• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(2)

Daftar Isi

B i 1

Bagian 1

Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis- jenis Utang, Landasan Hukum

1. Latar Belakang (1)

15. Pinjaman Program 2006-2011

16. Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri 2006 – 2011 (Grafik)

17. Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 2. Latar Belakang (2)

3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang (1)

5. Jenis-jenis Utang (2)

18. Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 (Grafik)

Bagian 3

Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh 5. Jenis jenis Utang (2)

6. Landasan Hukum Pengelolaan Utang Bagian 2

APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN

Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri)

19. Posisi Utang Pemerintah 2006-2011

20. Posisi Utang Pemerintah 2006-2011 (Grafik) 7. APBN 2006 – 2011

8. Defisit dan Pembiayaan APBN 2006-2011 9. Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010 10. Cashflow Pembiayaan 2008-2011

21. Profil Jatuh tempo Utang per 30 April 2011 (Grafik)

22. Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 – 30 April 2011

10. Cashflow Pembiayaan 2008 2011

11. Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 2006- 2011

12. Penarikan Utang 2011

13 Realisasi Penerbitan SBN 2011

23. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor 2006-2011

24. Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Negara Kreditor, 2006-2011 (Grafik)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

13. Realisasi Penerbitan SBN 2011 14. Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Berdasarkan Jenis Pembiayaan, 2006-2011

25. Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor Ekonomi 2006 - 2011

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(3)

Daftar Isi

d k

26. Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor Ekonomi 2006 – 2011 (Grafik)

27. Posisi Utang Pemerintah

Berdasarkan Mata Uang, 2006-2011 h

36. Restrukturisasi 2003 37. Restrukturisasi 2006

38. Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi Tingkat Bunga SU-002 dan SU-004

28. Proporsi Utang Pemerintah

Berdasarkan Mata Uang, 2006-2011 (Grafik) 29. Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Berdasarkan Jenis Pinjaman, 2006-2011

39. Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri 2006-30 April 2011

40. Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 2006-2011 Bagian 4

Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan perbandingan antar negara, Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)

41. Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2010 dan perubahannya 2003-2010

42. Utang per Kapita di berbagai Negara 2006-2010 43. Utang per Kapita di berbagai Negara 2010 dan Struktur Jatuh Tempo SUN)

30. Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB, 2006-2011

31. Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara 2006 2010

g p p g g

perubahannya 2003-2010 Bagian 5

Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri) berbagai Negara, 2006-2010

32. Prosentase Rasio Utang thd. PDB di Beberapa Negara, 2008-2014

33. Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 & 30 April 2011

44. Rasio Bunga Utang thd Pendapatan dan Belanja 2006-2011

45. Rasio Bunga Utang terhadap Total Utang 2006- 2011

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

April 2011

34. Program Debt Switching dan Buyback SBN 35. Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap

46. Realisasi Pembayaran Bunga Utang 2006-2011 47. Biaya Pinjaman Program

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(4)

Daftar Isi

48. Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SBN Rupiah

49. Pergerakan Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SUN Valas

Bagian 6

Bagian 7

Rating, Opini BPK, HIPCs, Kesimpulan 58. Rating Indonesia

59. Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan,

Kepemilikan SBN oleh Investor)

50. Perdagangan rata-rata Harian Surat Utang Negara Rupiah di Pasar Sekunder per 30 April 2011

59. Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) 60. Perkembangan Credit Rating Indonesia (2) 61. Peningkatan Performa Sovereign Rating

Indonesia (1)

62 Peningkatan Performa Sovereign Rating 2011

51. Posisi Kepemilikan SBN Bank dan Non Bank per 30 April 2011

52. Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai

J i I t

62. Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (2)

63. Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2009 64. Kesimpulan

Jenis Investor

53. Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor (dalam persentase)

54. Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (t h j t h t )

(tahun jatuh tempo)

55. Spread terhadap UST- Feb 16 56. Spread terhadap UST- Feb 20 57. Spread terhadap UST- Feb 38

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

p p

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(5)

B gi 1 Bagian 1

Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang Landasan Hukum

Jenis jenis Utang, Landasan Hukum

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(6)

Latar Belakang (1)

[ Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan

Ekonomi secara keseluruhan Ekonomi secara keseluruhan.

[ Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah:

™ Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:

™ Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:

¾ Penciptaan kesempatan kerja.

¾ Mengurangi kemiskinan.

¾ Menguatkan pertumbuhan ekonomi .

™ Menciptakan keamanan .

Ut d l h k k i d i t APBN (

[ Utang adalah konsekuensi dari postur APBN (yang

mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara .

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

kecil daripada Belanja Negara .

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(7)

Latar Belakang (2)

[ Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara:

™ Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing);

R fi i dil k k d t & diti (bi d i ik ) t b l bih b ik

™ Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik.

[ Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari:

™ Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar;

™ Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:

¾ Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing;

¾ BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.

™ Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk:

untuk:

¾ Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat karya;

¾ Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS, Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi;

¾ Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak;

¾ Mempertahankan anggaran pendidikan 20%;

¾ Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista);

¾ Melanjutkan reformasi birokrasi.

[ Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari lembaga keuangan multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh:

multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh:

™ Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country;

™ Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(8)

Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

[ Tujuan

Tujuan umum pengelolaan utang dalam jangka panjang adalah meminimalkan biaya utang dengan tingkat risiko yang semakin terkendali.

[ Kebijakan

™ Tidak ada agenda politik yang dipersyaratkan oleh pihak kreditor;

™ Persyaratan lunak (jangka panjang, biaya relatif ringan), terutama dari multilateral dan kreditor bilateral (G to G);

bilateral (G to G);

™ Tambahan pinjaman luar negeri neto dianggarkan negatif sejak 2004, artinya jumlah pembayaran kembali utang dianggarkan lebih besar dibanding dengan jumlah penarikan pinjaman luar negeri baru;

™ Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri

™ Mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah di pasar dalam negeri

¾ Mewujudkan kemandirian dalam pembiayaan APBN;

¾ Mendukung pengembangan pasar modal dengan memperluas basis investor melalui diversifikasi berbagai instrumen investasi bagi masyarakat;

¾ Membantu pengelolaan likuiditas pasar misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang

¾ Membantu pengelolaan likuiditas pasar, misalnya melalui penerbitan instrumen pasar uang (SPN).

™ Membuka akses sumber pembiayaan di pasar internasional (global bond, global sukuk, samurai bond) untuk meningkatkan posisi tawar Pemerintah sebagai peminjam (upper-hand borrower)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(9)

Jenis-jenis Utang (1)

[ Pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri :

™ Pinjaman Luar Negeri

World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.

¾ Pinjaman Program:

Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix

di bid k i t t k i MDG ( t k i ki didik

di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur.

¾ Pinjaman proyek :

Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).

™ Pinjaman Dalam Negeri

¾ Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan

¾ Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ;

¾ Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah;

¾ Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan

¾ Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang

menghasilkan penerimaan.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(10)

Jenis-jenis Utang (2)

[ Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan valuta asing, tradable & non-tradable, fixed & variable :

™ Surat Utang Negara (SUN)

™ Surat Utang Negara (SUN)

¾ Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d.

12bln);

¾ Obligasi Negara (> 1 thn)

¾ Obligasi Negara (> 1 thn)

Ä Coupon Bond

} Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond

} Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan : , g p y dan restrukturisasi perbankan

Ä Zero coupon

™ Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah, Musyarakah, Istisna dll

¾ SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills); SBSN Ritail (Sukri);

¾ SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk; SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(11)

Landasan Hukum Pengelolaan Utang

[ Ketentuan Perundang-undangan:

™ Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara U d U d N 24/2002 t t S t Ut N

™ Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara

™ Peraturan Pemerintah No 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah

P t P i t h N 54/2008 t t T t C P d d

™ Peraturan Pemerintah No 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah

[ Mengatur a.l, prinsip-prinsip good governance:

™ Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan persetujuan DPR

™ Koordinasi Pemerintah (Kementerian Keuangan, Kementrian

PPN/Bappenas), dan BI dalam perencanaan dan pengelolaan utang

™ Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar modal

™ Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi utang

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(12)

Bagian 2 Bagian 2

APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN y

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(13)

APBN 2006 – 2011

[ Triliun Rupiah ] [ Triliun Rupiah ]

2006 2007 2008 2009

LKPP LKPP LKPP LKPP APBN‐P Realisasi % R‐APBN APBN 2011 2010

A. Pendapatan Negara dan Hibah  638.0 707.8 981.6 848.8      992.4 1,014.0 102.2% 1,086.4 1,104.9 I. Penerimaan Dalam Negeri   636.2   706.1   979.3   847.1       990.5   1,011.6 102.1% 1,082.6     1,101.2 1. Penerimaan Perpajakan   409.2   491.0   658.7   619.9       743.3       744.1 100.1%       839.5       850.3 2 Penerimaan Bukan Pajak 227 0 215 1 320 6 227 2 247 2 267 5 108 2% 243 1 250 9 2. Penerimaan Bukan Pajak 227.0 215.1 320.6 227.2      247.2     267.5 108.2%     243.1     250.9 II. Hibah        1.8        1.7        2.3        1.7        1.9        2.4 127.4%        3.7        3.7 B. Belanja Negara   667.1   757.6   985.7   937.4   1,126.1   1,053.5 93.5% 1,202.0     1,229.6 I. Belanja Pemerintah Pusat j 440.0 504.6 693.4 628.8      781.5     708.7 90.7%     823.6     836.6 a. Bunga Utang      79.1      79.8      88.4      93.8       105.7         88.3 83.6%       116.4       115.2

‐ Dalam Negeri      54.9      54.1      59.9      63.8         71.9         61.5 85.5%         80.4         79.4

‐ Luar Negeri      24.2      25.7      28.5      30.0         33.8         26.9 79.6%         36.0         35.8 b. Subsidi 107.4 150.2 275.3 138.1      201.3     214.1 106.4%     184.8     187.6 II. Transfer Daerah   226.2   253.3   292.4   308.6       344.6       344.7 100.0%       378.4       393.0 D. Surplus/ (Defisit) Anggaran (A‐B) (29.1) (49.8)     (4.1) (88.6)     (133.7)      (39.5) 29.5%   (115.7)   (124.7)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

p / ( ) gg ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) % ( ) ( )

E. Pembiayaan      29.4      42.5      84.1   112.6       133.7         89.2 66.7%       115.7       124.7

(14)

Defisit dan Pembiayaan APBN 2006-2011

12 7

116 9 10 11

120 140 160

[ % thd. PDB ] [ Triliun Rupiah ]

™ Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN

™ Kenaikan SBN periode 2006-2011, antara lain untuk refinancing utang lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang

57 86 99 91

50

89

1 6

1.8 5

6 7 8

60 80 100

120 mempunyai terms & conditions yang lebih baik.

36 0

20 9 17 29 4

29

50

4

39

0.9

1.3

0.1

1.6

0.6

1 2 3 4

- 20 40 60

( 27) ( 24) ( 18) ( 16) (9 )

(2)

(2) (1) -

(40) (20)

2006 2007 2008 2009 2010* 2011**

SBN - neto Pinjaman DN & LN - neto Non-Utang - neto Defisit (Surplus) APBN Defisit APBN, % thd. PDB (RHS) Sumber: Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

APBN 2006-2008 adalah angka PAN/LKPP-Audited + Realisasi Sementara

++ APBN 2011

(15)

Defisit Global di berbagai Negara 2007-2010

2007 2008 2009 2010

Global (0.7) (2.6) (8.1) (6.4) Developed (1.0) (3.1) (9.3) (7.4)

US         (1.2)        (3.2)        (10.6)        (8.3)

Japan         (2.5)        (6.4)        (13.5)        (6.7) Euro Area (0.6) (1.9) (5.7) (6.3)

UK         (2.6)        (6.2)        (13.0)        (13.1)

Emerging Market 0.5 (0.8) (3.9) (2.9)

L ti A i (0 2) (2 7) 2 4

Latin America         (0.2)        ‐        (2.7)        2.4 Brazil         (2.2)        (1.5)        (2.7)        (3.0)

Mexico         ‐        ‐        (2.5)        (2.5)

Emerging Asia 0.8 (1.4) (3.7) (2.6) China         0.6        (0.4)        (3.0)        (2.0)

Indonesia         (1.3)        (0.1)        (1.6)        (2.1)

CEEMA 0.6 - (5.4) (4.2) Hungary         (5.0)        (3.3)        (3.8)        (3.5) Poland         (2.0)        (3.9)        (5.0)        (4.0) Russia         5.4        4.1        (7.6) ( )        (5.0) ( ) Keterangan:

1. Nominal dalam % terhadap PDB

2. Khusus untuk Indonesia, tahun 2007 s.d. 2009 menggunakan angka LKPP, dan tahun 2010 menggunakan APBN‐P

Sumber: JPMorgan per Juni 2009

™ Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

™ Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain.

™ UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB, dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(16)

Cashflow Pembiayaan 2008-2011

[ Miliar Rupiah ] [ Miliar Rupiah ]

2008 2009 2010* 2010** 2011**

Kebutuhan Pembiayaan (115,579) (224,292) (297,695) (195,870) (274,167) Defisit (4,121) (88,619) (133,748) (39,473) (124,657) Pembayaran Utang (108,958) (123,279) (141,474) (135,598) (133,543)

Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara          (40,333)         (49,067)         (70,541)         (76,465)         (74,000) Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri         (63,435)         (68,031)         (54,136)         (50,633)         (47,818) Penerusan Pinjaman         (5,189)         (6,181)         (16,797)         (8,501)         (11,725)

Pembiayaan Non utang (2,500) (12,395) (22,474) (20,799) (15,968)

Dana Invest. Pmrth & Restruk. BUMN         (2,500)         (12,395)         (12,924)         (12,299)         (13,932) Dana Pengembangan Pendidikan Nasional        ‐        ‐         (1,000)         (1,000)         (1,000) Pinjaman Kepada PT. PLN        ‐        ‐         (7,500)         (7,500)

Kewajiban Penjaminan ‐ ‐ (1 036)

Kewajiban Penjaminan        ‐        ‐         (1,036)

Sumber Pembiayaan 195,529 248,257 297,695 241,721 274,167 Utang 176,468 207,200 249,818 217,018 260,587

Penerbitan SBN, Bruto         126,249         148,538         178,041         167,301         200,654 Penerbitan SBN Domestik         86,932         101,736         153,491         142,593         ‐ Penerbitan SBN Valas         39,317         46,802         24,550         24,708         ‐ Penarikan Pinjaman LN j         50,219 ,         58,662 ,         70,777 ,         49,547 ,         58,933 , Pinjaman Program         30,100         28,938         29,422         29,052         19,813 Pinjaman Proyek untuk K/L         14,929         23,544         24,559         11,994         27,396 Pinjaman Proyek untuk Penerusan Pinjaman        5,189        6,181         16,797        8,501         11,725 Penarikan Pinjaman DN         ‐         ‐        1,000         170        1,000

Non Utang 19,061 41,057 47,877 24,703 13,580

Privatisasi        82         ‐        1,200        2,099         340

Pengelolaan Asset 2 820 1 200 1 126 583

Pengelolaan Asset        2,820        ‐        1,200        1,126         583 Perbankan Dalam Negeri        16,159        41,057        45,477         21,478         12,657

Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan 79,950 23,965 (0) 45,851 (0) Net Cash Flow Pembiayaan 89,261 111,256 133,748 85,324 124,656

Surat Berharga Negara 85,916 99,442 107,500 90,836 126,654 Pinjaman Luar Negeri (13,217) (16,848) (156) (9,586) (609)

Pinjaman Dalam Negeri - - 1 000 170 1 000

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

APBN 2008-2009 PAN/LKPP - Audited

*) APBN-P 2010 **) Realisasi Sementara ***) APBN 2011

Pinjaman Dalam Negeri 1,000 170 1,000 Non Utang 16,561 28,662 25,403 3,904 (2,388)

(17)

Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 2006-2011

[ T ili R i h ] [ Triliun Rupiah ]

2006 2007 2008 2009 2010* 2010** 2011***

Surat Berharga Negara (neto) 36.0 57.2 85.9 99.5 107.5 90.8 126.7 Surat Berharga Negara (neto) 36.0 57.2 85.9 99.5 107.5 90.8 126.7 Penerbitan, bruto          61.0       100.0       126.2       148.5       178.0       167.3       200.7

Domestik 42.6 86.4 86.9 101.7 136.6 142.6 Valas 18.5 13.6 39.3 46.8 41.4 24.7

Pembayaran Pokok dan Pembelian Kembali      (25.1)      (42.8)        (40.3)      (49.1)      (70.5)      (76.5)       (74.0) Pembiayaan Pinjaman (neto) (26.6) (23.9) (18.4) (15.5) 0.8 (9.4) 0.4 Penarikan PLN, bruto        26.1        34.1          45.0        52.5        54.0        41.0         47.2

Penarikan P N, bruto 6. 34. 45.0 5 .5 54.0 4 .0 47.

Pinjaman program 13.6 19.6 30.1 28.9 29.4 29.1 19.8 Pinjaman proyek 12.5 14.5 20.1 29.7 41.4 20.5 39.1 Penerusan PLN - - (5.2) (6.2) (16.8) (8.5) (11.7)

b l k k ( ) ( ) (63 4) (68 0) (54 1) (50 6) (47 8)

Pembayaran Cicilan Pokok PLN      (52.7)      (57.9) (63.4) (68.0) (54.1) (50.6) (47.8) Penarikan Pinjaman Dalam Negeri, bruto        ‐        ‐        ‐        ‐        1.0        0.2        1.0

Total Pembiayaan Utang 9.4 33.3 67.5 83.9 108.3 81.4 127.0

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

APBN 2006-2008 PAN/LKPP - Audited

*) APBN-P 2010 **) Realisasi Sementara ***) APBN 2011

Total Pembiayaan Utang 9.4 33.3 67.5 83.9 108.3 81.4 127.0

(18)

Penarikan Utang

[ T ili R i h ]

Instrumen Q 1 April Total 

Realisasi  [ % ] Pagu 

APBN

[ Triliun Rupiah ]

PINJAMAN          59.93           4.72           2.10        6.82 11.4%

Pinjaman Luar Negeri        58.93        4.64        2.10        6.74 11.4%

Pinjaman Program        19.81        1.57        0.87        2.45 12.4%

Pinjaman Proyek        39.12        3.06        1.23        4.29 11.0%

Pinjaman Dalam Negeri         1.00        0.08               0.08 8.3%

SURAT BERHARGA NEGARA        215.25 *         56.09         16.60          72.69 33.8%

TOTAL     275.19      60.81      18.70       79.51  28.9%

Catatan:

Data Per 30 April 2011

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Data Per 30 April 2011

* Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka

pengelolaan portofolio SBN

(19)

Realisasi Penerbitan SBN 2011

(Per 29 April 2011)

Uraian Target Realisasi

(ao 29 April 2011)

% realisasi thd Target Kebutuhan Penerbitan 2011 215 254 000 * 72 691 410 33 77%

Kebutuhan Penerbitan 2011 215.254.000 72.691.410 33,77%

SUN - 53.850.000 SUN Domestik - 53.850.000 - ON ON - 41 050 000 41.050.000

- ZC - -

- SPN - 12.800.000

- ORI O - -

SUN Valas - -

SBSN - 18.841.410

IFR - 3.500.000

SBSN Ritel - 7.341.410

SDHI - 8.000.000

SBSN Valas - -

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

Rencana penerbitan menggunakan asumsi kurs APBN 2011 Rp9.250 /USD

* Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka pengelolaan portofolio SBN

(20)

Penarikan Pinjaman Berdasarkan

Jenis Pembiayaan, 2006-2011 Per 30 April 2011

Nominal % thd. Pagu APBN

2007 2008

2011

2009 APBN Real. s.d. 30 Apr 2011

2010

JENIS PEMBIAYAAN 2006

13.53

19.90 30.28 28.57 29.05 19.81 2.45 12.4%

ekuivalen dlm miliar US$ 1.50 2.11 2.77 3.04 3.23 2.14 0.29

a. World Bank 5.50 5.66 12.91 14.65 15.34 14.26 1.57 11.0%

b. A D B 5.51 8.47 9.17 5.06 6.39 2.78 - 0.0%

1. Pinjaman Program

b. A D B 5.51 8.47 9.17 5.06 6.39 2.78 0.0%

c. JEPANG 0.90 3.77 4.87 6.07 4.59 1.85 0.87 47.2%

d. PERANCIS - - 2.20 2.79 2.73 0.93 - 0.0%

e. IDB 1.83 1.79 - - - - - 0.0%

f. Lain-Lain - - - - - - - 0.0%

f. Lain Lain 0.0%

12.54

14.46 14.93 23.54 20.50 39.12 4.29 11.0%

ekuivalen dlm miliar US$ 2.20 1.54 1.36 2.50 2.28 4.23 0.50 -

- - 0.17 1.00 0.08 8.3%

3. Pinjaman Dalam Negeri 2. Pinjaman Proyek

ekuivalen dlm miliar US$ - - - 0.02 0.11 0.01

TOTAL 26.06 34.36 45.21 52.11 49.72 59.93 6.82 11.4%

ekuivalen dlm miliar US$ 3.70 3.65 4.13 5.54 5.51 6.48 0.80 Catatan:

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

Nominal dalam Triliun Rupiah

(21)

Pinjaman Program 2006-2011

[ Juta USD ]

2006 2007 2008 2009 2011

APBN‐P Real APBN 1 WB 1. Development Policy Loan (DPL) 1 s.d 7        600       600       750       750         600         600

2. Infrastructure Development Policy Loan (IDPL) 1 s.d 4       400       250         200         200

No Lender Nama Program 2010

3. BOS‐KITA Refinancing 1 sd. 2         47       553         164         171

4. PNPM Refinancing         544         533

5. Climate Change          200         200

Sub Total WB        600       600   1,197   1,553     1,708     1,704     1,542

2 ADB 1. State Audit Reform Sector Development Program (STARSDP) 

2. Development Policy Support Program (DPSP) 1 s.d 6 p y pp g ( )        200       200       200       200 3. Local Government Finance Reform and Governance Reform

4. Infrastructure Reform Sector Development Program (IRSDP) 1‐3        400       280         200         200 5. Capital Market Development Cluster Program (CMDCP) 1 dan 2       300       300

6. Poverty Reduction and MDG Acceleration Program        400

7. Local Government Finance Reform        350

8. Countercyclical Support Facility (CSF)         500         500

Sub Total ADB        600       900       830       500         700         700         300

3 JBIC/ JICA 1. Development Policy Loan (cofinancing dengan World Bank) 1 s.d 7        100       100       200       100         200         198 2. Infrastructure Reform Sector Development Program 1 s.d. 3       100       100

3. Indonesia Disaster Recovery and Management        200

4. Climate Change Program Loan 1 s.d 3       300       300         300         307

5. Economic Stimulus and Budget Support Loan g pp       100

6. Others

Sub Total JBIC/ JICA        100       400       500       600         500         505         200

4 France Climate Change Program Loan 1 s.d 3       200       300         300         300

Sub Total France                    200       300         300         300         100

5 IDB Liquid Funds        200

Sub Total IDB 200

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Sub Total IDB        200                                            

TOTAL     1,500     1,900     2,727     2,953       3,208       3,209     2,142

Keterangan :

terdiri dari DPL VI sebesar USD 100 juta dan DPL VII sebesar USD 100 juta

(22)

Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri 2006 - 2011

 34.1  

 45.0    52.5    54.0    58.9  

50 70

2006 2007 2008 2009 2010* 2011**

 26.1  

‐0.2 ‐0.6

‐10 10 30

Tril iun  Ru piah  

‐52 7 54 1

‐26.6  ‐23.9  ‐18.4  ‐15.5 

‐50

‐30

T

52.7 

‐57.9

‐63.4  ‐68.0 

‐54.1

‐59.5 

‐90

‐70

Penarikan Pinjaman LN, bruto Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN Pembiayaan Pinjaman LN (neto)

[ Triliun Rupiah ]

2006 2007 2008 2009 2010* 2011**

Penarikan Pinjaman LN, bruto 26.11 34.07 45.01 52.48 53.17 58.93 Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (52.68) (57.92) (63.44) (68.03) (59.13) (59.54)

P bi Pi j LN ( t ) (26 57) (23 85) (18 42) (15 55) (5 96) (0 61)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Keterangan:

* Realisasi Sementara

** APBN 2011

Pembiayaan Pinjaman LN (neto) (26.57) (23.85) (18.42) (15.55) (5.96) (0.61)

(23)

Penarikan Pinjaman 2011

Pembiayaan Proyek, per 30 April 2011

Catatan :

Angka sementara menggunakan data alokasi Penarikan

Juta USD Miliar IDR Juta USD Miliar IDR USD IDR

A D B         90.47         803.82 2.1% 2.1%

PAGU APBN 2011 * REALISASI PER 30 APRIL 2011 % THD PAGU 2011

NEGARA KREDITOR

alokasi Penarikan Pinjaman Proyek Bruto dalam DIPA APBN 2011

AUSTRALIA         ‐         ‐ 0.0% 0.0%

GERMANY         13.40         119.68 0.3% 0.3%

I B R D         31.15         275.96 0.7% 0.7%

I D A         18.73         164.14 0.4% 0.4%

I D B         6.48         58.65 0.2% 0.1%

JAPAN         195.25         1,736.99 , 4.6% 4.4%

SPAIN         2.86         25.31 0.1% 0.1%

CHINA         53.11         311.03 1.3% 0.8%

FRANCE 5 38 47 81 0 1% 0 1%

FRANCE         5.38        47.81 0.1% 0.1%

KOREA         37.03         330.02 0.9% 0.8%

SINGAPORE         3.95         34.85 0.1% 0.1%

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

OTHERS         53.41        468.05 1.3% 1.2%

4,229.23

              39,120.35         511.22        4,376.31 12.1% 11.2%

(24)

Penarikan Pinjaman 2011

Pembiayaan Proyek, per 30 April 2011

[ Miliar R piah ] [ % ]

[ Miliar Rupiah ] [ % ]

4.4% 

4 0%

5.0%

2 000  2,500

3.0%

4.0%

 1,500  2,000

2.1% 

0 7% 0 8% 0.8%

1.2% 

% 2.0%

 1,000

0.0% 

0.3% 

0.7%

0.4% 

0.1%  0.1% 

0.8%

0.1%  0.1% 

0.0%

1.0%

 ‐  500

P ik dl Mili R i h % hd P DIPA P ik ( RHS )

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Penarikan dlm Miliar Rupiah % thd Pagu DIPA Penarikan ( RHS )

(25)

Bagian 3 Bagian 3

Portofolio Utang

(Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo

( g g, p

Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(26)

Posisi Utang Pemerintah, 2006-2011

2006 2007 2008 2009 2010

Nominal %

a. Pinjaman (dlm. miliar US$) 62.02 62.25 66.69 65.02 68.12 69.49 35.1%

1). Pinjaman Luar Negeri 62.02 62.25 66.69 65.02 68.10 69.43

Bilateral *) 41 07 41 03 44 28 41 27 41 89 42 98 21 7%

Apr '11

+

Bilateral ) 41.07 41.03 44.28 41.27 41.89 42.98 21.7%

Multilateral **) 18.84 19.05 20.34 21.53 23.13 23.18 11.7%

Komersial ***) 2.01 2.08 1.98 2.15 3.02 3.21 1.6%

Suppliers ***) 0.11 0.08 0.09 0.07 0.06 0.06 0.0%

Lain-Lain ***) - - - - - - 0.0%

2) Pi j D l N i 0 02 0 06

2). Pinjaman Dalam Negeri - - - - 0.02 0.06

b. Surat Berharga Negara (dlm. miliar US$) 82.34 85.26 82.78 104.20 118.39 128.49 64.9%

Denominasi Valas 5.50 7.00 11.20 15.23 18.02 18.01 9.1%

Denominasi Rupiah 76.84 78.26 71.58 88.97 100.37 110.47 55.8%

Total Utang Pemerintah Pusat (dlm. miliar US$) 144.36 147.51 149.47 169.22 186.50 197.97 100.0%

Total Utang Pemerintah Pusat (ekuivalen dlm. triliun Rupiah)

1,302.16

1,389.41 1,636.74 1,590.66 1,676.85 1,697.44 100.0%

diantaranya SBN Denominasi Rupiah (triliun Rupiah)

693.12 737.13 783.86 836.31 902.43 947.19 55.8%

49 61 65 93 122 64 143 15 161 97 154 46 9 1%

C

SBN Denominasi Valas (triliun Rupiah)

49.61 65.93 122.64 143.15 161.97 154.46 9.1%

Pinjaman Denominasi Rupiah (triliun Rupiah)

- - - - 0.17 0.48 0.0%

Pinjaman Denominasi Valas (triliun Rupiah)

559.43 586.36 730.25 611.20 612.28 595.31 35.1%

Nilai Tukar Rupiah (IDR/US$1) 9,020 9,419 10,950 9,400 8,991 8,574

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

+ Angka Sangat-Sangat Sementara , per 30 April 2011

* Termasuk semi commercial

** Beberapa termasuk semi concessional

*** Seluruhnya termasuk commercial

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(27)

[ t ili i h ]

Posisi Utang Pemerintah, 2006-2011

730 611

612 596

1,400 1,600

[ triliun rupiah ]

Penerbitan SBN/Surat Berharga Negara,terutama di pasar domestik a.l. Untuk: refinancing utang lama, mengurangi Pinjaman Luar Negeri, dan untuk mengembangkan pasar keuangan domestik

559 586

800 1,000 1,200

743 803 906 979 1,064 1,102

200 400 600

-

2006 2007 2008 2009 2010 2011+

Pinjaman Surat Berharga Negara

[dalam %]

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011+

Pinjaman 43% 42% 45% 38% 37% 35%

Surat Berharga Negara 57% 58% 55% 62% 63% 65%

Total Utang Pemerintah Pusat 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

+ Angka Sangat-Sangat Sementara , per 30 April 2011

Kenaikan Pinjaman Luar Negeri, terutama karena volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap berbagai denominasi mata uang dalam Pinjaman Luar Negeri

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

g

(28)

Profil Jatuh Tempo Utang per 30 April 2011

4 120

140

[Triliun Rupiah]

Surat Utang eks BLBI

kepada BI/SRBI-001

35 46

50 50

48 44

38 37 80 35

100

45 68

56 62

51 50

41 46 54 67

35 39 38

30 25

20 16 14

12 10 9 6 6

2 1

1

20 40 60

45 41 46

27 25 21 18 28

15 21

0

24

0 3

33

0 12 10

7 5 3

2

1 1 2

- 20

20 11 20 12 20 13 20 14 20 15 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20 20 21 20 22 20 23 20 24 20 25 20 26 20 27 20 28 20 29 20 30 20 31 20 32 20 33 20 34 20 35 20 36 20 37 20 38 20 39 4 0- 2 0 55 20 4

Pinjaman Surat Berharga Negara

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Pinjaman 43% 40% 47% 44% 48% 47% 49% 45% 40% 35% 53% 50% 49% 48% 33%

Surat Berharga Negara 57% 60% 53% 56% 52% 53% 51% 55% 60% 65% 47% 50% 51% 52% 67%

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Tahun 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040

Pinjaman 44% 41% 30% 100% 20% 19% 100% 3% 100% 11% 31% 5% 2% 100% 100%

Surat Berharga Negara 56% 59% 70% 0% 80% 81% 0% 97% 0% 89% 69% 95% 98% 0% 0%

(29)

Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 – 29 April 2011

SURAT BERHARGA NEGARA Des '07 Jun '08 Des '08 Dec-09 Jun-10 Dec-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 29-Apr-11

A. Dapat Diperdagangkan 543.680 623.548 648.335 724.898 777.865 803.191 813.042 819.133 831.645 833.499 1. Denominasi Rupiah 477.747 520.228 525.695 581.748 621.226 641.215 649.947 660.210 674.910 679.040 a Surat Utang Negara (SUN) 477 747 520 228 520 995 570 215 596 741 615 498 624 231 627 152 639 352 642 482 a. Surat Utang Negara (SUN) 477.747 520.228 520.995 570.215 596.741 615.498 624.231 627.152 639.352 642.482 1) Surat Perbendaharan Negara 4.169 5.250 10.012 24.700 28.595 29.795 27.645 27.845 28.495 26.575 2) Obligasi Negara Tanpa Kupon 10.500 19.023 11.491 8.686 2.680 2.512 2.512 2.512 2.512 2.512 3) Obligasi Negara Fixed Rate

+)

294.453 330.338 353.558 393.543 422.571 440.396 451.278 454.000 465.550 475.600 4) Obligasi Negara Variable Rate 168.625 165.617 145.934 143.286 142.895 142.795 142.795 142.795 142.795 137.795 b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) - - 4.700 11.533 24.485 25.717 25.717 33.058 35.558 36.558 b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 4.700 11.533 24.485 25.717 25.717 33.058 35.558 36.558 1) Surat Berharga Syariah Negara Fixed Rate

++)

- - 4.700 11.533 24.485 25.717 25.717 33.058 35.558 36.558 2. Denominasi Valuta Asing 65.933 103.320 122.640 143.150 156.639 161.976 163.095 158.923 156.735 154.459 a. SUN Valas (dalam juta US$) 7.000 11.200 11.200 14.200 16.200 16.200 16.200 16.200 16.200 16.200 b. SBSN Valas (dalam juta US$) - - - 650 650 650 650 650 650 650 c SUN Valas (dalam juta JPY) - - - 35.000 35.000 95 000 95 000 95 000 95 000 95 000 c. SUN Valas (dalam juta JPY) 35.000 35.000 95.000 95.000 95.000 95.000 95.000 B. Tidak Dapat Diperdagangkan 259.404 258.208 258.160 254.561 258.124 261.215 261.215 266.463 266.463 268.151 a. Surat Utang kepada Bank Indonesia 259.404 258.208 258.160 251.875 250.196 248.432 248.432 247.680 247.680 247.368 b. Surat Perbendaharaan Negara/ Private Placement - - - - - - - - - - c. Surat Berharga Syariah Negara/ SDHI g y g - - - 2.686 7.928 12.783 12.783 18.783 18.783 20.783 TOTAL SURAT BERHARGA NEGARA (A +B) 803.084 881.756 906.495 979.459 1.035.989 1.064.406 1.074.257 1.085.595 1.098.107 1.101.650

Catatan:

- Nominal dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain -

+)

Termasuk ORI

++)

Termasuk Sukuk Ritel

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

-

)

Termasuk Sukuk Ritel

- Asumsi Kurs (IDR/US$1) 9.419 9.225 10.950 9.400 9.083 8.991 9.057 8.823 8.709 8.574

- Asumsi Kurs (IDR/JPY1) 101,70 102,58 110,29 110,36 107,95 105,14 105,13

(30)

Posisi Pinjaman

Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor, 2006-2011

[Mili USD]

[Miliar USD]

Nmnl % Total 2008

31 Mar - 2011

2006 2007 2009 2010

NEGARA

PINJAMAN LUAR NEGERI 62.02 62.25 66.69 65.02 68.10 69.43 99.9%

1. Jepang 24.47 24.63 29.61 27.61 30.49 30.59 44.0%

*)

2. ADB 9.41 10.18 10.87 10.89 11.15 11.03 15.9%

3 World Bank *) 8 74 8 37 8 96 10 10 11 37 11 46 16 5%

3. World Bank 8.74 8.37 8.96 10.10 11.37 11.46 16.5%

4. Lain-Lain*) 19.40 19.07 17.24 16.43 15.10 16.34 23.5%

PINJAMAN DALAM NEGERI 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.06 0.1%

TOTAL**) 62.02 62.25 66.69 65.02 68.12 69.49 100.0%

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

*) termasuk outstanding multilateral lainnya & bilateral selain Jepang

**) tidak termasuk SBN Valas.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

(31)

Proporsi Pinjaman

Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor, 2006-2011

31% 31% 26% 25% 22% 24%

80%

90%

100%

13% 16% 17% 16%

15% 16% 16% 17% 16% 16%

50%

60%

70%

80%

44% 40% 40%

14% 13% 13% 16% 17% 16%

30%

40%

50%

39% 40% 44% 42% 40% 40%

0%

10%

20%

Pinjaman Luar negeri dari multilateral (WB ADB) dan

2006 2007 2008 2009 2010 2011*)

Lain-Lain (termasuk PDN) ADB World Bank Jepang

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Catatan:

*) Data per tanggal 30 April 2011

Pinjaman Luar negeri dari multilateral (WB, ADB) dan

bilateral (Jepang) merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keuatan otot tungkai panjang tungkai dan lingkar paha terhadap akurasi passing dalam

Adanya produk atau jasa pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang akan didapat dari suatu industri. Semakin lengkap layanan yang dimiliki produk atau jasa pengganti

Hal tersebut terjadi karena hasil dari turnover yang mengalami penurunan mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai aset yang tidak digunakan secara optimal

Setelah guru memilih pendekatannya maka akan menyusun materi dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. 4) Kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang

Pada simulasi dengan pengendalian nilai arus pada induktor, hasil yang paling baik diperoleh dari sistem yang menggunakan pengendalian dengan fuzzy logic yaitu,

Untuk le di awali erhubungan yang forma ansaksi bias ka ratusan a 001 atau 00 mana cara m ri angka terk sal untuk tr ebih jelasny i 0000 dengan pr at nomornya sanya diawa

Konstruksi “ mengelola “ ( Beheerdaad ) dapat saja bermakna melalui jalan atau mekanisme korporasi, yaitu dengan status Pemegang saham yang diwakili oleh Meneg

Kemudian penanaman nilai-nilai spiritual dengan upaya memberikan teknik internalisasi kepada peserta didik untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan spiritual dengan