• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 1 - PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI NOMOR 4 TAHUN 2021 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "- 1 - PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI NOMOR 4 TAHUN 2021 TENTANG"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI NOMOR 4 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2021/2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI,

Menimbang : a. bahwa untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi dan dinamika perubahan pendidikan tinggi, perlu ada acuan penyelenggaraan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Dekan tentang Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2021/2022.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Mahasiswa;

5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130) sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 781);

6. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 58 Tahun 2018 tentang Statuta Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1578);

(2)

- 2 -

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 47);

8. Peraturan Universitas Brawijaya Nomor 1 Tahun 2017 tentang Standar Mutu (Lembaran Universitas Brawijaya Tahun 2017 Nomor 97);

9. Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 25 Tahun 2020 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (Lembaran Universitas Brawijaya Tahun 2020 Nomor 32) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 73 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Rektor Nomor 25 Tahun 2020 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (Lembaran Universitas Brawijaya Tahun 2020 Nomor 90);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DEKAN TENTANG TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Pasal 1

Dalam Peraturan Dekan ini yang dimaksud dengan:

1. Fakultas yang selanjutnya disebut FKGUB adalah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya.

2. Dekan adalah pemimpin Fakultas yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan FKGUB.

3. Penyelenggaraan Pendidikan adalah pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan koordinasi pelaksanaan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi sesuai beban studi yang ditetapkan.

5. Sistem Kredit Semester yang selanjutnya disingkat SKS adalah suatu sistem kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester.

6. Outcome Base Education yang selanjutnya disingkat OBE adalah metode pembelajaran yang memiliki fokus pada capaian pembelajaran.

7. Model Interaksi Sinkron adalah interaksi pembelajaran dosen dan mahasiswa dalam waktu yang sama.

8. Model Interaksi Asinkron adalah interaksi pembelajaran dosen dan mahasiswa yang dilaksanakan tidak dalam waktu yang sama.

9. Pembelajaran dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Pembelajaran Daring adalah pembelajaran yang terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya tanpa tatap muka secara langsung dengan menggunakan dua model interaksi antara dosen dan mahasiswa berdasar waktu proses pembelajaran, yaitu Model Interaksi Sinkron dan Model Interaksi Asinkron.

10. Merdeka Belajar adalah hak belajar mahasiswa di luar program studi paling singkat dilaksanakan selama satu semester dan paling lama tiga semester

11. Jurusan adalah himpunan sumber daya pendukung yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik dan pendidikan profesi.

(3)

-3-

12. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan

dan

pembelqiaran yang memiliki Kurikulum dan metode pembelajaran tertentu

dalam satu

jenis

pendidikan akademik dan pendidikan profesi.

13.

Laboratorium adalah perangkat penunjang

pelaksanaan

pendidikan

di lingkungan Fakultas.

14.

Unit

Pelaksana Akademik

adalah seluruh pihak yang

memiliki tugas dan wewenang dafam penyelenggaraan kegiatan akademik tingkat Fakultas.

15. Kalender Kegiatan Akademik adalah dasar pengaturan waktu penyelenggaraan kegiatan akademik di

UB

selama

satu

tahun akademik yang telah ditetapkan dengan peraturan rektor no 18 tahun 2021.

Pasal 2

{1) Penyelenggaraan Pendidikan FKG Tahun Akademik 2O2L/2O22 dilaksanakan

berdasarkan ketentuan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Dekan ini.

(2) l,ampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a.

Lampiran

l

Kalender Kegiatan Akademik UB Tahun Akademik 2O2L12O22.

b.

l"ampiran 2 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan FKG UB.

c.

l,ampiran 3 Tata Tertib Pelaksanaan Pendidikan PS Sarjana Kedokteran Gigi.

d.

I"ampiran 4 Tata Tertib Pelaksanaan Pendidikan PS Profesi Dokter Gigi.

Pasal 3

Kalender Kegiatan Akademik

UB

Tahun Akademik 2021/2022

telah

ditetapkan dengan Peraturan Rektor No. 18 Tahun 2021, berlaku bagi semua mahasiswa FKG UB dan Unit Pelaksana Akademik di FKG UB.

Pasal 4

(1)

Penyelenggaraan Pendidikan yang

diatur

dalam Peraturan Dekan

ini

berlal<u bagi mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 2o2l/2o22.

(2) Produk hukum FKG UB yang mengatur Penyelenggaraan Pendidikan FKG UB yang

teLah ada sebelum Peraturan Dekan ini ditetapkan dinyatakan tetap berlaku bagi mahasiswa sesuai dengan tahun akademik mahasiswa terdaftar di FKG UB.

Pasal 5

Peraturan Dekan

ini mulai

berlaku pada awal Semester Ganjil Tahun Akademik 2O2r/2022.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Dekan ini dengan penempatannya dalam Lembaran universitas Brawijaya.

Ditetapkan di Malang

Pada tanggal 12 Oktober 2O2l

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA,

I

*)

1I

NUR PERMATASARI

(4)

I SEMESTER GANJIL TANGGAL 1 Regsitrasi Adminstrasi (pembayaran UKT/SPP)

bagi mahasiswa lama 2 - 17 Agustus 2021

2 Regsitrasi Akademik (pengisian KRS) mahasiswa

lama 2 - 18 Agustus 2021

3 Batas akhir batal tambah dan pembatalan mata

kuliah Kebijakan Penentuan tanggal

diserahkan Fakultas masing-masing 4 Kuliah + Ujian Tengah Semester (UTS) + Ujian

Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 23 Agustus - 17 Desember 2021 5 Rekonsiliasi Data Mahasiswa 20 September - 1 Oktober 2021 6 Pelaporan PDDikti Semester Pelaporan 2020.2 dan 2021.1 (maba) Penetuan Tanggal sesua dengan

Ketentuan PD-DIKTI 7 Batas akhir pengumuman nilai ujian dan Pengisian KHS 7 Januari 2022 8 Proses evaluasi keberhasilan studi mahasiswa 10 Januari 2022 9 Batas akhir pelaksanaan Yudisium *) 11 Januari 2022 10 Batas akhir proses keputusan keberhasilan studi

mahasiswa 12 Januari 2022

11 Batas akhir Semester Ganjil 12 Januari 2022

*) yudisium melebihi batas waktu tersebut tidak diperbolehkan

II SEMESTER GENAP TANGGAL

1 Regsitrasi Adminstrasi (pembayaran UKT/SPP)

bagi mahasiswa lama 24 Januari - 3 Februari 2022 2 Regsitrasi Akademik (pengisian KRS) mahasiswa

lama 25 Januari - 4 Februari 2022

3 Batas akhir batal tambah dan pembatalan mata

kuliah Kebijakan Penentuan tanggal

diserahkan Fakultas masing-masing 4 Kuliah + Ujian Tengah Semester (UTS) + Ujian

Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 7 Februari - 10 Juni 2022 5 Rekonsiliasi Data Mahasiswa 20 Februari - 11 Maret 2022 6 Pelaporan PDDikti Semester Pelaporan 2021.1 dan

2021.2 (maba pascasarjana) Penetuan Tanggal sesua dengan Ketentuan PD-DIKTI 7 Batas akhir pengumuman nilai ujian dan Pengisian

KHS 15 Juni 2022

Lampiran 1

Kalender Kegiatan Akademik UB Tahun Akademik 2021/2022

Sesuai Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomor 18 Tahun 2021

(5)

II SEMESTER GENAP TANGGAL 8 Pelaksanaan Semester Antara 20 Juni - 15 Juli 2022 9 Batas akhir pengumuman nilai ujian dan Pengisian

KHS Semester Antara 19 Juli 2022

10 Proses evaluasi keberhasilan studi mahasiswa 20 Juli 2022 11 Batas akhir pelaksanaan Yudisium* 21 Juli 2022 12 Batas akhir proses keputusan keberhasilan studi

mahasiswa 22 Juli 2022

13 Batas akhir Semester Genap 22 Juli 2022

*) yudisium melebihi batas waktu tersebut tidak diperbolehkan

III KEGIATAN UNIVERSITAS TANGGAL

1. Upacara Dies Natalis UB ke 58 (Pidato Ilmiah) 05 Januari 2022

(6)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |1

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

BAB I PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH

Sejarah berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi dimulai dengan dibentuknya Tim Penyusunan Proposal Dan Persiapan Pembukaan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yaitu Dr. Samsul Islam, dr., SpMK, M.Kes pada tahun 2007 berdasarkan SK Dekan No 062/SK/J.10.1.17/KP/2007dimana proses pembinaan dilakukan oleh Fakultas serumpun bidang ilmu yaitu Fakultas Kedokteran. Tim Penyusunan Proposal terdiri dari : Perwakilan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Malang Raya, Perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan Perwakilan RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

Dalam rangka penyempurnaan proposal, tim tersebut mengadakan studi banding ke berbagai institusi pendidikan dokter gigi diantaranya UNAIR, UGM, UMY, UI serta mengundang para pakar pendidikan sebagai narasumber. Adapun yang menjalankan amanah sebagai konsultan penyusunan kurikulum adalah FKG UI karena Dekan FK UB telah memutuskan bahwa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi nantinya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pendekatan Problem Based Learning (PBL).

Pada tanggal 15 Mei 2008 Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) memberikan rekomendasi terhadap pembukaan Jurusan / Program Studi baru yaitu Jurusan / Program Studi Pendidikan Dokter Gigi ( PSPDG ) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan melakukan kunjungan dan meninjau keadaan lapang. Melalui SK Dirjen DIKTI No. 2123/D/T/2008 tertanggal 11 Juli 2008 maka PSPDG FKUB resmi didirikan dan diijinkan untuk beroperasi. Perubahan status dari PSPDG FKUB menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya ditandai dengan turunnya Surat Persetujuan Menpan RB Nomer : B/3278/M.PAN-RB/10/2015 tanggal 9 Oktober 2015 dan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia N0. 4 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Brawijaya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130) dan dilantiknya Dekan FKG UB melalui SK Rektor UB No. 95 tanggal 11 April 2016. Dan posisi saat ini Program Studi Kedokteran Gigi mendapat Akreditas Lamptkes dengan kategori : A dan Program Studi Profesi Dokter Gigi mendapat Akreditas Lamptkes dengan kategori : B.

1.2 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, NILAI DAN MOTTO VISI :

Menjadi Fakultas Kedokteran Gigi yang Unggul, Bertaraf Internasional dan Berperan Aktif dalam Pembangunan Bangsa melalui Proses Pendidikan, Penelitian serta Pengabdian Masyarakat Tahun 2026

MISI :

1. Menyelenggarakan Pendidikan Bertaraf Internasional untuk Menghasilkan Lulusan Berkemampuan Akademik yang Profesional, Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, Berjiwa dan Berkemampuan Entrepreneur

2. Mengembangkan Pendidikan dan Penelitian Berbasis Nanoteknologi dalam Bidang Kedokteran Gigi

3. Mengembangkan, Menyebarluaskan dan Menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Kedokteran Gigi dalam Berbagai Aspek untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan Masyarakat

Lampiran 2

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2021/2022

(7)

TUJUAN :

1. Menghasilkan Sumber Daya Manusia Lulusan Dokter Gigi yang Berkualitas, Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mampu Membelajarkan Diri, Berwawasan Luas, Memiliki Disiplin dan Etos Kerja yang Tinggi, Berjiwa Entrepreneur, serta Mampu Bersaing di Tingkat Nasional dan Internasional

2. Menghasilkan Luaran Penelitian Unggul Khususnya Bidang Nanoteknologi berupa Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

3. Meningkatkan Kemampuan dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Konsep Pemecahan Masalah dengan Menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Dalam Bidang Kedokteran Gigi

SASARAN :

A. Misi 1: “Pendidikan Bertaraf Internasional” dengan sasaran:

1. Terwujudnya Program Studi yang berdaya saing internasional

2. Terselenggaranya tata pamong yang efektif dan efisien, akuntabel, transparan, adil, kredibel

3. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dan kompeten 4. Terwujudnya tata kelola

5. Terwujudnya pendidikan yang unggul dan berjiwa entrepreneur

6. Terwujudnya mahasiswa FKG UB yang unggul dan berdaya saing internasional 7. Terwujudnya pengabdian masyarakat yang berdampak positif

8. Terwujudnya civitas dan lulusan yang unggul dan berdaya saing internasional B. Misi 2: ”Pendidikan Dan Penelitian Berbasis Nanoteknologi” dengan sasaran:

1. Meningkatnya luaran kerjasama yang telah ada di FKG UB dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi

2. Meningkatnya jumlah kerjasama dengan pakar nanoteknologi dari berbagai institusi dalam dan luar negeri

3. Meningkatnya jumlah penelitian nanoteknologi di laboratorium internal Universitas Brawijaya

4. Meningkatnya softskill dan hardskill dosen dan laboran di bidang nanoteknologi 5. Terwujudnya kurikulum terkait mata kuliah nanoteknologi pada tahap akademik

dan profesi

6. Terwujudnya rekognisi sebagai institusi unggul dalam bidang nanoteknologi 7. Terwujudnya anggaran yang dapat mendukung bidang nanoteknologi

C. Misi 3: “Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) Kedokteran Gigi Dalam Berbagai Aspek” dengan sasaran:

1. Meningkatnya kualitas unit kerja yang mendukung pengembangan, penyebaran &

penerapan IPTEK bidang kedokteran gigi dalam berbagai aspek untuk meningkatkan kesejahteraan & kesehatan masyarakat

2. Terwujudnya kerjasama yang optimal dengan institusi dalam maupun luar negeri dalam kegiatan tridharma dan upaya yang mendukung hilirisasi inovasi produk 3. Terwujudnya alokasi anggaran yang memadai untuk pengembangan IPTEK

khususnya inovasi dan hilirisasi penelitian

4. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi yang unggul, berkeadilan, dan berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan dosen

5. Terwujudnya laboratorium yang tersertifikasi untuk mendukung hilirisasi dan inovasi produk penerapan IPTEK

(8)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |3

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

6. Meningkatnya kuantitas dan kualitas hilirisasi dan produk inovasi dari hasil penelitian dan pengmas

7. Terwujudnya peran aktif alumni yang optimal di dalam pengembangan IPTEK dan hilirisasi inovasi produk FKG UB

NILAI :

Kreatif, Efektif & Efisien, Religius, Jujur, Amanah (KERJA) MOTTO :

Kerja cerdas dan ikhlas, FKG berkelas dan berkualitas

(9)
(10)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |5

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

Sistem pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UB adalah Sistem Kredit Semester (SKS), yang merupakan sistem pembelajaran dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) sebagai takaran beban belajar mahasiswa, beban belajar suatu program studi, maupun beban tugas dosen dalam pembelajaran. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program Pendidikan dalam suatu jenjang Pendidikan.

Kredit adalah suatu unit atau satuan yang menyatakan isi suatu mata kuliah secara kuantitatif.

2.1 PENGERTIAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS)

Di dalam sistem kredit, banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata kuliah mandiri atau mata kuliah terintegrasi dalam blok, ditentukan atas dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam macam-macam kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang menggunakan satuan waktu tengah tahunan. Di dalam satu semester dalam pendidikan tahap sarjana setara dengan 16 minggu kerja, atau sebanyak-banyaknya 19 minggu kerja termasuk ujian akhir dan ujian ulang; sedangkan dalam pendidikan tahap profesi setara.

dengan 16 minggu kerja. Satu semester antara setara dengan 16 pertemuan perkuliahan efektif termasuk ujian akhir. Dalam setiap semester disajikan sejumlah kegiatan pembelajaran yang mempunyai bobot, dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks), sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan dalam satu semester terdiri dari kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahap pendidikan.

2.2 NILAI KREDIT DAN BEBAN STUDI

1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan dan Diskusi Kelompok Kecil (CBL, PBL)

Untuk satu sks kegiatan pembelajaran tersebut meliputi keseluruhan kegiatan per minggu sebagai berikut:

a. Untuk Mahasiswa, meliputi:

1. Kegiatan belajar tatap muka terjadwal dengan dosen 50 (lima puluh) menit, misal kuliah atau diskusi kelompok

2. Kegiatan penugasan akademik terstruktur 60 (enam puluh) menit, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh dosen, misalnya dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal.

3. Kegiatan akademik mandiri 60 (enam puluh) menit, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan atau tujuan lain suatu tugas akademik, misalnya dalam bentuk membaca buku referensi.

b. Untuk Dosen, meliputi:

1. Kegiatan tatap muka terjadwal dengan mahasiswa 50 (lima puluh) menit.

2. Kegiatan perencanaan dan evaluasi akademik terstruktur 60 (enam puluh) menit.

3. Kegiatan pengembangan materi kuliah 60 (enam puluh) menit.

2. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum, Ketrampilan Pre Klinis (skills lab) dan Ketrampilan klinis

Untuk 1 (satu) sks pada bentuk pembelajaran praktikum, ketrampilan pre klinis (skills lab) dan ketrampilan klinis meliputi 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.

(11)

3. Nilai Kredit Semester untuk seminar (jurnal atau laporan kasus), penelitian dan praktek kerja lapangan.

1. Untuk 1 (satu) sks seminar meliputi tatap muka 110 (seratus sepuluh) menit per minggu ditambah kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.

2. Untuk 1 (satu) sks praktek kerja lapangan meliputi beban tugas di lapangan setara 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu selama satu semester.

3. Untuk Skripsi yang mempunyai beban setara dengan minimal 6 sks (6 x 170 menit) per minggu per semester.

4. Beban Studi dan Lama Studi

Dalam program sarjana kedokteran gigi total sks yang harus ditempuh adalah 145 sks dengan masa studi 7 semester; sedangkan pada program profesi dokter gigi total sks yang harus ditempuh adalah 30 sks dengan masa studi 4 semester untuk pemenuhan seluruh ketrampilan klinis sesuai SKDGI (Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia ) tahun 2015 dan keikutsertaan mahasiswa dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Gigi Indonesia.

2.3 REKOGNISI PENGALAMAN BELAJAR

Untuk meningkatkan suasana akademik dan memberikan kesempatan menyelesaikan studi mahasiswa tidak hanya dari perkuliahan kelas saja, sebagaimana yang diharapkan dari Program Merdeka Belajar, maka mahasiswa dapat diberikan kesempatan untuk melakukan konversi dari sejumlah kegiatan akademik maupun non akademik, ataupun kegiatan ko-kurikuler, ekstra-kurikuler untuk dapat diakui sebagai kredit perkuliahan atau sks. Bentuk seperti ini disebut dengan Rekognisi Pengalaman Belajar Lampau atau disebut juga disebut Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

Adapun kredit yang diakui tersebut dapat digunakan untuk memenuhi syarat minimal kredit kelulusan program studi. Mekanisme RPL diatur oleh Fakultas dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jenis kegiatan pengalaman belajar yang diakui atau disetarakan dengan sks perkuliahan adalah:

a. Mahasiswa mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sebanyak minimal 2 kegiatan dari 8 kegiatan yang tersedia sebagai ketua pada satu kegiatan dan anggota pada kegiatan yang lain, yang tercantum pada Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) maka akan diakui sebagai 1 sks mata kuliah Elektif Mandiri Berkarya.

b. Mahasiswa memenangkan PKM tingkat nasional maka akan diakui sebagai 6 sks mata kuliah Skripsi I dan Skripsi II.

2. Proses pengkonversian dilakukan setelah kegiatan selesai dilakukan, dan dilaporkan atau diproses untuk mendapatkan pengakuan konversi kredit, melalui penilaian majelis penilai yang ditetapkan dan disahkan oleh Program Studi atau Jurusan. Semua proses harus terdokumentasi dengan baik.

Nilai dan kredit yang diperoleh mahasiswa dapat dimasukkan ke dalam hasil studi mahasiswa dengan memprogram pada KRS di awal semester berjalan atau semester berikutnya setelah mahasiswa menerima bukti pengakuan kredit.

(12)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |7

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

2.4 PEDOMAN PEMBELAJARAN DARING

Pembelajaran daring mengenal dua model interaksi antara dosen dan mahasiswa berdasarkan waktu proses pembelajaran, yaitu pembelajaran sinkron dan pembelajaran asinkron. Pada pembelajaran sinkron, dosen dan mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran daring pada waktu yang sama, belajar secara langsung dan terlibat dalam diskusi secara langsung. Pada pembelajaran asinkron, dosen dan mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran daring pada waktu yang berbeda, belajar dan terlibat dalam diskusi secara tidak langsung. Kedua pembelajaran tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

1. Mekanisme pembelajaran sinkron

a. Dosen upload materi kuliah ke Learning Management System (LMS) dengan sarana VLM UB, SPADA, LMS Fakultas, Google Classroom, Media sosial.

b. Dosen memberi Kuliah Live Daring melalui sarana siaran melalui aplikasi seperti Zoom, Meet Google, Live Instagram, Live Youtube. c. Mahasiswa mengikuti Kuliah dari Live streaming.

c. Mahasiswa bisa berdiskusi, tanya-jawab ke dosen melalui siaran atau chatting dari aplikasi tersebut.

d. Dosen bisa memberikan tugas kuliah, quiz, ujian melalui LMS.

2. Mekanisme pembelajaran asinkron

a. Dosen upload materi kuliah ke Learning Management System (LMS) dengan sarana LMS Fakultas, SPADA, Google Classroom, Media sosial.

b. Dosen merekan video materi Kuliah Daring dengan menggunakan aplikasi perekaman video seperti Camera (HP), Filmora (PC), OBS Studio (PC).

c. Dosen upload Video rekaman kuliah ke LMS atau Youtube d. Mahasiswa mengikuti Kuliah dari LMS atau Youtube

d. Mahasiswa bisa tanya-jawab ke dosen melalui email atau medsos.

e. Dosen bisa memberikan tugas kuliah, quiz, ujian melalui LMS/medsos 3. Mekanisme presensi dosen dan mahasiswa

Mekanisme pelaporan pelaksanaan perkuliahan daring dilakukan oleh masing- masing dosen melalui http://gapura.ub.ac.id

4. Durasi Pembelajaran

Waktu untuk live streaming dianjurkan maksimal 90 menit, sedangkan interaksi dosen mahasiswa bisa lebih dari itu, disesuaikan dengan kewajaran. Pelaksanaan pembelajaran sinkron maksimal 40% dan pembelajaran asinkron minimal 70%

dari total perkuliahan. Pelaksanaan pembelajaran daring maksimal 30% dan pembelajaran luring minimal 70% dari total perkuliahan.

Berkaitan dengan hal tersebut, interaksi sinkron dengan vicon waktu pembelajaran perlu dibatasi tidak dilakukan dengan durasi yang panjang, sehingga bisa lebih menghemat kuota internet. Jika dibutuhkan vicon maka dilakukan dalam rangka pendalaman materi yang tidak dapat dijelaskan dengan materi teks, namun tetap dengan durasi yang tidak terlalu panjang.

Interaksi sinkron dilaksanakan pada jam kuliah yang telah ditentukan supaya tidak bentrok jadwal dengan mata kuliah lainnya. Penggunaan vicon dapat digunakan dalam kondisi terbatas, misalkan untuk kegiatan seminar hasil, ujian sarjana dan sejenisnya.

(13)

2.5 FASILITAS DARING

Proses pembelajaran daring dapat memanfaatkan beberapa aplikasi online yang ada antara lain:

a. WAG (Whatsapp Group)

b. Instagram (www.instagram.com) c. VLM UB (vlm2.ub.ac.id)

d. LMS Fakultas

e. SPADA (https://spada.kemdikbud.go.id/)

f. Google Classroom (https://classroom.google.com/) g. Google Meet (https://meet.google.com/)

h. ZOOM (https://zoom.us/) i. dan beberapa aplikasi sejenis.

2.6 PELAKSANAAN SEMINAR DAN UJIAN MENGGUNAKAN DARING

Secara umum, pelaksanaan seminar dan ujian mahasiswa dilakukan seperti yang telah biasa dilakukan, pembedanya adalah penggantian modus tatap muka penguji dan mahasiswa dengan modus daring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan seminar dan ujian mahasiswa secara daring adalah sebagai berikut:

a. Pengaturan administrasi dan atau prosedur yang harus dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dalam pelaksanaan seminar dan atau ujian daring ditentukan oleh masing- masing Fakultas atau unit kerja. Disarankan semua proses administrasi dilaksanakan secara daring (online).

b. Dokumen seminar dan atau ujian, misalnya laporan PKL, Proposal/Laporan Tugas Akhir (Skripsi, Tesis, Disertasi) harus sudah diterima oleh tim penguji sebelum pelaksanaan seminar/ ujian.

c. Seminar atau ujian mahasiswa, misalnya: seminar Hasil PKL, seminar Proposal Tugas Akhir, seminar Hasil Tugas Akhir, Ujian Komprehensip, Ujian tertutup/terbuka dan sejenisnya dapat dilaksanakan dengan menggunakan VICON (Zoom, Google Meet, atau sejenisnya).

d. Saat kegiatan seminar atau ujian terbuka secara daring dapat diikuti oleh mahasiswa atau undangan lainnya seperti yang selama ini telah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, moderator bertugas mengkoordinir ketertiban seminar daring (misalnya meminta semua peserta untuk mematikan mic, mode-mute, kecuali yang ditunjuk oleh moderator).

(14)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |9

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

BAB III PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

VISI :

Menjadi Program Studi Kedokteran Gigi Yang Unggul, Bertaraf Internasional dan Berperan Aktif Dalam Pembangunan Bangsa Melalui Proses Pendidikan dan Penelitian Serta Pengabdian Kepada Masyarakat di Bidang Nanoteknologi pada Tahun 2026

MISI :

1. Menyelenggarakan Pendidikan di bidang kedokteran gigi yang mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan muatan unggulan nanoteknologi, mempunyai ketrampilan klinik dan profesionalime yang unggul serta berjiwa entrepreneur.

2. Mengembangkan penelitian di bidang nanoteknologi kedokteran gigi yang unggul dan bertaraf internasional.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mengaplikasikan penelitian dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kedokteran gigi untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat TUJUAN :

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu membelajarkan diri, berwawasan luas, memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi, berjiwa enterpreneur, serta mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional

2. Meningkatkan penelitian di bidang nanoteknologi untuk menghasilkan produk unggul kedokteran gigi

3. Meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menyebarluaskan ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK) kedokteran gigi dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi masyarakat

4. Menjalin kerjasama pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat pada tingkat nasional dan internasional

SASARAN :

1. Tersedianya lulusan dokter gigi yang profesional, mampu menganalisis serta memecahkan permasalahan kesehatan gigi masyarakat di tingkat nasional dan internasional

2. Tersedianya sarana prasarana pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat yang memenuhi standar mutu dan menunjang ketercapaian di bidang nanoteknologi

3. Terwujudnya civitas akademika yang mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya serta berbasis kinerja

4. Terwujudnya sistem tata kelola dan kelembagaan yang transparan dan akuntabel, terukur dan terencana

5. Terwujudnya kerjasama internasional tingkat asia dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dan daya saing global

(15)

3.1 SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA

Dalam rangka Penerimaan Mahasiswa Baru untuk Program Pendidikan Sarjana Kedokteran

Gigi mengacu pada beberapa macam cara atau jalur sebagai berikut : a. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

Seleksi ini tidak dilakukan melalui ujian tulis, akan tetapi melalui non ujian tulis berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dan/atau portofolio calon mahasiswa, yang dilaksanakan secara nasional, bersama-sama/serentak seluruh Perguruan Tinggi negeri di Indonesia, dan dimaksudkan untuk menjaring calon mahasiswa yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik.

Informasi terkait seleksi diumumkan pada laman https://selma.ub.ac.id b. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

Seleksi ini dilakukan pada calon mahasiswa berdasarkan hasil nilai UTBK (ujian Tulis Berbasi Komputer) calon mahasiswa, yang diselenggarakan oleh LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) secara nasional, bersama-sama di seluruh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. UTBK ini terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) serta kriteria lain yang telah ditentukan. Informasi terkait seleksi diumumkan pada laman https://selma.ub.ac.id c. Seleksi Mandiri UB

Seleksi dilakukan melalui Nilai/Skor UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dan Nilai Rapor yang dapat dikombinasi dengan kriteria lain sesuai dengan prestasi khusus, adapun mekanisme seleksi mengikuti ketetapan Peraturan Rektor.

Seleksi Mandiri UB terdiri atas :

1. Seleksi Mandiri Melalui Nilai/SKOT UTBK dan Nilai Rapor

2. Seleksi Mandiri Luar Negeri, merupakan peneriman untuk warga negara asing (WNA) ke program studi kelas reguler (Bahasa Indonesia) atau kelas internasional (Bahasa Inggris) di Universitas Brawijaya (UB); dan 16 Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya 2020/2021

3. Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD), dilakukan melalui seleksi administratif dan tes wawancara yang dilakukan oleh Pusat dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB) bekerjasama dengan program studi terkait

4. Seleksi Mandiri VOKASI, dilakukan melalui jalur Prestasi dan Portofolio juga Jalur Nilai Rapor dan Prestasi lainnya

Informasi terkait seleksi diumumkan pada laman https://selma.ub.ac.id

Dari ke empat jenis seleksi mandiri tersebut, yang telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya saat ini adalah Seleksi Mandiri melalui Nilai/SKOT UTBK dan Nilai Rapor.

(16)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |11

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

3.2 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN 3.2.1 KOMPETENSI

Deskripsi Lulusan

Kompetensi Lulusan Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya sesuai dengan Permenristekdikti No 44 tahun 2015, sebagai berikut :

Sikap

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

agama, moral dan etika;

3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, 4. bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;

5. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

6. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

7. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara 9. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;

11. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan 12. Memiliki sikap melayani (caring) dan empati kepada pasien dan keluarganya.

13. Menjaga kerahasiaan profesi terhadap teman sejawat, tenaga kesehatan, dan pasien

14. Menunjukkan sikap menghormati hak otonomi pasien, berbuat yang terbaik (beneficence), tidak merugikan (non-maleficence), tanpa diskriminasi, kejujuran (veracity) dan adil (justice).

Ketrampilan Umum:

1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;

2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;

3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni; menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;

4. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir;

5. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.

7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;

(17)

8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

Adapun Domain Pengetahuan dan ketrampilan khusus mengacu pada Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No 40 Tahun 2015 Tentang Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia yang meliputi :

Domain I : Profesionalisme

Melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang berlaku.

Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 1. Etik dan Jurisprudensi

1.1. Mampu

melakukan praktik kedokteran gigi secara profesional berdasarkan etik dan yurisprudensi yang berlaku.

1.1.1.Memahami masalah- masalah yang berhubungan dengan etika dan hukum yang berkaitan dengan praktik kedokteran gigi.

1.1.2.Menerapkan etika kedokteran gigi serta hukum berkaitan dengan kedokteran gigi profesional. yang praktik secara

1.1.3. Melakukan pelayanan kesehatan Gigi Mulut sesuai dengan kode etik.

a) Menerapkan filosofi, hukum dan etika kedokteran gigi, menjaga kerahasiaan profesi, membedakan hak dan kewajiban dokter dan pasien secara professional.

b) Membangun komunikasi dan

hubungan terbuka dan jujur serta saling menghargai dengan pasien, pendamping pasien dan sejawat.

c) Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan tanggungjawab administratif, pelanggaran etik, disiplin dan hukum yang diberlakukan bagi profesi Kedokteran Gigi berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

2. Analisis informasi kesehatan secara kritis, ilmiah dan efektif 2.1 Mampu

menganalisis kesahihan informai dan memanfaatkan teknologi informasi kesehatan gigi mulut secara ilmiah, efektif, sistematis dan

komprehensif dalam mengambil

keputusan

2.1.1. Menganalisis secara kritis kesahihan informasi.

2.1.2.Mengelola informasi kesehatan secara ilmiah, efektif, sistematis dan komprehensif.

2.1.3.Menggunakan pola berpikir kritis dan alternatif dalam mengambil keputusan.

2.1.4. Menggunakan pendekatan evidence based dentistry dalam pengelolaan kesehatan Gigi Mulut

a) Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi mutakhir untuk mencari dan menilai informasi yang sahih dari berbagai sumber secara professional.

b) Menyusun dan menyajikan karya ilmiah sesuai dengan konsep, teori, dan kaidah penulisan ilmiah secara lisan dan tertulis.

c) Menerapkan pola berpikir ilmiah dalam pemecahan masalah dan pengelolaan kesehatan gigi mulut.

d) Menggunakan informasi kesehatan secara professional untuk

kepentingan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan gigi mulut.

(18)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |13

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

3. Komunikasi 3.1.Mampu

melakukan

komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara efektif dan

bertanggung jawab baik secara lisan maupun tulisan dengan pasien semua usia, keluarga atau pendamping pasien serta

masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait.

3.1.1.Melakukan komunikasi secara santun dengan pasien dalam kedudukan yang setara.

3.1.2.Mengembangkan empati dalam menggali keluhan pasien dan permasalahan kesehatan gigi mulut secara holistik dan komprehensif.

3.1.3.Melakukan prosedur informed consent dan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar.

3.1.4. Melakukan konsultasi dan tatalaksana rujukan,

komunikasi dalam

Membangun interprofesional pelayanan kesehatan.

3.1.5. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi 3.1.6.Melakukan komunikasi dengan masyarakatdalam upaya mengidentifikasi masalah

kesehatan gigi mulut.

3.1.7. Melakukan advokasi dan pemberdayaan keluarga dan dalam rangkamasalah kesehatan gigi mulut.

individu, masyarakat pemecahan

a) Melakukan komunikasi

interpersonal, tatalaksana rujukan, tatalaksana informed consent, advokasi dan pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya

meningkatkan kesehatan gigi mulut .

4. Hubungan sosiokultural dalam bidang kesehatan gigi mulut 4.1.Mampu

mengelola dan menghargai pasien dengan

keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras melalui

kerjasama dengan pasien dan berbagai fihak terkait untuk menunjang

pelayanan

kesehatan gigi mulut yang bermutu.

4.1.1. Memanfaatkan keanekaragaman sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras berdasarkan asal usul pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi mulut.

4.1.2. Memperlakukan

pasiensecara manusiawi tanpa membeda- bedakan satu sama lainnya.

4.1.3. Membangun kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menunjang peningkatan kesehatan gigi mulut.

a) Menerapkan prinsip-prinsip psikososial dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut.

(19)

Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan Kedokteran Gigi

Memahami ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik yang relevan, ilmu kedokteran gigi dasar, ilmu kedokteran gigi terapan dan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi.

Kompetensi

Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 5. Ilmu Kedokteran Dasar

5.1.Mampu

menguasai konsep- konsep teoritis ilmu pengetahuan

biomedik yang relevan dengan penyakit gigi mulut

5.1.1. Menggunakan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetaokan prognosis menetapkan prognosis dan merencanakan tindakan kedokteran gigi

a) Mengkaji struktur mikroskopis dan makroskopis organ sistem tubuh manusia secara terpadu, sebagai

landasan pengetahuan untuk diagnosis, prognosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran gigi

b) Mengkaji proses tumbuh kembang dentokraniofasial prenatal dan pascanatal.

c) Mengkaji konsep dasar penyakit/

kelainan infeksi, dan non infeksi)

Memahami prinsip sterilisasi, desinfeksi dan asepsis.

e) Memahami konsep dasar farmakologi dan farmakoterapi kedokteran gigi.

f) Memahami konsep dasar radiologi untuk bidang kedokteran gigi.

6. Ilmu Kedokteran Klinik 6.1.Mampu

menguasai konsep- konsep teoritis Ilmu kedokteran klinik yang relevan sebagai sumber keilmuan dalam melakukan tindakan kedokteran gigi.

6.1.1.Memahami ilmu kedokteran klinik yang relevan

sebagai pertimbangan dalam melakukan tindakan

kedokteran gigi pada pasien medik kompromis

a) Mengkaji ilmu kedokteran klinik yang bermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis secara holistik dan komprehensif.

b) Mengkaji tatalaksana kedokteran klinik sebagai dasar dalam melakukan tindakan pengembalian fungsi optimal sistem stomatognati

7. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar dan Ilmu Kedokteran Gigi Terapan 7.1.Mampu

menggunakan prinsip- prinsip ilmu

kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan untuk menunjang keterampilan dan penelitian di bidang kedokteran gigi.

7.1.1.Mengaplikasikan Ilmu Biologi Oral, Biomaterial dan Teknologi Kedokteran Gigi, Radiologi Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran Gigi Forensik untuk menunjang keterampilan preklinik dan klinik, serta penelitian bidang kedokteran gigi.

a) Mengkaji ilmu-ilmu kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi.

b) Mengkaji biomaterial dan teknologi kedokteran gigi yang akan digunakan untuk mengembalikan fungsi

stomatognati yang optimal.

c) Mengkaji ilmu kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan dalam

penyelesaian berbagai kasus medik dental melalui penilaian klinik (clinical

appraisal).

d) Menganalisis hasil penelitian kedokteran gigi dasar dan ilmu kedokteran gigi terapan yang berkaitan dengan kasus medik dental

(20)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |15

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

8. Ilmu Kedokteran Gigi Klinik 8.1.Mampu

menggunakan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan pelayanan

kesehatan gigi mulut yang efektif dan efisien

8.1.1.Menerapkan prinsip pelayanan kesehatan gigi mulut yang meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

8.1.2. Menerapkan prinsip- prinsip tatalaksana

kedokteran gigi klinik untuk mengembalikan fungsi sistem stomatognatik.

a) Mengkaji ilmu-ilmu yang relevan dengan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

b) Mengkaji ilmu-ilmu kedokteran gigi klinik yang berkaitan dengan tatalaksana pengembalian fungsi sistem

stomatognatik.

Domain III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik Melakukan pemeriksaan, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan gigi mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 9. Pemeriksaan Pasien

9.1.Mampu melakukan prosedur klinis yang

berkaitan dengan masalah- masalah penyakit gigi mulut secara

komprehensif dengan pendekatan ilmu-ilmu dasar, ilmu

kedokteran gigi klinik

yang terkait dan psikososial.

9.1.1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan sistem stomatognatik dengan

mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis dan social guna mengevaluasi kondisi medik pasien

a) Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem stomatognatik.

b)Menerapkan komprehensif

stomatognatik memperhatikan kondisi umum.

c) Menentukan penunjang dibutuhkan pemeriksaan laboratoris yang dan menginterpretasikannya.

d) Menentukan dan

menginterpretasikan hasil

pemeriksaan penunjang radiologi intraoral dan ekstraoral yang dibutuhkan serta menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intraoral.

e) Menganalisis kondisi fisik,psikologis dan sosial pasien

melalui pemeriksaan klinis.

9.1.2. Mengenal dan mengelola perilaku pasien secara

profesional

a) Menerapkan sikap saling

menghargai dan saling percaya melalui komunikasi yang efektif dan efisien dengan pasien dan/atau pendamping pasien.

b) Menganalisis perilaku pasien yang memerlukan perawatan khusus secara professional.

c) Mengidentifikasi kondisi psikologis dan sosial-ekonomi pasien berkaitan dengan penatalaksanaan lebih lanjut.

(21)

9.1.3. Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan gigi mulut dan keperluan ilmu kedokteran gigi forensik

a) Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif serta mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik.

b) Membuat odontogram sesuai dengan pedoman yang berlaku c) Membuat data antemortem pada form untuk kepentingan identifikasi kedokteran gigi forensik.

d) Membuat rencana perawatan di bidang kedokteran gigi berdasarkan catatan medik yang tertulis pada rekam medik.

10. Diagnosis 10.1.Mampu

membuat

kesimpulan yang valid dan

mengambil keputusan yang tepat atas kelainan/

penyakit gigi mulut baik yang ringan maupun yang kompleks

berdasarkan analisis dan interpretasi data klinik.

10.1.1.Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien

a) Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja (sesuai ICD- DA10) berdasarkan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis,

laboratoris, radiografis, dan alat bantu yang lain.

b) Mengkaji kelainan/ penyakit jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta jaringan pendukung gigi.

c) Mengkaji penyimpangan dalam proses tumbuh kembang

kraniomaksilofasial yang

mengakibatkan maloklusi dental dan skeletal.

d) Mengkaji kondisi, kelainan/penyakit dan fungsi kelenjar saliva.

e) Mengkaji penyakit mukosa mulut akibat inflamasi, gangguan imunologi, metabolit dan neoplastik.

f) Mengkaji keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan

rehabilitatif.

g) Mengkaji kelainan sendi temporomandibular, oklusi dan gangguan fungsi mastikasi yang memerlukan perawatan.

h) Mengkaji kelainan orokraniofasial dan hubungannya dengan kebiasan buruk.

i) Mengkaji adanya manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut.

j) Mengkaji derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala usia guna menetapkan prognosis.

k) Mengkaji kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut

(22)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |17

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

11. Rencana Perawatan 11.1.Mampu

merumuskan solusi secara mandiri maupun kelompok untuk penyelesaian masalah-masalah penyakit gigi mulut baik yang ringan maupun kompleks secara komprehensif dan merencanakan pencegahannya dengan pendekatan psikososial dan ekonomi

11.1.1 Menentukan tindakan pencegahan serta

merencanakan serta tahapan perawatan penyakit gigi mulut sesuai standar yang berlaku, berkomunikasi efektif dalam menyampaikan alternatif perawatan dan

ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

a) Merencanakan tindakan pencegahan dengan pendekatan psikososial dan ekonomi.

b) Merencanakan tahapan perawatan penyakit gigi mulut sesuai standar pelayanan yang berlaku.

c) Mengidentifikasi temuan, diagnosis, rencana perawatan, resiko dan ketidak nyamanan dalam perawatan untuk mendapat persetujuan tindakan medik.

d) Merencanakan tatakelola ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan.

11.1.2. Merencanakan tahapan perawatan penyakit gigi mulut yang memerlukan tatalaksana perawatan yang komprehensif dan adekuat

a) Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien. 


b) Mengkomunikasikan hak dan

tanggung jawab pasien yang berkenaan dengan rencana perawatan

c) Bekerjasama dengan intraprofesional dan interprofesional

untuk merencanakan perawatan yang akurat.

1.1.3. Menentukan rujukan yang sesuai

a) Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/ kelainan pasien b) Mampu melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait

Domain IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik

Melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik

Kompetensi Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 12. Pengelolaan Nyeri dan Kecemasan

12.1.Mampu mengelola dan menyelesaikan masalah- masalah nyeri dan

kecemasan

12.1.1.Mengendalikan nyeri dan kecemasan pasien disertai sikap empati.

a) Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional.

b)Mengatasi nyeri, dan kecemasan dengan pendekatan farmakologik dan non farmakologik.

c) Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan nyeri (control of pain) untuk prosedur tindakan medik kedokteran gigi.

(23)

13. Tindakan Medik Kedokteran Gigi 13.1.Mampu

menerapkan pemikiran logis, kritis, dan teoritis dalam

pengembangan keilmuan dan keterampilan melalui pendidikan dan

pendidikan berkelanjutan sehingga mahir melakukan

tatalaksana pasien dan tindakan medik kedokteran secara spesifik dengan mutu dan kualitas yang terukur berdasarkan prosedur baku

13.1.1. Melakukan tahapan perawatan konservasi gigi sulung dan permanen yang sederhana.

a)Mempersiapkan gigi yang akan di restorasi sesuai dengan indikasi, anatomi, fungsi dan estetik.

b) Melakukan perawatan saluran akar dengan obat-obatan dan bahan

kedokteran gigi pada gigi sulung dan permanen vital dan non vital.

c) Memilih jenis restorasi pasca perawatan saluran akar yang sesuai dengan indikasinya.

d)Membuat restorasi dengan bahan- bahan restorasi yang sesuai indikasi pada gigi sulungdan permanen.

e) Melakukan evaluasi dan

menindaklanjuti hasil perawatan pada gigi sulung dan permanen.

13.1.2. Melakukan tahapan perawatan penyakit/kelainan periodontal sederhana.

a) Melakukan perawatan awal penyakit/ kelainan periodontal pada pasien anak dan dewasa.

b) Melakukan sederhana periodontal.

c) Melakukan pada periodontal.

d) Melakukan perawatan penyakit/

bedah kelainan perawatan penyakit/kelainan evaluasi dan menindaklanjutihasil perawatan dan pemeliharaan jaringan periodontal 13.1.3. Melakukan perawatan

maloklusi dental kasus sederhana pada pasien anak dan dewasa

a) Melakukan pencegahan maloklusi dental

b) Melakukan perawatan maloklusi dental

c) Melakukan evaluasi dan

menindaklanjuti hasil perawatan maloklusi dental

13.1.4. Melakukan perawatan bedah minor sederhana pada jaringan keras dan lunak mulut

a) Melakukan pencabutan gigi sulung dan permanen

b) Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras

c) Melakukan tindakan bedah preprostetik sederhana.

d) Menanggulangi komplikasi pasca bedah minor.

(24)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |19

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

13.1.5. Melakukan perawatan non bedah pada lesi jaringan lunak mulut.

a) Melakukan perawatan lesi-lesi jaringan lunak mulut.

b) Memelihara kesehatan jaringan lunak mulut pada pasien dengan kompromis medik ringan.

13.1.6. Melakukan perawatan

kelainan oklusi dental a) Melakukan tahap awal kelainan oklusi dental

13.1.7. Melakukan perawatan area tidak bergigi (edentulous) kasus sederhana.

a) Melakukan perawatan kehilangan sebagian gigi dengan gigi tiruan lepasan dan cekat.

b) Melakukan perawatan kehilangan seluruh gigi dengan gigi tiruan lepasan.

c) Menanggulangi masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan 13.1.8. Menangani

kegawatdaruratan di bidang kedokteran dan kedokteran gigi.

a) Menangani kegawatdaruratan kasus gigi mulut pada pasien anak dan

dewasa.

b) Menangani kegawatdaruratan akibat trauma dentoalveolar.

c) Menangani kegawatdaruratan akibat penggunaan obat-obatan.

d) Menangani kegawatdaruratan pada pasien dengan kecemasan dan

kompromis medis.

e) Melakukan tindakan pertolongan pertama (Basic Life Support / BLS) pada kegawatdaruratan medik.

13.2. Mampu mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam rangka mencari solusi masalah kesehatan gigi mulut pasien

13.2.1. Bekerja dalam tim secara efektif dan efisien untuk mencapai kesehatan gigi mulut yang prima

a) Bekerja sama secara terintegrasi intradisiplin bidang ilmu kedokteran gigi secara professional dalam

melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut.

b) Bekerja sama interdisiplin secara profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut.

c) Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara

interdisiplin dan intradisiplin

(25)

Domain V : Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi mulut yang prima

Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi mulut yang prima

Kompetensi

Utama Kompetensi Penunjang Kemampuan Dasar 14. Melakukan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat 14.1.Mampu

menyelesaikan masalah-masalah kesehatan gigi mulut masyarakat berbasis teknologi informasi sebagai penunjang

tindakan promotif dan preventif yang dilaksanakan secara

bersama-sama tim pelayanan

kesehatan dari sistem jejaring kerja (networking) untuk mencapai tingkat kesehatan gigi mulut

masyarakat yang optimal.

14.1.1. Mendiagnosis masalah kesehatan gigi mulut

masyarakat

a) Menilai kesehatan gigi mulut

masyarakat dengan menggunakan data hasil survei, data epidemiologi dan evidence based dentistry.

b) Mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi mulut masyarakat.

c) Merencanakan program kesehatan gigi mulut masyarakat berdasarkan prioritas masalah.

14.1.2. Melakukan upaya promotif dan preventif pada masyarakat

a) Menerapkan strategi promotif dan preventif kesehatan gigi mulut masyarakat.

b)Mengevaluasi program kesehatan gigi mulut masyarakat yang telah dilaksanakan.

14.1.3. Menggunakan teknologi

informasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan

masyarakat

a) Memanfaatkan teknologi informasi untuk program kesehatan gigi mulut masyarakat.

b) Memanfaatkan teknologi informasi untuk penelusuran informasi dan sumber belajar di bidang kesehatan gigi masyarakat.

c) Memanfaatkan teknologi informasi untuk pengumpulan dan pengolahan data di bidang kesehatan gigi

masyarakat

(26)

P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B |21

|P e d o m a n P e n d i d i k a n F K G U B

14.1.4. Bekerja dalam tim serta membuat sistem jejaring kerja (networking) yang efektif dan efisien dalam usaha menuju kesehatan gigi mulut yang optimal

a) Melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat, dalam upaya mencapai kesehatan gigi mulut masyarakat

b)Membangun sistem jejaring kerja dalam pelaksanaan program

kesehatan gigi mulut masyarakat c) Melakukan jejaring kerja dengan masyarakat dan instansi terkait dalam

upaya pemberdayaan masyarakat 15. Manajemen Perilaku

15.1.Mengelola masalah perilaku kesehatan individu maupun

masyarakat secara komprehensif dalam rangka promosi kesehatan gigi mulut individu dan masyarakat.

15.1.1.Mengidentifikasi kebutuhan pola pikir, sikap dan perilaku yang mendukung peningkatan kesehatan gigi mulut individu dan

masyarakat berdasarkan kelompok umur.

a) Mengidentifikasi perilaku kesehatan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi mulut.

b)Memotivasi perilaku hidup sehat individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi mulut.

c) Menerapkan metoda pendekatan untuk mengubah perilaku kesehatan gigi mulut individu serta masyarakat berorientasi kuratif menjadi preventif.

d) Membuat penilaian perubahan perilaku kesehatan gigi mulut individu serta masyarakat

15.2.Mengembang kan kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

15.2.1. Menerapkan prinsip- prinsip manajemen dan organisasi kesehatan.

15.2.2. Menerapkan prinsip- prinsip kepemimpinan dalam manajemen kesehatan.

a) Melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi.

b) Menerapkan kerangka berfikir sebagai pemimpin dalam organisasi kesehatan.

(27)

Domain VI : Manajemen Praktik Kedokteran Gigi Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik kedokteran gigi

Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik kedokteran gigi Kompetensi Utama Kompetensi

Penunjang Kemampuan Dasar

16. Manajemen Praktik dan Lingkungan Kerja 16.1. Mengembangkan

strategi pelaksanaan manajemen praktik dan tatalaksana lingkungan kerja kedokteran gigi dengan

mempertimbangkan aspek-aspek sosial.

16.1.1. Melakukan penataan manajemen serta tatalaksana lingkungan kerja praktik kedokteran gigi

a) Melaksanakan manajemen praktik dan tatalaksana sesuai standar pelayanan kedokteran gigi.

b) Membuat perencanaan praktik kedokteran gigi yang efektif dan efisien.

c) Membuat pengorganisasian dalam menjalankan praktik kedokteran gigi.

d) Melaksanakan pemantauan atau mengevaluasi praktik kedokteran gigi.

e) Menerapkan sistem pembiayaan kesehatan.

16.1.2. Melaksanakan prinsip- prinsip

keselamatan pasien (patien safety) dalam praktik kedokteran gigi

a) Melaksanakan pengendalian infeksi silang.

b) Melaksanakan keselamatan kerja.

c) Mengantisipasi faktor-faktor kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan (nyaris cidera, kejadian tidak diharapkan /KTD)

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI SARJANA

1. Mampu menerapkan ilmu kedokteran dasar, kedokteran gigi dasar, kedokteran klinis dan kedokteran gigi klinis dalam mengambil keputusan yang tepat guna untuk memecahkan permasalahan kesehatan gigi dan mulut secara komprehensif.

2. Mampu mendemonstrasikan keterampilan klinik meliputi anamnesis, pemeriksaan klinis, ketrampilan interpretasi, ketrampilan prosedural, keterampilan komunikasi informasi dan edukasi dalam upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penyakit gigi dan mulut.

3. Mampu menganalisis permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada individu untuk menegakkan diagnosis dan menetapkan rencana perawatan secara komprehensif.

4. Mampu menganalisis permasalahan kesehatan gigi dan mulut masyarakat untuk menyusun community assessment dan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

5. Mampu menerapkan fungsi manajemen serta mengembangkan strategi pelaksanaan manajemen praktik dan tatalaksana di lingkungan kerja kedokteran gigi dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial.

6. Mampu menerapkan ilmu etika dan hukum kedokteran serta hak asasi manusia yang relevan dengan praktik kedokteran gigi.

7. Mampu menerapkan metode ilmiah dan evidence-based dentisty serta berinovasi dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu kedokteran gigi serta mampu menyajikan hasilnya secara lisan maupun tulisan.

8. Mampu mengembangkan diri, memperluas dan memperdalam pengetahuannya sesuai prinsip pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) dan sikap

Referensi

Dokumen terkait

Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya diayak terlebih dahulu memakai ayakan dengan ukuran lubang 1,0 cm x 1,0 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan

Berdasarkan daerah aliran sungai, keanekaragaman jenis ikan dan udang untuk sungai Ciporeang lebih tinggi di sekitar daerah hilir, yakni berturut-turut di stasiun

Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam

Bagamat nagbibigay kasiyahan sa kanila ang paninigarilyo, maraming masasamang epekto sa larangan ng ating kalusugan, pag-aaral, at pakikipag-

Dengan kata lain, Kebijakan moneter adalah proses di Dengan kata lain, Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter

Hipotesis Nol yaitu menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar Shalat Jamak dan Qasar

Berdasarkan analisis data kinerja mahasiswa pada mata kuliah pendukung proyek akhir mereka menggunakan algoritma ID3, CHAID dan Naïve Bayes berdasarkan literatur

Seiring berjalannya waktu, model pembelajaran Kooperatif terus berkembang hingga melahirkan tipe-tipe baru seperti Cooperative Integrated Reading and Composition