• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era modern saat ini kosmetik dan skincare merupakan produk yang sangat popular terutama dikalangan kaum wanita. Skincare memiliki berbagai kegunaan yaitu untuk menambah kesehatan wajah, merawat kulit wajah, dan menutrisi kulit wajah. Saat ini skincare bukan lagi menjadi keinginan melainkan sudah menjadi kebutuhan yang melekat pada kaum wanita.

Umumnya sejumlah konsumen beranggapan bahwa kosmetik dan skincare itu sama padahal skincare dan kosmetik memiliki peranan yang

berbeda. Menurut Maarif, Nur, dan Septianisa (2019) Skincare adalah prosedur atau langkah-langkah merawat kulit yang dilakukan dengan menggunakan produk-produk skincare dan kosmetik kecantikan dengan kandungan bahan yang aman serta baik digunakan sesuai dengan jenis kulit wajah setiap konsumen. Beberapa jenis skincare adalah sabun pembersih wajah, toner wajah, pelembab, sunscreen, serum wajah, essence, eye cream dan lain-lain (Pratiwi, 2016). Sedangkan kosmetik menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No.1175/MENKES/PER/VII/2010, tentang Izin Produksi Kosmetika, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah

(2)

2

penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Permenkes, 2010).

Salah satu bisnis yang sedang berkembang pesat saat ini adalah bisnis skincare. Indonesia merupakan salah satu pasar produk skincare yang cukup potensial, sehingga usaha skincare ini dapat menjanjikan produsen dalam mengembangkan usahanya. Contoh skincare buatan lokal yakni seperti: Wardah, Purbasari, Safi, Emina, dan Ms Glow memiliki banyak peminat. Hal ini salah satunya dapat ditunjukkan melalui jumlah followers di akun resmi dari produk skincare tersebut di Instagram yakni sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Jumlah Followers SkinCare Brand Local di Instagram

No Brand Tahun

berdiri

Instagram Akun resmi

1. Safi 1987 306 ribu

followers

Safiindonesia

2. Purbasari 1993 145 ribu

followers

Purbasarimakeupid

3. Wardah 1995 2,9 juta

followers

Wardahbeauty

4. Ms Glow 2013 1,7 juta

followers

Msglowbeauty

5. Emina 2014 1 juta

followers

Eminacosmetics Sumber: Data Skunder Diolah Peneliti (2022)

Ditunjukkan pada table 1.1 menjadi salah satu indikasi adanya persaingan pada industri skincare. persaingan tersebut mendorong pelaku bisnis untuk menawarkan produk skincare yang berkualitas dan mampu memenuhi harapan dari konsumen. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan

(3)

3

pembelian skincare sehingga konsumen bersedia melakukan pembelian ulang.

Minat beli ulang merupakan gambaran perilaku dari konsumen yang memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi, prefrensi akan diganti bila terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

Menurut Kotler dan Keller (2016) minat beli adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek dan jasa atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.

Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi.

Menurut Peter dan Olson (2014) minat beli ulang adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali. Kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada suatu produk barang dan jasa yang dilakukan secara berulang dalam jangka waktu tertentu secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang atau jasa, didasarkan pada pengalaman yang telah dilakukan dimasa lampau (Suryana dan Eliyandi, 2013).

Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli ulang adalah customer value (Nurdin 2018). Customer value adalah nilai yang tumbuh dari konsumen setelah dirinya mempresepsikan nilai pada suatu produk dan jasa, dimana nilai atau manfaat yang ada dibenaknya sudah sesuai dengan istilah apa yang diberikan sebanding dengan apa yang diterima. Nilai pelanggan yang baik mempu membentuk minat beli

(4)

4

pelanggan secara baik (Lestari, Ayu, dan Indra, 2016). Customer value bisa diciptakan perusahaan dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat dan juga melakukan kebijakan-kebijakan yang bersifat sosial yang melibatkan emosi atau perasaan konsumen.

Adanya pengaruh customer value terhadaap minat beli ulang telah diuji sejumlah peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer value mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang

(Huang dan Yuan, 2015). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai pelanggan yang diterima oleh konsumen maka semakin mendorong peningkatan konsumen dalam melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk. Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh Effendy dan Kunto (2013) yang menyatakan bahwa customer value tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Adanya perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bagaimana pengaruh customer value terhadap minat beli ulang konsumen.

Selain customer value, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli ulang yaitu kualitas produk (Sartika, 2017).

Kualitas produk menurut Kotler dan Armstrong (2012) adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoprasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas produk adalah produk atau jasa yang telah

(5)

5

memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan sehingga menimbulkan keputusan untuk membeli. Minat beli ulang yang tinggi dapat dibentuk dengan adanya kualitas produk yang menarik hati para konsumen (Satria, 2017).

Adanya pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang telah diuji oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahma dan Supriyanto (2020) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin baik kualitas suatu produk maka akan semakin meningkat minat pembelian ulang konsumen terhadap produk tersebut. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Prasetya dan Yulius (2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang. Adanya perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bagaimana pengaruh kulaitas produk terhadap minat beli ulang konsumen.

Minat beli ulang juga dapat dipengaruhi oleh promosi (Murwanti dan Pratiwi, 2017). Promosi merupakan senjata paling utama bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk maupun jasanya. Jika perusahaan melakukan promosi yang menarik dan unik, besar kemungkinan produk akan lebih dikenal dan mudah diingat oleh konsuemen. Menurut Meme dan Byre (2020) promosi merupakan rangkaian kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong permintaan terhadap

(6)

6

barang dan jasa. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2012) promosi adalah salah satu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

Promosi penjualan dilakukan sebagai salah satu strategi pemasaran yang dirancang untuk menarik konsumen dalam melakukan pembelian ulang.

Tujuan dari promosi menurut Alma (2013) promosi dapat menarik para pembeli baru, memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen atau pelanggan lama, meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama, menghindari konsumen lari ke merek lain, mempopulerkan merek, meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas

“market share” jangka panjang.

Pengaruh promosi terhadap minat beli ulang telah diuji oleh sejumlah peneliti sebelumnya. Hasil dari penelitian Satria (2017) menyatakan bahwa promosi berpengaruh signifikan minat beli. Pernyataan ini diperkuat lagi dalam penelitian Murwanti dan Pratiwi (2017) yang menyatakan bahwa berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tepat program promosi yang dilakukan perusahaan maka dapat meningkatkan minat konsumen dalam melakukan pembelian ulang suatu produk. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh Latief (2018) yang menyatakan bahwa promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Adanya perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya maka perlu

(7)

7

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bagaimana pengaruh promosi terhadap minat beli ulang konsumen.

Penelitian mengenai minat beli ulang konsumen dalam penelitian ini menggunakan obyek amatan skincare Ms Glow. Pada tahun 2020 brand Ms Glow mendapatkan IBBA (Indonesia Best Brand Award). Brand local Ms Glow milik Maharani Kemala dan Shandy Purnama sari berdiri sejak tahun 2013. Ms Glow sudah memiliki izin edar dan sudah ber BPOM, Ms Glow melakukan riset secara terus menerus agar memberikan perawatan produk terbaik. Ms Glow merupakan skincare yang berusaha memenuhi ekspektasi dari konsumen. Ms Glow dengan cepat mengakar dipikiran publik.

Konsumen berpendapat bahwa produk yang berkualitas akan bernilai mahal, namun meskipun Ms Glow memberikan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen Ms Glow masih tetap memperhatikan kualitas terbaik yang akan diberikan kepada konsumen.

Mengingat tingginya tingkat persaingan produk skincare yang ada di Indonesia maka mendorong perusahaan untuk memperhatikan perilaku konsumen salah satunya adalah perilaku dalam melakukan pembelian ulang produk. Hal ini ditunjukkan agar perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran yang tepat sehingga konsumen tertarik untuk selalu menggunakan produk skincare yang ditawarkan.

Disamping itu dengan adanya sejumlah penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa masih terdapat gap penelitian yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan

(8)

8

penelitian lebih lanjut mengenai minat pembelian ulang. Untuk itu peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Customer Value, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Minat Beli Ulang Skincare Ms Glow”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah customer value berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow?

3. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh customer value terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow.

2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow.

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap minat beli ulang skincare Ms Glow.

(9)

9 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoristis

Hasil yang diharapkan dapat membuktikan secara empiris pengaruh customer value, kualitas produk, promosi terhadap minat beli ulang. Dengan

demikian dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan dibidang pemasaran khususnya terkait perilaku konsumen. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam kepustakaan bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan dasar teoretikal dan bukti empiris untuk penelitian berikutnya terkait pengaruh customer value, kualitas produk, dan promosi terhadap minat beli ulang.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pihak manajemen perusahaan skincare Ms Glow dalam mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli ulang. Khususnya terkait dengan faktor customer value, kualitas produk, dan promosi. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebijakan atau strategi yang terkait dengan perilaku konsumen.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Wilayah penelitian dilakukan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Obyek penelitian adalah semua varian produk skincare Ms Glow.

3. Subyek penelitian adalah mahasiswa yang menjadi pengguna aktif produk skincare Ms Glow.

Referensi

Dokumen terkait

23 Tahun 2004 salah satunya adalah suami, atas dasar tersebut maka suami dilarang mengabaikan istri atau tidak memberikan istri atau kesepakatan dalam akad nikah

TESIS ANALISIS CUSTOMER LOYALTY… WILDAN R W memiliki nilai tinggi dengan jumlah download aplikasi lebih dari 50 juta download yang berarti bahwa jumlah download

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi karyawan tentang budaya yang dirasakan saat ini dan budaya organisasi 5 tahun yang akan datang. Pemetaan budaya

Pengujian dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui kebenaran konsep teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e- learning

Ketua Jabatan adalah bertanggungjawab untuk menetapkan tugas yang perlu dilakukan oleh setiap staf semasa bekerja dari rumah dan staf perlu melapor secara harian

Penyelenggaraan program PDM melalui penggunaan aplikasi MySAPK dapat memberikan pemerintah data kepegawaian nasional yang lebih terintegrasi sehingga lebih mumpuni untuk

g. Pembiayaan modal usaha, baik investasi maupun operasional dilakukan melalui pinjaman bank sebesar 65 persen dari total modal usaha dan 35 persen melalui modal

Masa adalah pembayaran pajak yang wajib dilaksanakan oleh WP untuk setiap masa pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang