11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Program Adiwiyata
Program adiwiyata merupakan program yang menciptakan lembaga pendidikan disekolah-sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Dapat diketahui bahwa sekolah adiwiyata harus mengimplementasikan komponen- komponen program adiwiyata yang memasukkan nilai budaya lingkungan untuk mewujudkan sekolah peduli dengan cara hidup bersama lingkungan.
Dan untuk mencapai keberhasilan melaksanakan program adiwiyata adapun pihak yang ikut serta dalam melancarkan program yang didalam program tersebut berperan untuk menjadikan warga sekolah yang berbudaya dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya (H, Basri 2019). Makna yang terkandung dari sekolah peduli dan berbudaya lingkungan lebih dikenal sebagai sekolah adiwiyata yaitu suatu lembaga yang dirancang sebagai saran untuk menyediakan dan melaksanakan belajar mengajar ilmu pengetahuan yang dikaji secara akademis dengan pengawasn guru. Sedangkan “Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan” adalah institusi pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dilandasi kesadaran dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah. (Ilyas Assad, 2011)
Dapat disimpulkan bahwa program adiwiyata adalah kegiatan untuk membentuk karakter siswa. Untuk dapat terlaksana kegiatan peduli lingkungan program adiwiyata adapun pihak yang ikut serta dalam
memperlancar kegiatan peduli lingkungan, pihak tersebut adalah dari lembaga pendidikan sendiri dan orangtua siswa. Sedangkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan adalah kegiatan yang dilandasi dengan kesadaran dan pemahaman kondisi lingkungan sekolah serta mampu menjaga, memelihara dan melestarikan melalui aktivitas pembelajaran dan pembiasaan.
a. Tujuan Program Adiwiyata
Tujuan program adiwiyata adalah untuk membentuk sekolah sebagai lembaga yang dapat berpartisipasi dan mampu menerapkan usaha untuk pelesatarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang akan datang.
Tujuan adiwiyata mampu menggali kesadaran dan kepekaan seluruh peserta didik atau individu yang terlibat didalam permaslahan lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan program adiwiyata mampu memberikan pengetahuan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan di masa yang akan datang sehingga dapat melancarkan warga sekolah untuk bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan hidup.
(Buku Panduan Program Adiwiyata 2018) b. Komponen Program Adiwiyata
Dalam menciptakan komponen pelaksanaan program adiwiyata maka perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan keadaan sekolah , maka dengan ini perlu ditetapkan komponen pogram adiwyata yaitu kebijakan berwawasan lingkungan, kegiatan sekolah berbasis partisipatif dan pengelolaaan sarana prasaranaa pendukung sekolah. (Samsull:2016:14)
Dengan kesimpulan sebelum melakukan program adiwiyata sebaiknya dilakukan secara operasional yang bertujuan untuk menjadikan sekolah
adiwiyata seperti yang diharapkan melalui proses yang sudah tersu sun menjadi 5 langkah sekolah adiwiyata yaitu, pertama membentuk tim adiwiyata sekolah terlebih dahulu sebelum kelangkah pelaksanaan kemudian mengadakan kegiatan lingkungan sekolah, penyusunan rencana aksi lingkungan sekolah, dalam aksi ini sekolah dapat menggunakan konsep 5R terlebih dahulu, 5R tersebut adalah recyle, reuse, reduce, replace dan replant, melaksanakan kegiatan aksi lingkungan terakhir adalah evaluasi dan monitoring, evaluasi dan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui apakah tim adiwiyata yang sudah dibentuk di awal berhasil mencapai target yang tercantum dalam rencana aksi lingkungan atau tidak. Evaluasi dan monitoring ini dilakukan secara terus menerus yang akan membantu memastikan bahwa kegiatan ini berkelanjutan. untuk evaluasi dan monitoring ini dapat dilakukan oleh pihak sekolah sendiri dengan menggunakan kuisioner dan survei.
c. Sekolah Adiwiyata
Melalui aturan pemerintah mengenai impementasi rancangan adiwiyata telah mengatakan bahwa sekolah peduli lingkungan merupakan sekolah yang sudah menggunakan atau menerapkan prosedur dalam menjalankan warga sekolah untuk dapat bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan di sekolah maupun di lingkungan rumah dan pengorganisasian lingkungan dengan tata pengelolaan sekolah yang dapat membantu pengembangan berkelanjutan. (Heny 2015:20)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan maka sekolah adwiyata merupakan sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat
maupun warga sekolah dan disekitar lingkungan masyarakat agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan tubuh kita serta memberikan kenyamanan untuk anak saat belajar jika lingkungannya bersih dan indah.
d. Prinsip Dasar Program Adiwiyata
Dilaksanakanya sekolah peduli linkungan yang berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 05 Tahun 2013) telah menyampaikan bahwa untuk pelaksanaan program adiwiyata harus tetap menggunakan prinsip-prinsip dasar program adiwiyata, prinsip yang dimaksud yaitu Partisipatif, komunitas atau tim sekolah yang terlibat dalam manjemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran, Berkelanjutan adalah seluruh kegiatan yang harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif secara luas ataupun secara lengkap, Edukatif adalah prinsip yang mendidik programer adiwiyata untuk mengedepankan nilai-nilai pendidikan dan pembangunan karakter peserta didik agar mencintai lingkungan hidup, baik lingkungan dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas (Buku Pedoman Adiwiyata, Ilyas Assad, 2011)
Dapat disimpulkan bahwa prinsip partisipatif, berkelanjutan dan edukatif merupakan prinsip yang dapat menyampaikan pengetahuan tentang peduli lingkungan dengan melibatkan semua warga sekolah dan dilakukan secara terancang dan dilakukan secara berulang.
2. Hakikat Pembiasaan a. Pengertian Pembiasaan
Pembiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat dan positif ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religious maupun tradisional dan cultural (Muhibbin Syah, 2000: 123) Secara etimologi pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa”
berdasarkan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “biasa” adalah 1) lazim, umum, 2) seperti sediakala/seperti yang sudah-sudah, 3) sudah menjadi kebiasaan, 4) sudah sering kali. Pembiasaan dapat diartikan sebagai proses membuat sesuatu/seseorang akan menjadi terbiasa. Anis Ibnatul M, dkk (2013:1) mengatakan bahwa pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu tersebut dapat menjadi kebiasaan.
Pembiasaan adalah segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang untuk membiasakan individu dalam bersikap, berperilaku dan berpikir. Dalam proses pembiasaan terdapat pengalaman, sedangkan yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan
Dapat disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang yang bertujuan untuk membuat individu menjadi terbiasa dalam bersikap, berperilaku dan berpikir sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembiasaan itu sendiri sebaiknya dilakukan atau dimulai sejak dini dan dilakukan secara teratur atau terus menerus, pembiasaan hendakanya diawasi secara ketat, konsisten dan tegas karena pembiasaan pada anak dapat membentuk karakter pada diri anak tersebut. Sedangkan tujuan pembiasaan disekolah untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang relatif menetap karena dilakukan secara berulang- ulang baik didalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran.
b. Fungsi Pembiasaan Sebagai Metode Pembelajaran
Pembiasaan merupakan proses penyesuaian tehadap lingkungan sekitar.
Pembiasaan sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dan pembiasaan dilakukan dengan cara yang tegas dengan menggunakan hukuman atau sanksi jika tidak disiplin terhadap aturan. Tujuan dari pembiasaan yang dipertegas agar siswa memiliki sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Amin (2015; 54) mengemukakan tujuan metode pembiasaan adalah agar anak memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pembiasaan adalah aktivitas yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang sehingga mencapai hasil yang diinginkan, maka dalam pendidikan pembiasaan adalah sebagai metode. Metode pembiasaan ini di yakini sebagai metode paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena dengan pembiasaan siswa dibiasakan untuk berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan petunjuk. Penerapan metode pembiasaan sangat efektif diterapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran terutama pada siswa tingkat sekolah dasar dan
sekolah menengah, karena hal ini anak usia sekolah dasar memiliki rekaman atau ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.
Pembiasaan tersebut apabila dikaitkan dengan pembelajaran dapat diartikan sebagai metode dalam pendidikan berupa proses penanaman kebiasaan. Sehingga pembiasaan tidak selalu dengan pengetahuan bersifat kognitif semata, namun bisa berupa keterampilan yang diberikan atau bahkan sikap dan kepribadian guru akan dianggap suatu pembelajaran pembiasaan, karena pada hakikatnya pembiasaan adalah pengulangan, atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang. Bahkan jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, dan membuang sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, itu telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan.
Dapat disimpulkan bahwa hasil dari pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan seorang guru terhadap siswanya adalah terciptanya suatu kebiasaan yang melekat dan akan menjadi sebuah budaya dalam hidup siswa. Karena pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan membawa kegemaran dan kebiasaan tersebut akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadiannya. Melalui pembiasaan pada sekolah dasar mampu mengembangkan karakter pada diri siswa, karena sebelum pelaksanaan pembiasaan guru atau pihak sekolah sudah membuat rancangan supaya pembiasaan tersebut dapat tercapai pada diri anak masing-masing.
c. Dasar dan Tujuan Metode Pembiasaan
Djaali (2013: 128) mengungkapkan bahwa pembiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan besifat otomatis. Dalam masa-masa ini anak belum mempunyai kewajiban-kewajiban seperti orang dewasa. Sehingga metode pembiasaan ini dapat dilakukan dalam meningkatkan tingkah laku, keterampilan yang lebih baik serta kecakapan dan pola berfikir tertentu.
Karena seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Ada beberapa syarat yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh orangtua dalam melakukan metode pembiasaan. Pembiasaan hendaknya dilakukan sejak dini, karena pembiasaan memiliki dampak yang besar bagi anak, berikut merupakan langkah memulai pembiasaan :
1) Pembiasaan seharusnya dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dan dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang spontan.
2) Pembiasaan seharusnya konsisten, tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya. Jangan memberikan kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembiasaan itu adalah suatu cara atau jalan yang dilakukan dengan sengaja, berulang- ulang terus-menerus, konsisten, berkelanjutan untuk menjadikan sesuatu itu kebiasaan (karakter) yang melekat pada diri anak. Sehingga nantinya anak tidak memikirkan lagi untuk melakukannya. Guru sebagai pendidik dan
orangtua di sekolah sangat memiliki peran penting. Karena dalam pelaksanaan metode pembiasaan ini pastilah memerlukan dukungan dari siswa. Dan apabila pada diri anak tidak memiliki motivasi maka metode pembiasaan ini tidak akan bisa berjalan dengan baik sehingga sekolah tersebut mampu mendapatkan gelar sekolah adiwiyata. Maka motivasi tersebut sangat memiliki peran penting dan sangatlah dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan ini
3. Hakikat Peduli Lingkungan a. Pengertian Peduli Lingkungan
Peduli merupakan sikap yang melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar. Kepedulian adalah perilaku yang berdasarkan ajakan, peringatan, mengubah dan menginspirasi terhadap lingkungan sekitarnya. Peduli lingkungan merupakan sikap dan perilaku yang nyata membangun pemikiran dan aktivitas dalam menjaga, memelihara dan melestarikan linkungan sekolah dan linkungan sekitar.(Haris, dkk 2018:6)
Sikap peduli bisa dimulai dengan cara merawat tanaman, dan tidak membuat kotor di daerah tanamannya itu sendiri. Tidak hanya merawat tanaman saja, peduli lingkungan dapat dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan seperti sampah basah dan sampah kering. Menurut Yaumi (2014:111) mengemukakan bahwa peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan alam dilingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan lingkungan yang sudah terjadi. Peserta didik yang peduli terhadap lingkungan sekitar pasti merasa nyaman jika lingkungan sekitar itu bersih, indah dan rapi. Mereka bersahabat dengan alam bukan merusak dan mengeksploitasinya.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa peduli lingkungan adalah kegiatan yang memperlakukan orang lain ataupun lingkungannya dengan rasa mengindahkan dan memperhatikannya. Peduli lingkungan dapat diterapkan sejak usia dini, dengan begitu ketika sudah besar akan membentuk karakter peduli lingkungan yang baik.
b. Tujuan Peduli Lingkungan dalam ranah pendidikan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menyelamatkan lingkungan alam, dunia pendidikan menangani permasalahan tersebut dengan cara mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya mencintai dan merawat lingkungan hidup. Tentu guru tidak hanya sekedar mentransfer ilmu atau teori saja tetapi melakukan aksi nyata, seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak menyisahkan makanan, mengelompokkan sampah organik dan anorganik. Tujuannya agar warga sekolah sadar terhadap persoalan lingkungan hidup dan melakukan aksi sederhana di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan rumah dan sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu tempat yang baik untuk menerapkan betapa pentingnya menjaga dan merawat lingkungan sekitar.
4. Program Adiwiyata Di Sekolah Dasar
Institusi sekolah memiliki tanggung jawab sosial besar dalam membentuk murid-murid dengan kepribadian berkarakter yang peduli pada lingkungan hidup. Karena itulah, sekolah adiwiyata perlu mendapat perhatian kita semua sebagai pelopor pelestari lingkungan. Diharapkan murid-murid sekolah adiwiyata memiliki kesadaran, pengetahuan, norma, etika, sikap dan perilaku nyata dalam menciptakan kualitas lingkungan sekolah yang kondusif, kreatif, inovatif dan berkelanjutan sebagai generasi penerus bangsa yang peduli dengan lingkungan. Agar program ini bermanfaat dan sukses dilakukan maka diperlukan kerjasama antara guru sekolah, wali murid atau orangtua siswa dan siswa (Sungkowo, 2005:9).
Dalam hal ini SDN Tlogomas 2 Malang berusaha mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, nyaman dan rapi yang didukung oleh seluruh warga sekolah dan orangtua siswa melalui pembiasaan. Dalam hal ini maka SDN Tlogomas 2 Malang menciptakan sekolah berwawasan lingkungan melalui pembiasaan, pembiasaan yang dimaksud diantaranya terdapat piket kelas yang dilakukan oleh orangtua siswa untuk kelas 1 dan 2 dan untuk kelas 3 sampai dengan kelas 6 dilakukan sendiri, piket tanaman yang bekerja sama dengan orangtua siswa, pembuatan tanaman hidroponik yang dilakukan dengan orangtua siswa serta kegiatan kebersihan pada hari jum’at bersih melalui gotong royong, membawa tanaman bunga dan tanaman toga dari rumah berlaku untuk siswa yang melakukan kesalahan atau melanggar tata tertib adiwiyata, dan ikut serta dalam pengelolaan sampah, bakti sosial dan berkebun. Penataan taman
juga sangat mendukung untuk kegiatan adiwiyata ini, kegiatan menata kembali taman sekolah dengan maksud agar taman selalu tumbuh dengan baik dan terpelihara. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana adapun penunjang pembiasaan diri untuk siswa, dalam kegiatan ini sekolah akan membuat perangkat pendidikan dalam rangka meningkatkan kesadaran kepada siswa diantaranya akan mengembangkan yang berkaitan dengan lingkungan dan motto-motto yang berkaitan dengan lingkungan, hal tersebut bisa dilakukan dengan berupa pembuatan spanduk pamflet dan madding peduli lingkungan.
SDN Tlogomas 2 Malang menjadi sekolah adiwiyata tingkat kota malang pada tahun 2017. Sekolah pada waktu itu mendapatkan piagam penghargaan dari wali kota malang dari Bapak H. Moch.Anton. Dengan produk unggulan pengelolaan aloevera yang dari tanaman sekolah sendiri sehingga diolah menjadi suatu produk yaitu pudding, sabun pencuci piring dan natadecoco serta budidaya jamur tiram yang diolah oleh siswa SDN Tlogomas 2 Malang dengan dampingan guru, pengelolaan sukun dan pembuatan prakarya yang sebagian besar memanfaatkan barang bekas seperti pembuatan kostum yang berbahan dasar kantung kresek, daun kering dan koran serta pembuatan lampion yang berbahan dasar benang dan bola. Kegiatan tersebut dilakukan dengan bekerjasama dengan orangtua siswa dan guru SDN Tlogomas 2 Malang .
Kegiatan lain yang dapat menunjang program adiwiyata di SDN Tlogomas 2 Malang yaitu kegiatan ektstrakurikuler pramuka, kegiatan pramuka memberikan wadah pendidikan diluar kelas dan lingkungan
keluarga. Gerakan pramuka telah memberikan wadah bagi peserta didik untuk berkegiatan postif yang berhubungan dengan alam dengan berbagai kegiatan. Materi PPLH sendiri telah lama terintegrasi ke dalam gerakan pramuuka. Selain itu, kegiatan-kegiatan gerakan pramuka yang baik selalu didesain untuk menarik minat, menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan tearah bagi murid dalam membentuk pribadi berakarakter dan mulia.Setelah mendapatkan penghargaan sekolah adiwiyata, SDN Tlogomas 2 Malang akan selalu bekerja keras dan berbenah diri untuk selalu mempertahankan penghargaan yang sudah diraihnya.
5. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian yang relevan karena sebelum juga sudah terdapat penelitian yang hampir sama.
Pembahasannya yaitu tentang program adiwiyata dan penelitian tersebut akan peneliti jadikan sebagai referensi untuk membuktikan bahwa penelitian ini relevan. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan pada metode yaitu, metode yang digunakan ialah penelitian kualitatif, meskipun penelitian permasalahan yang dilakukan oleh peneliti mendekati persamaan namun penelitian ini tidak sama persis dengan penelitian terdahulu ada beberapa perbedaan permasalahan yang dijelaskan oleh peneliti
Penelitian yang terdahulu secara umum membahas program adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan sekolah di SDN Panggung 04 Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara provinsi jawa tengah tentang pengelolaan lingkungan sekolah. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya membahas
tentang kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di SDN Kandangan III Surabaya oleh Abdul, Kohar(2011) tentang kebijakan sekolah dan faktor pendukung dan penghambat berbudaya lingkungan
Meskipun judul dari beberapa penelitian terdahulu hampir sama tetapi fokus penelitian dan pembahasan yang akan dilakukan oleh peneliti tentu berbeda, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pada saat ini memfokuskan pada pelaksanaan program adiwiyata pada 3 prinsip dasar adiwiyata, kegiatan siswa dan kendala dalam penyusunan program adiwiyata.
6. Kerangka Pikir
Dari latar belakang masalah yang telah di deskripsikan sebelumnya maka kerangka berfikir penelitian ini terpola pada suatu alur pemikiran yang terkonsep seperti tampak pada bagan berikut :
Kondisi Lapangan
1. Pelaksanaan program Adiwiyata sudah cukup memadai namun untuk beberapa siswa masih ada yang kurang peduli terhdap lingkungannya
2. Didukung dengan lingkungan yang sudah bagus namun untuk kebersihan kamar kecil masih kurang
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai namun beberapa siswa kurang memanfaatkannya
Temuan :
1. Keunggulan SDN Tlogomas 2 Malang dalam program adiwiyata 2. Kegiatan siswa dengan 3 prinsip program adiwiyata
3. Kendala pelaksanaan program adiwiyata
Kondisi Ideal
1. Keseluruhan siswa peduli dengan lingkungan melalui pembiasaan
2. Gerakkan pembiasaan yang mencakup kebersihan kamar kecil, penataan taman, kegiatan siswa dan pengelolaan sampah 3. Terciptanya lingkungan dengan sarana
prasarana yang cukup memadai
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif 2. Lokasi Penelitian : SDN Tlogomas 2 Malang
3. Subjek Penelitian : Kepala sekolah, guru penanggung jawab adiwiyata, siswa SDN Tlogomas 2 Malang
4. Instrumen Penelitian : Pedoman observasi, pedoman wawancara, lembar instrument dokumentasi,
Judul:
Analisis Program Adiwiyata Melalui Pembiasaan Peduli Lingkungan Di SDN Tlogomas 2 Malang