• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 2006). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

Variabel tergantung : Kebahagiaan di tempat kerja Variabel bebas : Efikasi diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kebahagiaan di tempat kerja

Kebahagiaan di tempat kerja didefinisikan sebagai kondisi emosi positif yang stabil yang didapatkan dari pengalaman menyenangkan di tempat kerja. Dengan bahagia di tempat kerja individu dimungkinkan dapat mengembangkan segala aspek kemanusiaan yang terdiri dari segi moral, sosial, dan emosional sehingga memiliki kreativitas dalam bekerja. Kebahagiaan di tempat kerja akan diukur dengan skala psikologi. Aspek kebahagiaan di tempat kerja yang digunakan dalam skala sebagai berikut: kontribusi, keyakinan, budaya, komitmen, kepercayaan diri, kepercayaan terhadap perusahaan, dan pengakuan. Apabila nilai yang diperoleh subjek tinggi, hal tersebut mengindikasikan adanya kebahagiaan di tempat kerja tinggi, demikian juga sebaliknya.

(2)

2. Efikasi diri

Efikasi diri dalam penelitian ini didefinisikan sebagai evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan (Bandura, 1977).Efikasi diri akan diukur dengan skala psikologi yang disusun berdasarkan dimensi sebagai berikut:

tingkat kesulitan tugas, luas bidang perilaku,dan kemantapan keyakinan (Bandura, 1977). Apabila nilai yang diperoleh subjek tinggi, dapat diartikan bahwa efikasi diri yang dimilikinya tinggi, pun sebaliknya.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi

Populasi menurut Margono (2010) didefinisikan sebagai suatu data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dapat juga dimaknai sebagai sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2007). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakan dari kelompok subjek lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Untuk mencegah generalisasi yang terlalu luas maka ditentukan terlebih dahulu luas populasi sebelum menetapkan besar kecilnya sampel. Prosedur ini berguna untuk menghindari generalisasi yang akan memberikan hasil yang

(3)

menyesatkan. Populasi dalam penelitian ini adalahkaryawan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang berjumlah 240 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dan tentunya memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2007). Sampel harus dapat merepresentasikan karakter populasinya bukan berarti identik dengan seluruh karakter populasi, akan tetapi cukup identik dengan beberapa karakter populasi yang akan dipelajari dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2006) apabila jumlah subjek lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Peneliti merasa 19% sudah cukup mewakili keseluruhan populasi.

n = N x 19%

Keterangan :

n: jumlah sampel dikurangi tryout n = 210 x 19% N: jumlah sampel Dari perhitungan tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 40 orang. Hasil tersebut dirasa cukup untuk dapat digeneralisasikan.

3. Sampling

Dalam sampling, atau sering disebut dengan tehnik pengambilan sampel, harus memperhatikan berapa jumlah anggota sampel yang diperlukan bagi suatu penelitian agar sampel yang diambil benar-benar representatif populasinya dan dapat mengurangi bias karena faktor sampel, maka perlu menerapkan teknik pengambilan sampel.

(4)

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling.

Menurut Sugiyono (2004), accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi dengan tujuan agar memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Azwar (2009) menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, yaitu:

1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang secara tidak langsung dapat mengungkap atribut yang hendak diukur dan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

2. Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem.

3. Respon subjek tidak diklarifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.

Data yang diperoleh dari berupa respon atau pernyataan yang tercantum pada tiap-tiap butir skala sikap. Dari respon subjek didapatkan pada setiap pernyataan itu kemudian disimpulkan mengenai arah dan intensitas seseorang. Salah satu sifat skala sikap adalah isi pernyataan yang dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan

(5)

ukurnya, akan tetapi dapat juga berupa pernyataan tidak langsung yang kurang jelas tujuannya bagi responden. Walaupun responden dapat mengetahui bahwa skala tersebut bertujuan mengukur sikap namun pernyataan tidak langsung ini biasanya tersamar dan mempunyai sifat proyektif.

Setiap skala sikap memiliki lima alternative jawaban yang dibedakan menjadi pernyataan favorabel dan unfavorabel dengan model skala Likert yang sudah dimodifikasi menjadi lima alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Untuk lebih jelasnya maka system penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Sistem Penilaian AitemSkala

Favorabel Unfavorabel

Sangat Sesuai (SS) = 5 Sangat Sesuai (SS) = 1

Sesuai (S) = 4 Sesuai (S) = 2

Netral (N) = 3 Netral (N) = 3

Tidak Sesuai (TS) = 2 Tidak Sesuai (TS) = 4

Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) = 5

Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua skala, yaitu:

1. Skala Kebahagiaan di tempat kerja

Kebahagiaan di tempat kerja dalam penelitian ini menggunakan konstruk teori dari Jones (2010), dengan jumlah aitem adalah 58, yang terbagi dalam delapan

(6)

aspek yaitu, kontribusi, keyakinan, budaya, komitmen, kepercayaan diri, kepercayaan terhadap perusahaan, dan pengakuan. Skor dari skala diukur apabila semakin tinggi maka tingkat kebahagiaan di tempat kerjanya semakin tinggi, sebaliknya bila skor rendah maka rendah pula tingkat kebahagiaan di tempat kerjanya. Skala kebahagiaan di tempat kerja terdiri dari pernyataan favorabel dan unfavorabel dengan lima alternatif jawaban. Untuk pernyataan favorabel yang jawabannya sangat tidak sesuai, akan diberikan nilai terendah yaitu 1 dan jawaban sangat sesuai diberi nilai tertinggi, yaitu 5. Sedangkan untuk pernyataan unfavorabel system pemberian nilainya sebaliknya. Secara operasional pembuatan skala kebahagiaan di tempat kerja berdasarkan blue- print adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Blueprint skala kebahagiaan di tempat kerja (sebelum tryout)

Aspek Indikator No Aitem Jml Aitem %

F U F U

Kontribusi Dari dalam 1, 57 9,25 2 2

Ke luar 33,49 54, 58 2 2

Keyakinan Termotivasi 10 2 1 1

Berperilaku efektif efisien 26 18 1 1

Menjadi resilien 42 34 1 1

Mempersepsikan dampak positif dari kinerja

55 50 1 1

Budaya Menikmati pekerjaan 3 11 1 1

Menyukai rekan kerja 19 27 1 1

Menghargai nilai-nilai perusahaan

35 43 1 1

Punya etos kerja yang baik 51 56 1 1

Komitmen Melakukan sesuatu yang dianggap berharga

12 4 1 1

(7)

Tertarik dengan pekerjaan 28 20 1 1 Percaya pada visi dan misi

organisasi

44 36 1 1

Ada peningkatan emosi positif

17 52 1 1

Kepercayaan diri

Menyelesaikan apa yang dimulai

5 13 1 1

Punya kepercayaan diri tinggi

21 29 1 1

Paham peran di organisasi 37 45 1 1

Kebanggaan Bangga pada kontribusi di perusahaan

14 6 1 1

efek kebanggaanya 30 22 1 1

Dampak kinerjanya 46 38 1 1

Percaya pada perusahaan

Bekerja tepat, terencana, penuh perasaan

7 15 1 1

Mempercayai rekan kerja 23 31 1 1

Percaya pada atasan 39 47 1 1

Pengakuan Menyadari kinerja individu 16 8 1 1

Menyadari pencapaiannya 32 24 1 1

Menyadari performansi 48 40 1 1

Menyadari dedikasi diri 53 41 1 1

Jumlah 28 28 %

2. Skala Efikasi diri

Efikasi diri dalam penelitian ini diungkap dengan skala efikasi diri yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti dari skala Putri (2012) yang menggunakan dimensi dari Bandura (1977). Skala ini memuat 49 aitem yang terbagi dalam tiga dimensi yaitu, tingkat kesulitan tugas (magnitude), luas bidang perilaku (generality), dan kemantapan keyakinan (strength).

Semakin tinggi skor skala, menunjukan semakin tinggi tingkat efikasi diri, sedangkan skor skala yang semakin rendah menunjukkan semakin rendah tingkat efikasi diri. Uji validitas skala penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dari

(8)

50 aitem terdapat 1 yang gugur, sehingga tersisa 49 aitem yang valid. Koefisien korelasi (rbt)= dari 0,356 sampai 0,918 dengan p < 0,05 dan koefisien reliabilitas (rtt)= 0,953

Skala efikasi diri terdiri dari pernyataan favorabel dan pernyataan unfavorabel dengan lima alternative jawaban. Untuk pernyataan favorabel yang jawabannya sangat tidak sesuai, akan diberikan nilai 1 dan jawaban sangat sesuai diberi 5. Untuk pernyataan unfavorabel pemberian nilainya sebaliknya. Secara operasional pembuatan skala efikasi diri berdasarkan blue- print adalahsebagai berikut:

Tabel 3

Blue Print Skala Efikasi diri (sebelum Uji coba)

Dimensi Indikator Nomer Aitem Jmlh

F U

Magnitude Mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan

1, 15, 29, 43

8, 22, 36,47

8 (Tingkat

kesulitan tugas

Yakin dapat menyelesaikan tugas dari yang mudah hingga yang sulit

9, 23, 37, 48

2, 16, 30, 44

8 Generality Mampu menyelesaikan tugas di berbagai

situasi

3, 17, 31 10, 24, 38 6 (Luas bidang

perilaku)

Mampu menguasai beberapa bidang sekaligus dalam satu waktu

11, 25, 39 4, 18, 32 6 Yakin mampu menyelesaikan tugas yang

bermacam-macam

5, 19, 33 12, 26,40 6 Strengh Memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil

yang baik di pekerjannya

13, 27, 41, 45

6, 20, 34, 49

8 Optimis dan mampu bertahan dalam

menghadapi kesulitan

7, 21, 35 14, 28, 42,46

7

Jumlah Total 24 25 49

E. Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

(9)

Validitas adalah ketepatan suatu instrumen mampu mengukur apa yang diukur (Azwar,2013). Suatu alat ukur yang memiliki validitas tinggi tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data yang diukurnya.

Sebelum dilakukan uji coba (try- out), validitas alat ukur dalam penelitian ini harus memenuhi validitas isi. Validitas isi merupakan langkah telaah dan revisi butir pertanyaan atau pernyataan yang dilakukan berdasarkan pendapat dari profesional (professional judgement) (Suryabrata, 2006). Prosedur validitas isi pada penelitian ini dilakukan oleh professional judgement, yaitu pembimbing skripsi. Pengujian validitas alat ukur dilakukan setelah ditentukan aspek-aspek dan dibuat aitem-aitem pernyataan sesuai blueprint. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode product moment dari Pearson.

2. Uji Reliabilitas

Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten menurut subjek ukurnya atau dapat juga sebagai konsistensi atau stabilitas yang merupakan indikasi pengukuran itu dapat memberikan hasil sama jika dilakukan pengujian ulang (Azwar, 2010). Teknik yang digunakan untuk mengukur reabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan . Metode Cronbach Alpha sesuai digunakan pada skor berbentuk skala, misal 1-5 atau berbentuk rentangan, misalnya 0-100.

Rumus Cronbach Apha (Azwar, 2010)

(10)

) Keterangan:

= Koefisien reliabilitas alpha

= Jumlah belahan

= Varian skor pernyataan pada belahan pertama

= Varian skor pernyataan pada belahan kedua

= Varian skor total

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas ( yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas skala. Sebaliknya jika semakin mendekati angka nol maka semakin rendah reliabilitas skala tersebut. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan batasan koefisien sebesar 0,6. Menurut Sekaran (1992 dalam Priyatno, 2011), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk kemudian diuji kesesuaiannya dengan hipotesis yang telah diajukan, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Product Moment Pearson (Azwar, 2010), dengan rumus sebagai berikut:

(11)

Keterangan:

= Indek korelasi antara x dan y

= Jumlah skor masing-masing pernyataan

= Jumlah skor total pernyataan

= Jumlah perkalian skor x dan skor y (total butir) semua objek N = Banyaknya responden

= Jumlah kuadrat tiap butir

= Jumlah kuadrat total butir

Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Analisis data dilakukan untuk mengetahui korelasi atau hubungan kebahagiaan di tempat kerja dengan efikasi diri pada karyawan LPP RRI Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana implementasi Rekrutmen politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang dilakukan

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep diri seorang karyawan yang akan memasuki masa pensiun serta

Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk menyesuaikan be­ sarnya harga pekerjaan bangunan dengan keadaaan dewasa ini dan mengatur dengan pasti besarnya uang pengganti biaya pembuatan

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Untuk itu penelitian ini akan menggunakan kombinasi kedua metode yaitu KNN dan Gini Index tersebut untuk memungkinkan klasifikasi tingkat kognitif soal pada

Kompetisi di industri perbankan sudah sangat ketat sehingga bank syariah tidak dapat lagi sekedar mengandalkan produk-produk standar untuk menarik nasabah.Pengembangan produk

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 dan dikoordinatori oleh Bapak Adri dari divisi FPMP. Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan Seminar Kit

Berdasarkan hasil systematic literature review dan pembahasan mengenai penyuluhan metode ceramah dan bermain peran (role play) dari 6 artikel yang di review, maka dapat disimpulkan