Universitas Kristen Petra 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Kerja Penelitian
Secara garis besar, tahapan kerja penelitian ini dapat dijelaskan pada grafik berikut ini (Gambar 3.1).
Gambar 3.1. Tahapan Kerja Penelitian NO
STUDI LITERATUR
PENENTUAN INDIKATOR Indikator
Keselamatan Kerja
- OSHA - HSE - OHS
Kondisi Tempat Kerja
Wawancara (Metode Delphi)
ALAT PENGUKURAN KINERJA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA IMPLEMENTASI OK?
YES
Tindakan Pekerja Penyebab
Kecelakaan Kerja - Unsafe
Condition - Unsafe Act
ANALISA DAN PEMBAHASAN
FINISH
PENGUMPULAN DATA
Observasi
Analisa Data
Universitas Kristen Petra 3.2. Studi Literatur
Studi literatur terdiri dari tujuh bagian utama yang menunjang pembuatan alat pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Bagian-bagian tersebut antara lain (1) definisi keselamatan kerja, (2) mekanisme kecelakaan kerja, (3) program keselamatan dan kesehatan kerja, (4) sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, (5) pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, (6) indikator keselamatan dan kesehatan kerja, serta (7) penelitian sebelumnya. Hasil studi literatur yang berupa dasar teori dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mendukung langkah selanjutnya, yaitu penentuan indikator yang digunakan pada alat pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
3.3. Penentuan Indikator
Indikator pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja diperoleh dari hasil studi literatur. Indikator-indikator yang ada dirangkum berdasarkan penyebab kecelakaan kerja, yaitu kondisi tempat kerja dan tindakan pekerja.
3.3.1 Kondisi Tempat Kerja
Pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3 berikut ditampilkan klasifikasi safety check list HSE (UK), OHS (AUS), dan OSHA (USA).
Tabel 3.1. Klasifikasi HSE (UK) Indikator
Kondisi Tempat Kerja
Peralatan Perlengkapan Lingkungan Kerja
H S E (UK)
Public protection and information √
Fall prevention / protection √
Safe access √
Scaffolds √
Ladders and step ladders √
Powered access equipment √
Cranes and lifting appliances √
Plant and equipment √ √
Hoist √
Site traffic and vehicles √
Excavations √
Fire and other emergencies √
Electricity √
Universitas Kristen Petra Lanjutan Tabel 3.1. Klasifikasi HSE (UK)
Indikator
Kondisi Tempat Kerja
Peralatan Perlengkapan Lingkungan Kerja
H S E (UK)
Hazardous substances √
Manual handling √ √
Welfare √
Noise √
Personal protective equipment √
Tabel 3.2. Klasifikasi OHS (AUS) Indikator
Kondisi Tempat Kerja
Peralatan Perlengkapan Lingkungan Kerja
O H S (AUS)
Manual handling √ √
Machinery and equipment √
Chemicals √
Electrical √
Emergency procedures √
Slips, Trips, and falls √
Tabel 3.3. Klasifikasi OSHA (USA) Indikator
Kondisi Tempat Kerja
Peralatan Perlengkapan Lingkungan Kerja
O S H A (USA)
Signs, notices, and notifications √
Overhead protection √
Hoisting equipment √
Walkways and ramps √
Ladders √
Excavations and trenches √
Fire protections √
Openings - walls, floors, roofs √
Scaffolds √
Stairs and landings √
Material handling √
Housekeeping √
Lighting and temporary wiring √
Grounding and electrical √
Portable and power saws √
Hand tools √
First aid √
Traffic control √
Personal protective equipment √
Heavy equipment √
Security √ √ √
Liability
Other…
Universitas Kristen Petra Indikator kondisi tempat kerja dibagi menjadi dua bagian, yaitu sub structure dan upper structure yang masing-masing ditinjau dari sisi peralatan, perlengkapan K3, dan lingkungan kerja (Health and Safety Executive UK, 2001) dimana masing-masing indikator terdiri atas lima sub indikator (Gambar 3.2).
Setiap indikator mempunyai kriteria-kriteria pengukuran yang digunakan untuk pengukuran secara lebih detail terhadap kondisi tempat kerja.
Gambar 3.2. Indikator Kondisi Tempat Kerja
Kriteria pengukuran yang digunakan untuk kelompok indikator peralatan, antara lain:
A. Peralatan Berat 1. Posisi alat berat 2. Jalur gerak alat berat 3. Kondisi alat berat 4. Stabilisasi alat berat 5. Kapasitas alat berat B. Perkakas Tangan
1. Ketersediaan perkakas tangan
Kondisi Tempat Kerja
Sub Structure dan Upper Structure
Peralatan Perlengkapan K3 Lingkungan Kerja
Peralatan Berat
Perkakas Tangan
Perancah
Tangga
Lift dan Alat Angkut
Pelindung Diri
Pagar, Jaring Pengaman Rambu K3
Pertolongan Pertama
Alat Pemadam Kebakaran
Penataan Site
Kebersihan
Penerangan
Kebisingan
Kenyamanan
Universitas Kristen Petra 2. Kondisi dan kelayakan perkakas tangan
3. Tempat penyimpanan perkakas tangan 4. Kapasitas perkakas tangan
C. Perancah
1. Kondisi perancah 2. Posisi perancah 3. Sambungan perancah 4. Pengaku perancah 5. Kapasitas perancah D. Tangga
1. Pijakan tangga proyek 2. Permukaan tangga proyek
3. Posisi dan kemiringan tangga proyek 4. Kapasitas tangga proyek
E. Lift dan Alat Angkut
1. Ketersediaan perkakas tangan
2. Kondisi dan kelayakan perkakas tangan 3. Tempat penyimpanan perkakas tangan 4. Kapasitas perkakas tangan
Kriteria pengukuran yang digunakan untuk kelompok indikator perlengkapan K3, antara lain:
A. Perlindungan Diri
1. Ketersediaan alat pelindung diri
2. Kondisi dan kelayakan alat pelindung diri 3. Tempat penyimpanan alat pelindung diri B. Pagar dan Jaring Pengaman
1. Ketersediaan alat pelindung diri
2. Kondisi dan kelayakan alat pelindung diri 3. Tempat penyimpanan alat pelindung diri C. Rambu K3
1. Ketersediaan rambu K3
2. Kondisi dan kelayakan rambu K3
Universitas Kristen Petra 3. Posisi dan penempatan rambu K3
4. Kejelasan rambu K3 D. Pertolongan Pertama
1. Ketersediaan obat dan alat pertolongan pertama
2. Kondisi dan kelayakan obat dan alat pertolongan pertama 3. Tempat penyimpanan obat dan alat pertolongan pertama E. Pemadam Kebakaran
1. Ketersediaan alat pemadam kebakaran dan alarm tanda kebakaran 2. Kondisi alat pemadam kebakaran dan alarm tanda kebakaran 3. Posisi alat pemadam kebakaran dan alarm tanda kebakaran
Kriteria pengukuran yang digunakan untuk kelompok indikator lingkungan kerja, antara lain:
A. Penataan Site
1. Jalur dan kondisi jalan keluar masuk proyek 2. Rambu lalu lintas proyek
3. Penempatan material 4. Jalur angkut material
5. Posisi dan kondisi panel + kabel listrik B. Kebersihan
1. Kebersihan tempat kerja 2. Kadar udara bersih
3. Ketersediaan tempat sampah C. Penerangan
1. Pencahayaan 2. Letak penerangan D. Kebisingan
1. Intensitas bunyi E. Kenyamanan
1. Ketersediaan dan kondisi kamar mandi (WC) 2. Ketersediaan dan kondisi kantin
3. Ketersediaan tempat istirahat (berlindung dari panas, hujan, dll)
Universitas Kristen Petra 3.3.2 Tindakan Pekerja
Indikator tindakan pekerja dibagi menjadi dua bagian, yaitu sub structure dan upper structure yang masing-masing dijabarkan menjadi sembilan indikator (Tabel 3.4). Pemilihan sembilan indikator dari 15 indikator tindakan pekerja dilakukan berdasarkan kriteria yaitu indikator yang dapat dinilai di lapangan.
Tabel 3.4 Indikator Tindakan Pekerja No. Indikator Tindakan Pekerja
1 Menggunakan peralatan dengan kecepatan yang salah 2 Melepas peralatan pengaman
3 Menggunakan peralatan yang rusak
4 Menggunakan peralatan untuk tugas yang tidak sesuai 5 Tidak memakai perlengkapan perlindungan diri 6 Mengangkat barang dengan cara yang salah 7 Bermain
8 Merokok di tempat yang tidak diijinkan 9 Minum alkohol atau obat-obatan terlarang
3.4. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data untuk kondisi tempat kerja menggunakan teknik wawancara, yang dilakukan kepada tiga orang safety officer dengan menggunakan petunjuk umum wawancara, dengan pertimbangan agar responden dapat memberikan informasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh pewawancara. Oleh karena itu, sebelum melakukan wawancara dilakukan penyusunan petunjuk umum wawancara. Informasi yang diminta dari responden antara lain:
1. Data responden
Data responden meliputi nama lengkap, jabatan, dan pengalaman kerja masing-masing responden. Formulir data diri responden dapat dilihat pada Lampiran1.
2. Bobot masing-masing indikator
Indikator yang diukur bobotnya hanya indikator kondisi tempat kerja.
Jumlah bobot dari setiap kelompok indikator adalah 100%, dan jumlah bobot tiga indikator juga 100%. Formulir pengisian bobot masing-masing indikator dapat dilihat pada Lampiran 1. Bobot setiap indikator yang
Universitas Kristen Petra didapatkan selanjutnya akan dikalikan dengan nilai penerapan di lapangan (didapatkan pada saat implementasi alat pengukuran di lapangan).
Proses pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode Delphi. Tahap-tahap pengumpulan data menggunakan Metode Delphi adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan responden dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Responden diberi lembar penilaian untuk membuat penilaian berdasarkan
pengalaman mereka (nama responden tidak dicantumkan untuk menghindari pengaruh penilaian responden satu dengan yang lainnya) 3. Penilaian dari masing-masing responden dihitung nilai rata-ratanya (mean)
dan hasilnya diberikan kembali kepada responden
4. Berdasarkan pertimbangan informasi hasil olahan pada tahap 3, responden kembali diminta memberikan penilaian
5. Proses ini dapat diulang beberapa kali sampai hasil pengolahan penilaian responden menuju ke titik yang sama (konvergen)
Data hasil wawancara diolah dengan menggunakan analisa nilai rata-rata (mean) dan error. Berikut ini tahap-tahap pengolahan data hasil wawancara untuk kondisi tempat kerja:
1. Perhitungan nilai mean untuk bagian sub structure dan upper structure pada setiap putaran
2. Perhitungan nilai error (penyimpangan) penilaian masing-masing responden pada setiap putaran dan rata-rata nilai error pada setiap putaran
E = N
N - Nx
E = Nilai Error
Nx = Penilaian Responden x
N = Nilai rata-rata penilaian responden pada suatu putaran 3. Perbandingan nilai mean dan error antar putaran.
Universitas Kristen Petra 3.5. Pembuatan Alat Pengukuran Kinerja K3
Alat pengukuran kinerja K3 dibuat dalam bentuk aplikasi komputer. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kerja kontraktor dalam melakukan pengukuran dan pengolahan data hasil pengukuran.
Pembuatan alat pengukuran kinerja K3 dimulai dengan membentuk data pendukung alat pengukuran kinerja K3. Data pendukung tersebut terdiri dari indikator-indikator yang telah memiliki nilai bobot dari hasil analisa nilai rata- rata. Pembuatan aplikasi alat pengukuran kinerja K3 dilanjutkan dengan pembuatan alur proses pengukuran untuk memberikan gambaran umum proses pengukuran kinerja K3 pada proyek konstruksi. Proses selanjutnya adalah pembuatan kerangka kerja aplikasi untuk memberikan gambaran umum keseluruhan program yang akan dirancang. Setelah kerangka kerja program, dibuatlah tampilan aplikasi dari alat pengukuran kinerja K3.
Alat pengukuran kinerja K3 yang telah selesai dibuat menjadi sebuah aplikasi komputer, selanjutnya akan difungsikan dan digunakan untuk mengukur kinerja kontraktor terhadap kondisi tempat kerja maupun tindakan pekerja.
Secara garis besar penggunaan alat pengukuran kinerja K3 terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
1. Penilaian kondisi tempat kerja dan tindakan pekerja 2. Aplikasi komputer
3. Penyajian informasi
Setelah selesai dibuat, alat pengukuran kinerja K3 diimplementasikan pada sebuah bangunan gedung bertingkat yang berada pada tahap konstruksi.
Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi aplikasi alat pengukuran kinerja K3 secara keseluruhan untuk perkembangan selanjutnya