• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADVOKASI keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADVOKASI keperawatan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Peran Perawat Sebagai Advokator Peran Perawat Sebagai Advokator

DISUSUN

DISUSUN OLEH OLEH ::

Santoso (04111003015)

Santoso (04111003015)

Ardila

Ardila Seprima Seprima B B (041210030(04121003059)59) Feri

Feri Atmajaya Atmajaya (041210030(04121003062)62) Fitri

Fitri Rahmadani Rahmadani (04121003(04121003058)058) Made

Made Ayu Ayu H H (04121003049)(04121003049) Nia

Nia Septiani Septiani (04121003(04121003054)054) Riri

Riri Farwanti Farwanti (0412100304(04121003048)8) Tiara

Tiara Putri Putri Z Z (04121003063)(04121003063)

DOSEN

DOSEN PEMBIMPEMBIMBING BING :: Ns.

Ns. Sri Sri MaryatuMaryatun.,S.kep.,M.ken.,S.kep.,M.kepp

PROGRAM STUDI ILMU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANKEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013/2014 2013/2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah tim penyusun dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan yang berjudul “ Peran Perawat Sebagai Advokator ” . Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang peranan perawat sebagai advokator dalam menjalankan tugasnya sebagai tim kesehatan untuk menjaga dan mengontrol mutu pelayanan keperawatan, serta diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan Semes ter Genap.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktunya. Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan yang telah membantu dalam membimbing kami dalam pelajaran tersebut.

Tim penyusun telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik- baiknya, tetapi tim penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Atas dasar

kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Akhirnya tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat  bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Inderalaya, Maret 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Perawat Sebagai Advokator ... 3

2.2 Peran Perawat Sebagai Advokator ... 4

2.3 Tanggung Jawab Perawat dalam Menjalankan Peran Advokat Pasien ... 6

2.4 Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki Perawat Advokat ... 6

2.5 Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien ... 7

BAB III NASKAH DRAMA ... 10

3.1 Contoh Naskah Drama ... 10

3.2 Pemeran... 10

3.3 Skenario ... 10

BAB IV PENUTUP ... 13

4.1 Kesimpulan ... 13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No.23 tahun 1992, dikutip oleh La Ode Jumadi Gaffar, 1999:23).

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan  bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi

aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (La Ode Jumadi Gaffar, 1999:18).

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitastif dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan (Nasrul Effend y, 1998:7).

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut dijadikan sebagai penasehatnya dan memperoleh keadilan yang sungguh-sungguhnya, maka advokasi dalam bidang kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan,  bantuan atau dukungan terhadap program kesehatan.

Menurut Webster Encyclopedia advokasi adalah “Act of pleading for supporting or recomending active espousal” atau “tindakan pembelaan, dukungan atau rekomendasi. Menurut ahli “retorika” (Foss and fose, et al : 1980) advokasi diartikan sebagai upaya

(5)

 persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi rindak lanjut mengenai sesuatu hal.

Menurut “John Hopkins (1990)” Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif, dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perawat sebagai advokator? 2. Apa peran perawat sebagai advokator?

3. Apa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien? 4. Apa nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat?

5. Apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien?

1.3. Tujuan

1. Untuk memahami perawat sebagai advokator.

2. Untuk mengetahui peran perawat sebagai advocator

3. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat sebagai advokator

4. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai yang harus dimiliki perawat sebagai advokator

5. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai advokator

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perawat sebagai advocator

Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela pasien dalam praktik keperawatan (Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang yang membela  perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan  pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan  pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan  penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan,  peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak  pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009) .

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku. Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang  profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan

sendiri (Putri & Fanani, 2010) .

Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga  pengertian, yaitu:

1) Model perlindungan terhadap hak

Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak  pasien.

(7)

Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan.

3) Model penghargaan terhadap orang lain

Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak  pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan  pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari  pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua  peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)

2.2. Peran Perawat Sebagai Advokator

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman  bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah

(8)

memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.

Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)

Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai  pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.

Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam  pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong,

2007)

1.

Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.

2.

Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.

3.

Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.

4.

Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar  profesi kesehatan

5.

Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain

(9)

2.3. Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien

 Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab  perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :

1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai  penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua

keputusan pasien.

2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam  perawatan.

2.4. Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien,  perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan  pilihan dan mengambil keputusan.

2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang  berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan

saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.

3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki

(10)

1) Bersikap asertif

Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang  positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan  pasien.

2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.

3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.

4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu  berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien. 5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan

kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas.

2.5. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien

Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien,  perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang

diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah : 1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam

 perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan  bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.

2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.

Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan  pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan

semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasie n. 3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.

Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif  pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih

(11)

4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan  pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan

kepercayaan pasien.

5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.

Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan  berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi

kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit. 6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.

Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.

Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik. 8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.

Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga  pelayanan lebih maksimal hasilnya.

9. Mendukung pasien dalam perawatan.

Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam  perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap

keputusan pasien.

10.Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.

Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter untuk memberikan obat penghilang nyeri.

11.Menghargai pasien.

Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.

12.Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.

(12)

13.Memberi kekuatan pada pasien.

Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.

Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley, 2000), adalah pasien akan :

1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.

2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan- pilihannya.

3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.

4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri. 5) Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.

6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.

7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain. 8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan. 9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

(13)

BAB III

NASKAH DRAMA

3.1 Contoh naskah Drama

Seorang anak bernama Tiara dirawat di RSMH dengan keluhan perut sebelah kanan terasa sakit, susah bergerak yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Dokter mendiagnosa bahwa  pasien feri terkena radang usus buntu yang harusnya dioperasi karena radangnya telah

menyebar dan bisa menyebabkan infeksi ke daerah sekitarnya. Apa yang harus dilakukan  perawat sesuai perannya sebagai advokator ?

3.2 Pameran

Made : Sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Muhammad Husein Tiara : Sebagai pasien penderita penyakit usus buntu

Riri F : Sebagai Ibu Pasien

Ardila : Sebagai Petugas Laboratorium  Nia : Sebagai Narator

3.3 Skenario

Prolog :

Pada suatu pagi di Rumah Sakit “Moh. Husain”, seorang anak bernama

Feri dirawat karena mengalami radang usus buntu. Seorang perawat bernama

Made, datang ke ruang pasien dirawat.

Sikon 1 :

Perawat Made : “Selamat pagi Feri, saya suster Made. Saya perawat shift pagi hari ini, yang akan memeriksakan keadaan Feri. Bagaimana Feri, apakah perutnya masih terasa sakit?” (sambil memeriksa)

Pasien Tiara : “selamat pagi sus, perut saya terasa sakit sekali pada bagian kanan ini sus”.(meringis kesakitan)

Ibu Tiara : “Anak saya ini sakit apa ya sus? Kenapa dia mengeluh perutnya sakit di sebelah kanan terus ya sus?”

(14)

Perawat Made : “Berdasarkan hasil pemeriksaan lab dan diagnosa dari dokter, anak ibu mengalami radang usus buntu. Peradangan pada usus feri sudah kronis ibu. Apabila tidak segera dilakukan tindakan medis dapat menyebabkan infeksi yang menyebar disekitar ususnya. “(sambil menjelaskan dengan detail) Ibu Tiara : “Jadi bagaimana sebaiknya sus? Apakah harus dilaksanakan operasi atau

tidak?”

Perawat Made : “Berdasarkan hasil pemeriksaan lab lebih baik dilaksanakan tindakan operasi  bu, karena jika tidak dilaksanakan operasi maka akan terjadi peradangan  pada usus Feri, selanjutnya akan terjadi infeksi dan pembusukan apabila infeksi telah menyebar. Selain itu peradangan pada usus Feri akan sangat mengganggu Feri saat beraktivitas.

 Nah, sebaliknya apabila dilaksanakan operasi, pastinya juga akan menimbulkan efek samping, diantaranya bisa saja terjadi radang selaput  perut akibat penjahitan bekas luka operasi yang kurang rapi dan kurang steril, rasa nyeri , luka infeksi pada lokasi pemotongan usus, infeksi pada saluran kemih, rasa terbakar dan susah buang air kecil diakibatkan ginjal tidak berfungsi dengan baik. Tetapi efek samping tersebut tidak selalu terjadi pada setiap pasien bu. Selama proses operasi dilaksanakan dengan  prosedur yang baik, maka efek samping dapat diperkecil.”

Ibu Tiara : “Baiklah sus, terimakasih atas informasinya. Nanti saya diskusikan dahulu dengan anggota keluarga lainnya.”

Perawat Made : “Sama-sama bu, dan untuk Feri semoga lekas sembuh ya.” Tiara : “Iya sus, terimakasih.”

Keesokan harinya

Ibu Feri : “Saya telah mendiskusikan dengan keluarga yang lain sus, kami setuju untuk dilakukannya operasi usus buntu kepada Feri.”

Perawat Made : “Baiklah bu, sebelum operasi dilakukan saya akan memberikan  surat  persetujuan untuk operasi yang harus ditandatangani oleh ibu.”

Ibu Feri : “Baik suster.”

Prolog:

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan

(15)

membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap  pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam  pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong, 2007)

1.

Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.

2.

Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.

3.

Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.

4.

Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar  profesi kesehatan

5.

Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.

(16)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan  bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara

klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)

Perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena  pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada  pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Mubaraq, Z. 2011. Peran Perawat (online).

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24955/4/chapter%2011.pdf )

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan  Keputusan. Seri Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di  Rumah Sakit . Depkes, Jakarta.

Mantra, 1986. Dasar-dasar Komunikasi. Pusat Penyuluhan Kesehatan Departememen Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional . Jakarta, Widya Medika, 2004.

Baharudin. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Cetakan I, Jakarta, Rineka Cipta, 2000.

Ismani. Etika Keperawatan. Jakarta, Widya Medika, 2001.

Kusnanto. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional . Jakarta, EGC, 2004.

Priharjo. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarat, Kanisius, 1995.

Potter, PA. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa, Yasmin Asih, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

This research has the aims: (1) to determine the learning goals are aimed in each speaking coursebook; (2) to investigate the extent do such content of the books

Laporan Tugas Akhir Kuliah Kerja Media yang berjudul ” AKTIVITAS HUMAS PATRA SEMARANG HOTEL & CONVENTION DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN OCCUPANCY ”

Pada gambar 4.29 menampilkan urutan state edit pemilik yang berawal dari halaman kelola user dibuka, data diubah sampai data kemudian ditampilkan. mulai

Dengan sudut pandang tersebut, pengarang bebas untuk menonjolkan setiap tokoh secara detail; dan (3) terdapat nilai-nilai pendidikan dalam novel 5Cm yang dibedakan dalam (a)

Pada percobaan uji kelarutan lemak pada pelarut organik (alkohol campuran alkohol, dan asam asetat) dan pelarut basa (NaOH, SDS, Detergent dan sabun colek), pelarut yang paling

Ancaman Kenaikan Muka Laut – jika Keputusan Menteri No.14/2003 Soal ketidak layakan rencana reklamasi dan Revitalisasi Pantai utara Jakarta di lahan seluas 2.700 hektar.

Melalui teori struktural tersebut dalam penelitian ini dapat diungkapkan segi intrinsik meliputi alur, penokohan, latar, serta tema dan amanat yang membentuk karya sastra,

Dalam hal ini, madrasah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.madrasah dan masyarakat memiliki hubungan yang