• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : CAHAYA RIZKI NIM. 11820524818 PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1444 H/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh : CAHAYA RIZKI NIM. 11820524818 PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1444 H/2023"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PT. SAMPOERNA TBK DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME USAHA TOKO KELONTONG MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN

SRC (SAMPOERNA RETAIL COMMUNITY) DI KOTA PEKANBARU PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

Oleh :

CAHAYA RIZKI NIM. 11820524818

PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1444 H/2023

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Cahaya Rizki (2023): Peran PT. Sampoerna Tbk Dalam Meningkatkan Profesionalisme Usaha Toko Kelontong Melalui Program Pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) di Kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah

SRC (Sampoerna Retail Community) adalah jaringan toko kelontong masa kini yang bergabung dalam program kemitraan, pembinaan dan pendampingan dari PT Sampoerna Tbk. Melalui program pemberdayaan ini dapat memberikan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat, agar dapat terus berupaya dalam meningkatkan profesionalisme usaha dan daya saing UMKM`. Sebelum bergabung dengan program SRC ada beberapa Toko Kelontong yang belum memiliki sistem manajemen usaha toko yang baik sehingga kurangnya minat dan daya tarik pelanggan untuk berbelanja di toko kelontong tersebut. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peran program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalisme usaha pada toko kelontong di kota Pekanbaru, dan Untuk mengetahui tinjauan ekonomi syariah terhadap peran program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalisme usaha pada toko kelontong di kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif, dengan pendekatan kualitatif deskriptive. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang pemilik toko kelontong yang bermitra dengan SRC (Sampoerna Retail Community).

Penelitian ini menggunakan teknik tringulasi sumber sebagai jenis validasi data dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitaian ini yaitu SRC (Sampoerna Retail Community) sangat berperan pada membangun profesionalisme usaha dalam meningkatkan omset penjualan pada toko kelontong, karena dengan program pemberdayaan masyarakat ini melalui pembinaan serta pendampingan toko kelontong ini jadi memiliki sistem manajemen pengelolaan toko yang baik sehingga dapat meningkatkan omset penjualan serta daya saing UMKM. Dalam tinjauan Islam Program SRC (Sampoerna Retail Community) terdapat akad al-qard. Dan dalam islam juga di wajibkan memelihara 5 pokok Maqhasid syariah diantaranya memelihara agama, jiwa, akal, harta dan keturunan. Dalam manjemen usaha toko yang baik dapat meningkatkkan omset penjualan asalkan cara-cara yang digunakan berlandaskan prinsip-prinsip Al-Quran, hal ini berhubungan dengan etika berbisnis yang bertujuan agar dapat menjaga system pengelolaan dan pengembangan usaha atau harta benda jauh dari kebatilan, al-fasad dan dzhalim.

Kata Kunci: SRC, Profesionalisme Usaha, Pemberdayaan Masyarakat

(6)

ii

KATA PENGANTAR

ميحسلا همحسلا الله مسب

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia serta kasih sayang dan ridho- Nya kepada penulis. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada jujungan alam Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN PT. SAMPOERNA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME USAHA MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN SRC (SAMPOERNA RETAIL COMMUNITY) DI KOTA PEKANBARU PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan baik dalam segi materi maupun dalam teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karna keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dengan sifat membangun demi terbentuknya sebuah karya tulis ilmiah yang sempurna.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis banyak memperoleh berbagai bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak baik berupa bantuan moril dan bantuan materil terutama dari keluarga yang tidak pernah lupa mendoakan, memberi motivasi, dan perhatian serta memberikan support terbaik dalam proses penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi hingga selesai.

Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang senantiasa mendampingi penulis baik dalam keadaan suka maupun duka, teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada :

(7)

iii

1. Kedua orang tua penulis yang tidak pernah lelah dan menyerah untuk mendorong dan memberi dukungan kepada penulis yaitu (Ayahanda) Ahmad Rabai Ritonga dan (Ibunda) Megawati tercinta yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang dan senantiasa memberikan penulis semangat dalam bentuk apa pun kepada penulis yang sangat berarti bagi penulis. Mudah mudahan setiap pengorbananmu akan menjadi butiran mutiara berupa pahala menuju syurga Allah, Aamiin.

2. Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Ibu Dr. Hj. Helmiati, M.Ag selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Zulkifli, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Bapak Dr. H. Erman, M.Ag sebagai Wakil Dekan I, Bapak Dr. H. Mawardi, M.Si sebagai Wakil Dekan II, Ibu Sofia Hardani, M.Ag sebagai Wakil Dekan III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Bapak Muhammad Nurwahid, S.Ag, M.Ag sebagai Ketua Prodi Ekonomi Syariah dan Bapak Syamsurizal, SE., M.Sc. Ak, sebagai Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Bapak Ahmad Hamdallah, ME.Sy dan Ibu Dr.Hj. Hertina, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang bersedia meluangkan waktu dan senantiasa memberi saran, bimbingan, nasehat, dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dari awal hingga akhir.

8. Bapak Muhammad Albahi, S.E., M.Si., Ak, CA selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing, memotivasi serta memberi nasehat selama proses perkuliahan.

9. Bapak dan ibu dosen dan seluruh civitas akademik di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(8)

iv

10. Terima kasih kepada kakak tercinta Endang Purnama dewi, S.Tp. M.Si. dan Nurhelmi, M.Ad. Dan Abang tercinta Edwin Antoni Ritonga, Rahmad Riswandi Ritonga, S.E dan Satria Karim Ritonga, Serta adik tersayang Ali Kurniawan, Meysa Nafiisa Nabil dan Putri Aulia Utami sepupu terbaik yang selalu bersedia mendengar keluh kesah penulis.

11. Terima Kasih kepada Informan Penelitian yaitu Bapak Zul Mardiki, Bapak Faisal dan Ibu Wati selaku para pemilik toko serta Bapak Ilham Sujata selaku SRC Coach Pekanbaru yang telah bersedia dimintai keterangan dan menerima penelitian dengan baik.

12. Terima kasih untuk diri sendiri, terima kasih sudah merendahkan ego, terima kasih selalu berfikir positif, terima kasih sudah mau diajak berjuang sejauh ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 5 Januari 2023 Penulis

Cahaya Rizki 11820524818

(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Usaha Mikro Keci dan Menengah... 9

a. Pengertian UMKM ... 9

b. Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 11

2. Profesionalisme Usaha ... 13

3. Pengembangan Masyarakat ... 14

4. Toko Kelontong ... 16

5. Omset Penjualan... 19

6. Cara meningkatkan omset penjualan perspektif ekonomi syariah. ... 23

B. Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Desain Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Informan dan Sampel Penelitian ... 30

(10)

vi

D. Sumber Data ... 30

E. Validasi Data ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 40

1. Peran SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalisme usaha pada toko kelontong di kota pekanbaru ... 42

2. Program-Program SRC (Sampoerna Retail Community) ... 47

3. Tinjauan Ekonomi Syariah Terhadap Peran SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalisme Pada Toko Kelontong di kota Pekanbaru ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 30 Tabel 4.2 Jumlah Outlet yang mengikuti program SRC di Pekanbaru ... 39

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo SRC (Sampoerna Retail Community ... 38 Gambar 4.2 Struktur Organisasi SRC (Sampoerna Retail Community) ... 39

(13)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia industri perdagangan di Indonesia dapat terbilang sangat pesat, banyaknya para pengusaha melakukan pengembangan dalam industri perdagangan untuk meningkatkan perekonomian pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). UMKM merupakan sebuah bisnis yang dijalankan oleh pelaku usaha secara individu, rumah tangga, ataupun badan usaha kecil.

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008 Pasal 3 tentang usaha mikro kecil menengah, maka yang dimaksud dengan usaha mikro mikro adalah Usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.1

Bagi pelaku usaha, UMKM merupakan bisnis atau suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang dijalankan oleh individu maupun badan usaha kecil.

Penggolongannya berdasarkan besaran omset pertahun, jumlah kekayaan atau aset dan jumlah karyawan yang dipekerjakan. Tidak semua usaha dapat dikatakan sebagai pelaku UMKM, beberapa usaha dapat di kategorikan sebagai usaha yang besar karna jumlah omset penjualan pertahunnya lebih besar dari usaha menengah. Berdasarkan pasal 35 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP

1 Ferry Dwi Kurniawan, Luluk Fauziah, “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol 2(2), 2014, h.168-169

(14)

UMKM), jika ingin memulai menjalankan bisnis menggunakan skema usaha mikro atau UMKM, besaran modal yang berlaku maksimal mencapai 1 milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

UMKM atau usaha mikro kecil menengah mempunyai peran penting sebagai penopang dalam perekonomian. Adapun peran tersebut dapat dilihat dari (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi diberbagai sektor. (2) penyedia lapangan kerja yang besar. (3) berperan penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pembedayaan masyarakat. (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.2 Perkembangan UMKM dapat terjadi melalui pemanfaatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi. Pemanfaatan teknologi yang baik dapat menjadi pondasi kesuksesan UMKM untuk bersaing dengan usaha-usaha besar yang lebih maju.

Salah satu upaya peningkatan ekonomi yang dapat dilakukan tidak terlepas dari kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, upaya yang dilakukan dalam mewujudkan penguatan ekonomi adalah dengan terus melakukan pengembangan pada roda perekonomian pada sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dimana UMKM ini merupakan bagian dari masyarakat agar masyarakat lebih memiliki kemampuan dan kemauan untuk bersikap produktif.

2 Adnan Husada Putra. Peran UMKM dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kabupaten blora. Jurnal Analisa Sosiologi, Vol 5(2), 2016, h.40-52

(15)

SRC (Sampoerna Retail Community) adalah jaringan toko kelontong masa kini yang bergabung dalam program kemitraan, pembinaan dan pendampingan dari PT Sampoerna Tbk. Melalui program kemitraan yang disebut SRC (Sampoerna Retail Community) ini dapat memberikan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat terkait pengambilan keputusan yang terkait dalam kebutuhan masyarakat, melaksanakan usaha berskala bisnis serta membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan.3

SRC (Sampoerna Retail Community) sebagai suatu program kemitraan antara pebisnis besar dan pebisnis kecil agar dapat berkembang bersama. Para pelaku UMKM tidak dibiarkan sendiri namun diberikan pelatihan dan pendampingan serta edukasi untuk dapat bersaing di pasar dalam sebagai pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan perekonomian masyarakat, SRC (Sampoerna Retail Community) sendiri terus berupaya untuk meningkatkan konteribusinya dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan dan peningkatan daya saing UMKM. Adapun beberapa program yang diberikan oleh pihak PT Sampoerna kepada para anggota SRC yaitu mengenai tata kelola dan manajemen penjualan dan pemasaran, perapihan toko, tata cara pengembangan bisnis agar dapat lebih bersaing dengan toko modern.

Dalam aktivitas suatu usaha bisnis menurut Islam dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kerjasama untuk waktu tertentu (sesuai dengan perjanjian)

3 Ahmad Tanzah, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras, 2009), h.144

(16)

untuk memperoleh keuntungan bersama. Sebagaimana Firman Allah Qs. Sad ayat 24 :

يِثَك َّنِاَو ِت ٰحِل ّٰصلا اىُلِمَعَو ا ىُىَمٰا َه يِرَّلا َّلَِّا ٍط عَب ىٰلَع مُهُض عَب ىِغ بَيَل ِءٓاَطـَلُخ لا َهِّم اًس

مُه اَّم ٌل يِلَقَو

Artinya : “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh;

dan amatlah sedikit mereka yang begitu”.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, bisnis atau usaha yang dilakukan secara kerjasama sangat didukung karna dapat membuka banyak peluang usaha bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemeberdayaan masyarakat ini.

Namun kerjasama dalam suatu usaha haruslah berlaku adil, jujur dan transparansi. Kita tidak boleh menzalimi satu sama lainnya, sesungguhnya Allah membenci perbuatan zalim. Oleh karena itu pebisnis khususnya bisnis Islam harus berpedoman pada nilai-nilai Islam agar usaha yang dijalani tetap mampu bertahan dan sesuai dengan Syariat Islam. Dengan hal tersebut diharapkan setiap usaha yang dijalakan akan terus bertahan, berkembang dan selalu berpedoman pada nilai-nilai Islam sehingga mampu meningkatkan omset penjualan dan mendapatkan rezeki yang halal.4

Terdapat beberapa toko kelontong di Jalan Tiung Ujung Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru bergabung dalam sebuah program kemitraan yang disebut dengan SRC (Sampoerna Retail Community) yang

4 Aldayani Samsul, Implementasi Nilai-Nilai Islam Dalam Meningkatkan Omset Penjualan, (Studi Kasus di Bone, 2020), h. 5

(17)

merupakan program peningkatan UMKM oleh PT. Sampoerna Tbk, dimana SRC (Sampoerna Retail Community) sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Setelah dilakukannya observasi, terdapat beberapa Toko Kelontong yang bergabung pada program SRC (Sampoerna Retail Community). Sebelum Toko Kelontong ini bergabung pada program SRC (Sampoerna Retail Community) toko kelontong ini ada sebagian toko yang belum memiliki sistem manajemen pengelolaan usaha toko yang baik sehingga kurangnya minat daya tarik pelanggan untuk berbelanja di toko kelontong tersebut.

Selain sistem manajemen toko yang baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan omset penjualan yaitu harga, produk, lokasi dan promosi. Untuk meningkatkan omset penjualan setiap usaha bisnis harus melakukan strategi pemasaran yang baik agar mampu bersaing dengan usaha lain sejenisnya.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai apakah “Peran PT. Sampoerna Tbk Dalam Meningkatkan Profesionalisme Usaha Melalui Program Pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) Di Kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi

Syariah”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian yang akan dilaksanakan penulis lebih terarah dan sampai kepada yang dimaksud dan tujuan penelitian, maka penulis ingin membatasi permasalahan dalam penelitian pada Peran PT. Sampoerna Tbk Dalam

(18)

Meningkatkan Profesionalisme Usaha Melalui Program Pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) Di Kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Kasus pada Toko Kelontong Di Jalan Tiung Ujung Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, Maka penulis merumuskan permasalah yaitu :

1. Bagaimana peran program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalime usaha pada toko kelontong di Kota Pekanbaru?

2. Bagaimana tinjauan ekonomi syariah terhadap peran SRC (Sampoerna Retail Community)?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui peran program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan profesionalisme usaha pada toko kelontong di Kota Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi syariah terhadap peran SRC (Sampoerna Retail Community).

(19)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini guna untuk memenuhi syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi Uin Suska Riau program Strata 1 (S1) pada jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti yang akan datang.

c. Sebagai bahan pustaka untuk menambah pengembangan keilmuan perpustakaan UIN Suska Riau.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi penulis sendiri tentang peran PT.

Sampoerna Tbk dalam meningkatkan profesionalisme usaha melalui program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) pada toko kelontong di kota Pekanbaru perspektif ekonomi syariah.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemilik toko kelontong dalam meningkatkan omset pendapatan perspektif ekonomi syariah.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yang mana keseluruhan uraian itu mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lainnya.

(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penjelasan tentang sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini akan dijelaskan Kajian Terdahulu, Kandasan Teori, Kerangka Pemikir, Hipotesis Penelitian

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang Desain Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pembahasan dari hasil penelitian antara lain peran PT. Sampoerna Tbk dalam meningkatkan profesionalisme usaha melalui program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) pada toko kelontong di kota Pekanbaru perspektif ekonomi syariah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dimana penulis akan mengambil kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan saran-saran hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(21)

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) a. Pengertian UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah.

Berbagai upaya pengembangan UMKM telah dilakukan, salah satunya dengan membangkitkan dan memperbanyak orang atau pengusaha baru di bidang UMKM, sehingga masyarakat desa pun diberi keterampilan dengan harapan keterampilan tersebut menjadi sebuah usaha kreatif yang memberi manfaat bagi perekonomian keluarga dan masyarakat desa.5

Usaha Mikro berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana di atur dalam Undang-Undang ini.6

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

5 Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia dan Beberapa Isu Penting, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009) h. 9

6 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

(22)

merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tersebut.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi roduktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekeayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana di atur dalam Undang-Undang tersebut.

Usaha Mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha mikro adalah salah satu pilar utama eekonomi nasional yang mendapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah. Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) usaha mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.

(23)

Usaha kecil dalam suatu perekonomian negara, memiliki peran yang penting. Bukan saja di indonesia, tetapi kebanyakan menunjukan bahwa posisi usaha kecil dan menengah mempunyai peranan strategis di negara-negara lain juga. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha kecil dan menengah itu dapat dilihat dari konstribusinya terhadap PDB, ekspor non migas, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti.

Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha kecil. Usaha kecil ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah di capai.

b. Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Adanya pengelompokan UMKM berdasarkan jumlah pekerja maupun omset berguna untuk membatasi wilayah yang membedakan usaha besar secara umum. Namun untuk bisa melihat usaha-usaha UMKM diperlukan adanya kategori lain, seperti tingkat-tingkat jenis usaha yang diklarifikasikan berdasarkan drajat “kesengsaraan dan kebahagiaan”. Pada akhirnya penggolongan ini akan memudahkan perlakuan ataupun pemecah permasalahannya.7

7 Isnaini Harahap,”Analisis Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap sektor UMKM di Sumatra Utara” (Disertasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2016). h.47

(24)

1. UMKM yang berorientasi ekspor

UMKM yang beroientasi ekspor adalah jenis usaha UMKM yang tertinggi dan paling mungkin untuk berkembang meskipun memiliki kerentanan yang cukup tinggi karean bergantung pada pemerintahan luar negeri. Tetapi industri yang berorientasi ekspor bisa menjangkau ke pasar internasional untuk suatu produk.

Tersedianya buru murah di daerah padat penduduk di tempat usaha berada memungkinkan para pengusaha-pengusaha mengeksploitasi buruh murah berpoendidikan rendah di sekitarnya.

2. Industri manufaktur dan kerajinan yang menjalin hubungan dengan kebutuhan kota.

Industri kerajinan dan manufaktur yang mempunyai rekaman cukup lama dan sudah membentuk klaster atau sentra adalah kelompok industri UMKM yang paling bisa bertahan. Tekanan penduduk yang menggusur lahan pertanian serta tersedianya bahan baku disekitar serta memungkinkan usaha jenis ini mengembangkan diri. Eksploisasi buruh dan bahan baku murah merupakan anugerah untuk UMKM jenis ini, serta jaringan di sentra-sentra yang bersifat monopoli memungkinkan industri kerajinan dan manufaktur bertahan dalam waktu yang lama.

3. Usaha-usaha sub kontrak

Usaha sub kontrak menerima pelajaran dari industri yang lebih besar serta harus menyerahkan hasil kerjanya kepada pemesan.

(25)

Seperti halnya kaum buruh, usaha-usaha sub kontrak sangat bergantung pada pengusaha-pengusaha besar yang memasok asupan dan mengantar produk ke pasar.

4. Usaha keliling

Usaha keliling kecil-kecilan meliputi penjualan seperti makanan siap saji, barang pecah belah, penjual mainan,maupun penjualan jasa keliling. Usaha-usaha kecil ini bukan hanya menghasilkan pendapatan yang kecil, akan teapi kecil lebih mungkinan untuk memperoleh pembiayaan dari perbankan.

Percampuran antara keuangan rumah tangga dan usaha sangat tinggi, namun kerentanan usaha tidak terlalu tinggi karena tidak terlalu bergantung pada pasar yang besar (luas), hanya bergantung pada keadaan dan kondisi rumah tangga.

Walaupun usaha mikro memiliki klasifikasi seperti di atas, namun satu yang patut untuk di garis bawahi bahwa usaha mikro merupakan usaha yang dapat dilakaukan oleh semua orang sehingga mampu mewujudkan kesempatan berusaha dan bekerja bagi setiap anggota masyarakat.8

2. Profesionalisme Usaha

Profesionalisme ialah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional. Usaha atau bisnis ialah serangkaian kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan

8 Ibid, h.79

(26)

jasa untuk mendapatkan keuntungan (laba). Atau usaha ialah menyediakan barang dan jasa guna untuk melancarkan sistem perekonomian.

Profesionalisme merupakan gambaran bentuk kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, memprioritaskan pelayanan dan mengembangkan program pelayanan sesuai kebutuhan.

Maka profesionalisme usaha ialah merupakan bentuk dari rasa diri seseorang sebagai atribut yang dibutuhkan untuk menunjang tugas supaya sesuai standar kerja yang diinginkan.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat ialah proses pembangunan yang membuat masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial dalam memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut berpartisipasi.

Keberhasilan dari suatu program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak hanya di tentukan pihak yang melakukan pemberdayaan tetapi juga oleh aktifnya pihak yang diberdayakan untuk mengubah situasi dan kondisi menjadi lebih baik dari sebelumnya.9

Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat, menurut Mardikanto (2015):

1. Perbaikan kelembagaan “Better Institution”.

Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki kelembagaan termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha. Kelembagaan yang baik akan mendorong masyarakat

9 Dr. Dedeh Maryani,M.M,”Pemberdayaan Masyarakat”,Deepublish Phubliser, Yogyakarta. 2019. h.8-10

(27)

untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelembagaan yang ada, sehingga kelembagaan tersebut dapat secara maksimal menjalankan fungsinya.

2. Perbaikan usaha

Setelah kelembagaan mengalami perbaikan, maka diharapkan berimplikasi kepada adanya perbaikan bisnis dari lembaga tersebut.

Selain itu diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan yang mampu memberikan kepuasan kepada seluruh anggota dan memberikan manfaat yang luas kepada seluruh masyarakat yang ada disekitarnya.

3. Perbaikan pendapatan

Perbaikan bisnis diharapkan akan berimplikasi kepada peningkatan pendapatan dari seluruh anggota lembaga tersebut termasuk pendapatan masyarakat.

4. Perbaikan lingkungan

Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan, karna kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh lkemiskinan atau pendapatan yang terbatas.

5. Perbaikan kehidupan

Tingkat kehidupan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator atau beberapa faktor. Diantaranya tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Dengan pendapatan yang baik diharapkan ada korelasi dengan keadaan lingkungan yang baik pula.

6. Perbaikan masyarakat

(28)

Bila setiap keluarga mempunyai kehidupan yang baik, maka akan menghasilkan kehidupan kelompok, masyarakat yang memiliki kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik berarti didukung oleh lingkungan yang lebih baik, sehingga diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang baik pula.

4. Pengertian Toko Kelontong

Toko Kelontong yaitu toko yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti sembilan bahan pokok (sembako), makanan dan barang rumah tangga. Toko ini ditemukan berdampingan dengan pemilik rumah yang tidak jauh dengan masyarakat seperti perkampungan, perumahan dan yang sering ditemui didalam gang. Toko Kelontong merupakan pertama kali yang melayani kebutuhan masyarakat sebelum minimarket.10

Mayoritas Toko Kelontong merupakan usaha perseorangan. Hal ini konsisten dengan karakteristik usaha kecil yang lain. Seperti keahlian yang terspesialisasi, kebutuhan yang sedikit terhadap persediaan, serta aplikasi dari pengetahuan dan keahliannya. Seperti halnya Grosir dan Pengecer (Retailing).

Grosir (wholeseling), grosir meliputi penjualan ke penjual yang lain.

Seperti pengecer, grosir yang lain, atau perusahaan industri. Perdagangan grosir sebagian besar terdiri dari usaha kecil. Pedagang grosir merupakan suatu bisnis bebas yang memegang kepemilikan barang di pasar. Perusahaan grosir kecil juga menjual beraneka macam produk termasuk bahan

10 Elisabet Eva Novenia, Abdullah.”Persepsi masyarakat terhadap warung kelontong di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung” dalam e-Procceding of Management, Vol.4, No.3,2017, h. 24-52

(29)

makanan, supplies, mesin, peralatan rumah tangga, beras/gandum, buah dan sayur mayur. Bisnis ini melayani sebagai suatu mata rantai antara manufaktur dan pengecer atau pemakai industri.

Pengecer (Retailing), Pengecer merupakan pedagang yang menjual barang-barang kepada konsumen akhir.11

Secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di up to date , sehingga sulit untuk menilai kinerja usahanya.

2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.

3. Modal terbatas.

4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masi sangat terbatas.

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

11 Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi (Jakarta : PT Rineka Cipta,2011) h.54

(30)

mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan.12

Pengusaha atau yang kita kenal dengan wirausaha melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar, hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat.

Mereka seperti seseorang yang sedang menabung dalam jangka panjang karena usaha mereka memerlukan waktu dan proses yang lama untuk dapat terlihat hasilnya.

Wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikannya terhadap kehidupan masyarakat. Kajian mengenai kewirausahaan sosial melibatkan berbagai ilmu pengetahuan dalam pengembangan serta praktiknya di lapangan. Lintas ilmu pengetahuan yang diadopsi kajian kewirausahaan sosial merupakan hal yang penting untuk menjelaskan serta membuat pemikiran-pemikiran baru.13

Penulusuran terhadap definisi kerja/usaha sebagaimana yang terdapat di dalam kamus, setidaknya ada dua hal yang dapat disimpulkan. Pertama, kerja itu merupakan aktivitas bertujuan, dengan sendirinya dilakukan dengan sengaja. Kedua, pengertian kerja dengan konteks ekonomi adalah

12 Ibid h.51

13 Muhammad Arif, Pengantar Bisnis (Tanjung Pura,2015) h.8

(31)

kegiatan untuk menyelenggarakan produksi. Selanjutnya dalam konteks keagamaan, kerja tidak hanya bersifat fisik tetapi juga non fisik. Oleh sebab itu, di samping kerja fisik, kerja yang menggunakan otak seperti belajar, berfikir kreatif, memecahkan masalah, menganalisis dan mengambil kesimpulan harus disebut dengan kerja. Demikian juga kerja yang menggunakan qalb. Upaya mencintai sesuatu, sabar dan tawakkal, bahkan zikir kepada Allah juga disebut kerja.

5. Omset Penjualan

Kata omset berarti jumlah, sedangkan penjualan berarti kegiatan yang menjual barang yang bertujuan mencari laba/pendapatan. Jadi omset penjualan adalah jumlah pendapatan/laba yang diperoleh dari hasil menjual barang/jasa. Menurut Chaniago dalam Nurfitria memberikan pendapat tentang omset penjualan adalah keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatu barang/jasa dalam kurun waktu tertentu14

Berdasarkan defini di atas maka dapat disimpulkan bahwa omset penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh.

Faktor yang mempengaruhi omset penjualan 1. Harga

Upaya pertama yang dapat dilakukan perusahaan / unit usaha untuk meningkatkan omset penjualan adalah harga. Dalam penetapan harga

14 Kurnia Fahmy Ilmawan, Analisa Spasial Pengaruh Keberadaan Minimarker Waralaba Terhadap Omset Toko Kelontong di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, ( Studi Kasus di Kota Surakarta, 2015) h. 6-7

(32)

biasanya perusahaan memiliki orientasi penetapan harga seperti diskon/potongan harga dan harga tersegmentasi. Metode tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menarik minat beli konsumen.

2. Distribusi/Tempat

Upaya Kedua yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan omset penjualan adalah distribusi. Distribusi/tempat merupakan strategi dalam kegiatan distribusi perusahaan. Saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang saling berhubungan untuk menjadikan sebuah produk siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Beberapa strategi distribusi yang dapat digunakan perusahaan untuk menarik minat beli konsumen adalah pemilihan saluran pemasaran, cakupan pasar, dan biaya distribusi.

3. Promosi

Upaya terakhir yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan omset penjualan adalah strategi promosi. Promosi merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk/jasa yang dimiliki perusahaan kepada konsumen. Pada kegiatan promosi usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah periklanan. Dengan adanya periklanan harapannya konsumen akan merasa tertarik untuk membeli produk/jasa yang dimiliki perusahaan.15

15 Siti Mukkaromah, Siti Maro’ah, Mochammad Mochlas.”IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN TOKO BAJU SENAM GROSIR.COM” Jurnal EKSEKUTIF, Vol 15 No.2, 2018, h. 318

(33)

Jika berbicara omset Penjualan maka tak lepas pula dari yang namanya keuntungan, keduanya bisa saling berkaitan.

Keuntungan / laba adalah salah satu unsur penting dalam perdagangan dan diperoleh melalui proses pemutaran modal dalam kegiatan ekonomi. Laba dalam bahasa Arab disebut dengan ar-ribh yang berarti pertambahan atau pertumbuhan dalam perdagangan.16

Menurut Qal’ahjy, laba adalah tambahan dana yang diperoleh sebagai kelebihan dari beban biaya produksi atau modal. Secara khusus laba dalam perdagangan (jual beli) adalah tambahan yang merupakan perbedaan antara harga pembelian barang dengan harga jualnya.17

Didalam ekonomi Islam, membolehkan semua umat Islam mencari rezeki, dimana pun selagi tidak mengganggu atau merugikan orang lain dengan cara yang halal. Dalam surah Al Jumu’ah ayat 10 kita di anjurkan mencari nafkah dimana pun di seluruh muka bumi.

ْوُسِشَتْواَف ُةىٰلَّصلا ِتَيِضُق اَذِاَف َ ّٰالله اوُسُكْذاَو ِ ّٰالله ِلْضَف ْهِم اْىُغَتْباَو ِضْزَ ْلَّا ىِف ا

َن ْىُحِلْفُت ْمُكَّلَعَّل اًسْيِثَك

Artinya : “Apabila di tentukan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung”.18

Ayat di atas menjelaskan bahwa, setelah kita menunaikan kewajiban kita terhadap Allah SWT, maka kita di perbolehkan mencari rezeki di manapun. Dalam kaidah fiqih dikatakan bahwa “Semua

16 Isnaini Harahap, et.al. Hadist-Hadist Ekonomi (Medan : Wal Ashri Publishing, 2015) h.65

17 Ibid, h. 66

18 Q.S. Al Jumu’a (62):10

(34)

kegiatan muamalah hukumnya halal sampai, ada dalilnya yang melarang.” Jadi selagi tidak ada larangan dan tidak melanggar hukum Islam, kita di perbolehkan mencari rezeki di manapun.

Adapun indikator omset penjualan ialah :

1. Peningkatan Penjualan: Peningkatan penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual yang mencakup semua produk.

2. Peningkatan Jumlah keuntungan/pendapatan : Jumlah keuntungan yang diperoleh suatu usaha yaitu jumlah nilai penjualan nyata suatu usaha dalam suatu periode tertentu.

Menurut Kolter dalam Nova Anjar ada beberapa usaha untuk meningkatkan omset penjualan, diantaranya adalah:

1. Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya.

2. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

3. Mengadakan analisa pasar.

4. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial.

5. Mengadakan pameran.

6. Mengadakan diskon atau potongan harga.

Berdasarkan pernyataan Kolter diatas dalam usaha meningkatkan Omset Penjualan, semua point sudah terealisasikan pada program SRC (Sampoerna Retail Community). Pada SRC (Sampoerna Retail Community) sudah diajarkan cara mengelola Toko dengan baik,

(35)

Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya dan menampilkan produk pada aplikasi. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan menarik perhatian konsumen, SRC (Sampoerna Retail Community) mengelola serta merapikan Rakrak produk agar lebih menarik. Mengadakan analisa pasar, Analisa pasar yang dilakukan para pemilik toko bisa langsung diakses pada Aplikasi semua berita terbaru tentang akses pasar sudah tertera di aplikasi. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial. Dengan Program SRC (Sampoerna Retail Community) ini pembeli dapat lebih mudah mengenali produk di Toko kita. Mengadakan pameran, Pameran atau event selalu dilakukan SRC (Sampoerna Retail Community) pada hari hari tertentu serta mengadakan diskon atau potongan harga. Semua point sudah tertuang pada SRC, disini peneliti tertarik apakah dengan adanya Program SRC (Sampoerna Retail Community) berperan dalam meningkatkan Omset Penjualan pada toko-toko yang bergabung pada Program SRC (Sampoerna Retail Community) ini.

6. Cara manajemen usaha toko yang baik untuk omset penjualan perspektif ekonomi syariah.

Ekonomi Islam tercipta semenjak hadirnya Islam kemuka bumi. Islam sebagai pedoman kehidupan mengatur dengan sangat jelas setiap aspek kehidupan. Dalam mekanisme ekonomi, Islam sangat tegas menjelaskan

(36)

norma dan nilai dasar yang tak terpisahkan dalam ekonomi perspektif Islam.

Dalam manajemen usaha toko untuk meningkatkan omset penjualan, pemasaran Islami memiliki posisi yang sangat penting. Karena pemasaran Islami merupakan salah satu strategi pemasaran yang didasarkan pada Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pemasaran Islami merupakan sebuah strategi bisnis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu pemrakarsa kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan muamalah dalam Islam19.

Dalam berbisnis juga tidak hanya keuntungan yang diharapkan, namun juga keberkahan sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan syariat dan menjadi bisnis yang Islami. Hal tersebut diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen sehingga terciptanya loyalitas pelanggan dalam melakukan pembelian, dan usaha yang dibangun akan terus bertahan, berkembang dan bahkan mampu meningkatkan omset penjualan.

B. Penelitian Terdahulu

Setelah melakukan penelusuran kepustakaan untuk mengetahui berbagai hasil kajian dan penelitian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan apa yang penulis lakukan penelitian terhadap permasalahan yang berkaitan

19 Nikmatus Sholicha, Renny Oktafia. “Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Omset Penjualan UMKM Desa Sumber Kembar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), 2021. h. 26

(37)

dengan apa yang penulis lakukan penelitiannya, maka ditemukan bebrapa hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian yang ditulis Naufal Falih Sadewo, mahasiswa jurusan Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Medan 2020.

Penelitian ini berjudul Analisis Efektivitas Inovasi Digital SRC (Sampoerna Retail Community) Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Toko Kelontong Di Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana sample yang di gunakan 60 kedai kelontong. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum menggunakan inovasi digital SRC volume penjualan responden berada di kategori rendah dan setelah penggunaan inovasi digital SRC toko kelontong mengalami peningkatan volume penjualan. Terdapat persamaan dalam penelitian yang di lakukan Naufal Falih Sadewo dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti tentang program SRC (Sampoerna Retail Community) untuk toko kelontong. Adapun perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu ini menggunkan penelitian kuantitatif sedangkan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan, sample dalam mengumpulkan data, waktu dan tempat yang digunakan.

2. Penelitian dengan judul Program Sampoerna Dalam Pendampingan Dan Pembinaan Komunitas SRC (Sampoerna Reatail Community) Keritang Jaya Di Bidang Ekonomi Di Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri

(38)

Hilir, yang ditulis Ela Sukma Wati mahasiswa Uiniversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan 8 orang sebagai informan dalam mendapatkan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pendampingan yang diberikan oleh SRC kepada para komunitas ekonomi dapat mempermudah para pedagang dalam menjalankan usahanya.

Terdapat persamaan dalam penelitain ini yaitu sama-sama meneliti tentang SRC (Sampoerna Retail Community) dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun perbedaannya adalah waktu dan tempat yang digunakan dalam penelitian.

3. Penelitian yang ditulis oleh Kurnia Fahmi Ilawan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015. Dengan skripsi yang berjudul Analisa Spasial Pengaruh Keberadaan Minimarket Waralaba Terhadap Omzet Toko Kelontong Di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan spasial. Terdapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif dan spasial sedangkan penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode penelitian kualiatif, selain itu mengolahan data serta teknik pengumpulan data dan tempat serta waktu waktu yang digunakan berbeda. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan omset toko kelontong sebagai variabel y.

(39)

4. Penelitian yang ditulis Nauli Valennisa Adzani Shafira, Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman 2022. Penelitian ini berjudul Analisis Keikutsertaan Pedagang Kelontong dalam Sampoerna Retail Community (SRC) di Kecamatan Purwokerto Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana sample yang di gunakan 42 toko kelontong. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kenaikan omzet pada toko kelontong sesudah bergabung dengan SRC di kecamatan Purwokerto Timur. Terdapat persamaan dalam penelitian yang di lakukan Nauli Valennisa Adzani Shafira dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti tentang toko kelontong yang bermitra dalam program SRC (Sampoerna Retail Community). Adapun perbedaannya adalah penelitian yang terdahulu ini menggunkan penelitian kuantitatif sedangkan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan, sample dalam mengumpulkan data, waktu dan tempat yang digunakan.

(40)

29

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini merupakan risset lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari data dari lapangan yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau merekam situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas serta mendalam. Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teori-teori yang berkembang dari penelitian terdahulu dan terkontrol atas dasar empirik.20

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptive.

Kualitatif deskriptive yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.

Metode deskriptive bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kondisi yang terdapat pada toko kelontong tersebut. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apa yang telah terjadi untuk mendapatkan semua fakta yang berkaitan dengan peran PT. Sampoerna Tbk dalam menigkatkan profesionalisme usaha melalui program pemberdayaan SRC pada Toko Kelontong di Kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah.21

20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2013) h. 3

21 Ibid, h. 5

(41)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Tiung Ujung Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022 sampai dengan selesai.

C. Informan dan Sampel Penelitian

Informan pada penilitian ini adalah Pemilik toko Kelontong di Jalan Tiung Ujung Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru yang bermitra di SRC (Sampoerna Retail Community). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling atau menetukan narasumber dengan pertimbangan tertentu, cara ini dapat diambil bila penelitian cenderung bersifat khusus dengan unsur populasi yang memiliki kriteria khusus untuk dijadikan sampel sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Penulis mengambil sampel sebanyak 3 orang pemilik toko kelontong yang bermitra dengan SRC (Sampoerna Retail Community).

Berikut adalah informan yang peneliti pilih untuk dimintai keterangan : Tabel 4.1

Informan Penelitian

No Nama Informan Keterangan

1 Zul Mardiki Pemilik SRC Naufal

2 Wati Pemilik SRC Habil

3 Faisal Pemilik SRC Erlina

Sumber Data: Data Olahan/Lapangan,2022.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.

(42)

a. Data Primer : Data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya. Data primer ini merupakan data melalui informasi dan teknik wawancara dan observasi yang diperoleh secara langsung oleh responden yaitu Pemilik Toko Kelontong di Jalan Tiung Ujung Kelurahan Labu Baru Timur Kota Pekanbaru yang bermitra di SRC (Sampoerna Retail Community).

b. Data Sekunder : Data yang diperoleh melalui dokumen atau objek lain yang mendukung penelitian ini.

E. Validasi Data

Validitas merupakan ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.22

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tringulasi sumber sebagai jenis validasi data. Tringulasi sumber digunakan menguji krebilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Yang mana data tersebut tidak dapat dirata-ratakan seperti penelitian kuantitatif tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari 3 sumber data tersebut.23

22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta,Ritaka Cipta, 2002) h.87

23 Rachmat Kriyantono Ph.D, Teori-Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal:

Aplikasi Penelitian & Praktik, (Kencana,2013) h.55

(43)

Triangulator dalam penelitian ini adalah Bapak Ilham Sujata, selaku SRC Coach Pekanbaru.

F. Teknik Pengumulan Data

Dalam penilitian ini teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah:

a. Observasi, yaitu peneliti melakukan peninjauan secara langsung ke lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Menurut Nana Sudjana “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti”. Dalam menggunakan metode observasi diperoleh suatu kesimpulan bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat tetapi juga mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat24

Observasi dapat juga diartikan sebagai pengamatan terhadap suatu objek secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian25

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah kegiatan tanya jawab yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi, pendapat, data dan keterangan. Penulis melakukan wawancara langsung dengan narasumber dan responden guna melengkapi data yang diperlukan. Penulis melakukan wawancara sebanyak 4 orang.

24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) h. 272

25 Djaman Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta 2014) h. 105

(44)

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Dokumen merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumntasi26

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan dokumentasi melalui media elektronik seperti Handphone untuk mengambil foto atau gambar, dokumen dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil interview, dokumentasi dan observasi dengan cara mengorganisir dan menyusun ke dalam pola dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dengan analisis kualitatif, yaitu setelah semua data berhasil penulis kumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan akhirnya. Melalui tahapan kerja ini peneliti ingin mengungkapkan secara jelas peran SRC (Sampoerna Retail Community) dalam meningkatkan UMKM pada Toko Kelontong di Kelurahan Labuh Baru Timur Kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah.

26 Rully Indrawan Dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran, (Bandung : Refika Aditama, 2017) h. 139

(45)

PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian yang berjudul Peran PT. Sampoerna Tbk dalam meningkatkan profesionalalisme usaha melalui program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) di kota Pekanbaru Perspektif Ekonomi Syariah, dan berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. SRC (Sampoerna Retail Community) sangat berperan terhadap profesionalisme usaha dalam memanajemen usaha toko. Dengan adanya profesionalime yang dibangun melalui program SRC ini dapat pengelolaan manajemen usaha toko yang baik berupa pembinaan dan pendampingan sehingga berpengaruh salah satu dalam meningkatnya omset penjualan pada toko kelontong. karena dengan pembinaan serta pendampingan toko kelontong ini jadi memiliki sistem manajemen pengelolaan toko yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing, selain itu para toko kelontong juga mendapatkan kemudahan berbelanja melalui Aplikasi Ayo SRC para toko kelontong mendapatkan diskon, poin-poin serta hadiah yang didapatkan pada saat berbelanja barang toko.

Sehingga terbentuk lah masyarakat yang berdaya.

2. Menurut tinjauan Ekonomi Islam program SRC (Sampoerna Retail Community) terdapat akad Al-qard dimana pihak SRC (Sampoerna Retail Community) memberian pembinaan dan pendampingan dalam

60

(46)

manajemen usaha kepada toko kelontong yang bergabung dengan program SRC (Sampoerna Retail Community) ini. Terjadi kontrak saling membantu, Sehingga dapat meningkatkkan omset penjualan. Dan di tinjau menurut 5 pokok Maqhasid syariah program SRC (Sampoerna Retail Community)ini semua pihak yang bergabung dalam menjalankan 5 bentuk pokok Maqhasid Syariah tersebut namun ada 1 pokok yang tidak sesuai dengan syariah yaitu dalam Maqhasid syariah melindungi akal.

Dimana produk yang di unggulkan pada program pemberdayaan SRC (Sampoerna Retail Community) adalah rokok. Dan rokok meupakan suatu hal yang diharamkan dalam islam karna banyak terdapat mudharat nya.

Namun dalam meningkatkan omset penjualan juga sebenarnya tidak terlalu jauh dengan etika bisnis pada umumnya. Didalam Islam meningkatkan omset penjualan diperbolehkan asalkan cara-cara yang digunakan berlandaskan prinsip-prinsip Al-Quran, hal ini berhubungan dengan etika berbisnis dalam Islam yang bertujuan agar dapat menjaga sistem pengelolaan dan pengembangan usaha atau harta benda yang jauh dari kebatilan, al-fasad dan dzhalim.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa saran yang peneliti harapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan, diantaranya adalah :

1. Pada toko kelontong yang bergabung pada program SRC terkhusus SRC Naufal, SRC Erlina dan SRC Habil dalam menjalankan usahanya tetap

(47)

dilakukan secara profesional dalam mempertahankan sistem manajemen usaha toko yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan omset pendapatan. Dan untuk toko kelontong lainnya dalam menjalankan usaha sebaiknya harus banyak melakukan peng-upgrade an terhadap usaha yang kita jalani dengan cara membangun suatu relasi serta wawasan yang luas.

2. Selalu menerapkan nilai-nilai Islam dalam suatu usaha atau bisnis maka akan berdampak pada omset penjualan baik berdampak besar ataupun kecil. Serta meninjau kembali etika bisnis yang diteripkan dan sesuai dengan nilai-nilai Islam, kemudian mempertahankan marketing mix 4p yaitu Product, Price, Place and Promotion.

(48)

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal

Adnan Husada Putra. Peran UMKM dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kabupaten blora. Solo. Jurnal Analisa Sosiologi. Vol 5(2) (2016)

Ahmad Tanzah. Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras,2009).

Aldayani Samsul, Implementasi Nilai-Nilai Islam Dalam Meningkatkan Omset Penjualan, (Bone, 2020).

Djaman Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014).

Dr. Heri Sunandar, Kegiatan Usaha Bank Syariah, (Cahaya Firdaus: Pekanbaru, 2018).

Dr.Dedeh Maryani,M.M, Pemberdayaan Masyarakat, (Deepublish Phubliser:Yogyakarta, 2019).

Elisabet Eva Novenia, Abdullah, Persepsi masyarakat terhadap warung kelontong di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung dalam e- Procceding of Management, Vol 4 No 3 (2017).

Ferri Dwi Kurniawan & Luluk Fauziah. 2014. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Penanggulangan Kemiskinan, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol 2(2).

Isnaini Harahap. Analisis Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap sektor UMKM di Sumatra Utara. (Disertasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). (2016)

Isnaini Harahap, et.al. Hadist-Hadist Ekonomi , Medan: Wal Ashri Publishing Jeni Diana. Strategi Komunikasi Bisnis SRC Coach PT. Sampoerna Tbk Dalam

Mengembangkan Brand Equity Melalui Program Usaha Sampoerna Retail Community (Outlet) Kepada Konsumen di Pekanbaru. (Pekanbaru: 2021) Kurnia Fahmy Ilmawan. Analisa Spasial Pengaruh Keberadaan Minimarker

Waralaba Terhadap Omset Toko Kelontong di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, (Surakarta: 2015)

Muhammad Arif. Pengantar Bisnis, (Tanjung Pura, 2015).

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Irwa‟Al Ghalil, No.547, 2010.

(49)

Moh Nasuka, Konsep Marketing Mix Dalam Perspektif Islam : Suatu Pendekatan Maksimalisasi Nilai.”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Islam. Vol.05.

No.01,(2020).

Naufal Falih Sudewo. Analisis Efektivitas Inovasi Digital SRC (SEMPOERNA RETAIL COMMUNITY) Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Toko Kelontong di Kecamatan Johor. Medan. (2020)

Nikmatus Sholicha, Renny Oktafia. Strategi Pemasaran Dalam Upaya Peningkatan Omset Penjualan UMKM Desa Sumber Kembar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), (2021).

Pandji Anoraga. Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2011).

Pandji Anoraga. Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi, (Jakarta : PT Rineka Cipta: 2011)

Q.S Saba (34):39

Rachmat Kriyantono Ph.D, Teori-Teori Public Relations Perspektif Barat &

Lokal: Aplikasi Penelitian & Praktik, (Kencana: 2013)

Rully Indrawan Dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran. (Bandung : Refika Aditama, 2017).

Siti Mukkaromah, Siti Maro’ah, Mochammad Mochlas. 2018. IMPLEMENTASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN TOKO BAJU SENAM GROSIR.COM , Jurnal EKSEKUTIF, Vol 15 No 2.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013).

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013)

Tulus Tambunan. UMKM di Indonesia dan Beberapa Isu Penting. (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2009).

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

WebSite

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Labuh_Baru_Timur,_Payung_Sekaki,_Pekanbaru.

(50)

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A. Narasumber I

1. Darimana bapak mengetahui adanya program SRC (Sampoerna Retail Community) yang bapak ikuti?

2. Apa alasan bapak yakin bergabung dengan program SRC (Sampoerna Retail Community) ?

3. Apa saja produk yang ditawarkan SRC (Sampoerna Retail Community) kepada Toko bapak?

4. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang diberikan SRC (Sampoerna Retail Community) kepada toko?

5. Apakah harga-harga yang ditawarkan SRC (Sampoerna Retail Community) lebih murah dengan toko lainnya?

6. Apa produk yang di unggulkan dalam program SRC (Sampoerna Retail Community)?

7. Apakah produk yang ditawarkan program SRC (Sampoerna Retail Community) lebih laku di banding produk lain?

8. Pelayanan apa saja yang diberikan program SRC (Sampoerna Retail Community) kepada toko?

9. Keuntungan apa saja yang di dapat toko setelah bergabung dengan program SRC (Sampoerna Retail Community)?

10. Apakah dengan mengikuti program SRC (Sampoerna Retail Community) toko mengalami peningkatan dalam penjualan?

11. Apakah dengan bergabung dengan program SRC (Sampoerna Retail Community) mempengaruhi omset penjualan pada toko?

12. Apa perbedaan yang signifikan terjadi pada toko sebelum dan sesudah bergabung dengan SRC (Sampoerna Retail Community) ?

Referensi

Dokumen terkait

Karyawan/i Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang selalu melayani pengurusan administrasi

Pada tahun 2016, program ini dijenamakan sebagai Program Mobilepreneur KKLW berasaskan konsep perkhidmatan bergerak selari dengan usaha untuk membantu golongan

KWHL Chart adalah jenis Graphic Organizer yang membantu peserta didik mengatur apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka ingin pelajari tentang topik sebelum dan setelah

Fakultas Syariah dan Hukum merupakan satu dari delapan fakultas yang ada di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang pada awalnya yaitu IAIN Sultan Syarif

dengan judul yang penulis angkat yaitu tentang keadilan Tuhan perspektif Mu‟tazilah dan Asy‟ariyah, adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan

Menurut penelitian uswatun khasanah tentang pernikahan dini menurut pandangan islam memiliki beberapa dampak positif diantaranya sebagai berikut a) Dukungan

Faktor Penurunan Efektivitas Kinerja Karyawan Pengemasan Garam Pada Usaha Dagang Segar Jaya Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Perspektif Ekonomi Syariah adalah karena

proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapanproses pembelajaran. 2) Tahap pelacakan adalah tahap