• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR

KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

Erlan Firmansyah

Departemen Pendidikan Geografi, Fakulitas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011,sebuah award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif.

Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat ini beranggotakan 46 negara. Setiap tahunnya lembaga Seacology memberikan penghargaan khusus kepada orang yang berkontribusi dalam pelestarian alam.

Penghargaan tersebut bernama Seacology Prize, sebagai wujud kongkret dari upaya penyelamatan kawasan lindung dan peran serta penduduk desa Mandalamekar dalam pelestarian kawasan hutan lindung. Tulisan ini akan menyajikan bagaimana implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar dan keuntungan apakah yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, pada dasarnya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa serta memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharian, pendapatan dalam pertanian tanpa harus merusak lingkungan hutan. Bentuk dan intensitas partisipasi di jadikan implikasi sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar. Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan hutan, adanya kerja sama masyarakat dengan kelembagaan hutan dan pemerintah yang memberikan keuntungan bagi hasil dari mengelola lahan garapan.

Kata Kunci: pengelolaan hutan dan kawasan hutan lindung 1. Pendahuluan

Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang sangat tinggi, sehingga memiliki peranan yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial budaya maupun ekologi. Namun, seiring dengan bertambah jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi nasional, desakan

akan kebutuhan papan, berdampak terhadap sumber daya hayati semakin meningkat.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan pengertian hutan adalah sebagai berikut :

“Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

(2)

dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan”.

Menurut Arief (2004:4) ”indonesia memiliki luah hutan 144 juta Ha, atau 75%

dari total luas daratan. Sekitar 49 juta Ha merupakan area hutan lindung, sedangkan 64 juta Ha telah dirancang untuk hutan produksi, dan luas selebihnya sebesar 31 Ha disediakan untuk keperluan perluasaan pertanian”.

Sumber daya hayati yang paling banyak dieksploitasi pemanfaatannya adalah sumber daya yang terdapat dalam ekosistem hutan hujan yang terletak di dataran pegunungan dan dataran rendah. Dari segi ekonomi memang ekosistem hutan semacam inilah yang dapat mendatangkan keuntungan terbesar karena mengandung kekayaan paling tinggi yang disebabkan oleh adanya keanekaragaman hayati yang terbesar.

Bagian terbesar hutan-hutan Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropik yang terletak di dataran rendah.

Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Oleh karena itu manusia tidak bisa dipisahkan dengan lingkungannya, bahkan sangat tergantung pada lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya.

Dalam memanfaatkan sumber daya alam sebagai wujud mata pencaharian, kegiatan manusia mengalami tahap perkembangan, yaitu :

1. Sebagai pemburu dan peramu (huntering and gathering);

2. Peternak, penanam tanaman di ladang secara berpindah-pindah (nomaden), penangkap ikan; dan

3. Penanaman tanaman secara menetap dengan memanfaatkan pupuk kimia, pestisida dan irigasi.

Melalui tahap perkembangan di atas, manusia mampu belajar bagaimana mengelola lingkungannya dengan baik.

Tetapi seiring dengan perkembangan manusia terutama sejak revolusi industri, perkembangan manusia telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang sangat kompleks disebabkan oleh eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

Sebanyak 65 juta Rakyat Indonesia hidupnya bergantung pada hutan. Ini meliputi penduduk asli daerah setempat, penduduk pendatang atau transmigran yang sudah lama, maupun penduduk transmigran resmi dan swakarsa yang baru di luar pulau Jawa serta petani dan masyarakat kesukuan di berbagai pulau (Iskandar, 2001).

Desa Mandalamekar menjadi desa yang berkembang dan maju karena ditunjang oleh faktor alamnya. Keberadaan hutan lindung desa sebagai penopang kehidupan. Goa-goa yang diatasnya banyak ditumbuhi tanaman.

Stalaktit dan Stalagmit di dalam goa beraneka bentuknya serta artistik, dijadikan tempat bernaung aneka satwa seperti kera, ular, landak, unggas hutan, Elang dan hewan lainnya, air terjun, tumbuhan khas Jawa Barat masih ada walaupun dalam keadaan yang cukup terancam. kawasan ini menjadi skala prioritas bagi desa Mandalamekar dalam kegiatan penataan fungsi wahana lingkungan hidup dan kelestarian alam. Keberadaan hutan lindung ini merupakan sumber mata air bagi persawahan, kolam dan kebutuhan mandi cuci masyarakat Desa Mandalamekar dan sekitarnya.

Bila dilihat berdasarkan pernyataan di atas maka peran hutan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia sebagai sumber mata pencaharian yang berada di kawasan lindung, salah satunya di Desa

(3)

Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.

Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011, sebuah award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif. Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat ini beranggotakan 46 negara. Sejak didirikan pada tahun 1992, setiap tahunnya lembaga Seacology memberikan penghargaan khusus kepada orang yang berkontribusi dalam pelestarian alam yaitu kepada Irman Meilandi. Penghargaan tersebut bernama Seacology Prize (Pikiran Rakyat, 12 Oktober 2011 halaman 17).

2. Kondisi Kawasan Hutan Lindung Desa Mandalamekar

Desa Mandalameka mempunyai banyak Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa di hutan tersebut seperti monyet, lutung, burung, tumbuhan dan satwa lainnya.

Kondisi hutan tersebut tidak semuanya dalam kondisi yang masih bagus. Ada beberapa hutan dalam kondisi kritis karena tidak dibarengi dengan pemeliharaan dan pengawasan yang ketat.

1. Hutan Lindung Karang Soak

Karang Soak merupakan lokasi dataran karang berongga (goa) menghadap ke Sungai Ciwulan. Bagian atasnya ditumbuhi tanaman, dan terdapat stalaktit serta stalagnite di dalam goa dengan beraneka bentuk.

Goa-goa di Karang Soak dijadikan tempat bernaung aneka satwa. Di kawasan ini jenis kera, ular, sriti landak, unggas hutan, Elang dan hewan lainnya yang hidup secara alamiah.

Aneka satwa tersebut dilindungi dengan peraturan desa Mandalamekar. Karena

kawasan ini menjadi skala prioritas bagi desa Mandalamekar dalam kegiatan penataan fungsi wahana lingkungan hidup dan Kelestarian alam. Peraturan Desa Mandalamekar ini mendapat dukungan masyarakatnya.

2. Hutan Pasir Salam, Ciganasoli, Carulang, Pasir Badak dan Pasir Bentang

Hutan lindung atau leuweung harim dikawasan ini merupakan sumber mata air bagi persawahan, kolam dan kebutuhan mandi cuci masyarakat di Dusun Cinunjang, Cinangsi dan Mekarsari. Wilayah ini terdiri dari perbukitan yang cukup tinggi hingga dapat melihat ke seluruh kawasan Desa Mandalamekar dan sekitarnya. Banyak satwa seperti monyet dan burung serta pohon-pohon langka yang masih terpelihara dengan baik.

Pada tahun 2004 masyarakat dusun Cinunjang mulai memetakan kembali hutan- hutan lindung dikawasannya. Pemuda yang tergabung dalam kelompok Mitra Alam Munggaran mulai melakukan penataan dan penanaman kembali hutan mata air terutama di Pasir Salam dan Ciganasoli. Penanaman pohon terus berlangsung sampai saat ini disemua kawasan hutan lindung di Dusun Cinunjang.

3. Cikujang

Hutan Lindung Cikujang berada di hulu Sungai Cibaregbeg di Kedusunan Mekarjaya.

Keberadaan hutan lindung dan sungai ini sangat penting untuk pengairan persawahan yang dimiliki dusun ini. Melalui kepemimpinan Kepala Dusun dan Ketua MUI Desa Mandalamekar saat ini masyarakat Dusun Mekarjaya melakukan penataan dan penanaman kembali hutan lindung Cikujang.

3. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran Desa Mandalamekar

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran adalah sebuah organisasi masyarakat di Dusun Cinunjang, Desa Mandalamekar,

(4)

Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya. Organisasi ini didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa.

Organisasi yang dibentuk pada tanggal 4 April 2002 ini, beranggotakan masyarakat Desa Mandalamekar.

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran mempunyai visi “Leuweung Nganteng Kaca Nunggal“ yang dalam bahasa Indonesia berarti “hutan lestari cermin kehidupan”. Hal ini mempunyai makna yang lebih luas, dimana sebagian besar tanah Desa Mandalamekar merupakan area perhutanan.

Hutan merupakan bagian penting bagi masyarakat Desa Mandalamekar yang merupakan masyarakat agraris. Oleh sebab itu keberadaan hutan sangat berkaitan dengan ketersediaan mata air untuk mereka. Karena mata pencaharian ini sangat bergantung pada ketersediaannya air.

Mitra Alam Munggaran mempunyai 7 tujuan (misi), antara lain ;

a. Pengelolaan 78 ha hutan lindung/mata air dan tanah desa (Karang Soak – 30 Ha) sebagai sumber kehidupan Masyarakat agraris Desa Mandalamekar.

b. Ketahanan pangan masyarakat Desa Mandalamekar berbasis pada sumber daya alam seperti pertanian, peternakan, dan perikanan.

c. Pengelolaan informasi, komunikasi dan Pendidikan Lingkungan Hidup melalui Radio Komunitas Ruyuk 107.8 FM dan media-media yang tersedia di masyarakat Desa Mandalamekar.

d. Pengorganisasian masyarakat dan penjangkauan sebagai upaya mempertahankan kearifan kearifan

leluhur Desa Mandalamekar seperti budaya rereongan (kerja bakti, mengelola tanah mata air/harim dan membangun komunikasi antar warga).

e. Penegakan Hukum dalam pengelolaan hutan lindung/mata air.

f. Jejaring dan optimalisasi dukungan terhadap masyarakat Desa Mandalamekar.

g. Penguatan kapasitas kelembagaan Mitra Alam Munggaran.

Berdasarkan tujuan atau misi dibentuknya organisasi Mitra Alam Munggaran ini, berbagai upaya dilakukan.

Diantarnya;

1. Pengelolaan dan Perawatan Hutan Lindung dan Hutan Mata Air

Desa Mandalamekar mempunyai banyak Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa. Kondisi hutan tersebut tidak semuanya dalam kondisi yang masih bagus. Ada beberapa hutan dalam kondisi kritis karena tidak barengi dengan pemeliharaan dan pengawasan yang ketat. Namun saat ini, penataan dan pengelolaan sedang gencar dilakukan. Berbagai upaya dilakukan untuk kembali melestarikan hutan. Hutan lindung dan hutan mata air yang ada di kawasan ini, antara lain;

a. Hutan Lindung Karang Soak b. Hutan Pasir Salam

c. Hutan Ciganasoli d. Hutan Carulang e. Hutan Pasir Badak f. Hutan Pasir Bentang g. Hutan Cikujang

2. Memperkenalkan Ekosistem Hutan Lindung Pada Anak-Anak

Mitra Alam Munggaran menyadari pendidikan usia dini untuk memperkenalkan ekosistem hutan lindung sangat penting untuk

(5)

menjaga keberadaan Hutan Lindung di Desa Mandalamekar. Maka dari itu, tidak jarang Mitra Alam Munggaran sering kali mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan- kegiatannya. Misalnya, kegiatan kerja bakti dalam mengelola dan melestarikan hutan dan bekerjasama dalam mengadakan kegiatan perkemahan. Hal ini dimaksudkan agar anak- anak di Desa Mandalamekar sudah memahami akan pentingnya fungsi hutan sejak kecil. Lebih jauh lagi hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka untuk menjaga dan merawat hutan.

Sampai saat ini, kegiatan-kegiatan tersebut mendapat respon baik dari semua pihak. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme anak-anak dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Dan Dinas Pendidikan setempat pun menyambut baik kegiatan perkemahan dengan melakukan kerjasama dengan Mitra Alam Munggaran.

3. Membangun Pos-Pos Penjagaan Hutan Mitra Alam Munggaran membangun pos pengawasan hutan lindung di Karang Soak dan Pasir Salam. Pos ini berfungsi sebagai tempat berkumpul warga saat memelihara dan mengawasi hutan lindung. Selain itu, pos-pos ini juga berfungsi sebagai tempat istirahat orang-orang yang sudah melakukan aktifitasnya di hutan. Dan tidak jarang, pos- pos ini juga sering digunakan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah masyarakat Desa Mandalamekar, serta tempat ‘ngaliwet’

yang dalam Bahasa Indonesia adalah membuat dan menikmati nasi liwet.

Pos-pos ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat Desa Mandalamekar. Meski sederhana, pos-pos ini sangat besar manfaatnya dalam pengawasan dan pengelolaan hutan lindung.

4. Pembaharuan Informasi Melalui Radio Komunitas Ruyuk 107,8 FM

Pemerintah Desa Mandalamekar dan Mitra Alam Munggaran menyadari

pentingnya keberadaan satu media yang dapat mempermudah komunikasi setiap masyarakat Desa Mandalamekar, yang bermukim di perbukitan dan lembah. Radio Komunitas dipilih untuk menjembatani sulitnya komunikasi antara masyarakat yang satu dengan lainnya.

Radio Komunitas Ruyuk 107,8 FM adalah radio komunitas yang didirikan Mitra Alam Munggaran dan Pemerintah Desa Mandalamekar. Nama ruyuk dipilih oleh masyarakat Desa Mandalamekar karena selain mempunyai arti hutan belukar yang saat ini menjadi keprihatinan masyarakatnya, ruyuk juga begitu mudah diucapkan dan diingat.

Moto Radio Komunitas Ruyuk 107.8 FM adalah “Leuweung Hejo Rakyat Ngejo, Leuweung Ruksak Rakyat Balangsak” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “hutan hijau rakyat menanak nasi, hutan rusak rakyat sengsara” . Moto ini mempunyai makna yang sangat besar bagi masyarakat Desa Mandalamekar. Dimana kehidupan mereka sebagai masyarakat agraris sangat tergantung pada ketersediaan sumber mata air.

Selain sebagai media hiburan, keberadaan radio ini juga difungsikan untuk memperkuat jalinan komunikasi masyarakat Desa Mandalamekar dalam mengelola dan menjaga hutan lindung dan hutan mata air.

Radio ini juga menjadi pilihan alternatif bagi aparat desa dan masyarakat Desa Mandalamekar yang menginginkan adanya perluasan informasi bagi kedua belah pihak.

Jangkauan siaran radio komunitas ini cukup luas dikarenakan keberadaan studionya berada diatas perbukitan. Beberapa kecamatan disekitar Desa Mandalamekar yang dapat menerima jangkauan siaran dengan baik diantaranya Kecamatan Jatiwaras, Cibalong, Karang Nunggal, Salopa, Cipatujah dan beberapa kecamatan

(6)

lainnya di sekitar Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan.

Kehadiran radio komunitas ini mendapat respon baik dari para pendengarnya, terutama masyarakat Desa Mandalamekar. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya atensi yang masuk pada pengelola radio dari para pendengar. Baik itu secara langsung maupun melalui SMS dan jejaring sosial facebook.

Beragam program disajikan untuk memperbaharui informasi dan menghibur para pendengarnya. Seperti tentang pertanian, sosial, agama, kebudayaan, kesehatan, konservasi lingkungan dan musik. Program acara dikemas semenarik mungkin untuk menarik perhatian pendengar agar selalu setia mendengarkan siaran Radio Komunitas Ruyuk 107,8 FM. Radio ini juga menjadi pilihan alternatif bagi aparat desa dan masyarakat lainnya yang menginginkan adanya perluasan informasi bagi kedua belah pihak.

5. Mengadakan Kegiatan Untuk Memupuk Kerjasama dan Kebersamaan

Tercapainya tujuan sebuah organisasi memerlukan kerjasama dan kebersamaan yang kuat. Atas dasar pemikiran itu, Mitra Alam Munggaran sering kali mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk memupuk kerjasama dan kebersamaan sehingga menjadi semakin erat.

Bentuk kegiatannya bermacam-macam.

Seperti pengajian yang dilanjutkan dengan diskusi bersama terutama masalah pengelolaan hutan lindung, ngaliwet bersama, mengisi kegiatan HUT Republik Indonesia dengan berbagai kegiatan olahraga dan hiburan. Meskipun acaranya sederhana, namun dengan demikian komunikasi tetap terjalin dengan baik, sehingga mampu memupuk kerjasama dan kebersamaan.

4. Implementasi Pada Pengelolaan Hutan Lindung Oleh Masyarakat Desa Mandalamekar

Implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh mansyarakat, dilihat dalam bentuk partisipasi dan intensitas partisipasi.

Bentuk partsisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat di kawasan hutan lindung desa mandalamekar di bedakan menjadi 4 macam, yaitu partisipasi dalam bentuk buah pikiran (ide), partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi dalam bentuk harta benda dan partisipasi dalam bentuk sosial.

Intensitas masyarakat dalam pengelolaan kawaan hutan lindung yang ada di desa Mandalamekar, penulis akan menhubungkan dengan kegiatan yang pernah dilakukan oleh masyarakat desa Mandalamekar maupun kegiatan yang di selenggarakan oleh pihak pemerintah desa Mandalamekar.

a. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Buah Pikiran (Ide).

(7)

b. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Tenaga

c. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Harta Benda

(8)

d. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Sosial

5. Keuntungan yang Diperoleh Masyarakat Desa Mandalamekar Dalam Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)

Lahan garapan masyarakat desa Mandalamekar di dominasi oleh hutan dan sawah. Peneliti akan menyajikan pembahasan mengenai Keuntungan apakah diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).

(9)

6. Penutup

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat adalah segala bentuk pengelolaan hutan dan hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara-cara tradisional baik dalam bentuk unit komunitas, unit usaha berbasis komunitas (koperasi dalam arti luas), maupun individual berskala kecil sampai sedang.

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat mempunyai maksud dan tujuan, yaitu memberikan arah pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi dan sosial secara proporsional dan profesional. Adapun tujuan dari pengelolaan hutan berbasis masyarakt adalah untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa serta memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharian, pendapatan dalam pertanian tanpa harus

merusak lingkungan hutan. Bentuk dan intensitas partisipasi di jadikan implikasi sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar.

Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan hutan, adanya kerja sama masyarakat dengan kelembagaan hutan dan pemerintah yang memberikan keuntungan bagi hasil dari mengelola lahan garapan.

7. Daftar Pustaka

Abubakar, Iskandar. (2001). Antisipasi penggunaan bahan bakar untuk transportasi di Indonesia.

Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Arief, A (1994) Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhapad Lingkungan. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Keppres Nomor 3. (1990). Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Jakarta: Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup

Pikiran Rakyat (PR), 12 Oktober:

Mandalamekar Pemenang seacoligy 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t menunjukkan bahwa hasil hipotesis I yang berbunyi “Environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure pada perusahaan

Kebijakan dalam hal program acara yang diberikan oleh Kompas TV di Jakarta terkait Kompas Jatim tersebut merupakan kebijakan dari induk jaringan untuk tetap menayangkan

Metode yang dapat digunakan dalam salah satu solusi pemberian bantuan alat industri kepada unit usaha mikro ialah metode SMARTER teknik didasarkan pada teori

Giriş bölümünde, “Tarih İçinde Yunanlılar” konusu işle­ necektir. Yunanca’nm gelişimi ve tarihi, çağdaş Yunanlılık’ın bir öğesini oluşturan Ortodoksluk ve

Bagi mahasiswa yang mengalami bentrok atau kelas tidak dibuka sehingga membutuhkan persetujuan mata kuliah baru, maka dapat mengisi google

Hasil penelitian didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia (2013) tentang hubungan karakteristik dan pengetahuan menunjukan tidak adanya hubungan

Bagi nilai indeks korelasi pula, keseluruhannya telah mencatat nilai r=0.205 dimana ini menunjukkan hubungan yang lemah di antara gaya pembelajaran Pragmatis, Reflektor, Aktivis

kegiatan mereka sendiri atau menjadikan peserta didik sebagai students center dapat saling berhubungan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang