relevansi, ketepatan waktu, dapat diperbandingkan, dapat dipahami, dan transparansi (Nobes dan Stadler, 2014).
Selanjutnya karakteristik kualitatif informasi menurut Suwadjono (2011) antara lain ketelitian, bentuk, tempat, ketepatan waktu, relevansi, dan reliabilitas
Informasi tentang nilai perusahaan juga dapat dilihat melalui nilai sahamnya.
Berdasarkan konsep efficient market hypothesis (EMH), pasar dapat dikategorikan menjadi bentuk pasar efisien kuat ketika mencakup seluruh informasi termasuk informasi privat.
Pasar efisien kuat mengindikasikan bahwa harga saham mampu menyerap seluruh informasi.
Penerapan IFRS bertujuan untuk meningkatkan komparabilitas antar negara berbeda dan meningkatkan transparansi laporan keuangan.
Karena itu diperkirakan peningkatan komparabilitas dan transparansi akan berujung pada berkurangnya asimetri informasi yang nantinya akan meningkatkan hubungan antara informasi akuntansi dan data pasar (Akhloufi, 2013). Selanjutnya setelah asimetri informasi berkurang maka akan tercipta pasar bentuk efisien
Penelitian tentang dampak adopsi IFRS terhadap relevansi nilai telah dilakukan di berbagai negara. Karampinis dan Hevas (2011) menguji dampak penerapan IFRS pada laba akuntansi dari relevansi nilai dan kondisional konservatisme perusahaan-perusahaan di negara Yunani. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan IFRS tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan relevansi nilai dan kondisional konservatisme. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ismail dan Kamarudin (2013) menguji perbedaan kualitas laba di perusahaan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan IFRS laba yang dilaporkan memiliki relevansi nilai lebih tinggi dan manajemen laba menurun. Sejalan dengan hasil penelitian Ismail dan Kamarudin (2013),
penelitian di Indonesia oleh Hetika (2013) yang menguji dampak penerapan IFRS di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan pada relevansi nilai dari periode sebelum dan sesudah penerapan IFRS
Beberapa penelitian di atas menunjukkan hasil yang berbeda.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang menguji dampak penerapan IFRS di Indonesia dengan judul “Pengaruh Penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Relevansi Nilai Informasi Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah atau pokok bahasan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) berpengaruh terhadap relevansi nilai informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap relevansi nilai informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi yang berkualitas sangat penting dan dibutuhkan oleh pengguna.
Suatu informasi mengandung nilai kebermanfaatan ketika informasi tersebut berkualitas.Informasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Menurut SAK, karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat adalah:
a. Dapat dipahami: informasi yang ada memberikan kemudahan untuk segera dapat dipahami para pemakai
b. Relevan: informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan
3 c. Keandalan: informasi harus andal, rinci, dan
informasi yang andal harus mencerminkan kejujuran penyajian informasi, mencakup semua hal yang material
d. Dapat diperbandingkan: pengguna harus dapat membandingkan informasi antar periode untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan secara relatif
Karakteristik kualitatif berdasarkan IAS 1 agar informasi keuangan menjadi bermanfaat, maka harus relevan dan faithfully represent.
Kegunaan informasi keuangan ditingkatkan jika informasi tersebut komparabel, verifiable, tepat waktu dan dapat dipahami
Karakteristik fundamental informasi keuangan dalam IAS 1 adalah sebagai berikut:
a. Relevan: informasi yang relevan harus memiliki nilai prediksi dan nilai konfirmasi.
Laba bersih memiliki nilai konfirmatori bila laba bersih dapat dikonfirmasi sebagai harapan investor pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas di masa depan. Kemampuan prediksi juga penting dalam kualitas ;aba yaitu kemampuan laba yang dilaporkan perusahaan untuk meramalkan laba perusahaan di masa depan b. Faithful representation: merupakan
kesesuaian antara deskripsi dengan fenomena yang disajikan. Informasi yang faithful representation jika informasi tersebut komplit, netral dan bebas dari kesalahan material
2.2 Relevansi Nilai
Berdasarkan IASB 2010, informasi keuangan akan berguna, laporan keuangan harus relevan dan dapat mewakili apa yang harus diungkapkan. Kegunaan informasi keuangan diperkuat jika dapat diperbandingkan, dapat diverifikasi, tepat waktu dan dapat dipahami (Nobes dan Stadler, 2014). Informasi dikatakan berkualitas ketika relevan dan tepat waktu.
Beberapa penelitian terdahulu menguji karakteristik kualitatif yaitu relevansi, ketepatan waktu, dapat diperbandingkan, dapat dipahami, dan transparansi. Penelitian terdahulu menggunakan proksi empiris untuk menggambarkan kesimpulan masing-masing
karakteristik kualitatif berdasarkan antara laba dan return (Nobes dan Stadler, 2014)
Francis dan Schipper mendefinisikan relevansi nilai sebagai kemampuan angka akuntansi untuk menjelaskan return investor dan nilai pasar ekuitas (dalam Kim, 2013). Relevansi nilai merupakan kemampuan informasi keuangan uuntuk mencerminkan dan meringkas nilai perusahaan (Suadiye, 2012). Selanjutnya relevansi nilai dapat didefinisikan sebagai bagaimana informasi akuntansi tersedia di public secara efisien dimasukkanke dalam return saham (Dimitropoulos et al., 2013). Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka relevansi nilai dapat diartikan sebagai kemampuan angka akuntansi untuk menyerap seluruh informasi perusahaan sehingga tercermin dalam return dan harga saham
Lev (dalam Suwadjono, 2011) mengidentifikasikan manfaat informasi dalam mengukur manfaat informasi laba akuntansi.
Informasi menjadi bermanfaat ketika informasi atau suatu peristiwa tersebut mempengaruhi keyakinan penerima informasi sehingga berdampak pada tindakan tertentu para penerima informasi. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa informasi menjadi bermanfat ketika memiliki relevansi nilai. Dampak tindakan tersebut tercermin dalam perubahan harga atau return saham.
Terdapat beberapa model untuk mengukur relevansi nilai. Model pertama adalah model return yang diperkenalkan oleh Easton dan Harris pada tahun 1991. Metrik relevansi nilai adalah adjusted R2 yang diestimasi menggunakan return atau pengembalian. Model ini menunjukkan bagaimana laba per lembar saham berpengaruh terhadap return saham.Model selanjutnya adalah model harga yang diperkenalkan oleh Ohlson pada tahun 1995. Metrik relevansi nilai ini adalah adjusted R2 yang diestimasi menggunakan harga. Model ini menunjukkan bagaimana laba per lembar saham dan nilai buku per lembar saham berpengaruh terhadap harga saham. Pada penelitian ini untuk mengukur relevansi nilai menggunakan model harga dan selanjutnya menggunakan model return sebagai penguat hasil pengujian dengan model harga
4 2.3 International Financial Reporting
Standards (IFRS)
International Accounting Standards Committee (IASC) didirikan karena meningkatnya kebutuhan akan laporan keuangan yang bersifat global. Tujuan dibentuknya IASC adalah untuk menghasilkan sebuah standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi.
Standar akuntansi internasional tersebut adalah International Financial Reporting Standards (IFRS). IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memastikan laporan keuangan mengandung informasi yang berkualitas
Alasan Indonesia mengadopsi IFRS tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan di Indonesia. Indonesia merupakan anggota IFAC yang secara otomatis wajib mengikuti peraturan yang dibuat oleh Statement Membership Obligation (SMO). Di samping itu, konvergensi IFRS merupakan satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum. Pertemuan G20 forum di London pada 15 November 2008 memperoleh hasil “Strenghtening Transparency and Accountability” dan menghasilkan kesepakatan yaitu Strengthening Financial Supervision and Regulation pada 2 April 2009
Sumber: Zamzami, (2015)
Gambar 1:
Tahap Penerapan IFRS di Indonesia
Secara umum konvergensi IFRS dapat memberikan manfaat yaitu memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standar akuntansi keuangan yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka pendanaan melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan, meningkatkan kualitas laporan keuangan. Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) telah menetapkan bahwa adopsi penuh IFRS dilakukan tanggal 1 Januari 2012.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random sampling yaitu metode pemilihan sampel secara acak dimana semua populasi memiliki kesempatan yang sama. Jumlah sampel diperoleh dengan cara metode Slovin (Sevilla et.
al., 2007) yaitu dengan rumus sebagai berikut:
. Dimana:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan
Penentuan jumlah sampel menggunakan model Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel minimal adalah 237 pengamatan. Pada penelitian ini agar sampel yang digunakan imbang, maka menggunakan sampel 240 pengamatan dari perusahaan manufaktur. Masing-masing 120 pengamatan pada periode sebelum penerapan IFRS dan 120 pengamatan pada periode sesudah penerapan IFRS.
3.2 Variabel dan Pengujian Statistik
Pada penelitian ini relevansi nilai didefinisikan sebagai kemampuan angka akuntansi untuk menyerap seluruh informasi perusahaan sehingga tercermin dalam return dan harga saham. Relevansi nilai dihitung melalui Tahap adopsi
(2008-2010)
Tahap persiapan akhir (2011)
Adopsi seluruh IFRS ke PSAK Persiapan
infrastruktur yang diperlukan Evaluasi dan kelola
dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku
Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan Penerapan secara
bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS
5 dua model yaitu model harga dan model return.
Model penghitungan yang digunakan untuk menguji relevansi nilai adalah model harga yang diperkenalkan oleh Ohlson pada tahun 1995 yaitu sebagai berikut (berdasarkan Ismail dan Kamarudin, 2013):
dimana Pit adalah harga saham perusahaan i tiga bulan setelah tahun fiskal berakhir, t, EPSit
adalah laba per saham dari perusahaan, i selama tahun t, BVPSit adalah nilai buku per saham dari perusahaan i pada akhir tahun t, dan εit
mencerminkan informasi relevan lain dari perusahaan i pada tahun t.
Relevansi nilai dari laba dan nilai buku dicerminkan oleh koefisien dari variabel ini.
Selain itu relevansi nilai juga ditunjukkan dari nilai adjusted R2model persamaan regresi (1).
Perbandingan nilai adjusted R2pada periode sebelum dengan periode penerapan IFRS menunjukkan apakah terdapat peningkatan relevansi nilai setelah diterapkannya IFRS.
Untuk menguji apakah terdapat perubahan secara signifikan dari periode sebelum ke periode penerapan IFRS maka dilakukan uji chow dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Selanjutnya penerapan IFRS sebagai variabel dummy dimasukkan dalam persamaan.
Interaksi adopsi IFRS dengan laba dan nilai buku juga dimasukkan dalam persamaan. Persamaan model setelah memasukkan variabel dummy IFRS adalah sebagai berikut:
Persamaan model (2) ini digunakan untuk melihat signifikansi perubahan relevansi nilai dari periode sebelum ke periode setelah penerapan IFRS.Koefisien dari interaksi variabel EPSxIFRS, α3 mengindikasikan apakah penerapan IFRS memiliki dampak signifikan pada relevansi nilai dari laba.
Model yang kedua adalah model return yang diperkenalkan oleh Easton dan Harris pada tahun 1991. Model ini digunakan sebagai robustness dari hasil pengujian menggunakan model pertama. Model return yaitu sebagai berikut:
dimana RETit adalah 12 bulan hold return sebelum akhir tahun keuangan perusahaan i dalam tahun t, E/Pit-1 adalah laba per lembar saham pada akhir tahun keuangan dibagi dengan harga 12 bulan sebelumnya dari perusahaan i dalam tahun t danεit mencerminkan informasi relevan lain dari perusahaan i pada tahun t.Relevansi nilai dari dicerminkan oleh koefisien dari variabel ini. Selanjutnya relevansi nilai juga ditunjukkan dari nilai adjusted R2model persamaan regresi (3). Perbandingan nilai adjusted R2pada periode sebelum dengan periode penerapan IFRS menunjukkan apakah terdapat peningkatan relevansi nilai setelah diterapkannya IFRS. Untuk menguji apakah terdapat perubahan secara signifikan dari periode sebelum ke periode penerapan IFRS maka dilakukan uji chow dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan bahwa penerapan IFRS memiliki pengaruh terhadap relevansi nilai informasi akuntansi. Dengan kata lain bahwa relevansi nilai dapat semakin meningkat ketika IFRS diterapkan di Indonesia. Untuk menguji pengaruh penerapan IFRS terhadap relevansi nilai dilakukan regresi pada persamaan menggunakan model harga pada masing- masing periode yaitu sebelum IFRS dan sesudah penerapan IFRS. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Uji Hipotesis 1 Model Harga
Variabel
Sebelum IFRS (n=120)
Sesudah IFRS (n=120) Koefisien t Koefisien t Konstanta 2.503 7.239 3.438 10.913
EPS 0.640 11.135 0.709 11.163
BVPS 0.257 3.693 0.104 1.547
Adjusted R2 0.794 0.741
Sumber: berdasar data yang diolah Pi,t= α0 + α1EPSi,t + α2BVPSi,t +εit (1)
Pi,t=α0+α1EPSi,t+α2BVPSi,t+α3EPSi,txIFRS+εi (2)
RETi,t= α0 + α1E/Pi,t-1 + α2 ∆E/Pi,t-1 +εit (3)
6 Tabel1 menyampaikan hasil pengujian
hipotesis relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah penerapan IFRS. Regresi OLS dilakukan pada pengujian model harga.
Relevansi nilai ditunjukkan oleh koefisien dari EPS pada periode sebelum penerapan IFRS 0,640 meningkat menjadi 0,709 pada periode setelah penerapan IFRS. Sementara itu koefisien dari BVPS pada periode sebelum penerapan IFRS adalah 0,257 menurun menjadi 0,104 setelah periode setelah penerapan IFRS. Pengaruh EPS dan BVPS secara bersama dalam mempengaruhi harga saham diliat dari adjusted R2, berdasar hasil pengujian diketahui bahwa terjadi penurunan dari 0,794 periode sebelum penerapan IFRS menjadi 0,741 setelah penerapan IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan IFRS di Indonesia tidak memiliki pengaruh pada gabungan relevansi nilai informasi akuntansi laba bersih per saham dan nilai buku per lembar saham.
Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan uji chow. Berikut adalah perhitungan uji chow:
F =
=
=
= 2,234
Hasil pengujian menggunakan uji chow menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 2,234 lebih kecil dari Ftabel (Ftabel = 3,00).
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh penerapan IFRS pada informasi EPS dan BVPS secara bersama belum dapat mempengaruhi harga saham. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penerapan IFRS di Indonesia belum dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi.
Pengujian selanjutnya adalah dengan memasukkan interaksi variabel independen dengan variabel dummy penerapan IFRS.
Tabel 2
Pengujian dengan interaksi variabel dummy IFRS
Sumber: berdasar data yang diolah
Hasil menunjukkan bahwa koefisien interaksi variabel EPS dengan dummy penerapan IFRS adalah 0,053 dengan nilai t hitung 0,571 (<t table). Bukti empiris ini menunjukkan bahwa penerapan IFRS sudah dapat meningkatkan relevansi nilai, namun peningkatan relevansi nilai belum atau kurang signifikan.
Sebagai robustness hipotesis pertama, maka dilakukan pengujian relevansi nilai menggunakan model return. Hasil pengujian menggunakan model return ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis 1 Model Return
Variabel
Sebelum IFRS (n=120)
Sesudah IFRS (n=120) Koefisien t Koefisien t E/P -0,194 -0,386 -0,309 -0,385
∆E/P 0.068 0,205 0,237 0,532
Sumber: berdasar data yang diolah
Tabel 2 menyampaikan hasil pengujian hipotesis relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah penerapan IFRS. Regresi OLS dilakukan pada pengujian model return sebagai robustness dari pengujian menggunakan model harga. Relevansi nilai masing-masing variabel ditunjukkan dari koefisien dari E/P pada periode sebelum penerapan IFRS -0,194 menurun menjadi - 0,309 pada periode setelah penerapan IFRS.
Dan nilai koefisien ∆E/P pada periode sebelum penerapan IFRS 0,068 meningkat menjadi 0,237 pada periode setelah penerapan IFRS.
Variabel Koefisien t Sig
LnEPS 0,608 9,275 0,000
LnBVPS 0,282 3,708 0,000
LnEPSxIFRS 0,053 0,571 0,569
LnBVPSxIFRS 0,104 1,043 0,298
Adjusted R2 0,688
7 Selanjutnya dilakukan pengujian
menggunakan uji chow. Berikut adalah perhitungan uji chow:
F =
=
= = 0,164
Hasil pengujian menggunakan uji chow menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 0,164 lebih kecil dari Ftabel (Ftabel = 3,00).
Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan IFRS di Indonesia belum dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi saat diuji menggunakan model return.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua hipotesis yang diuji menggunakan regresi OLS, diperoleh kesimpulan bahwa hasil menunjukkan bahwa penerapan IFRS belum dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi secara keseluruhan setelah periode penerapan IFRS.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan relevansi nilai hanya terjadi untuk informasi laba per lembar saham. Artinya, penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) belum berpengaruh terhadap relevansi nilai informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail dan Kamarudin (2013).
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) terhadap kualitas informasi akuntansi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan dua dimensi kualitas informasi akuntansi yaitu relevansi nilai dan ketepatan waktu laba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua hipotesis yang diuji menggunakan regresi
OLS, diperoleh kesimpulan bahwa hasil menunjukkan bahwa penerapan IFRS belum dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi secara keseluruhan setelah periode penerapan IFRS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan relevansi nilai hanya terjadi untuk informasi laba per lembar saham 5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu berfokus dan menggunakan sampel perusahaan manufaktur, penelitian ini menggunakan data dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah periode penerapan IFRS dan penelitian ini hanya menguji dua dimensi dari kualitas informasi akuntansi yaitu relevansi nilai
5.3 Saran
Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian ini, maka saran untuk penelitian mendatang adalah sebagai berikut :
1. Peneliti selanjutnta dapat memfokuskan pada perusahaan dengan jenis industri lain 2. Penelitian selanjutnya dapat
memperpanjang atau menambah tahun pada sampel penelitian
3. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan dimensi-dimensi lain dari kualitas informasi akuntansi, seperti manajemen laba, konservatisme, kualitas akrual
DAFTAR PUSTAKA
Alali, F. A. dan Foote, P. S. 2012. “The Value Relevance of International Financial Reporting Standards: Empirical Evidence in an Emerging Market.”
Science Direct: The International Journal of Accounting 47 85-108
Barth, M., Beaver, W. dan Lang, M.
2008.“International Accounting Standards and Accounting Quality”.Journal of Accounting Research , 46(3) 467-498.
8 Barth, M., Wayne R.L., Mark Lang,
Christopher W. 2012. “Are IFRS-based and US GAAP-based Accounting Amounts Comparable?”. Science Direct:
Journal of Accounting and Economics, 54 (2012) 68-93.
Cahyonowati, N. dan D. Ratmono. 2012.
“Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi” Indonesia:
Universitas Diponegoro.
Chabaane, S. dan H. B. Othman. 2013. “The Impact of IFRS Adoption on Value Relevance of Earnings and Book Value of Equity: the Case of Emerging Markets in African and Asian Regions.” Science Direct: Social and Behavioral Sciences.
145.
Dimitropoulos, P.E., D. Asteriou, D.
Koisenidis, dan S. Leventis. 2013. “The Impact of IFRS on Accounting Quality:
Evidence from Greece.” Elsevier:
International Accounting, 29 (2013) 108- 123.
Ding, Y. dan H. Stolowy. 2006. “Timeliness and Conservatism: Changes Over Time in the Properties of Accounting Income in France.” Emerald: Accounting and Finance, Vol 5 No 2.
FASB. 2010. Statement of Financial Accounting Concepts No 8. “Conceptual Framework for Financial Reporting.”
Francis, J., R. LaFond, P. Olsson dan K.
Schipper. 2004. “Cost of Capital and Earning Attributes.”
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.” Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2014. “Teori Akuntansi: International Financial
Reporting System (IFRS).” Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guidi, Francesco dan R. Gupta (2011). “Are ASEAN Stock Market Efficient?
Evidence from Univariate and Multivariate Variance Ratio Tests.”Discussion Papers Finance, ISSN 1836-8123
Hetika. 2013. “Relevansi Nilai Adopsi International Finacial Reporting Standards (IFRS): Bukti Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.”
Tesis.Universitas Diponegoro.
IASB. 2011. International Accounting Standard No 1. “Presentation of Financial Statements.”
Ismail, W.A.W. dan K.A. Kamarudin. 2013.
“Earnings Quality and the Adoption of IFRS-based Accounting Standards.”
Emerald: Asian Review of Accounting.
Vol 21 No 1.
Jogiyanto, Hartono. 2008. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi.” Yogyakarta:
BPFE
Mar’ati, Fudji Sri. 2012. “Analisis Efisiensi Pasar Modal Indonesia.” Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 No 2.
Nobes, C.W. dan C. Stadler. 2014. “The Qualitative Characteristic of Financial Information and Managers’ Accounting Decisions: Evidence From IFRS Policy Changes.” Lancaster University Department of Accounting and Finance.
Karampinis, N. I. dan D. L. Hevas. 2011.
“Mandating IFRS in an Unfavorable Environment: the Greek Experience.”
Science Direct: The International Journal of Accounting, 46 (2011) 304- 332.
9 Kim, Oksana. 2013. “Russian Accounting
System: Value Relevance of Reported Information and the IFRS Adoption Perspective.” Science Direct: The International Journal Accounting, 43 (2013) 525-547.
Seswanto, H. S. 2012. “Pengaruh Konservatisme terhadap Kualitas Laba dengan Pendekatan Accounting Based dan Market Based.” Indonesia:
Universitas Indonesia.
Suwardjono. 2011. “Teori Akuntansi:
Perekayasaan Pelaporan Keuangan”.
Yogyakarta: BPFE.
Zamzami, Faiz. “Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia”, http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf /ifrs.pdf diakses pada 5 Januari 2015