11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keabsahan Hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata keabsahan adalah sifat yang sah.1 Sedangkan kamus hukum sendiri dijelaskan bahwa Keabsahan sendiri dalam berbagai bahasa artinya antara lain adalah convalesceren, convalescentie, dalam bahasa belanda, yang memiliki makna sama dengan to validate, to legalize, to ratify to acknowledge dalam bahasa inggris yaitu yang artinya mengesahkan, atau pengesahan suatu hal sebagai contoh adanya pengesahan rancangan ndang-undang yang diajukan oleh DPR yang tidak disyahkan oleh presiden maka tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Oerwakilan Rakyat pada masa (tahun) itu2
Hukum ada dalam masyarakat yaitu untuk mengintegrasikan serta mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang berhubungan satu sama lain. Pengkoordinasian kepentingan-kepentingan itu dilakukan dengan cara membatasi serta melindungi kepentingan- kepentingan tersebut.3
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2009.
2 Van Pramodya Puspa, Kamus Hukum, Semarang, Aneka Ilmu, ,1977, hlm. 252.
3 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000, h.53.
12 Untuk itu hukum lahir sebagai batasan kekuasaan, sehingga apabila tindakan pemerintah tidak didasarkan pada hukum atau melebihi ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum, maka tindakan pemerintah menjadi cacat hukum (onrechmatig) atau tidak absah. Dengan demikian maka prinsip keabsahan/legalitas ini sangat erat kaitannya dengan tujuan untuk melindungi hakhak rakyat dari tindakan pemerintah.4
B. Hukum Perdata
Hukum perdata adalah ketetapan yang mengatur antara hak serta kewajiban antara individu dalam masyarakat. Istilah hukum perdata di Indonesia bermula dari bahasa Belanda “Burgerlik Recht” yang sumbernya pada BW (Burgerlik Wetboek) atau dalam bahasa Indonesia nya disebut dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata).
Berikut adalah beberapa pengertian hukum perdata menurut para ahli :
a. Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H.: Hukum perdata adalah hukum antar-perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain di dalam hubun
4 Sofyan Hadi&Tomy Michael, Prinsip Keabsahan (rechmatigheid) Dalam Penetapan Keputuisan Tata Usaha Negara, Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Vol 5 No 2, Desember 2017, h.3-4.
13 b. Sri Sudewi Masjchoen Sofwan, hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan warga negara perseorangan satu dengan perseorangan lainnya. gan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat.
c. Volmar :Hukum Perdata adalah aturan-aturan atau norma- norma yang memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam perandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang lain dari orang-orang didalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas.
d. Ronald G. Salawane, hukum perdata adalah seperangkat aturan-aturan yang mengatur orang atau badan hukum yang satu dengan orang atau badan hukum yang lain di dalam masyarakat yang menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan dan memberikan sanksi keras atas pelanggaran yang dilakukan sebagaimana telah ditetapkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.5
Hukum perdata sendiri yang ada di Indonesia, tidak terlepas dari sejarah hukum perdata Eropa, utamanya di Eropa kontinental berlaku Hukum Perdata Romawi sebagai hukum asli dari negara di Eropa, disamping terdapat hukum tertulis dan kebiasaan setempat.6 Namun,
5Soska Zone, Hukum perdata: Pengertian,Sejarah,Asas,Sumber dan Pembagian hukum https://hasyimsoska.blogspot.com,access tgl 3 juni 2022
6 ibid
14 karena terdapat perbedaan peraturan pada masing-masing daerah menjadikan orang mencari jalan yang mempunyai kepastian hukum dan kesatuan hukum. Berdasarkan prakarsa dari Napoleon, di tahun 1804 yang terhimpun hukum perdata yang bernama Code Civil de Francais atau disebut juga dengan Code Napoleon.
Di tahun 1809 - 1811 Perancis menjajah Belanda, lalu Raja Lodewijk Napoleon menerapkan Wetboek Napoleon Ingeriht Voor het Koninkrijk Hollad yang berisi hampir sama dengan Code Napoleon dan Code Civil de Francais untuk diberlakukan sebagai sumber hukum perdata di Belanda. Sesudah penjajahan berakhir dan Belanda disatukan dengan Perancis, Code Napoleon dan Code Civil des Francais tetap diterapkan di Belanda.7 Di tahun 1814, Belanda mulai membuat susunan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Sipil). Dengan dasar kodifikasi hukum Belanda dibuat oleh MR.J.M.KEMPER yang disebut ONTWERP KEMPER tetapi sebelum menyelesaikan tugasnya, di tahun 1824 Kemper meninggal dunia dan kemudian diteruskan oleh NICOLAI yang menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Belanda.
Di 6 Juli 1830, kodifikasi sudah selesai dibuat dengan dibuatnya BW (Burgerlijik Wetboek) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda dan WvK (Wetboek van Koophandle) atau Kitab Undang- Undang Hukum Dagang. Dari dasar asas konkordansi, di tahun 1948
7 Soska Zone, Op.cit
15 kedua Undang-Undang tersebut berlaku di Indonesia dan hingga saat ini dikenal dengan KUHPerdata untuk BW dan KUH Dagang untuk WvK.
C. Hukum Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian
Salah satu bentuk hukum yang berperan nyata dan penting bagi kehidupan masyarakat adalah Hukum Perjanjian. Istilah perjanjian berasal dari bahasa Belanda yaitu overeenkomst, dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah contract/agreement.
Perikatan dalam bahasa Belanda disebut “ver bintenis”.
Istilah perikatan dalam literatur hukum di Indonesia. Perikatan adalah adalah suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu. Menurut ilmu pengetahuan Hukum Perdata, pengertian perikatan adalah suatu hubungan dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu.8
Hukum perjanjian merupakan hukum yang terbentuk akibat adanya suatu pihak yang mengikatkan dirinya kepada pihak lain.
Atau dapat juga dikatan hukum perjanjian adalah suatu hukum yang terbentuk akibat seseorang yang berjanji kepada orang lain untuk
8 Anisa SE.,MM, Hukum Perikatan, Umiversitas Gunadarma, Jakarta, hlm 2
16 melakukan sesuatu hal. Sedangkan beberapa pendapat pengertian Perjanjian menurut para ahli seperti9 :
a. K.R.M.T Tirtodiningrat, SH berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan perjanjian adalah suatu perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat di antara dua orang atau lebih untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang diperkenankan oleh undang-undang.
b. Menurut Prof. R. Subekti, SH. berpendapat bahwa perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
c. Menurut Prof. R. Wirjono Prodjodikoro, SH. menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal.
d. Menurut M. Yahya Harahap, SH berpendapat bahwa perjanjian adalah suatu hubungan hukum kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi.
9 Mgs Edy Putra Tje’Aman, 1989, Kredit Perbankan Suatu Tinjauan Yuridis, Liberty Yogyakarta, hlm. 18
17 2. Perjanjian Kontrak menurut BW
Perjanjian sebagai suatu kontrak merupakan perikatan yang mempunyai konsekuensi hukum yang mengikat para pihak yang pelaksanaannya akan berhubungan dengan hukum kekayaan dari masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut.10Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, menjelaskan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana suatu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih
Berdasarkan teori, di dalam suatu hukum kontrak terdapat 5 (lima) asas yang dikenal menurut ilmu hukum perdata. Kelima asas itu antara lain adalah:
1. asas kebebasan berkontrak (freedom of contract ) 2. asas konsen- sualisme (concsensualism)
3. asas kepas- tian hukum (pacta sunt servanda) 4. asas itikad baik ( good faith )
5. asas kepribadian (personality).11
Di samping kelima asas yang telah diuraikan di atas, dalam Lokakarya Hukum Perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17–19 Desember 1985 telah berhasil dirumuskannya delapan asas hukum perikatan nasional (BPHN, 1985:21).
10 Ricardo Simanjuntak, Hukum Kontrak Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, Gramedia, Jakarta, 2011, hlm 30-32
11 M. Muhtarom, Asas asas Hukum Perjanjian :Suatu Landasan Dalam Pembuatan Kontrak, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, SUHUF, Vol. 26, No. 1, Mei 2014
18 Kedelapan asas tersebut adalah: asas kepercayaan, asas persa- maan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moralitas, asas kepatutan, asas kebiasaan, dan asas perlindungan.12
3. Syarat Sahnya Perjanjian
Dalam naskah asli (bahasa belanda) Pasal 1320 KUH Perdata tidak dirumuskan dengan kata-kata “syarat sahnya perjanjian”, tetapi dengan kata-kata “syarat adanya perjanjian” (bestaanbaarheid der overeenkomsten).13 Perumusan kalimat “syarat adanya perjanjian”
tersebut kurang tepat. Dikatakan tidak tepat karena adakalanya suatu perjanjian tidak memenuhi salah satu syarat yang ditentukan Pasal 1320 KUH Perdata tersebut, tetapi tidak mengakibatkan batalnya atau tidak sahnya perjanjian. Dalam halnya kontrak mengandung cacat kehendak, karena adanya kesepakatan mengandung paksaan, penipuan, kekeliruan, atau penyalahgunaan keadaan hanya membawa akibat dapat dibatalkan. Demikian juga dalam hal perjanjian dibuat oleh pihak yang tidak cakap membuat perjanjian tidak berakibat batalnya perjanjian itu. Sepanjang tidak ada pembatalan perjanjian, perjanjian tersebut tetap sah.
Sedangkan syarat sah ya perjanjian kontrak menurutPasal 1320 KUH Perdata sendiri
1. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya;
12 M. Muhtarom, Op.cit
13 Ridwan Khairandy, 2013, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan (Bagian Pertama), Yogyakarta, FH UII Press, hlm.167.
19 2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab (causa) yang halal.14 4. Kontrak Elektronik
Salah satu bentuk dari berkembangnya perjanjian kontrak pada era ini adalah adanya Kontrak Elektronik. munculnya kontrak elektronik (e-contract) yang diperkenalkan dalam UNCITRAL (United Nation Commission On International Trade Law ) Model Law on Electronic Commerce pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2008, dengan diundangkannya UU-ITE ketentuan tentang e- contract diakui dalam hukum positif.
Kontrak Elektronik sendiri menurut pasal 1 ayat 17 Undang- Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik15 “ Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.”
D. Internet
1. Tinjauan Umum Internet
Internet Internet merupakan singkatan dari interconnected network karena fungsinya yang menghubungkan jaringan dari jaringan-jaringan
14 Retna Gumati, Syarat sahnya Perjanjian (ditinjau Dari KUHperdata),Vol 05, No.1, 2012
15 Undang- Undang no 13 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 1 Ayat 17
20 computer yang ada di dunia16. Dari satu fungsi itu, internet semakin berkembang dan memiliki banyak manfaat bagi perkembangan dunia.
Secara definitif, internet adalah sebuah sistem jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dari berbagai belahan dunia untuk saling terhubung dan bertukar data serta bertukar informasi. Dalam prakteknya, sebuah komputer untuk saling terhubung dengan computer lainnya membutuhkan bantuan dari sebuah program kecil bernama browser. Di dunia ini, perkembangan aplikasi browser telah berkembang secara cepat mengikuti perkembangan teknologi pada internet, khususnya koneksi internet dengan segala kelebihan dan kekurangannya.17
Dalam prakteknya, internet memunculkan istilah baru, yakni dunia maya. Sedangkan dunia di mana kita hidup disebut dunia nyata. Internet berada di antara keduanya. Karena salah satu fungsi internet adalah sebagai penghubung antara dunia nyata dengan dunia maya. Dunia maya adalah tempat para pengguna internet berkomunikasi. Sehingga internet menjadi sebuah jaringan komunikasi global.
Berjuta orang di seluruh dunia menggunakan internet untuk berbagai hal, mulai keperluan pribadi, organisasi, sampai keperluan perusahaan.
Masyarakat Indonesia di berbagai daerah juga sudah banyak yang menggunakan internet. Tidak hanya di perusahaan, penggunaan internet
16 Yuhelizar, 10 Jam Menguasai Internet Teknologi dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 1
17 Jubilee Enterprise, Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h.2.
21 juga masuk ke sekolah-sekolah sebagai sarana penting dalam kegiatan pembelajaran. Akses internet bahkan sudah mudah digunakan di rumahrumah.
2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE
UU ITE merupakan sebuah undang-undang atau sekumpulan aturan- aturan yang mengatur tentang informasi dan transaski elektronik, beserta dengan tata cara mengeluarkan atau mengemukakan sebuah informasi dan cara bertransaksi yang baik dengan memanfaatkan media elektronik.
Memiliki yuridiksi atau wilayah hukum, seperti yang terdapat dalam pasal 2 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE yang menyatakan bahwa undang-undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.18
Dalam penjelasan pasal 2 UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, dinyatakan bahwa undang-undang ini memiliki jangkauan yuridiksi tidak semata-mata untuk perbuatan hukum yang berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh warga negara Indonesia, tetapi juga berlaku
18 Tim Redaksi BIP, Undang-Undang Informasi dan Transasksi Elektronik, h. 33.
22 untuk perbuatan hukum yang dilakukan di luar wilayah hukum (yuridiksi) Indonesia baik oleh warga negara Indonesia, maupun warga negara asing atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing yang memiliki akibat hukum di Indonesia, mengingat pemanfaatan teknologi informasi untuk informasi
Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 4 UU ITE sebagai berikut:19
a) Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia.
b) Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c) Meningkatkan efektivitas dan evisiensi pelayanan publik.
d) Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab.
e) Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.
19 Soemarno Partodihardjo, Tanya Jawab Sekitar Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, h. 10.
23 E. Axie Scholarship
Axie Scholarship bermula dari permainan Axie infinity. Axie infinity sendiri adalah permainan berbasis blockchain sendiri muncul pada tahun 2018 dan popular pada tahun 2021. Permainan ini mengusung konsep Play-to-Earn karena pemain dapat mendapatkan keuntungan atau penghasilan dalam bentuk NFT Axie infinity Shard (AXS) dan Smooth Love Potion (SLP).20
Axie infinity Shard atau (AXS) dan Smooth Love Potion atau (SLP).Di dalam Axie sendiri adalah dua mata uang crypto yang digunakan. Kedua token ini dapat di perdagangkan seperti mata uang crypto lainya. Untuk mendapatkan AXS atau SLP sendiri, pennguna harus bertarung menggunakan monster yang disebut dengan Axie dengan pemain lain. SLP sendiri juga bisa digunakan untuk mengembang biakkan Axie sendiri agar menjadi lebih kuat. Cara kedua untuk mendapatkan AXS atau SLP sendiri adalah dengan menjual Axie yang telah dikembangkan.21
Untuk bisa memainkan Axie Infinite sendiri dibutuhkan minimal sebanyak 3 Axie, sedangkan harga rata rata Axie Pada Tahun 2021 adalah pada kisaran lebih dari $140 dengan maksimum sekitar $500.
Atau berkisar Rp.2.000.000,00 sampai dengan Rp. 7.500.000,00.
20 Imam Suhartadi, Op.cit,
21 Shaun Paul Lee, Op,cit
24 Karena dibutuhkan minimal 3 Axie maka modal yang dibutuhkan mulai dari Rp.6.000.000,00.
Dengan modal yang tinggi hanya untuk memainkan permainan ini sendiri mucullah Axie Scholarship dimana pemodal awal membeli Axie dan meminjamkannya pada Scholar untuk dimainkan. Pemodal awal atau yang bisaa disebut Manager ini membeli 3 Axie yang nantinya akan di pinjamkan ke Scholar-nya untuk dimainkan dan mendapatkan SLP.
Disini timbulah Perjanjian antara Manager dan Scholar di mana nantinya si pemodal akan mendapatkan bagian dari SLP yang di kumpulkan oleh Scholar.22
F. Undang Undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Pengertian hukum ketenagakerjaan masih beragam sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Akibat dari pandangan yang berbeda ini munculah pengertian hukum ketenagakerjaan ini dari beberapa ahli:
a. Molenar dalam Asikin (1993:2) meneyebut “Hukum pemburuhan dimana pokoknya mengatur hubungan kerja antara pengusaha dan tenaga kerja”.
b. Soepomo dalam Manulang (1995:2) meyebutkan bahwa
“Hukum pemburuhan adalah himpunan peraturan, baik tertyulis maupun tidak tertulis, yang berkenan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah”.
22 Shaun Paul Lee, Op,cit
25 c. Halim (1990:9) mnyebut “Hukum pemburuhan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan kerja yang harus dijaga oleh semua pihak, baik pihak buruh atau pengusaha atau pemberi pekerja”.
d. MG. Levencach, Hukum perburuhan merupakan hukum yang berkaitan dengan hubungan kerja, yaitu pekerjaan dilakukan dibawah suatu pimpinan dan bersangkutan dengan kehidupan dengan hubungan kerja itu sendiri.
e. Menurut N.E.H Van Esveld, hukum perburuhan merupakan hukum yang mengatur pekerja baik sesudah ada hubungan kerja maupun sebelum adanya hubungan kerja.23
Dari pengertian yang telah di paparka oleh para ahli di atas maka sesuai dengan pertimbangan yang ada di undang undang no 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan yakni: 24“bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha;”
23 Eko Wahyudi, Yulianingsih, Moh. Firdaus, 2016, Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta, Sinar Grafika Offset, Hlm. 4.
24 Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pertimbangan d